Dokumen tersebut membahas tentang perbandingan jalur sepeda di Semarang, Indonesia dan Singapura. Jalur sepeda di Semarang belum efektif digunakan karena kurangnya regulasi dan sering digunakan sebagai tempat parkir. Sementara di Singapura, jalur sepeda diatur dengan baik beserta regulasi yang kuat sehingga banyak digunakan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang perbandingan jalur sepeda di Semarang, Indonesia dan Singapura. Jalur sepeda di Semarang belum efektif digunakan karena kurangnya regulasi dan sering digunakan sebagai tempat parkir. Sementara di Singapura, jalur sepeda diatur dengan baik beserta regulasi yang kuat sehingga banyak digunakan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang perbandingan jalur sepeda di Semarang, Indonesia dan Singapura. Jalur sepeda di Semarang belum efektif digunakan karena kurangnya regulasi dan sering digunakan sebagai tempat parkir. Sementara di Singapura, jalur sepeda diatur dengan baik beserta regulasi yang kuat sehingga banyak digunakan masyarakat.
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan TKP 434P2
Disusun Oleh : NUR SUKMA SURI 21040110110050
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 IMPRESI MENGENAI BYCYCLE ROAD / JALUR SEPEDA DI SINGAPURA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN INDONESIA
A. PENDAHULUAN Transportasi adalah pergerakan manusia dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya (Modul Pelatihan Perencanaan Transportasi, 2003). Dari pengertian tersebut, manusia merupakan subyek dalam melakukan pergerakan. Melalui pergerakan ini, manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu transportasi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Peran transportasi secara harafiah dikelompokkan menjadi 3, yaitu dari segi ekonomi, segi sosial dan segi politik (Tamin, 1997:13). Peran transportasi dari segi ekonomi merupakan peran transportasi sebagai pemenuh kebutuhan manusia. Dalam hal ini, segala aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh transportasi yang baik. Dengan demikian dapat mendukung peningkatan kesejahteraan manusia. Sepeda, sebagai kendaraan tidak bermotor, menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat pada golongan tertentu sebagai sarana transportasi untuk bekerja. Karakteristik sepeda yang tidak membutuhkan bahan bakar untuk pengoperasiannya dianggap sebagai sarana transportasi yang paling murah dan mudah dijangkau masyarakat tersebut. Saat ini pada sebagaian besar kota besar di Indonesia, sepeda tidak lagi menjadi pilihan untuk berkendara menuju tempat aktivitas oleh masyarakat. Mudahnya prosedur mendapatkan izin mengemudi, murahnya harga kendaraan bermotor yang ditawarkan saat ini, serta mudahnya mendapatkan bahan bakar membuat keinginan masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi semakin tinggi. Padahal meningkatnya angka tersebut ikut memperbesar beban jalan yang ada di Indonesia saat ini, sehingga kemacetan pun meroket naik sebagai masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini. Manfaat mengendarai sepeda sendiri banyak tentunya, selain baik untuk kesehatan, juga lebih ramah lingkungan karena tidak ada polusi yang dihasilkan dengan mengendarai sepeda. Sayangnya manfaat tersebut tidak dirasakan dan dipertimbangkan oleh pengendara saat ini sehingga sepeda pun mulai tertinggalkan, dan hanya menjadi pilihan bagi penggemar sepeda untuk berolahraga. Disaat volume kendaraan pribadi terus melonjak, justru ajakan untuk kembali mengendarai sepeda mulai naik di Indonesia. Ajakan itu diwujudkan dengan diadakan event Car Free Day di beberapa kota besar, juga mulai disediakannya jalur jalur sepeda di jalan raya tau kawasan permukiman. Jalur sepeda merupakan jalur khusu yang diperuntukkan untuk pengguna sepeda yang tidak bermesin dan menggunakan tenaga manusia, jalur ini terletak secara terpisah dengan jalur kendaraan bermotor untuk meningkatkan keamanan pengguna sepeda. Penggunaan sepeda memang perlu diberi fasilitas untuk meningkatkan keselamatan para pengguna sepeda dan dapat meningkatkan kecepatan pengguna sepeda. Di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Semarang, jalur sepeda sudah ada tapi jarang digunakan oleh masyarakat. Lain halnya dengan Singapurasia yang masyarakatnya masih menggunakan jalur sepeda dan jalur sepda tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik.
B. Jalur Khusus Sepeda di Semarang Kota Semarang merupakan kota yang memiliki topografi yang datar hingga bergelombang, kondisi ini menjadi keunikan tersendiri bagi kota Semarang yang menjadikannya kota di Indonesia yang memiliki sebutan Semarang atas dan Semarang bawah. Saat ini di Kota Semarang, sepeda menjadi pilihan bagi masyarakatnya untuk berolahraga, namun tidak menjadi pilihan untuk berkendara. Banyak komunitas komunitas pencinta sepeda yang telah lahir di Semarang dan mungkin menjadi salah satu dari pengguna jalur sepeda di Semarang. Jalan Pahlawan merupakan jalan yang menjadi pusat aktivitas perkotaan di Kota Semarang, tak heran jika jalan ini merupakan CBD Kota Semarang akibat adanya pusat pemerintahan juga kawasan simpang lima sebagai pusat perdagangan dan jasa. Jalan pahlawan ini juga menjadi tempat pelaksanaan event Car Free Day di Kota Semarang setiap hari sabtu dan minggu dan menjadi wadah bagi masyarakat untuk menungkan hobinya untuk bersepeda. Salah satu jalur sepeda yang ada di Kota Semarang terdapat di Jalan Pahlawan. Jalur sepeda yang diresmikan pada tahun 2011 ini sebetulnya mudah untuk dikenali, karena terdapat beberapa petunjuk berupa lukisan sepeda yang dicat warna kuning di pinggiran jalan pedestrian dan jalan raya di Jalan Pahlawan. Jalur Sumber : Hasil Dokumentasi Pribadi Gambar 1 Jalur Sepeda di Jalan Pahlawan ini terletak memanjang dari Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran dan Jalan Dr. Cipto hingga jalan Pemuda. Jalur yang muat dilalui oleh satu sepeda ini masih menjadi perbincangan oleh sebagian masyarakat, pasalnya jalur ini belum dapat dinetralisasikan dari kendaraan beroda empat. Tidak jarang jalur ini menjadi tempat parkir kendaraan, padahal sudah jelas disitu terdapat tanda jalur sepeda. Jalur ini juga kadang digunakan oleh angkutan untuk ngetem dan mengambil penumpang. Kondisi demikian cukup menunjukkan bahwa jalur sepeda yang telah dibuat di Semarang belum efektif untuk digunakan. Jalur ini hanya ramai digunakan saat event Car Free Day berlangsung.
Sumber : www.suaramerdeka.com Gambar 2. Kendaraan yang Parkir di Jalur Sepeda pada Jalan Pahlawan dan Event CFD
Dikutip dari Suara Merdeka, bahwa kebijakan mengenai jalur sepeda di Kota Semarang masih setengah hati. Pasalnya hanya di Kota Semarang sajalah dimana jalur sepeda ditambah rambu dilarang parkir atau berhenti. Namun pengadaan jalur sepeda tersebut tidak diperhitungkan secara matang oleh Pemkot Semarang, karena jalur sepeda yang disediakan di Jalan Pahlawan tidak dilengkapi oleh parkir sepeda, sehingga jalur sepeda ini kemudian dijadikan sebagai parkir kendaraan bermotor. Dikutip dari tempo bahwa Kota Semarang akan merancang undang undang untuk jalur sepeda, rancangan undang undang ini berisi tentang aturan khusus lalu lintas kendaraan bermotor hingga larangan pemanfaatan jalur lambat, juga ikut memuat konsep jalur sepeda yang selama ini dijadikan sebagai tempat parkir. Akan lebih baik jika RUU tentang jalur sepeda ini dapat segera direalisasikan agar fungsi penggunaan jalur sepeda menjadi optimal dan tepat sasaran.
C. Jalur Khusus Sepeda di Singapura Bersepeda di jalan raya merupakan hal yang legal dilakukan oleh warga Singapura. Banyak warganya yang menggunakan sepeda sebagai piliha untuk berkendara menuju tempat aktivitas. Jalur Sepeda di Singapura mulai bermunculan pada tahun 2010, rute jalur sepeda yang dibuat di beberapa daerah didesain dan disampaikan dengan baik kepada warga negaranya, sehingga masyarakat pun siap untuk menggunakan jalur tersebut. Pada beebrapa jalan besar yang dilalui saat kunjungan di Singapura pada tanggal 2-5 Mei kemarin, terdapat beberapa jalan yang memiliki jalur sepeda dan pengguna sepeda yang melaju diatasnya. Jika diperhatikan, jalur sepeda yang ada di Jalan Raya Singapura cukup ideal, yaitu sekitar 1,5 meter. Ada yang terletak langsung di pinggir jalan seperti jalan pemuda dan ada juga yang terpisah dengan jalan raya.
Sumber : Hasil Dokumentasi Pribadi, 2013. Gambar 3 Pengguna Jalur Sepeda di Singapura
Di Sembawang New Town contohnya, terdapat jalur sepeda yang terletak dengan stasiun MRT. Pengguna sepeda di Kota tersebut cukup banyak, jalur sepeda yang dimilki kota ini terletak terpisah dengan jalan raya. Ada yang terletak di atas jalan pedestrian dan dipisahkan dengan garis kuning untuk jalur tersebut, ada juga yang terpisah antara jalur pedestrian dan jalur sepedanya. Singapura juga memiliki fasilitas parkir serta regulasi yang cukup kuat bagi pengguna sepedanya. Diatur oleh LTA, bahwa terdapat larangan bagi pengguna sepeda untuk membonceng pengguna lainnya di Singapura. Juga terdapat aturan bahwa ank di bawah umur 12 tahun harus dibonceng oleh orangtua atau walinya, juga terdapat larangan bagi pengendara sepeda untuk melaju di jalur sepeda dengan pengendara sepeda lainnya (terdapat dua sepeda berdampingan di jalur sepeda) pengendara sepeda harus berjalan berurutan secara vertikal. Larangan tersebut mencerminkan betapa seriusnya pemerintah Singapura dalam mengembangkan jalur sepeda dalam negaranya.
Sumber : Cyclinginsingapore.com Gambar 4. Jalur Sepeda di Singapura
D. Kesimpulan Berdasarkan paparan diatas, maka dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut : Semarang belum memilki regulasi yang kuat terhadap penggunaan jalur sepeda dan pengguna sepeda. Jalur Sepeda di Semarang terletak di pinggiran jalan, dan tingkat keamanannya kurang karen tidak ada pembatas atau penanda khusus selain tanda sepeda yang dicat kuning. Singapura memiliki regulasi yang kuat bagi pengguna sepeda dan penggunaan jalur sepeda. Hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi Kota Semarang jika ingin benar benar mengembangkan jalur sepeda. Jalur sepeda yang disediakan di Singapura juga terdiri dari tiga macam, terpisah dengan jalur kendaraan bermotor dan menyatu dengan jalur pedestrian, berdampingan dengan jalur kendaran bermotor, dan terpisah dengan jalur kendaraan bermotor juga pedestrian.
