You are on page 1of 6

IMPAKSI

DEFINISI
Gigi impaksi adalah suatu gigi yang seluruhnya atau sebagian tidak tumbuh atau terhalang
oleh gigi lain atau tulang atau jaringan lunak sehingga tidak mencapai posisi anatomis yang
normal. Gigi yang paling sering muncul sebagai gigi impaksi adalah gigi molar ketiga rahang
bawah diikuti gigi molar ketiga rahang atas dan gigi caninus atas.











Gambar 1. Gigi impaksi

ETIOLOGI

Gigi impaksi terjadi karena beberapa faktor. Menurut Nodine, terjadinya gigi impaksi
disebabkan oleh proses evolusi. Dibandingkan manusia jaman purba, manusia modern
memiliki ukuran mandibula dan maksila yang lebih kecil. Pada rangka nenek moyang bangsa
Mesir, Eskimo, Aborigin, Indian tidak dijumpai gigi impaksi. Hal ini disebabkan karena jenis
makanan mereka yang dimasak dengan cara sederhana sehingga perlu gerakan pengunyahan
yang cukup bermakna bagi perkembangan rahang. Pada masa kini, sesuai dengan gaya hidup
yang serba praktis, diet modern umumnya tidak memerlukan banyak pengunyahan sehingga
kurang stimulus bagi pertumbuhan rahang. Hal ini menyebabkan ruangan dalam rongga
mulut tidak cukup untuk seluruh gigi.

Menurut Berger, penyebab gigi impaksi bersifat individual. Penyebabnya dapat
bersifat lokal maupun sistemik. Faktor lokal yang dapat menyebabkan gigi impaksi adalah:

1. Susunan gigi yang tidak teratur
2. Kepadatan tulang yang tinggi karena proses penuaan terlalu cepat
3. Penyakit infeksi lama yang menyebabkan perubahan struktur mukosa menjadi
jaringan fibrosa
4. Rahang kurang berkembang karena gangguan pada pusat pertumbuhan tulang pada
masa pertumbuhan
5. Gigi susu yang terlambat tanggal.
6. Gigi susu yang tanggal terlalu dini sehingga rahang tidak berkembang

Sedangkan keadaan sistemik yang dapat menyebabkan gigi impaksi adalah faktor
herediter dan miscegenation (perkawinan antara keluarga dekat) yang bersifat prenatal dan
penyakit-penyakit yang terjadi post natal seperti ricketsia, anemia, congenital syphilis, TBC,
disfungsi endokrin, dan malnutrisi. Beberapa kelainan yang jarang muncul juga dapat
menyebabkan terjadinya gigi impaksi seperti cleidocranial cysostosis, oxycephally, progeria,
achondroplasia, dan cleft palate.

KLASIFIKASI IMPAKSI M3

Klasifikasi Impaksi M3 Rahang Bawah

Untuk menegakkan diagnosa, Pell & Gregory dan Winter mengklasifikasikan gigi
impaksi molar ketiga rahang bawah berdasarkan 3 aspek, yaitu:

a. Hubungan gigi dengan ramus

Berdasarkan hubungannya dengan ramus mandibula, dibagi menjadi 3 kelas:

y Kelas I: jika ruangan antara distal M2 dan ramus lebih besar daripada jarak
mesial-distal M3.
y Kelas II: jika ruangan antara distal M2 dan ramus lebih kecil daripada jarak
mesial-distal M3.
y Kelas III: jika seluruh atau sebagian besar M3 terletak dalam ramus.



b. Kedalaman gigi dalam tulang

Berdasarkan kedalamannya dalam tulang, impaksi gigi M3 dibagi menjadi:

y Posisi A, bila bagian tertinggi M3 terletak sama tinggi atau di atas bidang
oklusal M2.
y Posisi B, bila bagian tertinggi M3 terletak di antara garis servikal dan bidang
oklusal M2.
y Posisi C, bila bagian tertinggi M3 terletak sama tinggi atau di bawah garis
M2.

c. Arah sumbu gigi M3 terhadap gigi M2

Berdasarkan arahnya terhadap sumbu gigi M2, impaksi gigi M3 dibagi menjadi:

y Mesioangular, bila sumbu gigi M3 mengarah ke mesial.






y Vertikal, bila sumbu gigi M3 dalam posisi vertical (sejajar M2)






y Horizontal, bila sumbu M3 dalam posisi horizontal.






y Inverted, bila gigi M3 dalam posisi terbalik.

y Distoangular, bila sumbu M3 mengarah ke distal.






y Bukoangular, bila sumbu M3 mengarah ke bukal.

y Lingoagular, bila sumbu M3 mengarah ke lingual.


