2. Ketika beraktivitas/ nangis kuat dapat menyebabkan sianosis? (4,6,8,11 3. TGA(3,4,8,11) 4. bangun tidur atau demam kenapa mebiru? (6,8,10,1) GA DAPET Adaptasi Kardiovaskuler Adapun yang mempengaruhi sistem kardiovaskuler adalah perubahan fisiologis pada vaskuler, termasuk penurunan PVR, yg mengakibatkan peningkatan aliran darah pulmonal dan peningkatan resistensi vaskuler sistemik atau SVR (systemic vascular resistance)
a. Sirkulasi Fetal Dalam uterus, darah yang kaya oksigen dialirkan dari plasenta melalui vena umbilikalissistem hepatic duktus venosusvena cava inferior atrium dextra atrium sinistra ventrikel sinistra aorta ascenden jantung,otak dan selurh tubuh. Foramen Ovale menghubungkan antara atrium kiri dan kanan,darah mengalir dari atrium kiri ke kanan, karena disebabkan tekanan di atrium kanan lebih tinggi daripada yang kiri,.. selain itu, arah dari vena cava inferior yg membawa darah kurang oksigen dari kepala dan ekstremitas atas ke atrium kanan bercampur dengan darah yang kaya oksigen, darah ini masuk ke ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, dimana dapat meningkatkan resistensi arteri pulmonalis hingga 60% dari darah tersebut mampu melewati duktus arteriosus lalu ke aorta descendens, dan mendrainase ekstremitas bawah fetus. Sedangkan yang 40% nya yang masih ada di ventrikel kanan perfusi ke jaringan Pulmo untuk metabolism.
b. Sirkulasi Neonatal Adanya kejadian terjepit (clamping) pada tali pusat pada kelahiran, mengurangi kemampuan plasenta sebagai pemasok darah utama pada fetus. Hal ni mengakibatkan peningkatan SVR, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan tekanan pada jantung kiri fetus. Pada saat plasenta lepas, maka aliran darah dari plasenta ke duktus venosus sudah tereliminasi. Kemudian, aliran darah vena sistemik dialirkan langsung ke sistem hepatic. Terjadi konstriksi pd vena umbilikalis mengakibatkan penutupan vasa tersebut secara tiba-tiba, lalu obliterasi menjadi plica umbilicalis media. Adaptasi lainnya adalah adanya pernafasan awal neonatus dan peningkatan kadar oksigen peningkatan aliran darah pulmonalis dan menjadikan paru-paru menjadi organ utama pertukaran gas,.. Dampaknya adalah foramen ovale menutup, karena tekanan atrium kiri sekarang lebih tinggi daripada yang kanan,.karena aliran darah pulmonal menigkat, jadi venous return aliran darah pulmonal dari paru-paru juga meningkat, lalu terjadi pula penutupan duktus arteriosus. Di uterus,aliran darah yang melalui duktus artesiosus itu disebabkan karena tingginya PVR, setelah lahir, SVR yg meningkat sedangkan PVR menurun, menyebabkan darah yang ke duktus arteriosus balik lagi,.. (pas fetus kan 60%), saat neonatus tidak sanggup dialirkan lagi, hingga terjadi penutupan, faktor utamanya adalah sensitifitas dari O 2 yang meningkat mengakibatkan kontriksi duktus arteriosus. Selain itu, saat masa fetus, terdapat kadar yang tinggi dari prostaglandin yang mempertahankan patent duktus arteriosus, namun setelah lahir prostaglandin menurun duktus menutup. Pada neonatus, patent duktus arteriosus masih ada pada 8 jam pertama, lalu menutup secara spontan pada 24 jam (42%) dan 48 jam (90%) setelah lahir. Penutupan permanen duktus arteriosus terjadi pada 3 minggu-3 bulan setelah lahir. Namun, pada situasi klinis yang menyebabkan hipoksia dengan vasokontriksi pulmonalis dan peninkatan PVR dapat terjadi aliran darah dari atrium kanan ke kiri. Keberhasilan transisi dan penutupan fetal shunt menghasilkan sirkulasi neonatus dimana darah deoksigenasi kembali kejantung melalui vena cava inferior dan superior atrium dextra ventrikel dextraarteri pulmonalis ulmonry vascular bed. Sedang darah oksigenasi
kembali melalui vena pulmonalis atrium sinistra ventrikel sinistra aorta aliran darah sistemik.
