Professional Documents
Culture Documents
ROM
ARIO VARIA
T
U
H
A
N
S
E
P
A
K
B
O
L
A
ROM
ARIO VARIA
T
U
H
A
N
S
E
P
A
K
B
O
L
A
KOMPROMI
DEBAT CAPRES
EDISI 134 | 23 - 29 JUNI 2014
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan
Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo
Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal,
Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai Bahasa:
Habib Rifai, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo
Product Management: Sena Achari, Sofyan Hakim Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah,
Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi Wahyono,
Fuad Hasim, Luthfy Syahban.
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
DAFTAR I SI
EDISI 134 23 - 29 JUNI 2014
@majalah_detik majalah detik
nRUMAH SESUDAH LENGSER KEPRABON
nSETELAH KARMINAH MENAGIH JATAH
nSAAT PRABOWO DUKUNG JOKOWI
nAMBISI JADI PRESIDEN, SUBVERSIF
nOBOR RAKYAT PENGKHIANAT SEJARAH
n7 PEMINAT MUTIARA
nMENGINCAR PASAR RAKSASA
nMATI DUA KALI
nBARU POTENSI RUGI ATAU SUDAH BOCOR
nLUKMAN HAKIM SAIFUDDIN
n MENYEMBUHKAN LUKA ROHINGYA
n SOCRATES, CHE GUEVARA, DAN SEPAK BOLA
INTERNASIONAL
KRIMINAL
HUKUM
SISI LAIN CAPRES
BUKU
PEOPLE
KOLOM
GAYA HIDUP
SENI HIBURAN
BISNIS
EKONOMI
nMENJAJAL GONDOLA PRIMITIF DI PANTAI TIMANG
nMAKAN DAN MAKAN LAGI!
INTERVIEW
nPERKAWINAN PAKSA DEMI BAGDAD
LENSA
nLILO | LEONARDO DICAPRIO | FATIN SHIDQIA
NASIONAL
nMENJERAT OBOR RAKYAT
n FILM PEKAN INI
n AGENDA
nPESTA-PORA PENGGILA BOLA
Cover:
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah
SPORT
nSINGA DI LAPANGAN, HARIMAU DI PANGGUNG
nJURUS BEBAS LILITAN KARTU KREDIT
n KEMBARA PEMUDA DALAM BAYANGAN
nAWAS, SINDIKAT PENJUAL GADIS
nMENANTI OBRAL BANK MUTIARA
n SETERANG BINTANG BERPENDAR
FOKUS
DEBAT TANPA SENGAT
TIM SUKSES MEMANFAATKAN
UNDANG-UNDANG BUAT
MENCEGAH MODERATOR
MENCECAR KANDIDAT MEREKA.
DEMI MENYELAMATKAN CITRA
CALON PRESIDEN DAN WAKIL
PRESIDEN DI MATA PEMILIH.
LENSA
TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR
Perhelatan akbar empat tahunan bagi para penggila bola telah dimulai. Brasil kembali menjadi tuan rumah untuk Piala Dunia 2014.
Inilah potret euforia para penggila bola dari berbagai penjuru dunia.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
PESTA-PORA PENGGILA BOLA
FOTO-FOTO: GETTY IMAGES DAN REUTERS
LENSA
Wanita cantik asal Kolombia berpose, menari, dan menjadi penyemangat bagi tim nasionalnya.
LENSA
Suporter dari Australia tak mau kalah memberikan dukungan kepada timnas negaranya.
Suporter dari Cile berjoget mendukung timnas negaranya dalam Piala Dunia 2014 di Brasil.
LENSA
Ekspresi pendukung timnas Spanyol.
LENSA
Pendukung timnas Inggris.
LENSA
Pendukung anak-anak dari Inggris dan Jepang.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL NASIONAL
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
MENJERAT
OBOR OBOR
RAKYAT RAKYAT
POLISI MULAI MENGGELAR PEMERIKSAAN
TERHADAP PENGELOLA TABLOID OBOR RAKYAT,
YANG DIBAGIKAN KE PESANTREN-PESANTREN.
DIANGGAP MENEBAR FITNAH DAN KEBENCIAN.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
P
EMIMPIN Redaksi Tabloid Obor Rak-
yat Setiyardi Budiono bakal dipanggil
paksa oleh Markas Besar Kepolisian RI
jika kembali tak memenuhi panggilan
kedua. Ia mangkir saat dipanggil untuk diper-
iksa sebagai terlapor pada Kamis, 19 Juni lalu.
(Setiyardi) akan dipanggil lagi dengan panggil-
an kedua hari Senin (pekan ini), kata Kepala
Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal
Ronny F. Sompie.
Asisten Velix Wanggai, Staf Khusus Presiden
Bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah,
itu harus berurusan dengan polisi setelah di-
laporkan oleh tim kuasa hukum Joko Widodo-
Jusuf Kalla, Senin, 16 Juni lalu. Setiyardi bersama
Darmawan Sepriyossa diduga membuat tablo-
id yang dianggap sebagai kampanye hitam bagi
pasangan calon presiden dan calon wakil pre-
siden tersebut. Keduanya dilaporkan ke polisi
atas dugaan pelanggaran pidana pencemaran
YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO
Anggota Bawaslu, Nelson
Simanjuntak (kanan)
dan Nasrullah (tengah),
menunjukkan tabloid
Obor Rakyat, yang diduga
melanggar aturan kampanye
pilpres, Rabu (4/6).
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
nama baik dan fitnah.
Tim hukum Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-
JK), yang diwakili Taufik Basari, Alexander Lay,
dan Teguh Samudra, juga mendesak polisi
mengusut siapa saja di balik pembuatan dan
penyebaran tabloid itu. Mereka menganggap
konten yang ditulis Obor bukan semata-mata
pelanggaran pemilu.
Kami tidak ingin penyebaran keben-
cian ini terus berlanjut. Kami minta
polisi menindak tegas orang selain
SB dan DS. Karena (Obor Rakyat)
disebar di titik-titik tertentu dan
sangat terorganisasi, ujar Taufik
di kantor pemenangan Jokowi-
JK, kawasan Gondangdia, Jakarta
Pusat.
Mereka juga meminta polisi
mengklarifikasi hal ini kepada Istana
terkait posisi Setiyardi sebagai asisten
staf khusus presiden. Sebelum ke polisi,
tiga pekan lalu tim Jokowi-JK melaporkan pe-
nyebaran tabloid ini ke Badan Pengawas Pemi-
lu.
Obor Rakyat membuat berang kubu capres
Jokowi karena berisi kumpulan berbagai isu
miring soal mantan Wali Kota Solo itu, yang
sebelumnya banyak beredar di media sosial.
Target pembacanya pun spesifik, yakni kalang-
an pesantren. Tabloid yang sudah terbit tiga
edisi ini dibagikan secara gratis dan dikirim le-
wat pos ke berbagai pondok pesantren di Jawa,
Sumatera, hingga Kalimantan.
Edisi pertama tabloid setebal 16 halaman
ini mengambil judul Capres Boneka, dengan
gambar depan Jokowi mencium tangan Ketua
Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuang-
an Megawati Soekarnoputri. Isinya antara lain
soal isu bahwa dia capres yang dikendalikan
Megawati. Persoalan Jokowi meninggalkan
Jakarta sebelum menunaikan masa jabatannya
juga disinggung di tabloid ini, selain tudingan
bahwa Jokowi keturunan Cina dan dibekingi
pengusaha Tionghoa.
Siapa pengelola Obor terkuak jelas setelah
Darmawan Sepriyossa mengaku diajak Seti-
yardikawan lamanya saat bekerja di sebuah
media nasionaluntuk membuat tabloid ini.
Pengakuan itu ditulis Darmawan di akun Fa-
cebook-nya dan diunggah di portal Inilah.com,
Kami tidak ingin
penyebaran kebencian
ini terus berlanjut.
Kami minta polisi
menindak tegas orang
selain SB dan DS.
Taufik Basari
A
R
I
S
A
P
U
T
R
A
/
D
E
T
I
K
C
O
M
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
SYAIFUL ARIF/ANTARA FOTO
Santri melihat tabloid Obor
Rakyat di Ponpes Darul
Ulum Rejoso Peterongan,
Jombang, Jawa Timur,
Selasa (3/6).
tempatnya bekerja sebagai penulis.
Adapun nama Darmawan disebut Gun Gun
Heryanto, yang tulisan kolomnya dimuat di
Obor Rakyat. Pada 25 April lalu, Gun Gun di-
kontak Darmawan untuk menulis analisisnya
tentang PDIP dalam mengikuti pemilihan pre-
siden. Darmawan saat itu mengatakan hendak
membuat tabloid baru. Namun Gun Gun tak
menyangka tulisannya itu dimuat di tabloid
Obor Rakyat.
Nama Darmawan tak tercantum dalam su-
sunan redaksi Obor Rakyat. Namun Setiyardi
Budiono tertulis sebagai pemimpin. Sedangkan
kantor redaksinya tertulis di Jalan Pisangan
Timur Raya IX, Jakarta Timur. Tapi, ketika dida-
tangi, kantor itu tidak ditemukan. Nomor tele-
ponnya juga tidak bisa dihubungi. Paket tabloid
Obor, yang disebar ke pesantren-pesantren,
dikirim dari berbagai tempat, seperti Cilincing
atau Tanjung Priok, Jakarta Utara.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
Dalam menyikapi laporan terkait Obor Rak-
yat, Kepala Polri Jenderal Sutarman mengatakan
pihaknya lebih dulu meminta berbagai penda-
pat ahli dan Dewan Pers. De wan Pers bilang
bahwa itu (Obor Rakyat) bukan produk pers,
tuturnya, Kamis, 19 Juni lalu. Polisi, jaksa, dan
Bawaslu akan menilai laporan tersebut apakah
terkait pelanggaran administrasi pemilu, kode
etik, atau pidana. Administrasi ke KPU (Komisi
Pemilihan Umum), kode etik ke DKPP (Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu), dan kalau
pidana kembali ke polisi, ucap Sutarman.
Dewan Pers telah melakukan investigasi
lapangan terhadap Obor Rakyat. Hasilnya, tab-
loid itu dianggap tidak masuk ranah Undang-
Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 dan kode
etik jurnalistik. Bukan merupakan produk jurna-
listik karena tak berbadan hukum, serta alamat
redaksi yang dicantumkan diduga bodong.
Karena Dewan Pers menganggap tabloid ter-
sebut bukan produk jurnalistik, kami tak turut
menangani kasus itu, kata Ketua Dewan Pers
Bagir Manan.
Menurut bekas Ketua Mahkamah Agung itu,
pemimpin redaksi dan penyelenggara tabloid
RUDI MULYA/ANTARA FOTO
Ketua Panwaslu Kabupaten
Kediri, Jawa Timur,
Mujiharjito, menunjukkan
tabloid Obor Rakyat di
kantornya, Jumat (13/6).
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
bisa dijerat dengan undang-undang lain, yakni
KUHP terkait fitnah atau UU Percetakan. Itu
kalau Bawaslu menganggap laporan tim kuasa
hukum Jokowi-JK telah kedaluwarsa dan tidak
bisa dijerat pelanggaran pemilu.
Velix Wanggai mengakui Setiyardi adalah
stafnya di bagian pembangunan perkotaan
dan pedesaan, serta koordinator wilayah
Sumatera. Meski begitu, ia membantah
Istana ikut campur dalam penerbitan
Obor Rakyat. Istana tidak pernah
mengeluarkan arahan atau in-
struksi kepada Setiyardi dalam
penerbitan tabloid Obor Rakyat,
ujarnya Rabu, 18 Juni lalu.
Setiyardi juga menolak kiprahnya
di Obor Rakyat dikaitkan dengan
tempat kerjanya. Saat menghadiri se-
buah diskusi di Jakarta, Sabtu, 13 Juni lalu,
ia mengaku izin cuti untuk menerbitkan
Obor. Saya tidak bercerita kepada Pak Velix.
Intinya, saya cuti dan melakukan aktivitas yang
tidak ingin dikaitkan dengan kantor saya, tuturnya.
Ia mengklaim Obor Rakyat adalah karya jur-
nalistik yang dilindungi UU Pers. Setiyardi pun
membantah tabloid itu merupakan kampanye
hitam, karena berisi fakta. Sebagai jurnalis,
saya mempertaruhkan reputasi saya. Kami tim
redaksi menganggap ini fakta, ucapnya. Judul
Capres Boneka pada tabloid itu diakuinya
sebagai kesimpulan tim redaksi.
Sedangkan biaya penerbitannya berasal dari
koceknya sendiri. Setiyardi mengaku punya ke-
mampuan untuk itu. Saya memiliki bisnis, dan
(duduk sebagai) komisaris di PTPN XIII. Intinya,
ini adalah murni full dari rezeki yang saya terima.
Untuk setiap edisi Obor Rakyat, ia mencetak 100
ribu eksemplar.
Belum diketahui apakah Setiyardi akan
memenuhi panggilan polisi yang kedua. Ber-
ulang kali dihubungi, telepon selulernya tak di-
angkat. Ia juga tidak membalas pesan singkat.
Adapun Darmawan sempat menjanjikan untuk
menerima wawancara majalah detik. Saya
tidak masuk kantor, Dik. Dua hari kemarin pu-
ter-puter Jabar dan masuk angin. Paling besok,
bagaimana? kata dia via pesan singkat, Senin,
16 Juni lalu. Namun setelah itu, ia tak meres-
pons panggilan maupun SMS. DEDEN GUNAWAN,
KUSTIAH, PASTI LIBERTI | DIMAS
D
O
K
.
