You are on page 1of 30

1

PENANGANAN GIZI KURANG DISERTAI IMPETIGO PADA


BALITA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING
JAKARTA UTARA MEI-JUNI 2014







Disusun oleh:
Kelompok 8
DIAN MARDIANI
1102009078

Pembimbing:
dr. Dini Widianti, MKK


KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2014


2

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul PENANGANAN GIZI
KURANG DISERTAI IMPETIGO PADA BALITA DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN CILINCING ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan
Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.


Jakarta, Juni 2014
Pembimbi
ng


dr. Dini Widianti, MKK








3

KATA PENGANTAR

Assalammua`alaikum wr.wb.

Alhamdulillahirabbilaalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga Laporan hasil studi kasuspasien dengan judul PENANGANAN
GIZI KURANG DISERTAI IMPETIGO PADA BALITA DENGAN
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN CILINCING ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI,
periode 26 Mei- 27 Juni 2014. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat
berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama
pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit
dengan pendekatan secara holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini
adalah salah satu pasien dari Puskesmas Kecamatan Kelapa Cilincing ketika
penulis ditugaskan di puskesmas tersebut pada periode 26 Mei- 27 Juni 2014.

4

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen
pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dini Widianti, MKK selaku dosen pembimbing dan staf pengajar
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
2. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, MKes selaku staf pengajar Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. Rifda Wulansari, SP, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Yusnita, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku staf pengajar Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. DR. Kholis Ernawati, SSi, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
8. dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku staf pengajar Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. dr. Citra Dewi, MKes selaku staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH selaku staf pengajar Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11. dr. Mirsad selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing.
12. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara yang telah
memberikan bimbingan dan data untuk kelancaran pembuatan Studi
Kasus Pasien ini
13. Rekan sejawat Kelompok 8 Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
5

YARSI periode 26 Mei- 27 Juni 2014 yang telah sama-sama berjuang
dalam penyusunan laporan hasil studi kasus pasien.

Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
hasil studi kasus pasien ini dirasakan oleh penulis. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa
mendatang. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Wassalammu'alaikumwr. wb.
Jakarta, Juni 2014


Penulis
6

BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : An. R
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 18 bulan
Nama Ayah : Tn. Rian
Nama Ibu : Ny. Dinda
Pekerjaan Orang tua : Karyawan
Pendidikan Orang tua : SMK
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sungai Landak No. 8 RT 10 RW 08
Tanggal Berobat : 30 Mei 2014
B. Anamnesis
Dilakukan secara allo-anamnesa pada tanggal 30 Mei 2014
1. Keluhan Utama : Bercak kemerahan yang terasa gatal di
wajah
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang diantar oleh ibunya ke Poli MTBS Puskesmas
Kecamatan Cilincing dengan keluhan bercak kemerahan di wajah sejak 1
hari yang lalu. Bercak diakui terasa gatal dan sering digaruk oleh pasien.
Keluhan tidak disertai demam, batuk, dan pilek. BAB dan BAK tidak
ada keluhan. Riwayat trauma atau terkena gigitan serangga disangkal.
Riwayat alergi tidak diketaui oleh ibunya. Riwayat kontak dengan bahan
bahan iritan disangkal. Penurunan nafsu makan disangkal oleh ibu,
anak diakui memang selalu tampak kurus namun ibu menganggap itu hal
yang normal.
Pasien merupakan anak pertama, lahir normal di bidan dengan
berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan 50 cm. Selama
kehamilan ibu mengaku tidak mengalami keluhan apapun, ibu
mengatakan selalu kontrol rutin ke bidan hampir tiap bulannya dan
selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi agar pertumbuhan anaknya
7