Perubahan Sirkulasi Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi dua perubahan besar: 1. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung 2. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh tubuh. Ingat hukum yang menyatakan bahwa darah akan mengalir pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi yang kecil. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Hal ini terutama penting kalau kita ingat bahwa sebagian besar kematian dini bayi baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia). Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah : 1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang. 2. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru- paru). Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup. Vena umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara funsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar : a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah 1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang. 2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup. Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan. Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi a. sirkulasi darah fetus 1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior. c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica. 2). Sistem sirkulasi fetus a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior b). Ductus venosus : adalah cabang cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal b. Perubahan pada saat lahir 1). Penghentian pasokan darah dari plasenta 2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru 3). Penutupan foramen ovale 4). Fibrosis a). Vena umbilicalis b). Ductus venosus c). Arteriae hypogastrica d). Ductus arteriosus Perbedaan sirkulasi fetus dan sirkulasi neonatal No Perbedaan Sirkulasi fetus Sirkulasi neonatal 1 Sirkulasi fulmonal Aktif, kurang berkembang Aktif,perkembangan meningkat 2 Foramen ovale Terbuka Tertutup 3 Duktus arteriosus bottali Terbuka Tertutup 4 Duktus venosus arantii Terbuka Tertutup 5 Sirkulasi sistemik Aktif dengan resisten rendah Aktif dengan meningkatnya resisten
Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim. Menurut Buku Biologi Reproduksi Karangan Ayu Febri Wulanda Pergerakan pernapasan berlangsung mulai pada akhir trimester pertama kehamilan di mana kehadiran alveoli mulai minggu ke-25 kehamilan, dan diisi dengan cairan paru-paru. Pergerakan pernapasan sekejap ada sekejap tidak ada pada fetus pertukaran gas berlaku antara tubuh janin dan plasenta. Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang,kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini berlanjut setelah kelahiran sampai usia sekitar delapan tahun hingga jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, meskipun gerakan napas janin mulai terlihat mulai trimester kedua dan ketiga. Pengaruh kelahiran yang paling nyata pada bayi adalah putusnya hubungan plasenta dengan ibu dan terhentinya cara untuk mendukung metabolisme. Hal yangpaling penting adalah terhentinya suplai oksigen dan ekskresi O 2 plasenta. Penyesuaian plasenta yang pertama diperlukan bayi adalah mulainya pernapasan. Biasanya anak mulai bernapas segera dan mempunyai irama pernapasan yang normal. Kecepatan fetus mulai bernapas menunjukkan bahwa bernapas dimulai oleh terpaparnya bayi secara mendadak ke dunia luar, mungkin akibat dari keadaan asfiksia ringan karena proses kelahiran, tetapi juga akibat impuls sensori yang berasal dari kulit yang mendadak dingin. Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Produksi surfaktan dimulai pada minggu ke-20 kehamilan, jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang pada minggu ke-30-40 kehamilan. Surfaktan berfungsi mengurangi tekanan permukaan paru-paru dan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan. Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir pernapasan sehingga dapat menyebabkan sulit bernapas.Ketika lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg ke tekanan negatif untuk melawan pengaruh tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli pertama kalinya.Sekali alveoli terbuka, pernapasan tersebut dapat dilakukan oleh pergerakan pernapasan yang relatif lemah. Infrinasi baru lahir sangat kuat, biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif sebesar 50 mmHg dalam ruangan intrapluera. Frekuensi napas bayi yangnormal 40-60 kali/menit yang cenderung dangkal dan jika bayi tidak sedang tidur,kecepatan irama dan kedalamannya tidak teratur.Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru. Pada waktu persalinan,sekitar cairan ini diperas keluar paru. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama,udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan didalam paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe darah. Dua faktor yang berperan pada perangsangan napas pertama. DAPUS Dewi. Hilda Syntia ,S.SiT.2012 Biologi Reproduksi. Bantul Yogyakarta: Pustaka Rihama. Wulanda,Ayu Febri.2011. Biologi Refroduksi. Jakarta: Salemba Medika. Tucker,Susan Martin.2004. Pemantauan & Pengkajian Janin. Edisi 4. Jakarta:EGC. Jannah,Nurul.2011. Biologi Reproduksi. Untuk Mahasiswa Kebidanan.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Mirawati,Dwi.2010. Buku Ajar Bilogi Reproduksi.Jakarta: EGC.
