You are on page 1of 6

1

Abstrak Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi


konstruksi, penggunaan metode bekisting sistem PERI
menjadi alternatif menguntungkan dari segi biaya dan
waktu. Pada bekisting sistem PERI mempunyai keunggulan
dibanding kayu yang rentan terhadap cuaca sehingga
pemakaiannya tidak lama.
Penelitian ini adalah membandingkan penggunaan
metode bekisting yang berbeda yaitu metode sistem PERI
dengan metode konvensional ditinjau dari dua aspek biaya
dan waktu. Untuk kedua metode tersebut dilakukan studi
literatur dan pengumpulan data kemudian perhitungan pada
perkuatan bekisting, metode pelaksanaan pekerjaan
bekisting, perhitungan kebutuhan material. analisa
produktivitas dan durasi pekerjaan bekisting serta analisa
perhitungan biaya pekerjaan bekisting.
Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui untuk
pengerjaan bekisting balok dan kolom pada apartemen
puncak kertajaya, untuk bekisting PERI memerlukan biaya
Rp5.156.103.120,97 dan waktu 127 hari. Sedangkan bekisting
konvensional memerlukan biaya Rp4.514.736.868,00 dan
waktu 223 hari.

Kata Kunci bekisting sistem, system PERI
I. PENDAHULUAN
EMBANGUNAN konstruksi gedung bertingkat tinggi (high
rise building) akan membutuhkan material kayu dalam
jumlah besar, terutama pekerjaan bekisting untuk pelat dan
balok. Pekerjaan bekisting dalam pekerjaan beton suatu proyek
cukup dominan dalam hal pembiayaan, karena pekerjaan
bekisting memberikan konstribusi yang cukup besar dalam hal
biaya, terutama pada biaya langsung. Pemilihan metode
pelaksanaan yang tepat akan berdampak terhadap kecepatan
pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan.
Seiring berkembangnya teknologi dalam dunia konstruksi di
Indonesia, teknologi cetakan beton atau bekisting juga
berkembang dengan banyaknya alternatif metode. Teknologi
bekisting berkembang dari sistem tradisional (rakit di tempat)
menjadi sistem prafabrikasi. Di Indonesia banyak beredar
bekisting sistem dengan bahan material yang berbeda dan
mempunyai keunggulan masing - masing seperti Paschal, KHK,
MESA dan PERI.
Perbandingan metode ini diterapkan pada Proyek Puncak
Kertajaya Apartemen Tower A dan Tower B Lt. 2 Lt. 23
(masing-masing 18 lantai tipikal) yang berlokasi di kawasan elite
perumahan Kertajaya Indah Regency, Jl. Arief Rahman Hakim,
Surabaya. Oleh karena itu selanjutnya akan dibahas mengenai
penggunaan metode system peri dengan untuk pekerjaan
bekisting pelat dan balok ditinjau dari aspek biaya dan waktu
dengan perbandingan metode konvensional pada Proyek Puncak
Kertajaya Apartemen, Surabaya. Analisa biaya hanya pada
penggunaan material dan pembeyaran upah pekerjaan bekisting,
tidak termasuk biaya tower crane untuk pemasangan bekisting.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bekisting Sistem PERI
Pengertian dari bekisting sistem PERI disini adalah bekisting
kontak terdiri dari girder utama dan girder sekunder.
Bekisting sistem PERI adalah bekisting yang dirancang untuk
suatu proyek yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton
yang diinginkan. .
Penggunaan dari bekisting ini disebabkan karena adanya
kemungkinan untuk digunakan secara berulang-ulang. Setelah
proses pengecoran selesai, komponen-komponen ini dapat
disusun kembali menjadi sebuah bekisting sistem untuk obyek
yang lain.



Gambar 1. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Sistem
PERI (sumber : pengamatan lapangan)

B. Bekisting Konvensional
Pengertian dari bekisting konvensional adalah bekisting
kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan kayu kaso.
Bekisting konvensional adalah bekisting yang terdiri dari
papan dan kayu balok yang dikerjakan di tempat. Bekisting jenis
ini adalah bekisting yang setiap kali setelah dilepas dan
dibongkar menjadi bagian-bagian dasar, dapat disusun kembali
menjadi sebuah bentuk lain.
Penggunaan material pada sistem ini hanya beberapa kali
pengulangan dan untuk konstruksi yang rumit harus banyak
diadakan penggergajian sehingga pelaksanaan jenis bekisting ini
akan memakan waktu, bahan, dan ongkos kerja.

