You are on page 1of 17

BRONKIOLITIS

Definisi
1,2
Bronkiolitis adalah suatu peradangan pada bronkiolus (saluran udara yang
merupakan percabangan dari saluran udara utama/bronkus), yang biasanya disebabkan
oleh infeksi virus. Bronkiolitis biasanya menyerang anak yang berumur di bawah 2
tahun.
1,2
Epidemiologi
1,2,3
Bronkiolitis sering mengenai anak usia dibawah 2 tahun, paling sering terjadi
pada usia 2! bulan. "nsiden tertinggi pada bayi usia # bulan. $embilan puluh lima persen
kasus terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun dan %&' di antara nya terjadi pada
anak berusia di bawah ( tahun. )ada daerah yang penduduknya padat insiden bronkiolitis
oleh karena Respiratory Syncitial Virus (*$+) terbanyak pada usia 2 bulan. ,akin muda
umur bayi menderita bronkiolitis biasanya akan makin berat penyakitnya. Bayi yang
menderita bronkiolitis berat mungkin oleh karena kadar antibodi maternal (maternal
neutrali-ing antibody) yang rendah. "nsiden infeksi *$+ sama pada laki"aki dan wanita.
.ouden menyatakan bahwa bronkiolitis terjadi (.2& kali lebih banyak pada anak lakilaki
daripada anak perempuan. Bronkiolitis berat lebih sering terjadi pada laki"aki. $elain itu
bronkiolitis juga merupakan penyebab tersering perawatan rumah sakit pada bayi di
bawah usia ( tahun, terutama pada bayi usia antara 2 sampai # bulan. Bronkiolitis
merupakan (%' dari semua kasus perawatan di rumah sakit pada bayi.
Etiologi
1
Bronkiolitis terutama disebabkan oleh Respiratory Syncitial Virus (*$+), #/0
1/' dari kasus, dan sisanya disebabkan oleh virus )arainfluen-ae tipe (,2, dan 2,
"nfluen-ae B, 3denovirus tipe (,2, dan &, atau ,ycoplasma. *$+ adalah penyebab
utama bronkiolitis dan merupakan satusatunya penyebab yang dapat menimbulkan
epidemi. "nfeksi *$+ menyebabkan bronkiolitis sebanyak 4&'1/' dan menyebabkan
pneumonia sebanyak 4/'.
(
Fakto Resiko
1,2,!
5aktor resiko terjadinya bronkiolitis adalah usia kurang dari # bulan, prematur,
jenis kelamin lakilaki, status sosial ekonomi rendah, jumlah anggota keluarga yang
besar, perokok pasif, berada pada tempat penitipan anak atau ke tempattempat umum
yang ramai, rendahnya antibodi maternal terhadap *$+, dan bayi yang tidak
mendapatkan air susu ibu. *$+ menyebar melalui droplet dan inokulasi/kontak
langsung, seseorang biasanya aman apabila berjarak lebih 2 meter dari seseorang yang
menderita infeksi *$+. 6roplet yang besar dapat bertahan di udara bebas selama # jam,
dan seorang penderita dapat menularkan virus tersebut selama (/ hari. 6i negara dengan
4 musim, bronkiolitis banyak terdapat pada musim dingin sampai awal musim semi, di
negara tropis pada musim hujan.
"atogenesis dan "atofisiologi
1,2
*$+ adalah single stranded *73 virus yang berukuran sedang (!/2&/nm),
termasuk paramy8ovirus. 9erdapat dua glikoprotein permukaan yang merupakan bagian
penting dari *$+ untuk menginfeksi sel, yaitu protein : (attachment protein )yang
mengikat sel dan protein 5 (fusion protein) yang menghubungkan partikel virus dengan
sel target dan sel tetangganya. ;edua protein ini merangsang antibodi neutralisasi
protektif pada host. 9erdapat dua macam strain antigen *$+ yaitu 3 dan B. *$+ strain
3 menyebabkan gejala pernapasan yang lebih berat dan menimbulkan sekuele. ,asa
inkubasi *$+ 2 & hari. +irus bereplikasi di dalam nasofaring kemudian menyebar dari
saluran nafas atas ke saluran nafas bawah melalui penyebaran langsung pada epitel
saluran nafas dan melalui aspirasi sekresi nasofaring. *$+ mempengaruhi sistem saluran
napas melalui kolonisasi dan replikasi virus pada mukosa bronkus dan bronkiolus yang
memberi gambaran patologi awal berupa nekrosis sel epitel silia. 7ekrosis sel epitel
saluran napas menyebabkan terjadi edema submukosa dan pelepasan debris dan fibrin
kedalam lumen bronkiolus.