Sianosis/kebiruan : sianosis akan muncul saat anak beraktivitas, makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan shunt dari kanan ke kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur dengan darah yang kaya oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan. Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok yang justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat stenosis pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.
Mekanisme terjadinya sianosis pada bayi Sianosis dapat terjadi jika konsentrasi/ kadar hemoglobin yang tereduksi yang lebih dari 5 g%. Normalnya, hemoglobin yang mengalir bersama darah akan mengikat O2 sehingga hemoglobin akan teroksidasi. Reaksinya : HB + O2 HbO2, dimana bilangan oksidasi Hb menjadi +4 setelah bereaksi dengan O2. J Jika dalam aliran darah terdapat kandungan CO2 maka hemoglobin disamping berikatan dengan O2 juga akan berikatan dengan CO2. Hal ini mengakibatkan terjadi peningkatan kadar HB yang tereduksi oleh ikatan dengan CO2. Hal inilah yang dapat mengakibatkan sianosis.Sianosis yang terjadi umumnya pada kuku, lidah, bibir maupun membrane mukosa.
Sianosis bertambah bila anak menangis atau bermain. Sianosis bertambah bila bermain karena otot-otot yang bekerja memerlukan peningkatan ekstraksi oksigen dari darah sehingga saturasi osgen menurun dan bermanifestasi dalam bentuk kulit dan membran mukosa bertambah biru. Sianosis bertambah bila menangis karena pada saat menangis, terjadi spasme otot-otot outflow trunk sehingga aliran darah ke paru-paru berkurang. Akibatnya, semakin sedikit darah yang dioksigenasi di dalam paru-paru sehingga saturasi oksigen berkurang dan sianosis akan bertambah.
TGA (Transposition Great Arteriosus) Definisi Transposisi Arteri Besar adalah kelainan letak dari aorta dan arteri pulmonalis. Dalam keadaan normal, aorta berhubungan dengan ventrikel kiri jantung dan arteri pulmonalis berhubungan dengan ventrikel kanan jantung. Pada transposisi arteri besar yang terjadi adalah kebalikannya. Aorta terletak di ventikel kanan jantung dan arteri pulmonalis terletak di ventrikel kiri jantung. Darah dari seluruh tubuh yang kekurangan oksigen akan mengalir ke dalam aorta dan kembali dialirkan ke seluruh tubuh. Sedangkan darah yang berasal dari paru-paru dan kaya akan oksigen akan kembali dialirkan ke paru-paru. Transposisi arteri besar dikelompokkan ke dalam kelainan jantung sianotik, dimana terjadi pemompaan darah yang kekurangan oksigen ke seluruh tubuh, yang menyebabkan sianosis (kulit menjadi ungu kebiruan) dan sesak nafas. Bayi dengan kelainan ini, setelah lahir bisa bertahan sebentar saja karena adanya lubang diantara atrium kiri dan kanan yang disebut foramen ovale. Foramen ovale ini dalam keadaan normal ditemukan pada bayi ketika lahir. Dengan adanya lubang ini, maka sejumlah kecil darah yang kaya akan oksigen akan mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan dan ke aorta sehingga mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan bayi tetap hidup. Klasifikasi : TGA Lengkap Merupakan kondisi anatomi dimana aorta keluar dari ventrikel kanan, dan arteri pulmonal keluar dari ventrikel kiri. Hubungan ini disebut ventrikulo-arterial discordance. Sementara hubungan antara atrium dan ventrikel normal yang kita kenal sebagai atrioventricular concordance. Oleh Karena itu, transposisi ini dikenal sebagai lengkap dan secara fisiologistak.
TGA Teroreksi Di sini terjadi atrio-ventricular dan vemntrikularaorterial discordance. Posisi ventrikel terbalik, ventrikel yang secara morfologis ventrikel kanan berada di kiri, sebliknya ventrikel kiri berada di kanan. Etiologi Penyebab dari kebanyakan kelainan jantung bawaan tidak diketahui. Faktor-faktor prenatal (sebelum bayi lahir) yang berhubungan dengan transposisi arteri besar adalah : Rubella (campak Jerman) atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil Nutrisi yang buruk selama kehamilan Ibu yang alkoholik Usia ibu lebih dari 40 tahun Ibu menderita diabetes. Transposisi arteri besar terjadi pada 40 dari 100.000 bayi. Kelainan ini merupakan kelainan jantung sianotik yang paling sering ditemukan pada minggu pertama kehidupan seorang bayi.
