You are on page 1of 9

FAKTOR RISIKO KOLESTASIS SEPSIS

DI BAGIAN PERINATOLOGI RS DR. M. DJAMIL PADANG


ENI ANDRIANI, YUSRI DIANNE JURNALIS, ENY YANTRI, YORVA SAYOETI
ILMU KESEHATAN ANAK UNIVERSITAS ANDALAS/ RS DR. M. DJAMIL PADANG
Latar Belaka!: Neonatus dengan kolestasis terkait sepsis (SAC) memiliki risiko relatif sebesar
2,25 untuk mortalitas dibandingkan dengan neonatus tanpa kolestasis. Penelitian sebelumnya
melaporkan keadian kolestasis terkait sepsis masi! tinggi ("5,#$). %olestasis terkait sepsis
merupakan penanda untuk disfungsi !ati dan men&erminkan beratnya sepsis. %adar bilirubin
direk merupakan sala! satu tes fungsi !ati sebagai marker kolestasis sepsis .
T"#"a: Penelitian ini bertuuan untuk menilai insiden,faktor risiko yang ber!ubungan dengan
kolestasis sepsis dan mortalitas.
Met$%e& tinauan retrospektif dari medical record dilakukan pada '(2 bayi dengan diagnosis
ak!ir sepsis neonatorum seak April sampai )ktober 2('(. *ata yang di&atat adala! enis kelamin,
maturitas, berat badan la!ir, lama puasa, kadar bilirubin total, direk dan indirek, S+),, S+P,, ++,
serta kultur dara!. Analisis statistik dengan C!i s-uare dan AN).A menggunakan SPSS /ersi '5.(.
Ha'(l: 0nsiden kolestasis terkait sepsis adala! 5' (5($) (n1'(2) dari sepsis neonatorum.
2ayoritas adala! neonatus laki3laki (5#,4 $), berat la!ir renda! (5 25(( gram) (55,# $) ,
prematur (5'$) dan dengan kultur dara! positif ( 6# $). faktor yang ber!ubungan dengan
kolestasis sepsis antara lain prematuritas ()* 7,""8) berat badan la!ir renda! ()* 8,287),
puasa lebi! 7 !ari ()* 6#) (p5 (,(5). ,erdapat perbedaan yang bermakna pada kadar bilirubin
total, direk dan indirek dengan kolestasis terkait sepsis (p5(,(5). %olestasis terkait sepsis
ber!ubungan lema! dengan mortalitas ()* (,(66)
Ke'()*"la: faktor yang ber!ubungan dengan kolestasis sepsis antara lain prematuritas
berat badan la!ir renda! , puasa lebi! 7 !ari. ,erdapat perbedaan yang bermakna pada kadar
bilirubin total, direk dan indirek dengan kolestasis terkait sepsis.
Kata kunci: kolestasis sepsis, faktor risiko, mortalitas
1
ASSO+IATED FA+TORS IN SEPSIS INDU+ED +HOLESTASIS
AT NEONATOLOGY ,ARD DR. M. DJAMIL HOSPITAL

