You are on page 1of 7

KAFEIN

Nama kimia 1,3,7


Nomor CAS registri 02/08/58
Rumus C 8 H 10 N 4 O 2
Massa molar 194,19 g / mol
Lebur 234-236,5 C
Titik didih 178 C (menyublim)
Keasaman 10.4
Kepadatan 1,2 g / cm
3


Kafein (sebagai tanaman Coffea arabica , Ceko kopi Arab) adalah alkaloid
positif yang merangsang sistem saraf pusat dan jantung aktivitas. Kafein mungkin
merupakan stimulan paling luas di dunia yang digunakan sebagai obat . Kafein
termasuk dalam kelompok purin, metil xantin derivatif, termasuk theobromine (
kakao ) dan teofilin
Kafein adalah zat, pahit kristal putih - xanthinov alkaloid, yang juga
merupakan obat stimulan psikoaktif. Kafein ditemukan oleh kimiawan Jerman
Ferdinand Runge di 1819 . Ia menemukan nama baru untuk zat kafein, bahan kimia
aktif dalam kopi (Kafein dalam bahasa Inggris). Kafein juga terdapat dalam
senyawa kimia dan tidak larut kompleks guaranine , yang terkandung dalam
tanaman guarana di mateinu terkandung dalam pasangan , dan theine , yang
meliputi teh . Guarana, sobat teh dan menyembunyikan alkaloid lain seperti:
kardiostimulans theoffylin dan theobromine senyawa kimia dan lainnya seperti
polifenol , yang dapat membentuk kompleks tak larut dengan kafein.
Kafein ditemukan dalam berbagai jumlah dalam biji , daun dan buah-buahan
tertentu tanaman , tanaman di mana ia berfungsi sebagai alam pestisida -
melumpuhkan dan membunuh beberapa serangga yang memakan bagian tanaman.
Paling sering kita temui dia di biji kopi dan daun teh .
Pada manusia kafein bertindak sebagai stimulator dari sistem saraf pusat
(SSP), untuk sementara mengurangi kelelahan kewaspadaan dan terjaga. Minuman
yang mengandung kafein seperti kopi , teh , soda dan minuman energi menikmati
popularitas besar. Ini adalah zat psikoaktif paling populer di dunia, tapi tidak
seperti yang lain adalah hukum dan yang dijual tidak diatur oleh batasan. Di
Amerika Utara mengkonsumsi kafein 90% dari populasi orang dewasa sehari-hari.
AS Food and Drug Administration (FDA) terdaftar sebagai zat yang aman (setara
Amerika Ceko Negara Institut Kesehatan ).
Kofein bersifat termostabil sehingga ekstraksi dapat dilakukan dengan cara refluks atau digesti. Penambahan MgO
dapat memisahkan kofein dari senyawa senyawa yang tidak diinginkan misalnya tanin. Jika konsentrasi basa terlalu tinggi
dapat merusak kofein menjadi koefeedin. Penambahan asam sulfat untuk mengendapkan MgO yang tidak tersaring dengan
menbentuk garam. Kofein dalam fase cair diekstraksi dengan kloroform karena dalam suasana asam kelarutan kofein dalam
kloroform lebih besar dari kelarutan dalam air. Kofein yang terekstraksi dalam kloroform dicuci dengan NaOH untuk
menghilangkan warna alaminya juga untuk menetralkan kelebihan H2SO4. Kofein pada manusia mempunyai efek stimulasi SSP,
relaksasi otot bronkus dan diuretik.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi, diantaranya (Kirk-Othmer, 1998):
a) Suhu
Kelarutan bahan yang diekstraksi dan difusivitas biasanya akan meningkat dengan meningkatnya suhu, sehingga diperoleh laju
ekstraksi yang tinggi. Pada beberapa kasus, batas atas untuk suhu operasi ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
perlunya menghindari reaksi samping yang tidak diinginkan.
b) Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel, semakin besar luas bidang kontak antara padatan dan solven, serta semakin pendek jalur
difusinya, yang menjadikan laju transfer massa semakin tinggi.
c) Faktor solven
Kafein biasanya diisolasi dengan ekstraksi menggunakan solven organik, dan kondisi ekstraksi (solven, suhu, waktu, pH, dan
rasio komposisi solven dengan bahan) dapat mempengaruhi efisiensi ekstraksi kafein (Perva U et al., 2006)

DAFTAR PUSTAKA :
1. http://parkir-setia.blogspot.com/01/04/2012/08:00
2. http://cs.wikipedia.org/wiki/Kofein/01/04/2012/0845

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis
oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dengan detector fototube.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari
absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh
suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
Untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek
kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.