IMPRESI KEGIATAN KKL DI SINGAPURA DAN MALAYSIA MENGENAI JALUR KHUSUS DIFABEL DAN KOMPARASINYA DENGAN KOTA SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan, TKP 434P2)
OLEH: DYAH CANDRARINI 21040110130068
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
A. Pendahuluan Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya, yang terdiri atas penyandang cacat fisik; mental; fisik dan mental (Departemen Pekerjaan Umum). Kehidupan kesejahteraan sosial para penyandang cacat di Indonesia telah diatur oleh pemerintah dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat. Dalam peraturan tersebut diatur mengenai pemberian kesempatan yang sama bagi para penyandang cacat dalam pekerjaan, pemanfaatan sosial dan ekonomi serta prasarana fisik, baik di lingkungan bangunan maupun di jalan dan prasarana umum lainnya. Salah satu yang terpenting yang harus diupayakan pemerintah dalam menjamin kesejahteraan kaum penyandang cacat ini dalam kehidupan sehari-hari adalah menyediakan akses yang mudah, nyaman, dan aman di area- area publik, seperti penyediaan jalur khusus untuk kaum difabel. Dalam Pedoman Teknik No.022/T/BM/1999 mengenai Persyaratan Aksesibilitas pada Jalan Umum, prasarana aksesibilitas yang dimaksud adalah: 1) akses ke, dan dari jalan umum 2) akses ke tempat pemberhentian bis/ kendaraan 3) jembatan penyeberangan 4) jalur penyeberangan bagi pejalan kaki 5) tempat parkir dan naik/ turun penumpang 6) tempat pemberhentian kendaraan umum 7) tanda/ rambu-rambu lalu lintas dan atau marka jalan 8) trotoar 9) terowongan penyeberangan. Kelengkapan pedestrian bagi kaum difabel dapat berupa: 1) jalur pemandu, yaitu bagian dari jalur pejalan kaki yang berfungsi untuk memandu tuna netra untuk berjalan dengan memanfaatkan tekstur ubin peringatan terhadap situasi di sekitar jalur yang bisa membahayakan tuna netra, 2) pinggiran kelandaian (curb ramp), yaitu suatu rute aksesibilitas yang ditempatkan di lokasi-lokasi tempat terjadi interaksi yang besar dalam mengakses ke dan dari jalan, yang dimaksudkan untuk memudahkan para penyandang cacat dalam mengakses jalan umum, 3) pegangan rambat (handrail), yaitu prasarana aksesibilitas yang berfungsi untuk keamanan bagi pengguna prasarana tersebut, khususnya bagi para penyandang cacat, yang ditempatkan di beberapa tempat fasilitas pelengkap jalan, seperti di tempat pemberhentian bis/ halte, jembatan penyeberangan (tidak sebidang) atau di terowongan penyeberangan.
B. Jalur Khusus Difabel di Kota Semarang Daerah di Kota Semarang yang akan disorot adalah kawasan CBD-nya, atau biasa dikenal sebagai kawasan Simpang Lima. Di kawasan yang notabene menjadi lokasi keramaian, baik oleh kendaraan bermotor maupun pejalan kaki, haruslah didukung oleh infrastruktur yang bersifat accessible, aman, dan nyaman. Jalur khusus difabel di kawasan ini tidak tersedia di seluruh titik pedestrian. Jalur pemandu di kawasan Simpang Lima ini hanya terdapat di sepanjang trotoar Jalan Pemuda. Padahal, keramaian pejalan kaki tidak hanya terjadi di jalur trotoar tersebut, melainkan juga di jalur-jalur lainnya, seperti Jalan Pahlawan dan Jalan Pandanaran. Kondisi ini menyebabkan tidak banyak kaum difabel yang merasa nyaman dan aman ketika sedang menjangkau kawasan ini.
Sumber: www.skyscrapercity.com Gambar 1. Jalur Pemandu di Sepanjang Trotoar Jalan Pemuda
Sumber: www.skyscrapercity.com Gambar 2. Trotoar di Jalan Pahlawan yang tidak Dilengkapi Jalur Pemandu
Lain halnya dengan jalur pemandu yang keberadaannya di Indonesia sudah menjadi hal yang wajar, pegangan rambat tidak banyak dijumpai di Indonesia, khususnya kawasan Simpang Lima ini. Sementara itu, keberadaan pinggiran kelandaian (curb ramp) di kawasan Simpang Lima sudah tersedia khususnya pada halte BRT. Namun demikian, belum semua halte BRT di seluruh Kota Semarang memiliki curb ramp.
Sumber: www.skyscrapercity.com Gambar 3. Halte BRT di Jalan Pemuda (kiri) dan di Jalan Sultan Agung (kanan), yang lokasinya tidak jauh dari kawasan Simpang Lima
C. Jalur Khusus Difabel di Singapura Selama melakukan kegiatan KKL di Singapura, hampir tidak dijumpai keberadaan jalur pemandu dan pegangan rambat pada pedestrian. Di kawasan Orchard Road, misalnya, pedestrian dan sidewalk di kawasan ini tampak nyaman dan kondisinya baik, namun tidak dilengkapi dengan jalur khusus difabel tersebut.
Sumber: Dokumentasi Pribadi. Gambar 4. Jalur Pedestrian di Kawasan Orchard Road, Singapura
Jalur pemandu dan pegangan rambat memang tidak dijumpai di Singapura, namun, keberadaan curb ramp selalu dijumpai di lokasi-lokasis penyeberangan, seperti gambar di bawah ini.
Sumber: Dokumentasi Pribadi. Gambar 4. Jalur Pedestrian di Kawasan Orchard Road, Singapura
Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa trotoar tersebut melandai sehingga ketinggiannya sejajar dengan jalan raya. Hal ini memudahkan bagi pengguna kursi roda yang akan menyeberang. Pada trotoar tersebut juga terdapat dua buah tiang pendek dan ubin bertekstur berbeda dengan ubin trotoar, yakni memiliki tonjolan- tonjolan kecil yang berfungsi sebagai penanda bagi penyandang tuna netra. Pelengkap pedestrian ini dapat ditemui di hampir seluruh lokasi penyeberangan di Singapura.
D. Jalur Khusus Difabel di Malaysia Selama kegiatan observasi (KKL) di Malaysia, jalur khusus difabel berupa jalur pemandu ditemui di bandara Malaysia dan Central Market. Selain dua lokasi tersebut, hampir tidak dijumpai lagi keberadaan jalur pemandu di pedestriannya, seperti di kawasan Petronas dan Putrajaya.
Sumber: Dokumentasi Pribadi. Gambar 5. Jalur Pemandu di Bandara Kuala Lumpur (kiri) dan di kawasan Central Market (kanan)
Sumber: Dokumentasi Pribadi. Gambar 6. Bus Rapid Penang yang Ramah bagi Kaum Difabel
Sementara itu, curb ramp sudah banyak tersedia di lokasi-lokasi penyeberangan seperti halnya si Singapura. Curb ramp ini juga telah menjadi standar bagi bus-bus di Malaysia sehingga dapat menjangkau para pengguna kursi roda dan lansia.
E. Kesimpulan Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa jalur khusus difabel yang paling banyak dijumpai di ketiga wilayah amatan yaitu curb ramp. Selain itu, hal yang bisa dicontoh dari kondisi pedestrian di Malaysia danSingapura bagi Kota Semarang adalah mengenai keberadaan curb ramp dan ubin bertekstur di setiap lokasi penyeberangan. Hal ini menjadi sangat penting mengingat banyak lokasi- lokasi penyeberangan di Kota Semarang tidak memiliki curb ramp pada tepi trotoarnya. Ketidaklengkapan infrastruktur ini menyebabkan tidak banyak kita jumpai kaum difabel dan lansia pengguna kursi roda yang menikmati dunia luar di Kota Semarang. Sehingga dapat dikatakan bahwa Kota Semarang masih belum ramah kaum difabel dan lansia. Tabel 1. Komparasi Kelengkapan Pedestrian bagi Kaum Difabel di Kota Semarang, Malaysia, dan Singapura Kategori Kota Semarang (Kawasan Simpang Lima) Malaysia Singapura Jalur Pemandu Dijumpai di lokasi-lokasi tertentu Hampir tidak dijumpai Pinggiran Kelandaian (Curb Ramp) Dijumpai di beberapa halte/ bus stop Dijumpai di lokasi-lokasi penyeberangan Pegangan Rambat (Handrail) Hampir tidak dijumpai Sumber: Analisis Pribadi.
IMPRESI KEGIATAN KKL DI SINGAPURA DAN MALAYSIA MENGENAI KEMUDAHAN DALAM MENCAPAI SARANA TRANSPORTASI
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan, TKP 434P2)
OLEH: HANNA DIAN PRATIWI 21040110141041
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
KEMUDAHAN DALAM MENCAPAI SARANA TRANSPORTASI Singapore adalah salah satu negara dengan transportasi publik terbaik di dunia. Tersedia berbagai moda transportasi yang memungkinkan baik penduduk maupun turis menjelalah negara pulau ini secara efisien dan tepat waktu, mulai dari MRT (Mass Rapid Transit), LRT, Bus Kota, dan taksi.
Sebagai turis, tidak perlu takut nyasar atau , karena selain kecil, informasi rute dan petunjuk jalan sangan jelas dan mudah ditemukan. Bagi kebanyakan orang, naik MRT adalah cara yang paling enak dan mudah untuk menuju suatu lokasi.
Taxi Taksi di Singapura diatur dengan sangat baik oleh pemerintah. Sebagai penumpang kita dijamin akan mendapatkan pelayanan yang sama saat menggunakan taksi apa pun perusahaannya. Selain itu tidak perlu cemas dibawa berputar-putar untuk melebihkan argo. Untuk menjadi supir taksi di Singapore sendiri sangat sulit karena mereka harus menghapal semua nama jalan dan rute di negara tersebut, tahu rute tersingkat, hingga tahu jam-jam diberlakukannya surcharge dan road pricing. Per Oktober 2009, tarif awal taksi adalah SGD 2.80. Kadang Anda akan dikenakan surcharge (biaya tambahan) jika : memanggil via call centre, naik dari tempat tertentu seperti terminal ferry atau airport, jam malam, dll.
MRT & LRT
MRT adalah pengangkut massal serta transportasi yang paling dapat diandalkan di Singapore. Sedangkan LRT tersedia di kawasan tertentu yang belum dijangkau MRT, berbentuknya monorail dengan gerbong 2-3. MRT dikelola dan diatur oleh perusahaan milik pemerintah yang namanya SMRT. Hingga akhir 2009, terdapat 4 jalur MRT dan 3 jalur LRT yang beroperasi. Jalur MRT diberi warna berbeda di dalam peta sehingga mudah dibedakan. Circle Line (warna kuning) adalah line terbaru dan belum beroperasi penuh (garis putus-putus berarti belum beroperasi). Sebagian rute, terutama di tengah kota, dibuat di bawah tanah (underground), dan sisanya adalah elevated. Di jam sibuk terutama di stasiun interchange, kereta bisa sangat ramai dan penuh. Hindari perjalanan di jam 8-9 pagi dan 5-7 malam.
Tarif perjalanan dengan MRT dihitung berdasarkan jarak/jumlah stasiun yang dilewati. Untuk jarak satu stasiun dikenakan SGD 0.60 hingga 0.80. Untuk jarak yang terjauh dikenakan biaya hingga SGD 2. Anda boleh bebas tukar line asalkan belum keluar dari ticket gate. Ada dua macam cara pembayaran; point-to-point yang berarti Anda hanya beli ticket untuk satu perjalanan, dan satu lagi adalah menggunakan ez-Link card. Kartu ini adalah kartu chip yang dapat diisi dengan saldo tertentu (top-up). Nilai minimum yang dapat di top- up adalah SGD 10 dan maksimum SGD 100. Membayar point-to-point jatuhnya akan lebih mahal dibanding menggunakan EZ-link card. Kartu ez-Link dapat dibeli dari ticket office di semua stasiun atau dari ticket machine. Jika antrian ticket office sangat panjang, sebaiknya Anda beli langsung dari ticket machine, cukup ikuti petunjuk di layar lalu masukka uang kertas atau coin SGD, kartu akan keluar dari mesin. Sisa uang di dalam kartu dapat dimintakan refund saat Anda ingin pulang dari Singapore, atau disimpan untuk kedatangan berikutnya. Changi Airport juga dilayani oleh MRT (jalur hijau). Lokasinya terletak di Terminal 2. Ikuti papan petunjuk Train jika Anda baru mendarat dan keluar dari Arrival hall dari terminal mana pun.
Bus Tidak semua kawasan dicakup oleh jalur MRT. Bagi penduduk umumnya, perjalanan ke kantor ditempuh dengan bus kota dari rumah/apartemen menuju stasiun MRT terdekat, baru dilanjutkan dengan naik kereta MRT. Jika Anda tidak terlalu mengejar waktu, bus kota menawarkan pemandangan di sepanjang jalan. Ada beberapa perusahaan bus yang mengoperasikan bus di Singapore, namun pelayanan, biaya dan sistem yang digunakan adalah sama. Kartu EZ-link dapat dipakai di semua bus, pastikan Anda melakukan tap / sentuh ke mesin pembaca kartu saat naik maupun saat turun. Tarif ditentukan oleh banyaknya halte bus yang telah dilewati. Walaupun menghafal nomor bus cukup sulit, tersedia buku panduan rute bus yang dapat dibeli di stasiun atau toko buku. Selain itu ada juga aplikasi iPhone atau PDA phone yang dapat Anda download untuk mendapatkan rute bus.
