You are on page 1of 25

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

PENGARUH PENDIDIKAN PESANTREN TERHADAP MORALITAS


PESERTA DIDIK



OLEH:
SITI MAHMUDAH
(124564035)


PRODI SOSIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkataan pesantren barasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran
an, bararti tempat tinggal santri
1
. Yang menurut kamus umum bahasa indonesia
memiliki 2 pengertian,yaitu:
1. Orang yang beribadah sungguh-sungguh,orang shaleh
2. Orang yang mendalami pengajian agama islam dengan berguru pada orang alim.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa pesantren merupakan tempat
tinggal santri yang di dalamnya terdapat pendidikan agama yang di ajarkan oleh orang
yang alim atau kiyai agar menjadi orang yang taat beragama.
Dulu pesantren merupakan sumber penting bagi pendidikan humaniora di
pedesaan,karena pesantren dapat di katakan sebagai pusat kreativitas
masyarakat,melalui pola hubungan kiyai santri,dan tradisi pesantren yang masuk ke
pedesaan.
2

Pesantren sebagai lembaga pendidikan merupakan sistem yang memiliki
beberapa sub sistem, setiap sub sistem memiliki beberapa sub-sub sistem dan
seterusnya, setiap sub sistem dengan sub sistem yang lain saling mempengaruhi dan
dapat dipisahkan. Sub sistem dari sistem pendidikan pesantren antara lain:
1) Aktor atau pelaku: Kyai; ustadz; santri dan pengurus
2) Sarana perangkat keras: Masjid; rumah kyai; rumah dan asrama ustadz pondok dan
asrama santri; gedung sekolah atau madrasah; tanah untuk pertanian dan lain-lain.
3) sarana perangkat lunak :tujuan,kurikulum kitab,penilaian,tata tertib,dll
3
.
Setiap pesantren sebagai institusi pendidikan harus memiliki ke-3 subsistem
ini, apabila kehilangan salah satu dari ke-3nya belum dapat dikatakan sebagai sistem
pendidikan pesantren.

1
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-zaenalarif-424-Bab3_319
2
Rafael raga maran,2000,manusia dan kebudayaan dalam prespektifilmu budaya dasar,jakarta: rineka
cipta,halamann 50
3
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-zaenalarif-424-Bab3_319


Dewasa ini pesantren telah mengalami banyak perkembangan dan menjadi
lembaga yang sangat di minati oleh masyarakat,hal ini di buktikan dengan semakin
banyaknya jumlah pesantren yang beraada di pedesaan bahkan di kota yang dalam
tahun ini sekitar 17 pondok pesantren yag berada di kota lamongan.
Sekarang ini pesantren tidak hanya mengajarkan kitab-kitab kuning melainkan
sudah di kombinasikan dengan kurikulum yang berstandard nasional dengan cara
mendirikan sekolah-sekolah umum yang masih berbasis agama seperti madrasah
Tsanawiyah, dan madrasah aliyah. Hal ini menjadikan generasi generasi muda
alumni dari pesantren tidak hanya bisa menjadi dai atau penceramah yang bisa
menjawab masalah agama melainkan juga bisa menjadi tokoh intelek yang memiliki
pengetahuan umum yang bersedia menjawab segala pertanyaan masyarakat.
Eksisitensi pesantren sangat ditentukan oleh kiyai yaitu orang alim yang
mendirikan pesantren atau orang alim yang mendapatkan amanah menyebarluaskan
agama melalui pesantren. jika seorang kiyai memiliki jiwa materealistis maka
kemungkinan umur pesantren tersebut bisa di prekdisikan,apalagi jika kiyainya telibat
dalam masalah politik maka akan semakin mengurangi derajat pesantren tersebut
dalam pandangan masyarakat.Pesantren yang banyak di minati oleh masyarakat
adalah pesantren yang di pimpin oleh kiyai yang memiliki sifat zuhud yaitu sifat yang
tidak mengutamakan masalah dunia melainkan megutamakan masalah akhirat. Hal ini
di sebabkan karena menurut pandangan kiayi tersebut akan bisa menjadi panutan para
santri agar bisa menjadi orang yang lebih baik atau bermoral.
Sistem pembelajaran yang ada di pesantren menitikberatkan pada materi agama,
dan ilmu pengetahuan umum. Kurikulum agama merupakan materi tertulis dan
mengandung unsur bahasa arab di mana kajiannya berfokus pada fiqih (hukum
islam),aqoid(aqidah) tasawuf (sufisme) ,hadits(tradisi rosulullah) ,adab(sastra),tafsir
(intepretasi al-quran)dan akhlak(etika). Fikih merupakan segi yang paling utama
karena pelajaran fiqih ini menerangkan ilmu-ilmu tantang semua perbuatan yang
sangat sering di lakukan oleh masyarakat mulai dari tata cara bersuci,sholat,puasa
hingga pembagian hak waris keluarga.Kemudian di susul pelajaran aqidah yang
merupakan ilmu yang menjelaskan tentang sifat wajib allah dan rosul-rosulnya yang
wajib di ketahui oleh semua orang islam. Sedangkan tasawuf hanya merupakan
anjuran dan menjadi hak istemewa orang-orang tertentu saja.
4
Ilmu tasawuf
merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara-cara meghilangkan penyakit hati.
Sedangkan hanwu shorof merupakan ilmu yang mengajarkan tentang gramatika
bahasa arab atau tata cara untuk bisa membaca kitab kuning,dan yang terakhir adalah
ilmu akhlak yang menerangkan akhlak-akhlak terpuji dan bagaimana tata cara
berhubugan dengan tuhan, manusia dan diri sendiri.
Dalam pesantren juga memiliki kebiasaan yang wajib di lakukan oleh para
santri yang sebenarnya untuk melatih kedisiplinan dan membenntuk moral
santri,diantaranya adalah sebagai berikut:
1. kewajiban bangun pagi( sebelum sholat subuh),kegiatan ini di wajibkan
di pesantren karena untuk membiasakan peserta didik agar selalu
bangun pagi atau bahkan sebelum subuh supaya bisa menjalankan
sholat malam dan mengikuti sholat subuh berjamaah. Adanya
kewajiban ini dengan harapan ketika para peserta didik sudah pulang
ke rumah masing-masing mereka bisa memberikan contoh yang baik
melalui sebagai muadzin orang yang menyerukan untuk solat subuh
berjamaah.
2. Berbahasa krama halus /sopan,kegiatan ini di wajibkan karena di
harapkan santri bisa terbiasa berbicara sopan terhadap sesama
teman,guru dan orang tua dan bisa memberikan contoh kepada teman-
temannya di rumah yang tidak mendapatkan pendidikan pesantren.
3. Roan(kerja bakti) kegiatan ini di harapkan bisa menumbuhkan rasa
kebersihan satri, rasa Saling gotong royong,kegiatan ini di lakukan
setiap hari jumat pagi agar ketika sudah terjun di masyarakat santri
bisa menjadi orang yang menyerukan kepada kebersiahan lingkungan
dan menularkan rasa gotong royong dilingkungan masyarakat.
4. Tahlilan,merupakan kegiatan yang di lakukan untuk memperingati
keluarga anggota keluarga yang sudah meninggal dunia,sebagai sebuah
pendidikan kemanusiaan.
5. Berbuat jujur, berbuat jujur ini di harapkan bisa di biasakan oleh para
santri agar mereka bisa menjadi orang yang di percaya dalam
lingkungan pesantreen maupun ketika sudah terjun di masyarakat,

