You are on page 1of 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pentingnya Praktek Kayu Beserta Tujuannya

I.1a Latar Belakang.
Penulisan buku ajar ini dilatar belakangi oleh berkurangnya minat pada praktek kayu,
keseragaman dalam memberi materi praktek kayu, tidak adanya peremajaan peralatan praktek
kerja kayu baik yang manual maupun yang masinal dan kemajuan teknologi dibidang pekerjaan
kayu yang sangat pesat sekali, serta untuk mempermudah pada saat memberikan pelajaran dan
evaluasi setelah berakhirnya praktek kayu.
Sehingga dengan adanya buku ajar ini diharapkan dapat memberikan pengertian dan
penjelasan kepada para mahasiswa secara garis besar tentang praktek kayu serta cara evaluasi
akhir praktek dengan baik. Karena praktek kerja kayu ini erat kaitannya dengan dunia
perindustrian dalam hal ini industry meubel (furniture), dengan demikian mahasiswa diharapkan
mengerti dan jelas tentang apa yang dinamakan praktek kerja kayu itu.

I.2a Tujuan.
Tujuan dari penulisan buku ajar ini untuk memberikan pengertian serta penjelasan tentang :
a. Industri konstruksi/bangunan
b. Dasar pengetahuan kayu sebagai bahan utama kerja kayu
c. Perkakas dan peralatan kerja kayu
d. Hubungan dan sambungan pada kerja kayu
e. Konstruksi rangka dinding dan rangka atap
f. Pekerjaan finishing
Namun semua poin tersebut diatas hanya dijelaskan secara garis besarnya saja. Pada saat
melaksanakan praktek kerja kayu di bengkel (workshop) diharapkan mahasiswa dapat
mengembangkan pengertian atau pemahaman serta ketrampilan dengan jalan melakukan
pengamatan serta penghayatan prosedur kerja dengan baik dan benar.



B. Mengenalkan Kayu Sebagai Bahan Kontruksi Bangunan

I.1b Kayu Sebagai Bahan Utama Konstruksi.
Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapat dari tumbuhan alam, artinya kayu dapat
diperoleh di alam dengan mudah tanpa harus dibuat atau diolah di pabrik. Dari pohonnya kayu
dapat dibentuk berbagai macam ukuran, pemilihan atas suatu bahan bangunan tergantung dari
sifat-sifat teknis, ekonomis dan keindahannya, maka harus diketahui sifat dari kayu sepenuhnya.
a. Sifat kayu yang menguntungkan, adalah sebagai berikut :
1. Mudah didapat dan ralatif murah
harganya dibandingkan dengan
bahan bangunan lainnya seperti
beton dan baja.
2. Mudah dikerjakan tanpa alat berat
khusus.
3. Bentuknya indah alami.
4. Sebagai isolasi panas.
5. Sebagai isolasi listrik.
6. Tahan zat kimia seperti asam dan
garam dapur.
7. Ringan, mengurangi berat sendiri
dari bangunan.
8. Serba guna serta bekasnya masih
dapat dimanfaatkan lagi.
b. Sifat kayu yang merugikan, adalah sebagai berikut :
1. Mudah terbakar dan menimbulkan api.
2. Kekuatan dan keawetan kayu sangat tergantung dari jenis dan umur pohon.
3. Cepat rusak oleh pengaruh alam.
4. Dapat dimakan oleh serangga kecil seperti rayap, kumbang dan lain-lain.
5. Dapat berubah bentuknya, seperti menyusut/memuai tergantung dari kadar air yang
dikandungnya.
6. Kekuatan kayu tidak seragam, walaupun dari jenis pohon yang sama hal ini disebabkan
karena adanya cacat kayu.

I.2b Kadar Air Kayu dan Penyusutan.
Kayu sebagai bahan bangunan memiliki faktor penyusutan sebagai sifat fisis, ditentukan
oleh banyaknya air yang dikandung oleh kayu. Kadar air kesetimbangan kayu akan menyerap
dan melepas air yang ada di udara sampai kadar air kayu itu seimbang dengan yang di udara.
Kadar air dinyatakan dalam prosen () terhadap berat kayu kering. Dengan anggapan suhu tidak
berubah, maka kadar air tergantung pada kadar udara di sekelilingnya.
A. Kadar air kayu dan titik jenuh serat.
Air yang dikandung oleh kayu dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
1. Air Bebas, yang terdapat dalam rongga sel dan ruang antar sel.
2. Air yang terikat secara kapiler dalam dinding sel, air inilah yang penting dalam proses
penyusutan kayu. Jika air bebas dalam kayu sudah menguap dan tinggal air kapiler maka
kayu dalam keadaan jenuh, besarnya 30 untuk semua jenis kayu.

Gambar 1.4b













Ditinjau dari tingkat pemakaiannya kayu mempunyai sifat mudah diolah, dikerjakan,
liat dan ringan (berat jenis kayu kecil). Sedangkan dari tingkat kekuatan kayu dapat
menerima gaya tarik, tekan, putar, geser dan lentur. Keawetan kayu, asal pengolahannya
tepat kayu akan awet. Untuk itu kriteria kayu yang baik secara visual, adalah sebagai berikut :
1. Tidak lapuk
2. Tidak berlubang
3. Lurus, siku dan tidak baling
4. Tidak ada kayu muda
5. Serat kayu searah
6. Tidak ada mata kayu.



Gambar 1.4b Variasi Kadar Air pada Pohon.
a. Kadar air dari pohon hidup
b. Kadar air bebas dan air terikat
c. Kadar air yang mencapai titik jenuh (30 )
d. Kadar air kering udara (0 30 )
e. Kadar air kering tanur ( 0 )


I.3b Cacat Kayu.
Cacat kayu dapat menimbulkan efek samping yang serius terhadap kekuatan kayu, kekakuan
dan keindahan kayu. Untuk mengenal posisi dari berbagai bentuk cacat kayu, kita tentukan
bentuk penampang kayu. Macam-macam cacat kayu dapat dikelompokkan dalam 4 (empat)
kelompok :
Cacat Kayu Setelah Penggergajian Akibat Penyusutan.
Cacat atau kerusakkan ini pada dasarnya diakibatkan karena proses penyusutan disamping
menimbulkan perubahan bentuk juga menimbulkan perubahan dimensi. Perubahan dimensi
karena penyusutan dapat ditinjau dari 3 (tiga) arah penampang kayu, yaitu :
a. Tangensial : penampang menyinggung arah lingkaran tumbuh.
b. Radial : penampang yang melintang lingkaran tumbuh.
c. Aksial : penampang dalam arah memanjang kayu.
Macam-macam cacat akibat penyusutan, adalah sebagai berikut :
Cacat akibat penyusutan seperti di atas sukar sekali dihindarkan, tetapi dapat dikurangi
dengan cara penumpukkan yang baik dan meletakkan beban pemberat pada bagian atas
tumpukkan serta tidak memberikan suhu yang tinggi selama proses pengeringan.
Macam-macam cacat akibat penyusutan ditunjukkan pada Gambar.














