You are on page 1of 11

1 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selam kurang lebih 20 tahun terakhir ini, wacana hukum ekonomi ditandai
dengan pro dan kontra tentang monopoli dan persaingan tidak sehat lainnya. Banyak
kalangan yang secara terang-terangan meminta agar Indonesia segera membuat aturan-
aturan dengan melihat pengalaman-pengalaman negara-negara industri yang sudah
lama memberlakukannya, seperti Amerika, Jepang, dan masyarakat Ekonomi Eropa.
Tak bisa dibantah lagi bahwa undang-undang larangan praktik monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat itu perlu karena kita tidak ingin perekonomian negara ini
hanya dikuasai oleh segelintir orang atau pengusaha yang memiliki pangsa pasar yang
monopolistis dan persaingan tidak sehat lainnya. Struktur pasar yangdemikian itu tidak
hanya merugikan mekanisme pasar, yang seharusnya dituntut oleh kompetensi yang
sehat, tetapi juga akan merugikan pengusaha kecil dan terlebih lagi bagi konsumen.
Konsumen merasakan dampak yang sangat dominan ketika harga yang
ditawarkan para monopolis terlalu tinggi sedangkan produk tersebut sangat dibutuhkan.
Pada gilirannya yang rugi juga para buruh dan negara pasar pada akhirnya tidak dapat
berperan optimal.
Dalam jangka panjang, bila semua ini tidak diatasi sedini mungkin maka
struktur perekonomian kita akan diwarnai dengan kesenjangan yang tajamdan tidak
sehat. Untuk itu saya rasa sangat perlu sekali adanya campur tangan pemerintah dalam
mengatur pasar monopoli ini. Sebelumnya kita juga perlu mengetahui apakah
sebenarnya pasar monopoli ini, ciri-cirinya, penyebab terjadinya monopoli sehingga
kita akan mendapat sebuah gambaran bagaimana memberikan pengaturan terhadap
monopolis yang ada.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian pasar monopoli?
2. Apa sajakah ciri-ciri pasar monopoli?
3. Apa penyebab terjadinya monopoli?
4. Apa dampak dari pasar monopoli?
5. Apakah diskriminasi harga?
6. Bagaimana pemerintah mengatur pasar monopoli?
2 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pasar monopoli
Pasar Monopoli adalah situasi pasar dimana hanya ada satu penjual produk, dan
tidak ada produk lain yang menjadi pengganti (no substitutes) dari produk yang
diperdagangkan oleh si monopolis (monopolis adalah orang yang menjalankan
monopoli). Seluruh bagian pasar yang bersangkutan, dia sendirilah yang menguasainya,
dengan perkataan lain, di pasar itu tiada terdapat barang lain yang sejenis, sehingga si
monopolis tidak perlu mempertimbangkan pengaruh firma lain terhadap ketetapannya
mengenai harga maupun jumlah yang diperdagangkan. Mengingat akan hal itu dalam
pasar monopoli tidak ada pesaing bagi yang melakukannya.
Dalam kehidupan perekonomian faktual, jenis pasar monopoli ini sangat jarang
tidak mendapat persaingan dari penjual lain. Meskipun dalam suatu pasar misalnya
hanya terdapat satu penjual sehingga tidak ada pesaing secara langsung dari penjual
lain, tetapi penjual tunggal tersebut akan menghadapi persaingan secara tidak langsung
dari penjual lain yang mnghasilkan produk yang dapat merupakan alternatif produk
pengganti yang tidak sempurna.
Dalam hal ini kita bisa mengambil contoh PT. Kereta Api Indonesi (PT. KAI).
PT. KAI merupakan badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyelenggarakan jasa
transportasi darat. PT. KAI tidak menghadapi persaingan secara langsung dari
perusahaan kereta api lainnya karena samapi saat ini memang tidak ada penyelenggara
jasa transportasi darat kereta api dari swasta walaupun PT. KAI tidak mengalami
persaingan secara langsung tetapi PT. KAI akan menghadapi persaingan secara tidak
langsung dari jasa transportasi darat lainnya, misalnya bus. Kereta api jurusan
Yogyakarta-Surabaya tidak akan mendapat persaingan secara langsung dari kereta api
lainnya. Tetapi akan menghadapi persaingan secara tidak langsung dari bus-bus yang
melakukan perjalanan Yogyakarat-Surabaya, dan juga travel.
B. Ciri-ciri pasar monopoli
Pasar monopoli mempunyai beberapa ciri, diantaranya:
3 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