P
R
I
B
A
D
I
Sebagai
jurnalis, saya
mempertaruhkan
reputasi saya.
Kami tim redaksi
menganggap ini
fakta.
Setiyardi
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
SETELAH dibuat repot oleh tabloid Obor Rakyat,
kubu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla kembali
diserang lewat isu transkrip rekaman pembicaraan
antara Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Jaksa
Agung Basrief Arief.
Adalah Ketua Progres 98 Faizal Assegaf yang
menggelontorkan isu tersebut. Faizal meng-
aku memiliki transkrip percakapan antara Me-
gawati dan Basrief, yang diduga dari "utusan"
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
Bambang Widjojanto.
Percakapan dua orang yang dikatakan melalui
telepon itu, disebut dalam transkrip adalah antara
Megawati dan Basrief Arief. Isinya, orang yang
ditulis sebagai Megawati meminta supaya kasus
pembelian bus Transjakarta yang bermasalah tak
dikait-kaitkan dengan calon presiden Joko Wido-
do.
Kertas transkrip itu dibawa dan dilaporkan
Faizal ke Kejaksaan Agung pada Rabu, 18 Juni
lalu. Menurut dia, pembicaraan antara Mega-
wati dan Basrief terjadi pada 3 Mei 2014 pukul
23.09 WIB, dengan durasi 3 menit 12 detik.
Tapi, anehnya, saat didesak wartawan, Faizal
tidak mampu menunjukkan rekaman yang di-
maksud. Dia hanya menunjukkan kertas trans-
krip. Faizal mengaku rekaman itu hanya sempat
diperdengarkan saja kepadanya oleh sumber
yang disebutnya dari KPK.
Satu per satu orang yang disebut dalam isu ini
membantahnya. Bambang Widjojanto menjamin,
dalam penyadapan yang dilakukan KPK, tidak ada
informasi yang jatuh ke pihak lain. Sebab, komisi
HABIS OBOR
TERBITLAH
TRANSKRIP
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
antirasuah itu menganut asas sistem Law Full
Intercept.
Sehingga, dapat dipastikan tidak akan
ada informasi hasil intercept yang bisa keluar
pada pihak yang tidak punya kaitan dengan
pihak yang menangani kasus, kata Bam-
bang di gedung KPK, Rabu, 18 Juni lalu.
Jaksa Agung Basrief Arief mengatakan
transkrip pembicaraannya dengan Megawati
tidak benar dan merupakan fitnah kepada
dirinya. Ia pun melaporkan masalah ini ke
Mabes Polri. Basrief mengatakan sudah ada
tiga isu yang memojokkan dirinya. Pertama,
pada 14 Mei 2014, ketika beredar surat pal-
su Gubernur DKI Joko Widodo yang meminta
penundaan pemeriksaan kasus Transjakarta.
Kedua, instruksi Basrief agar tidak memeriksa
Jokowi. Ketiga, soal transkrip pembicaraan dirinya
dengan Megawati.
Pertama dan kedua saya sudah serahkan ke
Kapolri, yang ketiga hari ini saya sampaikan. La-
poran pengaduan saya kepada Kapolri nomor
B108/A/L/06 2014, ujarnya. Saya harap ini
bisa diusut sesuai ketentuan yang berlaku.
Selain menyertakan laporan Faizal, Bas-
rief melampirkan pemberitaan sebuah media
online yang mengangkat isu transkrip rekaman
pembicaraan ini. Tak hanya Basrief, Bambang
Widjojanto, menurut juru bicara KPK Johan
Budi, juga mempertimbangkan untuk meng-
ambil langkah hukum.
Anggota Tim Sukses Joko Widodo-Jusuf
Kalla, Trimedya Panjaitan, menilai transkrip
itu janggal. Apalagi jika dikait-kaitkan adanya
intervensi Megawati terhadap Jaksa Agung.
Bu Mega bukan tipikal seperti itu. Belum lagi,
dialog Jaksa Agung terkesan seperti jaksa baru,
yang siap menjadi tameng. Itu bukan tipikal
Pak Basrief, tutur Trimedya. Merasa difitnah
melalui isu ini, tim Joko Widodo juga akan me-
lakukan tindakan hukum.
Namun, meski sudah dibantah, anggota Tim
Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa,
Fadli Zon, meminta isu transkrip pembicaraan
itu diusut. Kalau transkrip itu benar, berarti
ada intervensi politik terhadap hukum, sehing-
ga harus diusut, ucapnya. DEDEN GUNAWAN, FAJAR
PRATAMA, DHANI IRAWAN | DIMAS
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
RINA ATRIANA /DETIKCOM
Faizal Assegaf saat datang
ke Kejaksaan Agung, Rabu
(18/6).
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
KOLOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
KOLOM
OLEH: IGNATIUS HARYANTO
P
ERNAH dalam suatu massa, dalam sejarah pers di Indonesia, kata
obor menjadi sesuatu yang demikian bertuah. Bersama deng-
an kata-kata lain, seperti suluh, cahaya, sinar, dan sejenisnya,
yang menjadi nama-nama surat kabar pergerakan dalam dua-tiga
dasawarsa awal abad 20 di kepulauan Nusantara ini.
Nama-nama koran pergerakan pada zaman itu, misalnya, adalah Suluh Ke-
adilan, Sinar Hindia, Obor Keadilan, dan lain-lain. Semua surat kabar tersebut
terinspirasi dengan idiom terang yang dihasilkan oleh berita atau informasi
yang dihasilkan surat kabar kala itu untuk membuka mata atas kehidupan
susah dan sengsara di bawah pemerintahan kolonial. Bukan kebetulan jika,
BIODATA
NAMA: Ignatius Haryanto
TEMPAT/TANGGAL LAHIR:
Bandung, 23 Maret 1969
PENDIDIKAN:
Jurusan Komunikasi Massa, Fisip
Universitas Indonesia, 1994
OBOR RAKYAT,
PENGKHIANAT
SEJARAH
OBOR RAKYAT TAK LEBIH DARI SEMACAM STENSILAN PORNO YANG
DICETAK MASSAL DENGAN NIATAN JELEK PADA SESEORANG.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
KOLOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
pada masa yang lebih awal, Kartini, seorang tokoh perempuan di Jepara,
menuliskan kumpulan suratnya dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Keterpukauan pada revolusi cetak dipadu dengan semangat nasionalisme
memunculkan para tokoh pergerakan yang, dengan sengaja, memilih media
cetak sebagai bagian dari alat perjuangan mereka. Tak kurang puluhan jur-
nalis kala itu pernah keluar-masuk penjara di Hindia Belanda akibat tuduhan
mengganggu ketertiban hingga menghina pimpinan negara kolonial.
Kita, yang hidup di zaman sekarang, akan melihat tindakan itu sebagai
bentuk heroisme, di mana kesadaran nasional dimungkinkan dengan adanya
surat kabar, setelah sebelumnya para pendirinya menikmati pendidikan yang
menyadarkan mereka akan buruknya hidup dalam bayang-bayang kolonialis-
me.
Nantinya, setelah idiom cahaya atau terang tadi menjadi umum, nama-
nama koran pergerakan muncul dengan nama-nama bergerak, yang me-
nandakan aksi perlawanan terbuka yang dilakukan oleh para intelektual dan
kaum buruh di berbagai wilayah di Jawa. Itulah masa di mana para tokoh
pergerakan nasional, seperti Sukarno dan Hatta, sempat ditahan Belanda,
namun pergerakan seperti yang dilakukan oleh Marco Kartodikromo terus
berlangsung. Marco adalah murid langsung dari bapak pers bumiputra Indo-
nesia: Tirto Adhi Soerjo.
Belum lama ini, kita terentak ketika mendengar kemunculan tabloid yang
beredar terbatas dengan nama Obor Rakyat (OBRA). Sejumlah berita me-
nyebut tabloid ini didistribusikan secara misterius di sejumlah pesantren
dan isinya membuat heboh. Isi tabloid ini utamanya banyak mencerca sosok
Kursus Filsafat di Sekolah Tinggi
Filsafat Driyarkara, 1991-1997
Program Kajian Asia Tenggara,
National University of Singapore,
1998-2000
Magister dari Sekolah Tinggi
Filsafat Driyarkara, 2012
PENGALAMAN KERJA:
Reporter di Majalah Forum Keadilan,
1994-1997
Staf Redaksi Majalah D & R, 1997-
1998
Staf Redaksi Majalah Tempo, 2001-
2003
Direktur Eksekutif Lembaga Studi
Pers dan Pembangunan, 2007 s.d.
sekarang
Direktur Program Mochtar Lubis
Award, 2007
Anggota Ombudsman Harian
Kompas, 2008 s.d. sekarang
Dosen Jurnalistik di Universitas
Multimedia Nusantara, Gading
Serpong, Tangerang, 2007 s.d.
sekarang
KOLOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
Joko Widodo (Jokowi), kandidat presiden yang hendak maju pada pemilihan
presiden 9 Juli mendatang. Aneka tulisan dalam tabloid ini menyoroti Jokowi
yang dianggap capres boneka, Jokowi sebagai tukang bohong, para caleg
beragama Kristen di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan lain-lain.
Rasanya, tak perlu lagi disebut apa saja kebohongan yang telah disebutkan
OBRA tersebut. Minggu lalu, perlahan-lahan kita mengetahui siapa yang jadi
pengelola tabloid ini, yaitu Darmawan Sepriyossa dan Setiyardi Budiono. Pe-
ngelola OBRA berkukuh bahwa media terbitannya adalah produk jurnalistik.
Pengelola OBRA ini mungkin sudah lama lupa atau tidak pernah membaca
UU Pers Nomor 40/199 yang, pada Pasal 5, menyebutkan: Pers nasional
berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati nor-
ma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak
bersalah. Pasal 6 UU yang sama juga menyebutkan: Pers nasional melaksa-
nakan peranannya sebagai berikut:
a. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;
b. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supre-
masi hukum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebinekaan;
c. mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat,
akurat, dan benar;
d. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kepentingan umum;
e. memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Tanpa harus membuang waktu untuk debat panjang, tak ada satu pun dari
prinsip yang dikutip di atas tercermin dalam isi OBRA. Karena itu, OBRA
sama sekali bukanlah produk jurnalistik, bahkan cenderung menjadi produk
KARYA:
1995, Pembredelan Pers di
Indonesia: Kasus Koran Indonesia
Raya, Lembaga Studi Pers dan
Pembangunan
1999, Kejahatan Negara: Telaah
tentang Delik Keamanan Negara,
Lembaga Studi dan Advokasi
Masyarakat (ELSAM)
2002, Penghisapan Rezim HAKI:
Tinjauan Ekonomi Politik Hak
Atas Kekayaan Intelektual, Debt
Watch
Wartawan Lokal, Wartawan
Handal, AJI
2005, Apa itu Kebebasan Infor-
masi?, LSPP dan UNESCO
2006, Aku Selebriti Maka Aku
Penting, Yogyakarta: Bentang
Pustaka
2006, The New York Times:
Menulis Berita Tanpa Takut
atau Memihak, Yayasan Obor
Indonesia
KOLOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
antijurnalistik. Apa maksudnya? Jika kerja jurnalistik mengharuskan adanya
etika yang menaungi pekerjaan tersebut, OBRA sama sekali tak meng-
indahkan hal itu. OBRA lebih tepat disebut sebagai proyek politik dengan
menggunakan media untuk suatu niatan jahat.
Niatan jahat dari OBRA terlihat dengan sangat jelas: mengapa ia hanya
beredar dalam tempat-tempat yang terbatas, didrop, bahkan di beberapa
tempat ada orang yang diberi uang untuk mengedarkan tabloid tersebut? Jika
OBRA adalah produk jurnalistik, mengapa ia perlu menyembunyikan nama
2009, Menuju Jurnalisme
Berkualitas: Kumpulan Karya
Finalis dan Pemenang Mochtar
Lubis Award 2008 (editor, LSPP
& KPG)
KOLOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
pengelolanya? Mengapa pula ia menyembunyikan alamat redaksinya? Jika ia
tidak berniat jahat, mengapa ia harus menyembunyikan semua identitasnya?
Jika kita bedah pada isi tulisannyamaaf, kata berita terlalu megah untuk
disematkan pada isi tabloid inimaka prinsip jurnalistik dasar soal akurasi,
cover both side, keseimbangan, semua dilecehkan dan cenderung tak diper-
hatikan. Hal ini dilakukan di semua edisi OBRA. Lalu, apa maksud dari tabloid
semacam ini, dan kemudian mengaku dirinya sebagai produk jurnalistik?
OBRA tak pantas dianggap produk jurnalistik dan penggunaan nama Obor
Rakyat untuk penerbitan ini juga mengkhianati semangat perjuangan para
nasionalis yang antikolonial dan menjadikan surat kabar sebagai alat perju-
angannya pada awal abad 20. OBRA tak lebih dari proyek politik murahan
yang tak lebih dari surat kaleng atau malah semacam stensilan porno yang
dicetak massal dengan niatan jelek pada seseorang.
Sudah sepantasnya Dewan Pers menyebutnya bukan merupakan bagian
dari pers, dan, untuk itu, pengelolanya tak bisa berlindung di balik UU Pers
yang terhormat itu, dan silakan UU Pidana dipergunakan kepada pengelola-
nya.