baik. Ibu pasien mengatakan An. R. diimunisasi sejak lahir dan sudah
lengkap. An. R mendapatkan ASI hingga saat ini. An.R mulai makan
makanan tambahan sejak usia 7 bulan. Ibu mengatakan anaknya saat ini
sudah dapat makan sendiri namun belum mulai memakan menu
keluarga. An. R diakui sudah bisa berjalan dan berlari dan mengucapkan
kata-kata yang dapat dipahami.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya. Satu
minggu yang lalu pasien mengalami demam, sulit makan, batuk dan
pilek, pasien segera berobat ke Puskesmas dan keluhan dirasa membaik.
Riwayat asthma disangkal. Riwayat alergi tidak di ketahui Riwayat
sakit TB atau kontak dengan penderita TB disangkal. Riwayat kejang
demam disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluhan yang sama pada keluarga di sangkal. Riwayat asthma
dalam keluarga disangkal. Riwayat alergi dalam keluarga tidak
diketahui. Riwayat adanya anggota keluarga yang sakit TB atau
pengobatan TB disangkal.
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien adalah seorang balita berusia 18 bulan yang tinggal bersama
kedua orang tuanya. Status ekonomi keluarga dapat dikatakan cukup
dengan kepala keluarga yang bekerja sebagai seorang karyawan dengan
penghasilan sebesar Rp. 1.800.000,- setiap bulannya. Penghasilan ini
diakui cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya.
7. Riwayat Kebiasaan :
Ibu pasien kadang memberikan makanan selingan seperti biskuit
atau buah - buahan jika pasien meminta. Menu untuk satu hari
terkadang tidak sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna. Untuk sarapan pagi
biasanya membeli bubur ayam. Untuk makan siang dan makan malam,
biasanya pasien diberi nasi tim dengan tahu atau tempe, dan terkadang
disertai sayuran, ikan atau ayam. Ibu pasien mengakui bahwa menu
8

makanan disesuaikan dengan kesukaan anaknya, kadang waktu makan
disesuaikan dengan kemauan anaknya. Konsumi ASI diakui masih
dilakukan setiap hari. Ibu mengkui jarang membawa anaknya ke
POSYANDU untuk ditimbang.
8. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Ibu pasien ketika hamil mengaku tidak pernah mengalami keluhan
ataupun sakit yang berat. Ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya
ke bidan setiap bulan (>4x selama kehamilan), suntik TT diakui 2 kali.
An. R lahir cukup bulan, spontan, normal di Puskesmas Kecamatan
Cilincing dengan ditolong oleh bidan. Berat lahir 3000 gram dengan
panjang badan 50 cm, langsung menangis, dan tidak ditemukan
kelainan apapun. Ibu mengakui jarang membawa anaknya ke
POSYANDU untuk dilakukan penimbangan. Saat ini ibu pasien
memakai KB suntik setiap bulan.
9. Riwayat Imunisasi
An. R diakui telah melakukan imunisasi dengan lengkap dari sejak
lahir sampai usia 9 bulan. Imunisasi dilakukan di Puskesmas setempat.



Tabel 1. Riwayat Imunisasi An. R
Jenis Imunisasi Usia Pemberian (Bulan)
BCG : 1 bulan
DPT : 2,4,6 bulan
Polio : 1,2,4,6 bulan
Campak : 9 bulan
Hepatitis B : 2,4,6 bulan
9

10. Riwayat Makanan
An. R diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan lebih, dan mulai
diberikan makanan pendamping ASI sejak usia 7 bulan, berupa bubur
susu. Sejak Usia 10 bulan Anak mulai diberikan bubur nasi sebagai
makanan utama, mulai diberikan cemilan berupa biskuit, wafer, atau
buah buahan jika ada. Anak mulai mengkonsumsi nasi tim sejak
usia 14 bulan. Sampai saat ini pasien masih belum diberikan menu
makanan keluarga, karena ibu khawatir anak tidak menyukainya.
Waktu pemberian makanan juga bergantung pada kemauan anak,
antara 2 3 kali sehari. ASI masih diberikan sampai saat ini. Setiap
hari menu masakan pasien terdiri atas nasi dengan tahu, tempe, atau
telur, kadang makanan dilengkapi dengan sayuran, ikan, atau ayam.
Ibu pasien mengaku jarang memberikan dan menyediakan buah
buahan untuk anaknya.

