FENOMENA PENGEMIS DI KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN (PKM-P) Diusulkan oleh: Dewi Setyawati NIM. G.311.12.0074 (Ketua Kelompok) Anggota Kelompok: Rita Yuliana Saputri NIM. G.311.12.0072 Aris Sabililhadi NIM. G.311.12.0058 Endri Dwi Kurniawan NIM. G.311.12.0062 Muhamad Musafak NIM. G.111.13.0057 UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG 2014 USM JUDUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FENOMENA PENGEMIS DI KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN (PKM-P) Diusulkan oleh: Dewi Setyawati NIM. G.311.12.0074 (Ketua Kelompok) Anggota Kelompok: Rita Yuliana Saputri NIM. G.311.12.0072 Aris Sabililhadi NIM. G.311.12.0058 Endri Dwi Kurniawan NIM. G.311.12.0062 Muhamad Musafak NIM. G.111.13.0057 UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG 2014 USM JUDUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FENOMENA PENGEMIS DI KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN (PKM-P) Diusulkan oleh: Dewi Setyawati NIM. G.311.12.0074 (Ketua Kelompok) Anggota Kelompok: Rita Yuliana Saputri NIM. G.311.12.0072 Aris Sabililhadi NIM. G.311.12.0058 Endri Dwi Kurniawan NIM. G.311.12.0062 Muhamad Musafak NIM. G.111.13.0057 UNIVERSITAS SEMARANG SEMARANG 2014 PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN 1. Judul Kegiatan :Fenomena Pengemis di Kota Semarang 2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Ketua Pelaksana Kegiatan : Dewi Setyawati a. Nama Lengkap : Dewi Setyawati b. NIM : G.311.12.0074 c. Jurusan : Ilmu Komunikasi d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Semarang e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln. Bade Rt. 01 Rw. 4 Klego Boyolali (085641489555) f. Alamat email : dew.oceanphobos@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang 5. Dosen Pendamping : a. Nama Lengkap dan Gelar : Yuliyanto Budi Setiawan , S.Sos, M.Si b. NIDN :0611078401 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Jalan Sunan Kali Jaga Gang Buntu nomor 7 RT 010/RW 003,Pati Lor, Pati 6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp 12.500.000,00 b. Sumber lain (sebutkan . . . ) : Rp - 7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 2 bulan Semarang, 18 Juni 2014 Menyetujui Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Ketua Pelaksana Kegiatan Fajriannoor Fanani, M.I.Kom) (Dewi Setyawati ) NIS.06557000606017 NIM.G.311.12.0074 Pembantu atau Wakil Rektor Dosen Pendamping Bidang Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi, (Iswoyo, S.Pt., M.P.) (Yuliyanto Budi S., S.Sos,M.si) NIS. 06557002101032 NIS. 06557000606 ii DAFTAR ISI Halaman Sampul ...... i Halaman Pengesahan ... ii Daftar Isi ......... iii Ringkasan iv Bab 1 Pendahuluan . . 1 1.1 Latar Belakang . 2 1.2 Perumusan Masalah .. 2 1.3 Tujuan ... 2 1.4 Iuran yang Diharapkan . 2 1.5 Kegunaan . 2 Bab 2 Tinjuan Pustaka . 3 Bab 3 Metode Penelitian . 5 Bab 4 Biaya dan Jadwal Kegiatan .. 7 4.1 Rancangan Biaya . 7 4.2 Jadwal Kegiatan Program . 8 Daftar Pustaka 9 Lampiran-lampiran . 10 Lampiran 1 . 10 Lampiran 2 . 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) salah satu negara dunia yang dikenal sebagai bangsa yang memiliki kekayaan alam melimpah, namun kehidupan masyarakatnya sampai saat ini masih dalam kondisi terpuruk. Meskipun perjuangan bangsa Indonesia sejak awal pendiriannya bertujuan untuk terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila ke kelima, Pancasila). Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasar negara memuat hal-hal pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada kategori umum. Artinya pengaturan hal-hal yang disepakati para founding father sebagai suatu urgent dan vital untuk diatasi. UUD 1945 sebagai hukum dasar negara menempatkan permasalahan sosial menjadi bagian hal pokok kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 34 sebagai berikut: (a) Pasal 27 ayat (2) "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". (b) Pasal 34: "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Dua ketentuan pasal ini dalam penjelasan disebutkan telah jelas dan telah cukup jelas. Walaupun demikian dapat dipahami bahwa negara bertanggungjawab atas penanganan permasalahan sosial dan kesejahteraan dalam masyarakat. Dari paradigma sosial