Professional Documents
Culture Documents
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil".
Memelihara orang tua
Ayat yang membahas tentang hal ini adalah surat Al-Isra ayat
23 dan Al-Ahqaf ayat 15
Ketika Orang Tua Telah Meninggal
Ada beberapa kewajiban yang dilakukan anak terhadap orang tuanya
ketika mereka sudah tiada diantaranya:
Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan untuknya, karena ini
merupaka bukti kebaktian anak terhadap orang tuanya sebelum
dikebumikan.
Memohonkan ampun untuk keduanya. Karena doa yang yang masih
bisa menjadi amal jariyah adalah doa anak sholeh terhadap orang
tuanya. Namun anak yang dimaksud anak di sini tidak hanya anak
kandung saja tapi anak tiri, ataupun anak angkatpun bisa. Karena
dalam doa kita juga dianjurkan untuk mendoakan semua orang
muslim.
Melanjutkan amalan baik yang belum sempat dilakukan mereka
semasa hidup karena demikian itu akan menjadi amalan jariyah bagi
orang tua meskipun telah memenuhi panggilanya.
25
Menunaikan janji, hutang dan wasiat orang tua yang belum terlaksana.
Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua
Rasulullah SAW pernah bersabda, Sesungguhnya bakti anak yang
terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan
dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal.
Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayah
Rasulullah SAW. bersabda, Barang siapa yang ingin
menyambung silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya,
maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara
ayahnya setelah ia meninggal.
Hak-hak yang harus diperoleh anak
Hak Mendapatkan Rasa Kasih Sayang
Banyak hal yang bisa menjadi ungkapan kasih sayang, hal
yang demikian tak ditinggalkan oleh syariat, hingga didapati banyak
contoh dari Rasulullah SAW, bagaimana beliau mengungkapkan
kasih sayang kepada anak-anak.
Satu contoh yang beliau berikan adalah mencium anak-
anak.Bahkan beliau mencela orang yang tidak pernah mencium anak-
anaknya.Kisah-kisah tentang ini bukan hanya satu dua. Di antaranya
dituturkan oleh shahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:
:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium Al-Hasan
bin 'Ali, sementara Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi sedang duduk di
sisi beliau.Maka Al-Aqra' berkata, "Aku memiliki 10 anak, namun
tidak ada satu pun dari mereka yang kucium."Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memandangnya, lalu bersabda, "Siapa
yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi."
Kalaulah dibuka perjalanan para pendahulu yang shalih dari
kalangan shahabat radhiallahu 'anhum, hal ini pun ditemukan di
kalangan mereka.Bahkan dilakukan oleh shahabat yang paling mulia,
Abu Bakr Ash-Shiddiqradhiallahu 'anhu. Ketika Abu
Bakr radhiallahu 'anhu tiba di Madinah bersama Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dalam hijrah, dia mendapati putrinya,
'Aisyah radhiallahu 'anha sakit panas. Al-Barra' bin 'Azibradhiallahu
'anhu yang menyertai Abu Bakr saat menemui putrinya mengatakan:
:
26
"Kemudian aku masuk bersama Abu Bakr menemui
keluarganya.Ternyata 'Aisyah putrinya sedang berbaring, terserang
penyakit panas.Maka aku melihat ayah 'Aisyah mencium pipinya dan
berkata, 'Bagaimana keadaanmu, wahai putriku?'."
Inilah kasih sayang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seorang
ayah yang paling mulia di antara seluruh manusia.Tak segan-segan
beliau mendekap dan mencium putra-putri dan cucu-cucunya.Begitu
pun yang beliau ajarkan kepada seluruh manusia.
Hak untuk memperoleh kehidupan
Problematika perekonomian seakan menjadi momok yang
menakutkan bagi calon orang tua bahkan orang tua sekalipun.Banyak
sekali orang tua yang mnelantarkan anak yang telah dilahirkan sendiri
dari rahimnya.Bahkan tak sedikit pula yang membiarkan anaknya
merasakan kehidupan dunia ini.