Tersedianya sarana transportasi massal tersebut berbanding lurus dengan kemudahan masyarakat dalam mencapainya. Stasiun MRT maupun bus yang terletak di pusat-pusat aktivitas penduduk Singapura merupakan salah satu kemudahan yang didapat penduduk Negara singapura. Hal tersebut yang menjadikan penduduk singapura lebih memilih menggunakan transportasi massal dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Tidak hanya penduduk Negara Singapura saja yang merasa diberikan kemudahan dalam mencapai sarana transportasi, para turis juga merasa mudah dalam mencapai sarana transportasi. Karena disetiap stasiun bus maupun MRT terdapat peta yang menunjukkan Negara Singapura dan juga terdapat informasi bagaimana dapat mencapai tempat yang kita inginkan. Terdapatnya stasiun mrt ataupun bus yang berada di pusat-pusat aktivitas penduduk Negara Singapura, memudahkan para masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik juga sangat mudah mencapai sarana transportasi karena diberikan sarana penunjuk jalan khusus.
IMPRESI KEGIATAN KKL DI SINGAPURA DAN MALAYSIA MENGENAI SPBU DI INDONESIA DAN MALAYSIA
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan, TKP 434P2)
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
Latar Belakang Kuliah kerja lapangan merupakan pelajaran lapangan untuk melihat dan belajar dari pengamatan (lessons learned) praktek perencanaan khususnya pada kasus kasus yang tergolong ke dalam best-bad practices di luar negeri. Dalam hal ini saya akan mengamati stasiun pengisian bahan bakar di kedua negara tersebut Stasiun Pengisian Bahan Bakar adalah tempat di mana kendaraan bermotor bisa memperoleh bahan bakar.oleh karena itu Issue yang akan diangkat pada pembahasan kali ini adalah mengenai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terdapat di Singapore dan Malaysia yang akan dibandingkan dengan SPBU yang terdapat di Semarang, sehingga kita dapat mempelajari hal-hal positif dari kedua negara tersebut. Maka setelah melakukan kunjungan ke Negara Singapore dan Malaysia diharapkan dapat diperoleh impresi mengenai SPBU di kedua negara tersebut. Stasiun Pengisian Bahan Bakar, pada umunya menyediakan beberapa jenis bahan bakar, Misalnya: Bensin dan beragam varian produk Bensin Solar LPG dalam berbagai ukuran tabung Minyak Tanah Banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang juga menyediakan layanan tambahan. Misalnya, musholla, pompa angin, toilet dan lain sebaginya. Stasiun Pengisian Bahan Bakar modern, bisanya dilengkapi pula dengan minimarket dan ATM. Tak heran apabila Stasiun Bahan Bakar juga menjadi meeting point atau tempat istirahat. Bahkan, ada beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar, terutama di jalan tol atau jalan antar kota, memiliki kedai kopi seperti Starbucks, atau restoran fast food dalam berbagai merek. Di beberapa negara, termasuk Indonesia, Stasiun Pengisian Bahan Bakar dijaga oleh petugas-petugas yang mengisikan bahan bakar kepada pelanggan. Pelanggan kemudian membayarkan biaya pengisian kepada petugas. Di negara-negara lainnya, misalnya di Amerika Serikat atau Eropa, pompa-pompa bensin tidak dijaga oleh petugas; pelanggan mengisi bahan bakar sendiri dan kemudian membayarnya kepada petugas di sebuah loket/counter. standar anatomi bangunan stasiun pengisian bahan bakar: 1. Desain bangunan harus disesuaikan dengan karakter lingkungan sekitar (contoh: letak pintu masuk, pintu keluar, dan lain-lain);
2. Elemen bangunan yang adaptif terhadap iklim dan lingkungan (sirip penangkal sinar matahari, jendela yang menjorok ke dalam, dan penggunaan material dan tekstur yang tepat); 3. Desain bangunan SPBU harus sesuai dengan bangunan di lingkungan sekitar yang dominan;
4. Arsitektur bangunan sarana pendukung harus terintegrasi dengan bangunan utama;
5. Seluruh fasade bangunan harus mengekspresikan detail dan karakter arsitektur yang konsisten;
6. Variasi bentuk dan garis atap yang menarik;
7. Bangunan harus adaptif terhadap panas matahari dan pantulan sinar matahari dengan merancang sirip penangkal sinar matahari dan jalur pejalan kaki/ trotoar yang tertutup dengan atap;
8. Bangunan dibagi-bagi menjadi komponen yang berskala lebih kecil untuk menghindari bentuk massa yang terlalu besar;
Panduan untuk kanopi adalah sebagai berikut:
1. Integrasi antara kanopi tempat pompa bensin dan bangunan diperbolehkan;
2. Ketinggian ambang kanopi dihitung dari titik terendah kanopi tidak lebih dari 139. Ketinggian keseluruhan kanopi tidak lebih dari 17;
3. Ceiling kanopi tidak harus menggunakan bahan yang bertekstur atau flat, tidak diperbolehkan menggunakan material yang mengkilat atau bisa memantulkan cahaya;
4. Tak boleh menggunakan lampu tabung pada warna logo perusahaan.
Panduan untuk pump island: 1. Pump island ini terdiri dari fuel dispenser, refuse container, alat pembayaran otomatis,bollard pengaman, dan peralatan lainnya; 2. Desain pump island harus terintergrasi dengan struktur lainnya dalam lokasi, yaitu dengan menggunakan warna, material dan detail arsitektur yang harmonis 3. Minimalisasi warna dari komponen-komponen pump island, termasuk dispenser, bollard dan lain-lain. Sirkulasi/jalur masuk dan keluar: 1. Jalan keluar masuk mudah untuk berbelok ke tempat pompa dan ke tempat antrian dekat pompa, mudah pula untuk berbelok pada saat keluar dari tempat pompa tanpa terhalang apa-apa dan jarak pandang yang baik bagi pengemudi pada saat kembali memasuki jalan raya; 2. Pintu masuk dan keluar dari SPBU tak boleh saling bersilangan; 3. Jumlah lajur masuk minimum dua lajur; 4. Lajur keluar minimum tiga lajur atau sama dengan lajur pengisian BBM; 5. Lebar pintu masuk dan keluar minimal 6 m Tujuan Setelah kegiatan KKL ini mahasiswa sebagai calon perencana dapat mengambil nilai-nilai positif mengenai tema Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang terdapat di Negara Malaysia, Singapore, serta di indonesia.
Impresi Terhadap stasiun pengisian bahan bakar di Singapore , Malaysia dan di indonesia
Singapore Ketika berada di Singapura kita jarang melihat atau menemukan SPBU , karena semua SPBU sudah dilokalisir dikawasan-kawasan tertentu yang telah ditentukan oleh pemerintah setempat. Di Singapura pemerintahnya melakukan pengoptimalan letak dalam penggunaan tata ruang guna efisiensi lahan sehingga setiap tempat dapat berfungsi secara optimal namun tetap dapat dijangkau. Singapura tidak memiliki perusahaan bahan bakar sendiri,karena luas wilayahnya yang relatif kecil dan tidak memiliki sumber daya minyak bumi sehingga singapore mengimpor minyak bumi dari negara negara asia di sekitarnya,hal inilah yang menyebabkan harga bahan bakar disini relatif mahal yaitu Rp 12 ribu per liter nya,
Malaysia Petronas, kependekan dari Petroliam Nasional Berhad, adalah perusahaan minyak dan gas Malaysia yang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1974. Dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Malaysia, perusahaan ini mendapatkan hak atas seluruh sumber daya minyak dan gas di Malaysia dan diberi kepercayaan mengembangkan dan menambah nilai sumber daya tersebut. Petronas termasuk di antara perusahaan terbesar di dunia versi Fortune Global 500. Fortune menempatkan Petronas sebagai perusahaan terbesar ke-95 di dunia pada tahun 2008 dan ke-80 pada tahun 2009. Sejak dibentuk, Petronas tumbuh menjadi perusahaan minyak dan gas internasional dengan kepentingan bisnis di 35 negara. Pada akhir MAret 2005, Petronas Group memiliki 103 anak perusahaan penuh, 19 anak perusahaan sebagian, dan 57 perusahaan terkait. Perusahaan-perusahaan tersebut membentuk Petronas Group yang terlibat dalam berbagai aktivitas berbasis minyak dan gas. Financial Times menyebut Petronas sebagai satu dari "tujuh bersaudara baru",serta perusahaan minyak dan gas nasional milik pemerintah non-OECD paling berpengaruh di dunia. Grup ini terlibat dalam berbagai spektrum aktivitas minyak bumi, termasuk eksplorasi hulu dan produksi minyak dan gas sampai pengilangan minyak hilir; pemasaran dan distribusi produk minyak bumi; perdagangan; pemrosesan dan pencairan gas; operasi jaringan pipa gas; pemasaran gas alam cair; pembuatan dan pemasaran petrokimia; pengapalan; rekayasa otomotif; dan investasi properti. Petronas menjadi sumber pendapatan utama bagi pemerintah Malaysia. 45% anggaran pemerintah bergantung pada dividen Petronas.Perusahaan ini berkantor pusat di Menara Kembar Petronas yang resmi dibuka pada Hari Nasional Malaysia ke-42 tanggal 31 Agustus 1998, bersamaan dengan ulang tahun perusahaan ke-24. Namun dengan adanya persaingan bebas petronas tidak menjadi satu-satunya stasiun bahan bakar yang terdapat di malaysia.menurut pandangan saya di lapangan di negara ini banyak persaingan dengan stasiun bahan bakar lainnya misal shell, caltex, bahkan pertamina pun turut bersaing di negara ini untuk saat ini harga bahan bakar di malaysia berada di kisaran jual Primax92 sebesar Rp 8.350 per liter dan Primax95 sebesar Rp 8.750 per liter, sedangkan harga Diesel sebesar Rp 9.300 per liter.
Sumber:dokumentasi pribadi Gambar 1 SPBU PETRONAS
Indonesia PT Pertamina (Persero) (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia, namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001. Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total 1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun. Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10 Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968.[1] Direktur utama (Dirut) yang menjabat saat ini adalah Karen Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5 Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik Indonesia itu. Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan patungan. Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui Pertamina Drilling Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor. Dengan adanya campur tangan pemerintah persaingan tidak terlalu dirasakan oleh masyarakat sebab pertamina memberi harga paling murah dibandingkan dengan negara asia lainnya karena mendapatkan subsidi dari pemerintah,sejauh ini menurut pengamatan saya banyak perusahaan bahan bakar pesaing yang gulung tikar akibat kurangnya peminat di indonesia.untuk saat ini harga bahan bakar di indonesia berada di kisaran jual Premium sebesar Rp 4500 per liter dan Pertamax sebesar Rp 10.000 per liter, sedangkan harga solar sebesar Rp 5000 per liter. Sumber:dokumentasi pribadi Gambar 3 SPBU PERTAMINA
IMPRESI WILAYAH PECINAN DI SINGAPURAA DAN SEMARANG TERKAIT EQUALITIES ISSUES IN URBAN DESIGN KHUSUSNYA PADA BIDANG ETHNICITY
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan TKP 434P2
Disusun Oleh : SIGIT IRVAN PRASETYO 21040110120016
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
A. PECINAN SINGAPURA / CHINATOWN SINGAPORE 1. Selayang Pandang Pecinan Singapura Chinatown di Singapura sangatlah unik karena sebagian di antaranya bukan kebudayaan yang berasal dari Negeri Cina. Terdapat dua kebudayaan yang bercampur di cinatown Singapuraa, yaitu hindu dan islam. Perjalanan untuk mencapai Chinatown di Singapura dapat dikatakan mudah. Dapat ditempuh dengan MRT atau bus, menurut penuturan guide disana sama sama mudah. Bahkan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Kondisi area parkir terdapat bangunan dengan kondisi dinding terbuka, semacam warung yang berisi bangku bangku tempat orang orang cina bersantai, makan, atau hanya mengobrol. Selain itu kondisi area parkir dirasa luas. Sebab mampu menampung bus bus yang berkunjung di area pecinan singapura. Perlu diketahui area pecinan di Singapura sangatlah luas. Namun hal tersebut ditunjang dengan banyaknya tempat istirahat yang tersedia sepanjang jalan. Banyak kedai kopi, toko kue dan makanan di sepanjang rute perjalanan serta banyak pedagang asongan atau PKL yang berdagang. Adanya Chinatown atau pecinan, tentu tidak lepas dari kegiatan jual beli barang dagangan. Semua barang jualan di pecinan Singapura nyaris berharga sama. Rata rata dijual 3 in $10 Singapore ( 3 item dijual $10 Singapore). Tanda mata yang umum di peroleh dari Chinatown biasanya barang-barang berpernis (lacquerware), kerajinan tangan dari kayu, sutera Cina, kaligrafi, ukiran, perhiasan, mahjong game set, hong bao (amplop uang warna merah), barang antik, perabotan, dan patung Laksamana Cheng Ho 2. Kondisi Fisik Kawasan Pecinan Singapura Pembahasan pada bab ini membahas mengenai kondisi fisik di kawasan pecinan Singapura. Kondisi fisik ini meliputi kondisi pecinan area luar dan kondisi pecinan area dalam. Untuk pembahasan pertama, terkait kondisi fisik pecinan SIngapura bagian luar sebagai berikut : a. Kondisi Fisik Area Luar Kawasan Pecinan Singapura Kondisi FIsik Area Luar Kawasan Pecinan Singapura Sumber : Observasi Lapangan
Area luar pecinan memiliki konsep perdagangan dan jasa. Segala jenis PKL dan pedagang memenuhi sepanjang rute jalan yang ada di luar pecinan. Namun dalam penataan lokasi lokasi PKL yang ada sangat tertata. Hal ini terlihat dari tidak semrawutnya dagangan yang mereka dagangkan, sehingga tidak sampai menutup jalan yang ada. Selain itu, kebersihan dalam area perdagangan diperhatikan. Terbukti dari minimnya sampah anorganik yang ada. Hanya ada sampah organik, sisa sisa dedaunan yang gugur. Minimnya sampah ini, tentu pengaruh dari adanya kebijakan larangan membuang sampah sembarangan yang disertai dengan denda di SIngapura. Selain bersihnya area perdagangan dan jasa di area luar, terdapat juga penataan lahan parkir sekitar pecinan. Lahan parkir disediakan khusus di tempat yang tidak jauh dari pecinan. Bahkan sampai direncanakan lahan parkir untuk kedatangan bus bus besar yang menampung wisatawan ke pecinan Singapura.
