You are on page 1of 4

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
memegang peranan penting dalam bidang perekonomian Indonesia.
Produktivitas cabai nasional pada tahun 2011 sebesar 6,07 ton/ha.
Angka tersebut masih jauh dari potensi produktivitasnya. Potensi
produktivitas cabai bisa mencapai 20-40 ton/ha. Cabai termasuk
komoditas unggulan nasional dan sumber vitamin C.
Buahnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran, obat-obatan
maupun bumbu dapur, bergantung pada tujuan penggunaannya. Buah
cabai yang pedas sangat populer di masyarakat sebagai penguat rasa
makanan. Dalam industri makanan, ekstrak bubuk cabai digunakan
sebagai pengganti lada untuk membangkitkan selera makan dan penyedap
masakan, digunakan juga dalam pembuatan ramuanobat-obatan (industri
farmasi), industri pewarna makanan, bahan campuran pada berbagai
industri pengolahan makanan dan minuman serta penghasil minyak atsiri.
Daerah penanamannya luaskarena dapat diusahakan di dataran
rendah maupun dataran tinggi, sehingga banyak petani di Indonesia yang
menanam cabai merah. Dewasa ini, petani banyak menggunakan benih
varietas unggul, tetapi sebagian benih yang digunakan adalah benih
impor. Upaya untuk meningkatkan produktivitas cabai salah satunya
dengan menambah luas areal pertanaman. Selama ini cabai banyak
diusahakan di dataran rendah dan dataran tinggi, padahal cabai memiliki
peluang diusahakan secara produktif di dataran menengah.

B. Tujuan
Mengetahui perbenihan dan perbanyakan tanaman cabai budidaya

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara perbenihan dalam budidaya tanaman cabai?
2. Bagaimana cara perbanyakan dalam budidaya tanaman cabai?