(
2
+irus yang merusak epitel bersilia juga mengganggu gerakan mukosilier, mukus
tertimbun di dalam bronkiolus . ;erusakan sel epitel saluran napas juga mengakibatkan
saraf aferen lebih terpapar terhadap alergen/iritan, sehingga dilepaskan beberapa
neuropeptida (neurokinin, substance )) yang menyebabkan kontraksi otot polos saluran
napas. )ada akhirnya kerusakan epitel saluran napas juga meningkatkan ekpresi
Intercellular Adhesion Molecule-1 ("<3,() dan produksi sitokin yang akan menarik
eosinofil dan selsel inflamasi. =adi, bronkiolus menjadi sempit karena kombinasi dari
proses inflamasi, edema saluran nafas, akumulasi selsel debris dan mukus serta spasme
otot polos saluran napas. 3dapun respon paru ialah dengan meningkatkan kapasitas
fungsi residu, menurunkan compliance, meningkatkan tahanan saluran napas, dead space
serta meningkatkan shunt. $emua faktorfaktor tersebut menyebabkan peningkatan kerja
sistem pernapasan, batuk, whee-ing, obstruksi saluran napas, hiperaerasi, atelektasis,
hipoksia, hiperkapnea, asidosis metabolik sampai gagal napas. ;arena resistensi aliran
udara saluran nafas berbanding terbalik dengan diameter saluran napas pangkat 4, maka
penebalan dinding bronkiolus sedikit saja sudah memberikan akibat cukup besar pada
aliran udara. 3palagi diameter saluran napas bayi dan anak kecil lebih sempit. *esistensi
aliran udara saluran nafas meningkat pada fase inspirasi maupun pada fase ekspirasi.
(

$elama fase ekspirasi terdapat mekanisme klep hingga udara akan terperangkap
dan menimbulkan overinflasi dada. +olume dada pada akhir ekspirasi meningkat hampir
2 kali di atas normal. 3telektasis dapat terjadi bila obstruksi total. 3nak besar dan orang
dewasa jarang mengalami bronkiolitis bila terserang infeksi virus. )erbedaan anatomi
antara paruparu bayi muda dan anak yang lebih besar mungkin merupakan kontribusi
terhadap hal ini. *espon proteksi imunologi terhadap *$+ bersifat transien dan tidak
2
lengkap. "nfeksi yang berulang pada saluran napas bawah akan meningkatkan cumulatif
immunity sehingga pada anak yang lebih besar dan orang dewasa cenderung lebih tahan
terhadap infeksi bronkiolitis dan pneumonia karena *$+.
(
)enyembuhan bronkiolitis akut diawali dengan regenerasi epitel bronkus dalam
24 hari, sedangkan regenerasi dari silia berlangsung lebih lama dapat sampai (& hari.
=aringan mati (debris) akan dibersihkan oleh makrofag.
(,2
#am$aan Klinis dan "emeiksaan Fisik
1,2,3,!
,ulamula bayi menderita gejala "$)3 atas ringan berupa pilek yang encer dan
bersin. :ejala ini berlangsung beberapa hari, kadangkadang disertai demam dan nafsu
makan berkurang. (2 hari kemudian timbul distres nafas yang ditandai oleh batuk
paroksismal, whee-ing, sesak napas. Bayibayi akan menjadi rewel, muntah serta sulit
makan dan minum. Bronkiolitis biasanya terjadi setelah kontak dengan orang dewasa
atau anak besar yang menderita infeksi saluran nafas atas yang ringan. Bayi mengalami
demam ringan atau tidak demam sama sekali dan bahkan ada yang mengalami hipotermi.
(,2,2
)emeriksaan fisik pada anak yang mengarah ke diagnosis bronkiolitis adalah
takipnea, takikardi, peningkatan suhu di atas 2!,&<. 9erjadi distres nafas dengan
frekuensi nafas lebih dari #/ kali per menit, kadangkadang disertai sianosis. 9erdapat
nafas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi. *etraksi biasanya
tidak dalam karena adanya hiperinflasi paru (terperangkapnya udara dalam paru).