Spektrofotometri dikenal menjadi dua kelompok utama, yaitu spektofotometri atom dan spektrofotometri molekular.
Dasar dari spektrofotometri atom adalah tingkat energi elektron valensi suatu atom atau unsur. Dasar
spektrofotometri molekul adalah tingkat molekul yang melibatkan energi elektronik, energi vibrasi, dan energi
rotasi.



Spektra absorbansi dari spektrofotometri atom lebih sederhana daripada spektra molekulnya karena keadaan energi
elektronik tidak mempunyai sub tingkatan vibrasi-rotasi. Jadi, spektra absorbansi atom terdiri dari garis-garis yang
jauh lebih tajam daripada pita-pita yang diamati dalam spektroskopi molekuler.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Menurut Is Fatimah (2003) Metode spektrofotometri merupakan salah satu metode yang cukup sensitif untuk
mendeteksi analitfenol dalam konsentrasi yang rendah. Akan tetapi, metode spektrofotometri ini memiliki
kelemahan pada pendeteksianan alit jika analit berada pada sampel air yang mengandung banyak ion pengganggu.
Interferensi ion dan senyawa pengganggu dalam sampel dapat menyebabkan kesalahan deteksi,s ehingga Zerapan
radiasi dapat berasal dari pengganggu.Hal ini tentu akan menyebabkan kesalahananalisis, terutama untuk analisis
kuantitatif. Terlebih lagi dalam analisis fenol, sampel terlarut dalam akuades biasanya akan memberikan respon
yang kurang bagus karena adanya pengaruh matriks larutan.

Untuk meminimalkan kesalahan analisis dalam spektrofotometri, telah dilakukan beberapa pengembangan metode,
antara lain dengan penggunaan spektrofotometri derivatif. Spektrofotometri derivatif didasarkan pada penurunan
fungsi spectra yang diperoleh dari satu analit dengan tujuan meminimalkan gangguan penyerap spektra. Derivatisasi
(penurunan) spektrum ini dapat digunakan untuk meminimalisasi efek matrik dalam analit. Spektrofotometri
derivatif merupakan metode manipulatif terhadap spektra pada spektrofotometri ultraviolet dan cahaya tampak
(Harianto & yenti, 2006)

Spektrofotometer sangat berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energi cahaya oleh suatu
sistem kimia sebagai fungsi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari suatu unsur atau senyawa.
Konsentrasi unsur atau senyawa dapat dihitung dengan menggunakan kurva standar yang diukur pada panjang
gelombang absorban tersebut, yaitu panjang gelombang yang diperoleh dari hasil nilai absorbansi yang tertinggi.
Spektrum absorban selain bergantung pada sifat dasar kimia, juga bergantung pada faktor-faktor lain. Perubahan
pelarut sering menghasilkan pergesaran dari pta absorbansi. Larutan pembanding dalam spektrofotometri pada
umumnya adalah pelarut murni atau suatu larutan blanko yang mengandung sedikit zat yang akan ditetapkan atau
tidak sama sekali.

Metode Praktikum
Bahan :
1. Pewarna makanan 10, 50, 100, 1000, 5000, 10000 ppm
2. Aquades

Alat :
1. pektrofotometer cole-parmer 2100 uv
2. Gelas ukurA
3. Cuvet

Cara Kerja :
Ada 3 operasi dasar yang dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pemanasan Spektrofotomete dan cek %T
Dinyalakan alat spektrofotometer dengan menekan tombol power (IO). Dibiarkan selama 15 menit
bagi alat untuk proses pemanasan sehingga alat stabil pada saat digunakan.
Dipilih baik T (mode transmittance) atau A (mode absorbane) dengan menekan tombol MODE sampai
cahaya merah menyala untuk T atau A.
Dipilih panjang gelombang yang diinginkan dengan menekan tombol WAVELENGTH CONTROL secara
tepat. Setiap saat jika panjang gelombang diubah, maka Data Display Screen akan menampilkan BLA. Ini sebagai
pengingat bahwa perlu menekan tombol 0A/100%T untuk menetapkan blanko.