Kasus OBRA ini menunjukkan pada kita bahwa inilah batas dari ruang ke-
bebasan berekspresi yang kemudian muncul menjadi suatu pameran keben-
cian pada pihak lain, ajakan memusuhi, membenci, bahkan menghancurkan
pihak lain. Artinya, OBRA pun tak bisa berlindung di balik dalih kebebasan
berekspresi, karena ekspresi yang dihasilkannya tak lebih dari suatu kebenci-
an yang dibalut dengan cara yang tidak canggih pula. Mudah-mudahan ada
yang betul-betul berani menghentikan produksi dan peredaran OBRA ini. n
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL NASIONAL
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
YUDHOYONO MENGELUARKAN ATURAN BARU SOAL PENGADAAN RUMAH BAGI MANTAN
PRESIDEN DAN MANTAN WAKIL PRESIDEN. TIDAK ADA LAGI BATASAN HARGA RP 20 MILIAR.
LENGSER KEPRABON
RUMAH SESUDAH
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
D
ARI empat rumah bernomor 10-
A, 10-B, 10-C, dan 10-D di Jalan
Brawijaya IV, Jakarta Selatan, hanya
satu yang tampak terawat karena
berpenghuni. Tiga lainnya kumuh tak terurus.
Cat temboknya mengelupas di sana-sini. Atap
serta lantainya kotor dan rusak. Sedangkan ha-
laman rumah seluas sekitar 200 meter persegi
itu sebagian ditumbuhi rumput liar.
Pemandangan di Kompleks Perum Percetak-
an Uang RI (Peruri) itu kontras dengan mayo-
ritas bangunan di kawasan elite tersebut, yang
berdesain modern dan megah. Apalagi jumlah
penghuni perumahan itu terus menyusut. Dari
32 rumah, kata seorang petugas keamanan,
Markeso, hanya delapan yang terisi, sisanya di-
biarkan kosong. Biasanya peng-
huni angkat
kaki setelah
pensiun
atau naik jabatan. Jadi enggak aneh kalau
enggak terurus, kata pria berusia 55 tahun itu,
Senin, 16 Juni lalu.
Keempat rumah tua itu berada tepat di
belakang kediaman pribadi Jusuf Kalla, yang
menghadap ke Jalan Brawijaya Raya. Wacana
menghibahkan rumah-rumah tersebut kepada
JKpanggilan akrab Jusuf Kalla--yang pada
2009 lengser dari jabatan wakil presiden, mun-
cul sejak empat tahun lalu.
Undang-undang mengatur setiap mantan
presiden dan bekas wakil presiden berhak
mendapatkan rumah sebagai penghargaan ne-
gara atas jasa-jasa mereka. Namun hingga kini
rencana pemberian rumah kepada JK itu tak
kunjung direalisasi, sampai 3 Juni lalu Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Per-
aturan Presiden Nomor 52 Tahun 2014 tentang
Pengadaan dan Standar Rumah bagi Mantan
Presiden dan/atau Mantan Wakil Presiden.
Aturan itu dikeluarkan sebagai pengganti
Perpres Nomor 88 Tahun 2007, yang meng-
gantikan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun
2004. Perbedaan paling mencolok antara per-
pres baru dan lama adalah mengenai batas-
LAMHOT ARITONANG/DETIKFOTO
Jusuf Kalla
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
an anggaran yang dialokasikan negara untuk
pengadaan rumah itu.
Perpres 88, Pasal 2 ayat (1), mengatur anggar-
an pengadaan rumah bagi mantan presiden dan
mantan wapres dipatok Rp 20 miliar, meskipun
pada ayat (4) disebutkan nilai itu bisa disesuai-
kan berdasarkan tingkat inflasi dan kelayakan
rumah. Batasan anggaran ini ditiadakan pada
Perpres Nomor 52.
Alasannya, menurut Menteri Keuangan Cha-
tib Basri, angka Rp 20 miliar itu mengacu pada
harga properti 2004. Aturan mesti diganti
setiap tahun jika nilai rumah dipatok
angka tertentu. Sebab, kenaikan
harga properti bisa mencapai 30
persen per tahunnya. Ini menjadi
tidak efisien, ujar Chatib, Jumat,
13 Juni lalu.
Aturan baru itulah yang
disebut Sekretaris Kabinet
Dipo Alam dibuat untuk
membela kepen-
tingan mantan
wapres Jusuf
Kalla. Me-
nurut Dipo, calon wakil presiden yang berpa-
sangan dengan Joko Widodo itu menginginkan
rumah di dekat kediaman pribadinya. Tapi
harga rumah tersebut terus melambung. Nah,
sekarang dibikin (perpres) yang fleksibel, tutur
Dipo beberapa waktu lalu.
Pernyataan Dipo tak urung membuat Kalla
gerah. Ia mengaku tak pernah meminta dibe-
likan rumah. Menteri-Sekretaris Negara Sudi
Silalahi justru yang menyambangi kediam-
annya dan menawarinya rumah setelah JK tak
lagi menjabat, pada Januari 2010. JK awalnya
menolak karena ia merasa sudah punya tempat
tinggal.
Namun, dengan argumen Sudi, JK akhir-
nya luluh dan memilih deretan rumah tua di
belakang rumahnya saat ini. Selain memang
JK tinggal di kawasan tersebut, rumah yang
ditunjuk JK adalah bangunan tak berpenghuni
dan tidak terurus. Rumah itu milik Peruri yang
orang-orangnya pindah ke Karawang, ucap JK
melalui pesan pendek kepada majalah detik,
Rabu, 18 Juni lalu.
Kalla tak pernah menanyakan soal hadiah
negara itu kendati sudah empat tahun berlalu.
RACHMAN/DETIKFOTO
Menteri Keuangan
M. Chatib Basri
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
Tapi, menurut Ketua Umum Palang Merah In-
donesia ini, pernyataan Dipo Alam mengesan-
kan bahwa dialah yang minta rumah tersebut.
Padahal Sesneg (Sudi Silalahi) bilang, Kami
melanggar undang-undang kalau (mantan
presiden/wakil presiden) tidak dikasih. Nanti
presiden berikutnya bahaya kalau saya tidak
mau, katanya. Saya tidak pernah bicara satu
kata pun tentang itu.
Entah apa yang membuat rencana itu mang-
krak bertahun-tahun. Pada pertengahan 2010
atau beberapa bulan setelah JK menunjuk
rumah tua di Kompleks Peruri, wacana itu
memunculkan polemik. Bukan soal harganya
yang tinggi, melainkan belum adanya instruksi
yang ditunggu Peruri dari Kementerian Badan
Usaha Milik Negara. Memang ada surat dari
kementerian itu, tapi isinya tak secara gam-
blang memerintahkan Peruri menjual
asetnya tersebut kepada pemerintah.
Sebaliknya, menurut Direktur Per-
uri saat itu, Junino Jahja, surat ter-
sebut malah meminta perusahaan
percetakan uang tersebut meng-
ajukan permohonan pelepasan
aset. Nah, hal itulah yang membuat Peruri
menolak melepas asetnya di Jalan Brawijaya IV.
Kami untuk kepentingan apa (melepas aset)?
Ini bisa jadi bahaya, bisa jadi masalah di kemu-
dian hari, ujarnya pada 21 Juni 2010. Menurut
mantan Deputi Wakil Ketua Komisi Pemberan-
tasan Korupsi itu, masalah tersebut selesai jika
Kementerian BUMN memberikan instruksi.
Pada hari yang sama, Sekretaris Menteri
BUMNsaat ituSaid Didu mengatakan
penjualan aset Peruri tidak menabrak aturan
apa pun. Sebab, yang akan membelinya adalah
pemerintah. Di mana masalahnya? tuturnya.
Pemerintah juga melakukan hal yang sama
untuk mantan presiden Megawati Soekarno-
putri. Rumah yang kini ditempati Megawati di
Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, juga
dibeli dari Bank Mandiri dan Pertamina. Dulu
(rumah itu) juga dibeli dan mekanismenya
sama, ucap Said.
Belum jelas apakah keluarnya Perpres No-
mor 52 Tahun 2014 bakal menyudahi masalah.
Saat dihubungi terpisah, Direktur Utama Peruri
Prasetio mengaku belum mendapat informasi
terbaru soal rencana pemerintah membeli aset
WIDODO S. /ANTARAFOTO
Sekretaris Kabinet
Dipo Alam
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
perusahaan tersebut, baik dari Sekretariat Ne-
gara maupun Kementerian Keuangan. Kendati
begitu, Prasetio menyatakan akan tetap meng-
ikuti mekanisme penjualan aset sesuai dengan
aturan. Baik kebijakan maupun persetujuan
atas proses penjualannya harus taat asas kor-
porasi dan prinsip-prinsip BUMN, ucapnya.
Sementara itu, Dipo Alam mengatakan ta-
hun ini belum ada anggaran untuk pengadaan
rumah bagi mantan presiden dan wapres, ter-
masuk untuk Yudhoyono dan wakilnya, Boedi-
ono, yang mengakhiri jabatan pada Oktober
mendatang. Padahal perpres itu mengatur, ru-
mah bagi mantan presiden atau wapres harus
tersedia sebelum ia berhenti dari jabatannya.
Mengenai hal ini, juru bicara wapres Yopie
Hidayat mengatakan Boediono belum berpikir
soal rumah yang ingin ditempatinya setelah
tak lagi menjabat. Masih cukup waktu, kata-
nya. Adapun juru bicara presiden Julian Aldrin
Pasha menampik anggapan bahwa aturan baru
itu dibuat demi kepentingan Yudhoyono, yang
empat bulan lagi akan lengser keprabon. n
KUSTIAH, M. RIZAL | DIMAS
DETIKCOM
Kediaman Megawati
Soekarnoputri di Jalan Teuku
Umar, Menteng, Jakarta
Pusat.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NASIONAL
Pasal 2 ayat (1)
-Berada di wilayah Republik Indonesia;
-Lokasi yang mudah dijangkau dengan jaringan jalan
yang memadai;
-Memiliki bentuk, luas, dimensi, desain, dan tata letak
ruang yang dapat mendukung keperluan dan aktivitas
mantan presiden atau mantan wakil presiden dan keluar-
ganya;
-Tidak menyulitkan penanganan keamanan dan kesela-
matan mantan presiden dan/atau wapres beserta keluarga.
Pasal 2 ayat (2)
Ketentuan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan.
Pasal 3 ayat (1)
-Dilakukan oleh Menteri Sekretaris Negara, berpedoman
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
-Rumah bagi mantan presiden dan/atau mantan wapres
harus tersedia sebelum presiden dan/atau wapres tersebut
berhenti dari jabatannya.
Pasal 4 ayat (1)
Dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Ne-
gara c.q. Bagian Anggaran Kementerian Sekretariat Negara
paling lambat pada satu tahun anggaran sebelum presiden
dan/atau wapres tersebut berhenti dari jabatannya.
SUMBER: PP NOMOR 52/2014
MAJALAH DETIK 7 - 13 APRIL 2014 MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
*TENTANG KELAYAKAN RUMAH *PELAKSANAAN PENGADAAN
*ANGGARAN
NASIONAL
POIN-POIN DALAM PERPRES NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PENGADAAN DAN
STANDAR RUMAH BAGI MANTAN PRESIDEN DAN/ATAU MANTAN WAKIL PRESIDEN.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN:
INTERVIEW
SURYADHARMA
MENYELAMATKAN
SAYA BUKAN
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
EJAK awal terbentuknya Kabinet Indonesia
Bersatu, Lukman Hakim Saifuddin mengaku
ditawari menjadi menteri. Tapi justru baru di
masa bakti yang tersisa empat bulan ini ia ber-
sedia dilantik menjadi Menteri Agama. Lukman
menggantikan koleganya di Partai Persatuan
Pembangunan, Suryadharma Ali, yang meng-
undurkan diri karena ditetapkan sebagai ter-
sangka kasus korupsi. Jabatan Menteri Agama
menjadi istimewa bagi pria kelahiran Jakarta,
25 November 1962, ini. Sebab, ayahnya, KH
Saifuddin Zuhri, menempati pos yang sama
pada 1962-1967.
Saya kayak mimpi saja ketika tiba-tiba
harus menjadi Menteri Agama. Saya merasa
ada panggilan tersendiri, kata Lukman kepada
majalah detik di kantor Kementerian Agama,
18 Juni lalu.
Lukman memaparkan beberapa persoalan
yang dibahasnya bersama Komisi Pemberan-
tasan Korupsi soal perbaikan manajemen pe-
nyelenggaraan haji. Wawasan alumnus Pondok
Pesantren Modern Gontor ini soal isu pluralitas
dan toleransi antarumat beragama juga terasa
lebih luwes. Dia, misalnya, tak serta-merta
menyalahkan kehadiran kaum Ahmadiyah.
Apalagi hendak memaksa mereka kembali
bersyahadat seperti banyak didengungkan
sebelumnya. Seperti apa persisnya pandangan
Lukman soal perbaikan manajemen haji dan
toleransi? Simak petikan perbincangannya
berikut ini.
Sehari setelah dilantik, Anda mendatangi
Komisi Pemberantasan Korupsi. Ada apa?
Penyelenggaraan haji ini menjadi fokus kami
dalam empat bulan ke depan, sehingga saya
sangat berkepentingan mendatangi KPK untuk
DI SISA WAKTU YANG SEMPIT, IA BERTEKAD MEMBENAHI MANAJEMEN HAJI. LEBIH
LUWES BERBICARA SOAL PLURALITAS DAN TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA.