>bstruksi saluran respirasi bawah akibat respon inflamasi akut akan menimbulkan gejala
ekspirasi yang memanjang, whee-ing yang dapat terdengar dengan ataupun tanpa
stetoskop, serta terdapat ronkhi basah halus/crackles yang terdengar pada akhir atau
permulaan ekspirasi. )ada keadaan yang berat sekali, suara pernafasan hampir tidak
terdengar karena kemungkinan obstruksi hampir seluruh bronkiolus. ?epar dan lien
teraba akibat pendorongan diafragma karena tertekan oleh paru yang hiperinflasi. )ada
beberapa pasien dengan bronkiolitis didapatkan konjungtivitis ringan, otitis media serta
faringitis.3da bentuk kronis bronkiolitis, biasanya disebabkan oleh karena adenovirus
atau inhalasi -at toksis (hydrochloric, nitric acids ,sulfur dio8ide).
(,2,2,4
4
"emeiksaan "en%n&ang
1,2
:ambaran radiologik mungkin masih normal bila bronkiolitis ringan. *ontgen
foto toraks 3) (anteroposterior) dan lateral menunjukkan hiperinflasi paru, diameter
anteroposterior membesar pada foto lateral, dapat terlihat bercak konsolidasi yang
tersebar dan paruparu dalam keadaan hiperaerasi (mengembang). 6ikatakan hiperaerasi
apabila kita mendapatkan siluet jantung yang menyempit, jantung terangkat, diafragma
lebih rendah dan mendatar, diameter anteroposterior dada bertambah, ruang retrosternal
lebih lusen, iga horisontal, pembuluh darah paru tampak tersebar. Bisa juga didapatkan
bercakbercak yang tersebar, mungkin atelektasis (patchy atelectasis ) atau pneumonia
(patchy infiltrates).
(,2
9es laboratorium rutin tidak spesifik. ?itung lekosit biasanya normal. =umlah
leukosit yang berkisar antara &.///24.///.)ada pasien dengan peningkatan lekosit
biasanya didominasi oleh ),7 dan bentuk batang. 3da subgrup penderita bronkiolitis
dengan eosinofilia.
(
3nalisa gas darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik maupun
metabolik.
(
@ntuk menentukan penyebab bronkiolitis, dibutuhkan pemeriksaan aspirasi atau
bilasan nasofaring. )ada bahan ini dapat dilakukan kultur virus tetapi memerlukan waktu
yang lama, dan hanya memberikan hasil positif pada &/' kasus. 3da cara lain yaitu
dengan melakukan pemeriksaan antigen *$+ dengan menggunakan cara imunofluoresen
atau A."$3. $ensitifitas pemeriksaan ini adalah !/1/'. @asapan nasofaring
menunjukkan flora normal.
(
Diagnosis Banding
2,3,'
6iagnosis banding bronkiolitis yang paling sering adalah asma bronkiale dan
bronkopneumonia. 6iagnosis banding bronkiolitis yang lain adalah aspirasi benda asing,
refluks gastroesophageal, sistik fibrosis, gagal jantung, miokarditis
2,&
;eadaan bronkiolitis harus dibedakan dengan asma yang kadangkadang juga
timbul pada usia muda. ,eskipun asma lebih sering terjadi pada anak yang berusia lebih
dari 2 tahun. Bayibayi dengan bronkiolitis mengalami whee-ing untuk pertama kalinya,
&
berbeda dengan asma yang mengalami whee-ing berulang. 3nak dengan asma akan
memberikan respon terhadap pengobatan dengan bronkodilator, sedangkan anak dengan
bronkiolitis tidak .
2,&
3nak yang menderita pneumonia juga terdapat batuk dengan nafas cepat, retraksi
dinding dada bagian bawah, demam, nafas cuping hidung dan ronkhi basah halus, tetapi
tidak ditemukan whee-ing sedangkan pada bronkiolitis ditemukan whee-ing.
2,&
"enatalaksanaan
1,2,3,!,'
)enderita resiko tinggi harus dirawat inap, diantaranyaB berusia kurang dari 2
bulan, prematur, kelainan jantung, kelainan neurologi, penyakit paru kronis, defisiensi
imun, distres napas. 9ujuan perawatan di rumah sakit adalah terapi suportif, mencegah
dan mengatasi komplikasi, atau bila diperlukan pemberian antivirus.