11. Riwayat Perkembangan
Pasien diakui sudah 9ias duduk saat usia 7 bulan, dan mulai belajar
berdiri saat usia 9 bulan. Pasien dapat berjalan dan berdiri sendiri
tanpa dituntun saat usia 13 bulan. Riwayat perkembangan normal
sesuia usia

10

Tabel 2. Riwayat Perkembangan An R
Usia Motorik kasar Motorik halus Komunikasi/Bicara Sosial
4 bulan Tengkurap/
terlentang sendiri
Memegang mainan Tertawa & berteriak Memandangi
tangan sendiri
7 bulan Merangkak,
duduk tanpa
berpegangan,
Meraih, menggapai,
dan mengambil
mainan
Bersuara tanpa arti Memasukan
biskuit ke mulut,
bermain ciluk-ba
9 bulan Mulai belajar
berdiri dengan
berpegangan, dan
berjalan dengan
dituntun
Dapat menyusun
balok dan mainan
Menyebutkan 2 3
suku kata tanpa arti
Mulai
mengeksplorasi
sekitarnya, ingin
tau, dan
menyentuh apa
saja
13 bulan Berdiri dan
berjalan tanpa
bantuan
Menyusun menara
3-4 kubus
Berkata mama dan
papa
Bermain mobil-
mobilan dan mulai
menunjukkan apa
yang diinginkan
18 bulan Berjalan tanpa
terhuyung
huyung, berjalan
mundur, dan
mulai berlari lari
kecil
Memungut benda
kecil dan dapat
menggelindingkan
bola ke arah sasaran
Mengulang perkataan
orang lain dan
mengeluarkan kata
kata yang dapat
dimengerti
Menarik tangan
ibu dan mulai
memperlihatkan
rasa
cemburu/bersaing



11




C. Pemeriksaan Fisik
12

1. Kesadaran : Komposmentis
2. Tanda Vital :
- Nadi : 100x / menit
- Pernapasan : 32x / menit,
- Suhu : 37
o
C
3. Status Gizi :
BB : 8.2 kg
TB : 78 cm
BB ideal : (n:2) + 4
(18:2)+4 = 13 kg
Menggunakan Z-score indeks yang dipakai:













Dari tabel WHO Z-score BB/Usia didapatkan hasil berat badan pasien
dibandingkan dengan usia, berada diantara -2 SD dan -3 SD (-3SD>X<-
2SD). Kesan Underweight.




13











Dari tabel WHO Z-score PB/Usia didapatkan hasil Panjang badan pasien
dibandingkan dengan usia, berada diantara 0 SD dan -2 SD (-2SD>X<-
0SD). Kesan Normal.













Dari tabel WHO Z-score BB/PB didapatkan hasil berat badan pasien
dibandingkan dengan panjang badan, berada diantara -2 SD dan -3 SD (-
3SD>X<-2SD). Kesan Wasted.


14








Dari perhitungan antropometri dengan menggunakan table Z-score,
didapatkan kesan pasien mengalami Gizi Kurang.

Kebutuhan Energi dan zat Gizi:
Kebutuhan energi /kalori : 100 kalori/kg BBI
BBI : (umur/bulan : 2) + 4 = (18:2) + 4 = 13 kg

Kebutuhankalori : 100 x 13 = 1300 kal/hari
Kebutuhan Zat Gizi
a) Protein : (15% x Total Energi Harian) : 4 = (10% x 1300 kal) : 4
gram = 48.75 gram.
b) Lemak : (20% x Total Enegi Harian) : 9 = (20% x 1300 kal ) : 9
gram = 28.8 gram.
c) Karbohidrat : (65% x Total Eenergi Harian) : 4 gram = (65 % x
13000 kal) : 4 gram = 211.25 gram
Pembagian Makanan Sehari Diet 1300 kalori.
a) Nasi : 300 gram (2 gelas)
b) Protein hewani : 150 gram (3 potong sedang)
c) Protein nabati : 300 gram (2 potong tempe + potong tahu)
d) Sayuran : 150 gram (1 gelas sayuran masak)
e) Buah : 350 gram
f) Minyak : 10 gram (2 sendok makan)