1. Di dalam pasar hanya terdapat satu penjual. Penjual tunggal berhak menguasai
pasar yang dimonoplinya, tanpa ada campur tangan dari pihak manapun.
2. Jenis barang yang diproduksi tidak ada penggantinya (no substitutes) yang mirip.
Barang yang ada dalam pasar monopoli tidak ada yang sama. Misalnya terdapat
monopoli sabun, maka disana hanya ada satu pedagang sabun dan tidak ada
pedagang sabun yang lain. tetapi jangan diartikan bahwa tidak ada pedagang lain
selain pedagang sabun, misalnya sepatu, rokok, kaset, dan sebagainya, tetap ada.
Sebab kesemua pedagang itu bukan merupakan substitut yang baik buat sabun.
3. Ada hambatan atau rintangan (barriers) bagi perusahaan baru yang akan masuk
dalam pasar monopoli. Faktor penghambat ini ada dua macam, yaitu faktor
penghambat teknis dan faktor penghambat legal.
a. Faktor Penghambat Teknis antara lain:
1) Apabila penjual tunggal menghasilkan dan menjual produk dengan kondisi
biaya marjinal (marginal cost atau MC) dan biaya rata-rata (Average Cost
atau AC) yang menurun pada berbagai kemungkinan tingkat produk.
Kondisi MC dan Ac yang menurun terjadi karena penjual dalam
menghasilkan produk menggunakan teknologi sehingga kegiatan produksi
menjadi efisien. Apabila penjual mampu menghasilkan produk dengan
MC dan AC yang menurun maka penjual dapat menjual produknya
dengan harga yang lebih murah. Harga yang lebih murah memaksa
penjual lain untuk keluar meninggalkan pasar tersebut dan apabila
monopoli sudah terbentuk akan menyulitkan penjuan lain untuk masuk ke
pasar tersebut karena penjual lain harus menghasilkan pada tingkat produk
yang relatif rendah yang akan mengakibatkan biaya produksi yang lebih
tinggi.
2) Terbatasnya pasar dibandingkan dengan skala produksi penjual.
Terbatasnya pasar akan memberikan ruang gerak yang sempit yang hanya
akan memberikan ruang hidup yang hanya cukup unuk satu penjual saja.
Oleh karena itu, dengan skala produksi penjual yang minimum tetapi
terdapat keterbatasan pasar sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi oleh
satu penjual saja.
3) Penguasaan faktor produksi strategis yang digunakan dalam menghasilkan
produk. Misalnya, diantara faktor produksi X1, X2, X3. yang berperan
4 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

penting dalam menghasilkan produk Q (faktor produksi strategis) adalah
X3. jadi apabila ada penjual yang mampu mendapatkan dan menguasai
faktor produksi X3 maka penjual tersebut akan menjadi satu-satunya
penjual yang mampu menghasilkan dan menjual produk Q. Dengan
demikian, di pasar hanya terdapat satu penjual produk Q.
b. Faktor pengahambat legal, antara lain:
1) Apabila penjual tunggal menghasilkan dan menjual produk dengan
pemberian hak monopoli oleh pemerintah untuk menghasilkan dan
menjual produk tersebut. Dengan pemberian hak monopoli tersebut maka
akan menutup kemungkinan penjual lain untuk menghasilkan dan menjual
produk tersebut.
2) Apabila penjual tunggal menghasilkan produk dengan pemberian hak
paten oleh pemerintah untuk menghasilkan produk tersebut. Hak paten
adalah hak yang diberikan pemerintah kepada seseorang atau produsen
yang telah berhasil menemukan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi
produsen, seperti menemukan cara berproduksi yang baru, menemukan
teknologi baru, dan menemukan faktor produksi baru. Pemberian hak
paten oleh pemerintah kepada penjual tersebut berarti akan menutup
kemungkinan penjual lain untuk menghasilkan produk tersebut. Pemberian
hak paten ini bisa dikatakan lebih bersifat perlindungan dari segi hukum
sebagai bentuk pengakuan terhadap karya seseorang.
3) Penjual tunggal menghasilkan produk dengan pemberian hak franchise
oleh penjual lain untuk menghasilkan produk dengan merk tersebut di
suatu wilayah. Hak franchise adalah hak yang diberikan oleh penjual lain
kepada penjual atau produsen untuk menghasilkan produk dengan merk
pemberi hak di suatu wilayah. Pemberian hak franchise oleh penjual lain
kepada suatu penjual dengan merk pemberi hak di suatu wilayah berarti
akan menutup kemungkinan penjual lainnya untuk menghasilkan produk
tersebut. Dengan demikian, produsen yang memiliki hak franchise akan
menjadi monopolis.
4) Penjual tunggal ini tidak dipengaruhi dan tidak mempengaruhi harga serta
output dari produk-produk lain yang dijual dalam perekonomian.
Namun demikian sangat sulit ditemui bahwa dalam suatu perekonomian
5 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

