Mungkin istilah molecular gastronomy, atau gastronomi molekuler masih kurang terdengar gaungnya di Indonesia. Istilah ini sebenarnya salah satu ilmu di dalam teknologi pangan yang mempelajari tentang transformasi bahan pangan selama dimasak dan fenomena- fenomena yang terjadi. Nah kalau di bidang kuliner, ilmu ini dipakai para chef untuk mengubah cara seseorang dalam merasakan sebuah hidangan, mulai dari konsep hingga teknik kuliner dengan memanfaatkan proses sains kimia dan fisika. Hasilnya adalah penyajian makanan dengan cara yang nggak biasa. Mereka yang berkecimpung di dalam gastronomi molekuler biasanya bermain-main dengan bentuk emulsi, gel, busa, dan lainnya. Gastronomi molekuler (molecular gastronomy) adalah studi ilmiah mengenai gastronomi atau istilah lengkapnya adalah cabang ilmu yang mempelajari transformasi fisiokimiawi dari bahan pangan selama proses memasak dan fenomena sensori saat mereka dikonsumsi. Gastronomi molekuler ini lebih dikenal dengan istilah avant-garde cuisine. Ilmu ini dicirikan dengan penggunaan metode ilmiah untuk memahami dan mengendalikan perubahan molekuler, fisiokimiawi, dan struktural yang terjadi pada makanan pada tahap pembuatan dan konsumsi. Kata "molekuler" dalam Gastronomi molekuler mengacu pada ilmu biologi molekuler yang meninjau bahan-bahan masakan sampai tahap molekul. Lalu, metode ilmiah yang digunakan meliputi pengamatan mendalam, pembuatan dan pengujian hipotesis, ekperimen terkontrol, objektivitas sains, dan reproduksibilitas eksperimen. Perlu diperhatikan bahwa gastronomi molekuler tidak sama dengan tipe atau gaya memasak.
Gambar salah satu peralatan yang digunakan Sejarah Orang yang disebut-sebut sebagai Bapak Gastronomi Molekuler modern adalah Herv This, seorang fisikawan Prancis. Konon ketertarikannya kepada Gastronomi Molekuler berawal dari kegagalannya membuat kue souffle, menyadarkannya bahwa memasak sebenarnya sama dengan sains. Harus ada persiapan dan metode yang sistematis dengan perhitungan yang tepat agar tidak merusak bahan dan gizi dalam makanan, namun juga mempertahankan rasa. Dalam penelitian awalnya, beliau dibantu Nicholas Kurti, fisikawan Royal Society yang terkenal dengan pembangunan laboratoriumnya yang bersuhu satu mikrokelvin. Duo ini memperkenalkan istilah Gastronomi Molekuler pertama kalinya kepada dunia pada tahun 1992. Di Indonesia sendiri ada seorang coffee expert bernama Ronald Prasanto yang mempelajari ilmu gastronomi molekuler khusus untuk ia aplikasikan ke minuman kopi. Contoh kopi buatannya adalah espresso ravioli. Hidangan ini sebenarnya espresso yang dicampur dengan alginat, kemudian diteteskan ke dalam larutan kalsium klorida. Hasilnya akan berbentuk gumpalan kecil seperti jeli atau kapsul lunak minyak ikan yang kalau dipecah isinya adalah espresso cair. Contoh-contoh hidangan yang dibuat dengan ilmu Gastronomi Molekuler 1. Es krim bunga kol panas. Es krim ini panas karena menggunakan Metil Selulosa. Metil Selulosa adalah salah satu bahan yang sangat menarik dalam dunia kulineri modern. Metil Selulosa adalah senyawa yang dapat berubah menjadi gel ketika dipanaskan. Cara membuat es krim ini adalah dengan mencampur bahan dasar es, yaitu krim dengan metil selulosa. Krim yang dicampurkan hanyalah 1,5% dari resep total. Setelah itu, tenggelamkanlah satu sendok penuh cairan tersebut ke dalam panci berisi air panas. Air panas tersebut akan menyebabkan es krim menjadi keras. Bila sudah mengeras, sajikan dengan segera. Hasilnya akan menjadi es krim dingin yang meleleh! 2. Mie udang menggunakan Transglutaminase Transglutaminase adalah suatu enzim yang disebut lem daging, dimana zat ini akan memecah sel daging. Sel daging yang sudah dipecah akan diubah menjadi bubur yang dapat dibentuk. Bila sudah dalam bentuk bubur, maka daging udang pun dapat dibentuk menjadi seperti mie. Enzim ini juga sering digunakan untuk membuat bakso supaya menjadi lebih kenyal. 3. es krim instant yang terbuat dari nitrogen cair.