ENI ANDRIANI, YUSRI DIANNE JURNALIS, ENY YANTRI, YORVA SAYOETI
PEDIATRI+ HELATH DEPARTEMENT MEDI+AL FA+ULTY OF ANDALAS
UNIVERSITY/ DR.M. DJAMIL HOSPITAL PADANG
Ba-k!r$"%& Neonates 9it! sepsis asso&iated &!olestasis (SAC) !ad a relati/e risk of 2.25 for
mortality in sepsis neonatorum. Pre/ious study reported t!e in&iden&e of SAC 9as !ig! ("5.#$).
SAC 9as a marker for li/er disorders and refle&ted t!e se/erity of sepsis. *ire&t bilirubin as li/er fun&tion
test &an used as a marker of SAC and start t!erapy to a/oid se/erity of li/er disorders.
O.#e-t(/e& ,!is study aimed to mention insiden, risk fa&tors in sepsis asso&iated &!olestasis and
mortality
Met0$%'& A retrospe&ti/e re/ie9 of t!e medi&al re&ords 9as performed in '(2 neonates 9it! sepsis
neonatorum from April to )&tober 2('( in Perinatology :ard *r. 2. *amil ;ospital. Statisti&al
analysis used C!i s-uare and AN).A.
Re'"lt'& ,!e in&iden&e SAC 9as 5( $ from neonates 9it! sepsis. ,!e maorities 9ere male
(5#,4$)., small for gestational age (55,#$), prematurity (5'$) and positi/e in blood &ulture (6#$). <isk
fa&tors as&o&iated &!olestasis sepsis 9ere prematurity ()* 7,""8) small for gestational age ()* 8,287),
not!ing peroral more t!an 7 days ()* 6#). ,!ere 9ere signifi&ant differen&e bet9een total serum bilirubin,
bilirubin indire&t and bilirubin dire&t 9it! &!olestasis asso&iated sepsis (p5(,((5). :e found t!at SAC &ould
in&rease mortality rate in fe9 &ases ()* (,(66).
+$-l"'($& Prematurity, small for gestational age and not!ing peroral more t!an 7 days 9ere
ass&o&iated 9it! SAC. total bilirubin serum , indire&t and dire&t bilirubin 9as in&rease signifi&antly in SAC.
Key words : cholestasis sepsis, associated factors, mortality
2
PENDAHULUAN
Kolestasis, secara fungsional didefinisikan sebagai gangguan aliran empedu.
Penurunan aliran empedu dapat terjadi secara genetik atau didapat, sebagai akibat dari
proses autoimun, obat-obatan, toksin atau infeksi yang dapat mempengaruhi sekresi
kanalikuli dari hepatosit atau kolangiosit.
1
Kolestasis terkait sepsis (S!" masih menjadi under diagnosis dan dianggap
tidak memiliki rele#ansi klinis karena dapat sembuh sebagai konsekuensi pemberian
antibiotik yang tepat.
$
%amun,&achtiar dkk melaporkan bah'a kolestasis terkait sepsis
yang ditemukan (),*+ dari sepsis neonatorum dapat meningkatkan mortalitas dengan
risiko relatif 2,2). Komplikasi ini juga merupakan penanda disfungsi multi organ dan
beratnya sepsis.
,
-ujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor yang berhubungan
dengan kolestasis terkait sepsis .
Metode
Penelitian retrospektif pada neonatus dengan diagnosis akhir sepsis neonatorum yang
dira'at di unit Perinatologi .S / 0jamil Padang antara bulan pril sampai 1ktober
2212. 0ata diambil dari medical record untuk jenis kelamin, usia kehamilan, berat
lahir, durasi puasa , bilirubin total, bilirubin direk dan indirek serta S31-, S3P- dan
33-.
Sepsis didefinisikan jika terdapat gejala klinis dari sepsis. Kolestasis
didefinisikan atas peningkatan kadar bilirubin direk 1 mg4d5 bila kadar bilirubin total 6
) mg4d5 atau 22+ dari bilirubin total 7 ) mg4d5. 8kterus neonatorum akibat
inkompatibilitas &1 tidak dimasukkan ke dalam sampel. Prognosis dibandingkan
antara kolestasis dan non kolestasis pada sepsis neonatorum, serta diklasifikasikan baik
atau buruk. Prognosis baik didefinisikan sebagai pulang dalam kondisi baik, tidak ada
episode syok septik selama masa pengobatan di rumah sakit. Prognosis buruk
didefinisikan sebagai telah sepsis berat atau syok septik selama pengobatan atau
meninggal . 0ata dianalisis dalam SPSS #ersi 1). Statistik deskriptif yang digunakan
untuk semua #ariabel, untuk tipe numerik dihitung median (nilai minimum-maksimum"
dan data nominal disajikan sebagai frekuensi dan persentase. 9ubungan antar #ariabel
dilakukan dengan uji !hi-s:uare dan %1;.
$
Hasil
-erdapat 122 bayi dengan diagnosis sepsis neonatorum (8!0 12 P.$(" yang di ra'at di
bagian Perinatologi .S 0r. /. 0jamil Padang pada bulan pril sampai 1ktober 2212.
