You are on page 1of 16

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

1. PENDAHULUAN
Pada wanita hamil terjadi perubahan- perubahan fisiologis yang berpengaruh
terhadap metabolisme karbohidrat karena adanya hormon plasenta yang bersifat resistensi
terhadap insulin, sehingga kehamilan tersebut bersifat diabetogenik. Dengan meningkatnya
umur kehamilan, berbagai faktor dapat mengganggu keseimbangan metabolisme
karbohidrat sehingga terjadi gangguan toleransi glukosa.
1
Adanya suatu bentuk diabetes melitus (DM yang hanya ditemukan saat kehamilan
dan kemudian menghilang setelah persalinan telah disinggung oleh Dun!an (dikutip oleh
Adam sejak satu abad yang lalu. "alaupun demikian barulah pada tahun 1#$% "&'
mengakui diabetes melitus gestasi (DM( sebagai suatu bentuk diabetes tersendiri.
1

Diabetes melitus gestasional (DM( didefinisikan sebagai suatu keadaan intoleransi
glukosa atau karbohidrat dengan derajat yang ber)ariasi yang terjadi atau pertama kali
ditemukan pada saat kehamilan berlangsung.
1,*
Dengan definisi ini tidak lagi dipersoalkan
apakah penderita mendapat pengobatan insulin atau dengan diet saja, demikian pula apakah
gangguan toleransi glukosa kembali normal atau tidak setelah persalinan.
1-+
2. INSIDENS
,nsidens DM( ber)ariasi antara 1,- . 1-/.
1
0epustakaan lain mengatakan 1 .
11/.
1,*
Di ,ndonesia insidens DM( berkisar 1,# --,*/.
+
Perbedaan insidens DM( ini
terutama disebabkan oleh karena perbedaan kriteria diagnosis materi penyaringan yang
diperiksa.
1,1
Di Amerika 2erikat insidens kira-kira 1/.
*,3
0ejadian DM( juga sangat erat hubungannya dengan ras dan budaya seseorang.
4ontoh yang khas adalah DM( pada orang kulit putih yang berasal dari Amerika bagian
barat hanya 1,+--/ sedangkan penduduk asli Amerika yang berasal dari barat daya
Amerika mempunyai angka kejadian sampai 1+/. Pada ras Asia, Afrika .Amerika dan
2panyol insidens DM( sekitar +-$/
3
sedangkan pada ras 0aukasia sekitar 1,+/.
1
3. PATOFISIOLOGI.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan 0& yang menunjang
pemasokan makan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. (lukosa dapar berdifusi
se!ara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir
menyerupai kadar darah ibu. ,nsulin ibu tidak dapat men!apai janin, sehingga kadar gula
ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi
oleh insulin. Akibat lambatnya reabsorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang relatif
lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat
sehingga men!apai 5 kali dari keadaan normal. &al ini disebut tekanan deabetogenik dalam
kehamilan. 2e!ara fisiologis telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan
insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia yang menjadi masalah ialah bila
seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga ia relatif hipoinsulin
yang mengakibatkan hiperglikemia atau diabetes kehamilan. 6esistensi insulin juga
disebabkan adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen.
0adar kortisol plasma wanita hamil meningkat dan men!apai 5 kali dari keadaan normal
hal ini mengakibatkan kebutuhan insulin menjadi lebih tinggi, demikian juga dengan
human plasenta laktogen (&P7 yang dihasilkan oleh plasenta yang mempunyai sifat kerja
mirip pada hormon tubuh yang bersifat diabetogenik. Pembentukan &P7 meningkat sesuai
dengan umur kehamilan. &ormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel
sehingga mempengaruhi afinitas insulin. &al ini patut diperhitungkan dalam pengendalian
diabetes
1,3,$
.
Mekanisme resistensi insulin pada wanita hamil normal adalah sangat kompleks.
0it8miller, 1#$% (dikutip oleh Moore telah mempublikasikan suatu pengamatan
menyeluruh mekanisme endokrin pada pankreas dan metabolisme maternal selama
kehamilan yakni plasenta mempunyai peranan yang khas dengan mensintesis dan
mensekresi peptida dan hormon steroid yang menurunkan sensiti)itas maternal pada
insulin. Pua)ilai dkk (dikutip oleh "illiams melaporkan bahwa resistensi insulin selama
kehamilan terjadi karena rusaknya reseptor insulin bagian distal yakni post reseptor.