b. Kondisi Fisik Area Dalam Kawasan Pecinan Singapura
a
Kondisi FIsik Area Dalam Kawasan Pecinan Singapura Sumber : Observasi Lapangan Kondisi fisik area dalam kawasan pecinan tergolong baik. Sebab telah dikonsep seperti supermarket modern. Semua tertata secara rapid an terkonsep. Mulai pengadaan bilik bilik untuk berdagang, penyediaan listrik, pengaturan sirkulasi udara dalam ruangan, dll. Dari hasil pengamatan ada beberapa hal kelebihan terkait desain ruang pecinan area dalam. Bagi pengunjung yang memiliki keterbatasan fisik, terdapat jalur khusus difabel. Mulai turunan tangga yang dibuat tanpa anak tangga, kemudian jalur bagi pejalan yang buta tersedia lantai khusus sebagai tanda bagi tuna netra. Kelebihan yang lain, terdapat sistem pengaturan sirkulasi udara. Dimana disediakan alat penghisap panas ruangan, kemudian dialirkan melalui pipa guna dikeluarkan keluar ruangan. Hal ini dilakukan sebab kondisi ruangan terbuka dan atap terbuat dari baja. Kelebihan keiga, terdapat escalator guna mencapai lantai bangunan diatasnya. Kategori untuk sebuah pecinan, hal tersebut belum ada. Terutama di pecinan Semarang. B. PECINAN SEMARANG / CHINATOWN SEMARANG 1. Selayang Pandang Pecinan Semarang Awal terbentuknya kawasan Pecinan ini dikarenakan pemberontakan orang Tionghoa di tahun 1740 kepada kompeni Belanda, namun berhasil digagalkan, kemudian Belanda memindahkan orang Tionghoa yang dulunya tinggal di daerah Gedong Batu ke kawasan sekarang ini. Tujuannya agar Belanda mudah mengawasi pergerakan dari orang orang Tionghoa karena berdekatan dengan Tangsi Militer milik Belanda (Tangsi Militer ini dulu terletak di Jl. KH.Agus Salim atau Jurnatan) pada jaman dahulu. Pecinan Semarang memiliki potensi ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat kuat. Kawasan ini sudah dipertegas oleh Pemerintah kota Semarang masuk dalam daftar kawasan revitalisasi melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota No 650/157 tanggal 28 Juni 2005. Moda transportasi yang bisa dimanfaatkan adalah kendaraan pribadi, bus atau angkot. Kawasan pecinan Semarang dikenal juga sebagai kawasan seribu kelenteng. Sebab banyak kelenteng yang berdiri disekitar kawasan pecinan. Diantaranya adalah Kelenteng Siu Hok Bio, 1753 | Jl. Wotgandul Timur No.38 Kelenteng Tey Hay Bio/Kwee Lak Kwa, 1756 | Jl. Gang Pinggir No.105-107 Kelenteng Tay Kak Sie, 1772 Kelenteng Kong Tik Soe, bagian dari Klenteng Tay Kak Sie. Kelenteng Tong Pek Bio, 1782 | Jl. Gang Pinggir Kelenteng Hoo Hok Bio, 1782 Kelenteng Wie Hwie Kiong, 1814 | Jl. Sebandaran I No.24 Kelenteng Liong Hok Bio, 1866 Kelenteng See Hoo Kiong/Ma Tjouw Kiong, 1881 Adapun jenis aktifitas di Pecinan Semarang, seperti : Pasar tradisional Gang Baru, dinamakan sesuai nama jalan itu sendiri dan terletak diantara jalan Wotgandul dan jalan Gang Warung, pasar Waroeng Semawis, aktifitas wisata kuliner di semarang, dimana aneka jajanan makanan dan minuman dijajakan sepanjang jalan Gang Warung yang berlangsung setiap hari jumat, sabtu dan minggu mulai sore hari sekitar jam 18.00 sampai selesai. Kondisi dari kawasan Pecinan Semarang, notabene seperti pasar tradisional. TIdak ada kejelasan konsep mana aktifitas di luar kawasan atau di dalam kawasan layaknya kawasan pecinan di Singapura. Untuk lebih jelasnya akan di uraikan dalam penjelasan sebagai berikut : 2. Kondisi Fisik Kawasan Pecinan Semarang Pada bab ini membahas mengenai kondisi fisik di kawasan pecinan Semarang. Kondisi fisik ini meliputi kondisi pecinan area luar.Tidak adanya kondisi dalam, merupakan implikasi tidak adanya pengaturan jelas dari pemerintah guna pembangunan Pecinan Semarang. Untuk pembahasan pertama, terkait kondisi fisik pecinan Semarang bagian luar sebagai berikut c. Kondisi Fisik Area Luar Kawasan Pecinan Semarang
Kondisi FIsik Area Dalam Kawasan Pecinan Semarang Sumber : Observasi Lapangan
Pada umumnya kondisi pecinan lebih kepada ke area ourdoor. Segala aktifitas yang dilakukan berada di pinggir jalan sekitar kawasan pecinan Semarang. Mulai aktifitas pasar, warung semawis (pada saat imlek), PKL, pedagang asongan, dll. Dilakukannya aktifitas diluar ruangan, disebabkan tidak adanya pengaturan jelas terkait tempat berdagang di kawasan Pecinan Semarang. Hanya orang orang tertentu yang memiliki modal, yang bisa membuka atau memiliki ruko sendiri di kawasan Pecinan Semarang. Terkait kondisi lahan parkir, seperti biasa parkir mobil dan motor berada di bahu jalan. Hal ini tentu membawa dampak, penyempitan jalan di kawasan Pecinan Semarang. Hal lain yang bisa ditemukan di kawasan Pecinan Semarang adalah banyaknya sampah yang berserakan di jalanan kawasan pecinan. Sebenarnya memang ada petugas kebersihan, namun tidak seimbang dengan jumlah sampah yang dihasilkan di kawasan pecinan. Tentu hal ini membawas dampak bagi lingkungan pecinan, diantaranya lingkungan menjadi kotor, bau, serta berpotensi mengundang bibit penyakit. Tidak jelasnya peraturan pemerintah dalam pengelolaan kawasan pecinan, menjadikan Pecinan Semarang tumbuh tanpa adanya kendali khusus. Memang diresmikan sebagai kawasan revitalisasi, namun kenyataan yang ada justru mengalami hal sebaliknya. Tidak adanya area dalam kawasan Pecinan Semarang, merupakan salah satu implikasi tidak adanya pengaturan khusus dari pemerintah terkait pengembangan dan pembangunannya. Berbeda dengan Chinatown Singapore / Pecinan Singapura, yang terkonsep jelas antara kawasan pecinan di sisi luaR serta kawasan pecinan di sisi dalam. Sisi luar merupakan tempat berdagang para pedagang yang belum memiliki modal cukup untuk menyewa ruko di dalam gedung perbelanjaan. Namun di sisi dalam gedung, merupakan bagi mereka yang memiliki modal guna menyewa ruko yang disediakan.
C. KESIMPULAN Kesimpulan yang bisa ditarik dari uraian dan hasil observasi lapangan adalah, peran dari regulasi dan produk hukum dari pemerintah terkait pengembangan suatu kawasan sangat diperlukan, sebagai pondasi dasar. Kemudian pondasi tersebut didukung dengan adanya ketaatan warganya dalam mengimplementasikan produk hukum yang telah dibuat dan disahlan pemerintah. Seperti kawasan Pecinan Singapura, memiliki suatu konsep yang jelas dan tertata. Mulai kondisi pedagang, kondisi lingkungan sekitar para pedagang, serta kejelasan lokasi yang ditunjukkan oleh adanya siteplan dari kawasan tersebut di sudut sudut jalan tertentu. Adanya kepedulian mereka terkait lingkungan serta para difabel, sangat tinggi. Sehingga hal tersebut menjadikan dasar yang dapat menjamin keberlanjutan dari pola pengembangan kawasan Pecinan Singapura. Selain jelasnya regulasi yang ada, hal tersebut didukung dengan patuhnya masyarakat terkait regulasi yang sudah dibuat. Hal paling sepele dan terlihat adalah, adanya regulasi larangan membuang sampah sembarangan. Regulasi tersebut walaupun sederhana, namun ditaati betul oleh masyarakat Singapura. Secara tidak langsung, hal tersebut menjamin suatu fasilitas serta kawasan tertentu, menjadi lebih baik dan tertata. Hal sebaliknya ditunjukkan pada kawasan Pecinan Semarang. Walaupun terkenal sebagai salah satu pusat pasar di Semarang, namun kondisi pecinan yang ada terlihat belum memiliki regulasi kuat terkait pengembangan kawasan Pecinan Semarang. Aktifitas cenderung dilakukan outdoor. Tidak memiliki tempat untuk melakukan aktifitas secar indoor pada kawasan ini. Selain itu kondisi lingkungan yang ada tercemar oleh banyaknya sampah di jalanan kawasan Pecinan Semarang. Sehingga adanya keputusan penetapan kawasan Pecinan Semarang sebagai kawasan revitalisasi, terasa hanya sebagai suatu formalitas saja tanpa adanya implementasi dan rencana khusus.