4
Nur kholis majid,2008:sistem pendidikan pesantren.pdf
berbuat jujur ini di biasakan melalui ceramah kiyai atau asehat para kak
kelas dan di aplikasikan pada sebuah kantin yang tidak pernah ada
penunggunya, ha ini di segaja oleh bapak kiyai untuk menguji
kejujuran para santrinya.
6. Melakukan musyawarah,musyawarah merupakan kata ganti belajar
dalam ligkungan santri karena musyawarah sering di lakukan untuk
membahah masalah makna dalam kitab kuning yang baru dipelajari
atau mempelajari pelajaraan sekolah besok yang di lakukan secara
berjamaah. Kegiatan musyawarah ini biasanya di lakukan setiap
malam selesai mengaji. Namun musyawarah juga idak jarang di
fungsikan untuk memecahkan masalah yang ada di pesantren misalnya
pecurian kegiatan musywarah ini sengaja di biasakan agar ketika santri
sudah terjun di masyarakat dan tertimpa suatu masalah tidak tergesa-
gesa dalam mengambil keputusan melainkan juga melibatkan atau
menanyakan pendapat orang lain sebagai pertimbangan.
7. Mukhadoroh, merupakan suatu kegiatan yang di lakukan untuk
menegmbangkan kemampuan santri dan melatih mental santri untuk
berbicara di depan umum,kegiatan mukhadoroh inni terdiri dari
pembawa acara, pembacaan ayat suci alquran,membaca
tahlil,sholawat,sambutan pemilik rumah,pidato dan membaca doa
penutup majlis.kegiatan ini dilakukan setiap malam selasa.
8. Dibaaan, merupakan kegiatan membaca sholawat kepada abi
muhammad saw dengan menggunakan lagu-lagu. Acara ini di
laksanakan tiap malam jumat setelah isya. Kegiatan ini di maksudkan
agar santri bisa menjadi orang yang selalu meramaikan masjid atau
mushola dengan sholawat-sholawat kepada abi muhammad saw.
9. Ziarah kubur, ziarah ini diisi degan mngunjungi kiyai atau lebih
tepatnya pendiri pesantren ini yang tempat pemakamannya masih di
desa yang sama dengan di dirikannya pesantren hanya saja jaraknya
cukup jauh. Ziarah ini di laksanakan tiap hari jumat sore untuk para
santri putra dan jumat pagi untuk santri laki-laki. Ziarah ni segaja di
rutinkan agar para santri senantiasa merawat makam almarhum
kiayinya.
10. Manakib merupakan kegiatan yang sengaja di lakukan oleh setiap utuk
memperingati opendiri tarekat qadryah yakni syaikh abdul qodir
aljailani,pembacaan maakib ini di lakukan khusukolehkiyai dan
mmepuyai wewenang untuk di hadiri oleh para santria. Manakib
merupakan buku yang meneritakan kisah-kisah keanusiaan syaikh
abdul qodir al - jailani yang sangat bersaabat denga orang-orang
miskin. Kegiatan manakib ini di adakan dengan tujuan agar
pendengaranya bisa mengikuti contoh syaikh ini yang menjadi orang
sholeh yang menyantuni rang miskin.
Pesantren memiliki 2 fungsi ,yaitu:
sebagai wadah penyebaran agama islam yang di harapkan dapat terus
menerus mewariskan upaya memelihara kontinuitas tradisi islam
yang di kembangkan dari pengalaman sosial masyarakat
lingkungannya.
sebagai lembaga yang di harapkan bisa memperbaiki moral
masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai keagamaan dan memaksa
santri untuk menginternalisasi dan mempraktekan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, mereka dapat
mengajarkannya kepada masyarakat, di mana para santri kembali
setelah selesai menamatkan pelajarannya di pesantren.
Sesuai dengan tujuan yang kedua, pesantren di harapkan bisa membentuk moral
masyarakat yang di mulai dari peserta didik yang pernah mendapatkan pendidikan di
pesantren karena kebanyakan asumsi masyarakat adalah dalam pesantren sudah di
ajarkan beberapa ilmu agama dan yang terpenting adalah ilmu akhlak dan wajib
langsung di terapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga seharusnya bisa
menciptakan generasi yang bermoral dan berbudi luhur. Sedangkan moralitas berasal
dari kata Latin Mos (jamak Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan Pengertian
harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana
manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam
sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan
terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana baiknya sebuah kebiasaan.
5