Analisa Biaya dan Waktu
Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI
pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen
Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT
Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: fesacorp@gmail.com
P
2

Gambar 2. Sketsa Potongan Melintang
Bekisting Konvensional
(sumber : pengamatan lapangan)

C. Spesifikasi Bekisting
[2]

Pada umumnya sebuah bekisting serta alat-alat penopangnya
merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara dengan
tiga fungsi utama, yaitu :
1. Untuk memberikan bentuk kepada sebuah konstuksi beton
2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan
3. Untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup
keras untuk dapat memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga
kerja
Konstruksi-konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan
dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga konstruksi beton yang
dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti :
a. Kualitas
Ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan
Posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana
Hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan
yang bocor
b. Keamanan
Acuan dan perancah harus stabil pada posisinya
Kokoh yang berarti acuan dan perancah harus kuat
menahan beban yang bekerja
Acuan dan perancah harus kaku tidak bergerak dan
bergeser dari posisinya
c. Ekonomis
Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan
tenaga kerja
Mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu
Dapat menghemat biaya
Pada perencanaan sebuah bekisting hal yang perlu ditekankan
adalah pembuatan sebuah bekisting ekonomis yang meliputi
biaya kerja dan biaya peralatan yang diperlukan pada suatu
perencanaan bekisting tertentu. Untuk mencapai keserasian
secara ekonomis sebuah bekisting (biaya kerja dan alat) maka
kita perlu mengadakan perbandingan antara biaya yang
diperlukan untuk metode bekisting yang berbeda-beda bagi
sebuah objek tertentu..
III. METODE PENELITIAN
Tahap penelitian dimulai dengan identifikasi latar belakang
dan perumusan masalah kemudin dilanjutkan dengan kegiatan
sebagai berikut :

1. Studi Literatur
Penggunaan literatur-literatur yang menunjang antara lain
buku tentang konstruksi kayu, buku petunjuk rotasi pemasangan
dan pembongkaran bekisting dengan cara dipelajari sehingga
diharapkan mampu mendukung penyelesaian permasalahan yang
dibahas seperti Bekisting (Kotak Cetak), pengarang F. Wigbout,
PKKI dan lain-lain.

2. Pengumpulan Data Proyek
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penulisan proyek
akhir ini, maka diperlukan data-data sekunder sebagai berikut :
a. Gambar struktur gedung
b. Volume pekerjaan
c. Daftar harga material untuk bekisting
d. Spesifikasi bekisting yang digunakan
e. Metode kerja bekisting yang digunakan

Tabel 1. Data Proyek
Jenis Data Sumber
Gambar struktur proyek Proyek Puncak Kertajaya
Apartemen
Spesifikasi bekisting yang
digunakan
Proyek Puncak Kertajaya
Apartemen
Metode kerja bekisting yang
digunakan
Proyek Puncak Kertajaya
Apartemen
Harga material komponen
bekisting
Proyek Puncak Kertajaya
Apartemen
Upah pekerjaan bekisting Proyek Puncak Kertajaya
Apartemen

3. Identifikasi Komponen Bekisting
Dari data-data yang ada, dilakukan identifikasi komponen
bekisting seperti komponen penguat, pengaku dan support yang
kemudian digunakan sebagai acuan hitungan selanjutnya.

4. Perhitungan Perkuatan Bekisting
Perhitungaan perkuatan bekisting meliputi perhitungan
perkuatan pada masing-masing metode bekisting yaitu
perhitungan perkuatan gelagar pada metode bekisting sistem
PERI dan perhitungan perkuatan kayu kaso pada metode
bekisting konvensional.
Metode Bekisting Sistem PERI
Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan
bekisting sistem PERI yaitu besi plywood dan scafolding.
Kontrol perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan
lentur dan kontrol lendutan yang terjadi. Sedab\ngkan untuk
balok utama dan sekunder mengikuti pengaturan jarak dan
panjang yang telah diberikan oleh system PERI.
Metode Bekisting Konvensional
Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan
bekisting konvensional yaitu kayu kaso 5/7, multiplek 15mm,
balok suri 6/12 dam balok gelagar 6/12. Kontrol
perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan lentur dan
kontrol lendutan yang terjadi.