S
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW INTERVIEW INTERVIEW
mengetahui apa saja hasil-hasil pemantauan
lembaga itu, sekaligus apa saja rekomendasi-
rekomendasinya. Pada saat yang sama, saya
juga menyampaikan hasil temuan dan masuk-
an-masukan dari kalangan internal kepada
KPK. Ada sejumlah masalah yang perlu men-
dapatkan kesamaan cara pandang, sehingga
tidak akan menimbulkan masalah di kemudian
hari.
Apa persoalan krusial dalam penyeleng-
garaan haji yang berpotensi menimbulkan
masalah hukum?
Misalnya soal sisa kuota (jemaah) pembe-
rangkatan. Ini selalu menjadi masalah karena,
faktanya, sisa kuota itu sesuatu yang tidak bisa
dihindarkan. Hal itu bisa terjadi karena ada je-
maah haji yang telah ditetapkan untuk berang-
kat pada tahun tertentu, namun, karena satu
dan lain hal, berhalangan. Misalnya meninggal,
sakit, atau salah satu pasangannya, istri atau
suami, tak bisa berangkat secara bersamaan
pada saat itu, sehingga mereka membatalkan
diri. Akhirnya terjadilah kekosongan.
Lantas, siapa yang mengisi kekosongan itu?
Ya, tentu, sesuai dengan sistem urut kacang,
mereka yang berada pada urutan teratas da-
lam daftar tunggu. Masalahnya, ternyata tidak
semua orang yang masuk dalam urutan atas
itu semua siap. Ada berbagai alasan, karena
Video
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
kesiapan mental, dana, kesehatan, dan seba-
gainya. Akhirnya, terjadilah sisa kuota.
Ini yang kemudian dinilai menjadi po-
tensi penyimpangan?
Ya. Karena keterbatasan waktu dan ber-
dasarkan peng alaman menteri-menteri
terdahulu, itu digunakan untuk memenuhi
permintaan berbagai kalangan. Mulai in-
stansi pemerintah, lembaga negara, ormas
keagamaan, tokoh-tokoh masyarakat, terma-
suk dari teman-teman kalangan pers. Semua
merasa perlu diprioritaskan. La, apa eng-
gak bikin pusing itu? Karena asas manfaat,
mengingat sewa pemondokan, transportasi,
dan lainnya sudah dibayar, maka digunakan
untuk itu. Tapi mereka bayar ongkos sendiri,
bukan dari dana haji. Cuma tidak ikut antre
saja. Inilah yang dinilai tidak adil.
Secara legal-formal, pemanfaatan sisa
kuota itu diizinkan?
Dalam hal ini tidak ada aturan yang tegas.
Dalam ketentuan, harus dikembalikan pada
daerah yang mendapat kuota tersebut untuk
INTERVIEW INTERVIEW
RACHMAN HARYANTO/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
digunakan secara maksimal dengan diberikan
kepada urutan berikutnya, berdasarkan urut
kacang. Hanya, dalam kenyataannya, peman-
faatan itu tidak bisa dilakukan secara maksimal
karena berbagai alasan tadi. Itulah antara lain
yang saya konsultasikan kepada KPK, sehingga,
ke depan, kalau di kemudian hari ada masalah,
saya tidak dipermasalahkan.
Menurut Anda sendiri, sebaiknya bagai-
mana?
Ya, kalau saya mau mencari safe, demi kesela-
matan saya, ya sisa kuota berapa pun adanya itu
dikembalikan saja. Tetapi, yang saya minta, jang-
an sampai nanti (oleh KPK) saya justru dianggap
inefisiensi. Tidak bisa menyerap secara maksimal,
padahal tempat pemondokan, transportasi, dan
konsumsi di Mekah dan Madinah itu sudah di-
sewa, dibayar. La, kalau kemudian tidak terisi, itu
kan inefisiensi. Masalah lagi, kan?
Jadi, pemanfaatan sisa kuota itu me-
mang tidak ada landasan hukumnya?
Tidak ada aturan yang secara eksplisit
memperbolehkan seperti itu. Tapi ini meru-
pakan kebijakan yang ditempuh oleh peme-
INTERVIEW INTERVIEW
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
Sehari setelah dilantik menjadi Menteri Agama, Lukman
menyambangi gedung KPK, 10 Juni.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
rintah, yang di kemudian hari dipermasalah-
kan KPK.
Apa solusi alternatif yang dihasilkan
bersama KPK?
Belum ada solusi yang benar-benar mujarab.
Soal sewa pemondokan, transportasi,
dan konsumsi tak bisa direnegosiasi bila
ada sisa kuota?
Persoalannya, masalah ini kan bukan G
to G, tetapi dengan pihak pemilik atau bro-
ker-broker. Tetapi broker itu kan berlisensi,
kredibel. Dan yang menjadi masalah kan
dalam sewa itu satu paket. Misalnya kita
sewa satu kompleks pemondokan yang
isinya 25 bangunan. Nah, ketika yang kita
butuhkan ternyata hanya 20 bangunan,
yang 5 bangunan itu juga harus dibayar.
Tidak bisa tidak. Ini yang kemudian dinilai
merugikan negara.
Ini yang sedang kami cari persamaan per-
sepsi (dengan KPK). Karena, di lapangan, ke-
nyataannya, tentu ada deviasi-deviasi, ting-
gal berapa besar deviasi itu bisa ditoleransi.
Bukan berarti kita membenarkan penyele-
wengan atau penyalahgunaan wewenang...
bukan, bukan itu.
Selain teknis penyelenggaraan haji yang
berpotensi diselewengkan, bagaimana
soal pengelolaan dana?
Kami saat ini tengah mendorong lahir-
nya undang-undang yang memungkinkan
Hotel Ahmed al-Hamid
di Jeddah, yang akan
digunakan jemaah haji
Indonesia tahun ini.
KEMENAG GO ID
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
berdirinya lembaga independen semacam
BLU (Badan Layanan Umum), yang khusus
mengelola dana haji. Mereka yang duduk di
dalam lembaga itu tidak harus pegawai ne-
geri sipil atau dari lingkungan kementerian
ini saja. Mereka bisa berasal dari luar atau
bahkan kalangan swasta. Syaratnya ber-
integritas, berkualitas, dan profesional. Jadi,
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
tak lagi mengelola dana. Kami juga minta
agar ada verifikasi yang intensif terhadap
kondisi pemondokan di Mekah. Jangan sam-
pai ada yang berusia tua. Begitu juga sarana
transportasi, seperti bus dan katering.
Beberapa kalangan menduga kedatang-
an Anda ke KPK sebagai bagian dari upaya
menyelamatkan SDA?
Ha-ha-ha..., sama sekali tidak benar. Bagai-
mana mau menyelamatkan Pak SDA? Kita
hormati saja proses hukum. KPK tidak bisa
diintervensi, apalagi yang mengintervensi
saya.
Anda merasa ada distorsi kepercayaan
masyarakat terhadap kementerian ini?
INTERVIEW
KEMENAG GO ID
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
Oh, iya, iya, saya menyadari betul hal itu.
Beberapa kasus yang terjadi belakangan
memang menjadikan tingkat kepercayaan
publik terhadap Kementerian Agama berada
pada titik yang cukup rendah. Bahkan mung-
kin terendah dalam sejarah kementerian ini.
Karena itulah menjadi tanggung jawab saya
untuk mengembalikan kepercayaan itu. Ka-
rena itu, penyelenggaraan ibadah haji tahun
ini menjadi pertaruhan bagi kami, apakah
bisa memenuhi harapan masyarakat atau,
kalau tidak bisa, masyarakat bisa mengerti
apa duduk masalahnya.
Pekerjaan besar Anda yang lain adalah
isu pluralitas terkait keyakinan. Bagaima-
na Anda melihat?
Ini persoalan klasik yang sudah ada sejak
berabad-abad lalu. Jangan pernah punya pre-
tensi, persoalan seperti itu akan hilang atau
berhenti. Mengapa? Karena ini persoalan
keyakinan yang ada dalam diri masing-masing
orang. Sedangkan keyakinan atau agama itu
mempunyai misi dakwah, menyebarluaskan
ajaran. Karena itu, gesekan-gesekan pun akan
terjadi. Saya mengajak semua agama, terutama
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi ucapan selamat kepada Lukman
Hakim Saifuddin, yang dilantik menjadi Menteri Agama di Istana Negara, Jakarta,
Senin (9/6).
ABROR RIZKI/RUMNGGAPRES
INTERVIEW INTERVIEW
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
tokoh-tokoh agama, untuk menyebarkan aga-
manya sesuai dengan esensi dari agamanya.
Tujuan agama itu kan memanusiakan manusia,
perdamaian, keselamatan. Seharusnya itu yang
dikedepankan.
Jadi, soal toleransi?
Iya, toleransi itu kan kemampuan untuk
mengerti dan memahami orang lain. Jangan
bicara toleransi bila ternyata tidak memahami
atau mengerti apa kebutuhan dan keberadaan
orang lain. Jangan bicara toleransi kalau hanya
banyak menuntut orang lain mengerti dan
memahami dirinya. Seharusnya juga proaktif,
dirinyalah yang proaktif mengerti dan mema-
hami orang lain yang berbeda dengan dirinya.
Terlebih, faktanya, Indonesia itu majemuk,
plural.
Beberapa waktu lalu ada pernyataan
Menteri Agama Lukman
Hakim Saifuddin (tengah)
bersama Wakil Ketua KPK
Busyro Muqoddas (kedua
dari kanan) dan Bambang
Widjojanto (kedua dari
kiri) memaparkan hasil
pertemuan, Selasa (10/5).
YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO
INTERVIEW INTERVIEW
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
agar Ahmadiyah tidak memakai embel-
embel Islam hingga mereka bersyahadat
kembali. Menurut Anda?
Begini, dalam hal itu, prosesnya, yang main-
stream atau yang arus besar harus memiliki
kesediaan untuk mengayomi yang belum be-
sar. Sebab, mereka itulah yang perlu dirangkul
dan diajak untuk mengedepankan titik-titik
persamaannya. Tetapi kita juga harus memiliki
kesadaran bahwa sesungguhnya perbedaan itu
sunatullah, sesuatu yang given. Memang dari
sananya Tuhan itu menciptakan perbedaan-
perbedaan itu. Jadi, kesadaran seperti itu yang
harus dibangun.
Artinya, eksistensi aliran dan keyakin-
an yang berbeda, seperti Ahmadiyah dan
Syiah, juga diakui?
Ya, saya pikir harus ada kesadaran me-
mahami itu, karena yang dituntut dari kita
adalah mengajak (memahami keyakinan
kita). Soal hasilnya, itu bukan urusan kita
lagi, tapi urusan pribadi masing-masing
dengan Yang Ada di Sana (Tuhan).
ARIF ARIANTO
ANDIKA WAHYU/ANTARA FOTO
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
INTERVIEW
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
NAMA: Lukman Hakim Saifuddin
Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta,
25 November 1962
ISTRI: Trisna Willy
ANAK: Naufal Zilal Kemal, Zahira
Humaira, Sabilla Salsabilla
PENDIDIKAN:
Pondok Pesantren Modern
Gontor, Ponorogo, Jawa
Timur, 1983
Sarjana (S-1) Universitas Islam
As-Syafiiyah Jakarta, 1990
ORGANISASI:
Wakil Sekretaris Pimpinan
Pusat Lembaga Kemaslahat-
an Keluarga NU, 1985-1988.
Sekretaris Lajnah Kajian dan
Pengembangan Sumber
Daya Manusia NU, 1988-1999
Wakil Ketua Umum PPP,
2009 sampai sekarang
KARIER:
Wakil Ketua MPR RI Periode
2009-2014
Anggota DPR RI Periode
2004-2009
Anggota DPR RI Periode
1999-2004
Anggota DPR RI Periode
1997-1999
Project Manager Helen Keller
International, Jakarta, 1995-
1997
KARYA:
Buku Riwayat Hidup dan Perju-
angan PROF. K.H. SAIFUDDIN
ZUHRI Ulama Pejuang Kemer-
dekaan, 2013. Disusun bersama
Ali Zawawi, Zubairi Hasan, dan
Sahlul Fuad.
BIODATA
INTERVIEW
HUKUM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
HUKUM HUKUM
SEORANG IBU DITUNTUT 2 TAHUN
PENJARA SETELAH MEMINTA HAK ATAS
SAHAM PERUSAHAAN KEPADA MANTAN
SUAMINYA UNTUK KEDUA ANAK MEREKA.
DIDAKWA MELAKUKAN PERCOBAAN
EKSPLOITASI ANAK.
SETELAH
KARMINAH
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
MENAGIH JATAH
HUKUM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
HUKUM
ANGLING ADHITYA/DETIKCOM
P
ESAN yang dikirim Co dan Ca, yang
baru berusia 12 dan 10 tahun, ternyata
berbuntut panjang. Medio Juli 2012,
dua kakak-adik tersebut mengirim
pe san ke akun Facebook Gerhard Bessler. Ger-
hard, atau yang disapa Gerry, dalam pesan itu
tak lain adalah komisaris sebuah perusahaan di
Semarang, Jawa Tengah, tempat ayah mereka,
Vincent A. Cantaert, menjabat direktur.