yang saling tergantung, ada seseorang yang dapat menjual suatu produk
yang tidak ada penggantinya. Tentu saja barang pengganti itu sangat
dimungkinkan ada walaupun bentuknya tidak mirip.

C. Penyebab terjadinya monopoli
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya monopoli, diantaranya:
1. Adanya penguasa bahan mentah (sumber daya) tertentu. Satu jenis produk tertentu
mungkin hanya dapat dihasilkan dengan menggunakan faktor produksi tertentu.
Misalnya, Perusahaan Listrik Negara (PLN). Karena listrik merupakan kebutuhan
vital masyarakat secara luas, maka penguasaan atau pengelolanya ditangani oleh
pemerintah seperti yang tercantum dalam UUD 1945. satu perusahaan yang memiliki
tanah atau hutan yang menghasilkan jenis kayu tertentu (ukir misalnya) maka
perusahaan tersebut mempunyai kedudukan monopoli untuk produksi kayu ukir.
2. Adanya penguasaan teknik produksi tertentu atau memiliki keunggulan teknologi.
Satu produsen yang memiliki teknik atau keunggulan teknologi jauh diatas calon
pesaingnya, untuk satu periode tertentu dapat mempunyai kedudukan monopoli.
Misalnya penguasaan teknik foto, dulu hanya da pada (kodak), sehingga sampai
sekarang orang sering menyebut tustel dengan sebutan kodak. Demikian pula dengan
IBM, untuk menyebut komputer. Selama teknik produksi tidak ada yang meniru,
maka pasar barang-barang tersebut akan dikuasai oleh si monopolis.
3. Adanya penguasaan hak patent untuk produk tertentu (merupakan unsur yuridis).
Untuk mendapatkan hak patent ini biasanya harus didahului oleh adanya suatu
penemuan. Satu produsen menemukan cara-cara produksi baru atau menghasilkan
produk jenis baru kemudian dimintakan hak patent pada pemerintah. Dalam hal ini
produsen mendapatkan monopoli untuk menghasilkan barang tersebut. Misalnya
Graham Bell untuk pesawat telepon dan Thomas Edison untuk bola lampu pijar. Hak
patent ini diberikan oleh departemen kehakiman dan mempunyai masa berlaku
tertentu. Selama jangka waktu tersebut maka tidak ada orang lain yang dapat
memproduksi barang yang sama, karena jika memproduksi maka akan dituntut ke
pengadilan.
6 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