3
Tabel 2. Rumus Dasar Perhitungan Perkuatan Bekisting
[3]
Kontrol
Hitungan
Balok 2
Tumpuan
Balok
Menerus
Balok
Kantilever
Momen

Tegangan
Lentur

Lendutan


5. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting
Dalam satu tower akan dibagi enam sektor per lantai. Tiap
lantai konstruksi akan dilengkapi setiap minggunya meliputi
pemasangan dan pembongkaran bekisting. Para pekerja harus
melengkapi kebutuhan bekisting untuk sektor 1 lantai 1 sampai
selesai. Setelah itu akan memulai pemasangan bekisting pada
sektor 2 lantai 1 sampai sektor 6 lantai 1. Kemudian dilanjutkan
pada sektor 1 lantai 2 dan seterusnya. Untuk pemindahan
material bekisting dilakukan dengan cara pembuatan terminal
sebagai tempat meletakkan material pada lantai yang telah dicor
dan akan dicor serta diangkat dengan menggunakan tower crane.


Gambar 3. Siklus Bekisting
[4]
(sumber : PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung, 2011)

6. Perhitungan Kebutuhan Material
Perhitungan kebutuhan material pada masing-masing
komponen bekisting.
Metode Bekisting Sistem PERI
Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen
bekisting sistem PERI dengan cara mencari kebutuhan material
per modul lalu dikalikan dengan jumlah modul kemudian
dikalikan dengan jumlah lantai.
Metode Bekisting Konvensional
Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen
bekisting konvensional dengan cara mencari kebutuhan material
per modul lalu dikalikan dengan jumlah modul kemudian
dikalikan dengan jumlah lantai.

7. Analisa Produktivitas dan Durasi
Analisa produktivitas dan durasi berdasarkan wawancara serta
pengamatan lapangan pekerjaan bekisting pada kedua metode.
Metode Bekisting Sistem PERI
Waktu pekerjaan bekisting sistem PERI ditentukan
berdasarkan pengamatan lapangan mengenai produktivitas
pekerjaan bekisting.
Metode Bekisting Konvensional
Waktu pekerjaan bekisting konvensional ditentukan
berdasarkan data historis proyek mengenai produktivitas
pekerjaan bekisting.

8. Analisa Biaya
Perhitungan estimasi biaya pekerjaan bekisting pada kedua
metode.
Metode Bekisting Sistem PERI
Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan
material pekerjaan bekisting sistem PERI dan upah pelaksanaan
pekerjaan bekisting sistem PERI per m
2
. Selanjutnya
dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan.
Metode Bekisting Konvensional
Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan
material pekerjaan bekisting konvensional dan upah pelaksanaan
pekerjaan bekisting konvensional per m
2
. Selanjutnya
dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan.
IV. ANALISA PEMBAHASAN
A. Analisa Perkuatan Bekisting
Sebelum dilaksanakan pekerjaan bekisting terlebih dahulu
dilakukan beberapa analisa yang dapat menunjang kelancaran
pekerjaan tersebut. Analisa yang dilakukan adalah analisa
perkuatan bekisting, metode pelaksanaan, analisa kebutuhan
material, analisa produktivitas dan durasi, serta analisa biaya
bekisting. Pada sub bab ini dilakukan analisa perkuatan bekisting
untuk mengetahui kekuatan bekisting tersebut saat menerima
beban sendiri dan pada waktu dilakukan pengecoran. Analisa
perkuatan bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

a. Perhitungan perkuatan bekisting balok sistem PERI

Tabel 3. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok Sistem
PERI
Material Tegangan Lentur Lendutan
Plywood 21mm OK OK

b. Perhitungan perkuatan bekisting balok konvensional

Tabel 4. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok
Konvensional
Material Tegangan Lentur Lendutan
Multiplek 15mm OK OK
Kaso 5/7 OK OK
Balok suri 6/12 OK OK
Balok gelagar 6/12 OK OK

c. Perhitungan perkuatan bekisting pelat sistem PERI

Tabel 5. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat Sistem
PERI
Material Tegangan Lentur Lendutan
Plywood 21mm OK OK