Melalui pesan itu Co dan Ca meminta ban-
tuan. Kedua bocah itu menulis bahwa ibu me-
reka, Karminah, 38 tahun, menangis setiap hari
lantaran sang ayah ingkar janji untuk membagi
saham perusahaannya kepada mereka. Dia
juga berjanji memberi keuntungan (perusaha-
an) setiap tahun, tapi sampai 5 tahun dia tidak
melakukan, begitu antara lain isi surat yang
ditulis dalam bahasa Inggris tersebut.
Tak lama setelah pesan itu dikirim, pada 26 Juli
2012 Vincent melaporkan Karminah ke Kepolisian
Resor Kota Besar Semarang. Vincent menuduh
mantan istrinya itu melakukan tindak pidana
percobaan eksploitasi anak. Laporan tersebut
membuat Karminah dijerat sejumlah pasal, antara
lain Pasal 77 subsider Pasal 88 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, juncto Pasal 53 ayat 1 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP).
Sejak Maret lalu perkara tersebut bergulir
di Pengadilan Negeri Semarang. Pada sidang
yang dipimpin ketua majelis hakim Maryana,
Rabu, 11 Juni 2014, jaksa dari Kejaksaan Negeri
Karminah ingin
memperjuangkan hak-hak
kedua anaknya.
HUKUM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
GETTY IMAGES
Semarang menuntut Karminah 2 tahun penjara
dan membayar ganti rugi Rp 2.500.000 subsi-
der 3 bulan kurungan.
Kasus hukum yang menimpa warga Perumah-
an Villa Aster, Srondol, Semarang, itu berawal dari
pernikahannya dengan Vincent pada 2001. Per-
jumpaan keduanya bermula dari hubungan bisnis.
Vincent adalah konsumen per alatan komputer di
perusahaan tempat Karminah bekerja.
Dari perkawinan itu mereka dikaruniai dua
anak; Co lahir pada 2002, dan Ca dua tahun
kemudian. Namun, setelah empat tahun meni-
kah, rumah tangga mereka dirundung masalah.
Pada 2 November 2006, Karminah melaporkan
suaminya ke polisi karena ia mengalami keke-
rasan dalam rumah tangga.
Di tengah proses hukum yang bergulir, kedu-
anya sepakat berpisah. Vincent dan Karminah
juga membicarakan harta gana-gini dan hak
asuh anak mereka. Namun Vincent meng-
ajukan syarat: Karminah diminta mencabut
laporannya. Saya cabut, kemudian terjadi ke-
sepakatan damai, kata Karminah saat ditemui
majalah detik, Selasa, 17 Juni lalu.
Salah satu isi kesepakatan damai itu antara lain
kedua anak mereka mendapat 12,5 persen dari
saham yang diwakilkan ibu dengan menunjuk
ayah sebagai manajer. Kalau profit (keuntungan)
dibagi ke anak lewat ibu untuk kepentingan anak,
ujarnya.
Karminah mengakui mantan suaminya itu
sudah menafkahinya untuk biaya pendidikan dan
kesehatan dua anak mereka. Namun pembagian
keuntungan dan kepemilikan saham, sesuai per-
janjian, tak pernah dipenuhi sejak 2006 hingga
2012. Karminah sudah dua kali melayangkan so-
masi. Lalu tebersit idenya untuk meminta bantu-
an Gerhard Bessler, rekan kerja eks suaminya itu.
Tapi saya tidak tahu bagaimana menghubungi
partnernya, yang biasa kami panggil Gerry itu,
tutur Karminah.
HUKUM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
Nah, anak pertamanya, Co, ternyata ber-
teman dengan Gerry melalui Facebook. Atas
dasar itulah Karminah meminta kedua anaknya
mengirim pesan melalui media sosial tersebut.
Pesan ini yang akhirnya membawa Karminah
ke kursi pesakitan sebagai terdakwa kasus eks-
ploitasi anak.
Dalam pemeriksaan, Karminah dituding
sebagai orang yang mengetik pesan
kepada Gerry. Setidaknya ada 3
dakwaan yang dituduhkan, yaitu
melakukan percobaan eks-
ploitasi ekonomi, diskriminasi
anak, dan eksploitasi anak.
Dalam berkas tuntutan
yang dibacakan jaksa Meta
Permatasari pada Rabu dua
pekan lalu, disebutkan, berda-
sarkan keterangan para saksi
dan barang bukti, terdakwa Kar-
minah terbukti melakukan tindak
percobaan eksploitasi terhadap
anak kandungnya untuk kepentingan
pribadi. Terdakwa juga memberi keterang-
an berubah-ubah, ucapnya.
Jaksa juga menyebut kedua anak itu sengaja
dipengaruhi untuk melakukan pemerasan terha-
dap saksi pelapor Vincent Cantaert, eks suami
terdakwa, untuk memperoleh harta. Karminah
juga dituduh mengancam akan mempublikasikan
kepada media apabila tidak mendapat bagian
saham dan keuntungan perusahaan.
Terdakwa juga memberikan kesaksian yang
tidak benar terkait rumah dan mobil yang diberi-
kan saksi pelapor sebagai kompensasi nikah, kata
jaksa Meta, yang menyebut memiliki bukti-bukti
yang mendukung hal itu.
Vincent memperkarakan mantan istrinya
itu lantaran merasa dipersulit menemui kedua
anaknya. Bos perusahaan berusia 59 tahun,
yang sudah 15 tahun menetap di Semarang, itu
beberapa waktu lalu mengatakan pemidanaan
bekas istrinya itu dilakukan karena semua upa-
ya gagal, termasuk mediasi.
Saat memberi keterangan di pengadilan,
Vincent juga membantah tuduhan Karminah.
Dia menegaskan telah menghibahkan sebuah
rumah seharga Rp 400 juta, uang tunai lebih
dari Rp 1 miliar, hingga asuransi senilai puluhan
juta rupiah untuk kedua anaknya itu. Sedang-
kan untuk Karminah, Vincent mengaku telah
membelikan sebuah mobil baru.
Vincent
memperkarakan
mantan istrinya itu
lantaran merasa
dipersulit menemui
kedua anaknya.
HUKUM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
Pengacara terdakwa,
Evarisan.
ANGLING ADHITYA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
Kuasa hukum Karminah dari Lembaga
Bantuan Hukum Semarang, Evarisan, meni-
lai telah terjadi penyimpangan hukum UU
Perlindungan Anak dalam peradilan kliennya.
Sebab, polisi dan jaksa hanya menggunakan
pe san di media sosial sebagai bukti, materi
yang masuk dalam UU Informasi dan Tran-
saksi Elektronik.
Peradilan sesat dimulai dari penyidikan
di kepolisian sampai persidangan. Jika nanti
putusannya bersalah dan menggunakan UU
Perlindungan Anak, hakim menjadi pelaku per-
adilan sesat, ujarnya saat ditemui di kantor
LBH Semarang.
Apalagi, perjanjian pembagian jatah saham
yang disepakati Vincent dan Karminah juga ti-
dak gamblang. Yang dilakukan Mbak Karminah
adalah bentuk perjuangan ibu mendapatkan
hak-hak anaknya, tutur Evarisan.
Adapun Karminah membantah tuduh-
an telah mempersulit Vincent menemui
anak-anaknya. Ia mengklaim Vincent sering
bertemu dengan Co dan Ca, bahkan sempat
mengajak ke luar negeri. Sejak cerai, ada
kesepakatan hari Sabtu dan Minggu Vincent
bertemu anak-anak, ucapnya.
Secara terpisah, Ketua Komisi Nasional Perlin-
dungan Anak, Arist Merdeka Sirait, mengatakan,
penggunaan anak sebagai tameng untuk mem-
peroleh harta memang tidak diperbolehkan.
Karena, kalau sudah berpisah, harta dibagi dua.
Setengah suami dan setengah untuk istri, yang
nantinya akan diwariskan pada anak-anak, kata
dia.
Pekan ini persidangan memasuki tahap
pembelaan. Pro dan kontra masih akan ber-
lanjut. ANGLING ADHITYA PURBAYA (SEMARANG), JAFFRY PRABU
PRAKOSA | M. RIZAL
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
KRIMINAL
I
L
U
S
T
R
A
S
I
:
E
D
I
W
A
H
Y
O
N
O
SEORANG GADIS BELIA ASAL INDRAMAYU DIPAKSA
BEKERJA 15 JAM PER HARI MELAYANI PRIA HIDUNG
BELANG DAN TIDAK DIGAJI. DISELAMATKAN
SEORANG PENGUNJUNG.
AWAS,
SINDIKAT
PENJUAL
GADIS
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
P
INTU masuk sebuah tempat hiburan
malam di Jalan Pangeran Jayakarta,
kawasan Mangga Besar, Jakarta Pu-
sat, itu tak pernah sepi. Beberapa pria
berlalu-lalang melalui pintu yang dijaga petugas
keamanan berbadan tegap dan berkaus ketat.
Semakin malam, bangunan berkelir ungu yang
di dalamnya terdapat bar hingga layanan pijat
plus-plus itu kian ramai.
Begitu masuk, terlihat pemandangan meng-
goda. Sejumlah perempuan muda berpakaian
minim tengah bercengkerama. Beberapa lain-
nya duduk berjajar di sebuah ruangan yang
dibatasi dinding kaca. Silakan pilih, Bos, se-
SIGIT PAMUNGKAS/REUTERS
Dua pekerja seks muda
menanti pelanggan di
kawasan prostitusi Dolly,
Surabaya.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
KRIMINAL
orang perempuan cantik berusia 30 tahunan
tiba-tiba menyapa, sembari menunjuk ke arah
deretan perempuan muda di ruang kaca layak-
nya akuarium itu.
Perempuan yang diduga sebagai muncikari di
tempat hiburan itu lalu berpromosi. Lihat saja
sendiri ceweknya. Cantik-cantik, masih pada
muda, Bos, ujarnya. Para perempuan muda
di balik kaca itu bisa diajak kencan dengan
kamuflase sebagai terapis pijat. Untuk tiap satu
jam berkencan, tamu mesti merogoh kocek Rp
300-400 ribu.
Karena itu, selain bar, tempat hiburan ter-
sebut menyediakan sejumlah kamar. Ada dua
kelas kamar, yakni VIP dan kamar biasa. Ma-
sing-masing dilengkapi kamar mandi di dalam.
Di tempat itulah S, yang baru berusia 15 tahun,
diduga dipekerjakan. Gadis di bawah umur asal
Indramayu, Jawa Barat, itu dipaksa menjadi
pekerja seks.
Gadis berkulit putih dengan rambut panjang
sebahu itu kini diamankan oleh Komisi Nasional
Perlindungan Anak. Ia berhasil lolos dari tempat
tersebut beberapa waktu lalu setelah diselamat-
kan seorang pengunjung. Kepada majalah detik
yang menemuinya di kantor Komnas Perlindung-
an Anak, Jumat, 13 Juni lalu, S mengaku terdampar
di lembah hitam sejak awal April lalu. Ia datang
ke Ibu Kota lantaran dipaksa seorang bernama
Peppi, teman kakaknya.
S menuturkan, awalnya Peppi menawarinya
bekerja di sebuah rumah makan di Jakarta. Ka-
DETIKCOM
Sejumlah gadis belia pekerja
seks menanti pelanggan
di pinggir sebuah jalan di
Jakarta.
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
rena terpengaruh oleh bujuk rayu Peppi, gadis
itu manut saja. Namun, sesampai di Jakarta, S
ternyata diinapkan di sebuah hotel di bilangan
Mangga Besar. Di hotel itulah petaka itu terjadi.
Di situ Peppi mengenalkan S dengan se-
orang pria berinisial A, yang diduga sebagai
muncikari yang malang melintang di sejumlah
tempat hiburan di kawasan itu. S kemudian di-
beri uang Rp 3 juta, dengan syarat, ia melepas
keperawanan kepada A.
Karena ketakutan dan tidak mengenal siapa
pun di Jakarta, gadis itu tak kuasa menolak. Al-
hasil, keperawanan S hilang direnggut A malam
itu. Sejak saat itulah, saya dipaksa A melayani
tamu setiap malam. Ada tiga sampai empat
orang dalam semalam, ucap perempuan lulus-
an sekolah dasar tersebut.
Tidak hanya dipaksa menjadi budak seks, S
juga sering mengalami kekerasan fisik setelah
dijual kepada T untuk dipekerjakan di bar-
SIGIT PAMUNGKAS/REUTERS
Seorang pekerja
seks tengah menanti
pelanggan di sebuah
kawasan prostitusi.
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
Basuki Tjahaja Purnama
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
nya. Pekerjaan S adalah menemani minum
pengunjung, dan harus mengikuti permintaan
tamu jika diajak ngamar. Kalau ia menolak,
perlakuan kasar telah menunggu.
T diduga menyekap S di sebuah mes bersama
30 wanita lain. Menurut S, dia adalah perem-
puan paling muda. Karena paling muda
dan memiliki wajah ayu, S sering dipilih
tamu untuk diajak berkencan. Hal itu
rupanya membuat perempuan lain di
tempat tersebut cemburu. Itu sebab-
nya, ia sering mendapat perlakuan
kasar, baik oleh pekerja seks di tempat
itu maupun oleh penjaga.
Jam kerja S juga lebih
panjang, 15 jam per hari.
Sementara di tempat
A ia dipekerjakan dari
pukul 14.00 hingga
02.00 WIB, di tempat
hiburan yang dike-
lola T itu S harus
bekerja dari pukul
12.00 hingga pukul
03.00 WIB. Parah-
nya lagi, selama bekerja dengan T, ia mengaku
tak pernah mendapat gaji. Praktis, gadis itu
hanya mengandalkan uang tip dari tamu yang
berkencan dengannya. Padahal ia harus meme-
nuhi kehidupan ibunya di Indramayu.