(,2,2
)rinsip dasar penanganan bronkiolitis adalah terapi suportif, yaitu B
(. >ksigenasi
9erapi oksigen harus diberikan kepada semua penderita kecuali untuk kasus
kasus yang sangat ringan. $aturasi oksigen menggambarkan kejenuhan afinitas
hemoglobin terhadap oksigen di dalam darah. >ksigen dapat diberikan melalui nasal
prongs (2 liter/menit), masker (minimum 4 liter/menit) atau head box
2. )emberian cairan untuk mencegah dehidrasi
)ada neonatus diberikan dekstrose (/' B 7a<l /,1' C 4 B (, D;<l (2
mAE/kgBB/hari. )ada yang berusia lebih dari ( bulan diberikan dekstrose (/' B 7a<l
/,1' C 2 B (, D;<l (/ mAE/&// ml cairan.
=umlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
(,4
2. @dara yang lembab
4. !rainase postural atau menepuk dada untuk mengeluarkan lendir
&. "stirahat yang cukup dan nutrisi yang adekuat.
Bronkiolitis ringan biasanya bisa rawat jalan dan perlu diberikan cairan peroral
yang adekuat. Bayi dengan bronkiolitis sedang sampai berat harus dirawat inap.
(,&
#
;eterlambatan dalam mengetahui virus *$+ atau virus lain sebagai penyebab
bronkiolitis dan menyadari bahwa infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi
sekunder dapat menjadi alasan untuk memberikan antibiotika. 3ntibiotika diberikan
apabila terdapat perubahan pada kondisi umum penderita, peningkatan lekosit atau
pergeseran hitung jenis, atau tersangka sepsis maka diperiksa kultur darah, urine, feses
dan cairan serebrospinal, secepatnya diberikan antibiotika yang memiliki spektrum luas.
)emberian antibiotik secara rutin tidak menunjukkan pengaruh terhadap perjalanan
bronkiolitis.
(

3pabila terdapat nafas cepat saja, pasien dapat rawat jalan dan diberikan
kotrimoksa-ol (4mg9,)/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksicilin (2&mg/kgBB/kali) 2
kali sehari, selama 2 hari.
&
3pabila terdapat tanda distress pernafasan tanpa sianosis tetapi anak masih bisa
minum, rawat di rumah sakit dan beri ampisilin/amoksisilin (2&&/ mg/kgBB/kali "+
atau ", setiap # jam), yang harus dipantau dalam 24 jam selama %2 jam pertama. Bila
anak memberi respon yang baik maka terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit
dengan amoksisilin oral (2& mg/kgBB/kali, 2 kali sehari) untuk 2 hari berikutnya. Bila
keadaan klinis memburuk dalam 24 jam, atau terdapat keadaan yang berat (tidak dapat
menyusu atau minum/makan, atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak
sadar, sianosis, distress pernafasan berat) maka ditambahan kloramfenikol (2&
mg/kgBB/kali ", atau "+ setiap ! jam) sampai keadaan membaik, dilanjutkan per oral 4
kali sehari sampai total (/ hari.
&
>batobat beta2 agonis sangat berguna pada penyakit dengan penyempitan
saluran napas karena menyebabkan efek bronkodilatasi, mengurangi pelepasan mediator
dari sel mast, menurunkan tonus kolinergik, mengurangi sembab mukosa dan
meningkatkan pergerakan silia saluran napas sehingga efektivitas dari mukosilier akan
lebih baik. 7ebulasi agonis beta2, misalnya salbutamol /,( mg/kg BB/dosis, diencerkan
dengan cairan normal saline, diberikan 4 0 # kali perhari. 9etapi pemakaiannya masih
kontroversial karena ada bronkiolitis selain terdapat proses inflamasi akibat infeksi virus
juga ada bronkospasme dibagian perifer saluran napas (bronkioli). Beta agonis dapat
meningkatkan mukosilier. $ering tidak mudah membedakan antara bronkiolitis dengan
serangan pertama asma. Afek samping nebulasi beta agonis yang minimal dibandingkan
epinefrin.