Ketujuhnya dapat terjadi bersamaan dengan keadaan:
a. Bukoversion, bila letak M3 lebih ke bukal dibanding M2.

b. Linguoversion, bila letak M3 lebih lingual dibanding M2.

c. Torsoversion, bila gigi M3 berputar pada sumbunya.

Klasifikasi Impaksi M3 Rahang Atas

Archer memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas. Klasifikasi
ini sebetulnya mirip dengan klasifikasi Pell & Gregor, tetapi berlaku untuk gigi atas, yakni:

y Kelas A : bagian terendah molar ketiga setinggi bidang oklusal molar kedua.
y Kelas B : bagian terendah molar ketiga di atas bidang oklusal gigi molar kedua tapi
masih di bawah garis servikal molar kedua.
y Kelas C : bagian terendah molar ketiga lebih tinggi dari garis servikal molar kedua.

Klasifikasi untuk rahang atas ini sama dengan apa yang dibuat George Winter.

Berdasarkan hubungan gigi molar ketiga rahang atas dengan sinus maksilaris.

y Sinus approximation (SA) : bila tidak dibatasi tulang, atau ada lapisan tulang yang
tipis di antara gigi impaksi dengan sinus maksilaris (jarak dengan sinus kurang dari 2
mm).
y Non Sinus approximation (NSA) : bila terdapat ketebalan tulang yang lebih dari 2
mm antara gigi molar ketiga dengan sinus maksilaris.

Klasifikasi untuk Gigi Kaninus Rahang Atas

y Kelas I : kaninus terletak di palatum, baik dalam posisi vertikal, horisontal, atau
semivertikal.
Kelas II : kaninus terletak di bagian bukal atau labial.
y Kelas III : kaninus terletak di daerah palatum dan bukal atau labial.
y Kelas IV : kaninus terletak pada prosesus alveolaris biasanya dalam posisi vertikal di
antara insisif dengan premolar I.
y Kelas V : kaninus terletak pada daerah tidak bergigi (edentulous).


GEJALA KLINIS
Pasien dapat tidak merasakan keluhan apapun sampai benar-benar terjadi kerusakan yang
berarti. Biasanya keluhan yang dirasakan adalah:
y Rasa sakit atau kaku pada rahang di area gigi M3 yang mengalami impaksi.
y Pembengkakan pada gusi di atas gigi M3 yang impaksi.
y Sakit kepala, telinga atau leher.
y Bau mulut akibat adanya infeksi.

DIAGNOSIS

Diagnosa gigi impaksi dilakukan berdasarkan gambaran periapikal R foto. Dari R foto
dapat ditentukan klasifikasi, jumlah, bentuk akar, posisi akar terhadap kanalis mandibularis,
prediksi tingkat kesukaran pengangkatan gigi impaksi, dan rencana prosedur operasi.








TERAPI
Gigi impaksi dapat dikeluarkan dengan 2 cara, yaitu:

o ODONTECTOMY, yaitu pengeluaran gigi impaksi secara utuh.
o ODONTOTOMY, yaitu gigi dibelah-belah sebelum dikeluarkan.

KOMPLIKASI
Gigi impaksi harus diangkat, karena akan menimbulkan banyak gangguan, bukan hanya di
sekitar gigi impaksi tapi juga di tempat lain yang jauh. Gangguan-gangguan yang sering
muncul adalah:
y Infeksi di sekitar mahkota gigi impaksi (pericoronitis, pericoronal abscess)






y Sakit pada telinga, gigi-gigi seluruh rahang dan daerah yang dipersarafi N.V
(trigeminal neuralgia), N. VII.
y Fraktur rahang.
y Pembentukan kista di sekitar mahkota gigi (dentigerous cyst, ameloblastoma).






y Resorpsi akar dan bergesernya gigi tetangga.
y Hal-hal lain yang tidak dapat dijelaskan hubungannya, seperti tinnitus aurium, otitis
dan kelainan mata.

You might also like