persoalan gelandangan dan pengemis adalah salah satu dari permasalahan sosial dikenal dengan istilah penyandang cacat sosial. Ketentuan Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 34 amandemen pertama sampai amandeman keempat masing-masing tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002 semakin dilengkapi dengan beberapa norma sebagai berikut: (a) Ayat (2) Pasal 28 B: "Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi" (b) Pasal 28 H: (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. (3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia bermartabat. Penjelasan lebih teknis diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 31 Tahun 1980 tentang penanganan gelandang dan pengemis. Dimana yang menjadi sasaran pokok dalam penanggulangan gepeng adalah perorangan maupun kelompok masyarakat yang diperkirakan menjadi sumber timbulnya Gepeng, selain keseluruhan Gepeng itu sendiri. Norma-norma hasil amandemen kedua dan keempat yang disebut di atas memberi kepastian serta jaminan kepada setiap warga negara Indonesia mengenai tidak satu orang pun warga negara yang dapat dibiarkan terlantar kehidupannya dan diperlakukan secara berbeda- beda. Dan setiap warga negara berhak atas jaminan sosial sehingga dapat berkembang sebagai manusia bermartabat dan untuk itu negara wajib membangun sistem jaminan sosial, serta Negara memberdayakan orang atau masyarakat lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Namun faktanya, sampai saat ini kesejahretaan sosial atau masyarakat ini masih sekedar konsep yang sulit terwujud, di mana masih banyak ditemukan anak terlantar, gelandangan, pengemis, terutama di kota-kota seakan sebagai penghias jalan, pertokoan dll, termasuk di provinsi Jawa tengah khususnya kota semarang. Realita kelompok, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial membutuhkan perhatian, penanganan, pengurusan, serta penanggulangan yang khusus, sehingga mereka dapat memperoleh atau menikmati hak untuk bertahan hidup yang layak, tidak diperlakukan diskriminatif, jaminan sosial, dan pemberdayaan. Gelandangan dan pengemis secara normal adalah suatu kehidupan manusia yang seutuhnya termasuk masyarakat tidak berdaya, lemah, terasing, kurang mendapat tempat dalam tata pergaulan masyarakat kelompok berpenyakit sosial. Sebagian besar penentuan keputusan para gepeng tersebut untuk bekerja sebagai gepeng berdalih karena faktor ekonomi yang berimpilakasi terhadap standar kehidupan mereka, dan aktivitas menggepeng dilakukan sebagai suatu pekerjaan yang mudah dan gampang serta memiliki pengahasilan yang mampu menopang kebutuhan hidup mereka. Selain itu, aktivitas menggepeng dilakukan tidak lain karena minimnya keterampilan serta pendidikan yang dimiliki. Penyebab dari semua itu antara lain adalah jumlah pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang memadai dan kesempatan kerja yang tidak selalu sama. Disamping itu menyempitnya lahan pertanian di desa karena banyak digunakan untuk pembangunan pemukiman dan perusahaan atau pabrik. Keadaan ini mendorong penduduk desa untuk berurbanisasi dengan maksud untuk merubah nasib, tapi sayangnya, mereka tidak membekali diri dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai. Sehingga keadaan ini akan menambah tenaga yang tidak produktif dikota. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka bekerja apa saja asalkan mendapatkan uang termasuk meminta-minta (mengemis). Demi untuk menekan biaya pengeluaran, mereka memanfaatkan kolong jembatan, stasiun kereta api, emperan took, pemukiman kumuh dan lain sebagainya untuk beristirahat, mereka tinggal tanpa memperdulikan norma sosial. Hidup bergelandangan tidak memungkinkan orang hidup berkeluarga, tidak memiliki kebebasan pribadi, tidak memberi perlindungan terhadap hawa panas ataupun hujan dan hawa dingin, hidup bergelandangan akan dianggap hidup yang paling hina diperkotaan.Oleh sebab itulah, apabila masalah gelandangan dan pengemis tidak segera mendapatkan penanganan, maka dampaknya akan merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat serta lingkungan sekitarnya. Untuk mengatasi masalah gelandangan dan pengemis (gepeng), pemerintah mengutus Polisi Pamong Praja Satpol PP untuk merazia semua gelandangan dan pengemis (gepeng) yang ada diseluruh sudut kota Semarang , untuk kemudian dijaring dan ditampung di Dinas Sosial Semarang. Hal ini bertujuan untuk membersihkan kota dari gelandangan dan pengemis, serta berupaya untuk memberikan penyadaran kepada mereka.Tujuan Penelitian Sejalan dengan latar belakang di atas maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : Untuk mengetahui proses penanganan gelandangan dan pengemis (gepeng) oleh Dinas sosial Kota Semarang. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses penanganan gelandangan dan pengemis (gepeng) oleh Dinas Sosial Kota Semarang. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah yaitu : Faktor apa saja yang menjadikan seseorang bisa menjadi seorang pengemis dan bagaimana cara mereka melakukan kegiatan mengemis di masyarakat. 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi pengemis dan mengetahui bagaimana cara mereka melakukan kegiaan tersebut. Memberi gambaran pemecahan masalah untuk masalah ketimpangan social yang ada di Semarang yang terus membangun 1.4 Luran yang Diharapkan Hasil penelitian akan menghasilkan luaran berupa artikel mengenai gambaran secara mendalam tentang keadaan pengemis di Semarang. Selain itu artikel yang dihasilkan di dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi mengenai kehidupan seorang pengemis, alasan kenapa mereka mengemis, bagaimana mereka melakukan kegiatan tersebut sehingga dapat dijadikan acuan pengambilan kebijakan oleh pihak-pihak terkait untuk mengurangi jumlah pengemis di kota Semarang. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat untuk memperoleh informasi dan gambaran nyata tentang keadaan pengemis yang ada di kota Semarang sehingga dapat memberikan dorongan atau penetrasi kepada masyarakat secara umum dan pemerintah kota Semarang khususnya agar dapat mengatasi permasalahan terus bertambahnya jumlah pengemis di kota Semarang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Realitas kehidupan sosial tidak luput dengan prilaku dan pola dari masyarakat itu sendiri. Salah satunya adalah pengemis atau sebagian orang menyebutnya dengan Gepeng Gelandangan dan Pengemis, potret sosial ini sering ditemukan dalam kehidupan. Adapun pengertian pengemis menurut Perpu No. 30 Tahun 1980 yang dikutip dalam buku Engkus Kuswarno, menyatakan : Orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang lain. Berbeda dengan istilah pengemis dalam handout nya yang diartikan oleh Dinas Sosial adalah PMKS (Penyandang masalah kesejahteraan sosial). Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan minta-minta di tempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang Dari pengertian diatas, selanjutnya bisa dilihat dari kelompok-kelompok pengemis yang membedakan satu sama lain diantara pengemis yang ada. Kelompok Pengemis Dalam hal ini pengemis pun memiliki kelompok-kelompok yang membedakan motif- motif pengemis satu sama lain, Menurut Sudarianto dalam catatan online nya dimana pengemis dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok pengemis, antara lain : 1. Mengemis karena tak mampu bekerja, Pada kategori ini dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kelainan fisik pada anggota tubuhnya. Misalnya tak mampu bekerja karena tidak memiliki tangan, kaki, lumpuh, buta dan lain-lain 2. Mengemis karena malas bekerja, Pengemis karena malas bekerja inilah yang menyebabkan jumlah pegemis di Indonesia sangat banyak. Pengemis pada kategori ini, orangnya mempunyai anggota tubuh yang sangat lengkap namun dihinggapi penyakit malas. Pengemis semacam inilah yang harus diberantas oleh pemerintah. 3. Mengemis karena menginginkan jabatan,Pengemis semacam inilah yang merusak atau menghambat pembangunan di Indonesia. Mereka yang tergolong pada kelompok ini mengemis pada atasannya dengan berbagai cara untuk memperoleh job atau jabatan. Ada yang selalu bersilaturrahmi ke rumah atasannya, ada yang selalu memberikan hadiah kepada atasannya, ada juga yang gila hormat kepada atasannya, dan lain sebagainya. Adapun menurut Hanitijo Soemitro dalam karya ilmiah Asmawi, pengemis dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: 1. Pengemis Murni, Ialah mereka yang mempunyai tempat tinggal tertentu maupun tidak, yang penghidupan seluruhnya atas dasar meminta-minta pada waktu tertentu. 