(
%
$chuh dkk (2//2) yang melakukan penelitian pada penderita bronkiolitis yang
rawat jalan mendapatkan hasil bahwa dengan pemberian deksametason oral ( mg/kg BB
mengurangi angka rawat inap penderita bronkiolitis. )enelitian metaanalisis tentang
penggunaan kortikosteroid sistemik pada bayi dengan bronkiolitis menunjukkan
perbaikan dalam hal gejala klinis, lama perawatan dan lama timbulnya gejala. $edangkan
American Academy of "ediatrics())" tidak merekomendasikan penggunaan
kortikosteroid pada bayi yang dirawat dirumah sakit dengan bronkiolitis. )emberian
kortikosteroid oral (mg/kgbb pada bayi usia ! mgg22 bulan dengan bronkiolitis sedang
berat, terdapat perbaikan klinis pada 4 jam pertama dan penurunan jumlah pasien yang
dirawat pada kelompok studi.
(
3ntivirus yang digunakan pada bronkiolitis adalah ribavirin. *ibavirin adalah
synthetic nucleoside analo#ue, menghambat aktivitas virus termasuk *$+. *ibavirin
menghambat translasi messen#er R$A (m*73) virus kedalam protein virus dan
menekan aktivitas polymerase R$A. 9iter *$+ meningkat dalam tiga hari setelah gejala
timbul atau sepuluh hari setelah terkena virus.
(
;arena mekanisme ribavirin menghambat replikasi virus selama fase replikasi
aktif, maka pemberian ribavirin lebih bermanfaat pada fase awal infeksi. Afektivitas
ribavirin sampai saat ini masih kontroversi. 6apat terjadi perbaikan $a>2, penurunan
penggunaan ventilasi mekanik, lama perawatan dirumah sakit lebih singkat, dan
perbaikan fungsi paru. 9etapi pada penelitian lain penggunaan ribavirin tidak
memberikan efek perbaikan.
(
;ekurangan dari terapi ribavirin harganya yang mahal, resiko terjadi toksisitas
pada pekerja. ,enurut 33) ((11#), ribavirin hanya direkomendasikan pada bronkiolitis
dengan kondisi spesifik.Bronkodilator )enggunaan bronkodilator untuk terapi
bronkiolitis telah lama diperdebatkan selama hampir 4/ tahun. 9erapi farmakologis yang
paling sering diberikan untuk pengobatan bronkiolitis adalah bronkodilator dan
kortikosteroid.
(
3nak yang dirawat di rumah sakit seharusnya diperiksa sedikitnya setiap 2 jam
oleh perawat dan oleh seorang dokter minimal satu kali sehari.
&
!
)encegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor paparan asap rokok dan
polusi udara, membatasi penularan terutama dirumah sakit misalnya dengan
membiasakan cuci tangan dan penggunaan sarung tangan dan masker, isolasi penderita,
menghindarkan bayi/anak kecil dari tempat keramaian umum, pemberian 3$",
menghindarkan bayi/anak kecil dari kontak dengan penderita "$)3.
(
1*1 "ognosis
2,3
$etelah ( minggu, biasanya infeksi akan mereda dan gangguan pernafasan akan
membaik pada hari ketiga. 3ngka kematian kurang dari ('.
,asa paling kritis adalah 4!%2 jam pertama.
2

=arang terjadi bronkiolitis ulang. ,ortalitas kurang dari ('. 3nak biasanya
meninggal karena jatuh dalam keadaan apnu yang lama, asidosis respiratorik yang tidak
terkoreksi atau karena dehidrasi yang disebabkan takipnu dan kurang makan dan minum.
2
Beberapa studi kohort menghubungkan infeksi bronkiolitis akut berat pada bayi
akan berkembang menjadi asma. $uatu studi kohort prospektif menemukan bahwa 22'
bayi dengan riwayat bronkiolitis akan berkembang menjadi asma pada usia 2 tahun,
dibandingkan dengan (' pada kelompok kontrol.
2
+NI,ERSIT)S )ND)L)S
F)K+LT)S KEDOKTER)N
KE")NITER))N KLINIK ROT)SI T)-)" II
$939@$ )3$"A7
(. "dentitas )asien
a. 7ama/;elamin/@mur B 3syifa/)erempuan/2( bulan
b. )ekerjaan/pendidikan B Belum bekerja/Belum sekolah
c. 3lamat B =ln.Bahari 7o. 423 )adang.
2. .atar belakang sosialekonomidemografilingkungan keluarga
a. $tatus )erkawinan B Belum menikah
1
b. =umlah anak/saudara B
c. $tatus ekonomi keluarga B
;urang mampu, )enghasilan ayah F*p. (.///.///,. "bu tidak bekerja
d. ;B B
e. ;ondisi *umah B
9inggal di rumah nenek. *umah permanen, pekarangan sempit
+entilasi baik, jumlah kamar 4 buah.