4
d. Perhitungan perkuatan bekisting pelat konvensional

Tabel 6. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat
Konvensional
Material Tegangan Lentur Lendutan
Multiplek 15mm OK OK
Balok suri 6/12 OK OK
Balok gelagar 6/12 OK OK

B. Metode Pelaksanaan
Dalam satu tower akan dibagi enam sektor per lantai. Tiap
lantai konstruksi akan dilengkapi setiap minggunya meliputi
pemasangan dan pembongkaran bekisting. Para pekerja harus
melengkapi kebutuhan bekisting untuk sektor 1 lantai 1 sampai
selesai. Setelah itu akan memulai pemasangan bekisting pada
sektor 2 lantai 1 sampai sektor 6 lantai 1. Kemudian dilanjutkan
pada sektor 1 lantai 2 dan seterusnya.

C. Analisa Kebutuhan Material
Setelah melakukan perhitungan perkuatan beiksting,
selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan material. Analisa ini
dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kebutuhan material yang
digunakan dengan tepat. Dari jumlah kebutuhan material yang
dihasilkan, dapat menunjang keakuratan perhitungan biaya
pekerjaan bekisting secara keseluruhan. Analisa kebutuhan
material bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

a. Perhitungan kebutuhan material bekisting balok sistem PERI
dan konvensional

Tabel 7. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting
Balok Sistem PERI dan Konvensional untuk Satu Lantai










b. Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat sistem PERI
dan konvensional

Tabel 8. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting
Pelat Sistem PERI dan Konvensional untuk Satu Lantai

D. Analisa Produktivitas dan Durasi
Analisa produktivitas dan durasi pada penelitian ini dilakukan
melalui wawancara serta pengamatan lapangan karena metode
tersebut masih jarang digunakan di kontraktor lain.
Pertimbangan lain yang mendasari penggunaan wawancara dan
pengamatan lapangan adalah karena data yang didapatkan lebih
akurat sesuai dengan kondisi lapangan.
Produktivitas pekerjaan bekisting balok dan pelat per hari
adalah luas total 1 lantai dibagi dengan total hari 1 lantai.
Produktivitas = luas : hari
= 1770 m
2
: 6 hari
= 295 m
2
( 1 sektor)

E. Analisa Biaya
Analisa biaya pekerjaan bekisting dilakukan dengan mengikuti
metode perhitungan kontraktor. Dalam analisa ini lebih
ditekankan pada perhitungan material per unit dan upah
pekerjaan secara borongan dari data proyek. Analisa biaya
bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

a. Cotoh perhitungan biaya balok semi sitem
Perhitungan kebutuhan yang ditinjau adalah meliputi material
Main frame, base jack, cross head, cross brace, balok primer
GT 24 , balok sekunder VT 24, Beam Bracket, Plywood, dan
Tss torx screw.
Terdapat beberapa material yang tidak bisa dipakai terus-
menerus dalam pekerjaan bekisting karena memiliki masa
pakai tertentu seperti dibawah ini.

Tabel 9. Masa Pakai Material Bekisting Balok Sistem PERI
Material Masa Pakai
Plywood 21mm 5 kali pakai
Balok GT 24 selamanya
Kayu 6/12 tereduksi 7,5% tiap lantai
Balok VT 24 Selamanya
Tss screw 5 kali pakai