15


Tabel 3. Food Recall An. R
HARI/
TANGGAL
WAKTU
MAKAN
MENU
MAKAN
JUMLAH
KALORI
TOTAL
KALORI
28 Juni
2014
Pagi Bubur ayam (100gr)
Telur
175 kkal
48 kkal
1019 kkal
Siang Nasi Tim (200gr)
sayur Sop
biscuit
175 kkal
100 kkal
175 kkal
Malam Nasi tim (200 gr)
Telur rebus
ASI (100 gr)
175 kkal
95 kkal
76 kkal
29 Juni
2014
Pagi Bubur Ayam (100 gr)
Telur
175 kkal
48 kkal
789 kkal
Siang Nasi tim (100 gr)
Sayur bayam
Tahu+tempe goring
(100 gr)
90 kkal
50 kkal
165 kkal
Malam Nasi tim (100 gr)
Telur rebus (1butir)
ASI (100 gr)
90 kkal
95 kkal
76 kkal
30 Juni
2014
Pagi Bubur Ayam (100 gr)
Telur rebus
175 kkal
48 kkal
914 kkal
Siang Nasi tim (100 gr)
Telur rebus (1 butir)
Biscuit (3 buah)
90 kkal
48 kkal
105 kkal
Malam Nasi tim (100 gr)
Tahu+tempe goreng
(100 gr)
ASI (100) gr
90 kkal
165 kkal

76 kkal

16

Dari hasil food recall yang dilakukan sejak 3 hari yang lalu, didapatkan
jumlah kalori per hari pasien tidak mencapai target jumlah kalori harian
menurut berat badan pasien yaitu sebesar 1300 kkal.

3. StatusGeneralis :
Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh
Pucat : (-)
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
Perdarahan : (-)
Oedem umum : (-)
Turgor : Masih baik
Pembesaran kelenjar getah bening generalisata: (-)
a. Kepala
Bentuk : Normocephal
UUB : Tidak cekung
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut
Kulit : Tidak ada kelainan
Mata :Konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik,
,kornea jernih,refleks cahaya (+/+) air mata (+)
Telinga : Bentuk normal, simetris, liang tampak lapang,
serumen (-/-)
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan
cuping hidung
(-), sekret (-)
Mulut :Bibir tidak sianosis (-), lidah tidak kotor,
faringhiperemis (+)
b. Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB, tidak terdapat
Deviasi trakea
c. Thoraks
Paru
17

Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris, ictus cordis teraba
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+)
Auskultasi :Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-
/-) ,bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
d.Abdomen
Inspeksi : Perut datar, simetris
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat.
Palpasi : Turgor menurun,hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
e. Genitalia : Edema scrotum (-), baggy pants (-)
f. Ekstermitas
Superior : Udem (-/-), sianosis (-)
Inferior : Udem (-/-), sianosis (-)

4. Status Dermatologis :
- Distrubusi : regional
- Ad region : Fasialis
- Lesi : multiple sebagian konfluens sebagian diskret,
batas tidak tegas, bentuk tidak teratur, tepi tidak
timbul, ukuran bervariasi antara 1 1 cm s.d 2 3
cm, kering.
- Efloresensi : Makula Eritem



18

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga : Tn. R, usia 23 tahun
b. Identitas Pasangan : Ny. D, usia 20 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga : The nuclear family

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

Tabel 4. Profil Anggota keluarga An.R
No Nama Kedudukan
dalam
keluarga
Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Tambahan
1 Tn.R Kepala
Keluarga
L 23 th SMK Karyawan -
2 Ny.D Istri P 20 th SMK Ibu rumah
tangga
-
3 An. R Anak L 18 Bln - - -