Sedangkan moralitas yang sering di pahami masyarakat adalah kepatuhan seseorang
terhadap peraturan,kebaikan terhadap sesama teman,dan kesopanan dalam berbicara.
Moralitas yang di maksud peneliti di sini adalah yang berkaitan dengan
perilaku baik atau buruknya peserta didik,sesuai tidaknya perilaku peserta didik
dengan pelajaran-pelajaran agama yang di ajarkan dan pernah tidaknya atau sering
tidaknya santri melakukan penyimpangan di lingkungan pesantren atau di luar
lingkungan pesantren Karna pada kenyataan yang sesungguhnya tidak sedikit santri
yang melakukan hal-hal yang menyimpang meskipun berada dalam pendidikan
pesantren,hal ini sangatlah tidak sesuai dengan tujuan di dirikannya pesantren, lalu
apakah moralitas yang banyak di pahami masyarakat bisa terbentuk dari pendidikan
pesantren,hal inilah yang menarik peneliti untuk melaksanakan penelitian yang beri
judul Pengaruh pendidikan pesantren terhadap moralitas peserta didik di madrasah
Aliyah Maarif Nahdlatul Ulama yang terletak di daerah Modo Lamongan.
Peneliti memilih sekolah ini di karenakan sekolah ini berada di bawah naungan
pesantren Bustanul Mutaalimin yang sangat terkenal akan kedisplinan peraturan
pesantrennya, bahkan sekolah ini memiliki banyak pelajaran agama tambahan seperti
nahwu shorof dan hadits yang di ajarkan ketika jam sekolah.
6
namun dalam sekolah
ini banyak pesrta didiknya yang sering melakukan penyimpangan yang sangat tidak
sesuai dengan moralitas yang berlaku di masyarakat.
Penelitian ini sebelumnya pernah di lakukan oleh Samsul Bahri,mahasiswa
sosiologi agama fakultas Ushuludin dan filsafat UIN Syarif Hidayatullah yang
berjudulpengaruh pondok pesantren Ummul Quro Al - Islami terhadap perilaku
keagamaan masyarakat kampung banyu sucibogor jawa barat. Jenis penelitian ini
menggunakan field research yakni penelitian lapangan yang di lakukan di kampung
banyus suci bogor,jenis penelitian adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data
deskripitifberupa kata- kata tertulis dari orang atau perilaku yang di ambil ,penelitian
di lakukan melalui kegiatan deskriptif analisis sebagai upaya memberikan gambaran
serta penjelasan komperehensif tentang pengaruh pondok pesantren ummul Quro Al
Islami tentang terhadap kehidupan keagamaan masyarakat kampung Suci Bogor.
Teknik pengumpulan data yang di gunakan penulis adalah menggunakan wawancara
dengan beberapa pihak, penulis mendapatkan jawaban yang di anggap dari orang