Dikatakan S, ibu kandungnya pernah datang
menjenguk. Namun niat itu dihalangi penjaga.
S terpaksa menanggung hidup sang ibu selama
di Jakarta, dengan meminjam uang Rp 2,4 juta
kepada orang lain. Sekarang utang itu sudah
lunas, katanya.
Penyiksaan yang dia alami berakhir setelah
seorang pengunjung membawa kabur S dari
cengkeraman si muncikari. Aktivis sebuah
lembaga swadaya masyarakat yang menyamar
sebagai tamu tempat hiburan itu lalu memba-
wa S menemui Ketua Komnas Perlindungan
Anak Arist Merdeka Sirait. Kini, korban dalam
pendampingan komisi itu.
Kami akan mendampingi dulu dia di rumah
aman (safe house) selama 1-2 minggu. Sambil
menunggu kondisinya membaik. Kami juga
akan mencari orang tuanya karena S selalu
meminta pulang, ujar Arist.
Selain kepada polisi, Komnas Perlindungan
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014 MAJALAH DETIK 20 - 26 JANUARI 2014 MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
Anak akan melaporkan kasus tersebut kepada
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ini berkaitan
dengan izin tempat hiburan di kawasan Jakarta
Pusat itu. Ini jelas praktek trafficking. Dibawa
dari Indramayu oleh seorang calo atau peranta-
ra yang juga (anggota) sindikat bernama Peppi
mencari gadis lugu di desa, tuturnya.
Ditemui di kantornya, Pelaksana Tugas Gu-
bernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
mengaku kesulitan mengatasi pelacuran di Ja-
karta seperti saat ia menjabat Bupati Belitung
Timur. Saat itu, Dewan Perwakilan Rakyat Dae-
rah memaksanya menutup warung-warung
yang pedagangnya adalah wanita yang kerap
bercelana pendek. Saat itu, pria yang akrab di-
sapa dengan sebutan Ahok tersebut menolak
permintaan Dewan.
Saya menolak karena (hal itu) bukan tindak-
an asusila bagi saya. Kalau di Aceh, iya. Kalau
dia (pedagang warung itu) menjual diri, bukti-
nya mana? ucap Ahok lantang.
Kendati begitu, Ahok berjanji akan meme-
rangi pelacuran di Ibu Kota. Ia juga menantang
organisasi-organisasi kemasyarakatan yang
memiliki data soal pelacuran di tempat hiburan
di Jakarta tersebut untuk menyerahkan kepada
Pemerintah Provinsi DKI. Justru saya mau
minta sama ormas. Ormas yang lebih tahu,
katanya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah
Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto juga
mengakui kesulitan menangani kasus perda-
gangan orang. Sebab, mereka kan jadi PSK
untuk memenuhi kebutuhan hidup walaupun
itu tidak dibenarkan, ujarnya secara terpisah.
Rikwanto berjanji akan mengusut kasus itu.
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
Komisaris Besar Rikwanto
Sulit menangani kasus perdagangan
orang. Sebab, mereka kan jadi PSK
untuk memenuhi kebutuhan hidup walaupun itu
tidak dibenarkan.
Polisi akan bertindak jika ada data-data yang
menguatkan. Namun, saat ditemui pada Rabu,
18 Juni lalu, Rikwanto mengatakan Polda Me-
tro Jaya belum menerima laporan soal dugaan
perdagangan orang tersebut dari Komnas Per-
lindungan Anak. JAFFRY PRABU PRAKOSO | DEDEN G.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
SIKAP PRABOWO, YANG MENGAKU SEJALAN DENGAN
PANDANGAN JOKOWI SAAT DEBAT CAPRES, MENJADI BAHAN
SINDIRAN. OLEH KUBU PRABOWO, HAL ITU DINILAI SEBAGAI
KEUNGGULAN EKS DANJEN KOPASSUS ITU.
SAAT
PRABOWO
DUKUNG
JOKOWI
P
EMILIHAN presiden dan wakil
presiden 2014 kian dekat. Debat
calon presiden dan calon wakil
presiden, yang digelar Komisi
Pemilihan Umum, pun menjadi ajang
yang ditunggu-tunggu masyarakat untuk
memantapkan pilihannya.
Debat putaran kedua, antara capres
Prabowo Subianto dan Joko Widodo
tanpa didampingi cawapresyang dihe-
lat di Hotel Gran Melia, kawasan Kuning-
an, Jakarta Selatan, Minggu malam, 15
Juni lalu, diwarnai momen menarik. Yaitu
saat Prabowo mengaku sejalan dengan
pandangan Jokowi.
Ketika itu, di atas panggung, capres no-
mor urut satu dan dua tersebut sedang
berdebat tentang ekonomi kreatif. Jokowi
memaparkan pandangannya mengenai
ekonomi kreatif, seperti musik, animasi,
seni pertunjukan, video, dan desain. Me-
nurut mantan Wali Kota Solo itu, produk
kreatif yang diisi oleh orang-orang muda
tersebut perlu mendapat dukungan dari
pemerintah.
Menanggapi pendapat Jokowi, Prabo-
wo tiba-tiba menyatakan hal mengejut-
SISI LAIN CAPRES
SISI LAIN CAPRES
kan. Ia meminta maaf kepada tim pe-
nasihatnya, sebelum kemudian berterus
terang mendukung pandangan Gubernur
DKI Jakarta nonaktif tersebut.
Tim penasihat saya bilang, Apa pun
nanti jangan pernah setuju apa yang
disampaikan Saudara Joko Widodo. Tapi
saya ini bukan politisi profesional, kata-
nya. Kalau ide yang bagus, saya harus
bilang bagus. Saya, ya sejalan dengan
(pandangan) Saudara Joko Widodo.
Setelah mengucapkan hal itu, di luar
perkiraan, bekas Komandan Jenderal
Komando Pasukan Khusus (Danjen Ko-
passus) TNI Angkatan Darat itu beranjak
dari tempat duduknya dan menghampiri
Jokowi. Ia lalu mengajak Jokowi bersalam-
an sembari cipika-cipiki (cium pipi kanan
dan kiri). Jokowi, yang menyambut salam
Prabowo, cuma mesam-mesem.
Maaf, kali ini saya enggak mengikuti
nasihat tim penasihat saya, ujar Prabowo
saat kembali ke mimbarnya. Dia sesekali
menengok ke arah tempat duduk kubu
pendukung dan tim suksesnya, sem-
bari melambaikan tangan. Hadirin pun
bersorak melihat aksi spontan Prabowo
tersebut. Suasana debat beberapa saat
menjadi cair.
Setelah menyalami Jokowi, Prabowo
menyinggung soal putra tunggalnya,
Didit Hediprasetyo, yang hadir dalam
acara debat itu bersama sang ibu, yang
juga mantan istri Prabowo, Siti Hediati
Hariyadi atau Titiek Soeharto. Prabowo
menyebut anaknya itu bergerak di bidang
ekonomi kreatif. Anak saya desainer, dia
juga muncul di mancanegara. Jadi, kalau
soal itu, saya dukung Saudara Joko Wido-
do, ya, tuturnya sambil tertawa.
Seusai debat, kepada wartawan, Jokowi
merespons positif aksi Prabowo terse-
but. Bagus, kan, itu berarti mendukung
saya, ucapnya. Sementara, Prabowo
menyebut suasana debat dirinya dengan
Jokowi penuh persahabatan.
Sementara itu, Juru Bicara Tim Peme-
nangan Jokowi-Jusuf Kalla, Hasto Kris-
tiyanto, menyindir sikap Prabowo itu.
Menurut Hasto, pernyataan dukungan
itu menunjukkan tingkat pemahaman
Prabowo soal ekonomi kreatif. Setelah
Jokowi memberi penjelasan, Prabowo
baru paham apa yang dimaksud ekonomi
kreatif, katanya. Hasto juga menganggap
pernyataan spontan itu menunjukkan
pengakuan Prabowo terhadap kualitas
capres Jokowi.
Sebaliknya, Ketua Majelis Pertimbang-
an Partai Amanat Nasional Amien Rais,
yang berada di kubu Prabowo, menga-
takan hal itu menunjukkan sifat kesa-
tria yang dimiliki Prabowo. Jagonya itu,
menurut Amien, juga lebih menguasai
isu, baik secara lokal maupun global,
ketimbang Jokowi saat debat.
Pak Prabowo menunjukkan sifat
merangkul, kesatria, jujur. Jadi, ketika dia
setuju dengan pendapat Pak Jokowi, dia
mengatakan setuju, tidak harus berseng-
keta, berselisih, ujar Amien. Menurut
dia, sikap itu menjadi keunggulan buat
Prabowo. Nah, bagaimana penilaian
Anda? n
DANU DAMARJATI, M. IQBAL | DIMAS
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
Debat
tanpa Sengat
TIM SUKSES MEMANFAATKAN UNDANG-UNDANG BUAT
MENCEGAH MODERATOR MENCECAR KANDIDAT MEREKA. DEMI
MENYELAMATKAN CITRA CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
DI MATA PEMILIH.
FOKUS
DEBAT CAPRES
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
FOKUS
DEBAT CAPRES
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
E
KONOM Aviliani semestinya bisa
mencetak rekor dengan menjadi mo-
derator acara debat kandidat di tiga
pemilihan presiden yang berbeda.
Namun, setelah memandu acara debat pada
2004 dan 2009, tahun ini Aviliani memilih jadi
penonton saja.
Ia memang diundang Komisi Pemilihan
Umum buat jadi calon moderator untuk debat
capres sesi kedua soal pembangunan ekonomi
dan kesejahteraan sosial pada Minggu, 15 Juni
2014. Kemarin saya diundang, tapi tidak mau,
ujar Aviliani kepada majalah detik.
Dia mengaku tidak sreg dengan tugas mode-
rator dalam acara debat menjelang pemilihan
presiden 2014. Kalau dulu moderator banyak
bertanya, tapi sekarang kan bertanya, lalu
diam.
Menurut Aviliani, pada 2009 dia menyusun
sendiri pertanyaan yang akan diajukan kepada
calon presiden dan wakil presiden. Sedangkan
dalam debat tahun ini, pertanyaan mesti didis-
kusikan dengan KPU.
Ia cemas, semakin banyak yang tahu, sema-
kin besar peluang dituding curang seandainya
soal-soal itu bocor. Kalau kenapa-kenapa,
habislah, kan kita ada di situ, ujarnya.
Kekhawatiran Aviliani bukan tidak beralasan.
Rumor soal pembocoran pertanyaan menguar
ketika komisioner KPU, Hadar Nafis Gumay,
bertemu dengan anggota tim sukses pasangan
Joko Widodo-Jusuf Kalla, Trimedya Panjaitan, di
Senayan, Jakarta. Mereka mengaku pertemuan
itu tidak disengaja.
Menjelang debat kedua soal ekonomi, ber-
Dua pasang calon presiden dan
wakil presiden mengikuti acara
debat capres di Hotel Gran Melia,
Jakarta Selatan, Minggu, 15 Juni
2014.
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
edar pesan pendek yang menuding moderator
Ahmad Erani Yustika. Pakar ekonomi Univer-
sitas Brawijaya, Malang, ini disebutkan berpe-
luang membocorkan pertanyaan kepada kubu
Jokowi-JK lantaran pernah masuk dalam tim
pakar Kalla pada pemilihan presiden 2009.
Moderator memang jadi bulan-bulanan. Pakar
hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Zainal Arifin Mochtar, yang memandu debat
perdana, dikritik karena tidak menanyakan soal
hak asasi manusia dan lebih sibuk mengurusi
tepuk tangan penonton di studio.
Erani juga dianggap terlalu datar dalam me-
mandu debat. Erani mengakui kurang tajam,
tapi itu karena moderator dilarang mengeks-
plorasi jawaban capres.
Moderator harus diberi kewenangan mem-
perdalam jawaban, kata Erani. Itu kan tidak
diperbolehkan, itu kesepakatan KPU dengan
tim sukses.
Zainal membenarkannya. Tim sukses, kata
dia, memakai Undang-Undang Nomor 42 Ta-
hun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden buat mencegah moderator
mencecar para kandidat.
Dalam pasal 39, moderator diharuskan ber-
asal dari kalangan profesional dan akademisi.
Lalu, selama debat, bahkan setelahnya, mode-
rator dilarang memberi komentar, penilaian,
dan kesimpulan atas hal-hal yang disampaikan
setiap calon.
Yang disayangkan Zainal, pasal itu diartikan
moderator tidak boleh meminta penjelasan
lebih lanjut. Misalnya saya bilang penjelasan
Anda kurang lengkap, bisa dilengkapi lagi?
kata Zainal. Kata saya kurang lengkap itu kan
sudah sebuah kesimpulan. Itu dilarang.
Menurut Zainal, idealnya, moderator boleh
terus mengejar jawaban calon seperti dalam
debat kandidat presiden di Amerika Serikat.
KPU dianggapnya tak berani menampilkan
debat yang serius. KPU kan menginginkan
pemilu yang aman, tidak ribut-ribut.