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya di sebuah rumah
dengan status mengontrak. Rumah berada di lingkungan yang cukup
padat namun bersih. Luas rumah kurang lebih 20 m
2
yang terdiri
dari ruang keluarga dan dapur yang bersatu dengan tempat tidur,
hanya dipisahkan dengan tirai, dan satu kamar mandi di dalam
kamar. Rumah memiliki 1 pintu dan 1 jendela berukuran 50 x 80 cm
yang rutin dibuka pada pagi dan siang hari. Udara dirumah diakui
lembab oleh orang tua pasien.
19

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 5. Lingkungan tempat tinggal An. R
Status kepemilikan rumah : Kontrakan
Daerah perumahan : padat bersih
Karakteristik rumah dan lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 5x4 m Total penghuni di rumah tersebut
sebanyak 3orang. Ventilasi udara ,
penerangan cukup, terdapat jamban
keluarga, tempat pembuangan sampah
dan air bersih tersedia serta kondisi
lingkungan tempat tinggal pasien padat
penduduk.
Kesan :
Kesehatan lingkungan tempat tinggal
pasien cukup baik.
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 3
orang
Bertingkat/ tidak bertingkat: Tidak
bertingkat
Lantai rumah dari : keramik
Dinding rumah dari : Tembok
Jamban keluarga: ada
Penerangan listrik : 450 watt
Ketersediaan air bersih: ada
Tempat pembuangan sampah: ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga : (Kendaraan, elektronik, alat-alat
rumah tangga)
1) 1 buah Motor
2) 1 buah TV.
3) 1 buah handphone.
4) 1 buah kipas angin.
5) 1 buah kompor gas.
6) 1 Buah rice cooker kecil
7) Beberapa buah piring kaca dan gelas serta peralatan memasak dan
makan lainnya.



20

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Tn. R















3. Penilaian Perilaku KesehatanKeluarga
a. Jenis tempat berobat
Jika ada salah satu anggota keluarga Tn. R yang sakit, maka
berobat ke Puskesmas Kecamatan Cilincing. Karena jaminan
pembayaran kesehatan gratis dengan KMS + BPJS untuk anggota
keluarga lainnya, serta tempatnya terjangkau dari rumah, dan dapat
ditempuh dengan motor.
b. Balita : KMS (+)
c. Asuransi/Jaminan kesehatan : BPJS (+)


21

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Keluarga jalan kaki
atau naik motor
Letak Puskesmas Kecamatan
Cilincing yang berlokasi tidak
begitu jauh dengan tempat tinggal
pasien, sehingga pasien ke
Puskesmas dengan jalan kaki atau
menggunakan motor. Untuk biaya
pengobatan diakui gratis oleh
orang tua pasien, namun
pelayanan Puskesmas tetap
memuaskan.
Tarif pelayanan
kesehatan
Menurut keluarga
biaya pelayanan
kesehatan gratis
Kualitas pelayanan
kesehatan
Menurut keluarga
kualitas pelayanan
kesehatan yang
memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan Makanan
Dalam kesehariannya pasien dan keluarganya makan sebanyak tiga
kali sehari dengan menu nasi ditambah sayur, tempe, tahu dan kadang
sesekali dengan ikan atau ayam. Ny. D kadang memasak sendiri
kadang membeli makan dari luar. An. R. diberi makan dengan men
nasi tim atau bubur ayam disertai tahu, tempe atau telur, kadang
ditambah sayuran, ikan, atau ayam. Ank. R juga biasa diberi makanan
selingan berupa biskuit atau ASI. Ny. D mengaku jarang memasukkan
sayur ke dalam men makanan sehari harinya, karena pasien tidak
menyukainya. Ny. D cenderung memberikan makanan yang disukai
pasien saja. Keluarga ini mengkonsumsi buah buahan jika tersedia
di rumah, namun Ny. D juga jarang menyediakan buah buahan
dengan alasan tidak punya lemari es untuk menyimpannya, mengingat
menurutnya buah buahan tidak bisa disimpan diluar terlalu lama.
An. R tidak mempunyai kebiasaan jajan sembarangan di warung,
kecuali Ny. D sendiri yang memberikan.
22