&ornes dkk (dikutip oleh Moore melaporkan terdapat penurunan respon Gastric Inhibitory
Polipeptida ((,P pada tes glukosa oral dengan tes glukosa oral pada kehamilan
-
normal dan DM(. Mereka meyakini bahwa kerusakan respon (,P ini yang mungkin
berperanan menjadi sebab terjadinya DM(
1,-,#

9aktor-faktor di atas dan mungkin berbagai faktor lain menunjukkan bahwa
kehamilan merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan resistensi terhadap insulin
meningkat. Pada sebagian besar wanita hamil keadaan resistensi terhadap insulin dapat
diatasi dengan meninggikan kemampuan sekresi insulin oleh sel beta. Pada sebagian ke!il
wanita hamil, kesanggupan sekresi insulin tidak men!ukupi untuk melawan resistensi
insulin, dengan demikian terjadilah intoleransi terhadap glukosa atau DM gestasi.
4. KLASIFIKASI
Perkembangan ilmu kedokteran makin meningkat dalam berbagai aspek yaitu
etiologi, patogenesis diagnosis, pengobatan dan pen!egahan. 2ejalan dengan perkembangan
tersebut berbagai kriteria diagnosis dan klasifikasi DM bermun!ulan. 'leh "&' :e;pert
!ommittee on diabetes mellitus< tahun 1#$% telah dibuat suatu klasifikasi DM berdasarkan
etiopatologi, yang kemudian diperluas pada tahun 1#$+
#,1%
Perkumpulan =ndokrinologi ,ndonesia (P=60=>, pada konsensus diabetes melitus di ,ndonesia
?ahun -%%- membuat klasifikasi etiologis DM sebagai berikut@
11
?ipe 1 (Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut
Autoimun
,diopatik
?ipe - (Aer)ariasi mulai yang terutama dominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin
?ipe lain Defek genetik fungsi sel beta
Defek genetik kerja insulin
Penyakit eksokrin pankreas
=ndokrinopati
0arena obat atau 8at kimia
,nfeksi
2ebab imunologi yang jarang
2indrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
Diabetes melitus gestasional
4atatan @ Diabetes melitus pada sirosis hati belum bisa di kelompokkan ke dalam
klasifikasi diatas karena mekanismenya belum dapat ditentukan dengan pasti.
5
0eadaan ibu dan anak pada wanita DM hamil tergantung pada berat dan lamanya
perlangsungan penyakit.
5
Pris!illa "hite pada tahun 1#+# memperkenalkan klasifikasi
"hite yang sangat terkenal sampai saat ini.
1
0lasifikasi ini terutama menitikberatkan pada
umur saat diketahuinya DM, lamanya mengidap DM dan adanya komplikasi )askuler
khususnya retino-renal.
1,1-,.15
0lasifikasi ini awalnya digunakan untuk meramalkan prognosis perinatal dan
untuk menentukan penanganan obstetrinya. 0arena mortalitas perinatal menurun se!ara
tajam pada semua klasifikasi, maka sistem ini digunakan sampai sekarang terutama untuk
menggambarkan dan membandingkan populasi DM hamil.
5,15
0lasifikasi "hite menekankan bahwa kerusakan target organ khususnya mata,
ginjal, jantung mempunyai akibat yang sangat berarti pada anak. 0lasifikasi DM( yang
direkomendasikan oleh :American College of Obstetricians and Gynecologists pada
tahun 1##1 adalah klasifikasi sebagai berikut @
-
0lasifikasi DM hamil menurut "hite (perubahan
-,5,15,11
2elanjutnya Pyke dari Kings College Hospital 7ondon membuat klasifikasi yang
sederhana dimana DM hamil hanya dibagi atas tiga kelompok, yaitu @
1,5
1. Mereka yang DM diketahui saat hamill yang identik dengan DM gestasi.
-. DM pragestasi yang tanpa komplikasi atau dengan komplikasi ringan.
5. DM pragestasi yang disertai denngan komplikasi berat seperti nefropati, retiopati dan
penyakit jantung koroner.
Class Onset Fastin Plas!a
Gl"#$se
2%&$"' ($st('an)ial
Gl"#$se
T&e'a(*
A1
A-
(estational
(estational
B 1%+ mgCd7
D 1%+ mgCd7
B 1-% mgCd7
D 1-% mgCd7
Diet
,nsullin
4lass Age of 'nset (yr Duration (yr Eas!ular Disease ?herapy
A
4
D
9
6
&
')er -%
1% - 1#
Aefore 1%
Any
Any
Any
B 1%
1% -1#
D -%
Any
Any
Any
>one
>one
Aenign 6etinopathy
>ephropathy
F
Proliperati)e retinopathy
&eart
,nsulin
,nsulin
,nsulin
,nsulin
,nsulin
,nsulin
1
+. K,ITE,IA DIAGNOSIS
2e!ara klinis diagnosis DM dapat dilakukan oleh adanya gejala yang khas, yaitu @
rasa haus berlebihan, sering ken!ing, sering mengalami infeksi berulang, berat badan turun
tanpa sebab yang jelas. Dengan adanya hiperglikemia pada satu kali pemeriksaan glukosa
plasma sewaktu sesuai dengan :study group< "&' 1#$+. ?es toleransi glukosa oral
(??(' diperlukan apabila glukosa sewaktu tidak jelas menunjukkan diagnosis DM.