Macam-Macam Cacat Akibat Penyusutan.
(a). Sisi cembung (spring). (b). sisi busur (Bow).




















Cacat Disebabkan Serangan Jamur Pembusuk.
Kerusakkan ini terjadi pada permulaan pengeringan, yang banyak diserang pada umumnya
bagian kayu gubal. Karena jamur dapat tumbuh dengan subur pada temperature rendah dan
kelembaban tinggi, maka untuk mengendalikan kerusakkan ini adalah dengan cara mempercepat
proses pengeringan.
Macam-macam jamur, adalah sebagai berikut :
a. Jamur pelapuk kayu
b. Jamur pelunak kayu
c. Jamur pewarna kayu.


(e). Pecah ujung.
(f). Pecah permukaan (end splits).
Macam-Macam Cacat Akibat Penyusutan.
(c). Permukaan mangkok (cup).
(d). Melenting (twist).
Cacat Disebabkan Bahan Kimia (zat ekstraktif).
Kayu mempunyai kandungan beberapa zat, diantaranya zat ekstraktif. Melalui reaksi kimia
zat ini dapat mengakibatkan perubahan warna atau noda pada kayu.












Cacat dari Pohon.
Cacat dari pohon dapat dibedakan menjadi 4 (empat), adalah sebagai berikut :
1. Cacat mata kayu.
a. Mata kayu sehat, adalah : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh
kukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama/lebih gelap dengan kayu sekitarnya.
b. Mata kayu lepas, adalah : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada
proses pengerjaan mata kayu ini mudah lepas dan tidak ada gejala busuk.
c. Mata kayu busuk bergerombol, adalah : mata kayu ini menunjukkan tanda
pembusukkan, biasanya bergerombol dan bagian kayunya lunak/lapuk, berlainan dengan
bagian kayu sekitarnya.
Pengaruh adanya mata kayu pada kayu, adalah :
1. Mengurangi sifat keteguhan kayu
2. Serat-serat disekeliling mata kayu umumnya tidak teratur (menyulitkan pengerjaan)
3. Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu
4. Mengurangi keretakkan
5. Menyebabkan lubang pada hasil lebar finir.
Macam-Macam Cacat karena Zat Ekstraktif (getah).
2. Cacat hati rapuh.
Hati rapuh ini merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar di daerah tropis,
misalnya : kayu meranti. Cacat ini mengurangi kekuatan terhadap kayu, biasanya terdapat
pada hati kayu (pusat lingkaran tumbuh kayu bulat).
3. Serangga perusak kayu.
Serangga perusak kayu antara lain : rayap, kumbang kayu dan bubuk kayu, karena
pengaruhnya maka kekuatan kayu akan berkurang.
4. Cacat kayu gubal (sap wood).
Kayu gubal juga merupakan salah satu jenis cacat kayu, karena adanya kayu gubal pada
suatu potongan kayu, maka akan mempengaruhi kekuatan kayu (terutama untuk konstruksi
berat), keindahan dari kayu gubal ini merupakan sasaran utama serangga perusak kayu.

I.4b Penyimpanan Kayu.
Penyimpanan kayu disini berarti penumpukkan kayu, kayu harus ditumpuk/disusun yang
baik agar kayu tetap dalam keadaan baik, bebas dari serangga perusak kayu dan serangga jamur.
Agar didapat kayu dalam keadaan kering normal yaitu kekeringan kayu dengan kadar air
kesetimbangan antara 12 18 %, maka penumpukkan kayu itu erat kaitannya dengan perawatan
dan pengeringan kayu yang disimpan.
A. Syarat-syarat penumpukkan kayu yang baik, adalah sebagai berikut :
1. Tempat harus rata/datar dan bebas dari genangan air.
2. Sumber hama dan penyakit kayu harus dihilangkan.
3. Jarak timbunan dari lantai dianjurkan setinggi 50 cm untuk ruang kosong sirkulasi
udara.
4. Terlindung dari hujan dan cukup sirkulasi udara.
5. Antara tumpukkan yang satu dengan yang lain harus ada ruang yang cukup untuk
sirkulasi udara dan untuk memudahkan pada waktu pengambilan dan penumpukkan.
6. Tinggi penyusunan dianjurkan jangan terlalu tinggi 3 meter.
7. Papan/balok disusun dengan menggunakan kayu ganjel/lat (sticker). Ganjel harus dibuat
dari kayu yang sehat (bebas cacat), keadaan kering, bentuk persegi dan seragam.
8. Untuk papan yang sudah kering, ganjel (sticker) boleh dipasang pada setiap 8 (delapan)
tumpuk papan. Ukuran ganjel (sticker) ditunjukkan pada Tabel 1.6b
1
.
9. Antara kayu/papan yang satu dengan yang lainnya pada suatu tumpukkan harus diberi
jarak antara 2 5 cm.

Tabel I.6b
1
Ukuran ganjel (sticker).

No.
Tebal kayu/papan
(cm)
Tebal ganjel
(cm)
Lebar ganjel
(cm)
Jarak ganjel
(cm)
1. 3 1,6 2,5 40 - 80
2. 3 6 2,5 2,5 60 - 100
3. 6 4 4 80 - 100


B. Cara penyusunan/penumpukkan kayu.
Ada 2 (dua) cara penumpukkan/penyusunan kayu, adalah sebagai berikut :
1. Cara Vertikal, cara ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Penumpukkan Silang
b. Penumpukkan Sandar.
2. Cara Horisontal, cara ini dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu :
a. Penumpukkan sejajar c. Penumpukkan bersilang (zig-zag)
b. Penumpukkan persegi d. Penumpukkan segi tiga