Karakteristik sampel terdapat pada -abel 1.
-abel 1. Karakteristik Sampel
Karakteristik <rekuensi Persentase -otal (n"
=enis kelamin
Perempuan
5aki-laki
122
,1 ,2,2
(1 )*,>
/aturitas 122
Prematur )2 )1
/atur )2 ,*
&erat badan 122
? 2)22 )@ )),*
A2)22 ,) ,,,1
Sepsis 122
Kultur (B" )2 ,*
Kultur steril )2 )1
&erdasarkan tabel 1 didapatkan sebagian besar sepsis neonatorum diderita oleh bayi
laki-laki ((1+", prematur ()1+", berat badan lahir rendah ()),*+" dan kultur darah
steril ()1+".
-abel 2. /ikroba penyebab sepsis
9asil kultur darah Kolestasis -idak kolesatasis =umlah
Staphylococcus aureus ) ) 12
Cnterobacter sp , 2 ,
Klebsiella sp $@ $ ,2
Proteus sp 1 2 1
!andida sp 1 2 1
Steril @ ,$ )2
=umlah )1 )1 122
0ari tabel 2 terlihat bah'a organisme terbanyak penyebab sepsis adalah bakteri
gram negatif yaitu Klebsiella sp.
Sebanyak )1 bayi ()2+" dari 122 kasus sepsis neonatorum mengalami kolestasis.
dapun hasil pemeriksaan bilirubin serum terlihat pada tabel $.
-abel $. Konsentrasi bilirubin serum
;ariabel /ean SC
*)+ !8
/edian
/inimum /aksimum
,
&ilirubin
indirek
>,),1 2,2@( @,**2 *,2>* >,1)
&ilirubin
direk
2,@*@ 2,22> 2,$,, $,2) 2,2
&ilirubin
total
11,$(@ 2,,2@ 12,)1* 12,21( 12,(
0ari tabel $ terlihat konsentrasi rata-rata bilirubin total adalah 11,$(@ mg4d5 (rentang
12,)1* D 12,21( mg4d5", dengan kadar bilirubin indirek (>,),1 E 2,2@(" mg4d5 dan
bilirubin direk (2,@*@ E 2,2>>" mg4d5.
-erdapat $@ data mengenai hasil pemeriksaan serum transaminase (S31- dan
S3P-" dan gamma glutamil transferase (33-". 3ambaran serum transaminase 33-
terlihat pada tabel ,.
-abel ,. Konsentrasi tranaminase dan 33-
;ariabel /ean SC
*)+ !8
/edian
/inimum /aksimum
S31- >2,11 1,@), @>,)) >),(@ >2,22
S3P- )2,2$ ,>>( )2,2$ )$,>2 )2,22
33- 12,,*2 1,2(( 122,$) 12@,,* 12$,22
Fntuk menilai peluang terjadinya kolestasis pada sepsis neonatorum dilakukan
uji statistik !hi-s:uare dan <isher eGact guna menetukan 1dds ratio sebagaimana yang
terlihat pada tabel ).
-abel ). Peluang terjadinya kolestasis sepsis
<aktor risiko Kolestasis p 10 *)+ !8
Ha -idak /inimum /aksimum
=enis kelamin
5aki-laki $> 2$ 2,22) 2,2>1 2,122 2,(,*
Perempuan 1$ 2>
/aturitas
Prematur $, 1> 2,22$ $,((@ 1,(1> >,$2@
/atur 1@ $$
&&
?2)22 gr ,2 11 2,222 @,2@$ $,222 1@,(@2
A2)22 gr 11 $,
Puasa A $ hari
)
Ha ,* 1@ 2,222 ,* 12,(2 22(,2>2
-idak 2 $,
Kultur darah
Positif ,, > 2,222 2,2$2 2,212 2,2>*
Steril @ ,$
0ari tabel ) dapat diketahui bah'a berdasarkan uji statistik peluang terjadinya
kolestasis sepsis tidak bermakna berdasarkan jenis kelamin dan hasil kultur darah (10
2,2>1 dan 2,2$2". Prematuritas ternyata mempunyai peluang $,((@ kali menderita
kolestasis sepsis, berat badan lahir rendah mempunyai peluang @,2@$ kali dan puasa
(tidak ada intake peroral" yang lebih dari $ hari berpeluang ,* kali mengalami kolestasis
pada sepsis neonatorum.
-abel (. Prognosis kolestasis sepsis
Kolestasis Prognosis -otal
&uruk &aik
Ha 22 $2 )2
-idak ,) $ ,>
-otal () $$ *>
P I 2,222) 10 2,2,, (*)+ !8 2,212 D 2,1($"
&erdasarkan tabel (, kolestasis terkait sepsis mempunyai peluang 2,2,, kali
untuk memperburuk prognosis,namun belum dapat dikatakan sebagai faktor risiko
meningkatkan mortalitas, hal ini bermakna secara statistik (p ?2,2)" .
Diskusi
8nsiden kolestasis terkait sepsis dalam penelitian ini konsisten dengan yang ditemukan
dalam studi sebelumnya oleh 3ilroy dkk yaitu dominanasi laki-laki, prematur, dan
berat lahir rendah.
$
<aktor-faktor yang menyebabkan hasil kultur darah negatif pada penelitian ini
yang harus dipertimbangkan seperti penggunaan antibiotik, sampel darah yang tidak
memadai dan infeksi mikroorganisme anaerob yang tidak tumbuh di media biasa.
Sehingga diagnosis sepsis dibuat berdasarkan gejala klinis.
)
Peningkatan kadar bilirubin dapat dijelaskan oleh penurunan nilai a'al fungsi
sekresi hepatosit yang dicerminkan oleh nilai bilirubin, akhirnya berkembang menjadi
(
nekrosis hepatoseluler yang terlihat pada kecenderungan peningkatan nilai serum
transaminase.
(