15
A. K'ite'ia )ian$sis ADA 1--.
1+,1*
2ampai akhir tahun 1##3 kriteria diagnosis yang dipakai adalah kriteria "&' tahun
1#$%C1#$+.Mulai akhir tahun 1##3 American Diabetes Association (ADA
memperkenalkan kriteria diagnosis DM yang baru. Perbedaan utama dengan kriteria
diagnosis "&' 1#$+ hanya pada kadar glukosa plasma puasa saja. "&' 1#$+
memberikan batasan glukosa plasma puasa untuk DM adalah D 11% mgCdl, pada kriteria
ADA kadar glukosa plasma puasa D1-* mgCdl.
1*
Perubahan kriteria ini didasarkan pada alasan bahwa @
1. Pengukuran glukosa plasma puasa lebih mudah dilakukan.
-. Melakukan ??(' tidak praktis dan perlu waktu untuk menguji.
5. 0omplikasi kronik pada mata berupa retinopati lebih banyak berhubungan dengan
kadar glukosa plasma puasa
B. K'ite'ia )ian$sis /HO 1---
1+,1*
?ahun 1### "&' melakukan perubahan kriteria diagnosis DM yang merupakan
perbaikan dari kriteria yang dibuat oleh >DD( (>ational Diabetes Data (roup dan "&'
tahun 1#$+ yang pada dasarnya mengikuti ADA 1##3 dengan menurunkan kadar glukosa
plasma puasa.
2etelah pertemuan :expert committee on the diagnosis and classification of diabetes
mellitus< yang melaporkan bahwa diagnosis DM dapat dilakukan dengan 5 !ara yaitu G
1+,1*
1. (lukosa plasma sewaktu D -%% mgCdl (11,1 mmolC7
-. (lukosa plasma puasa D 1-* mgCdl (3,% mmolC7
5. 0adar glukosa plasma - jam setelah beban glukosa 3+ gram yaitu D -%% mgCdl
(11,1 mmolC7
+
0riteria baru diagnosis diabetes menurut ADA 1##3 dan "&'1###
(lukosa plasma dalam mgCdl
Puasa ??(' 2ewaktu (ejala
ADA 1--.
>ormal B 11% - - -
DM D 1-* - - -
,9(C(DP? 11% - 1-* - - -
/HO 1---
>ormal B 11% - - -
DM
1 D 1-* - - -
- - D -%% - -
5 - - D -%% 5P,
AA trn
?(? - 11% - B -%% - -
0eterangan @ ,9( H ,mpaired 9asting (lu!ose
(DP? H (lukosa darah puasa terganggu
?(? H ?oleransi glukosa terganggu
+. SK,INING 0PEN1A,INGAN2 DMG
2edikitnya ada tiga alasan mengapa penyaringan DM( perlu dilaksanakan. 0eadaan
hiperglikemia pada ibu dapat mengakibatkan @
+
a. Angka kesakitan pada ibu sendiri yang tinggi dibandingkan populasi normal
b. Angka kesakitan dan kematian perinatal yang meningkat
!. ?ernyata mereka dengan riwayat DM( sebelumnya merupakan resiko tinggi untuk
menjadi DM di kemudian hari
MATE,I PEN1A,INGAN
2ejak lama terdapat pertentangan apakah semua wanita hamil harus di lakukan
penyaringan DM( atau !ukupkah penyaringan hanya pada mereka yang dianggap
kelompok risiko tinggi saja.
+
2krining pada semua wanita hamil merupakan !ara yang
paling ideal, namun kita perlu mengakui !ara ini membutuhkan biaya yang !ukup tinggi.
1,+
2ebaliknya jika penyaringan hanya pada mereka yang dianggap risiko tinggi
ternyata sebagian wanita DM( tidak akan ikut terjaring. Adam melaporkan hasil
*
penyaringan di Ijung Pandang pada dua periode yang berbeda dan mendapatkan insiden
DM( lebih tinggi pada kelompok risiko tinggi. Dari 1- wanita DM( yang ditemukan pada
penyaringan periode kedua ternyata -# wanita hamil termasuk risiko tinggi dan 15 sisanya
tidak tergolong risiko tinggi. Dengan kata lain apabila penyaringan hanya dilakukan pada
wanita yang tergolong risiko tinggi, 51/ penderita tidak terjaring. 'leh karena itu hampir
semua sepakat bahwa penyaringan untuk DM( harus dilakukan pada semua wanita hamil.
