You are on page 1of 22

MODUL OBGYN

tutor 3
FASILITATOR : Dr. Zaidulfar Sp,An
ANGGOTA :
SULASTRI
RILYA DEMARDI
HASANAH TARI MORCHE
VINA SURI OKTORAMELIAN
NOFLIANA RISMA E.S
INDAH FITRI OKTA
SEPTA ADRI R
DEVIANA YUNITA SARI
RETNO WIDI ASTUTI
POPI KOMALASARI
MODUL OBGYN
2. HPP
Seorang ibu baru saja melahirkan di
Ruang KB, anak ke-4 BB =4000gr hidup,
dg bidan HPP, dikonsulkan ke dokter
jaga RS. Siti Rahmah, plasenta lahir
BB=600gr.(belum dicek).
STEP I : CLARIFY UNFAMILIAR TERMS

Ruang KB Ruang bersalin
BB bayi 4000gr (besar), Normal 2,5- 3 kg
HPP (Hemoragik Post Paartum)
perdarahan sesudah persalinan
yang melebihi 500ml.
Plasenta lahir dengan BB 600gr
STEP II : DEFINE THE PROBLEMS

1. Apa penyebab terjadinya HPP ?
2. Apa pemeriksaan awal yang dapat dilakukan
pada pasien dalam trigger ?
3. Apa pemeriksaan fisik, lab dan penunjang pada
pasien ?
4. Bagaimana upaya kita menangani pasien
dengan bayi BB 4kg yang mungkin akan
menyebabkan atonia uteri dan laserasi ?
STEP III : BRAINSTROM POSSIBLE HYPOTHESIS OR
EXPLANATION

1. Kemunkinan terjadi : Laserasi jalan lahir, Atonia
uteri, tinggalnya ataau adanya sisa plasenta.
2. Pemeriksaan kontraksi uteri, jika lembek berarti
kontraksi tidak ada perdarahan
3. Pemeriksaan fisik :
- inspeksi = sesak, pucat, anemia
- palpasi = lihat ada / tidaknya kontraksi uterus
(+) keras & (-) lembek
STEP IV : ARRANGE EXPLANATION INTO A
TENTATIVE SOLUTION











ANAMNESA
-Melahirkan dg bidan
-Anak ke-4
-BB bayi 4kg (besar)
-Perdarahan stlh melahirkan

PENATALAKSANAAN
-ATONIA UTERI
-LASERASI JALAN LAHIR
-SISA PLASENTA
PEMERIKSAAN
-BB plasenta 600gr
-BB bayi 4kg
DIAGNOSA
HEMORAGIK POST
PARTUM
DIAGNOSA ETIOLOGI
PROGNOSA
UPAYA
PENCEGAHAN
STEP V : DEFINE LEARNING OBJECTIVES

HPP
1. DIAGNOSA :
- Anamnesa
- Pemeriksaan ( fisik, lab, penunjang)
2. ETIOLOGI
3. PENATALAKSANAAN AWAL JIKA :
- Atonia uteri
- Laserasi jalan lahir
- Sisa plasenta
4. PROGNOSA HPP
5. UPAYA PENCEGAHAN HPP



STEP VI :
GATHER INFORMATION AND PRIVATE STUDY
STEP VII : SHERE THE RESULTS OF INFORMATION
GATHERING AND PRIVATE STUDY



HPP ( HEMORAGIK POST PARTUM).
yaitu perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir.
Menurut waktu terjadinya dibagi 2, yaitu :
a. Perdarahan post partum primer.
merupakan perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah
anak lahir.
b. Perdarahan post partum sekunder,
merupakan perdarahan yang terjadi setelah 24 jam,
biasanya antara hari ke 5 sampai 15 post partum.

Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam
menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum, yaitu :
1.Penghentian perdarahan
2.Jaga jangan sampai timbul syok
3.Penggantian darah yang hilang.

1. DIAGNOSA

a) Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan
tinggi fundus uteri. Bila fundus tinggi, apakah
uterus lunak ? Uterus yang berkontraksi baik
berlawanan dg atoni.
b) Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah
lengkap atau tidak
c) Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :
- sisa plesenta dan ketuban
- robekan rahim
- plasenta suksenturiata

d) Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks,
vagina dan varises yang pecah.
e) Pemeriksaan laboratorium : periksa darah, Hb,
clot observation test (COT). Dan lain lain.