Sebelum menghitung biaya, telah diketahui bahwa investasi
bekisting proyek adalah 1,5 lantai yang merupakan acuan
untuk pembelian dan pergantian material. Pada intinya
investasi 1,5 lantai adalah untuk membuat siklus pekerjaan
struktur tetap berjalan sehingga tidak terjadi posisi idle (tidak
ada kegiatan) dimana untuk pekerjaan struktur di lantai
berikutnya tidak harus menunggu pembongkaran bekisting
yang disebabkan oleh pengaruh umur beton. Jumlah lantai
Tower A dan B adalah sama yaitu terdiri dari masing-masing
18 lantai typikal, sehingga total lantai 2 tower adalah 36
lantai. Mengacu pada investasi 1,5 lantai maka 36 lantai
PERI Konvensional
342 buah
1470 buah
2088 buah
1726 buah
735 buah
Mainframe 1106 buah
Croos head 2212 buah
cross brace 1019 buah
base jack 2212 buah
29 19,79 m
486 lembar
1487 buah
334 lembar
19,79 m3
1144 m4
2508 buah
3264 buah
5016 buah
5016 buah
155,9014419 kg
876 buah
besi siku
perancah
cross brace
u-head
base jack
paku
support
Jumlah
Beam Bracket
Scaffolding
Balok 6x12
Plywood
Tss Torx Screw
Satuan
multiplek 15mm
kaso 5/7
Jenis Material
Girder GT 24 (210 cm)
Girder GT 24 (180 cm)
Girder GT 24 (150 cm)
Girder VT 24 (180 cm)
Jumlah Satuan
159,00 buah
312,00 buah
1.290,00 buah
Mainframe 1.350,00 buah
Croos head 2.700,00 buah
cross brace 1.350,00 buah
base jack 900,00 buah
475,30 m
2.358,13 buah
Jenis Material
Girder GT 24 (210 cm)
Girder GT 24 (180 cm)
Girder GT 24 (150 cm)
Scaffolding
plywood 21mm
Tss Torx Screw
5
dibagi dengan 1,5 lantai yaitu 24 lantai hitungan, maka
pembelian dan pergantian material menurut lantai hitungan
tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh
perhitungan material multiplek.

Multiplek 15mm
Luas multiplek (1 lembar) = 1,22m 2,44m
= 2,97 m
2

Volume multiplek 1 lantai = 928,28 m
2




Kebutuhan material 1,5 lantai = 311,83 lembar 1,5
= 467,75 lembar
= 468 lembar
Biaya = kebutuhan material harga material
= 468 lembar Rp. 115.000,00
= Rp. 53.820.000,00

Tabel 10. Hasil Perhitungan Biaya Material Bekisting
Balok Sistem PERI 1,5 Lantai Hitungan


Upah
Volume 1,5 lantai = volume 1 lantai 1,5
= 928,28 m
2
1,5
= 1392,42 m
2

Upah 1,5 lanta i = volume 1,5 lantai upah per m
2

= 1392,42 m
2
Rp. 22.266,00
= Rp. 29.240.865,00

Total biaya lantai 1 hitungan
Total = biaya material + total upah
= Rp. 1.957.321.386,6 + Rp. 29.240.865,00
= Rp. 1.988.326.386,66

Total biaya 24 lantai

Tabel 11. Total Biaya Bekisting Balok Sistem PERI



F. Perbandingan Metode
Berdasarkan analisa perhitungan diatas, dapat dibandingkan
total akumulasi biaya tiap lantai dari masing masing metode
sebagia berikut :























total
1 Rp2.862.572.038,48
2 Rp15.063.741,90
3 Rp15.063.741,90
4 Rp15.063.741,90
5 Rp15.063.741,90
6 Rp122.239.779,36
7 Rp15.063.741,90
8 Rp15.063.741,90
9 Rp15.063.741,90
10 Rp15.063.741,90
11 Rp122.239.779,36
12 Rp15.063.741,90
13 Rp15.063.741,90
14 Rp15.063.741,90
15 Rp15.063.741,90
16 Rp122.239.779,36
17 Rp15.063.741,90
18 Rp15.063.741,90
19 Rp15.063.741,90
20 Rp15.063.741,90
21 Rp122.239.779,36
22 Rp15.063.741,90
23 Rp15.063.741,90
24 Rp15.063.741,90
Total Rp3.637.742.252,08
Tower B
Tower A
balok
Mainframe
Croos head
cross brace
base jack
Tss Torx Screw
Jumlah Harga
106.704.000,00
388.080.000,00
467.712.000,00
313.441.600,00
135.240.000,00
159.264.000,00
141.568.000,00
40.760.000,00
88.480.000,00
58.694.400,00
55.890.000,00
1.487.386,67
Jenis Material
Girder GT 24 (210 cm)
Girder GT 24 (180 cm)
Girder GT 24 (150 cm)
Girder VT 24 (180 cm)
Beam Bracket
Scaffolding
Balok 6x12
Plywood
6
Tabel 13. Perbandingan Total Biaya Bekisting Balok Pelat