+
9aktor 6isiko DM(
1,-,5,+,3,11
,i3a*at 4e5i)anan !en#"'ia4an
Aeberapa kali keguguran
6iwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab
jelas
6iwayat pernah melahirkan bayi dengan !a!ad bawaan
Pernah melahirkan bayi J 1%%% gram
Pernah kera!unan kehamilan
Polihidramnion
,i3a*at i5" *an !en#"'ia4an
Imur ibu hamil D 5% tahun
6iwayat DM dalam keluarga
Pernah DM( pada kehamilan sebelumnya
'besitas
Aerat badan ibu waktu lahir D + kg
,nfeksi saluran kemih berulang-ulang selama hamil
/AKTU PEN1A,INGAN
Penyaringan DM( yang dilakukan pada umur kehamilan muda akan memberikan
hasil tes nagetif yang terlalu tinggi, sebaliknya pada kehamilan yang terlalu tua
mengakibatkan keterlambatan pengobatan pada mereka yang DM(. Aeberapa peneliti
menganjurkan penyaringan sebaiknya dimulai pada umur kehamilan -1 . -$ minggu. Pada
mereka yang mempunyai faktor risiko yang sangat men!urigakan sebaiknya penyaringan
dilakukan pada pertemuan pertama dan diulang kembali pada minggu gestasi ke- -1--$
apabila hasil tes negatif. 0onsensus P=60=>, menganjurkan penyaringan dilakukan sejak
pertemuan pertama dengan setiap pasien hamil.
1,+,*,11
3
CA,A PEN1A,INGAN
?erdapat dua ma!am !ara penyaringan yaitu satu tahap dan dua tahap. Penyaringan
satu tahap. adalah !ara "&'.2edangkan penyaringan dua tahap dikenal dengan !ara
'
K
2ulli)an-Mahan
1. Ca'a /HO
1,+,*,3
Penyaringan menurut "&' sama dengan populasi bukan wanita hamil. Dalam
keadaan berpuasa pada pagi hari, diambil !ontoh darah kemudian diberikan beban glukosa
3+ gram. 4ontoh darah berikutnya diperiksa dua jam setelah beban glukosa. 0riteria
diagnosis yaitu J 1-* mg/ atauCdan dua jam J -%% mg/. Lang mempunyai kadar glukosa
darah puasa antara 11%-1-* mg/ dan dua jam antara 11%--%% mg/ disebut toleransi
glukosa terganggu. 0husus untuk wanita hamil yang tergolong toleransi glukosa terganggu
pun harus dikelola sebagai DM.
2. Ca'a O
6
S"lli7an% Ma&an
?es ?antangan (lukosa (??(
1,+,3
4ara '
K
2ulli)an-Mahan terdiri atas dua tahap yaitu ??( dan ??('. 2emua wanita
hamil yang datang untuk penyaringan baik dalam keadaan puasa atau tidak diberikan beban
glukosa +% gram yang dilarutkan dalam -%% ml air dan segera diminum. 2atu jam kemudian
diambil !ontoh darah plasma )ena untuk periksa kadar glukosa darah. Apabila kadar
glukosa plasma )enaG
- B 11% mg/ maka tes dinyatakan negatif
- J 11% mg/ maka tes dinyatakan positif (!atatan@ ada yang menganggap pada keadaan
puasa J 15% mg/, keadaan tidak puasa J 11% mg/
- J -%% mg/ maka tidak perlu lagi melakukan ??(', tetapi langsung dianggap DM(
dan segera mendapat pengobatan.
?es ?oleransi (lukosa 'ral (??('
1,+,3
Persiapan untuk melakukan tes toleransi glukosa sama dengan persiapan pada
??(' pada umumnya. Pasien harus makan yang mengandung !ukup karbohidrat beberapa
hari sebelumnya. 2emalam sebelumnya harus berpuasa selama $-1- jam. ?es dilakukan
$
pada pagi hari dalam keadaan puasa. Diambil !ontoh darah kemudian diberikan minnum
glukosa 1%% gram yang dilarutkan dalam -%% ml air. Pengambilan !ontoh darah berikutnya
dilakukan pada satu, dua dan tiga jam setelah pemberian. 0adar normal adalah puasa B 1%+
mg/, satu jam B 1#% mg/, dua jam B 1*+ mg/ dan tiga jam 11+ mg/. Disebut DM(
apabila sedikitnya ditemukan dua angka yang abnormal.

Kese(a4atan PE,KENI
+
Pada pertemuan P=60=>,, untuk kemudahan dipakai !ara penyaringan satu tahap
saja sesuai yang dianjurkan "&', dengan modifikasi glukosa darah yang diperiksa hanya
glukosa darah - jam sesuai beban glukosa 3+ gram, kriteria diagnosis sesuai dengan "&'.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan DM( sebaiknya dilaksanakan se!ara terpadu antara seorang ahli
penyakit dalam, ahli obstetri, ahli gi8i dan dokter spesialis anak. ?ujuan pengobatan adalah
untuk menurunkan angka kesakitan maternal, kesakitan dan kematian perinatal dan hanya
dapat ter!apai apabila keadaan normoglikemia di!apai dan dipertahankan selama kehamilan
sampai persalinan.