1.5b Pengawetan Kayu.
Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya, kayu dikatakan awet bila
mempunyai umur pakai yang lama.
Adapun faktor penyebab kerusakkan kayu digolongkan menjadi :
a. Penyebab Non Mahluk Hidup.
1. Faktor Fisik ; keadaan/cuaca alam yang mampu merusak kayu (suhu udara, panas, air dan
sebagainya).
2. Faktor Mekanik ; akibat proses kerja alam atau tindakkan manusia (pukulan, goresan,
tarikkan dan tekanan).
3. Faktor Kimia ; faktor yang mempengaruhi unsur kimia yang membentuk komponen kayu
(pengaruh garam, asam dan basa)
b. Penyebab Mahluk Hidup.
1. Jenis Jamur ; serangan jamur yang mengakibatkan pelapukkan dan pembusukkan.
2. Jenis Serangga ; serangan serangga yang memakan dan tinggal di dalam kayu.
c. Alasan melakukan Pengawetan Kayu, karena :
1. Kayu yang memiliki kelas keawetan yang tinggi sangat sedikit dan sulit didapat dalam
jumlah yang banyak, selain itu harganya cukup mahal.
2. Kayu kelas keawetan III s.d V cukup banyak dan mudah didapat dalam jumlah yang
banyak. Selain itu segi keindahannya cukup tinggi, hanya faktor keawetannya saja yang
kurang. Sehingga lebih efisien bila diawetkan dahulu.
3. Dilain pihak dengan pengawetan kayu orang akan berusaha mendapatkan keuntungan
finansial.
d. Tujuan Pengawetan Kayu, adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperbesar keawetan kayu, sehingga menjadi lebih lama unsur pemakaiannya.
2. Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu ber-kelas keawetan rendah dan sebelumnya
belum pernah digunakan dalam pemakaian.
3. Untuk mengatasi pengangguran.
e. Macam-macam Metode Pengawetan.
Metode pengawetan dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Pengawetan Metode Sederhana.
a. Metode rendaman
b. Metode pencelupan
c. Metode pemulasan dan
penyemprotan
d. Metode pembalutan
2. Pengawetan Metode Khusus.
a. Metode proses sel penuh
b. Metode proses sel kosong


f. Bahan Pengawet.
Bahan pengawet kayu adalah : bahan-bahan kimia yang telah diketemukan dan sangat
beracun terhadap mahluk perusak kayu, antara lain : Arsen (As), Tembaga (Cu), Seng (Zn),
Flour (F), Chroom (Cr) dan lain-lain.
Selain proses pengawetan diatas, sebetulnya finishing adalah juga merupakan tindakan
pengawetan terhadap kayu, seperti meni, cat, vernis, plitur, teak oil dan sebagainya. Tetapi jika
hanya difinishing fungsinya hanya melindungi atau menutup bagian luar kayu sehingga kurang
mampu mengatasi faktor-faktor perusak kayu.



C. Macam-macam Perkakas dan Peralatan yang digunakan untuk Kerja
Kayu

I.1c Penjelasan tentang Perkakas dan Peralatan Kayu
Perkakas dan peralatan disini mencakup peralatan kerja tangan (perkakas), peralatan
mesin tangan (hand tools) dan mesin kayu (masinal). Didalam pekerjaan konstruksi perkakas
tangan dasar dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok utama :
A. Perkakas Ukur (Measuring tools).
Perkakas ukur adalah perkakas yang digunakan untuk membuat tanda (mark out) pada
bagian (part) benda kerja dengan pemberian dimensi sesuai dengan gambar teknik, ukuran yang
tepat pada semua sisi dan gambar yang diinginkan.
Macam-macam Perkakas Ukur:
Penggaris lipat.
Mistar baja (Steel rule).
Pita pengukur (Measuring tapes).
Batang ukur (Measuring rod).
B.Perkakas Penanda (Marking out tools).
Perkakas penanda digunakan untuk membantu dalam membuat detail tanda seperti garis
datum, garis luar dan posisi lubang (diameter), memberi tanda/penggambaran pada benda kerja.
Macam-macam Perkakas Penanda:
Pensil tukang
Pisau Penanda (scriber).
Pemberi Tanda Garis (Marking
gauge)/ Perusut
Jangka (dividers).
Garis Kapur (Chalk line).
Punches.
C. Perkakas Pemotong (Cutting tools).
Alat pemotong digunakan untuk mengeluarkan kelebihan material dari benda kerja untuk
membuat suatu bentuk, ukuran, dan untuk membuat model diatas benda kerja seperti sebuah
lobang.
Macam-macam peralatan pemotong (cutting tools):
Pahat.
Betel.
Kikir (hand files & rasp).
Gunting tipis (thin snips).
Gergaji dan macamnya
Ketam (Plane)
Pengebor(drillinng)
D. Perkakas Pendorong (Driving tools).
Alat pendorong/penekan digunakan untuk menyalurkan kekuatan (forces) yang dapat
membantu saat melakukan pemasangan dan pembongkaran komponen, untuk membantu dalam
meluruskan dan menyetel komponen sehingga memungkinkannya untuk dipasang bersama.
Macam-macam Perkakas Pendorong:
Palu (hammer).
Pembenam Paku (nail punch).
Obeng.
E. Perkakas Penjepit (Gripping tools).
Peralatan penjepit digunakan untuk menahan komponen yang akan di bongkar, dipasang,
dikerjakan atau disetel. Peralatan penjepit dibedakan menjadi 4 (empat) macam, adalah sebagai
berikut :
Bench vice.
G-Clamp.
Quick-action bar clamp.
Sash clamp
Tang (Pliers).
F. Perkakas Pengetes/Penguji (Testing tools).
Terdapat banyak alat didalam bengkel kerja dan di tempat bangunan yang digunakan
untuk menguji atau memeriksa komponen. Peralatan pengetes/penguji dibedakan menjadi 3
(tiga) macam, adalah sebagai berikut :
Siku (Frame Square).
Pelurus level (Precision level).
Bandul (Plumb Bob).
G. Mesin-Mesin Kayu.
Mesin-mesin kayu dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Mesin Pemotong.
a. Gergaji Ayun (radial arm saw)
b. Gergaji Bundar (circular saw)
2. Mesin Ketam.
a. Ketam Perata.
b. Ketam Penebal.
3. Mesin-mesin pendukung.
a. Mesin Bor d. Mesin Bubut
b. Mesin Moulder e.Mesin Pembuat
Dowel
c. Mesin Amplas f. Gergaji Pita

Setelah mempelajari tentang perkakas (hand tool) diharapkan mahasiswa mampu :
a. Membuat perencanaan dan menyiapkan peralatan
b. Mengidentifikasi peralatan yang akan digunakan
c. Memilih peralatan yang cocok dengan jenis pekerjaan
d. Menggunakan Peralatan hand tools
e. Merawat dan membersihkan peralatan hand tools

D.Hubungan (Sambungan) Pada Pekerjaan Kayu

I.1d Pengertian sambungan pada pekerjaan kayu.
Hubungan atau sambungan itu adalah untuk membuat suatu rangkaian dari beberapa batang
kayu, sehingga ini merupakan sebuah konstruksi yang kokoh. Secara garis besar hubungan kayu
itu dibagi menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
1. Hubungan dalam arah lebar; hubungan ini untuk mendapatkan luas yang besar, misalnya :
lantai, dinding dan langit-langit (plafond). Hubungan ini terdiri dari beberapa papan yang
berjajar.
2. Hubungan dalam arah panjang, hubungan ini untuk mendapatkan hubungan kayu yang
menjadi panjang. Yang terdiri dari beberapa balok, kedudukkannya dalam satu garis lurus.
3. Hubungan menyudut, kedudukkan kedua kayu tidak dalam satu garis lurus.