$umber air minum air )63,
.istrik ada.
)asien memiliki 2 G< di rumah dan septitank tidak ada.
$ampah dibuang ke tempat sampah lalu d angkut oleh petugas.
;esan B hygiene dan sanitasi kurang.
2. ;ondisi lingkungan keluarga
)asien sedang tinggal dirumah nenek jumlah penghuni 4 orang. 9inggal
bersama orang tua, nenek.
3yah pasien adalah seorang perokok.
)asien tinggal di daerah kota yang padat penduduk.
4. 3spek psikologis keluarga
?ubungan pasien dengan keluarganya baik.
(/
&. *iwayat penyakit dahulu/penyakit keluarga (alloanamnesis dari ibu kandung)
9idak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. 9api pasien
sering pilek dan kadang batuk sejak berusia ( tahun. Biasanya berobat ke
bidan dan keluhan berkurang.
9idak ada riwayat menderita galigato, mata merah dan gatal kena
debu/udara dingin, alergi makanan, bersinbersin pagi hari hari
9idak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
9idak ada anggota keluarga yang menderita batuk/pilek.
)aman pasien telah dikenal menderita asma waktu kecil.
9idak ada anggota keluarga yang menderita galigato, mata merah dan
gatal kena debu/udara dingin, alergi makanan, bersinbersin pagi hari hari
#. *iwayat penyakit sekarang (alloanamnesis dari ibu kandung)
;eluhan @tama B sesak nafas meningkat sejak (/ jam yang lalu.
*)$ B
$esak nafas sejak ( hari yang lalu, tidak berbunyi menciut, tidak dipengaruhi
cuaca, makanan, ataupun minuman, bertambah sesak sejak (/ jam yang lalu.
6emam sejak 2 hari yang lalu, tinggi, terus menerus, tidak menggigil, tidak
disertai kejang.
Batuk sejak 2 hari yang lalu, berdahak, pilek ada, hidung tersumbat ada.
,untah tidak ada.
*iwayat tersedak tidak ada.
*iwayat biring susu tidak ada.
*iwayat kontak dengan penderita batukbatuk lama tidak ada.
((
*iwayat kontak dengan binatang, unggas mati mendadak tidak ada.
Buang air kecil jumlah dan warna biasa.
Buang air besar jumlah dan konsistensi biasa.
;eluhan ini belum pernah di obati.
Ri.a/at Kela0ian
.ahir spontan ditolong bidan, langsung menangis, riwayat biru dan kuning sejak
lahir tidak ada. Berat badan lahir dan panjang badan lupa.
Ri.a/at makanan dan min%man
Bayi
3$" B sejak lahir sampai sekarang
Biscuit B umur # bulan
7asi tim B umur # bulan
3nak
,akanan utamaB 28 sehari
H "kan B 28 seminggu
H 9elur /tahu/tempeB 28 seminggu
H $ayur mayur B &8 seminggu
;esan B ;uantitas dan kualitas kurang
Ri.a/at Im%nisasi
B<: B umur 2 bulan (scar (D))
6)9?ib B 2 kali, umur 2 bulan, 2 bulan, 4 bulan.
)olio B 2 kali, umur 2 bulan, 2 bulan, 4 bulan.
<ampak B ( kali umur 1 bulan.
;esan B imunisasi dasar lengkap.
Ri.a/at "et%m$%0an Fisik Ri.a/at "ekem$angan 1ental
;etawa B 2 bulan "sap jempol B ada
(2
9engkurap B & bulan :igit kuku B tidak ada
6uduk B % bulan $ering mimpi B tidak ada
,erangkak B ! bulan ,engompol B ada
:igi pertama B ! bulan 3ktif sekali B tidak ada
Berdiri B (( bulan 3pati B tidak ada
Berjalan B (2 bulan
Bicara ( suku kata B (( bulan
;esan B perkembangan fisik dan mental normal.