+,1*
2asaran normoglikemia pada DM( adalah kadar glukosa plasma )ena puasa
B 1%+ mg/ dan dua jam sesudah makan B 1-% mg/. Intuk men!apainya dapat dilakukan
dengan @
1,+,*,3,1$
a. Pengaturan diet yang sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh ahli gi8i.
b. Memantau glukosa darah sendiri di rumah dan edukasi
!. Pemberian insulin bila belum ter!apai normoglikemia dengan diet
Penat"'an )iet
+,3,11,1$
Diet merupakan tahap awal penting pada penatalaksanaan DM( dan bertujuan
a men!apai normoglikemia dan
b untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal.
Perlu selalu diingat bahwa menyusun diet pada DM( tidak semata-mata untuk
men!apai normoglikemia, tetapi pengaturan diet baik jumlah kalori maupun komposisi
#
makanan harus diperhitungkan untuk pertumbuhan janin agar menghasilkan bayi yang
sehat.
1. Mumlah kalori dan komposisi makanan
Mumlah kalori yang dibutuhkann antara 5%-5+ k!alCkg berat badan ideal yang
diperhitungkan dengan menggunakan indeks Aro!a (1$%% . -+%% k!alChari. Mumlah kalori
ini terdiri atas *%-3%/ hidrat arang, 1%-1+/ protein dan sisanya lemak -%--+/. Mumlah
kalori tersebut diberikan dalam enam kali makan .
-. Memantau diabetes terkendali
Di klinik yang maju, semua pasien DM( diajar untuk memantau glukosa darah
sendiri di rumah. Pemantauan glukosa darah mandiri (P(DM tampaknya lebih unggul
dibandingkan pemantauan intermiten di rumah sakit. P(DM dianjurkan bagi pasien dengan
pengobatan insulin atau pemi!u sekresi insulin. &al ini mempermudah men!apai
normoglikemia dan bagi mereka yang mendapat tambahan insulin akan memberikan
keuntungan untuk men!egah reaksi hipoglikemia berat. "aktu pemeriksaan P(DM
ber)ariasi tergantung pada terapi. "aktu yang bermanfaat untuk pemantauan adalah saat
sebelum makan dan waktu tidur (untuk menilai risiko hipoglikemia, - jam setelah makan
(menilai ekskursi maksimal glukosa selama sehari, diantara siklus tidur (untuk menilai
adanya hipoglikemia nokturnal yang kadang tanpa gejala, dan ketika mengalami gejala
seperti hypoglicemic spells Disamping itu dilakukan juga pemeriksaan &bA1! se!ara
berkala setiap $ - 1- minggu untuk menilai efek terapi sebelumnya. 0riteria pengendalian
DM baik bila &bA1! B *,+/, sedang bila *,+ . $/ dan buruk bila D $/. Pemeriksaan
dianjurkan sedikitnya - kali setahun
1,+,3,11
5. ,nsulin
Mika dengan pengaturan makan selama dua minggu tidak men!apai sasaran
normoglikemia maka insulin harus segera dimulai. Pasien DM( yang ditemukan setelah
umur kehamilan -$ minggu dengan kadar glukosa darah puasa. D 15% mg/ dianjurkan
agar segera dimulai dengan insulin oleh karena pengobatan setelah 5% minggu sulit untuk
men!egah hiperplasia sel beta dan hiperinsulinemia janin.
+
1%
Imumnya insulin dimulai dengan dosis ke!il, dan meningkat dengan meningkatnya
usia kehamilan. ,nsulin yang dipakai adalah human insulin. DM( dengan hiperglikemia
hanya pada pagi hari, !ukup diberikan suntikan insulin kerja menengah sebelum tidur
malam. Pasien dengan hiperglikemia pada keadaan puasa maupun sesudah makan diberikan
insulin kombinasi kerja menengah dan kerja !epat, pagi dan sore hari. Dosis insulin
diperkirakan antara %,+-1,+ ICkg berat badan, -C5 diberikan pagi hari dan 1C5 pada sore
hari. &anya pada keadaan tertentu dimana belum terkendali dengan pemberian - kali perlu
diberikan 1 kali sehari yaitu 5 kali insulin kerja !epat N jam sebelum makan dan insulin
kerja menengah pada malam hari sebelum tidur
4ara Pemberian ,nsulin Aerdasarkan 0adar (lukosa Darah 2etelah (agal Dengan Diet
0adar glukosa darah Pemberian insulin
3.%% 15.%% 1#.%% --.%%
(DP tinggi, - jam sesudah makan - - - M
normal
(DP dan - jam sesudah makan
tinggi 4 . M 4 . M
atau
4 4 4 M
4atatan @ 4 @ ,nsulin kerja !epat
M @ ,nsulin kerja menengah
0ombinasi insulin kerja !epat dan menengah biasanya diberikan -C5 dosis pagi
dan 1C5 dosis sore hari
PENANGANAN OBSTET,I
?ujuan penanganan obstetri ibu DM( pada trimester tiga kehamilan adalah untuk
men!egah terjadinya 0MD6 dan asfiksia dan juga meminimalkan morbiditas meternal yang
berhubungan dengan persalinan.
Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan @
1$
- Pengukuran tinggi fundus uteri.
- Mendengarkan denyut jantung janin se!ara khusus memakai ultrasonografi (I2( dan
kardiotokografis (0?(.
- Penilaian menyeluruh janin dilakukan dengan skor fungsi dinamik janin plasenta (9DMP.
2kor B + merupakan tanda gawat janin. Penilaian ini dilakukan setiap minggu
sejak umur kehamilan 5* minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat
(PM? dan gawat janin merupakan indikasi untuk malakukan persalinan se!ara seksio
11
sesarea.
- Pada saat seksio sesarea, penatalaksanaan ibu DM( dikerjakan seperti yang la8im pada
pasien DM dengan pembedahan
- Manin yang sehat (skor 9DMP D * dapat dilahirkan pada umur kehamilan 5$ minggu
dengan persalinan biasa. Memperpanjang umur kehamilan

akan meningkatkan insidens
fetal
makrosomia dan seksio sesarea sehingga dianjurkan persalinan pada umur kehamilan 5$
minggu. ,bu hamil DM(
tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya terkendali baik, namun harus selalu
diperhatikan gerak janin (normal D 1- kaliC1- jam.
- Aayi dari ibu yang DM( memerlukan perawatan khusus.
- Aila diperlukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis dahulu untuk
memastikan kematangan paru janin (bila umur kehamilan B 5$ minggu.
- 0ehamilan dengan DM( yang berkomplikasi (hipertensi, preeklampsia, kelainan
)askuler infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis, moniliasis harus dirawat sejak umur
kehamilan 51 minggu. Pasien DM( yang berkomplikasi biasanya memerlukan insulin.
Imumnya kadar gula darahnya mudah terkendali, ke!uali jika ada komplikasi.
PENANGANAN BA1I DA,I IBU DMG
1$,1#
Aayi dari ibu DM( harus dikelola sejak lahir dan di!egah terjadinya hipoglikemia
ditambah dengan pemeriksaan laboratorium yang penting untuk menegakkan diagnosis
adanya kelainan pada bayi tersebut, yaitu @
- 0adar glukosa serum tali pusat
selanjutnya ketika bayi berumur 1,-,1,$,1-,-1,5* dan 1$ jam. Apabila kadar glukosa darah
dengan refle!tan!e meter B 1+ mgCdl, harus diperiksa kadar glukosa serum.
- 0adar kalsium dan magnesium
harus diperiksa pada umur *, 1-, -1, dan 1$ jam.
- &ematokrit
harus diperiksa dari tali pusat dan selanjutnya pada umur 1 dan -1 jam.
- 0adar serum bilirubin
1-
harus diperiksa bila bayi tampak kuning.
0emungkinan . kemungkinan yang dapat terjadi pada janin dan bayi dari ibu diabetes,
yaitu@ makrosomia, kematian janin, trauma lahir dan asfiksia neonatal, penyakit membrana
hialin, kelainan bawaan, hipoglikemia, hopokalsemia dan hipomagnesemia,
hiperbilirubinemia, polisitemia trombosis )ena renalis.
PEMANTAUAN LAN8UT
!he "ourth #or$shop%Conference menyarankan agar semua wanita DM(
dilakukan tes toleransi glukosa oral 3+ gram 1-* minggu setelah persalinan dan selanjutnya
setiap * bulan sekali. 2aran dilakukannya follo&%up postpartum karena +%/ penderita
DM( akan berkembang menjadi DM tipe - dalam + --% tahun.
-,$
Perlindungan obstetri
melalui pemakaian kontrasepsi harus diterapkan pada penderita DM(. 0ontrasepsi oral
=strogen-Progesteron dosis rendah atau alat kontrasepsi dalam rahim (AD6 dapat
dianjurkan pada penderita ini bila tidak ada kontra indikasi lainnya.
-,1,*,$


La($'an Kas"s
>y. M, 55 thn, (,EP%A,,,, datang ke poliklinik obstetri 62"2 dengan keluhan
nyeri perut tembus belakang dan anak dirasakan kurang goyang dan riwayat abortus 5 kali.
Dari anamnesis diketahui &P&? tgl 13 -1- --%%-, riwayat pemeriksaan antenatal teratur,
riwayat abortus 5 kali berturut-turut tanpa sebab yang jelas, menikah selama 5 tahun.
