Professional Documents
Culture Documents
Bagikan
Oleh karena itu jika pemimpin negeri hasil Pilpres mendatang hanya
bersemboyan akan meneruskan langkah-langkah sebagaimana periode
sebelumnya, maka jelas tidak akan membawa perubahan apa-apa.
Bolehlah pada periode yang lalu, siapapun bisa memahami terhadap
keterbatasan prestasi yang diraih pemerintah. Siapapun tidak menutup
mata, bahwa pada periode itu pemerintah disibukkan oleh berbagai
musibah yang luar biasa, mulai dari tsunami, gempa bumi nias dan
juga silih berganti terjadi gunung meletus, banjir, berbagai jenis
penyakit timbul di mana-mana, kelaparan dan seterusnya. Belum lagi,
persoalan itu masih diperberat dengan kenaikan drastis harga minyak
dan disusul oleh krisis sekonomi dunia, semua itu menambah beban
pemerintah. Atas semua itu, kita kemudian menjadi maklum dan
mengakui bahwa semua persoalan itu berhasil diselesaikan. Namun
pada periode mendatang, pemerintah tidak boleh hanya memiliki
strategi yang biasa-biasa, tatkala harus menghadapi persoalan bangsa
yang tidak biasa ini.
Jika bangsa ini serius, ingin mengurangi kemiskinan maka harus berani
mengambil kebijakan yang luar biasa, radikal, mendasar, menyeluruh
dan tidak boleh hanya biasa-biasa saja. Kalau boleh saya katakan,
pemerintah harus berani mengambil keputusan yang yang serba luar
biasa. Pemerintah, kalau perlu, tidak boleh hanya menunggu
kesepakatan. Kesepakatan bersama lazimnya sulit diraih dan berakibat
menjadi terlalu lambat. Cobalah lihat berbagai sidang tatkala akan
mengambil keputusan. Kesepakatan itu selalu memakan waktu lama,
sedangkan persoalannya sudah mendesak dipecahkan bahkan terlalu
akut. Keadaan seperti itu sesungguhnya wajar terjadi, karena masing-
masing orang peserta siding memiliki pemahaman, kecepatan berpikir,
kepedulian yang berbeda-beda. Beberapa di antara mereka memiliki
kapasitas unggul, kemampuan berpikir dan mengambil keputusan
cepat, sedangkan sebagian lainnya tidak seperti itu, sehingga harus
menunggu mereka yang berpikir lambat.
Mungkin apa yang dilakukan oleh Iran, selama ini, perlu dijadikan
acuan. Bukan dalam semangat perangnya, melainkan dalam hal
kepeduliannya terhadap sesama. Kepedulian terhadap sesama, di Iran
dikembangkan melalui tradisi mengeluarkan sebagian harta sebesar
20 % dari kelebihan penghasilan setiap orang atau juga lembaga apa
saja pada setiap tahunnya. Pengeluaran dana oleh masing-masing
orang atau badan usaha yang disebut dengan khumus itu kemudian
digunakan untuk kepentingan umat atau masyarakat, misalnya untuk
mengentaskan kemiskinan,-----bukan melestarikan dan memperkukuh
status kemiskinannya, membiayai pendidikan, membuka lapangan
kerja, dan lain-lain. Kiranya untuk menggerakkan bangsa ini, perlu
contoh. Andaikan misalnya, sekali lagi sebuah misal saja, segera
setelah dilantik, semua pemimpin dan tokoh negeri ini, bersedia
mendeklarasikan diri -----bukan sebatas menandatangani fakta
integritas, melainkan sanggup menyisihkan minimal 20 % dari
penghasilannya untuk kepentingan social, maka akan menjadi gerakan
yang luar biasa. Jika sampai hari ini muncul berbagai pendapat bahwa
zakat, ----apalagi tidak dikelola secara professional, ternyata tidak
mampu mengentaskan orang miskin, maka lewat tauladan para
pemimpin bangsa, menjadikan model ini sebagai alternative jawaban
lainnya yang luar biasa.
Saya yakin melalui contoh kecil ini saja, akan menjadi kekuatan
raksasa menggerakkan masyarakat untuk peduli social. Hanya
memang gerakan ini harus dimulai dari para pemimpinnya. Jika
gerakan itu dimulai dari presiden, wakil presiden, para Menteri,
anggota DPR, Direktur dan pemimpin BUMN, Gubernur dengan
berbagai jajarannya, Bupati, Wali kota, Para Pimpinan Perguruan
Tinggi, memberikan 20 % dari penghasilannya untuk kepentingan
social, maka akan menjadi gerakan dan bahkan akan menjadi revolusi
social dalam memberantas kemiskinan. Gerakan ini, sesungguhnya
jika kita cermat memahami juga memiliki makna lainnya, yakni
sekaligus mencegah terjadinya korupsi. Korupsi itu selalu tumbuh
dalam suasana kehidupan yang kering pengorbanan atau hampa jiwa
kepedulian social. Berawal dengan gerakan ini pula, sesungguhnya
banyak hal yang akan diraih, misalnya kepercayaan rakyat terhadap
lembaga pemerintahan akan segera tumbuh, menghilangkan jarak
yang semakin jauh antara si kaya dengan si miskin, menumbuhkan
semangat kebersamaan, mengurangi mental korup dan yang tidak
kalah pentingnya adalah membangun atau menumbuhkan suasana
cinta kasih di antara seluruh warga bangsa ini. Selain itu, jika hal kecil
ini saja bisa dilakukan, maka akan tampak banwa para pemimpin
bangsa ini memang serius. Wallahu a’lam.