Bagi Zainal, sikap KPU itu menguntungkan
tim sukses, yang ingin mengamankan kandidat
masing-masing supaya tidak terlihat bodoh ka-
rena kerepotan menjawab pertanyaan. Akhir-
nya, kata dia, ajang debat tidak lebih dari pang-
gung pertunjukan agar para kandidat kelihatan
cerdas. Memang kalau sifatnya hanya untuk
Moderator
harus diberi
kewenangan
memperdalam
jawaban.
Ahmad Erani Yustika
BERITA JATIM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
eksis, ya, yang kemarin itu cukup.
Debat memang jadi penting buat para calon
presiden dan wakil presiden. Hasil survei Cyrus
Network menyebutkan sekitar 30 persen pe-
milih menjadikan debat sebagai dasar membe-
rikan dukungan.
Namun Hadar membantah adanya pemba-
tasan terhadap moderator. Tidak. Tidak ada
itu, ujarnya.
Dia mengatakan segmen kedua setiap debat
adalah waktu moderator mendalami visi dan
misi yang disampaikan para kandidat. Mode-
rator, tuturnya, diberi otoritas menilai bagian
mana yang belum atau kurang jelas.
Hadar menjelaskan pertanyaan pada sesi itu
disusun sendiri oleh moderator dibantu tim
ahli KPU. Jadi ruang moderator cukup besar,
bukan tinggal baca pertanyaan, katanya.
Dalam Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2014
soal Kampanye Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden memang diatur ketentuan tek-
nis debat dibuat oleh Komisi setelah berkoor-
dinasi dengan tim sukses. Zainal mengatakan
topik debat juga dirumuskan KPU dengan tim
sukses.
Poin-poin dalam tema, ujar Zainal, disusun
tim ahli. Lalu semua itu dibicarakan bersama
KPU dan tim sukses. Karena harus atas perse-
tujuan dengan tim sukses itulah, kata dia, ma-
salah hak asasi manusia tak masuk dalam debat
dan akhirnya dipertanyakan banyak pihak.
Namun Hadar membantah anggapan bahwa
tim sukses ikut campur sampai pada konten
Tap untuk melihat
Video
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
atau pertanyaan. Dia mengatakan tim sukses
hanya diajak bicara soal format, lama debat,
pemilihan moderator, dan pengaturan duduk.
Kewenangan timses tidak pada konten atau
pertanyaan, ujarnya.
Anggota tim sukses Jokowi-JK, Alexander
Lay, mengatakan pihaknya hanya menerima
kisi-kisi dari KPU. Dari situ diantisipasi perta-
nyaannya, tuturnya.
Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mem-
bantah jika dikatakan menekan moderator.
Ia bahkan merasa tidak puas dengan format
debat KPU itu. Ia melihat pembagian segmen
yang terlalu banyak membuat Prabowo dan
Hatta tidak bisa menjelaskan dengan detail
pemikiran mereka.
Ini debat atau tanya-jawab, sih? ujarnya.
Kalau debat, (seharusnya) bisa menjelaskan
sejelas-jelasnya.
lll
Masalah kebocoran sudah lama menjadi
perhatian Prabowo. Sebelum diungkap dalam
debat yang kemudian menjadi kontroversi,
soal kebocoran diungkap Prabowo dalam Ra-
pat Kerja Nasional Konferensi Serikat Pekerja
Indonesia II di Hotel Kartika Chandra, Jakarta,
Kamis, 13 Februari 2014. Prabowo selalu me-
nyampaikan masalah kebocoran ini saat berke-
liling Indonesia karena, bagi dia, kebocoran itu
merupakan akar masalah bangsa ini.
Ternyata, setelah saya pelajari, terjadi kebo-
coran. Kebocoran dari ekonomi Indonesia tiap
tahun Rp 1.000 triliun. Bocor tiap tahun. Ini
sumber akar masalah, kata Prabowo di depan
anggota Serikat Pekerja Indonesia.
Sementara Prabowo berorasi, ditampilkan
slide dengan titel kebocoran dan kehilangan ke-
kayaan negara 2013. Disertai juga perinciannya,
yakni kehilangan potensi penerimaan pajak Rp
360 triliun, kebocoran APBN Rp 500 triliun,
anggaran negara untuk subsidi energi Rp 300
triliun, sehingga total kebocoran anggaran ne-
gara Rp 1.160 triliun.
Pada Pemilu 2009, Prabowo juga memakai
isu kebocoran ini dalam kampanye. Saat itu
Prabowo duduk sebagai calon wakil presiden
mendampingi calon presiden Megawati Soe-
karnoputri. Keduanya berhadapan dengan dua
pasangan kandidat lain, yakni Susilo Bambang
Yudhoyono-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto.
Prabowo tampil dalam debat cawapres yang
digelar dua kali oleh Komisi Pemilihan Umum.
Debat pertama digelar pada 23 Juni 2009
dengan tema Pembangunan Jati Diri Bangsa.
Ia membuka debat dengan gaya orasi, mema-
parkan visi-misi.
Gayanya cukup atraktif. Ia memampangkan
selembar uang pecahan Rp 20 ribu untuk
menjelaskan rendahnya pendapatan penduduk
Indonesia. Tema kebocoran ia ungkap dalam
penutup pemaparan visi-misi.
Secara total, kekayaan kita tidak tinggal di
Republik Indonesia. Karena itu, kalau kita bicara
Didik J. Rachbini
ARI SAPUTRA/DETIKFOTO
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
jati diri tanpa membicarakan masalah ekonomi,
yang menentukan, tanpa kita mengunci kebo-
coran kekayaan ekonomi, kita akan menjadi
bangsa yang lemah, ujarnya.
Istilah yang sama ia gunakan dalam acara debat
cawapres kedua pada 30 Juni 2009 dengan tema
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indone-
sia. Prabowo tampil berapi-api dalam berorasi.
Percuma malam ini kita bicara soal kualitas
hidup. Akan membikin ini dan membikin itu,
membikin rumah sakit gratis, semuanya gratis
tetapi uangnya tidak ada. Kekayaan nasional
Indonesia bocor setiap tahun, ujarnya.
Ibaratnya, bab kebocoran itu sudah khatam
bagi Prabowo karena sudah didalaminya sela-
ma lima tahun ini. Persiapan selama lima tahun
itu pulalah yang membuat tim tidak meng-
khawatirkan penampilan Prabowo saat debat.
Soal gaya misalnya. Anggota tim pemenang-
an Prabowo-Hatta, Eggi Sudjana, mengaku Pra-
bowo merasa cukup mumpuni untuk menge-
lola penampilan dan materi pembicaraannya.
Gaya orasi ala Sukarno yang dipilih Prabowo
saat mendampingi Mega pada Pilpres 2009
terus dipertahankan. Ini waktu yang sangat
panjang. Makanya, soal gaya, tak ada arahan
khusus, tutur Eggi.
Meski begitu, Prabowo tetap memiliki tim
pakar dan tim debat. Ada juga tim kecil yang
dikenal dengan sebutan Kesatria Jedi, yang
selalu menempel Prabowo.
Prabowo sendiri tidak ingin menganggap
enteng debat capres. Ia selalu mengosongkan
jadwal kampanye sehari sebelum debat capres
digelar. Sekjen Gerindra mengaku hari libur ini
dimanfaatkan Prabowo untuk persiapan diri.
Yang paling penting adalah harus evaluasi
debat sebelumnya, karena itu Pak Prabowo
Cawapres Hatta Rajasa di
tengah timses pasangan
Prabowo-Hatta.
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
sehari libur berkampanye. Karena Minggu pagi
ada kampanye, sehingga waktunya sebentar,
ujar Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani.
Setiap tema debat, Prabowo didampingi 10
pakar untuk mempertajam materi. Untuk topik
hukum, pakar dipimpin Mahfud Md., sedangkan
untuk ekonomi dipimpin Didik. Sehari sebelum
debat, tim dengan Prabowo melakukan perte-
muan dan berdiskusi secara intens. Lima jam
sebelum naik panggung pun dilakukan briefing.
Lebih-kurang empat jamlah. Kan banyak
yang memberikan masukan, kata Direktur
Tim Hukum Prabowo-Hatta, Ahmad Yani. Ada
profesor-profesor di belakang kami, tutur Wa-
kil Ketua Umum Gerindra, Edhie Prabowo.
Menghadapi debat capres pertama, misal-
nya, seluruh anggota tim menemui Prabowo
untuk memberikan masukan. Namun saat itu
Prabowo malah kebingungan karena terlalu
banyak masukan, kata Syamsul Bahri, anggota
tim pemenangan Prabowo-Hatta.
Prabowo pun mengaku grogi dalam debat
tersebut. Berkaca pada sesi pertama, pada de-
bat sesi kedua, tim tidak memberikan briefing
sebelum Prabowo beranjak ke atas panggung
debat. Soal ekonomi, Prabowo, yang pernah
Prabowo saat menjadi
cawapres berpasangan dengan
Megawati Soekarnoputri,
menjelang Pilpres 2009 lalu.
ULET IFANSASTI/GETTY IMAGES
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
menjadi pengusaha, dinilai sudah jago.
Bahan debat yang berisi beberapa pointer
hanya diberikan dalam secarik kertas. Saran
Dradjad Wibowo (anggota tim pemenangan),
kami tidak perlu ketemu dan berikan saja. Tidak
perlu di-coach, aku Didik.
Tim hanya mewanti-wanti Prabowo agar
bersikap lebih santai karena tim melakukan
evaluasi dan menyimpulkan debat tersebut
berlangsung tegang. Agar lebih menunjukkan
sisi kemanusiaan, humanismenya, kata Di-
rektur Kebijakan dan Program Tim Kampanye
Nasional Prabowo-Hatta, Dr. Harry Azhar Azis.
Hasilnya, dalam debat itu Prabowo tampil
santai. Ia cipika-cipiki dengan Jokowi, bahkan
merangkulnya. Saat mendukung penjelasan
Jokowi, Prabowo juga bercanda dengan meng-
aku tidak mempedulikan saran tim ahlinya agar
selalu berseberangan dengan Jokowi.
Anggota Dewan Pakar Tim Pemenangan
Prabowo-Hatta, Kastorius Sinaga, mengakui
Prabowo memang kadang susah dikendalikan.
(Prabowo) tidak mau dikendalikan. Dia tidak
mau dalam kendali, seperti ini, harus begini,
harus begitu, tuturnya.
Didik mengevaluasi, perincian yang disusun
oleh timnya justru tenggelam oleh gaya orasi
Prabowo. Maklum, Prabowo memakai data itu
sebagai jargon sehingga bahasanya harus ring-
kas. Itulah yang antara lain menjadi penyebab
masalah kebocoran menjadi kontroversi karena
tidak disertai penjelasan detail. Ini kan jargon,
susah untuk disampaikan kalau detail. Begitu
kira-kira, jelasnya. IRWAN NUGROHO, PASTI LIBERTI MAPPA-
PA, ISFARI HIKMAT | ARYO BHAWONO
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
Capres Prabowo Subianto
merangkul capres Joko Widodo
saat acara debat kedua, Minggu
(15/6).
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
JAS POLESAN
PRESIDENTIAL LOOK
JOKOWI-JK DIKELILINGI 15-20 ANGGOTA TIM PAKAR
DALAM SETIAP KALI DEBAT. MENANGGALKAN BAJU
KOTAK-KOTAK, JOKOWI TAMPIL MENGENAKAN JAS
AGAR MUNCUL PRESIDENTIAL LOOK. BERHASIL?
FOKUS
DEBAT CAPRES
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
P
UKUL 01.00 WIB, Joko Widodo baru
tiba di rumahnya, Jalan Kutai Utara,
Sumber, Solo, Jawa Tengah. Hanya
beristirahat sebentar, Sabtu pagi
itu, calon presiden poros Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan tersebut sudah kembali
berdiskusi dengan tim suksesnya.
Sambil menyantap sarapan nasi liwet, me-
reka membahas kelanjutan kampanye di Jawa
Tengah dan Jawa Barat, yang dilakoni sejak
Kamis dua hari sebelumnya.
Di Solo, Jokowi akan bertemu
dengan ulama Habib Syech
bin Abdul Qadir Assegaf serta
menemui pendukungnya di
Taman Budaya Jawa Tengah,
Jalan Ir Sutami.
Dalam santap pagi pada 14 Juni 2014 itu,
Jokowi juga membahas persiapan debat. Mak-
lum, waktu semakin dekat. Minggu keesokan
harinya, debat sesi kedua, yang bertema pem-
bangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial,
akan dilangsungkan oleh Komisi Pemilihan
Umum di Jakarta.
Bahkan, karena tidak mau buang-buang wak-
tu, tim debat ekonomi Jokowi sengaja datang
ke kampung halaman gubernur nonaktif DKI
Jakarta tersebut. Sekretaris Tim Pemenangan
Jokowi-Jusuf Kalla, Andi Widjajanto, mengata-
kan Jokowi meluncur dari rumahnya ke Hotel
Royal Heritage, Jalan Slamet Riyadi. Di hotel
tersebut, tim debat ekonomi sudah menunggu.
Menurut Jokowi, sejak pagi hingga siang, ia
dicekoki materi oleh 20 pakar yang tergabung
dalam tim debat ekonomi. Seluruh tim persi-
apan untuk debat tadi bertemu. Ada 20 orang
tadi di hotel, ujar Jokowi tanpa memerinci
nama mereka.
Andi membenarkan pakar itu di antaranya
ekonom Institute for Development of Econo-
mics and Finance, Iman Sugema; dosen eko-
nomi Universitas Gadjah Mada, Sri Adiningsih;
dan politikus PDI Perjuangan, Arif Budimanta.