PERBANDINGAN JEMBATAN PENYEBERANGAN PEJALAN KAKI YANG ADA DI SINGAPURA DAN MALAYSIA DENGAN SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Lapangan TKP 434P2
Disusun Oleh : 1. Rahmi Nelisa 21040110130075
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
Perbandingan Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki yang Ada di Singapura dan Malaysia dengan Semarang
Jembatan penyeberangan orang (JPO) adalah fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik. Jembatan penyeberangan juga digunakan menuju tempat pemberhentian bis, untuk memberikan akses kepada penderita cacat yang menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu akses dengan kelandaian tertentu. Langkah lain yang juga dilakukan untuk memberikan kemudahan akses bagi penderita cacat adalah dengan menggunakan tangga berjalan ataupun dengan menggunakan lift. Jembatan penyeberangan orang biasanya menggunakan prinsip yang sama dengan jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari jembatan kendaraan, dalam desain JPO biasanya mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari penggunanya. Di samping itu masalah estetika juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun JPO terutama dijalan-jalan protokol dimana desain arsitektur menjadi pertimbangan yang penting. Kesadaran pentingnya keselamatan di kalangan pengguna jalan raya ternyata masih relatif rendah. Contohnya, meski sudah disediakan jembatan penyeberangan, namun ternyata masih relatif jarang digunakan. Tindakan menyeberang dengan menerobos jalan raya dua jalur sangatlah beresiko terhadap kecelakaan lalu lintas. Padahal sarana untuk menyeberang dengan aman telah disediakan, tapi tetap saja banyak warga yang mangkir. Menyebrang dengan melewati jembatan penyeberangan dianggap boros waktu, kemudian juga melelahkan. Memanfaatkan jembatan penyeberangan untuk menyeberang jalan. Orang-orang lebih suka menyeberang langsung ke jalan raya. Alasannya kenapa tidak menggunakan jembatan penyeberangan walaupun terdapat jembatan penyeberangan di dekatnya adalah karena tidak praktis, capek harus naik turun tangga. Mungkin jembatan penyeberangan adalah salah satu fasilitas yang dibuat pemerintah jadi mubadzir, karena sangat sedikit yang menggunakannya. Mungkin perlu suatu terobosan baru agar orang mau menggunakan jembatan penyeberangan. Misalnya yaitu membuat jembatan penyeberangan yang aman dan nyaman untuk dilewati, jembatan dibuat lebih menarik, seperti dibuat jadi lebih sejuk. dihiasi dengan bunga-bunga. Selalu di rawat sehingga jembatan penyeberangan terlihat bersih.
a. Jembatan Penyeberangan di Singapura Selama perjalanan melewati jalan-jalan di Singapura terlihat bahwa banyak jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki, dimana jembatan penyeberangan di desain sebaik mungkin agar memberikan kesan aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Masyarakat di Singapura sangat banyak yang berjalan kaki dan menggunakan fasilitas penyeberangan jalan kaki untuk menyeberangi jalan. Pemerintah telah mendesain jembatan penyeberangan jalan kaki dengan merawat jembatan, menghiasi jembatan dengan bunga-bunga, melarang untuk menjadikan jembatan penyeberangan sebagai tempat papan iklan atau spanduk- spanduk yang dapat merusak keindahan kota. Untuk penerangannya juga sudah sangat baik, sehingga apabila malam hari para pejalan kaki tetap merasa aman dan nyaman jika menyeberang di jembatan penyeberangan. Di Singapura pejalan kaki sangat dihormati, dan disediakan fasilitas yang membuat penduduk tidak takut ataupun malas dengan berjalan kaki. jembatan penyeberangan juga di berikan atap yang membuat pejalan kaki tidak kepanasan ataupun kehujanan apabila melewatinya. Keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki sangat dijunjung tinggi. Dan apabila pejalan kaki tidak meyeberangi jalan pada tempat yang telah di sediakan atau tidak mematuhi peraturan yang ada maka akan dikenakan denda. Dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah ini sangat tegas dan benar-benar diterapkan, sehingga para pejalan kaki sangat taat aturan dan menyeberang ataupun berjalan kaki sesuai dengan peraturan yang telah diizinkan. Selain jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki juga disediakan jembatan penyeberangan bagi penduduk yang cacat, disediakan escalator yang landai agar dapat melewati ataupun menyeberangi jalan, dengan begitu hak oleh penduduk yang cacat juga diperhatikan oleh pemerintah. Di beberapa tempat di Singapura juga terdapat jembatan penyeberangan yang disediakan bagi pejalan kaki dengan menggunakan teknologi yaitu escalator bagi semua kalangan yang dapat mempermudah dan mempercepat penduduk untuk sampai ke atas jembatan dan efisiensi waktu.
Sumber : Dokumentasi pribadi, KKL Singapura-Malaysia,2013. Gambar 1 Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki di Singapura
b. Jembatan Penyeberangan di Malaysia Bentuk jembatan penyeberangan di Malaysia tidak jauh berbeda dengan Singapura, sepanjang jalan-jalan di Malaysia bentuk jembatan penyeberangan di desain sebaik mungkin dengan bentuk arsitektur yang menarik yang dapat menambah keindahan kota, tidak terdapat coret-coretan ataupun spanduk-spanduk besar yang di pasang di jembatan penyeberangan. Jembatan penyeberangan di Malaysia sangat terawat dan dikelola dengan baik, tidak ada rasa takut ataupun rasa cemas bagi pejalan kaki dalam menyeberangi jalan menggunakan jembatan penyeberangan jalan. Di Malaysia juga disediakan jembatan penyeberangan berupa eskalator untuk mempercepat jalan si pejalan kaki. mayoritas penduduk Malaysia lebih senang berjalan kaki karena pemerintah benar-benar memperhatikan keselamatan dan keamanan bagi pejalan kaki. Jembatan penyeberangan di Malaysia ini tidak hanya sekedar digunakan sebagai tempat penyeberangan saja tetapi jembatan penyeberangan juga digunakan sebagai penghubung kawasan wisata, yang lorong-lorongnya juga di tata sebaik mungkin dan memberikan kenyamanan untuk melewatinya. Keberadaan jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki yang nyaman di Malaysia ini sangat memberikan nilai positif, karena dengan itu penduduk lebih cenderung untuk berjalan kaki, tidak ada rasa malas untuk berjalan kaki karena fasilitas yang disediakan bagi si pejalan kaki sangat baik dan dapat memberikan rasa aman dan nyaman untuk berjalan. Tidak ada halangan atau hal-hal lain yang dapat mengganggu untuk berjalan, selain itu baiknya fasilitas untuk pejalan kaki akan mengurangi terjadinya kecelakaan karena si pejalan kaki akan menyeberang pada jembatan penyeberangan terdekat yang telah disediakan ataupun di zebra cross yang telah ditentukan.
Sumber : Dokumentasi pribadi, KKL Singapura-Malaysia,2013. Gambar 2 Jembatan Penyeberangan Pejalan Kaki di Malaysia
c. Jembatan Penyeberangan di Semarang Jembatan penyeberangan di Semarang kebanyakan di penuhi oleh spanduk- spanduk ataupun papan iklan yang mengakibatkan tertutupnya jembatan penyeberangan, yang berakibat terhadap takutnya orang untuk melewati jembatan penyeberangan karena tindak kejahatan, apalagi apabila malam hari kondisi ini diperparah oleh tidak dilengkapinya jembatan penyeberangan dengan lampu-lampu, sehingga jembatan penyeberangan menjadi gelap dan kelihatan tidak aman untuk dilewati pada malam hari.
Sumber : http://blank-of-idea.blogspot.com/ Gambar 3 Lorong Jembatan Penyeberangan bagi Pejalan Kaki di Banyumanik
Seperti gambar di atas ini merupakan salah satu bentuk jembatan penyeberangan yang ada di Banyumanik, merupakan jembatan penyeberangan menuju terminal banyumanik, terlihat sangat gelap karena telah ditutupi oleh papan iklan dan spanduk- spanduk sehingga secara keseluruhan benar-benar membuat lorong jembatan sangat tertutup, selain itu lorong jembatan penyeberangan tersebut terdapat banyak coretan- coretan yang dibuat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Keadaan jembatan penyeberangan disini sangat mengkhawatirkan, tidak terdapatnya penerangan dan tertutupnya jembatan mengakibatkan takutnya orang yang akan melewati jembatan ini, sedangkan jembatan tersebut berada di jalan Ungaran yang sering dilewati oleh truk-truk besar dan padat yang membuat pejalan kaki sangat sulit untuk menyeberangi jalan raya dan memiliki resiko tinggi terjadinya kecelakaan. Namun pilihan untuk melewati jembatan penyeberangan juga memiliki resiko yang lebih tinggi, yaitu misalnya terjadinya tindakan kriminal yang tidak diketahui oleh penduduk sekitar karena gelap dan tertutupnya jembatan, tidak ada pilihan yang tepat bagi pejalan kaki yang ingin menyeberang. Permasalahan lain yang terdapat pada jembatan penyeberangan di Semarang yaitu kotornya lorong jembatan yang membuat pengguna jembatan semakin tidak ingin untuk menyeberang disana ditambah lagi dengan bau pesing sepanjang lorong jembatan dan atap-atap jembatan yang sudah bolong-bolong. Permasalahan jembatan penyeberangan di Semarang ini benar-benar sangat kompleks dan dapat dikatakan sudah tidak layak untuk digunakan, perlu penataan ulang ataupun peremajaan jembatan penyeberangan agar kegunaan fasilitas ini dapat dimaksimalkan sebaik mungkin dan dapat digunakan oleh pejalan kaki dengan nyaman. Oleh karena itu disini lah harusnya pemerintah dapat memberikan fasilitas yang cukup memadai bagi para pejalan kaki, memberikan fasilitas jembatan penyeberangan yang di tata dan dikelola kemudian dirawat sebaik mungkin, agar para pejalan kaki dapat merasakan kenyamanan dan keamanaan saat melewatinya. Dapat di contoh dari Negara Singapura dan Malaysia yang sangat menghormati dan menjunjung tinggi keamanaan bagi pejalan kaki, selain itu pemerintah juga harus tegas dalam peraturan dan mengenakan sanksi bagi yang melanggarnya, agar ketertiban lalu lintas khususnya bagi pejalan kaki menjadi tertib dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas ataupun resiko kecelakaan akibat rendahnya peraturan ataupun fasilitas yang disediakan bagi pejalan kaki untuk menyeberangi jalan. Pemerintah harus bisa mengambil contoh dari Negara tetangga Malaysia dan Singapura, selain itu penduduk juga memiliki kesadaran untuk menjaga dan merawat fasilitas yang telah disediakan pemerintah.
Sumber : http://www.panoramio.com Gambar 4 Jembatan Penyeberangan yang ditutupi oleh Spanduk dan Papan Iklan di Watu Gong, Semarang
MANAJEMEN PENATAAN PARKIR
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) TKP 434P2
Disusun oleh : 1. Andy Hermawan 21040110141045
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
Kemacetan yang sering kita lihat di kota-kota besar, sering dikaitkan dengan jumlah volume kendaraan dan panjang jalan yang disediakan. Jarang terpikirkan oleh pengguna jalan dan perencana perkotaan bahwa kemacetan juga dapat disebabkan oleh adanya hambatan samping. Salah satu hambatan samping yang akan di bahas adalah adanya proses keluar masuk dari parkir kendaraan. Di Indonesia, parkir merupakan salah satu aktivitas di jalan raya yang diatur menggunakan peraturan daerah di masing-masing daerah di Indonesia. Di Indoneia parkir dikelola oleh pemerintah dan swasta sebagai pihak penyelenggara parkir. Pendapatan dari kegiatan parkir juga merupakan salah satu pendapatan daerah melalui pajak parkir. Secara umum, jenis parkir di indonesia di bedakan menjadi beberapa jenis yaitu parkir on street dan off street. Keberadaan parkir on street terkadang dapat mengakibatkan kemacetan karena menggunakan bahu jalan sebagai area untuk tempat parkir kendaraan. Segala bentuk permasalahan kadang timbul dari kegiatan parkir. Permasalahan yang sering muncul di kota-kota besar antara lain: maraknya parkir liar beserta pungli parkir, bocornya PAD pajak parkir, pelanggaran rambu-rambu parkir, pusat-pusat kegiatan yang tidak memilikin parkir memadai misal perkantoran, mall, sekolah, dll., serta masih tingginya tingkat kriminalitas pencurian di tempat parkir. Berbagai masalah parkir di Indonesia sampai saat ini masih terlihat berjalan mengambang tanpa adanya suatu sistem yang baik di tingkat pemerintah sebagai regulator. Kelemahan parkir yang diatur oleh peraturan daerah ini membuat tingkat pelayanan parkir menjadi berbeda antar daerah, begitu pula dengan tarif yang di tentukan. Pada penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan bagaiman kondisi dan permasalahan parkir di Kota semarang sebagai representatid dari Indonesia, parkir di Negara Malaysia, dan Negara Singapura: 1. Kondisi, Kebijakan dan Permsalahan Parkir di Kota Semarang Kondisi parkir di Kota Semarang masih belum cukup baik. Hal ini diukur dari seberapa luas lahan parkir dan berapa jumlah kendaraan yang beredar per harinya. Walaupun sistem perparkiran yang dibuat oleh pemmerintah sudah cukup baik dan dilengkapi dengan perda yang lengkap, implementasi parkir di Kota Semarang masih terlihat tidak rapih, ketidakrapihan parkir ini juga didorong dengan sikap dari pengguna kendaraan yang tidak tertib aturan dan pengelola parkir terutama juru parkir. Lebih-lebih di Semarang saat ini banyak bermunculan juru parkir liar dengan membuka lapak parkir di setiap ada event besar di Kotsa Semarang, misalnya daerah Simpang 5 saat perayaan tahun baru. Sumber: suaramerdeka.com Gambar1.1 Penataan Parkir Liar di jalan Pandanaran, Semarang Sumber: koran-sindo.com Gambar1.2 Parkir melebihi batas parkir Sumber: nana- podungge.blogspot.com Gambar1.3 Penataan Parkir Liar di jalan Pandanaran, Semarang Parkir di Semarang menggunakan 2 jenis parkir yaitu off street dan on street. Untuk parkir off street dibagi menjadi dua macam yaitu parkir terbuka dan menggunakan gedung parkir. Untuk parkir on street biasanya diberikan ruang parkir untuk pengguna kendaraan mobil di sisi sebelah kiri jalan secara berjajar serong atau searah jalan.