%. )emeriksaan fisik
$tatus :eneralis
;eadaan umum B $akit sedang
;esadaran B <,<
7adi B (/! kali/menit
7afas B &# kali/menit
$uhu B 2%,#
/
<
BB B !,% kg
9B B !# cm
$tatus gi-i B BB/@ B !,% kg/((,# kg 8 (//'C %&'
9B/@ B !#cm/!2cm 8 (//'C (/2'
BB/9B B !,%kg/(2kg 8(//' C %2,& '
;esimpulanB gi-i kurang
(2
)emeriksaan sistemik B
;ulit B teraba hangat
;epala B ubunubun kecil menutup, bulat, simetris
*ambut B hitam dan tidak mudah di cabut
,ata B konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, refleks
cahaya D/D ukuran pupil 2mm
9elinga B tidak ada kelainan
?idung B nafas cuping hidung(D)
,ulut B mukosa mulut dan bibir basah
9ernggorok B tonsil 9(9( tidak hiperemis, faring tidak hiperemis
)aru
"nspeksi B normochest, simetris, tidak ada retraksi epigastrium
)alpasi B fremitus normal kiriCkanan
)erkusi B sonor
3uskultasi B suara nafas bronkovesikuler, ronki basah halus nyaring (D/D),
whee-ing (D/D)
=antung
"nspeksi B iktus cordis tidak terlihat
)alpasi B iktus cordis teraba ( jari medial linea mid clavikula sinistra *"<
+
)erkusi B batas jantung sukar dinilai
3uskultasi B irama teratur, bising /
(4
3bdomen
"nspeksi B distensi tidak ada
)alpasi B supel, hepar dan lien tidak teraba
)erkusi B timpani
3uskultasi B bising usus(D) normal
Akstremitas B akral hangat, perfusi baik
!. .aboratorium anjuranB 6arah rutin, roentgen toraks.
1. 6iagnosis kerja B Bronkiolitis dan :i-i kurang
(/. 6iagnosis Banding B 3sma bronkhial serangan pertama
Bronkopneumonia
((. ,anajemen
)reventif B
?indari faktor paparan asap rokok, debu, dan polusi udara.
,enghindarkan bayi/anak dari tempat keramaian umum dan kontak dengan
penderita "$)3.
,enjaga kebersihan diri dan lingkungan.
,elanjutkan pemberian 3$" dan memberi susu tambahan.
,enjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh.
)romotif B
,emberi edukasi kepada keluarga tentang penyakit, penatalaksanaan penyakit
dan komplikasi.
Adukasi kepada keluarga agar tidak merokok di dekat pasien.
Adukasi pada keluarga untuk membawa anak ke posyandu setiap bulan untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
(&
;uratif (resep)B
;otrimoksa-ol sirup 24/ mg 28( sendok teh
$albutamol tab 282 mg
)uyer B) "" 28(
*ehabilitatif B
;onsul ke bagian gi-i puskesmas
;ontol teratur ke )uskesmas atau jika gejala bertambah berat (sesak nafas
hebat, ada tarikan dinding dada saat bernafas) segera bawa ke *$/spesialis
3nak.
(2. )rognosis
Iuo ad vitam B bonam
Iuo ad sanam B bonam
Iuo ad functionam Bbonam
(#
6inas ;esehatan ;odya )adang
)uskesmas @lak ;arang
6okter B "ndah $uba
9anggal B (% 5ebruari 2/((
*/ ;otrimoksa-ol syr 24/ mg fls 7o. "
$ 2dd cth( J
*/ $albutamol tab 2 mg 7o. K
$ 2 dd tab ( J
*/ )arasetamol (2& mg
<9, /,! mg
Afedrin 2mg
:: 2& mg
,f. )ulv dtd 7o. K
$ 2 dd pulv ( J

D)FT)R "+ST)K)
1. 3nynomus. Bronkiolitis. 6iakses dari www.cppdocter.com, (( >ktober 2//1.
2. Lain $. Bronkiolitis. 6alamB Buku 3jar *espirologi 3nak. Adisi )ertama.
=akartaB "63"B 2//!B halB 222241.
2. )usponegoro ?, dkk. Bronkiolitis. 6alamB $tandar )elayanan ,edis ;esehatan
3nak. Adisi "B =akartaB "63"B 2//4B halB 24!2&/.
4. 3nynomous. Bronkiolitis. 6iakses dari www.medicastore.com, (( >ktober 2//1.
&. 9im 3daptasi "ndonesia. Bronkiolitis.6alam B )elayanan ;esehatan 3nak di
*umah $akit. <etakan"B =akarta B G?>B 2//1B halB 1#11.

You might also like