I.2d Macam-macam Sambungan kayu
Sambungan Lurus/Tegak (Butt J oints).
Macam-macam sambungan lurus/tegak:
a. Sambungan Lurus Siku.
b. Sambungan Lurus Verstek (miring 45).
c. Sambungan Lurus dengan Pen Dowel.
Sambungan Takik kayu (Halving J oint)..
Macam-macam sambungan Takik kayu, adalah sebagai berikut :
a. Sambungan Takik Kayu pada Sudut (Corner Halving Joint).
b. Sambungan Takik Tidak Tembus (Stopped Halving Joint).
c. Sambungan Takik Kayu Silang (Cross Halvint Joint).
d. Sambungan Takik Kayu Memanjang (Scarf Halving Joint).
e. Sambungan Takik Kayu Miring 45
o
(The Mitre Halving Joint).
f. Sambungan Takik Kayu Ekor Burung (Dovetail Halving Joint).
Sambungan Beralur (Housing J oint).
Jenis-jenis sambungan beralur adalah sebagai berikut :
a. Sambungan Beralur Menerus (Through Housing Joint).
b. Sambungan Beralur pada Sudut (The Corner Housing Joint).
c. Sambungan Beralur tidak Menerus (Stopped Housing Joint).
d. Sambungan Beralur dan Lidah (Tongued Housing Joint).
Sambungan Pen dan Lubang (Mortise and Tennon J oints).
Pada sambungan pen dan lubang bidang sambungannya terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Lubang, bidang berlubang suatu kayu untuk tempat pen.
2. Pen, bagian yang dibentuk sedemikian rupa pada suatu kayu lainnya untuk dimasukkan ke
lubang pada kayu lainnya.
Kegunaan utama dari sambungan ini, antara lain :
1. Hubungan pada rangka ibu pintu dan jendela (kusen)
2. Hubungan pada rangka daun jendela dan pintu
3. Konstruksi pagar atau pekerjaan rangka lainnya seperti rangka dinding dalamnya.
4. Rangka pada pekerjaan furniture dan rak almari.
Jenis dari sambungan pen dan lubang, antara lain :
a. Sambungan pen dan lubang tembus biasa
b. Sambungan pen dan lubang tersembunyi
Sambungan Kayu/Papan Arah Melebar (J oints used Widening).
Kegunaan utama dari kayu/papan yang disambung melebar, adalah sebagai berikut :
a. Permukaan atas meja
b. Barang-barang furniture
c. Lantai
d. Dinding dan interior lainnya.
Macam-macam sambungan papan arah lebar dibedakan menjadi 4 (empat) :
1. Sambungan arah lebar tegak (The Butt Edge Joint).
2. Sambungan arah lebar dengan sekrup (Screwed Butt Edge Joint).
3. Sambungan alur dan lidah (Tongued and Grooved Joint).
4. Sambungan alur dan lidah lepas (The Feathered/Slip Tongued Joint).
Berikut gambar macam-macam sambungan pekrjaan kayu

SAMBUNGAN ARAH MEMANJANG
SAMBUNGAN BIBIR LURUS (SBL)






























































SAMBUNGAN BIBIR MIRING (SBM)























SAMBUNGAN ARAH VERTIKAL












SAMBUNGAN PERPANJANGAN ARAH TEGAK UNTUK TIANG
(SAMBUNGAN TANPA PERKUATAN)





































