You are on page 1of 3

HIPOGLIKEMIA

PENDAHULUAN
Glukosa adalah bahan energi utama untuk otak. Kekurangan glukosa sebagaimana
kekurangan oksigen akan menimbulkan gangguan fungsi otak, kerusakan jaringan atau
mungkin kematian kalau kekurangan tersebut berkepanjangan. Hipoglikemia sangat
berbahaya bagi otak, hal ini berdasar atas kenyataan bahwa otak tidak dapat
menggunakan asam lemak bebas sebagai bahan energi. Walaupun metabolit rantai
pendek asam lemak bebas yaitu asam aseto-asetat dan asam beta hidroksi butirat (benda
keton) dapat digunakan oleh otak untuk memperoleh energi, tetapi pembentukan benda-
benda keton tersebut memerlukan waktubeberapa jam pada manusia. Karena itu
ketogenesis bukan merupakan mekanise protektif yang efektif terhadap terjadinya
hipoglikemia yang mendadak.
DEFINISI
atas terendah kadar glukosa darah puasa adalah !" mg#, dengan dasar tersebut maka
penurunan kadar glukosa darah dibawah !" mg# disebut sebagai hipoglikemia. $ada
umumnya gejala-gejala hipoglikemia baru timbul bila kadar glukosa darah %&' mg#
ETIOLOGI
(tiologi hipoglikemia pada diabetes melitus ()*)
+. Hipoglikemia pada )* stadium dini
,. Hipoglikemia dalam rangka pengobatan )*
+. penggunaan insulin
,. penggunaan sulfonilurea
-. bayi yang lahir dari ibu pasien )*
-. Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan )*
+. hiper insulinismealimenter pas.a gastrektomi
,. insulinoma
-. penyakit hati berat
&. tumor ekstrapankreatik/ fibrosarkoma, karsinoma ginjal
'. hipopituarisme
FAKTOR PREDISPOSISI
0aktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien yang mendapat pengobatan
insulin atau sulfonilurea/
+. 0aktor-faktor yang berkaitan dengan pasien
$engurangan 1 keterlambatan makan
Kesalahan dosis obat
2atihan jasmani yang berlebihan
$erubahan tempat suntikan insulin
$enurunan kebutuhan insulin
3 $enyembuhan dari penyakit
3 4efropatik diabetik
3 Hipotiroidisme
3 $enyakit addison
3 Hipopituitarisme
Hari-hari pertama persalinan
$enyakit hati berat
Gastroparesis diabetik
+. 0aktor-faktor yang berkaitan dengan dokter
$engendalian glukose darah yang ketat
$emberian obat-obat yang mempunyai potensi hipoglikemik
$enggantian jenis insulin
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase, yaitu/
+. 0ase 5
Gejala-gejala akibat akti6asi pusat otonom di hipotalamussehingga hormon epinefrin
dilepaskan. Gejala awal ini merupakan peringatan karena saat itu pasien masih sadar
sehingga dapat diambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.
+. 0ase 55
Gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak, karena itu dinamakan
gejala neurologis. )isamping gejala peringatan dan neurologis, kadang-kadang
hipoglikemia menunjukkan gejala yang tidak khas.
7erdapat dua jenis hilangnya kewaspadaan yaitu akut dan kronis. 8ang akut misalnya
pada pasien )* 7ipe 5 dengan glukose darah terkontrol sangat ketat mendekati normal,
adanya neuropati autonom pada pasien yang sudah lama menderita )* dan penggunaan
eta bloker yang non selektif. Kehilangan kewaspadan yang kronik biasanya irre6ersibel
dan dianggap m erupakan komplikasi )* yang serius.
9ebagai dasar diagnosis dapat digunakan Trias Whipple, yaitu hipoglikemia e!ga!
ge"ala#ge"ala sara$ p%sa&' kaar gl%kosa ( )* mg+ a! ge"ala aka! me!ghila!g
e!ga! pem,eria! gl%kosa. 0aktor-faktor yang dapat menimbulkan hipoglikemia berat
dan berkepanjangan adalah kegagalan sekresi hormon glukagon dan adrenalin (pasien
yang telah lama menderita )*), adanya antibodi terhadap insulin, blokade farmakologik
(eta bloker non selektif), dan pemberian obat sulfonilurea (obat anti )* yang
berkhasiat lama)
PENATALAKSANAAN
3 $engobatan harus .epat dilakukan, bila pasien sadar tindakan dapat dilakukan oleh
pasien itu sendiri dengan minum larutan gula +"--" g. $ada pasien tidak sadar diberikan
bolus dekstrosa +'-,' g. ila tindakan tersebut belum dapat dilakukan, dioleskan madu
atau sirop ke mukosa pipi.
3 ila hipoglikemia terjadi pada pasien yang mendapat terapi insulin, maka selain
dekstrosa dapat juga digunakan suntikan Glukagon + mg im terlebih lagi bila suntikan
dekstrosa i6 sulit dilakukan
3 ila koma hipoglikemia terjadi pada pasien yang mendapat sulfonilurea sebaiknya
pasien dirawat di :9 karena ada resiko jatuh koma lagi setelah suntikan dekstrosa.
$emberian dekstrosa diteruskan dengan infus dekstrosa +"# selama - hari. *onitor
glukosa darah setiap --! jam sekali dan kadarnya dipertahankan ;"-+<" mg#.
Hipoglikemia karena sulfonilurea ini tidak efektif dengan pemberian glukagon.
3 9ebagian ke.il pasien tidak berespon terhadap pengobatan di atas dan tetap tidak
sadar walaupun kadar glukosa darah sudah di atas normal. $ada pasien ini biasanya
terjadi edema serebri dan perlu pengobatan dengan manitol atau deksametason. )osis
manitol +,'-, g1kg diberikan setiap !-< jam. )osis awal deksametason +" mg bolus
dilanjutkan , mg setiap ! jam. $asien tetap mendapat infus dekstrosa +"# dan glukosa
darah dipertahankan sekitar +<" mg#, disamping di.ari penyebab koma yang lain.
Hindari fluktuasi kadar glukosa yang besar karena akan memperberat edema serebri, bila
koma berlangsung lama perlu diberikan insulin dalam dosis ke.il.
PROGNOSIS
Kematian dapat terjadi karena keterlambatan dalam pengobatan.

You might also like