b. Penyiapan Sampel

Dibuat larutan blanko dengan mengisi cuvet setengah penuh isinya dengan akuades atau larutan yang
spesifik. Dibersihkan cuvet dengan kertas tisu untuk menghilangkan bekas jari tangan atau tetesan cairan.
Dimasukkan cuvet blanko ke satu sel dari 4 posisi pemegang cuvet. Tekan atau tarik Knob Kontrol
Pemegang Cuvet sehingga cuvet berada pada jalur cahaya. Ditutup penutupnya.
Diatur 0,000A atau 100%T dengan tombol 0A/100%T.
Diambil cuvet blanko jika menguji lebih dari 3 sampel. Diatur kembali blanko jika nanti akan mengubah
panjang gelombang dengan tombol 0A/100%T.


c. Analisis Sampel
Dibilas cuvet kedua dengan sedikit cairan sampel yang akan diuji. Diisi cuvet setengah penuh dan dilap
permukaan cuvet supaya kering.
Diletakkan cuvet sampel pada bagian sampel. Ditutup penutupnya.
Dibaca T atau A dari Data Display Screen. Jika pembacaan lebih dari 1 cuvet, maka diyakinkan dengan
hati-hati memindah tempat cuvet ke posisi berikutnya dengan menarik Knob Kontrol Pemegang Cuvet sampai
terasa/terdengar klik pada tempatnya. Dicatat hasil pengujian untuk setiap sampel dan diambil cuvet sampel.
Diulangi langkah 3-10 untuk setiap panjang gelombang, jika menguji sampel yang sama pada panjang
gelombang yang berbeda.
Diulangi langkah ke 2-11, untuk setiap sampel baru yang dianalisa.




BAB III

Hasil dan Pembahasan

Dari Prakktikumm yang kami lakukan tentang cara mengoprasikan spektrofotometri dengan menggunakan conntoh
pakan , menggunaakan mesin spektrofotometri cole-parmer 2100 uv.
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan dalam praktikum, cara kerja spektrofotometri sebagai berikut :
1. Nyalakan alat spektrofotometer dengan menekan tombol power (IO). Biarkan selama 15 menit
bagi alat untuk proses pemanasan sehingga alat stabil pada saat digunakan.
2. Pilih baik T (mode transmittance) atau A (mode Absorbance) dengan menekan tombol MODE
sampai cahaya merah menyala untuk T atau A.
3. Pilih panjang gelombang yang diinginkan dengan menekan tombol WAVELENGTH CONTROL
secara tepat. Setiap saat jika panjang gelombang diubah, maka Data Display Screen akan menampilkan
BLA. Ini sebagai pengingat bahwa perlu menekan tombol 0A/100%T untuk menetapkan blanko.
4. Buat larutan blanko dengan mengisi cuvet setengah penuh isinya dengan akuades atau larutan
yang spesifik. Bersihkan cuvet dengan kertas tisu untuk menghilangkan bekas jari tangan atau tetesan
cairan.
5. Masukkan cuvet blanko ke satu sel dari 4 posisi pemegang cuvet. Tekan atau tarik Knob Kontrol
Pemegang Cuvet sehingga cuvet berada pada jalur cahaya. Tutup penutupnya.
6. Atur 0,000A atau 100%T dengan tombol 0A/100%T.
7. Ambil cuvet blanko jika menguji lebih dari 3 sampel. Atur kembali blanko jika nanti akan
mengubah panjang gelombang dengan tombol 0A/100%T.
8. Bilas cuvet kedua dengan sedikit cairan sampel yang akan diuji. Isi cuvet setengah penuh dan lap
permukaan cuvet supaya kering.
9. Letakkan cuvet sampel pada bagian sampel. Tutup penutupnya.
10. Baca T atau A dari Data Display Screen. Jika pembacaan lebih dari 1 cuvet, maka yakinkan
dengan hati-hati memindah tempat cuvet ke posisi berikutnya dengan menarik Knob Kontrol Pemegang
Cuvet sampai terasa/terdengar klik pada tempatnya. Catat hasil pengujian untuk setiap sampel dan ambil
cuvet sampel.
11. Jika menguji sampel yang sama pada panjang gelombang yang berbeda, ulangi langkah 3-10
untuk setiap panjang gelombang.
12. Untuk setiap sampel baru yang dianalisis, ulangi langkah ke 2-11.