Manifestasi Klinis Akibat rendahnya kejenuhan oksigen darah,sinosis akan muncul dalam perngkat daerah disekitar mulut dan bibir, ujung jari, dan jari kaki, daerah ini jauh dari hati, dan karena darah beredar tidak sepenuhnya oksigen untuk memulai dengan sangat sedikit oksigen mencapai arteri perifer . TGA pada bayi akan menunjukkn indrawing dibawah tulang rusuk dan pernafasan cepat, ini adalah kemungkinan besar homeostatik refleks dari sistem saraf otonom dalam menanggapi hipoksia, bayi akan mudah lelah dan mungkin mengalami kelemahan terutama saat makan dan bermain, jika TGA tidak didiagnosa dan diperbaiki sejak ini, bayi akhirnya bisa mengalami episode syncopic da mengembangkan clubbing dari jari tangan dan kaki . Sianosis sejak lahir. Tanda-tanda gagal jantung kongestif yang sudah muncul sejak minggu-minggu pertama kelahiran Pasien terlihat takipneu dan seringkali disertai retraksi. Bunyi jantung S2 keras dan tunggal. Murmur tidak terdengar pada TGA tanpa VSD. Adanya VSD akan menyebabkan murmur sistolik (regurgitan), sedangkan adanya PS akan menyebabkan bunyi murmur sistolik ejeksi Hepatomegali dapat ditemukan pada TGA dengan CHF. Hipoksemia pada pasien tidak akan responsif terhadap pemberian oksigen. Hipoglikemia dan hipokalsemia sering pula ditemukan pada pemeriksaan laboratorium. Patofsiologi Pada transposition of great artery (TGA), sirkulasi sistemik dan pulmonal berjalan secara paralel. Pada sirkulasi pulmonal, darah yang kaya akan oksigen mengalir dialiran tertutup yang melibatkan paru-paru dan berakhir diruang jantung kiri. Begitu pula sebaliknya aliran darah sistemik dimulai dan berakhir diruang jantung kanan . Dalam hal ini, seseorang hanya dapat hidup apabila ada pencampuran antara dua sirkulasi baik antar septum atau melalui ductus arterious Pemeriksaan Penunjang EKG Aksis QRS rightward (+90 sampai +270) RVH, dengan adanya upright gel. T di V1 Combined ventricular hipertrophy (CVH) dapat terlihat pada pasien yang disertai dengan VSD besar, PDA, atau PVOD. Kadangkala ditemukan RAH Foto Rontgen Toraks Gambaran siluet jantung yang egg-shaped Seringkali ditemukan kardiomegali dan vaskulerisasi paru yang meningkat. Ekokardiografi Parasternal long axis : pembuluh darah besar yang terletak posterior memiliki sudut dan mengarah ke paru (PA). Pada bagian proksimal terlihat kedua pembuluh arteri besar berjalan sejajar, berbeda dengan jantung normal yang saling menyilang. Parasternal short-axis : terlihat gambaran double-circle pada penampakan dua pembuluh arteri besar, berbeda dengan normal yang circle and sausage. PA berada di sentral sedangkan aorta terletak di anterior dan ke kanan terhadap PA. Apical dan subcostal five-chamber : terlihat bahwa PA keluar dari LV dan aorta dari RV. Adanya kelainan penyerta seperti VSD, ASD, PDA, LVOTO, maupun PS dapat diketahui dari pemeriksaan ini. Anatomi dan distribusi arteri koroner diketahui melalui pandangan parasternal dan apikal. Tindakan BAS lebih lebih mudah divisualisasi melalui pandangan subkostal. Penatalaksanaan Pada TGAyang tidak disertai lubang dekat sekat, dapat dibuat lubang di dekat serambi melalui metode non bedah yang disebut Balloon Atrial Septostomy (BAS). Sementara menunggu persiapan untuk melakukan prosedur ini, PDA yang bermanfaat untuk menjamin pencampuran darah bersih perlu dipertahankan, yakni dengan memberikan Prostaglandin E-1. Namun semua itu hanya bersifat sementara, bila kondisi pasien membaik operasi untuk menukar posisi pembuluh darah yang terbalik perlu dilakukan.
Daftar Pustaka Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku PATOFISIOLOGI. Jakarta : EGC David Hull & Derec I. 2008. Dasar-dasar Pediatric, edisi 3. Jakarta : EGC Iseelbacher, dkk. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC