Kapang dapat menghasilkan metabolit beracun yang disebut mikotoksin. Mikotoksin
terutama dihasilkan oleh kapang saprofit yang tumbuh pada bahan pangan atau pakan hewan. Setelah tahun 1970, diketahui bahwa mikotoksin dapat menimbulkan penyakit pada manusia, bahkan dapat menyebabkan kematian. oksisitas mikotoksin dapat bersifat akut maupun kronik, tergantung pada !enis dan dosisnya. "flatoksin merupakan mikotoksin yang dihasilkan oleh kapang Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Keberadaan toksin ini dipengaruhi oleh faktor cuaca, terutama suhu dan kelembaban. #ada kondisi suhu dan kelembaban yang sesuai, Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus dapat tumbuh pada !enis pangan tertentu serta pada pakan hewan, kemudian menghasilkan aflatoksin. erdapat beberapa !enis aflatoksin utama, yaitu aflatoksin $ 1 , $ % , & 1 , dan & % . Keempat !enis aflatoksin tersebut biasanya ditemukan bersama dalam berbagai proporsi pada berbagai !enis pangan dan pakan hewan. "flatoksin $ 1 biasanya paling mendominasi dan bersifat paling toksik. "flatoksin $ 1 dan $ % dihasilkan oleh Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Sedangkan aflatoksin & 1 dan aflatoksin & % hanya dihasilkan oleh Aspergillus parasiticus. 'ika aflatoksin $ 1 dan & 1 masuk ke dalam tubuh hewan ternak melalui pakannya, maka senyawa tersebut akan dikon(ersi di dalam tubuh hewan tersebut men!adi aflatoksin M 1 dan M % , yang dapat diekskresikan dalam susu dan urin.
&ambar 1. Kapang Aspergillus flavus - 1 - Sumber Pangan yang Dapat Terkontamna! A"#atok!n "flatoksin dapat di!umpai pada berbagai bahan pangan, misalnya !enis serealia )!agung, sorgum, beras, gandum*, rempah+rempah )lada, !ahe, kunyit*, kacang+ kacangan )almond, kacang tanah*, susu )!ika ternak mengkonsumsi pakan yang terkontaminasi aflatoksin*, termasuk produk pangan yang terbuat dari bahan+bahan tersebut, seperti roti dan selai kacang. ,amun, komoditi yang mempunyai tingkat risiko tertinggi terkontaminasi aflatoksin adalah !agung, kacang tanah, dan bi!i kapas )cotton seed*.
&ambar %. 'agung dan kacang tanah yang ditumbuhi kapang Aspergillus "flatoksin seringkali ditemukan pada tanaman sebelum dipanen. Setelah pemanenan, kontaminasi dapat ter!adi !ika hasil panen terlambat dikeringkan dan disimpan dalam kondisi lembab. Serangga dan tikus !uga dapat memfasilitasi masuknya kapang pada komoditi yang disimpan. E"ek A"#atok!n ter$a%ap Ke!e$atan "flatoksin mendapat perhatian yang lebih besar daripada mikotoksin lain karena memiliki potensi efek karsinogenik terhadap tikus u!i serta efek toksisitas akut terhadap manusia. #ada se!umlah spesies hewan, aflatoksin dapat menyebabkan nekrosis akut, sirosis, dan karsinoma hati serta berpotensi mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. idak ada hewan yang resisten terhadap efek toksik akut aflatoksin, oleh karena itu sangat logis !ika diasumsikan bahwa manusia !uga mungkin dapat mengalami efek yang sama. #ada kebanyakan spesies hewan, -. /0 aflatoksin berkisar antara 0,/ hingga 10 mg0kg berat badan. #ada tahun 1911, 2"34 menggolongkan aflatoksin $ 1 pada daftar karsinogen terhadap manusia. 5al ini didukung dengan se!umlah hasil penelitian epidemiologi di "sia dan "frika yang menun!ukkan hubungan positif antara diet aflatoksin dan kanker - 2 - sel hati )Liver Cell Cancer 6 -44*. Sebagai tambahan, timbulnya penyakit yang berhubungan dengan aflatoksin pada manusia kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, status nutrisi, dan0atau paparan bahan lain, seperti (irus hepatitis )5$7* atau infestasi parasit. Ge&a#a A"#atok!ko!! Manusia dapat terpapar aflatoksin melalui pangan yang dikonsumsinya. #aparan aflatoksin ini sulit dihindari karena pertumbuhan !amur penghasil aflatoksin pada pangan tidak mudah dicegah. Keracunan akibat mengkonsumsi pangan atau pakan yang tercemar aflatoksin disebut aflatoksikosis. $eberapa negara, terutama negara dunia ketiga, seperti aiwan, 8ganda, dan 2ndia telah melaporkan adanya bukti ter!adinya aflatoksikosis akut pada manusia. .i negara+negara ma!u, kontaminasi aflatoksin pada pangan !arang ter!adi pada tingkat yang dapat menimbulkan aflatoksikosis akut terhadap manusia. #enelitian toksisitas paparan oral aflatoksin terhadap manusia difokuskan pada potensi karsinogeniknya. Kerentanan relatif manusia terhadap aflatoksin masih belum diketahui, meskipun pada studi epidemiologi di "frika dan "sia enggara, tempat dimana banyak ter!adi insiden hepatoma, telah ditemukan kaitan antara insiden kanker dengan kandungan aflatoksin dalam diet. 5asil penelitian tersebut tidak membuktikan adanya hubungan sebab akibat, tetapi dapat men!adi bukti adanya kaitan. #ada