4. Adanya lisensi (izin). Hal ini terjadi karena diperoleh secara institusional
(kelembagaan). Misalnya monopoli yang dipegang oleh PT ASTRA Internasional,
yaitu monopoli unutk perakitan dan penjualan mobil baru merk TOYOTA.
5. Adanya monopoli yang diperoleh secara alamiah (tidak perlu adanya hak patent atau
lisensi). Misalnya karena faktor luas pasar yang terlalu besar sehingga tidak
memungkinkan untuk dilayani oleh lebih dari satu penjual. Masuknya perusahaan
baru biasanya tidak akan menguntungkan, sebab perusahaan lama yang memegang
monopoli sudah mempunyai pengalaman yang lebih luas dan mempunyai kekayaan
non material atau good will dari masyarakat. Oleh sebab itu pendatang baru akan
dapat bertahan jika mempunyai teknologi yang lebih efisien..
D. Dampak pasar monopoli
Produsen monopolis seringkali mendapatkan cercaan dari masyarakat karena
banyak merugikan.
Beberapa kerugian yang dialami masyarakat antara lain: produsen monopolis
memperoleh keuntungan lebih (excess profit), memberikan layanan yang buruk dan
tidak ada reaksi, mengeksploitasi pembeli dan pemilik faktor produksi.
Dalam pasar monopoli yang hanya ada satu penjual dari suatu produk (barang
atau jasa) yang tidak mempunyai alternatif produk pengganti, penjual dalam pasar
monopoli harus menentukan tingkat harga jual yang dapat memaksimumkan
keuntungan.
Penentuan tingkat harga oleh produsen monopolis akan mengakibatkan
penerimaan keuntungan produsen yang lebih dari keuntungan normal karena menerima
keuntungan yang lebih besar daripada produsen lainnya. Disamping itu, karena tidak
ada produsen yang lain yang menghasilkan produk substitusi maka produsen monopolis
dapat saja dengan semaunya untuk tidak memperhatikan saran maupun kritik dari
pembeli. Sebagai contoh, kritik dan saran yang berkaitan dengan penigkatan kualitas
produk yang dihasilkan tidak akan memperoleh reaksi produsen monopolis karena
dengan kualitas yang seperti itupun tetap ada yang membeli produknya.
Sebagai produsen tunggal yang harus menentukan harga produk yang dihasilkan
(price maker), produsen monopolis dapat menentukan harga yang mahal dan akan
mengeksploitasi pembeli dan pemilik faktor produksi.
7 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

E. Diskriminasi harga
Diskriminasi harga merupakan kebijakan monopolis mengenai harga yang pada
dasarnya menetapkan harga yang berbeda kepada konsumen yang berbeda. Tujuan
pokoknya adalah untuk menaikkan jumlah keuntungan optimal. Jadi meskipun
monopolis mungkin tidak dapat keuntungan dari adanya kenaikan harga., maka ia dapat
memperoleh keuntungan dengan menetapkan berbagai tingkat harga pada produk yang
sama untuk konsumen yang berbeda.
Ada beberapa sarat yang harus dipenuhi agar kebijakan diskriminasi harga dapat
dilaksanakan, diantaranya:
1. Jika monopolis mampu memisah-misahkan pasar.Jika monopolis tidak mampu
memisah-misahkan pasar, maka para konsumen akan membeli di pasar yang
memiliki harga rendah, yang lama-kelamaan akan menaikkan harga dan menjualnya
dipasar yang memiliki harga tinggi, yang selanjutnya akan menurunkan harga.
Sehingga harga dalam kedua pasar itu akan menjadi sama.
2. Elastisitas permintaan pada setiap tingkat harga harus berbeda diantara kedua pasar
supaya diskriminasi harga tersebut menguntungkan. Diskriminasi harga dapat
dibedakan menjadi tiga:
a) Diskriminasi harga derajat ketiga. Yaitu jika monopolis menetapkan adanya 2
harga yang berbeda pada 2 segmen pasarnya.
b) Diskriminasi harga derajat kedua, yaitu jika monopolis menetapkan lebih dari 2
macam harga untuk lebih dari 2 segmen pasarnya.
c) Diskriminasi harga derajat pertama, yaitu jika berhasil menetapkan harga yang
berbeda untuk setiap pembelinya.

F. Pengatur pasar monopoli oleh pemerintah
Karena dalam monopoli kekuasaan pengusaha tunggal pada suatu pasar dapat
menjadi semakin besar, maka pemerintah ikut campur dalam sektor yang dikuasai oleh
monopolis tersebut untuk mencegah jangan sampai besarnya kekuasaan tersebut disalah
gunakan.
Ada beberapa pengaturan atau campur tangan pemerintah, antara lain:
8 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