Prinsip kerjaa dari spektrofotmetri ini adalah dengan memacarkan gelbang antara halogen da monokromator maka
sammpel yang beeraa dalam cuvet dideteksi atau dibaca oleh detector sehhinngga haasil dari glombangnya dapat
dilihat

Konsentrasi unsur atau senyawa dapat dihitung dengan menggunakan kurva standar yang diukur pada panjang
gelombang absorban tersebut, yaitu panjang gelombang yang diperoleh dari hasil nilai absorbansi yang tertinggi.
Spektrum absorban selain bergantung pada sifat dasar kimia, juga bergantung pada faktor-faktor lain. Perubahan
pelarut sering menghasilkan pergesaran dari pta absorbansi. Larutan pembanding dalam spektrofotometri pada
umumnya adalah pelarut murni atau suatu larutan blanko yang mengandung sedikit zat yang akan ditetapkan atau
tidak sama sekali.




Menurut Is Fatimah (2003) Dalamanalisis spektrofotometri secara umum,dapat digunakan metode Analisis
kuantitatif menggunakan kurva baku maupun standard adisi. Analisis sampel Menggunakan kurva baku didasarkan
pada kesesuaian responabsorbansi yang Di hasilkan oleh larutan baku (standard) dan sampel.Sedangkan dalam
metode adisi,konsentrasi sampel diperoleh dari intrapolasi kurva yang di peroleh melalui respon absorbansi dari
sederetan larutan yang mengandung sampel.Dalam analisis sampel secarakuantitatif,pemilihan metode analisis
tersebut perlu di perhatikan.





Dengan rumus perhitungan Y=ax+b
X= y-b
a



Hasil pengamatan yang kami lakukan menggunakan spektrofotometri 2100 yang sudah sering digunakan. Cara kerja
yang kami lakukan juga sesuai dengan literatur yang ada sesuai dengan tinjauan pustaka


BAB IV
PENUTUP


Kesimpulan

Spektrofotometer sangat berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energi cahaya oleh suatu
sistem kimia sebagai fungsi panjang gelombang dengan absorban maksimum dari suatu unsur atau senyawa.
Konsentrasi unsur atau senyawa dapat dihitung dengan menggunakan kurva standar yang diukur pada panjang
gelombang absorban tersebut, yaitu panjang gelombang yang diperoleh dari hasil nilai absorbansi yang tertinggi.
Spektrum absorban selain bergantung pada sifat dasar kimia, juga bergantung pada faktor-faktor lain. Perubahan
pelarut sering menghasilkan pergesaran dari pta absorbansi. Larutan pembanding dalam spektrofotometri pada
umumnya adalah pelarut murni atau suatu larutan blanko yang mengandung sedikit zat yang akan ditetapkan atau
tidak sama sekali.

SARAN
Dalam pratikum kita harus mengetahui prosedur kerjanya dahulu apalagi tentag penggunaann mesin
spektrofotometri . agar hasil dan anilisdapat diperoleh dengan baik. Sebaiknya sebellum praktikum diperkenankan
untuk mngetahui prinsip kerja dari meesin spektrofotogmeetri







DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Peralatan Analisis Spektrofotometer. http:// Spektrofotometri-Spektrofotometer-UV-Vis.htm Di
Akses Tanggal 22 Mei 2011.
Anonymous. 2010. Spektrofotometri UV-Vis. /Cara Prosedur Umum Penggunaan Spektrofotometer UV dan Sinar
Tampak.htm Diakses pada 22 Mei 2011
Riyadi, Wahyu. 2009. Macam Sperktrofotometri Dan Perbedaannya. http: Spektroskopi_inframerah.htm . Di Akses
Tanggal 22 Mei 2011.
Is Fatimah 2003. ANALISIS FENOL DALAM SAMPEL AIR MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF, LOGIKA, Vol. 9, No. 10, Maret ISSN: 1410-2315

You might also like