manusia, kasus aflatoksikosis sesungguhnya !arang dilaporkan, tetapi kebanyakan kasus tidak selalu dikenali sebagai aflatoksikosis. Kita patut curiga bahwa telah ter!adi aflatoksikosis !ika ditemukan suatu penyakit yang menun!ukkan karakteristik sebagai berikut9 + #enyebab penyakit tidak dapat segera teridentifikasi. + #enyakitnya tidak menular. + #enyebab penyakit diduga diakibatkan oleh !enis pangan tertentu. + #emberian antibiotik atau obat lainnya hanya memberikan sedikit pengaruh. + Ke!adiannya bersifat musiman )kondisi cuaca dapat mempengaruhi pertumbuhan kapang*. - 3 - :fek berat aflatoksikosis pada hewan )yang diperkirakan bisa !uga ter!adi pada manusia* dikategorikan ke dalam dua bentuk utama, yaitu aflatoksikosis akut )!angka pendek* dan aflatoksikosis kronik )!angka pan!ang*. A"#atok!ko!! akut dapat diakibatkan oleh konsumsi aflatoksin dalam tingkat sedang hingga tinggi. $eberapa ge!ala umum aflatoksikosis adalah edema anggota tubuh bagian bawah, nyeri perut, dan muntah. Secara spesifik, paparan akut aflatoksin dapat menyebabkan perdarahan, kerusakan hati secara akut, edema, perubahan pada pencernaan, dan kemungkinan kematian. ertelannya aflatoksin dalam !umlah besar umumnya ter!adi di peternakan. ;rgan target aflatoksin adalah hati. Setelah aflatoksin masuk ke hati, lipid menyusup ke dalam hepatosit dan menyebabkan nekrosis atau kematian sel hati. 5al ini terutama disebabkan oleh metabolit aflatoksin yang bereaksi secara negatif dengan protein sel lain, yang menyebabkan penghambatan metabolisme karbohidrat dan lemak serta sintesis protein. "kibat penurunan fungsi hati, ter!adi gangguan mekanisme pembekuan darah, ikterus )jaundice*, dan penurunan protein serum esensial yang disintesis oleh hati. A"#atok!ko!! kronk disebabkan oleh konsumsi aflatoksin dalam tingkat rendah hingga sedang. :fek yang ditimbulkan biasanya bersifat subklinis dan sulit dikenali. &e!ala aflatoksikosis kronik dapat berupa penurunan la!u pertumbuhan, penurunan produksi susu atau telur, dan imunosupresi. $eberapa pengamatan menun!ukkan adanya karsinogenisitas, terutama terkait dengan aflatoksin $ 1 . ampak !elas ter!adinya kerusakan hati karena timbulnya warna kuning yang men!adi karakteristik jaundice, serta timbul pembengkakan kandung empedu. 2munosupresi disebabkan oleh reakti(itas aflatoksin dengan sel , penurunan akti(itas (itamin K, dan penurunan akti(itas fagositosis makrofag. #ada hewan, efek imunosupresi akibat aflatoksin ini memberi kecenderungan terkena infeksi sekunder dari !amur lain, bakteri, maupun (irus. Penata#ak!anaan A"#atok!ko!! #ermulaan0onset ge!ala aflatoksikosis dapat timbul lebih dari 1 !am setelah paparan. #ada kasus masuknya aflatoksin melalui oral, untuk mengikat aflatoksin yang masuk - 4 - dapat diberikan se!umlah besar adsorben, misalnya arang aktif. #emberian antioksidan, seperti ellagic acid dan penginduksi sitokrom #</0, seperti indole-3- carbinol dapat diberikan untuk memberikan efek proteksi. #ertolongan penun!ang yang dapat diberikan adalah memonitor fungsi hati, dialisis atau transfusi darah, dan pengobatan ge!ala. Pen'ega$an Ma!uknya A"#atok!n ke Da#am Tubu$ #roduksi pangan yang benar+benar bebas mikotoksin merupakan hal yang sangat sulit dilakukan. ,amun, metode penyimpanan dan penanganan komoditi yang baik dapat meminimalkan pertumbuhan kapang sehingga dapat menurunkan risiko pencemaran mikotoksin pada produk pangan. #enyimpanan komoditi pangan tersebut sebaiknya di tempat yang kering )kelembaban rendah* dan se!uk )lebih baik !ika disimpan di freezer*. 8ntuk mengurangi masuknya aflatoksin ke dalam tubuh melalui pangan, sangat bi!aksana !ika konsumen bersikap selektif terhadap pangan yang akan dikonsumsinya, antara lain dengan menghindari mengkonsumsi pangan yang telah ber!amur, telah berubah warna, telah berubah rasa atau tengik. Da"tar Pu!taka $ommakanti, ".S., and =. >aliyar. Importance of Aflatoxins in Human and Livestock Health. )http900www.icrisat.org0aflato?in0health.asp* @diunduh 'uli %011A >illiam, '.5., et al. Human aflatoxicosis in developing countries: a review of toxicology, exposure, potensial health consequences, and intervention. he "merican 'ournal of 4linical ,utrition. 7ol. 10. ,o. /, p. 110B+11%%, ,o(ember %00<. )http900a!cn.org* @diunduh "gustus %011A CCCCCCCCCCCCCCC. Foodorne !athogenic "icroorganisms and #atural $oxins Handook: Aflatoxins. )www.fda.go(* @diunduh 'uli %010A CCCCCCCCCCCCCCC. Aflatoxins in %our Food & and $heir 'ffect on %our Health( En)ronmenta#* +ea#t$ an% Sa"ety On#ne. )http900www.ehso.com* @diunduh 'uli %011A CCCCCCCCCCCCCCC. Aflatoxins: 'ssential (ata. 4$>2nfo.com. 1999. )http900www.cbwinfo.com* @diunduh 'uli %011A - 5 -