Arif, saat dimintai konfirmasi, juga enggan
mengungkap lengkap pakar ekonomi yang
memoles Jokowi itu. Yang jelas, sebelum di
Solo, mereka juga ikut bersama Jokowi saat
berkampanye ke daerah. Tim debat itu bisa
saja memberikan saran-saran langsung kepada
Jokowi setelah bertemu dengan masyarakat.
Seluruh tim persiapan untuk
debat tadi bertemu. Ada 20
orang tadi di hotel.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
Ada yang sifatnya incognito (tak diketahui),
katanya.
Namun, secara garis besar, tim debat ber-
upaya agar Jokowi memahami pembangun-
an ekonomi dan kesejahteraan sosial di level
nasional, juga global. Jokowi memang sudah
khatam soal pertumbuhan ekonomi, pe-
ngendalian inflasi, bagaimana menekan angka
kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja,
misalnya. Namun penguasaan Jokowi itu dinilai
baru sebatas pengalamannya sebagai Wali
Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta alias level
daerah.
Tim debat ekonomi juga menyarankan Jokowi
langsung menonjolkan program konkret saat
debat. Sebab, masyarakat akan menangkap
jaminan kepastian program Jokowi-JK berjalan.
Itulah jawaban atas tindakan Jokowi menunjuk-
Debat calon presiden yang
diselenggarakan KPU di Hotel
Gran Melia, Jakarta, Minggu
(15/6)
GRANDYOS/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
kan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia
Pintar dalam debat pada Minggu, 15 Juni 2014.
Kartu tersebut sempat menjadi bahan serang-
an kubu Prabowo-Hatta seusai debat.
Mereka juga mengkritik mutu pertanyaan
Jokowi yang membuat Prabowo sempat kebi-
ngungan, yakni tentang Tim Pengendalian In-
flasi Daerah (TPID). Pertanyaan itu dianggap
menjebak. Andi mengatakan TPID memang
menjadi materi diskusi tim debat. Pak Jokowi
spontan menanyakan saat debat, ujarnya.
Selain dalam debat kedua, Jokowi-JK dike-
lilingi oleh para ahli dan praktisi dalam debat
pertama melawan Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa. Jumlahnya kurang-lebih sama. Begi-
tupun dalam debat ketiga, yang berlangsung
pada Minggu, 22 Juni 2014. Tim ahli yang diko-
mandani oleh Rizal Sukma, Direktur Center for
Strategic and International Studies, memasok
materi untuk debat yang bertema politik inter-
nasional dan ketahanan nasional itu. Sebelum
menghadapi debat ketiga, Jokowi mendapat
coaching dari Rizal di Gadog, Bogor. Timnya
juga menciptakan lagu yang temanya tak jauh
dari tema debat ketiga agar Jokowi lebih rileks.
Menurut Andi, tim pakar yang membantu
pendalaman materi Jokowi itu ada sebagian
yang tergabung dalam tim pemenangan. Se-
dangkan yang lainnya berstatus sebagai rela-
wan. Bantuan itu diberikan kepada Jokowi-JK
secara sukarela. "Tidak ada kontrak," ujar Andi.
Dalam daftar tim kampanye Jokowi-JK yang
beredar setelah pengumuman capres-cawa-
pres, ada 17 orang anggota tim ahli di dalam-
nya. Mereka antara lain Direktur Eksekutif
Soegeng Sarjadi Syndicate Sukardi Rinakit,
Arif Budimanta, Ady Prasetyono, Ida Fauziyah,
dan Rizal Sukma. Sukardi beberapa kali terlihat
mendampingi Jokowi.
lll
Setelah urusan materi debat selesai, persoal-
an berikutnya adalah bagaimana Jokowi-JK
mampu menyampaikan materi tersebut dalam
debat yang dibatasi oleh durasi waktu dan
aturan yang ketat. Karena itu, dibutuhkan kete-
rampilan teknis dalam berdebat.
Jokowi sudah berpengalaman debat dalam
tiga kali pilkada, JK pun telah tiga kali mengikuti
kontestasi pilpres. Namun rupanya keterampil-
Dia punya
presidential look
dan common look.
-Sandrina Malakiano-
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
an debat keduanya masih perlu dipoles lagi.
Tersebutlah dua mantan anchor ternama,
Rosianna Silalahi dan Sandrina Malakiano, yang
bertugas menangani hal itu. Sandrina meru-
pakan istri Eep Saefulloh Fatah, CEO PolMark
Indonesia. Lembaga konsultan politik ini sudah
lama dekat dengan Jokowi maupun JK. Namun
PolMark baru bergabung setelah pasangan
tersebut resmi melakukan deklarasi. Kami full
team dan tak dibayar, kata Sandrina kepada
majalah detik.
Sedangkan Rosi mengaku dimintai bantuan
oleh tim Jokowi-JK. Kerja sama itu dilakukan
secara profesional. Saya tidak masuk dalam
tim sukses, kata Rosi kepada majalah detik.
Agar visi-misi Jokowi-JK dapat tersampaikan
dalam debat, dibuatlah simulasi. Pada simulasi
debat pertama, latihan berlangsung selama
dua jam. Jokowi menjajal pidato sekitar 5 me-
nit. Jokowi-JK juga mencoba berdebat dengan
Jokowi berdiskusi dengan
Rizal Sukma dalam perjalanan
dari Bogor ke Jakarta, Sabtu
(21/4/2014). Keduanya
membahas persiapan
debat ketiga tetang politik
internasional dan ketahanan
nasional.
ISTIMEWA
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
lawan tanding yang diperankan oleh figuran.
Dalam foto yang beredar di dunia maya, kedua
figuran itu adalah Akbar Faisal dan pengamat
politik Ary Dwipayana dari UGM.
Simulasi debat kedua berlangsung pada
Minggu, 15 Juni 2014, beberapa jam sebelum
acara debat dimulai. Simulasi tersebut berlang-
sung tiga jam di rumah yang disewa Jokowi,
Jalan Subang Nomor 3-A, Menteng, Jakarta
Pusat. Kembali Rosi menjadi pemandu. Namun
ia membantah jika kegiatan itu disebut sebagai
simulasi. Itu lebih sebagai diskusi informal
saja, ujarnya mengelak.
Adapun Sandrina membantah anggapan
bahwa, dalam simulasi itu, Jokowi-JK dilatih
keterampilan berbicara dalam debat. Jokowi
dan JK dibiarkan tampil apa adanya oleh tim
karena itulah yang menjadi kekuatan utama
pasangan tersebut. Kalau dipoles, yang tampil
justru orang lain, katanya.
Ia mencontohkan, simulasi itu cuma penga-
turan posisi berdiri Jokowi-JK yang harus sesuai
dengan letak kamera. Jarak Jokowi, yang pos-
turnya lebih tinggi, dengan JK juga dibuat pas
supaya tidak terlihat bermusuhan. Yang begi-
tu-begitu doang, ucapnya.
Bukan hanya kemampuan berdebat yang ber-
usaha diperbagus. Rupanya gaya berbusana Jokowi
pun berbeda dalam dua kali debat. Sementara
biasanya tampil sederhana dengan baju putih atau
kotak-kotak, kali itu Jokowi-JK mengenakan setelan
jas lengkap. Mengenai pakaian ini, Sandrina meng-
aku memang ada kesan khusus yang ingin dicapai
dari publik, yakni Jokowi, yang selama ini dicitrakan
ndeso, juga mempunyai penampilan selayaknya pre-
siden. Jas itu juga untuk menjawab keraguan orang
akan ketegasan dan kewibawaan Jokowi. Dia punya
presidential look dan common look, katanya.
Seusai debat, tim Jokowi-JK selalu mengadakan
evaluasi. Mereka juga melihat respons publik le-
wat media sosial maupun exit poll lembaga survei.
Setidaknya tiga lembaga survei menjadi rujukan
selain survei internal, yakni Cyrus Network, Saiful
Mujani Research and Consulting, dan Charta
Politika. Yang mengevaluasi itu tim awal dan tim
baru debat edisi berikutnya. Tim khusus enggak
ada, kata Alexander Lay. n BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT,
PASTI LIBERTI MAPPAPA, MONIQUE SHINTAMI | IRWAN NUGROHO
Saya tidak masuk
dalam tim sukses.
-Rosianna silalahi-
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
ROMNEY JUAL, OBAMA BELI
MUNGKIN INILAH DEBAT TERBAIK ROMNEY.
TERBURUK BAGI OBAMA.
FOKUS
DEBAT CAPRES
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
M
ALAM pada 3 Oktober 2012 di
Denver, Colorado, adalah bencana
bagi kandidat Presiden Amerika
Serikat, Barack Obama. Di sebuah
ruangan, perancang strategi kampanye Oba-
ma, David Axe Axelrod, David Plouffe, dan
Joel Benenson, duduk lemas. Mereka nyaris tak
percaya menyaksikan tayangan di layar televisi.
Sungguh sulit dipercaya, kata Benenson,
gemas. Di seberang ruangan, Michael Sheehan,
pelatih debat Demokrat yang punya pengala-
man panjang, membanting kertas ke atas meja.
Mengerikan, kata Sheehan, kesal.
Malam itu, untuk pertama kalinya Obama
melayani debat langsung melawan kandidat
presiden dari Partai Republik, Mitt Romney.
Debat perdana dua kandidat Presiden Amerika
di kampus Universitas Denver tersebut dita-
yangkan langsung oleh stasiun televisi PBS dan
disaksikan puluhan juta calon pemilih.
Sebelum acara debat, berdasarkan jajak pen-
dapat, posisi Obama unggul 7 poin, lumayan
jauh dari Romney. Jika semua berjalan mulus,
mestinya Obama bisa kembali menjadi pengu-
asa Gedung Putih. Tapi malam itu angka-angka
tersebut langsung sirna.
Penampilan Obama sungguh mengecewa-
kan. Di sepanjang acara debat, Romney me-
nguasai panggung. Sedangkan Obama tampak
pasif, bahkan ada kesan mengantuk. Jelas dia
tampak kurang fokus dan penuh semangat se-
perti Mitt Romney, Axelrod mengakui. Obama
seolah-olah seorang murid yang setengah hati
menyimak penjelasan gurunya.
Mungkin inilah debat terbaik Romney.
Terburuk bagi Obama, Larry Sabato, Direktur
Pusat Politik Universitas Virginia, menulis di
laman Twitter. Seorang anggota tim persiapan
debat Obama, seperti dikutip dalam buku Panic
2012: The Sublime and Terrifying Inside Story of
Obamas Final Campaign, yang ditulis Michael
Hastings, mengungkapkan bagaimana Obama
mendapat dua nasihat buruk dari dua peran-
cang strategi debatnya: Axelrod dan Sheehan.
Sheehan menyarankan Obama selalu me-
nunduk mencermati catatan saat Romney
berbicara. Tapi mestinya dia tidak menunduk
sebanyak itu, ujarnya. Alih-alih tampak santai
dan kalem, Obama justru kelihatan pasif. Na-
sihat lebih buruk datang dari Axelrod, sang
penasihat senior. Axelrod, menurut anggota
tim debat Demokrat, justru menyarankan
Teman-teman,
apa yang akan
kita lakukan?
Ini benar-benar
bencana.
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
Obama berbicara hal-hal besar langsung kepa-
da rakyat Amerika. Saran ini malah membuat
kandidat presiden Partai Demokrat itu tampak
tak menginjak bumi. Kelihatan tak kompeten di
depan Romney.
Tiga jam setelah Obama dan Romney turun
dari panggung debat, Axelrod, Plouffe, dan
kawan-kawannya masih kebingungan bagai-
mana menangani bencana tersebut. Teman-
teman, apa yang akan kita lakukan? Ini benar-
benar bencana, kata Plouffe, pelan. Jika kita
tak memperbaiki hal ini, we could lose the whole
fucking election.
Seperti kata Ron Klain, koordinator tim persi-
apan debat Obama, tanda-tanda menang atau
kalah dalam debat sebenarnya bisa dilihat jauh
sebelum naik panggung. Jika kalian memper-
siapkan diri dengan baik, akan semakin sedikit
kejutan yang kalian temui, kata Klain.
Sebelum debat pertama, tim yang dipimpin
Klain menyarankan kepada Obama supaya ber-
sikap lunak dan kalem setiap kali menghadapi
serangan Romney. Dengan taktik seperti ini,
Klain, Axelrod, dan kawan-kawannya berharap
Barack Obama (kanan) dan Mitt
Romney bercanda seusai acara
debat presiden di University of
Denver pada 3 Oktober 2012 di
Denver, Colorado.
WIN MCNAMEE/GETTY IMAGES
MAJALAH DETIK 23 - 29 JUNI 2014
FOKUS
DEBAT CAPRES
tensi debat bakal turun dan berubah menjadi
ajang diskusi.
Sementara itu, Obama yakin dia seharusnya
mengambil posisi menyerang, bukan malah
bertahan. Ternyata dia yang benar, kami salah,
Klain belakangan mengakui. Strategi lunak itu
membuat Obama kelihatan lembek.
Kamu tak punya energi hari ini, ujar seorang
anggota tim debat setelah Obama berlatih di
Hotel Westin, Nevada. Aku akan melakukan-
nya lebih baik nanti, Obama menanggapi sem-
bari mengangkat bahu. Ternyata penampilan
Obama tak semakin baik hingga naik panggung
debat di kampus Universitas Denver itu.