Selain parkir on street seperti gambar di atas, kota Semarang juga memiliki fasilitas gedung parkir dan lahan parkir privat yang dikelola oleh masing-masing pemilik lahan / perkantoran / mall. Biasanya parkir private atau menggunakan parkir gedung tersebut dikenai biaya yang lebih mahal, namun dengan kualitas parkir yang prima dan kemamana yang terjamin. Pembiayaan parkir jenis ini umumnya menggunakan niaya parkir per jam dan harian. Dengan kata lain, semakin lama parkir maka biaya yang dikenakan akan semakin mahal. Di sisi lain jumlah biaya parkir yang dikenakan akan lebih mahal daripada jumlah maksimal biaya yang telah ditetapkan pemerintah Kota Semarang. Dari kondisi yang masih belum prima ini, perparkiran di Kota Semarang juga dihadapkan dengan berbagai permasalahan serius. Pemerintah Kota (pemkot) Semarang dinilai gagal mengatur lahan parkir menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini disebabkan lemahnya pengawasan sehingga rawan terjadi kebocoran. Sektor perparkiran di Semarang akan menjadi teror baru bagi warga. Hal ini terkait gagalnya pemkot gagal dalam tiga hal penanganan program parkir pokok di Kota Semarang yaitu: a. Dishubkominfo Kota Semarang lemah dalam mengatur manajemen, b. Disliplin juru parkir (jukir) yang minim c. Lemahnya penegakan hukum, sehingga lahan parkir tidak dapat menjadi salah satu sumber peningkatan PAD kota Semarang. Tiga faktor ini yang menyebabkan perparkiran menjadi tidak lebih baik dari kota lain, misalnya Kota Medan, Di sana parkir bisa menjadi sumber PAD sampai Rp 14 miliar pertahun Selain itu, disamping masih adanya tarif yang berbeda di beberapa titik parkir, pemkot dinilai gagal karena dari sektor ini masih banyak kebocoran dan premanisme. Pemerintah Kota Semarang seharusnya malu dengan kinerja perparkiran. Jika di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dari sebanyak 300 unit kendaraan bermotor, Pemkab mampu mendapatkan retribusi parkir sebesar Rp4 miliar/tahun. Sementara di ibu kota Jateng dengan sebanyak 1,3 juta unit kendaraan bermotor, potensi retribusi parkir senilai Rp4 miliar seakan hanya mimpi. Untuk itu, sistem parkir di Semarang harus diubah. Juru parkir harus tidak boleh menerima uang secara langsung. Cara yang sekarang justru membiarkan dana parkir tidak masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sudah lama semua usulan itu diabaikan oleh pemrintah kota dan tidak kunjung ditanggapi. Pasalnya jika ditanggapi akan mengurangi, bahkan menghilangkan pendapatan sejumlah oknum tersebut. 2. Kondisi dan Kebijakan Parkir di Malaysia Hampir sama dengan perparkiran di Indonesia, parkir di Negara Malaysia juga memiliki sistem on street dan off street. Perbedaannya adalah jika di Malaysia, semuanya harus self service. Kondisi ini yang mengakibatkan sistem perparkiran di Malaysia bisa berjalan tertib dan tidak bermunculan oknum-oknum parkir seperti di Kota Semarang. Parkir di Malaysia diberlakukan sama seperti penggunaan ATM atau menggunakan mesin pembayaran. Pengguna lahan parkir harus mengambil karcis parkir dan membayar biaya parkir di mesin pembayaran parkir yang disediakan. Banyaknya biaya yang dikeluarkan sesuai dengan lama penggunaan parkir. Pembayaran parkir bisa dilakukan dengan mengira-kira lama kita menggunakan parkir lalu kita membayarkan biaya parkir. Minimal biaya parkir paling murang yang dikenakan adalajh 50 sen RM. Tanda bukti pembayaran diwajibkan disimpan di dashboard mobil, karena jika ada petugas polisi atau DBKL yang memeriksa bisa langsung kelihatan bukti bayar parkirnya. Jika tidak ada, akan ada lembaran tilang (bukti pelanggaran) diletakkan di wiper. (Note: DBKL = Dewan bandaraya Kuala Lumpur)
Sumber: harian the star, online Gambar 2.1 Parking Meter dan DBKL Staff
Parkir di dalam gedung tentunya permsalahan yang lain lagi. Begitu masuk gedung parkir atau mall sudah ada tanda auto pass atau auto parking akan dijumpai portal masuk tanpa penjaga. Tekan tombol tiket, dan portal akan terbuka begitu tiket diambil.
Sumber: dokumentasi pribadi Gambar 2.2 Alat Auto Pass Parkir Malaysia
Pada saat keluar tidak akan ada penjaga parkir seperti parkir gedung di Kota Semarang, cukup masukkan tiket tadi (yang sudah dibayar sebelum keluar) ke mesin. Jika sah, portal terbuka dan pengguna parkir boleh keluar. Sebelum keluar tentunya harus membayar dulu biaya parkir di mesin pembayaran parkir.
Sumber: kompasiana.com Gambar 2.3 Alat Pembayaran Parkir Program terbaru tentang parkir di Malaysia adalah kartu Touch and Go yang bisa digunakan untuk parkir, bayar tol, naik monorel dan naik bus. Mirip kartu Autopass Singapura. Kartu ini wajib dibeli dan dibawa jika ingin membawa kendaraan menuju Singapura. Bagi pengguna mobil ke Singapura wajib beli Autopass card di komplek Imigrasi Singapura. Jika di Indonesia bayar tol bisa menggunakan kartu e-tol mandiri. Pengguna kartu Touch and Go (TnG) ini, pengguna hanya perlu sentuhkan kartu ke sensor T n G di gerbang/portal masuk gedung parkir. Untuk keluar tempat parkir, cukup dengan menyentuhkan kartu itu ke sensornya di portal keluar. Di dalam kartu ini harus selalu terisi sejumlah nilai uang, misalkan 100 ringgit. Setiap pengguna parkir, otomatis akan berkurang jumlah uang di dalamnya. Jika isi saldo sudah minim, gerbang masuk tempat parkir akan memberi peringatan alarm, bahkan di beberapa tempat tak mau membuka jalan masuk, jadi harus ambil tiket seperti biasa. 3. Kondisi dan Kebijakan dan Parkir di Singapura Penerapan tarif parkir yang tinggi di Singapura berhasil mendorong warganya beralih menggunakan sarana transportasi umum massal. Penerapan sistem mungkin bisa dijadikan referensi pengelolaan parkir untuk memberikan efek jera pemilik kendaraan dan calon pemilik kendaraan untuk mengurangi jumlah kendaraan di indonesia. Penerapan tarif parkir yang tinggi dan dihitung bertambah secara progresif sudah selayaknya ditiru. Parkir jangan terlalu murah. Itu jadi salah satu kunci untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke kendaraan umum, di samping harus memperbaiki fasilitas dan menambah jumlah angkutan umumnya. Sebagai pembanding, di Negera Singapura, Pemerintah setempat menerapkan tarif parkir yang sangat tinggi bagi penggunanya. Antara S$ 1 sampai S$ 2 per jam, atau sekitar Rp15.000,00 per jam. Jika dibandingkan Indonesia, tarif parkir di Singapura lebih mahal 5 kali lipat. Tingginya tarif parkir membuat masyarakat sekitar lebih sering menggunakan sarana transportasi umum ketimbang naik mobil pribadi dalam menjalankan aktivitas sehari- harinya. Opsi yang ditawarkan beragam. Bisa menggunakan bis, LRT dan MRT Di Singapura, ada dua sistem dalam penerapan tarif parkir. Selain menggunakan karcis parkir, berlaku juga penggunaan Electronic Road Pricing (ERP). Dari keduanya, masyrakat Singapura lebih sering menggunakan ERP untuk menghindari denda parkir. Dengan menggunakan kupon, sering terjadi kelalaian dalam mencatat lamanya parkir yang diinginkan. Sebab, dengan kupon parkir, pengendara kendaraan bermotor harus mencatat waktu awal parkir dan waktu keluar yang diinginkan. Jika sampai melebihi batas waktu yang ditentukan, pengguna terancam dengan denda yang tinggi. Denda parkir yang dikenakan bagi setiap pelanggaran bisa di tas S$ 80. Parahnya lagi kalau sampai pengguna kendaraan salah parkir pada tempat yang tidak semestinya, bisa kena klaim denda sampai S$ 200.
Sumber: thecrowdvoice.com Gambar 3.1 ERP Singapura
Penggunaan teknologi terbaru dalam penyediaan gedung parkir di Singapura juga dapat memberikan kapasitas yang besar bagi pengguna kendaraan bermotor khususnya pada mobil. Sistem gedung parkir otomatis ini menggunakan jasa operator penggerak mesin yang akan memindahkan mobil dari titik masuk menuju rang parkir yang kosong tanpa dikendarai. Sistem ini mengefisienkan ruang gerak parkir dan menamba jumlah kuota mobil yang dapat diparkirkan di dalamnya. Teknologi ini juga telah hadir di Indonesia yaitu di parkir mobil Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Sistem pembayarannya menggunakan tarif per jam biasa. Untuk memarkirkan mobil dan mengambil mobil, pemilik hanya perlu menyebutkan plat nomor mobil kepada petugas penjaga.
Sumber: iniunic.blogspot.com Gambar 3.2 Sistem Gedung Parkir Elektronik RSCM, Jakarta
PERBANDINGAN SISTEM PENERANGAN JALAN YANG ADA DI SINGPURA, MALAYSIA DAN SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) TKP 434P2
Disusun oleh : 1. Devi Setya Ningrum 21040110141023
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
PERBANDINGAN SISTEM PENERANGAN JALAN YANG ADA DI SINGAPURA, MALAYSIA DAN SEMARANG
Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan/dipasang di kiri/kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan jalan (intersection), jalan layang (interchange, overpass, fly over), jembatan dan jalan di bawah tanah (underpass, terowongan). Beberapa fungsi dari Lampu Penerangan Jalan antara lain : 1. untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengendara, khususnya untuk mengantisipasi situasi perjalanan pada malam hari. 2. memberi penerangan sebaik-baiknya menyerupai kondisi di siang hari. 3. untuk keamanan lingkungan atau mencegah kriminalitas. 4. untuk memberikan kenyamanan dan keindahan lingkungan jalan.
Sebagai salah satu negara yang dianggap terdepan Inovasi Listrik Singapore sudah lebih baik dalam pengelolaan sistem kelistrikan di Asia Tenggara, Singapura banyak melakukan terobosan penting dalam bidang kelistrikan. Diantaranya, pengolahan sampah menjadi energi listrik, pengolahan kotoran manusia menjadi energi listrik, pembuatan bangunan zero energi, hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung. Sejak 2008 lalu, Singapura telah mampu memasok 3% listrik dari total kebutuhan listrik nasionalnya yang berasal dari bahan bakar sampah yang diproduksi melalui empat stasiun pembakar sampah. Alhasil, pada sampah padat Singapura mencapai 7.676 ton tiap harinya sejak 2001, perlahan-lahan berhasil diatasi. Aliran listrik tersebut di alirkan untuk kebutuhan industri, rumah tangga dan publik seperti untuk lampu penerangan jalan. Di Malaysia, saklar peka cahaya digunakan untuk menghidupkan lampu jalan secara otomatis yang dipasang pada tiang listrik. Untuk daerah kota, lampu jalan diaktifkan dengan menggunakan saklar timer di dalam satu kotak khusus yang turut menempatkan meter listrik. Saklar peka cahaya juga ditempatkan untuk menghidupkan lampu jalan jika saklar timer gagal berfungsi atau saat cuaca gelap. Lampu jalan dipasang baik pada tiang lampu atau pada tiang listrik. Lampu jalan di daerah kota yang dipasang pada tiang listrik terhubung ke kabel netral serta ke kabel lampu jalan. Untuk lampu jalan yang terpasang pada tiang lampu, sambungan lampu jalan dilakukan melalui kabel bawah tanah. Untuk menerangi area jalan raya pedesaan yang jauh dari sumber listrik, ada juga lampu jalan yang menggunakan panel surya untuk mengisi baterai yang memasok energi listrik ke lampu jalan tersebut serta diaktifkan dengan menggunakan saklar peka cahaya Penerangan jalan sangat diperlukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada pengguna jalan atau pedestrian terutama di malam hari.