5
etbis-1-pengertian etika.pdf di akses pad 20 mei 2014 di akses pada 22 maret 2014
6
Data sekunder,jadwal mata pelajaran semester ganjil
berwenang atau mengetahui maalah yang di teliti. Selain wawancara, peneliti juga
menggunakan metode observasi yaitu pengumpulan data yang di lakukan melalui
pengamatan langsung terhadap objek yang di teliti.
Penelitian yang sama juga di lakukan oleh Hafid Bahar jurusan pendidikan
agama islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
berjudulpengaruh pendidikan agam islam terhadap pembentukan akhlak siswa di
SMA Darus salam Cimanggis Ciputat . Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
data-data yang berkaitan dengan pengaruh pendidikan agama islam dalam
membentuk akhlak sisiwa yang di lakukan di SMA Darussalam Cimanggis ciputat
dan dapat memberkan saran yang positif kepada guru-guru pendidikan agama islam
baik yang di lakukan melalui keteladanan maupun bimbingan yang melalui proses
belajar mengajar.Pengumpulan data di lakukan melalui penelitian lapangan yang di
lakukan dengan cara wawancara ,observasi,dan penyebaran angket,wawancara di
lakukan kepada guru pendidikan agama islam. Penyebaran angket di tujukan kepada
50 orang siswa kelas X dan kelas XI yang beragama islam yang di ambil secara
random acak dan objek penelitian.
Penelitian selanjutnya juga di lakukan Hadim Fakultas Tarbiyah Universitas
islam sunan Kalijaga yogyakarta penelitian ini berjudul pembelajaran pendidikan
agama islam dalam pembinaan akhlak siswa kelas VIII MtsN Gondolawung Bantul
latar belakang penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis secara
kritis tentang pembinaan akhlak siswa melalui kegiatan pembelajaran pendidikan
agam islam di kelas serta upaya yang di lakukan dalam pembinaan akhlak siswa
sebagai tindak lanjut kemudian di lakukan melalui kegiatan ekstra kurikuler
keagamaan. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di pergunakan untuk
menyempurnakan pembelajaran PAI dalam pembinaan akhlak siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian kulitatif dengan mengambil latar Mtsn
Gondoluwung,pengumpulan data di lakukan dengan mengadakan
pengamatan,wawancara,mendalam dan dokumentasi,analisis data di lakukan dengan
cara memberikan makna itu di tarik kesimpulan. Pemerikasaan keabsahan data di
lakukan dengan mengadakan tringulasi dan dua modus,yaitu dengan menggunakan
sumber ganda dan metode ganda.
Penelitian yang sama juga di lakukan oleh Asep, yang di terbitkan melalui
journal Universitas Siliwangi tasikmalaya Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Penelitian ini berjudul" pengaruh pondok
pesantren al-mansyuriah terhadap kehidupan sosial pendidikan masyarakat di
daerahkampung naggerang salawu tahun 1965-20122. Penulisan Skripsi ini bertujuan
untuk mengetahui latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al-Manshuriyah
kampungNanggerang Salawu, mengetahui keadaan masyarakat kampungNanggerang
Salawu Kab.Tasikmalaya sebelum Pondok Pesantren Al-Manshuriyah berdiri,
mengetahui pengaruh Pondok Pesantren Al-Manshuriyah terhadap kehidupan sosial
dan pendidikan masyarakat kampongNanggerang Salawu tahun 1965-2012.Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode historis karena masalah yang
penulis teliti mengandung unsur sejarah yang harus diketahui kebenarannya, jadi
hanya metode historislah yang pas untuk mengungkapkan masalah yang penulis teliti,
metode historis yang dimaksud adalah suatu proses menguji dan menganalisis secara
kritis kejadian masa lalu. Tahap-tahap metode ini meliputi Heuristik yaitu
mengumpulkan sumber, jejak-jejak sejarah yang diperlukan, kritik yaitu tahapan
kedua untuk mengecek kekredibelan sumber, interpretasi atau penafsiran dan
historiografi atau penulisan sejarah yaitu proses penulisan kisah sejarah yang
berdasarkan pada fakta-fakta yang ada dan telah diberikan penafsiran.Teknik
penelitian yang digunakan adalah studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data
dan fakta yang bersumber dari baerbagai literatur baik lapangan maupun kepustakaan
yang berkaitan dengan permasalahan.Pengaruh pondok pesantren Al-Manshuriyah
terhadap kehidupan masyarakat Nanggerang dalam bidang sosial dan pendidikan.
Dalam bidang sosial masyarakat lebih mengedepankan kepada cara hidup yang lebih
agamis karena msayarakat menjadikan pesantren sebagai pigur yang ideal bagi
kehidupannya, sedangkan dalam bidang pendidikan masyarakat sudah mempercayai
pesantren Al-Manshuriyah bisa menuntun masyarakat ke dalam kehidupan yang lebih
baik dari segi moral, etika, nilai dan akhlakul karimah yang sangat diharapkan oleh
masyarakat.
Penelitian selanjutnya juga di lakukan oleh Lailatus Saidah mahasiswa UIN
malang jurusan Pendidikan agama islam Fakultas Tarbiyah yang berjudul peran
pondok pesantren Al Hidayah dalam pembinaan akhlak remaja kecamatan Tarik
kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dijabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah
sebagai berikut: (1)Bagaimana peranan Pondok Pesantren Al-Hidayah dalam
pembinaan akhlak remaja di Desa Tarik Kecamatan Tarik Kabupaten Sidoarjo?; (2)
Apa bentuk atau metode yang dipergunakan Pondok Pesantren Al-Hidayah Tarik
dalapembinaan akhlak remaja di Desa Tarik Kecamatan Tarik Kabupaten
Sidoarjo?;(3) Apa faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembinaan
akhlaremaja di Pondok Pesantren Al-Hidayah Tarik Sidoarjo? Dalam penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui
wawancara, observasi dan dokumen. Serta menggunakan teknik analisis data model
interaktif dengan alur tahapan:pengumpulan data (data collection), reduksi data (data
reduction ), penyajian data (data display), dan kesimpulan atau verifikasi
Yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya adalah
peneliti menggunakan metode kuantitatif, dengan memfokuskan penelitian terhadap
pendidikan pesantren dengan menggunakan tolak ukur pelajaran akidah,sedangkan
tolak ukur moralitsanya adalah menggunakan intensitas penyimpangan yang pernah di
lakukan oleh peserta didik. Sedangkan penelitian sebelumnya lebih di dominasi
dengan menggunakan metode kualitatif

B. BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dalam peelitian ini adalah pendidikan pesantren yang di
fokuskan pada pelajaran akhak dan penerapannya terhadap moraliatas yang di
fokuskan pada perilaku baik buruknya peserta didik dan pernah tidaknya peserta didik
melakukan penyimpangan yang tidak sesuai dengan moralitas yang berlaku di
masyarakat.


C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat di ambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah pendidikan pesantren dapat mempengaruhi moralitas peserta didik di
sekolah Madrasah Aliyah Maarif Nahdlatul Ulama di daerah Modo
Lamongan?

D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh pendidikan
pesantren terhadap moralitas peserta didik sekolah Madrasah Aliyah Maarif
Creatif Modo Lamongan.