Tabel 14. Perbandingan Waktu Keseluruhan Bekisting Balok
Pelat







Dari tabel perbandingan diatas dapat dibuat grafik seperti
dibawah ini :


Gambar 4. Grafik Perbandinngan Biaya

Gambar 5. Grafik Perbandingan Waktu



Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui untuk pengerjaan
bekisting balok dan kolom pada apartemen puncak kertajaya,
untuk bekisting PERI memerlukan biaya Rp5.156.103.120,97
dan waktu 127 hari. Sedangkan bekisting konvensional
memerlukan biaya Rp4.514.736.868,00 dan waktu 223 hari.
V. KESIMPULAN
Perbandingan antara 2 metode tersebut adalah dari segi biaya,
bekisting konvensional lebih murah Rp. 641.366.252,97
(12,43%) dibandingkan dengan bekisting PERI. Sedangkan dari
segi waktu pengerjaan bekisting PERI lebih cepat 96 hari.
.DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standardisasi Nasional Indonesia. 1989. Tata Cara
Perhitungan Pembebanan untuk Bangunan Rumah dan
Gedung. RSNI-3 03-1727-1989.
[2] Clarasinta, E.. 2012. Analisa Biaya Dan Waktu Bekisting
Metode Semi Sistem (Besi Hollow) Dengan Konvensional
Pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen. Surabaya :
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
[3] PERI GmbH. 2002. Handbook PERI formwork. Berlin : PERI
GmbH.
[4] PERI GmbH. 2002. PERI formwork component catalogue.
Berlin : PERI GmbH.

Sistem PERI Konvensional
1 Rp3,922,302,040.62 1,226,011,307.00
2 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
3 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
4 Rp21,628,761.90 147,983,807.00
5 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
6 Rp263,411,406.51 87,570,807.00
7 Rp21,628,761.90 147,983,807.00
8 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
9 Rp21,628,761.90 513,423,807.00
10 Rp21,628,761.90 147,983,807.00
11 Rp263,411,406.51 87,570,807.00
12 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
13 Rp21,628,761.90 147,983,807.00
14 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
15 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
16 Rp263,411,406.51 147,983,807.00
17 Rp21,628,761.90 513,423,807.00
18 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
19 Rp21,628,761.90 147,983,807.00
20 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
21 Rp263,411,406.51 87,570,807.00
22 Rp21,628,761.90 147,983,807.00
23 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
24 Rp21,628,761.90 87,570,807.00
Total Rp5,386,894,142.80 Rp4,514,736,868.00
lantai
Tower A
Tower B
0 1,5 12 hari 9 hari
1,5 3 5 hari 9 hari
3 4,5 5 hari 10 hari
4,5 6 5 hari 9 hari
6 7,5 5 hari 9 hari
7,5 9 5 hari 10 hari
9 10,5 5 hari 9 hari
10,5 12 5 hari 9 hari
12 13,5 5 hari 10 hari
13,5 15 5 hari 9 hari
15 16,5 5 hari 9 hari
16,5 18 5 hari 10 hari
0 1,5 5 hari 9 hari
1,5 3 5 hari 9 hari
3 4,5 5 hari 10 hari
4,5 6 5 hari 9 hari
6 7,5 5 hari 9 hari
7,5 9 5 hari 10 hari
9 10,5 5 hari 9 hari
10,5 12 5 hari 9 hari
12 13,5 5 hari 10 hari
13,5 15 5 hari 9 hari
15 16,5 5 hari 9 hari
16,5 18 5 hari 9 hari
127 hari 223 hari Total
Lantai Sistem PERI Konvensional
T
O
W
E
R

A
T
O
W
E
R

B

You might also like