1. Pemerintah dapat membuat undang undang yang melarang adanya monopoli dan
kolusi diantara para pengusaha yang mempunyai akibat yang sama dengan
monopoli.
2. Pemerintah dapat mengusahan sendiri bidang usaha ini. Misalnya pos, telepon, air,
listrik dan sebagainya di tempatkan dalam penguasaan pemerintah, agar
kepentingan masyarakat banyak selalu diperhatikan.
3. Pemerintah dapat menerapkan pajak progresif atas dasar kecilnya pangsa pasar
yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Seorang monopolis murni akan mendapat
beban tertinggi karena pangsa pasar yang dikuasainya adalah seratus persen.
4. Dengan menetapkan harga tertinggi.
Monopolis akan menetapkan harga sebesar PM dan menjual outputnya sebanyak
QM, maka pemerintah dapat menetapkan harga tertinggi sebesar P1 (sama dengan
biaya marginal), dan monopolis masih mendapat untung sebesar di atas normal. Dengan
demikian harga menjadi lebih rendah dan kuantitas menjadi lebih banyak, yaitu Q1.
konsumen pada keadaan demikian akan mendapatkan kesejahteraan yang semakin besar
dengan semakin besarnya surplus konsumen dan semakin besarnya kebutuhan yang
dapat dipenuhi karena persediaan barang dipasar yang mampu dibelinya semakin
besar.disamping itu, perluasan produksi akan menyebabkan perluasan kesempatan
kerja.
Jika usaha ini dikuasai pemerintah, mungkin pemerintah akan menetapkan harga
patokan setinggi P2 atau sama dengan biaya rata-rata. Pada harga P2 harga menjadi
lebih rendah sehingga akan terjangkau konsumen. Jumlah output menjadi lebih banyak
sehingga akan menaikan taraf kehidupan masyarakat. Kesempatan kerja juga akan
semakin meluas dengan semakin luasnya jumlah produksi.








9 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar Monopoli adalah situasi pasar dimana hanya ada satu penjual produk, dan
tidak ada produk lain yang menjadi pengganti (no substitutes) dari produk yang
diperdagangkan oleeh si monopolis (monopolis adalah orang yang menjalankan
monopoli). Ciri-ciri pasar monopoli yaitu:
1. Di dalam pasar hanya terdapat satu penjual.
2. Jenis barang yang diproduksi tidak ada penggantinya (no substitutes) yang mirip.
3. Ada hambatan atau rintangan (barriers) bagi perusahaan baru yang akan masuk
dalam pasar monopoli.
4. Penjual tunggal ini tidak dipengaruhi dan tidak mempengaruhi harga serta output
dari produk-produk lain yang dijual dalam perekonomian.
Penyebab terjadinya monopoli antara lain adalah: Adanya penguasa bahan mentah
(sumber daya) tertentu, Adanya penguasaan teknik produksi tertentu atau memiliki
keunggulan teknologi, Adanya penguasaan hak patent untuk produk tertentu
(merupakan unsur yuridis), Adanya lisensi (izin). Hal ini terjadi karena diperoleh
secara institusional (kelembagaan), Adanya monopoli yang diperoleh secara alamiah
(tidak perlu adanya hak patent atau lisensi).
Salah satu kebijakan monopolis dalam menentukan harga yaitu dengan
melakukan praktek diskriminasi harga. Diskriminasi harga merupakan penetapan harga
yang berbeda.Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga:
a. Diskriminasi harga derajat ketiga.
b. Diskriminasi harga derajat kedua.
c. Diskriminasi harga derajat pertama.
Ada beberapa pengaturan atau campur tangan pemerintah, antara lain:
1. Pemerintah dapat membuat undang undang yang melarang adanya monopoli dan
kolusi diantara para pengusaha yang mempunyai akibat yang sama dengan
monopoli.
10 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2

2. Pemerintah dapat mengusahan sendiri bidang usaha ini., agar kepentingan
masyarakat banyak selalu diperhatikan.
3. Pemerintah dapat menerapkan pajak progresif atas dasar kecilnya pangsa pasar yang
dimiliki oleh suatu perusahaan.
4. Dengan menetapkan harga tertinggi.




























11 | P A S A R M O N O P O L I K E L O M P O K 2


DAFTAR PUSTAKA
Endang S, Dkk, Ekonomi Mikro Pengantar, Yogyakarta: STIE YKPN, 2003.

Nopirin, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, Yogyakarta: BPFE, 2000.

Nuraini, Ida, Pengantar Ekonomi Mikro, Cetakan ke empat, Malang: UMM Pres,
2005.

Rosyidi, Suherman, Pengantar Teori Ekonomi, (Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro Dan Makro), Cetakan ke empat, Surabaya: Duta Jasa, 1991.

You might also like