SAMBUNGAN ARAH MENYUDUT
















































































































E. Pekerjaan Finishing

I.1e Pengertian pekerjaan Finishing.
Pekerjaan finishing pada pekerjaan kayu adalah untuk membuat suatu benda kerja atau hasil
kerja menjadi rapi, indah dan terlindungi dari udara panas, air serta sinar matahari.
Pekerjaan finishing harus dilakukan pada pekerjaan kayu terutama pada benda kerja atau
hasil kerja yang berhubungan dengan meubel (furniture) dan komponen bangunan, misal : meja,
kursi, lemari, daun jendela, daun pintu dan kusen jendela/pintu. Jenis bahan finishing ada
bermacam-macam misalnya : Cat, vernis dan pelitur.
I.2e Tujuan Finishing.
Pekerjaan finishing pada kayu mempunyai tujuan sebagai berikut :
a. Memperindah benda hasil kerja
b. Melindungi benda kerja yang difinishing dari air, udara dan sinar matahari
c. Untuk menarik perhatian benda hasil kerja.
I.3e Penjelasan Finishing Cat.
Cat dalam bentuknya yang paling sederhana adalah campuran antara zat-zat warna (pigment)
dan bahan pengikat (binder). Cat modern mulai digunakan kira-kira tahun 1920-an. Penjelasan
paling sederhana mengenai cat modern adalah campuran zat warna, bahan pengikat dan bahan
pelarut. Binder menahan pigmen-pigmen bersama dan merekatkan cat pada permukaan.
Bahan-bahan pelarut digunakan untuk melarutkan resin atau untuk mengencerkan minyak
agar campuran dapat diaplikasikan pada permukaan. Bahan pelarut adalah sari dari minyak
petroleum. Cat adalah cairan berwarna hitam, putih atau berwarna yang berisikan bahan pelarut,
zat warna (pigmen) dan bahan pengikat (binder) yang, ketika diaplikasikan pada permukaan,
menjadi kering untuk membentuk lapisan tipis (film) yang berkelanjutan.
I.4e Jenis-Jenis Cat.
Jenis cat yang diproduksi dibedakan menjadi 5 (lima), antara lain :
1. Cat Otomotif : Dibuat untuk industri, cat otomotif cepat kering, memiliki daya tahan dan
fleksibilitas yang tinggi, memiliki kualitas yang baik untuk disesuaikan ulang.
2. Cat komponen dua-pack : Dibuat untuk berbagai macam penggunaan, jenis cat ini
memiliki kekuatan (toughness) yang unggul dan tahan terhadap goresan dan juga sangat
tahan terhadap asam-basa (acid-alkali).
3. Cat Industrial : Cat jenis ini harus memiliki daya tahan yang tinggi, tahan korosif dan
memiliki sifat-sifat menutup yang baik.
4. Cat Anti Korosif : Dibuat untuk area-area dimana kondisi atmosfer dan/atau cuaca sangat
ekstrim, cat anti-korosif memiliki daya tahan permukaan yang sangat baik dan tahan
terhadap air laut, asam, alkali dan air.
5. Cat Rumah Tangga : Dibuat untuk pengecatan di rumah dan cocok untuk digunakan dalam
bangunan-bangunan komersial, cat ini memiliki berbagai jenis cat akhir (finish), mudah
diaplikasikan dan diproduksi dalam berbagai jenis warna.
Macam-Macam Cat Rumah Tangga:
1. Cat Minyak.
Cat minyak berisikan zat warna (pigment), bahan pengikat (binder), bahan pelarut (solvent),
bahan pengering (drier) dan pigmen pengembang (extender pigment). Jenis-jenis cat minyak
yang tersedia adalah :
a. Primer.
Persyaratan yang harus dimiliki oleh cat primer berbahan dasar minyak
Kemampuan untuk menembus dan menutupi permukaan dan memberikan daya rekat
(adhesion) bagi pelapisan (coat) berikutnya.
Harus disapukan dengan baik pada urat kayu guna memastikan agar udara di dalam urat
kayu terbuang dan primer menutupinya.
Akan menghentikan pelapisan berikutnya untuk tidak menembus permukaan dan harus
menutupi permukaan dan memberikan daya tahan (hold out). Semua primers harus
memiliki daya tahan yang memadai.
Biasanya diproduksi untuk kayu dan logam.
Untuk kayu lunak memiliki kandungan minyak yang lebih banyak untuk memungkinkan
penyerapan bagian cairan dari cat ke dalam urat-urat kayu yang berpori-pori lunak.
Harus memiliki daya penetrasi yang baik ke dalam sel-sel kayu.
Juga harus meninggalkan cukup binder pada permukaan kayu untuk menahan pigmen
bersama dan memberikan daya tahan (hold-out). Kayu keras tidak menyerap bagian
cairan cat sebanyak yang dilakukan kayu lunak. Primer untuk kayu keras dapat
dimodifikasi bila dikehendaki.

b. Sealer.
Sealer serupa dengan primer berbahan dasar minyak dan harus menembus
permukaan, meninggalkan daya tahan (hold-out) yang cukup dan memberikan
daya rekat (adhesion) untuk pelapisan berikutnya. Sealer harus menutupi
permukaan.
Sealer dirancang untuk menghentikan pengisapan atau penyerapan pada
permukaan dan memberikan landasan bagi lapisan berikutnya.
Sealer umumnya diaplikasikan pada plester atau permukaan tembok (masonry).
Sealer mungkin memerlukan sedikit thinner tambahan untuk membantu cat
membasahi permukaan.
c. Undercoat.
Oil undercoat dibuat untuk digunakan di atas permukaan yang sudah dilapisi
dengan primer atau sudah dicat sebelumnya.
Undercoat akan menambahkan ketebalan lapisan tipis (film) dan membantu
pelapisan (coating) berikutnya.
Ada 2 (dua) jenis undrecoat yang dibuat, yaitu : undercoat untuk interior dan
undercoat untuk eksterior. Keduanya tidak boleh digunakan secara bersama-sama.
d. Flat finish.
Cat minyak untuk cat akhir rata (flat finish) adalah rata dalam arti bahwa panel memiliki
permukaan yang halus.
Cat flat finish ideal untuk digunakan pada langit-langit dimana sedikit kerusakan
atau tanda-tanda dapat terjadi.
Cat flat finish tidak dianjurkan untuk digunakan di kamar mandi, dapur atau ruang
cucian dimana uap atau kelembaban dapat mempengaruhi lapisan cat, dan dimana
pembersihan dapat terjadi.
Harus berhati-hati membersihkan permukaan lapisan dengan cat film, agar tidak
menimbulkan tanda-tanda atau menggosok cat flat finish ketika
membersihkannya.



e. Satin finish.
Satin finish dalam arti bahwa panel memiliki permukaan yang mengkilap halus.
Satin finish, juga disebut satin enamel digunakan sebagai cat akhir. Permukaan perlu
dipersiapkan dengan semestinya.
Cat satin finish ideal untuk digunakan di dalam kamar mandi, tempat cucian,
dapur atau tempat-tempat dimana diperlukan pencucian secara teratur. Satin finish paling
baik digunakan untuk ruangan interior.
f. Gloss finish.
Cat gloss finish atau gloss enamel finish memiliki permukaan yang halus dengan kualitas
tinggi.
Ada 2 (dua) jenis gloss finish, yaitu :
a. Interior Gloss Finish.
Cat ini memiliki tingkat kilap yang sangat baik dan tahan lama serta memiliki
resistansi terhadap uap.
b. Eksterior Gloss Finish.
Semua cat minyak dapat diencerkan dengan menggunakan terpentin dan kuas, serta
peralatan harus dibilas atau dibersihkan dengan terpentin.
2. Cat Latex.
Cat latex mengandung pigmen (pigment), bahan pengikat (binder), bahan pelarut (solvent),
pengering (drier) dan pengembang (extender) sebagai bahan-bahan utama. Perbedaan
utama antara cat minyak dan cat latex adalah binder yang dikandungnya. Binder pada
cat latex dapat diencerkan atau dilarutkan dengan air. Hal ini memungkinkan kuas, roller
dan peralatan lainnya dicuci dengan air.
Jenis-jenis cat latex yang dibuat untuk cat rumah tangga, adalah :
a. Primer,
b. Sealer;
c. Undercoat,
d. Flat finish,
e. Satin finish,
f. Gloss finish.
Perbedaan utamanya adalah bahwa cat latex memiliki penetrasi yang terbatas ke dalam
permukaan. Cat minyak, sebagaimana yang telah dijelaskan, menembus dan menyatu
dengan permukaan. Cat latex memperoleh daya rekat melalui cara-cara mekanis.