E. MANFAAT PENELITIAN
1) Peneltian ini bermanfaat untuk mempraktekan ilmu metode penelitian
kuantitaif yang di dapat di bangku kuliah untuk meneliti masalah yang terjadi
di lapangan .
2) Penelitian ini juga di harapkan bisa menjadi bahan masukan dan menambah
wawasan keilmuan dalam bidang keagamaan islam
.



























BABII
LANDASAN TEORI
1. Emile Durkhiem
Teori moralitas
Teori moralitas merupakan pengembangan lebih lanjut dari penerapan
metodologi durkhiem tentang fakta sosial. Moralitas dapat di pandang sebagai
fakta sosial ,karena ia memiliki karakteristik eksternal,umum dan memaksa.
Moralitas merupakan realitas yang berada di luar individu. Moralitas adir
dalam dalam kesadaran individu karena di pengaruhi melalui proses sosialisasi
. oleh sebab itu,ia ada sebelum individu ini ada dan akan tetap ada jika
individu ini talah tiada. Karena ia selalu mentransmisikan dari suatu generasi
ke generasi berikutnya melalui sosialisasi dalam masyarakat. Proses transmisi
ini atau di keenal sebagai sosialisasi menyebabkan moralitas ini hadir dalam
kesadaran semua angota masyarakat,tidak bersifat individual. Selanjutnya
moralitas memiliki sifat memakasa,dimana semua naggota masyarakat
mengindahkan keberadaan fakta moralitas ini. jika tidak,akan ada suatu yang
memakssa agar seseorang untuk berperilaku,bertindak danmerasa sebagai
yang di kehendaki oleh fakta moralitas.
Menurut Durkhiem moralitas memiliki tiga unsur,yaitu
1. Semangat disiplin
2. Ikatan pada kelompok
3. Otonomi
Pada dasarnya moralitas adalah suatu displin ,semua dislin
bertujuan ganda ,yaitu mengembangkan peraturan tertentu dalam
perilaku masyarakat,dan memberinya sasaran tertentu yang
sekaligus juga membatasi cakrawalanya . disiplin mengatur dan
memaksa . displin menngatur dan memaksa . displin menjawab
segala sesuatu yang selalu terulang dan tertahan lama dalam
hubungan antarmanusia. Oleh karena itu,displin menciptakan
ikatan pada kelompok . dengan demikian,moralitas memiliki
fungsi bagai bertahannya suatu masyarakat . moralitas sebenranya
perwujudan dari tujuan impersonal dan umum yang tidak
tergantung darai pribadi dan kepentingan pribadi .
7

Moralitas memiliki tiga komponen :
a) Disiplin
Yaitu berkaitan dengan kerangka pengendalian atas dorongan-
dorongan hati egoistik seorang. Pengendalian demikian perlu di perhatikan
karena kepentingan-kepentingan individual dan kepentingan kelompok tidak
sama dan mungkin setidaknya dalam waktu yang singkat,akan bertentangan.
Disiplin menghadapkan seseorang dengan tugas moralnya yang bagi Durkhiem
adalah tugas seseorang kepada masyarakat, namun disiplin sosial itu membuat
individu lebih bahagia karena membatasi keinginan-keinginanya yang tidak
terbatas sehingga memberikan kesempatan satu-satunya untuk bahagia karena
kalau tidak akan ia akan selalu menginginkan hal yang lebih.
b) Kelekatan
Maksud dari kelekatan pada kelompok-kelompok sosial merupakan
aspek positif komitmen kelompok yang sukarela dan hangat,tidak berasal dari
kewajiban eksternal,tetapi dari kelekatan suka rela. Bagi durkhiem masyarakat
adalah bagian yang paling penting dari kita sehingga orang siap melihat
masyarakat menjadi hala yang mengikat kita karena sebenarnya kita tidak akan
bsa lepas dari masyarakat tanpa memotong diri kita dari diri kta sendiri. Di
dalam masyarakat dan kita ada hubungan yang paling kuat dan paling
intim,karena masyarakat merupakan keberadaan dari kita.
c) Otonomi
Durkhiem mengikuti definisi filosofis Kant meliahat otonomi sebagai
suatu dorongan hati berbasisi rasional dari keinginan dan kehendak ,dengan
simpul sosiologis bahwa pendasaran rasional pada akhirnya bersiat sosial.
Fokus durkhiem pada masyarakat sebagai sumber moralitas telah
menyebabkan banyak orang beranggapan bahwa aktor idealnya adalah orang
yang hampir seluruhnya di kendalikan dari luar tau seorang konformis total.
Otonomi mencapai daya penuhnya di dalam modernitas hanya sering dengan

7
Damsar. Pengantar sosiologi pendidikan,jakarta:prenada media group hal 31

kemunduran mitos-mitos dan simbol-simbol yang di gunakan oleh sistem-sitem
moral sebelumnya untk menganut displin dan mendorong kelekatan.
8


Jika di kaitkan dengan pendidikan pesantren seharusnya para peserta
didik merasa bahagia karena ia di batasi oleh aturan-aturan didalamnya sehingga
mereka bisa mencapai tujuannyasebagai orang yag berakhlak atau
bermoral,namun yang terjadi pada kenyataanya adalah tidak sedikit para santri
melakukan penyimpanagan karena telah melanggar aturan-aturan tersebut.
A. Variabel x : pendidikan pesantren
Indikator:
Pelajaran agama
Pendidikan disiplin di pesantren
Kebiasaan-kebiasaan di pesantren
B. Variabel Y: moralitas
Indikator:
Tingkat ketaatan terhadap tata tertib atau peraturan
Kesopanan dalam bicara
Kesopanan dalam berpakaian
Intensitas pelanggaran terhadap tata tertib

