You are on page 1of 1

Kita dan Interaksi Rasa

Berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang bukan aku sangatlah bermanfaat bagi pribadi kita jika kita
bisa merespon dan menjalaninya dengan sikap kontemplatif. Siapapun itu yang dimaksud dengan yang bukan
aku, entah itu saudara kandung kita, entah itu orang tua kita, entah itu famili kita, entah itu teman-teman kita,
entah itu tetangga kita, bahkan orang gila sekalipun. Bahkan dalam kadar tertentu berinteraksi dengan hewan atau
lebih luasnya dengan alam pun bisa sangat bermanfaat.
Manfaat yang secara langsung dapat kita miliki adalah adanya pengalaman akan yang beda yang kita
peroleh. Maksudnya adalah setiap kita melakukan interaksi dengan yang bukan-kita kita memperoleh rangsangan
dari yang bukan kita baik dalam bentuk perilaku mereka yang kita lihat, pendapat yang mereka utarakan, emosi
yang mereka keluarkan, ataupun tubuh dan wajah yang mereka miliki yang terindera oleh kita. Setiap rangsangan
yang kita peroleh akan membuahkan suatu pengalaman dalam diri kita yang bisa tersimpan dalam otak kita.
Rangsangan yang ada tersebut, baik secara sadar maupun tidak akan menjadikan kita merespon balik atau
memberikan tanggapan kepada mereka yang memberi rangsangan. Dari respon yang kita keluarkan, jika kita bisa
dengan sadar meluangkan waktu sejenak untuk berkontemplasi atau berenung, maka kita akan dapat membaca
dan menilai diri kita sendiri. Apakah respon balik kita tersebut sudah merupakan respon yang paling sesuai
dengan kondisi dan situasi atau tidak? Apakah kita memperoleh pelajaran dari kejadian interaksi tersebut atau
tidak?
Ketika kita melihat orang gila misalnya, jika kita mau merenung sejenak, kita akan menyadari respon kita
terhadapnya, apakah kita ketakutan atau malah menertawakannya? Apakah kita menilai bahwa mereka memang
benar-benar gila ataukah mereka hanya sedikit gila? Kita juga memperoleh pengetahuan dari pengalaman jika
kita misalnya berinteraksi dengan orang gila melalui bahasa kata. Kita bisa menilai dan meraba-raba apa
penyebab mereka menjadi gila. Kenapa mereka kita anggap gila? Kegilaan macam apa yang menjadikan mereka
kita cap sebagai orang gila? Dan sebagainya.
Berinteraksi dengan alam misalnya kita akan memperoleh suatu pengalaman mengenai alam itu sendiri
yang terindera oleh kita. Alam pegunungan yang sejuk yang menjadikan kita merasa nyaman dan tenang. Alam
kota yang sumpek dan panas yang menjadikan kita merasa gerah dan supek. Alam hutan yang hijau yang
mejadikan mata kita takjub akan keindahannya atau pun alam gunung sampah yang membuat mata takjub akan
kejelekannya.
Segala yang kita alami akan sangat berguna bagi kita untuk membentuk diri kita sebagai manusia.
Perenungan akan sangat berguna untuk membentuk pribadi kita. Kita akan terus mengkita dan menjadi kita.
Mengalami adalah segalanya. Mengalami adalah sebuah keindahan. Dan dengan kesadaran serta pemikiran yang
kita miliki kita bisa membuat diri membaik secara terus-menerus.

Pondok Berhimpun
Purwokerto, 7 Desember 2011

You might also like