Allah berfirman:
Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin.Kami
akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.
Hak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
Wajib bagi seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil,
sebagaimana firman Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui
anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan.
Sebuah riwayat disampaikan oleh 'Umar bin Al-
Khaththab radhiallahu 'anhu:
: .
.
"Datang para tawanan di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Ternyata di antara para tawanan ada seorang wanita yang
buah dadanya penuh dengan air susu. Setiap dia dapati anak kecil di
antara tawanan, diambilnya, didekap di perutnya dan disusuinya.
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, "Apakah kalian
menganggap wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api?"
Kami pun menjawab, "Tidak. Bahkan dia tak akan kuasa untuk
melemparkan anaknya ke dalam api." Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda, "Sungguh Allah lebih penyayang daripada wanita
ini terhadap anaknya."
Hak untuk mendapat nama yang baik dari orang tua
27
Pemberian nama yang baik bagi anak adalah awal dari sebuah
upaya pendidikan terhadap anak anak. Ada yang mengatakan; apa
arti sebuah nama. Ungkapan ini tidak selamanya benar. Islam
mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah
doa. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak mampu
berperilaku baik sesuai dengan namanya. Adapun setelah kita
berusaha memberi nama yang baik, dan telah mendidiknya dengan
baik pula, namun anak kita tetap tidak sesuai dengan yang kita
inginkan, maka kita kembalikan kepada Allah SWT. Nama yang baik
dengan akhlak yang baik, itulah yang diharapkan oleh setiap orang
tua.
Hak mendapat aqiqohan dari orang tua.
Aqiqah hukumnya sunnah muakkadh (sangat dianjurkan) bagi
yang mampu melakukannya, berdasarkan sabda Nabi SAW
:
" ."
Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih paa hari
ketujuh (sejak kelahiran anaknya), lalu dinamai dan dicukur
rambutnya.
Hak mendapat pendidikan
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat
seorang ibu muslimah. Bahkan ibu merupakan madrasah awal bagi
putra putrinya. Dia senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak
yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia.
Mendidik anak bukanlah sekedar kemurahan hati seorang ibu kepada
anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang
diberikan Allah kepada seorang ibu.Mendidik anak pun tidak terbatas
dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti mencucikan
pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik
anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan
generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan
menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan
kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Bak dan tidaknya
seorang anak juga ada pengaruhnya terhadap peran orang tua. Karena
pada dasarnya anak itu terlahir dalam keadaan fitrah, jadi yang
menjadikan anak tersebut islam ataupun kafir adalah orang tuanya.
4.2 Hak dan Kewajiban Orang Tua
Kewajiban Orang tua kepada Anak
1) Berdoa sebelum bercampur dengan istri, sehingga jika Allah takdirkan dari
pencampuran tadi, si istri hamil, maka anaknya menjadi anak yang soleh.
28
2) Mengikuti rosulullah dalam menyambut kelahiran anak.
3) tinggal di lingkungan yang islami
4) Memberi nama yang baik
5) Ibu hendaknya Menyusui anaknya
6) Mengasuh dan membimbing anak (bukan diasuh oleh pembantu).
7) Mengkhitan si anak
8) Mengajari alquran, sholat,puasa, adab dan etika
9) Mengajari anak naik kuda, berenang dan memanah.
10) Memberi nafkah dari rezeki yang halal sampai si anak mandiri atau menikah.
11) Memilihkan teman yang baik.
12) berbuat adil kepada semua anak anaknya.
13) Menjadi contoh yang baik bagi anaknya.
14) Mencarikan pendamping hidup yang sholeh bagi anaknya.