C. RUMUSAN HIPOTESIS
Ho: Tidak ada pengaruh pendidikan pesantren terhadap moralitas peserta didik
di madrasah aliayh maarif Nahdlatul Ulama (MAMNU) creatif Modo
Lamongan
Ha: ada pengaruh pendidikan pesantren terhadap moralitas peserta didik di
madrasah aliyah maarif Nahdlatul Ulama (MAMNU) Creatif Modo
Lamongan
Hk:semakin tinggi pendidikan pesantren peserta didik maka akan semakin
bermoral,dan semakin sedikit pendidikan pesantren peserta didik maka akan
semakin kurang bermoral.

8
Goerge Ritzer,edisi kedelelapan 2012.teori sosiologi dari sosiologi klasik sampai perkembangan terakhir post
modern:pustaka belajar hal 179

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sifat penelitian
Penelitian ini bersifat explanatif yaitu menjelaskan hubungan sebab akibat
antar variabel dengan menggunakan pendekatan kuantitatif expose facto yakni
penelitian sebab akibat antar dua variabel,yaitu pendidikan pesantren(variabel
independen) dan moralitas peserta didik(variabel dependen).

B. Lokasi dan waktu
Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat di Madrasah Aliyah pondok
pesantren Bustanul Mutaalimin yang terletak desa njubak,guwok kecamatan modo
kabupaten lamongan.Waktu penelitian di laksanakan pada tanggal 17 mei 2014.
Peneiliti memilih sekolah ini kaena dalam sekolah ini sangat mengutamakan
pelajaran agama,namun banyak peserta didikya yang melakukan pelanggaran tata
tertib yang tidak sesuai dengan moralitas yang di pahami oleh masyarakat.
C. Operasioalisasi konsep,indikator dan variabel
1. Definisi operasional konsep
Pendidikan pesantren
merupakan tempat tinggal santri yang di dalamnya terdapat pendidikan
agama yang di ajarkan oleh orang yang alim atau kiyai agar menjadi orang
yang taat beragama.
Moralitas
moralitas yang di pahami masyarakat adalah kepatuhan seseorang terhadap
peraturan,kebaikan terhadap sesama teman,dan kesopanan dalam
berbicara.

2. Indikator
1) Pendidikan pesantren
Pelajaran agama
Pendidikan disiplin
Kebiasaan-kebiasaan yag ada di pesantren

2). Moralitas
Kepatuhan terhadap tata tertib
Kesopanan dalam bicara
Kesopanan dalam berpakaian
Intensitas penyimpangan

D. Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
memepunyai kulaitas atau lebih tepatnya adalah keseluruhan dari jumlah sampel.
Populasi penelitan ini adalah jumlah keseluruhan siswa Madrasah Aliyah Nahdalatul
Ulama yang berjumlah 92 orang.
Sampel penelitian ini di ambil dari rumus berikut:
n =


Keterangan : n= jumlah sampel yang dicari
N= jumlah populasi
d= nilai presisi (ditentukan sebesar 90% atau = 0,1)
n =


= 46

E. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel ini berdasarkan pada langkah-langkah berikut:
1. Mencari derajat keseragaman,karena semakin seragam populasi itu makin
kecil sampel yang dapat di ambil, sehingga penulis mencari sampel yang
sedikit memiliki keseragaman satu sama lain,yaitu berupa siiswa kelas
satu,kelas dua dan kelas tiga.
2. Posisi yang di kehendaki dari penelitian karena makin tinggi tingkat presisi
presisi yang di kehendakai ,makin besar samel yang harus di ambil. Dalam hal
ini penulis mengambil sample yang cukup besar untuk memperkecil kesalahan
penelitian.
3. Rencana analisa, sampel yang sudah mencukupi seuai dengan dengan presisi
yang di kehendakai maka akan di di kiatkan dengan kebutuhan analisa.
4. Mempertimbangkan tenaga,biaya dan waktu,sehingga penelitian ini di
lakukan di tempat yang jaraknya lumayan dekat dengan penulis untuk
mempermudah mencari data.
Setelah langkah-langkah tersebut di jalankan,maka teknik pengambilan sampel
dilakukan secara sistem random sampling, yaitu pengambilan sampel secara
acak yang dilakukan dengan cara pengundian.

F. Teknik pengumpulan data
Data primer
Data primer adalah data yang di peroleh dari orang pertama,teknik ini di
peroleh menggunakan 2 cara berikut,yaitu:
a. Observasi
Merupakan pengamatan dan pencatatan sistematis tentang fenomena-fenomena
yang di selidiki. Dalam hal ini peneliti mengadakan observasi dengan melakukan
pengamatan secra langsung di sekolah madrasah aliyah maarif nahdalatul ulama.

b. Wawancara
Merupakan dialog yang di lakukan oleh pewawancara untuk mendapatkan
informasi dari orang yang di wawancarai. Wawacara dilakukan pada guru waka
kesiswaan.
Data sekunder
Adalah data yang sudah matang atau data yang sudah bisa langsug
dipakai,data penelitian ini adalah berupa data statistik mengenai jumlah
siswa yang sering melakukan pelanggaran,jadwal mata pelajaran di tiap
semester dan jadwal pelajaran ketika bulan romadhon, data penelitian ini
juga berasal dari beberapa buku sosiologi atau buku yang berkaitan dengan
sosiologi khususnya tentang pesantren dan moralitas.