SISTEM PENERANGAN JALAN DI SINGAPURA Lampu penerangan jalan di sepanjang jalan Singapura pertama kali dinyalakan pada 1 April 1824. Pada tahun 1862 lampu penerangan jalan menggunakan gas dari Gas Kallang sampai pada akhirnya lampu berbahan gas ini berakhir pada tahun 1956, dan dilanjutkan dengan lampu penerangan dengan menggunakan listrik.
Sistem penerangan jalan di Singapura sangat diperhatikan, hal ini terlihat pada penerangan jalan yang ada di sepanjang jalan Singapura. Terdapat banyak sekali desain lampu penerangan di jalan-jalan Singapura. Desain lampu di Singapura dibuat dengan jarak yang saling berdekatan. Hal ini bertujuan untuk memberikan penerangan yang optimal di pedestrian atau trotoar. Lampu-lampu ini didesain sesuai dengan tempat dan fungsinya. Seperti pada pedestrian di sepanjang jalan Orchard yang berbentuk bulat dengan empat lampu dan tidak terlalu tinggi. Desain ini disesuaikan dengan fungsinya yaitu hanya sebagai penerangan pada pedestrian itu saja dan bentuknya dibuat 4 lampu pada satu tiang karena akan lebih efisien dalam pencahayaannya. Jalan Orchard memiliki aktivitas sangat padat. Jalanan ini digunakan pengunjung untuk berbelanja, sehingga dibutuhkan intensitas penerangan yang tinggi, agar pengunjung pada malam hari merasa aman dan nyaman berjalan di pedestrian tersebut. Lampu penerangan ini tidak dibuat terlalu tinggi karena bangunan di sepanjang jalan ini memiliki lebih dari 2 lantai. Desain lampu yg berukuran pendek ini tidak menghalangi bentuk bangunan yang tinggi. Sedangkan pada lampu penerangan jalan terutama jalan raya, mempunyai ketinggian sekitar 5 meter yang mempunyai fungsi agar penerangan jalan raya lebih optimal. Dengan ketinggian tersebut, lampu penerangan ini memberikan intensitas cahaya yang lebih luas. Desain lampu penerangan pada jalan raya tidak terlalu diperhatikan karena lebih mengutamakan fungsinya. Lampu jalan raya kebanyakan sudah memakai tenaga surya dan saklar otomatis ketika sudah gelap. Hal ini akan lebih menghemat listrik dan biaya. Untuk di pedestrian, lampu masih menggunakan listrik dengan kabel yang ditanam di tanah. Penanaman kabel dalam tanah merupakan upaya dalam mendesain ruang kota agar lebih rapi dan terlihat estetikanya. Lampu penerangan, memiliki banyak fungsi seperti untuk memberi kenyamanan kepada penggunanya dan untuk menghindari kriminalitas. Di negara Singapura ini, pendapatan terbesarnya adalah dari sektor pariwisata. Oleh karena itu, pemerintah Singapura sangat memperhatikan pembangunan fasilitas. Mereka berupaya menarik wisatawan dengan menyediakan tempat wisata yang dapat dikunjungi sampai malam hari. Upaya itulah yang menjadi perhatian akan kenyamanan pengunjung dengan memperhatikan pencahayaan pada malam hari. Suatu kota yang terang pada malam hari, akan mengundang banyak wisatawan ke kota tersebut. Jadi negara ini berupaya sebaik mungkin menata pembangunannya dan memperhatikan sarana dan prasarana penunjang.
ASPEK HUMAN SETTLEMENT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) TKP 434P2
Disusun oleh : 1. Hendrawan Septy Nugroho 21040110120061
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
Aspek Human Settlementdi Kota Semarang dan Konsep Permukiman Berkelanjutan di Malaysia dan Singapura
1. LatarBelakang Pembangunan berkelanjutan mulai didengung-dengungkansejak tahun 1980-an. Pertama kali paradigmatersebut muncul dalam World Conservation Strategydari the International Union for the Conservation ofNature pada tahun 1980 (Keraf, 2002). Agenda 21 sebagaiproduk kesepakatan politik tersebut mengamanatkanpentingnya pembangunan berkelan-jutan di sektorpermukiman, pertambangan dan energi, transportasi danlingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan diarahkansebagai sebuah proses perubahan eksploitasi sumberdaya alam, arah investasi, orientasi perkembanganteknologi dan perubahan kelembagaan semua selarasdan meningkat baik masa sekarang dan masa depanuntuk memenuhi kebutuhan dan menjamin aspirasimanusia (Moles 2008; Moser 2009; Perez-Batres, Miller& Pisani 2011; Hutchins & Sutherland 2008). Tujuan utama pembangunan berkelanjutan adalahpeningkatan kualitas hidup masyarakat yang jugaberkedudukan sebagai inti perencanaan pembangunanitu sendiri (Myers, 2008). Kualitas hidup sendiridibentuk oleh tiga aspek yang beririsan, yaitu viability,sustainability dan viability. Kesejahteraan masyarakat(welfare) merupakan bagian dari penilaian kualitashidup (Yuan, 1999). Penilaian kualitas hidup dapatdilakukan berdasarkan pendekatan subjektif maupunobjektif (Cummins, 1999). Dewasa ini para ekonommulai menggunakan pendekatan subjektif darikebahagiaan dan kepuasan untuk mengukur tingkatkualitas hidup (Moro, 2008; Cummins, 2010).
Sumber :Keraf, 2002 Gambar1.KonsepSustainable
Khusus mengenaiHuman Settlement ataupermukimanadalahtempat (ruang) untukhidupdanberkehidupanbagikelompokm anusia. (Doxiadis, 1971).Dari definisi yang disampaikanolehDoxiadis, human settlements terdiridariContentataumanusia, sendiriataudalamsuatukomunitasdanContain eratauhunianfisik, yang bisaterdiridarihunianalamiataubuatanmanusi aataupungabungandarikeduanya. MenurutDoxiadis, Permukiman (Human Settlement) akanberjalandenganbaikjikaterkaitdenganbeb erapa unsure, yaitu : Nature (alam), Man (manusia), Society (kehidupansosial), Shell (ruang), dan Networks (hubungan).
Sumber :Doxiadis, 1971 Gambar 2.KonsepHuman Settlement
Lebihlanjutmengenaisektor permukiman, selama ini terjadipraktik perencanaan dan pembangunan yang tidak berorientasi pada masyarakat (Santoso, 2006).Kondisisepertiiniterjadi padaKota Semarang, salah satunya di Kelurahan Terboyo Wetan, KecamatanGenuk, yang berkembang pesat tidakberorientasipadamasyarakatsetelahdiba ngunnya mega proyek kawasan industri diKecamatan Genuk (Sariffuddin, 2006).Sehinggadiperlukanpembahasanmeng enaikarakteristikaspek-aspekhuman settlement untukmengetahuikualitashidupnyadanlesson learned yang ada di Malaysia danSingapura.Aspek-aspekhuman settlement inisecaraseimbangnantinyaakanmempengar uhikeberlanjutanlingkunganpermukiman.
2. Overview Kota Semarang Kota Semarang merupakan ibukota Propinsi Jawa Tengah, Indonesia dengan penduduksekitar 1,3 juta dan rata-rata pertumbuhan per tahunnya 1,43%. Kota Semarang yangtumbuh dari sektor perdagangan dan jasa memiliki luasan wilayah 373,7 km 2 . Khusus mengenai sektor permukiman,seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa selama ini terjadi praktik perencanaan dan pembangunan yang tidak berorientasi pada masyarakat. Seperti salah satunya yang terjadi di beberapa kelurahan di Kecamatan Genuk Kota Semarang yang berkembang pesat ke arah industri setelah ada mega proyek kawasan industri. Namun project ini tidak berorientasi terhadap permukiman masyarakat. Lebih lanjut yang terjadi pada lingkungan permukiman di Kelurahan Terboyo Wetan menjadi buruk dan menimbulkan masalah besar bagi lingkungan permukiman. Sedangkan secara sosial berdasarkan dari sisi kemakmuran (prosperity), saat ini masyarakat merasa lebih makmur dibandingkan sebelum berkembangnya kawasan industri. Malaysia Kawasan permukiman Malaysia tersebar baik di tengah kota maupun di daerah pinggiran kota. Permukiman yang berlokasi di tengah kota kebanyakan berbentuk apartemen dan berkembang secara vertikal. Sementara itu, permukiman yang berlokasi di pinggiran kota berkembang secara horizontal berupa rumah singleatau landed house. Rumah susun tersebut biasanya cenderung diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Sedangkan untuk rumah biasa (landed house) biasanya diperuntukkan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas.