6iwayat penyakit DM dalam keluarga (O, riwayat gula darah tinggi sebelum hamil (-.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum baik, sadar, ? @ 1-%C$% mm&g,
> @ #%; Cmnt, 2 @ 5*,#
%
4, P @ -%;Cmnt. Pemeriksaan luar @ didapatkan ?9I 1 jari bawah
prosesus ;ifoideus, situs anak memanjang, punggung kanan, bagian terendah kepala, &is
(O, DMM @ 1--1--11 ?AM @ 1%13 gr.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan )ul)a, )agina tidak ada kelainan, porsio lunak,
pembukaan 1 !m, ketuban (O. Aagian terendah kepala, ubun-ubun ke!il belum dapat
dinilai, kepala belum masuk pintu atas panggul, panggul dalam kesan !ukup disertai
pelepasan lendir. Diagnosis @ (,EP%A,,,, gra)id 5* minggu * hari, inpartu kala , fase laten
O hidramnion O DM gestasional.
15
I2( obstetri @ tampak janin tunggal, letak kepala, pu-ki, DMM (O, gerakan (O,
dengan biometri janin @ diameter biparietal @ $,$ !m, panjang femur @ *,# !m, lingkar perut @
53,* !m, indeks !airan amnion -3 !m, plasenta di !orpus anterior grade ,-,,. 0esimpulan @
hamil tunggal hidup, letak kepala, sesuai umur kehamilan 5*-53 minggu O hidramnion.
Pemeriksaan laboratorium @ darah rutin dalam batas normal, kimia darah @ asam urat
#,1 mgCdl, pemeriksaaan gula darah plasma puasa @ 11* mgCdl, 1 jam -*+ mgCdl, - jam -+5
mgCdl. Contraction stress test (42? @ baseline@ 1+% dpm, )ariabilitas @ 5-+ dpm,
akselerasi @ (-, deselerasi @ (- gerakan @ ? @ 5; C 5% mnt, M @ -; C 5% mnt, kontraksi @ -; C
1% mnt, 42? kesan @ men!urigakan. Dilakukan 42? ulangan O resusitasi intra uterin namun
hasilnya tetap men!urigakan
Dilakukan tindakan resusitasi intra uterin kemudian seksio sesarea segera. &asil
bagi perempuan, AA@ 1%1% gr, PA @ 1# !m dengan nilai Apgar $C1%. Dilakukan pengaturan
diet oleh bagian gi8i 62"2 dan kontrol gula darah setelah operasi, normal. Diagnosis akhir
partus aterm O hidramnion O DM( O anak besar. 2etelah + hari perawatan ibu dan bayi
pulang dalam keadaan baik. Dianjurkan untuk kontrol gula darah pada mingg 1-* post
partum namum penderita tidak datang.
Pada kasus ini diagnosis DM( ditegakkan berdasarkan pemeriksaan gula darah
pada kunjungan pertama di poliklinik saat umur kehamilan 5* minggu * hari dan tidak
didapatkan riwayat DM sebelum hamil. Adanya riwayat abortus 5 kali dan hidramnion
pada pemeriksaan I2( mengarahkan pada diagnosis DM gestasi. &al ini terbukti setelah
dilakukan pemeriksaan skrining DM dengan !ara "&' ternyata hasilnya positif. 2aat
dilakukan 42?, hasilnya men!urigakan, dan diulangi disertai dengan resusitasi intra uterine
hasilnya tetap sama, akhirnya dianjurkan untuk dilakukan seksio sesarea mengingat janin
yang kemungkinan makrosomia dan ibu dengan riwayat obstetri yang buruk. Dilakukan
kontrol gula darah tiap hari setelah operasi ternyata normal. &al ini membuktikan bahwa
pasien ini DM gestasi.
11
DAFTA, PUSTAKA
1. Adam MM9, editor. 2krining diabetes mellitus pada kehamilan.
Dalam @=ndokrinologi praktis. Diabetes mellitus, tiroid, hiperlipidemi. Ijung
PandangG P?. 'rganon .1#$# hal. 1%+ . 15.
-. 4unningham 9(, (ilstrap 74, (ant >9, &auth M4, 7e)eno 0M, "enstrom 0D.
Diabetes. ,n @ "illiams 'bstetri!s.-1
st
ed. >ew Lork@ M! (r&illG-%%1.p.15+# . $1.
5. Dutta D4. (estational Diabetes. ,n @ 0onar &, editor. ?e;t book of obstetri!s in!luding
perinatology and !ontra!ep!ion. 1
th
ed. 4al!utta @ >ew !entral book agen!y (p7td
G1##$. p. 5%1 . -
1. Diabetes forum. ?reatment gestational diabetes mellitus. A)alaible from @ diabetes-
forum.netC!gi-binCdisplayPengine.plQ!ategoryPidH*R!ontentPidChtml.A!!essed
2eptember -$, -%%5.