G. Teknik analisis data
Adapun untuk menganalisis data,penulis menggunakan rumus :
P=



Keterangan:
P: angka presentase
F: nilai yang di peroleh/frekuensi
N: jumlah individu
Sedangkan data yang di peroleh merupakan variabel yang saling berhubungan maka data
tersebut di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus korelaasi product moment.
Untuk mengkaji hipotesis tentang ada tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y.
Adapun rumus rkorelai product moment adalah sebagai berikut:












PENGARUH PENDIDIKAN PESANTREN
TERHADAP MORALITAS PESERTA DIDIK
INSTRUMEN PERTANYAAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA :
ALAMAT ASAL :
TANGGAL LAHIR :
KELAS :
USIA :
JEIS KELAMIN :
WAKTU MENUNTUT ILMU DI PONDOK:
Variabel 1: pendidikan pesantren
Indikator: 1. pelajaran agama
1. Apakah dalam pesantren hanya di ajarkan pelajaran agama?
a. Ya b. tidakTidak
2. Jenis pelajaran agama apakah yang paling sering di ajarkan?
a. Akhlak
b. Tasawauf
c. Fiqih
d. Akidah
3. Jenis pelajaran agama mana yang sering paling anda sukai?
a. Akhlak
b. Tasawuf
c. Fiqih
d. Akidah
4. Berapa kali pelajaran tersebut di ajarkan dalam satu minggu?
a. Satu kali
b. Dua kali
c. Tiga kali
d. Empat kali
5. Apakah anda memiliki semua kitab yang di gunakan untuk mengaji?
a. Ya b. tidak
6. Apakah anda bisa melaksanakan ajaran agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari?
a. Ya b. tidak
7. Apakah pelajaran akhlak di ajarkan disini?
a. Ya b. tidak
8. Apakah pelajaran akhlak mengajarkan kesopanan dalam berbicara?
a. Ya b. tidak
9. Apakah anda sudah bisa sopan dalam berbicara dengan orang tua,teman,guru?
a. sudah b. Belum
b. sudah sekali d. Belum sama sekali
10. apakah anda juga tetap berbicara sopan ketika di luar lingkungan pondok?
a. Ya b. tidak
11. Apakah pelajaran akhlak mengajarkan tawaddu pada guru?
a. Ya b. tidak
12. Apakah anda sudah tawaddu pada guru anda?
a. Sudah b. Belum
b. Sudah sekali d. Belum sama sekali
13. Apakah pelajaran akhlak mengajarkan cara-cara berinteraksi degan baik pada
masyarakat?
a. Ya b. tidak
14. Apakaah anda sudah bisa berinteraksi dengan baik pada masyarakat?
a.ya b. tidak
15. Apakah pelajaran akhlak mengajarkan berpacaran?
a. Ya b. tidak
16. Apakah pelajaran akhlak megajarkan berbohong?
a. Ya b. tidak
17. apakah anda sudah mendapatkan pelajaran akhlak?
a. Sudah b. belum
18. apakah anda sudah bisa berperilaku sesuai dengan yang di ajarkan dalam pelajaran
akhlak?
a. Ya b. tidak
19. Apakah anda pernah berbohong?
a. Pernah b. Tidak pernah c. Sering
20. Kepada siapa biasannya anda berbohong?
a. Teman b. Orang tua c. Guru
21. Berapa kali anda berbohong dalam satu hari?
a. Satu kali b. Dua kali c. Lebih dari dua kali
22. Apakah anda pernah berpacaran?
a. pernah b. Tidak pernah c. Sering
23. apakah pelajaran akhlak memperbolehkan ghasab barang orang lain?
a. Ya b. Tidak
24. Apakah anda pernah ghasab barang orang lain?
b. Pernah b. Tidak pernah c. Sering
25. Apakah anda pernah ghasab barang orang lain di luar lingkungan pesantren?
a. Pernah b.tidak pernah c.sering
26. Apakah pelajaran akhlak megajarkan untuk patuh dan tidak membantah nasehat orang
tua dan guru?
a. Ya b. Tidak
27. Apakah anda selalu patuh pada nasehat guru dan orang tua?
a. Ya b. tidak
28. Apakah anda pernah bicara kasar terhadap teman,orang tua,guru?
a. Pernah b.tidak pernah c. Sering
29. Apakah pelajaran akhlak mengajarkan untuk selalu rukun terhadap teman?
a. Ya b. Tidak pernah
30. Apakah anda pernah bertengkar dengan teman anda?
a. Pernah b. Tidak pernah c. Sering
31. Apakah anda pernah memukul orang lain?
a. Pernah b. Tidak pernah c. Sering
32. Siapa yang biasanya anda pukul?
a. Teman sebaya b. Adik kelas c. Kakak kelas
33. Apakah anda pernah berpacaran di lingkungan sekolah/pesantren?
a. Pernah b. Tidak pernah c. Sering
34. Apakah anda pernah berpacaran di luar lingkungan pesantren/sekolah?
a. Pernah b. Tidak pernah c. sering