Hak-hak Orang Tua
Yang dimaksud dengan hak-hak orang tua di sini adalah kewajiban-kewajiban
yang harus ditunaikan seorang anak terhadap orang tuanya. Ada banyak hak orang tua
atas anak, yang paling penting di antaranya adalah :
1) Bergaul dengan keduanya dengan cara yang baik. Hal itu ditunjukkan melalui
perkataan, perbuatan, harta, dan badan.
2) Menaati perintah keduanya kecuali dalam hal-hal yang sifatnya maksiat.
3) Berbicara kepada mereka berdua dengan penuh kelembutan dan sopan santun.
4) Tawadhu (rendah diri) dan tidka boleh bersikap sombong di hadapan keduanya.
5) Banyak berdoa dan memohon ampun untuk mereka berdua, terlebih di saat
keduanya telah meninggal dunia.
6) Memelihara nama baik, kehormatan, dan harta mereka berdua.
7) Melakukan perbuatan yang membuat mereka senang tanpa harus ada perintah
terlebih dahulu.
8) Menghormati teman-teman mereka berdua semasa mereka masih hidup, dan
begitu juga setelah matinya.
9) Segera memenuhi panggilan mereka berdua
Hak dan Kewajiban Antar Keluarga
Hak Kerabat dan Sanak Keluarga
1) Dikunjungi/silaturahim
Dalil hadits: Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya
maka hendaklah dia takut kepada Allah dan bersilaturahim kepada kerabat. (HR.
Ahmad dan Al Hakim)
29
2) Selamat dari tangan dan lisannya. Maksudnya adalah tidak digunjingkan dan
dianiaya.
3) Bersedekah/memberi hadiah
Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memutuskan
kekerabatan. (HR. Ahmad, Thabrani dan Baihaqi)
4.3 Hak dan Kewajiban Terhadap Orang Sakit
1. Orang yang sakit memiliki kewajiban untuk senantiasa ridha terhadap qadha
Allah Subhanahu wa Taala, bersabar atas taqdir-Nya serta berbaik sangka
kepada Rabbnya. Itu yang lebih baik baginya.
2. Seyogyanya orang yang sedang sakit memiliki perasaan antara rasa takut dan
harap, yaitu takut akan siksa Allah Azza wa Jalla atas dosa-dosanya dan
berharap akan rahmat Allah Azza wa Jalla kepadanya.
3. Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh baginya untuk berangan-angan
ingin mati.
4. Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain, hendaklah ia
tunaikan kepada yang berhak apabila hal itu mudah baginya.
5. Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan wasiat
6. Wajib baginya untuk memberikan wasiat kepada sanak kerabatnya yang tidak
menerima warisan darinya.
7. Boleh baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya, tidak boleh lebih.
8. Hendaklah dalam berwasiat ini disaksikan oleh dua orang yang jujur yang
muslim.
9. Adapun berwasiat agar hartanya diberikan kepada kedua orang tua dan sanak
kerabat yang berhak menerima warisan dari orang yang meninggalkan
warisan itu, maka ini tidak boleh dilakukan.
10. Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian) bagi
orang lain
30
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.Jakarta :
EGC.
Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (2008). Family therapy: An overview. Belmont, CA:
Thomson Brooks/Cole.
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta:EGC.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002). Essential ofFamily
Medicine (4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins (page 24)
McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005). Family - Oriented
Primary Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42)
Undang-Undang RI no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Available at :
http://www.bkn.go.id/bapek/peraturan/undang-undang-uu/82-uu-no-1-tahun-1974-
tentang-perkawinan.html (Last Update: 2012, December 19)
Hak dan Kewajiban Orang Tua. Available at :
http://roudhotulilmi.blogspot.com/2011/11/hak-dan-kewajiban-orang-tua.html(Last
Update 2012, December 21)
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan. Available at : http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-
04.pdf (Last Update 2012, December 23)
Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at : http://darussunnah.or.id/artikel-
islam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orang-sakit/ (Last Update 2012, December 20)
Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islam-
indonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html (Last Update
2012, December 20)