Keuntungan cat latex adalah :
a. Masa pengeringan yang lebih singkat,
b. Tidak memiliki bau yang terlalu menyengat,
c. Mudah diaplikasikan.
Produk-produk yang tersedia dalam kategori cat yang diencerkan dengan air adalah :
a. Cat Acrylic 100 persen.
b. Cat Vinyl.
c. Cat Vinyl/Acrylic.
d. Cat Vinyl/Latex.
e. Cat Latex.
Ada 2 (dua) jenis lapisan cat lainnya yang dibuat dan digunakan dalam cat rumah tangga
adalah :
1. Sealer Berbahan Dasar Spirtus.
Stain sealing coating berbahan dasar spiritus dapat dimasukkan ke dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu :
a. Pigmented Coating berbahan dasar Spirtus.
b. Sealer berbahan dasar Vinyl.
c. Sealer berbahan dasar Shellac.
2. Universal Coating.

I.5e Sistem Pelapisan.
A. Definisi Sistem Pelapisan.
Sistem pelapisan (coating system) adalah pengecatan lapisan primer yang diikuti dengan
undercoat, dan selanjutnya dilapisi dengan lapisan finishing. Sistem pelapisan digunakan karena
sulitnya membuat dan mengaplikasikan lapisan cat (paint film) dengan ketebalan yang memadai
dalam satu kali pekerjaan untuk memberikan bentuk dan kinerja yang dibutuhkan.
Permukaan-permukaan yang berbeda memerlukan sistem pelapisan yang berbeda pula.
Sistem pelapisan ini adalah penting untuk pengecatan. Sistem ini terutama sekali berlaku pada
semua cat, dan umumnya untuk cat latex.
B. Penggunaan Primer.
Fungsi priming coat adalah untuk memberikan ikatan yang kuat antara permukaan dan
lapisan-lapisan yang berikutnya. Oleh karena itu, primer harus diaplikasikan pada lapisan
pertama (first coat) dan berfungsi sebagai sealer.
C. Penggunaan Undercoat.
Jenis-jenis undercoat ini diaplikasikan di antara primer dan finishing coat dan dapat juga
diaplikasikan pada permukaan-permukaan yang sudah dicat sebelumnya sebelum finishing coat.
Undercoat akan bervariasi tergantung pada jenis sistem yang digunakan.
Oil undercoat tidak boleh digunakan pada kayu eksternal yang belum dilapisi primer
(unprimed), lembar beton, bata, masonry atau permukaan yang dapat menyerap lainnya.
D. Penggunaan Cat Akhir.
Lapisan cat akhir (finishing) dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap
permukaan. Perlindungan dari bahan kimia, abrasi, hujan, sinar matahari, salju dan kondisi-
kondisi udara lainnya. Cat finishing memberikan permukaan yang sifatnya untuk menghias dan
juga digunakan untuk tujuan-tujuan identifikasi.
Contoh kasus : Sebuah rumah yang memiliki lingkungan udara yang mengandung garam
harus memiliki sistem pelapisan cat yang berbeda dibandingkan dengan rumah yang berada di
lingkungan pedesaan. Pertimbangan harus diberikan pada pengecatan lapisan finishing kedua
pada rumah-rumah yang terletak di dekat air laut.
Sebelum mulai mengecat, pertimbangkanlah hal-hal berikut :
1. Jenis perlindungan apa yang dibutuhkan terhadap acid, garam, karat, alkali, jamur.
2. Apakah air minum akan ditampung.
3. Apakah dekorasi adalah alasan utama untuk pengecatan.
Ada 4 (empat) alasan utama untuk melakukan pengecatan permukaan, yaitu :
Perlindungan.
Perlindungan adalah alasan paling penting untuk melakukan pengecatan. Cat melindungi
permukaan dengan berfungsi sebagai perintang. Cat adalah perintang ekonomis yang dapat
melindungi terhadap hujan, sinar matahari, bahan kimia dan goresan.
a. Perlindungan Kayu.
Kayu yang terpapar pada sinar matahari untuk jangka waktu tertentu menyebabkan
lapisan atas menjadi rusak dan terbuka. Cat berfungsi sebagai perintang, sehingga
melindungi masuknya air, melindung paku-paku dari kondisi berkat dan melindungi kayu
dari keadaan membusuk.


b. Perlindungan Masonry.
Permukaan masonry terutama sekali memiliki sifat yang menyerap dan apabila terus
menerus terkena basah maka akan memperlemah kekuatan integralnya. Cat dapat
mencegah perembesan ini terjadi. Hal ini dapat mengarah pada masalah-masalah yang
berhubungan dengan struktur dan fondasi.
c. Perlindungan Baja.
Permukaan baja dan galvanisasi dapat dilindungi dengan biaya yang murah melalui
pemilihan sistem pengecatan yang benar. Polutan di udara atau garam keduanya mampu
merusak permukaan baja dan material berlapis seng/galvanisasi.
Dekorasi.
Dekorasi warna dapat menciptakan perasaan senang, tenang, mual dan banyak pengaruh
lainnya. Warna yang digunakan untuk mendekorasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
kategori, yaitu : Warna hangat, warna sejuk, warna netral.
Identifikasi.
Standar Australia AS.1345 adalah sistem kode warna yang digunakan untuk
mengidentifikasi pipa-pipa, dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Kode warna pada pipa Standar Australia (AS. 1345).
No. Untuk Layanan Warna
1. Instalasi air minum Hijau emerald
2. Instalasi Udara Biru arctic
3. Oli Coklat emas
4. Instalasi kebakaran Merah sinyal
5. Instalasi uap Abu-abu perak
6. Instalasi gas Beige muda
7. Instalasi listrik Orange muda
8. Instalasi komunikasi Putih
Sistem ini adalah penting untuk mengidentifikasi pipa-pipa secara cepat dan benar untuk
perawatan dalam keadaan darurat.
Kemudahan untuk dibersihkan.
Pemilihan sistem pengecatan dapat ditentukan oleh persyaratan mudah dibersihkan. Cat
yang memiliki tingkat gloss yang sangat tinggi dan yang tahan terhadap goresan dapat
digunakan di sekitar area pencucian pakaian atau dapur.