+. Adam MM9. Diagnosis dan penatalaksanaan diabetes mellitus gestasional. Dalam @ >oer
&M2 at al, eds. Auku ajar ilmu penyakit dalam. Milid ,. =disi 5. Makarta @ Aalai
penerbit 90I,. 1##*. hal. *3+ . $%.
*. ?he new england journal of medi!ine. Eol. 511 no. -5, De!. 1###. (estational diabetes
mellitus.A)alaible from @ httpCwww. med.m!.ntu.edu.twCStmCjournalC-%%%C%51%.html.
A!!essed 2eptember -#, -%%5.
3. More ?6. Diabetes mellitus and pregnan!y. A)alaible from @ httpCwww.
e-medi!ine.!om. A!!essed 2eptember +, -%%5.
$. "iknjosastro (&, &udono 2?. Penyakit endokrin Dalam @ "iknjosastro & 2aifuddin
AA, 6a!himhadhi ?, editor. ,lmu kebidanan. =disi 5. Makarta @ Layasan bina pustaka
2arwono PrawirohardjoG 1##3. hal. +1$ - 5%
#. More ?6. Diabetes in pregnan!y. ,n @ 4reasy 60, 6esnik 6, editors. Maternal fetal
medi!ine prin!iples and pra!ti!e. 5
rd
ed. Philadelphia. "A 2ounders !ompanyG
1##1. p. #51 . 31.
1%. Darmono. Diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus. Dalam @ >oer &M2 at al, eds.
Auku ajar ilmu penyakit dalam. Milid ,. =disi 5. Makarta @ Aalai penerbit 90I,. 1##*.
hal. +#% . 1.
11. 0onsensus pengelolaan diabetes melitus di ,ndonesia. Perkumpulan =ndokrinologi
,ndonesia (P=60=>,. ?ahun -%%-.
1-. Adam MM9. 0lasifikasi diabetes mellitus dengan kehamilan. Dalam @ =ndokrinologi
Praktis. Diabetes mellitus, tiroid, hiperlipidemi. Ijung PandangG P?. 'rganon @
1#$#. hal. #3 - 1%1.
15. Aenson 64. Diabetes mellitus. ,n @ 4urrent 'bstetri! R (yne!ologi! Diagnosis R
?reatment. +
th
ed. 4alifornia @ 7ange medi!al publi!ationsG 1#$1. p. #%1-*.
11. (abbe 2(. Diabetes mellitus. ,n @ Tueenan M? editor. Management of high-risk
pregnan!y. Aoston. Ala!kwell s!ientifi! publi!ations @ 1##1. p. -*5 . 3
1+. 2ambo AP. Diagnosti! !riteria of diabetes mellitus. ,n @ >askah lengkap simposium
diabetes mellitus dan dislipidemi. Makassar. &otel 2edona, 1- . 15 'ktober -%%-.
Perkumpulan =ndokrinologi ,ndonesia !abang Makassar. -%%-. p. 1 . 1+.
1+
1*. Adam MM9. Dete!ting the asymptomati! hypergly!emia, the role of general
pra!titioner. ,n @ >askah lengkap simposium diabetes mellitus dan dislipidemi.
Makassar. &otel 2edona, 1- . 15 'ktober -%%-. Perkumpulan =ndokrinologi
,ndonesia !abang Makassar. -%%-. p. 1$--3
13. Diabetes forum. Pregnan!y and diabetes mellitus. A)alaible from @ httpCwww.
diabetesforum.netC!gibinCdisplayPengine.plQ!ategoryPidH15R!ontentPidH-%3.
A!!essed 2eptember -#, -%%5.
1$. 2aifuddin AA, Adriaan8 (, "iknjosastro (&, "aspodo D. Diabetes mellitus
gestasional. Dalam @ Auku a!uan nasional pelayanan kesehatan meternal
dan neonatal. Makarta@ M>P006-P'(, bekerjasama dengan yayasan bina pustaka.
2arwono PrawirohardjoG -%%1. hal. -#% . #.
1#. &olt 6,, (oddard M6, 4larke P, 4oleman MA. A postnatal fasting plasma glu!ose is
useful in determining whi!h women with gestational diabetes should undergo
a postnatal oral glu!ose toleran!e test. Diabet Med. -%%5. Mul G -%(3 @ +#1 . $.
-%. Madjid DA. Masalah bayi dari ibu diabetes mellitus. Dalam @ Adam MM9, editor.
=ndokrinologi praktis. Diabetes mellitus, tiroid, hiperlipidemi.Ijung Pandang.
P? 'rganon @ 1#$#. hal. 1-% . *.
1*

You might also like