Singapura Singapura adalah salah satu Negara yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki luas terkecil yaitu 710,2 km2 luas tersebut telah bertambah dari luas asalnya yaitu sebesar 581,5 km2 setelah dilakukan reklamasi. Sekitar 23% dari Singapura merupakan hutan dan cagar alam. Selama satu abad (1824-1921) penduduk Singapura menjadi kira-kira 40 kali lipat. Bila tahun 2010, penduduk Singapura 4,5-5 juta jiwa, maka selama satu abad (1921-2010) penduduk Singapura menjadi kira-kira 12 kali lipat. Singapura merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia dengan jumlah penduduk yang cukup banyak ini membutuhkan permukiman yang layak huni. Penyediaan perumahan melalui Dewan Pengembangan Perumahan (HDB), sehingga 85% dari rakyat Singapura tinggal di rumah susun yang disediakan. 3. Aspek-AspekHuman Settlement di Kota Semarang KapasitasEkonomiMasyarakat (Man) Kapasitasperekonomian rumah tangga warga Kelurahan TerboyoWetan dipengaruhi oleh jenis pekerjaan. Terdapat tigajenis pekerjaan yang berpengaruh terhadap kapasitasperekonomian rumah tangga warga. Pertama, pekerjaaninformal yang terdiri dari pedagang keliling, pedagangkaki lima, pengangkut sampah, tukang cuci, dan jasapengasuh anak.Rata- rata dari mereka memilikipendidikan rendah, yaitu tidak sekolah, tidak tamat SDdan tamat SD. Kelompok pekerjaan ini tidak memilikiketerampilan kerja, bahkan terdapat tiga responden yangbuta huruf. Rata-rata pendapatan keluarga adalahRp200.000,00 sampai dengan Rp400.000,00 per bulandan tidak memiliki waktu kerja yang pasti. Seluruhpendapatan cukup untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga dalam satu bulan dan biasanya tidak ada sisauntuk ditabung. Kedua, kelompok para buruh industri. Mereka berpendidikanSLTP, SLTA/STM, hingga perguruan tinggi. Rata-ratamemiliki
satuketerampilan kerja, yang paling dominanadalah menjahit, perbengkelan dan mebel, danpembuatan makanan. Mereka berpenghasilanRp800.000,00 hingga Rp1.500.000,00. Keluarga yangkedua orang tuanya bekerja pada umumnyaberpenghasilan di atas Rp1.000.000,00. Kelompok inimemiliki jam kerja yang jelas, yaitu rata-rata 8 jam. Ketiga, kelompok masyarakat bekerja sebagai PNS, dibidang keuangan dan asuransi, jasa dan pengusaha.Rata-rata mereka berpendidikan menengahhingga tinggi, yaitu SLTA hingga Perguruan Tinggi.Rata-rata memiliki satu keterampilan kerja yang cukupberagam. Mereka memiliki pendapatan rata-rata diatasRp2.000.000,00 per bulan dan memiliki jam kerja yangjelas, yaitu rata-rata 8 jam. Kondisi Lingkungan Permukiman (Nature) Kualitas lingkungan permukiman di Kelurahan TerboyoWetan dalam kurun waktu 15 tahun terakhir menurun.Penurunan kualitas lingkungan terutama terjadi padakualitas air permukaan, air tanah (sumur dangkal),udara, dan tanah. Sebelum kawasan industriberkembang, air sungai dapat dimanfaatkan untukmemenuhi kebutuhan masyarakat terutama untukmandi, mencuci, dan sarana bermain anak- anak.Namun, saat ini kondisinya sangat jauh berbeda. Airtersebut telah tercemar oleh limbah industri dan limbahrumah tangga sehingga pada musim kemarau berwarnacoklat kehitam-hitaman dan pada musim penghujanberwarna hijau kecoklatan. Lebih lanjut, sumber air bersih rumah tangga hanyabersumber dari sumur artesis. Mereka dapat memenuhikebutuhan air untuk kehidupan mereka hanyabersumber dari sumur tersebut yang dikelola olehperorangan. Sedikitnya ada 4 sumur artesis yang diakseswarga dan 1 sumur artesis hanya untuk masjid. Untukmendapatkan air tersebut, warga memasang pipa-pipaair dan diberi meter air seperti PAM. Rata-ratapengeluaran rumah tangga yang dihuni 23 KK untukkebutuhan air bersih Rp40.000,00 per bulan. Rob telah menyebabkan rentannya rumah warga,pencemaran lingkungan semakin parah, dan penurunantingkat kesehatan masyarakat. Rumah warga menjadirentan karena rumah mereka sering terendam air, tanahmenjadi tidak stabil, dan pada akhirnya rumah menjadiretak. Tidak jarang dijumpai rumah yang dibuat dua lantai. Masyarakat yang kurang mampu,
mereka lebih memanfaatkan sela-sela atap sebagai ruang berlindung. Kualitas Rumah Masyarakat (Shells) Rumah warga sebenarnya merepresentasikan karakterpenghuni dan kemampuanfinansialnya. Namun,kemampuan ekonomi masyarakat tersebut jugadipengaruhi oleh status warga, yaitu penduduk asli ataupendatang.Lebih jelas dapat dibahas sebagai berikut : Ketinggian rumah: representasi kemampuan ekonomiwarga. Ketinggian rumah di Kelurahan Terboyo Wetanmerepresentasikan kapasitas ekonomi rumah tangga.Hal ini disebabkan oleh kebutuhan rutin tiap 5 tahunsekali, yaitu meninggikan rumah (minimal lantainya),sedangkan biaya tanah uruk saat1 rumah ukuran 6 m x 12 mmembutuhkanRp5.000.000,00 per lima tahun. Kelurahan Terboyo Wetan mengalami pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol, terutamaoleh arus urbanisasi yang sangat besar, telahmenggelembungkan penduduk yang berdampak terhadap kualita permukiman masyarakat. Pada awalnya, parapendatang bisa ditampung dengan baik dan wajar.Namun, seiring dengan pertumbuhan yang tidakterkontrol akhirnya mulai tidak tertampung dengan baik.Akibatnya, banyak rumah yang dihuni oleh lebih daridua KK dan tidak mempertimbangkan kualitas rumahnya. Kondisi Sosial Masyarakat (Society) Antusias warga mengikuti kegiatan keagamaan, mengelola lingkungan permukiman, dan kegiatan gotong royong. Fenomena ini mengindikasikan modalsosial (social capital) lebih berperan pada kegiatankeagamaan dan bukan pada kegiatan-kegiatanpengelolaan lingkungan permukiman.Kehidupan sosial di Terboyo Wetansangat kuat terutama kegiatan keagamaannya sehinggapreferensimasyarakat lebih mengarah pada kegiatan- kegiatankebersamaan tersebut. Hampir seluruh elemenmasyarakat memiliki wadah (organisasi) untukbersosialisasi. Jaringan Masyarakat (Network) Kondisijaringanmasyarakat menyajikan hubungan masyarakat denganlingkungan disekitarnya, yaitu menilai bagaimanawarga mencapainya.Hal inijugamenjelaskan di satu sisimasyarakat memiliki ruang-ruang terbuka yang dapatdimanfaatkan untuk tempat rekreasi ataupun saranaolahraga warga, tetapi di sisi lain mereka kesulitanmendapatkannya. Warga
rela berdesak-desakan dalam rumahyang sempit dan dihuni oleh lebih dari dua KK.Aspek network.berdasarkan kebanyakan warga tidak mengetahuiprogram- programpembangunan dari pemerintah. Di samping itu,hubungan yang harmonis antara pemerintah, swasta, danmasyarakat kurang terjalin. Bahkan, beberapainfrastruktur terfragmentasi. Seperticontohnya mereka berpendapat bahwahubungan yang baik antara masyarakat, pemerintah, danswasta adalah jika ada hubungan kerjasama yang baik,adil, dan saling membangun. Mereka mencontohkanpipa PDAM yang melewati permukiman mereka untukmemenuhi kebutuhan industri, sedangkan masyarakatyang kampungnya dilewati justru tidak terlayani.Ironisnya lagi, pabrik-pabrik di kawasan industri, selainmendapatkan PDAM, mereka juga memiliki sumurartesis.
56
4. PokokPembahasan(Review) Penilaianterhadapke-lima aspekhuman settlement di Kota Semarang tepatnya di TerboyoWetanuntukmendukungpermukimanberkelanjutanhanyasatuprinsip yang nantinyamemenuhipermukimanberkelanjutanyaitusociety.Impresilebihmendalamsebenarnyama n, nature, shells, dan network masyarakattidakmendukungpermukimanberkelanjutan.Berdasrkantabel di bawah, sebenarnyaaspekman bisamendukungkeberlanjutanpermukimanjugadengankapasitasekonomimasyarakatmulaiberga ntungterhadappabrik.
Tabel 1.Aspek Human Setlement di Kota Semarang Elemen Human Settlement Kota Semarang (TerboyoWetan) KapasitasEkonomiMasyarakat(Man) Pada prinsipnya, terjadipergeserankebergantunganyang tadinya bergantung pada alam sekarangbergantung pada pabrik Kondisi Lingkungan Permukiman (Nature) Kemampuan adaptasiwarga pada lingkungan yang kurang layak dipengaruhioleh keberadaan sumber penghasilan. Jika dicermati,kondisi lingkungan yang semakin terpuruk telahmengurangi kenyamanan (livability) warga untukbertempat tinggal. Rob yang menggenang secara rutin,penurunan tanah, rumah yang rusak karena kondisilingkungan yang buruk, dan kesehatan warga yangsangat rawan merupakan faktor- faktor yang mengurangitingkat kenyamanan untuk bermukim.
Kualitas Rumah Masyarakat (Shells) Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat,sedangkan lingkungan hidup bersifat statis atau tidakberkembang., content terus bertumbuhdan berkembang, sedangkan container-nya tetap.
Kondisi Sosial Masyarakat (Society) Kekentalankomunitas(society)mendukungprinsip yang memenuhipermukimanberkelanjutan Jaringan Masyarakat (Network) Infrastruktur sepertipenyedia air terfragmentasi, sehinggawargakesulitanmencapainya. Sumber :AnalisaPribadi
Sedangkanjikadibandingkandengannegarakunjungankonsepkeberlanjutanpermukimans eperti Malaysia jugamempertimbangkanke-lima human settlement.Secara umum permukiman yang berlokasi di tengah kota kebanyakan berbentuk apartemen dan berkembang secara vertikal biasanya cenderung digunakan untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah. Jika dikaji berdasarkan aspek human settlement, antara kondisi lingkungan masyarakat
57
(nature), kualitas rumah masyarakat (shells) menyesuaikan kapasitas ekonomi masyarakatnya (man). Maksudnya menyesuaikan kapasitas ekonomi ini karena untuk sewa ataupun beli flat sendiri itu disesuaikan dengan penghasilan dan kedekatan akses menuju lokasi kerja. Sedangkan untuk jaringan masyarakat (network) dalam mengakses infrastruktur dipermudah karena lingkungan permukiman yang ada sudah mempersiapkan hal tersebut.Infrastruktur tersebut seperti kemudahan dalam mengakses ruang terbuka, kebutuhan air, pendidikan perpustakaan dan transportasi.Namun pada aspek kondisi sosial masyarakat (society) yang menjadi suatu problem yang susah dipecahkan Pemerintah Malaysia. Perbedaan etnis yang mendasari problem ini dan kecenderungan suatu etnis mengelompok dan berkembang pada permukiman yang tersendiri membuat hubungan antar sosial antar masyarakat tidak mendukung permukiman berkelanjutan di Malaysia. Hal yang dapat diambil untuk diterapkan dari Malaysia dalam hal aspek kondisi lingkungan permukiman (nature) yang menerapkan konsep 70% ruang terbuka dan hanya mengunakan 30% untuk bangunan. Hal ini memberikan gambaran akan kondisi lingkungan Malaysia yang semakin baik dengan kenyamanan (livability) warga bertempat tinggal tinggi. Selanjutnya akan dibandingkan dengan negara kunjungan ke-dua yaitu Singapura yang dikenal di Asia Tenggara sebagai salah satu negara yang mengedepankan permukiman berkelanjutan untuk warganya. Singapura dengan penduduk usia kerja di atas 70,9% dari seluruh penduduk Singapura dengan 26,7% bekerja pada sektor industri, 23,4% pada sektor perdagangan dan 21,5% pada sektor jasa.Singapura merupakan negara yang memiliki perkembangan yang cepat di bidang perekonomian, Jika hal ini dikaji berdasarkan kapasitas ekonomi masyarakat (man) tidak akan kendala yang akan menjadi problem khusus pada aspek ini. Jika ada masyarakat dengan penghasilan rendah sekalipun, ternyata pemerintah telah mempersiapkan beberapa program bantuan agar warganya tersebut mendapatkan pekerjaan dan dalam jangka beberapa tahun akan mampu menyewa atau membeli rumah untuk tempat tinggal dengan cara potongan dari upah kerja beberapa persen yang untuk ditabung. Kondisi lingkungan permukiman (nature) mengedepankan konsep kenyamanan dari segi desain landscape dan jaringan masyarakat (network) untuk mengakses infrastruktur (rumah sakit, sekolah, pertokoan, dan halte) dipermudah. Konsep green building pada kawasan permukiman seperti taman hijau di sekitar flat yang ditwarkan adalah salah satunya. Kondisi sosial masyarakat (society) Singapura juga hal menarik yang perlu dikaji. Seperti Malaysia dengan beberapa etnisnya tetapi hal yang membedakannya bahwa semua etnis yang ada saling bertenggang rasa, berbaur, dan tentram. Mungkin hal ini karena penyediaan landscape seperti tempat berkumpul atau taman lebih banyak. Kualitas rumah masyarakat (shells)di Singapura juga mempertimbangkan perkembangan atau mungkin tepatnya roda kehidupan. Ada tiga tipe yang menjadi konsep pemasaran dalam bentuk desain yang disediakan, untuk pasangan baru (2 orang), berkeluarga, dan terakhir usia lanjut yang lebih mempertimbangkan kedekatan sarana kesehatan dan keterjangkauan harga. Pemikiran seperti ini lah yang mungkin perlu dipertimbangkan pemerintah kita, Hal lain yang membedakan lagi terkait pertumbuhan penduduk di Singapura yang begitu pesat yang membuat Singapura sekarang menjadi padat yang diseimbangkan dengan penyediaan perumahan. Bila di wal sudah dijelaskan 85% dari penduduk singapura tinggal di rumah susun atau flat, itulah salah satu keberhasilan HDB dalam hal penyediaan perumahan. Konsep menyeimbangkan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, dengan meningkatkan lingkungan hidup yang ada atau mensejajarkan content dan container. Dari ke-lima aspek yang saling mendukung seperti yang dijelaskan di atas pada Singapura bisa dikatakan sudah sustainable terhadap human settlement yang dikembangkan.
58
5. Lesson learned Hal yang dapatdijadikanpembelajaranterkaitpenerapanaspekhuman settlement padakonsepberkelanjutandenganmemposisikanke-lima aspekman, nature, shells, society, dannetworkyang berorientasisama. JikadikajisecarapembangunanberkelanjutanTernyata aspek-aspek tersebutmemberikan kontribusi terhadap kesejahteraanmasyarakat secara berjenjang, yaitu dari perekonomian/viability (man), kemudian aspek sosial/livability(society), dan terakhir baru pada aspek lingkungan/sustainability (nature, shells, dan network).
Daftar Pustaka KKL JPWK UNDIP Semarang Angkatan 2010. Tahun2013
Meadows, D. (1998). Indicators and InformationSystem for Sustainable Development. Hartland: TheSustainability Institute.
Sariffuddin (2011).PenilaianKesejahteraanMasyarakatuntukMendudkungPermukimanBerkelanjutan di Kota Semarang..Jurnal JPWK Undip. Semarang.
59
PENGGUNAAN LAHAN DI SEMARANG, SINGAPURA DAN MALAYSIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) TKP 434P2
Disusun oleh : 1. EKO PRASETYO 21040110141022
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013