I.6e Keselamatan, Kesehatan dan Kebersihan Pekerjaan Pengecatan.
Menghirup uap cat adalah penyebab utama keracunan industrial. Jangan merokok saat anda
terpapar pada bahan pelarut atau uap cat. Ketika merokok, racun yang disebabkan oleh reaksi
kimia akan meningkat oleh panas rokok.
Jagalah kebersihan tangan setelah melakukan pekerjaan pengecatan, dengan memperhatikan
beberapa hal, yaitu :
1. Oleskan krim pelindung (barrier cream) pada tangan dan gosoklah dengan baik sebelum
melakukan pengecatan.
2. Hindari kontak dengan mulut Anda apabila tangan terkena cat.
3. Bersihkan cat dari tangan sebelum makan.
4. Biasakan untuk menggunakan bahan pembersih tangan dan krim pelindung pada tangan
Anda.
5. Gunakan bahan pembersih tangan dengan menggosokkannya ke seluruh tangan dan
keringkan dengan handuk atau kain lap bersih.
6. Cucilah tangan dengan air bersih.
Gunakan alat pelindung yang benar ketika melakukan penyemprotan, pembersihan atau
bleaching. Sebelum melakukan penyemprotan harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Ketika melakukan pengecatan dengan penyemprotan, hal yang dianjurkan untuk dilakukan
adalah agar tukang cat memakai hood untuk melindungi kepala dan leher dari kelebihan
semprotan.
b. Alat bantu pernafasan harus dipakai ketika melakukan pengecatan dengan penyemprotan.
c. Apabila bekerja di area yang sama dengan tukang penyemprot, membantu memindahkan
perancah atau membersihkan area kerja, topi tukang cat dan masker wajah harus dipakai.

I.7e Pelitur (Polishing).
Penggosokan secara terus menerus pada kayu menghasilkan suatu lapisan padat yang
menyatu ke dalam urat kayu (grain), sehingga memberikan tingkat keindahan pada kayu yang
tidak dapat diperoleh melalui cara pelapisan akhir (finishing) lain. Pengecetan dengan pelitur
model Perancis memberikan hasil akhir yang indah dan cerah yang meningkatkan mutu semua
perabot rumah tangga menjadi lebih indah.

Bahan Dasar Pelitur Sirlak (Shellac).
Pada umumnya, shellac digunakan sebagai :
a. Pelitur berkualitas unggul;
b. Lapisan pertama penyekatan;
c. Penghalang terhadap bahan-bahan finishing lain yang tertumpah ke dalam kayu;
d. Penutup pada lubang-lubang simpul kayu.
Prinsip Dasar Pengecatan dengan Pelitur.
Prinsip-prinsip dasar pengecatan dengan pelitur, adalah :
a. Kayu harus dari kualitas terbaik dan dipersiapkan dengan baik, bersih, kering, didempul
(stopping up) dengan baik dan diamplas sampai halus.
b. Warna (stain) harus digunakan dengan benar, cepat kering, dan disesuaikan dengan urat
kayu.
c. Bahan pengisi (filler) harus sesuai dengan shellac, warnanya cocok, digosok sampai halus,
dibersihkan dan dibiarkan kering semalaman.
d. Larutan shellac dengan kualitas terbaik harus digunakan secara tradisional dengan karet
pelitur yang dibuat dengan benar, dan perhatian yang seksama diberikan saat melakukan
skinning-in, bodying-up, stiffening-up dan spiriting-out.
Kelebihan dan Kekurangan Finishing dengan Pelitur.
A. Kelebihan finishing dengan pelitur, adalah :
1. Pengecatan ini dapat memproduksi ulang perabot rumah tangga dengan lapisan
akhir/penutup (finish) yang asli berasal dari abad ke-19.
2. Pengecatan model ini memiliki bentuk yang sangat indah.
3. Cat ini dapat dikikis dan diaplikasikan ulang (yang penting dalam pemulihan bahan-bahan
antik asli).
4. Pengecatan model ini dapat dilakukan dengan tangan yang hanya membutuhkan beberapa
perkakas khusus untuk memungkinkan agar pekerjaan dapat dilaksanakan di mana saja.
5. Pengecatan model ini dapat memberikan tingkat kepuasan mental dan jasmani yang sangat
tinggi.



B. Kekurangan finishing dengan pelitur, adalah :
1. Pengecatan dengan model ini saat ini menjadi sangat mahal karena biaya yang dibutuhkan
untuk membayar tenaga kerja yang melaksanakan setiap pekerjaan.
2. Tidak sesuai lagi dengan beberapa lapisan cat akhir (finish) yang diproduksi di zaman
sekarang.
3. Pengecatan dengan model ini memiliki daya tahan yang kurang baik terhadap alkohol dan
permukaan perabotan untuk rumah modern tidak praktis.
4. Pengecatan model ini tidak memiliki daya tahan panas terhadap lak atau urethane modern.
Keselamatan, Kesehatan dan Kebersihan Pekerjaan Pelitur.
A. Keselamatan.
Tukang pelitur ini harus memperhatikan peringatan-peringatan yang diberikan oleh pabrik
terhadap produk-produk yang dia gunakan dan memahami sifat-sifat dari masing-masing produk
guna memungkinkan agar produk-produk tersebut dapat disimpan dan ditangani dengan aman.
B. Kebersihan.
Untuk membersihkan tangan Anda :
1. Gunakan kain lap, lipatlah menjadi bantalan (pad) dan tambahkan cairan pelarut yang sesuai
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Cairan pelarut yang digunakan bervariasi sesuai
dengan tingkat pekerjaan pelitur yang dilaksanakan.
2. Lanjutkan dengan menyeka kedua tangan Anda dengan menggunakan kain lap sampai
seluruh sisa kotoran bersih semuanya.
3. Bilaslah tangan Anda dengan sabun dan air segera.
Pembilasan dengan sabun dan air harus dilakukan setelah pembersihan dengan cairan pelarut
karena cairan pelarut berbahan dasar spiritus dapat merusak kulit.
4. Keringkan tangan secara menyeluruh dan kemudian gunakan krim tangan atau krim kulit,
dengan memijatnya kepada seluruh telapak tangan dan tangan.
5. Selalu gunakan sarung tangan pelindung ketika Anda melaksanakan pekerjaan kayu dengan
cairan pelarut spiritus atau larutan asam (acid solution).
C. Perkakas.
Perkakas-perkakas yang diperlukan untuk mempersiapkan pekerjaan pelitur adalah :
1. Pallete knife yang digunakan untuk mengaduk larutan;
2. Putty knife yang digunakan untuk mengaplikasikan stopping dan filler;
3. Polishers quirk, yaitu sepotong kayu (dowel) yang ditajamkan untuk digunakan
4. Berbagai macam ampelas;
5.Berbagai jenis zat pelarut;
6.Berbagai jenis sikat;
- mop brush
- blender brush
- pencil brush.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pengecatan dengan pelitur adalah :
a. skinning-in rubbers
b. boddying-up rubbers
c. larutan shellac
d. filler
e. terpentin mineral
f. amoniak 880
g. acetone
h. raw linseed oil

i. stiffening-up rubber
j. open weave cloth
k. stain
l. methylated spirit (murni)
m. oxalic acid powder
n. peroxide 100 vol
o. lacquer putty
p. cotton wool
Persiapan Pekerjaan Pelitur.
Untuk mendapatkan hasil pekerjaan pelitur yang baik harus melalui beberapa tahapan,
sebagai berikut :
A. Tahap Pendempulan.
Stopping up adalah proses mengisi lubang-lubang dan retakan-retakan kecil dalam kayu.
Secara tradisional, bahan-bahan seperti Bees Wax, dan shellac stopping digunakan sebagai
dempul (stopping) pada kayu.
Macam-macam Dempul :
A.1 Dempul berbahan dasar pernis (lacquer-based putty).
A.2 Dempul fibreglass.
A.3 Button Shellac.