b. Menerapkan pola gizi seimbang.
Keluarga Tn. R belum menerapkan pola gizi seimbang dalam
mengkonsumsi makanan sehari-hari, misalnya jarang mengonsumsi
sayur, buah dan susu. Karena belum sesuai dengan 4 sehat 5
sempurna.Hal ini dikarenakan pengetahuan yang kurang tentang
makanan dengan gizi seimbang.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Orang tua pasien sadar akan penyakit yang diderita oleh anaknya
sehingga tiap pasien sakit orangtuanya selalu memeriksakan anaknya ke
Puskesmas. Keluarga ini biasanya berobat ke Puskesmas karena biaya
pengobatannya gratis dan tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Kurangnya pengetahuan orang tua pasien tentang penyakit yang
diderita oleh pasien. Pola konsumsi keluarga Ny. R tidak baik,
dikarenakan tidak bervariasinya menu makanan setiap harinya, hal ini
menjadikan pasien susah makan, dan jarang mengkonsumsi buah-
buahan. Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan
peran serta yang aktif dari seluruh anggota keluarga terutama ibu
pasien dalam merawat dan memperhatikan pasien terutama masalah
makanan serta memberikan pemahaman kepada orang tua pasien bahwa
tubuhnya yang kurus bukanlah keturunan melainkan memang gizi yang
dikonsumsinya kurang terpenuhi.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family). Keluarga
terdiri dari Tn.R sebagai kepala keluarga, Ny.D sebagai seorang istri,
mempunyai satu anak yang bernama An. R .Seluruh anggota keluarga ini
tinggal dalam satu rumah.

23

Ny. L (25)

Tn. L (50) Ny. I (48)
Ny. W (20)
Tn. A (15)
Ny. D (20)
Tn. J (50)
Ny. S (45)
An. R (18 bl)
2. Tahapan siklus keluarga:
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall (1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien
termasuk pada tahap keluarga dengan anak usia balita dimana Tn.R
sebagai kepala keluarga yang menikah dengan Ny. D, mereka
mempunyai satu orang anak bernama An. R.
3. Family Map99









Keterangan
: Laki-Laki

:Perempuan

: Pasien

: Menikah
: Hubungan keluarga (saudara kandung)

: Keturunan

: Tinggal dalam satu rumah

Tn. R
(23)
24

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Masalah dalam fungsi biologis:
Pasien dikeluhkan adanya bercak merah yang terasa gatal di wajah. Riwayat
batuk pilek diakui satu minggu yang lalu. Pasien diakui memang tampak
kurus, namun ibu pasien merasa hal itu terjadi akibat keturunan karena
dirinya dan suaminya kurus.
2. Masalah dalam fungsi psikologis:
Pasien adalah seorang balita yang berusia 15 bulan. Pasien belum mengerti
akan penyakit yang dideritanya. Ayah pasien adalah seorang yang sibuk
dalam pekerjaannya ini disebabkan guna memenuhi kebutuhan keluarga.
Sedangkan Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga dimana setiap hari
mengurus rumah dan menjaga anaknya. Tetapi ibu pasien tidak tahu
makanan apa saja yang harus diberikan serta kurang mengerti bila anaknya
membutuhkan gizi yang cukup karena anaknya sedang dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan. Dukungan keluarga untuk kesembuhan
pasien masih kurang akibat kurangnya pengetahuan orang tua pasien
mengenai penyakit yang diderita oleh pasien.
3. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:
Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah terutama dari ayah pasien
yang bekerja karyawan , sebesar kurang lebih Rp. 18.000.000,- setiap
bulannya. Status ekonomi keluarga pasien adalah termasuk cukup. Dalam
memenuhi kebutuhan sehari - hari keluarga ini diakui cukup oleh Tn R dan
Ny D. Meski keluarga ini sebenarnya mampu untuk memberikan asupan gizi
seimbang, namun karena ketidaktahuannya gizi pasien tetap tidak terpenuhi.
4. Masalah lingkungan :
Pasien tinggal di lingkungan rumah padat penduduk, serta sedikit kumuh.
Kebersihan lingkungan di sekitar rumah kurang terjaga dengan baik. Untuk
sistem pencahayaan dan sirkulasi udara di rumah tergolong kurang karena
hanya terdapat 1 jendela di ruang tamu dan 1 pintu utama
.
5. Masalah perilaku kesehatan :
25