1. pendidikan disiplin di pesantren
pertanyaan:
1. Apakah dalam pesantren di terapkan pendidikan disiplin?
a. Ya b. Tidak
2. Melalui cara apa pendidikan disiplin diterapkan?
a. Kebiasaan yang di wajibkan
b. Sosialisasi (nasehat)
3. apakah kewajiban bangun pagi termasuk cara mengajarkan kedisiplinan?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah kewajiban taat terhadap tata tertib termasuk cara mengajarkan kedisiplinan?
a. Ya b. Tidak
5. Menurut anda kerja bakti adalah cara menerapkan disiplin?
a. Ya b. tidak
6. Apakah kontrol sosial yang di gunakan untuk menerapkan kedisiplinan?
a. Hukum b. Pengucilan
7. apakah anda sudah termasuk kriteria santri yang disiplin?
a. Sudah b. belum


2. kebiasaan-kebiasaan di pesantren
1. apakah pesantren memiliki banyak kebiasaan-kebiasaan yang wajib di lakukan?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah berjamaah merupakan kewajiban yang harus di laksanakan semua santri?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah anda selalu ikut sholat berjamaah?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda pernah telat megikuti sholat berjamaah?
a. Ya b. Tidak
5. Berapa kali anda telat berjamaah dalam satu hari?
a. Sekali
b. Dua kali
c. Tiga kali
d. Lebih dari tiga
6. Apakah anda juga tetap sholat berjamaah ketika di luar ligkungan pesantren?
a. Ya b. tidak
7. Apakah kegiatan belajar sudah di biasakan di pesantren?
a. Ya b. Tidak
8. Dalam bentuk apa kegiatan belajar di laksanakan?
a. Musyawarah b.individual
9. Apakah anda sudah bisa melaksanakan peraturan kewajiban belajar?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah anda pernah absen dalam kegiatan belajar?
a. Ya b.Tidak
11. Berapa kali anda pernah absen dalam kegiatan belajar?
a. Satu kali b. Dua kali c.Lebih dari dua kali
12. Berapa kali santri di berikan toleransi tidak mengikuti kegiatan belajar?
a. Satu kali b. Dua kali c. Lebih dari dua kali
13. Apakah ada hukuman bagi peserta didik yang meninggalkan kegiatan belajar?
a. Ya b. Tidak
14. Apakah di pesantren di biasakan untuk megunakan bahasa krama pada orang yang
lebih dewasa?
a. Iya b.tidak
15. Apakah anda sudah bisa menggunakan bahasa krama pada orang yang lebih dewasa?
a. Sudah b. belum
16. Apakah anda juga menggunakan bahasa krama ketika di luar lingkungan pesantren?
a. Ya b. Tidak
17. Apakah anda selalu megikuti kegiatan mukhadoroh?
a. Ya b. Tidak
18. Apakah anda selalu mengikuti kegiatan dibaan?
a. Ya b. Tidak
19. Apakah anda selalu mengikuti ziarah ke makam?
a.ya b. tidak





Variabel 2: moralitas
1. Ketaatan dan pelanggran terhadap tata tertib / peraturan
pertanyaan:
1. menurut anda apakah ketaatan tehadap peraturan wajib di laksanakan untuk
seluruh peserta didik?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah seorang pengurus pesantren di berikan toleransi ketika melanggar
peraturan?
a. Ya b. tidak
3. apakah anda sudah bisa taat pada peraturan sekolah?
a. Sudah b. belum
4. apakah anda juga bisa mentaati peraturan di masyarakat?
a. Sudah b. belum
5. Apakah anda pernah melanggar peraturan sekolah?
a. Pernah b. Tidak pernah c. Sering
6. Apakah anda pernah melanggar peraturan pondok?
a. Pernah b. Tidak pernah c. Sering
7. Apakah anda merasa berdosa jia melanggar peraturan?
a. Ya b. tidak
8. Menurut anda apakah melanggar peraturan termasuk orang yang bermoral?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah anda sudah termasuk orang yang bermoral?
a. Sudah b. Belum

2. Kesopanan dalam bicara
1.Apakah anda selalu sopan dalam berbicara?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah anda pernah mengumpat?
a. pernah b. Tidak pernah c. Sering
3. kepada siapa biasanaya anda mengumpat?
a. teman sebaya b. Adik kelas c. Kakak kelas
4. berapa kali anda mengumpat sehari?
a.sekali b. Dua kali c. Lebih dari 2
5. apakah anda pernah mengumpat pada orang tua?
a.pernah b. Tidak pernah c. Sering

3. kesopanan dalam berpakaian
1. Apakah anda sudah bisa berpakaian sopan?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah anda selalu menggunakan pakaian muslim?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah anda selalu berpakaian muslim ketika di luar pesantren?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda selalu memakai peci meskipun di luar pondok?
a. Ya b. tidak

Untuk perempuan
5. Apakah anda selalu memakai pakain muslimah?
a. Ya b. tidak
6. Apakah anda pernah memakai celana?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah di pesantren ini ada peraturan larangan bercelana (perempuan)?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah anda pernah menggunakan kaos pendek ketika keluar kamar?
a. Ya b. tidak
























DAFTAR PUSTAKA
Goerge Ritzer,edisi kedelelapan 2012.teori sosiologi dari sosiologi klasik sampai
perkembangan terakhir post modern,yogyakarta:pustaka belajar
Rafael raga maran.2000.manusia dan kebudayaan dalam prespektifilmu budaya
dasar,jakarta: rineka cipta
singarimbum Masri dan sofian efendi.1982.meteode penelitian survei,jakarta: PT
repro golden victory
Nur kholis majid,2008:sistem pendidikan pesantren.pdf
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-
zaenalarif-424-Bab3_319
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-
zaenalarif-424-Bab3_319
Damsar. Pengantar sosiologi pendidikan,jakarta:prenada media group

You might also like