B. Tahap Pengampelasan.
Ketika mengampelas kayu dengan ampelas yang dapat digenggam dengan tangan, ingatlah
hal-hal berikut :
1. Selalu ampelas mengikuti arah urat kayu.
goresan-goresan yang disebabkan oleh pengampelasan dengan melawan arah urat kayu sulit
dihilangkan dan akan terlihat ketika Anda melapisi kayu dengan stain dan pelitur.
2. Hindari menekan secara berlebihan.
Gunakan balok ampelas (sanding block) untuk memberikan tekanan pengampelasan yang
rata terhadap permukaan kayu.
3. Hindari mengampelas yang membuat bagian pinggir dan sudut menjadi terkikis terlalu
dalam (rounding). gunakan jari telunjuk dan ibu jari di sepanjang bidang sisi untuk
memeriksa apakah Anda telah mengampelas bagian pinggir terlalu dalam.
4. Setelah selesai dengan pengampelasan, debu pada kayu harus dibersihkan sampai bersih
dengan kuas.
Persiapan sebelum memulai pekerjaan pelitur :
a. Gunakan kertas ampelas grade sedang (No. 100) untuk mulai mengampelas kayu setelah
goresan-goresan dan bagian-bagian yang mengalami cacat dalam diratakan.
b. Lanjutkan mengampelas, dengan menggunakan kertas ampelas yang lebih halus (No. 120
hingga 180).
c. Bersihkan debu di permukaan kayu hingga bersih dengan menggunakan kuas.
d. Dengan menggunakan kain lap bersih, bersihkan permukaan kayu.
Kini permukaan kayu sudah harus dalam keadaan mulus baik saat dilihat maupun saat
disentuh dan, oleh karena itu, sudah siap untuk pekerjaan proses pewarnaan (staining) dan
pelapisan dengan pelitur.
C. Tahap Pemberian Warna.
Tujuan staining dalam proses pelapisan dengan pelitur adalah untuk memberikan hasil akhir
dengan warna yang merata, sehingga menonjolkan dan memperlihatkan keindahan alami kayu.
Stain tradisional terdiri dari :
1. Sudan stain
2. Oil stain
3. Art oil
4. Nigrosine
5. Coomarssic
6. Polar stain
7. Spirit atau alcohol stain
8. Waxoline

Tabel 5.3 Macam-macam Stain yang digunakan.

Jenis stain
Bahan
pewarna
Bahan
Pengikat
(Binder)
Bahan
Pengurang
(Reducer)
Waktu
pengeringan
(jam)
Dampak
terhadap
serat kayu

Celupan
(atau bahan
pelarut)
NGR

Minyak




Diberi zat
pewarna


Air (lama)





Air (baru)




Pernis
(lacquer)

Celupan




Zat pewarna




Zat pewarna



Celupan
asam (Acid
dye)



Celupan
asam baru
(yang sudah
dipatenkan)


Zat pewarna


Tidak ada




Minyak
linseed



Polyureth
ane



Tidak ada




Tidak ada





Nitro-
cellulose



Bahan
pelarut
khusus


Terpentin
mineral



Terpentin
mineral


Air





Air dan
bahan pelarut




Lacquer
thinner



0.08




6-24




4



6-24





1





0.25

Tidak
meningkatk
an urat
kayu

Tidak
meningkatk
an urat
kayu

Tidak
meningkatk
an urat
kayu
Meningkat
kan
sebagian
besar urat
kayu

Sedikit
meningkatk
an urat
kayu


Tidak
meningkatk
an urat
kayu

D. Pengisian dengan Filler.
Tabel 5.4 Macam-macam Filler Pelitur.
Filler Bahan dasar kimia Bahan pelarut Bahan campuran
One-pot plastic
filler

Filler kayu
berbahan dasar
minyak

Minyak
polyurethane

Raw linseed oil



Terpentin mineral


Terpentin



Silika dan zat
warna tanah

Silika dan zat
warna tanah



Polishers own
filler




Filler abad ke-19

Gold size (3
bagian) raw
linseed oil (2
bagian) terpentin
murni (1 bagian)

Gold size
methylated spirit

Terpentin





Methylated spirit
dan air

Silika dan zat
warna tanah




Plester Paris dan
zat warna tanah

E. Pelapisan (Coating).
Setelah filler dibiarkan mengering dan keras, kayu dapat disiapkan untuk pekerjaan pelitur
model Perancis. Berikut adalah langkah-langkahnya :
1. Pemeriksaan permukaan;
2. Pembersihan filler yang masih tersisa;
3. Melapisi permukaan dengan pelitur.
Lapisan pelitur digunakan untuk menutupi permukaan kayu yang sudah diisi dengan filler.
F. Persiapan Pelitur dengan Shellac.
Tabel 5.5 Campuran Pelitur yang Normal.
Jenis Shellac (gram) Methylated spirit murni (liter)
Campuran umum 175 1
Tukang pelitur yang
berpengalaman
150 200 1
Tukang pelitur pemula 120-150 1

Tahap Penyimpanan.
Simpanlah pelitur shellac dalam wadah yang terbuat dari gelas atau batu. Shellac ini harus
disimpan di lokasi yang sejuk dan gelap karena cuaca panas dan terang dapat merusak
sejumlah sifat dari shellac.
1. membuat pelitur menjadi rapuh saat digunakan.
2. Keterpaparan pada cahaya yang terang membuat warna pelitur menjadi lebih gelap.
3. Pelitur yang sudah lama sangat sulit dilarutkan.
4. larutan shellac memiliki daya tahan yang lebih lama dari pada serpihan-serpihan shellac.
Tahap Pemolesan Pelitur.

You might also like