2. Pengemis Tidak Murni, Ialah mereka yang mempunyai tempat tinggal yang sebagian penghasilannya diperoleh dari meminta-minta pada waktu tertentu. (Asmawi, 2003:15) Fakta sosial yang satu ini merupakan akibat dari sebabnya seseorang melakukan suatu tindakan, namun penyebab tersebut bisa mengkategorikan hal ini. BAB III METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data. Agar diperoleh hasil yang relevan dan sesuai dengan permasalahan, maka metode pengumpulan datanya adalah: a. Studi Kepustakaan (Literature Study). Pengumpulan data berdasarkan teori dari beberapa literatur dan informasi dari perpustakaan maupun internet. b. Studi Lapangan. Pengumpulan data berdasarkan objek yang diteliti c.Wawancara. Merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab terhadap responden secara langsung terhadap para pengemis di Semarang d. Observasi. Merupakan cara pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap kondisi para pengemis e. Dokumentasi. Cara pengumpulan data dengan mendokumentasikan dampak dan kondisi wilayah yang diteliti dengan menggunakan alat perekam yaitu handycam. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya No Jenis Pengeluaran Persentase Perincian Biaya Jumlah 1 Peralatan Penunjang: -Printer Canon -Netbook Lenovo 35% Rp 750.000,00 Rp3.625.000,00 Rp 4.375.000 2 Bahan Habis Pakai: -Kertas -Alat Tulis -Tinta -Konsumsi (pengemis) -Konsumsi (panitia) 45% Rp 150.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 150.000,00 Rp 3.000.000,00 Rp 750.000,00 Rp 5.625.000 3 Perjalanan: -Uang BBM,tol,parkir -Uang komunikasi(pulsa) 10% Rp 750.000,00 Rp. 500.000,00 Rp 1.250.000 4 Lain-lain: -Penjilidan Proposal dan Laporan -Dokumentasi -MMT -Souvenir Untuk Narasumber 10% Rp 200.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 100.000,00 Rp. 450.000,00 Rp 1.250.000 100% Rp 12.500.000 4.2 Jadwal Kegiatan NO KEGIATAN Bulan Ke-I Bulan Ke-II I II III IV I II III IV 1 Pembuatan Proposal dan Revisi 2 Penggandaan Proposal 3 Pengadaan Perangkat Penelitian dan Penggandaan Pembelajaran 4 Study Lapangan atau Observasi 5 Pembuatan dan Penyebaran Interview Guide dan Dokumentasi 6 Pengumpulan Data 7 Analisis Data dan Revisi 8 Pembuatan Laporan DAFTAR PUSTAKA Jonathan Haughton &Shahidur r KHANDER , Pedoman tentang kemiskinan dan Ketimpangan, WWW.KOMPASIANA.COM PENGEMIS UNDERCOVER LAMPIRAN 1 BIODATA ANGGOTA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING BIODATA DOSEN PENDAMPING A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap Yuliyanto Budi Setiawan, M.SI. 2 Jenis Kelamin L 3 Pangkat dan Golongan Penata Muda Tingkat I dan III B 4 NIDN 0611078401 5 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 11 Juli 1984 6 E-mail yuli@usm.ac.id 7 Nomor Telepon/HP 081326236186 B. Riwayat Pendidikan Tahun Lulus Program Pendidikan Perguruan Tinggi Jurusan Prodi 2007 S1 Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Ilmu Komunikasi 2010 S2 Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Magister Ilmu Komunikasi C. Karya Ilmiah Tahun Judul Karya Ilmiah Nama Jurnal 2012 Analisis Resepsi Dalam Pemberitaan Korban Kekerasan Berbasis Gender di Surat Kabar Harian Suara Merdeka Jurnal Ilmu Komunikasi FIKOM UNISULA Makna D. Kegiatan Profesional atau Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Jenis atau Nama Kegiatan Tempat 2012 Pelatihan Fotografi 2012 Bagi Siswa SMA Al Islam Semarang Gedung Q.1.1 FTIK USM Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-P Semarang, 18 Juni 2014 Pembimbing , (Yulianto Budi Setiawan, M.Si.) LAMPIRAN 3 SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS No Nama/Nim Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/minggu) Uraian Tugas 1 Dewi Setyawati G.311.12.0074 S1 Ilmu Komunikasi TIK 18 jam/minggu Mengkoordinir anggota, mencari tempat penelitian, menghimpun data dari lokasi 2 Rita Yuliana Saputri G.311.12.0072 S1 Ilmu Komunikasi TIK 18 jam/minggu Membuat judul dan perincian dana 3 Aris Sabililhadi G.311.12.0058 S1 Ilmu Komunikasi TIK 18 jam/minggu Mengedit data 4 Muhamad Musafak G.111.13.0057 S1 Ilmu Komunikasi THP 18 jam/minggu Meneliti dan mengumpulkan data 5 Endri Dwi Kurniawan G.311.12.0062 S1 Ilmu Komunikasi THP 18 jam/minggu Meneliti dan mengumpulkan data