Ibu pasien tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat kepada keluarga.
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, atau sebelum menyuapi anak
diakui kadang kadang dilakukan. Ibu mengaku jarang memotong kuku
anaknya, sehingga ketika anaknya menggaruk bagian tubuhnya tidak
jarang meninggalkan luka luka lecet di kulitnya.

D.Diagnosis Holistik
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, Persepsi)
Alasan kedatangan : Jarak puskesmas dan rumah yang masih dapat
ditempuh dengan kendaraan umum dan motor, serta pelayanan kesehatan
gratis
Kekhawatiran : Ibu dating ke puskesmas karena khawatir dengan
kondisi anaknya. Anak diakui agak rewel dan terus terlihat menggaruk
bagian wajahnya. Ibu juga mengkhawatirkan apakah masalah gizi pada
anaknya dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya
Harapan : Ibu memiliki harapan agar anaknya dapat sembuh
dandapat mengetahui apakah pertumbuhan dan perkembangannya akan
terganggu oleh penyakitnya
Persepsi : Ibu pasien beranggapan bahwa tubuh anaknya yang
terlihat kurus merupakan hal yang wajar, dikarenakan faktor keturunan
keluarga yang kebanyakan bertubuh kurus.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : Gizi Kurang dengan Impetigo
Diagnosis Banding: Gizi Kurang dengan Dermatitis
Dasar diagnosis : Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan Penilaian
Z-Score yaitu : BB/PB: > - 3 SD s/d < -2 SD Gizi Kurang.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Pasien masih berumur 18 bulan, dan mendapatkan ASI sampai
sekarang. Pasien mulai diberikan makanan pendamping sejak usia 7 bulan
berupa bubur susu, saat ini pasien belum mulai memakan makanan dengan
26

menu keluarga. Anak makan sesuka hatinya, tidak jarang anak tidak
menghabiskan porsi makananya dalam waktu satu kali makan. Anak diakui
masih sering mengkonsumsi ASI dan biskuit sebagai selingan. Jarang
mengkonsumsi buah buahan dan sayur.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien)
Kurangnya pengetahuan orang tua pasien tentang penyakit yang
diderita oleh pasien menyebabkan kurangnya dukungan dari keluarga untuk
kesembuhan pasien.
Ibu pasien kurang memperhatikan variasi menu makanan untuk
sehari-hari, hal ini terjadi karena ibu pasien khawatir anak tidak
menyukainya dan menjadi tidak mau makan. Ibu pasien masih memberikan
makanan sesuai permintaan anaknya.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Fungsi social pasien diakui tidak terganggu karena keluhannya saat
ini. Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari hari seperti bermain ,
tanpa terganggu. Waktu tidur pasien juga diakui tidak terganggu meski
keluhan terasa gatal. Derajang fungsi social 1 (satu).
27

E. RencanaPelaksanaan (sesuai dengan keempat aspek diatas)

Tabel 6. Rencana penatalaksanaan An. R
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan
Aspek
Personal
Orang Tua pasien diberikan pemahaman
bahwa anaknya menderita gizi kurang
bukan karena factor keturunan, tetapi
karena asupan gizi yang kurang dan pola
makan yang kurang baik.

Berikan penjelasan bahwa penyakit kulit
yang diderita pasien dapat berasal dari luka
dikulit akibat garukan yang akhirnya
terinfeksi oleh bakteri. Bakteri penyebabnya
sama dengan bakteri penyebab ISPA,
sehingga kemungkinan dari situlah
penyebab kelainan kulitnya. Penyakit ini
tidak menular dan dapat disembuhkan.