2. ETIOLOGI HPP
1. Atonia Uteri
faktor predisposisinya antara lain :
- Umur yang terlalu muda atau terlalu tua
- Paritas : sering dijumpai pada multipara dan
grandemultipara.
- Partus lama dan partus terlambat
- Uterus terlalu regang dan besar, misal pada
janin besar
- Kelainan pada uterus, spt uterus couvelair pada
solusio plesenta.
- Faktor sosio ekonomi, yaitu malnutrisi.
2. Sisa plasenta dan selaput ketuban
3. Jalan lahir; Robekan perineum, vagina serviks,
forniks dan rahim.
4. Penyakit darah
kelainan pembekuan darah misalnya
hipofibrinogenemia yang sering dijumpai
pada :
- Perdarahan yang banyak
- Solusio plasenta
- Kematian janin yang lama dalam kandungan
- Infeksi, hepatitis, dan septik syok.
3. PENATALAKSANAAN AWAL
A. ATONIA UTERI
Tanda :
Uterus lembek, melebar, tidak bereaksi terhadap rangsangan.
Bila uterus diangkat, jatuh kembali secara bebas.
Bila plasenta belum lepas, jangan lepaskan dalam keadaan ini.

Penatalaksanaan :
o Massage (mengurut rahim) dan memasang gurita.
o Uterotonika (infus 10-100 IU dalam 500 ml RL, injeksi
methergin 1 ampul dapat diulang 4 jam kemudian )
o Kompresi bimanual
o Tampon uterovaginal ( 24 jam )
o Metode henkel (menjepit cabang a. uterina ki-ka mllui vagina).
o Operatif : - ligasi a. uterina / a hipogastrica
- Histerektomi

3. PENATALAKSANAAN AWAL

B. LASERASI JALAN LAHIR
Merupakan diskontinuitas jaringan tubuh
yang disebabkan oleh trauma proses persalinan
atau tindakan yang diterapkan, yang terjadi pada
serviks, vagina, vulva, dan perineum.
Penatalaksanaan :
Hecting ( vaginoplasty, perineoplasty ),




3. PENATALAKSANAAN AWAL
C. SISA PLASENTA
Gejala dan tanda :
perdarahan pasca persalinan, ( biasanya setelah 6-10 hari pasien kembali ketempat
bersalin ) dg sub-involusi uteri plasenta tidak lengkap/ utuh saat dilahirkan.
Penatalaksanaannya :
Berikan antibiotika kombinasi
- Ampisilin 1g IV, dilanjutkan dg ampisilin 3x1 g/oral
- Metronidazol 1g suppositoria, dilanjutkan metronidazo 3x500
mg/oral.
Jika serviks terbuka : lakukan eksplorasi digital untk
mengeluarkan bekuan darah atau jaringan.
Jika serviks hanya dapat dilalui instrumen : lakukan evakuasi
sisa plasenta dengan AVM/kuretase.
Jika kadar Hb <8 g% - berikan tranfusi darah.
jika kadar Hb >8 g% -sulfat ferous 600 mg/hari/oral selama 10
hari.
3, PROGNOSA
HPP masih merupakan ancaman yang tidak
terduga, karena kasus ini adalah salah penyebab
kematian ibu yang terpenting. Tapi HPP tidak
membawa kematian pada ibu bersalin apabila
kesadaran masyarakat tentang hal ini sudah tinggi
dan dalam klinik tersedia banyak darah dan cairan
serta fasilitas lainnya.
5. UPAYA PENCEGAHAN
Mencegah ataupun bersiap siaga pada kasus
yang akan terjadinya perdarahan sangatlah
penting. Tindakan pencegahan tidak hanya
dilakukan saat bersalin saja, namun sudah dimulai
semenjak ibu hamil dengan melakukan antenatal
care yang baik. Ibu yang memiliki predisposisi HPP
sangat dianjurkan untuk melakukan persalinan di
Rumah Sakit. Sambil mengawasi persalinan,
dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-
obatan penguat rahim (uterotonika).
KESIMPULAN
HPP yaitu perdarahan lebih dari 500-600 ml
dalam masa 24 jam setelah anak lahir.
Kemungkinan yang terjadi adalah atonia uteri,
laserasi jalan lahir, dan sisa plasenta. Prognosa
pada kasus ini baik apabila kesadaran masyarakat
tentang kasus ini telah tinggi dan diklinik tersedia
fasilitas dan obat-obat yang diperlukan. Tindakan
pencegahan dapat dilakukan mulai dari ibu hamil
dengan cara antenatal care yang baik.

You might also like