II. ISI
Cabai merupakan tanaman asli daerah tropis yang berasal dari
Amerika Selatan dan Amerika Tengah, kemudian menyebar ke seluruh
dunia. Tanaman cabai termasuk famili Solanaceae yang memiliki banyak
jenis dan varietas, tetapi yang umum dibudidayakan untuk konsumsi
adalah cabai besar, cabai keriting, cabai rawit, dan paprika. Cabai
memiliki luas panen terbesar di antara tanaman sayuran lainnya, yaitu
150.598 ha pada tahun 2002 dan 176.264 ha pada tahun 2003. Tanaman
ini memiliki nilai ekonomis yang cukup baik, ditanam di seluruh provinsi
di Indonesia, dan mendapat prioritas untuk dikembangkan. Usaha tani
cabai merah termasuk usaha yang memerlukan biaya tinggi.
Umumnya cabe diperbanyak secara vegetatif dengan cara stek,
bahan stek diambil dari sulur panjat. Untuk mendapatkan produksi
yang tinggi, dipilih bahan tanam dari pohon induk yang dianggap unggul,
sehat, dan produktivitasnya tinggi. Tingkat keberhasilan stek cabe perlu
didukung oleh faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan
tanaman yaitu air dan cahaya matahari. Air dipergunakan oleh
tanaman sebagai bagian dari tubuh tanam an dan sarana transportasi zat -
zat yang dibutuhkan untuk proses metabolisme tanaman. Dalam
pemberian air, perlu diperhatikan kebutuhan air tanaman dalam setiap
fase pertumbuhan tanaman. Dengan demikian perlu diketahui jumlah
pemberian air yang sesuai kapasitas lapang untuk efisiensi pemberian
air pada tanaman cabe.
Informasi tentang regenerasi in vitrotanaman cabai masih terbatas
kebanyakan mengenai. metode regenerasi paprika (cabai manis). Oleh
karena itu, studi untuk mendapatkan regeneran tanaman cabai perlu
dilakukan untuk memperoleh sistem regenerasi yang efisien dan stabil.
Beberapa usaha yang dilakukan untuk memperoleh sistem regenerasi
yang efisien pada cabai adalah dengan menentukan parameter yang
spesifik pada tanaman. Daun muda merupakan sumber eksplan yang
terbaik untuk pembentukan kalus dan tunas cabai melalui kultur jaringan
dibandingkan dengan hipokotil dan ujung.
Strategi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai adalah
dengan menggunakan PGPR (plant growth promoting rhizobacteria) atau
rhizobakteria. Rhizobakteria adalah bakteri yang hidup dan berkembang
di daerah sekitar perakaran tanaman. Rhizobakteria dapat berfungsi
sebagai pemacu pertumbuhan tanaman dan sebagai agens antagonis
terhadap patogen tanaman. Keuntungan dari penggunaan rhizobakteria
tanaman yaitu tidak mempunyai bahaya atau efek samping sehingga
bahaya pencemaran lingkungan dapat dihindari. Beberapa spesies
rhizobakteri yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman antara lain
genus-genus rhizobium, Azotobacter, Azospirilium, Bacillus,
Arthrobacter, Bacterium, Mycobacterium, dan Pseudomonas.
Regenerasi tunas dari kalus ditandai dengan munculnya bercak
(spot) berwarna yang merupakan bakal tunas. Tunas-tunas muda atau
primordia tunas terutama dibentuk oleh eksplan daun muda. Primordia
tunas yang muncul ditandai dengan tumbuhnya jaringan seperti daun yang
berukuran kecil dan lama-kelamaan berkembang menjadi tunas kecil.
Selanjutnya tunas-tunas kecil ini dipindahkan ke media inisiasi tunas
untuk menginduksi pertumbuhannya menjadi tunas yang lebih besar.
Setelah dua bulan pada media regenerasi, primordia tunas sudah terlihat
membesar dan berkembang menjadi tunas yang lengkap dengan bagian
daun. Ada dua jenis tunas yang tumbuh pada media regenerasi, yaitu
1. tunas yang mempunyai batang dan daun,
2. tunas yang tidak mempunyai batang dan daun (roset)
Perlakuan naungan dan pemberian air mempengaruhi
pertumbuhan tanaman cabe secara terpisah atau tidak memberi
pengaruh secara bersamaan. Naungan berpengaruh nyata terhadap
peubah luas daun dan berat kering total tanaman. Sedangkan pemberian
air memberi pengaruh nyata terhadap peubah tinggi tanaman, luas
daun, berat kering total tanaman dan persentase keberhasilan stek.
kenaikan luas daun akan menyebabkan kenaikan biomasa tanaman
sampai pada suatu keadaan tertentu. Intensitas cahaya yang diterima
tajuk tanaman cabe merupakan salah satu faktor paling berpengaruh
terhadap luas daun dan produksi biomasa tanaman cabe. Intensitas
cahaya yang tinggi cenderung menurunkan tinggi tanaman, luas daun
dan berat kering total tanaman. Semakin tinggi intensitas cahaya maka
luas daun t anaman cenderung lebih sempit. Apabila intensitas cahaya
yang diterima rendah, maka jumlah cahaya yang diterima oleh setiap
luasan permukaan daun dalam jangka waktu tertentu rendah. Persentase
keberhasilan stek relatif seragam pada umur 14 hst. Hal ini karena
kelembaban di dalam naungan masih terus dijaga dengan melakukan
penyiraman dengan intensitas sehari sekali dan sama rata yaitu 100%
kapasitas lapang pada masing-masing tanaman.
Faktor lingkungan seperti cuaca yang mempengaruhi iklim mikro
di sekitar tanaman cabai yang berada di lahan terbuka dengan suhu yang
panas membuat serangga vektor lebih memilih berada di tanaman gamal
yang lebih teduh. Suhu berperan penting terhadap pertumbuhan dan
pembuahan tanaman. Suhu yang tinggi menyebabkan evapotranspirasi
meningkat sehingga tanaman mudah kehilangan air. Kelembaban
udara yang rendah cenderung meningkatkan transpirasi tanaman.
Namun, jika kelembaban relatif udara tinggi, transpirasi akan rendah
tetapi pengaruh lainnya yaitu pada kelembaban udara yang tinggi
menciptakan kondisi yang sesuai bagi perkembangan berbagai jenis hama
dan penyakit.

You might also like