Kondisi gizi kurang dapat berubah menjadi
gizi buruk jika tidak segera diatasi. Kondisi
gizi buruk inilah yang memiliki peluang
besar mengganggu tumbuh kembang anak.
Pada pasien ini kondisi gizinya masih dapat
dipebaiki, dan tumbuh kembangnya sejauh
ini tidak terganggu.
Orang tua
pasien
Saat pasien berobat
ke Puskesmas dan
saat kunjungan ke
rumah pasien
sebanyak 2 kali
Orang tua mengerti bahwa kondisi
anaknya yang kurus bukanlah hal yang
normal dan bukan akibat factor
keturunan.
Orang tua mengerti mengenai
penyebab kelainan kulit pada anaknya.
Orang tua mengerti hal apa yang
selanjutnya harus dilakukan, dan mau
bersikap kooperatif dengan petugas
kesehatan untuk mengatasi masalah
kesehatan pasien.
28

Aspek
Klinis
Untuk keluhan pada kulit diharapkan pasien
lebih sering dicuci tangannya setelah
bermain, menjaga kondisi tubuh, dan
melakukan control ke Puskesmas (3hari)
untuk memastikan penyebab kelainan
kulitnya. Karena keluhan baru berlangsung
1 hari maka pengobatan diberikan
berdasarkan diagnosis kerja sementara yaitu
Impetigo. Untuk mengobati penyakit ini
diberikan
- Antihistamin Syr
- Antibiotik topikal

Untuk penanganan gizi kurang, pasien harus
rajin control ke puskesmas untuk memantai
kenaikan berat badan dan melakukan
konsultasi gizi.
Pasien Saat pasien berobat
ke Puskesmas
Dapat mengawasi perkembangan
pengobatan, keluhan dapat teratasi,
dan dapat memberikan pencegahan
terhadap penyakit tersebut.
Aspek
Risiko
Internal

Anak mulai diberikan menu keluarga
dengan komposisi nasi,
tahu/tempe/telur/daging/ikan, dan sayuran
yang diberikan secara bergantian. Beri
makan 3 kali sehari yaitu pagi-siang-malam.
ASI masih boleh diberikan jika anak
meminta.

Anak mulai dibiasakan untuk
mengkonsumsi buah buahan dan sayuran
Orang tua
Pasien
Saat berobat ke
Puskesmas dan
kunjungan ke
rumah
Pasien mulai memakan menu
keluarga, dan setiap hari memakan
sayur serta buah buahan.
Pasien tidak lagi menyisakan makanan
ataupun memilih milih makanan.
Dapat mengurangi konsumsi ASI.
29

setiap hari.
Aspek
Psikososial
keluarga


Orang tua diberitau agar anak mulai
diberikan menu keluarga dengan komposisi
nasi, tahu/tempe/telur/daging/ikan, dan
sayuran yang diberikan secara bergantian.
Beri makan 3 kali sehari yaitu pagi-siang-
malam. ASI masih boleh diberikan jika
anak meminta.

Anak mulai dibiasakan untuk
mengkonsumsi buah buahan, ibu pasien
diharapkan terus menyediakan buah
buahan dan sayuran setiap hari.

Berikan variasi menu makanan yang
berbeda, dan jangan hanya mengikuti
keinginan anak.

Menghimbau untuk lebih memperhatikan
kebersihan tubuh anaknya. Terutama
kebiasaan mencuci tangan dan memotong
kuku.
Orang tua
Pasien
Pada saat
kunjungan ke
rumah
Orang tua lebih memperhatikan variasi
makanan, tidak lagi mengikuti
kemauan anak dalam memberikan
pola makan, dan anak terjaga
kebersihannya.
Aspek
Fungsional

Memberikan pemahaman bahwa kondisinya
saat ini dapat mengganggu aktvitas anaknya
di kemudian hari jika tidak segera diatasi.
Orang tua Kunjungan
Puskesmas dan
Rumah
Orang tua lebih teliti dan kritis dalam
memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya.
30

F. Prognosis
Quo Ad Vitam : ad bonam
Quo Ad Sanacionam : ad bonam
Quo Ad Functionam : ad bonam

You might also like