You are on page 1of 2

KUMPULAN PEMICU MODUL INDERA 2014

PEMICU

Selama 5 minggu akan diberikan 4 pemicu yang sama kepada semua mahasiswa untuk
dibahas, dan mahasiswa ditugaskan menetapkan masalah yang terdapat pada pemicu
berdasarkan langkah pembelajaran berdasarkan masalah (langkah Branda). Bila pemicu
merupakan masalah klinis, maka mahasiswa diharapkan menyusun rencana tata laksananya.

Tiap mahasiswa ditugasi mencatat hasil diskusi sesuai dengan tahapan PBL di dalam buku
catatannya. Hasil diskusi dan jawaban yang dicari oleh mahasiswa pada rujukan yang telah
disediakan akan dipresentasikan dalam kelompok dan dinilai oleh fasilitator. Hasil diskusi
kelompok akan dipresentasikan pada pleno.

Catatan mahasiswa harus meliputi:
Data
Identifikasi masalah
Urutan pertanyaan
Jawaban pertanyaan disertai daftar rujukan
Hasil pleno yang bersifat meluruskan informasi, cantumkan rujukannya


PEMICU 1

Aman, laki-laki usia 18 tahun datang ke dokter untuk mendapatkan surat keterangan
kesehatan mata termasuk pemeriksaan buta warna untuk keperluan melanjutkan
pendidikan. Aman khawatir tidak lulus pemeriksaan karena merasa mengalami gangguan
penglihatan terutama pada sore hari. Pada pemeriksaan didapatkan tajam penglihatan tanpa
koreksi mata kanan 6/40 dan mata kiri 6/60. Pemeriksaan segmen anterior dan posterior
bola mata menunjukkan kedua mata dalam batas normal, refleks pupil kedua mata baik.
Hasil pemeriksaan lapang pandang monokuler maupun binokuler dalam batas normal. Pada
pemeriksaan tes buta warna menggunakan buku Ishihara, Aman dapat membaca semua
angka pada buku tersebut dengan menggunakan kaca mata minusnya.

PEMICU 2

Saat libur semester lalu, Shanti berkunjung ke rumah neneknya yang berumur 65
tahun. Sesampai di gerbang pagar rumah nenek, tampak oleh Shanti nenek sedang
memandang ke pagar, namun sepertinya nenek tidak mengenalinya. Nenek mengeluhkan
bahwa sejak 1 tahun ini penglihatannya semakin kabur.
Keesokan harinya Shanti mengajak neneknya mengunjungi dokter puskesmas
terdekat. Pada anamnesis ditemukan bahwa nenek Shanti menderita diabetes mellitus sejak
20 tahun yang lalu dengan kadar gula darah sering tidak terkendali. Pada pemeriksaan,
dokter menemukan tajam penglihatan mata kanan 2/60, mata kiri 6/30. Tekanan bola mata
kanan 18 mmHg, mata kiri 15 mmHg. Tidak tampak kelainan pada palpebra, konjungtiva,
kornea kedua mata nenek, bilik mata depan dalam, lensa mata kanan keruh total, shadow
test negatif, dan pada pemeriksaan funduskopi mata kanan refleks fundus negatif,
funduskopi sulit dinilai.Pada mata kiri tampak lensa jernih, pemeriksaan funduskopi
menunjukkan retina tampak ada mikroaneurisma, perdarahan dot dan blot, eksudat.
Di ruang tunggu Shanti bertemu dengan Rika 20 tahun, tetangga nenek yang juga
berobat karena matanya merah, dan selalu keluar sekret kotor. Meskipun tampaknya
mengerikan, Rika tidak mengeluhkan gangguan penglihatan pada kedua matanya. Shanti
tidak berani mendekat dan bersalaman dengan Rika, karena takut tertular penyakit mata
Rika.

PEMICU 3

Pak Maman, seorang laki-laki berusia 50 tahun datang berobat ke dokter umum
karena merasa pilek yang tidak membaik sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa
hidungnya tersumbat, sakit kepala, nyeri di pipi, dan kurang dapat mencium bau makanan
dan mengecap makanan dengan baik. Saat anamnesis, diketahui bahwa ada benjolan di
leher kanannya seukuran kelereng sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan tidak nyeri saat ditekan
dan tidak dapat digerakkan. Enam bulan yang lalu pasien pernah mengalami mimisan
ringan. Sejak setahun terakhir pendengaran telinga kanan berkurang dan telinga terasa
penuh, sehingga bila dipanggil dari sisi kanan Pak Maman sering tidak menanggapi. Kadang-
kadang Pak Maman mendengar suara denging di telinga kanan serta keluhan post-nasal
drip. Akhir-akhir ini kalau melihat sesuatu seperti berbayang atau terlihat ganda. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan diplopia, nyeri tekan sinus di kanan, dan limfadenopati leher
kanan. Dengan hasil tersebut pasien kemudian dirujuk ke dokter THT.

PEMICU 4

Seorang laki-laki, Pak Amin, berusia 46 tahun datang ke dokter dengan keluhan pusing
berputar saat bangun dari tidur 3 hari yang lalu. Keluhan tersebut disertai dengan keluar
keringat dingin, mual, dan kadang-kadang sampai muntah. Sekarang kalau berjalan, atau
kalau menoleh ke kiri merasa oleng. Rasa oleng bertambah ketika ia menutup mata dan
membaik bila berjalan sambil berpegangan pada tembok. Pak Amin merasa tidak nyaman
saat menonton TV atau ketika berada di tempat orang ramai lalu-lalang.Kadang-kadang
telinga kiri Pak Amin mendengar bunyi denging, tetapi tidak ada keluhan gangguan
pendengaran.
Pak Amin bekerja sebagai operator mesin generator di menara pembangkit listrik. Dari
anamnesis tidak didapatkan riwayat infeksi di telinga, trauma kepala, dan pemakaian obat
yang mengganggu fungsi telinga. Dokter kemudian memeriksa pasien dengan tes Dix-
Hallpike dan memberikan hasil positif.

You might also like