Sepsis dapat mengakibatkan aliran darah ke hepar tertekan sehingga aliran
nutrisi ke hepar juga berkurang .Kerusakan hati iskemik dapat terjadi sebagai akibat dari
hipotensi atau hipoksia pada sepsis. kibatnya dapat terjadi disfungsi sel Kupfer dan
perubahan hepatoseluler.
Pada penelitian ini didapatkan peningkatan kadar bilirubin indirek dan direk.
Pada bayi terdapat fungsi hepar yang masih immatur dan ukuran bile duct yang relatif
kecil, sehingga sintesis asam empedu masih terbatas, dan immaturitas
fungsi transportasi hepatobilier.
@
Kondisi fisiologis ini membuat hati neonatal lebih
rentan terhadap kolestasis, dan sering berkembang pada akhir minggu pertama
kehidupan dan bersifat transien.
>

Keadaan endotoksemia dan pembentukan endproduct karena respon terhadap
infeksi memainkan peran kunci dalam patofisiologi kolestasis karena sepsis.
Cndotoksemia tidak mempengaruhi sintesis asam empedu, transportasi asam empedu ke
sitosol , atau peningkatan permeabilitas tight junction. %amun, kondisi endotoksemia
dapat mengurangi transportasi basolateral dan canalicular dari asam empedu (kolat,
taurocholate, dan chenodeoGycholate" dan anion organik. Pada penelitian ini
organisme terbanyak penyebab kolestasis sepsis adalah bakteri gram negatif yaitu
Klebsiella sp. -elah diketahui bah'a membran sel bakteri gram negatif mengandung
lipopolisakarida (5PS" yang mempunyai kemampuan untuk menstimulasi degradasi
protein membran . Selain itu 5PS dan sitokin tampaknya mempengaruhi absorpsi dari
hepatosit dan ekskresi asam empedu sebagai akibat respon hemolisis karena infeksi.
),

(
&erbagai literatur telah menyebutkan terdapat korelasi antara durasi puasa
dengan insiden kolestasis neonatal. Pada penelitian ini didapatkan bah'a terdaJpat
peningkatan peluang terjadinya kolestasis sepsis pada bayi yang dipuasakan lebih darai
$ hari. 9al ini sesuai dengan penelitian -iker et al yang mendapatkan puasa yang
berkepanjangan (lebih dari $ hari" dan nutrisi parenteral total juga memberikan
kontribusi untuk kolestasis.
*
Keterbatasan penelitian ini adalah data laboratorium yang tidak lengkap (uji
fungsi hati" , karena kadar serum S31- dan S3P- merupakan indikator jejas pada
hepar dan me'akili penanda nekrosis hepatocelluler.
@

@
Kesimpulan
<aktor yang berhubungan dengan kolestasis sepsis antara lain prematuritas berat badan
lahir rendah , puasa lebih $ hari. -erdapat perbedaan yang bermakna pada kadar
bilirubin total, direk dan indirek dengan kolestasis terkait sepsis.
0<-. PFS-K
1. Suchy <=. pproach to the infant 'ith cholestasis. 8nK Suchy <=, ed. 5i#er
disease in children. St 5ouiseK /osby-HearbookL 1**,K$**-)).
2. .oberts C. -he jaundiced baby. 8nK Kelly 0, ed. 0isease of the li#er and
biliary system. 2nd Cd edK &lack'ell PublishingL 222,K$)-@$.
$. 3ilroy .K //, 3olan =5, . !holestasis of sepsis. &est Prac .es !lin
3astroenterol 222$L$K$)@-(@.
>
,. &achtiar KS 19, &atubara =., 5atief , mir 8, <irman K, . !holestasis sepsis
at neonatology 'ard and neonatal intensi#e care unit !ipto /angunkusumo
9ospital 222@K 8ncidence, mortality rate and associated risk factors. /ed =
8ndones 222@L1@K12@-1$.
). -iskumara . <S, 5iu !M, %untnarumit P, 5ui K/, 9ammoud /, et al, .
%eonatal infections in sia. rch 0is !hild <etal %eonatal 222*L*,K1,,->.
(. <erry 30 S/, Fdall =, <inegold /, %ichols &, . 3uide to early diagnosis of
biliary obstruction in infancy. !lin Pediatr 1*>).L2,K$2)-11.
@. -rauner / /P, &oyer =5,. /olecular pathogenesis of cholestasis. % Cngl = /ed
1**>L$$*K121@-2@.
>. !hand %, Sanyal =. Sepsis-8nduced !holestasis. 9epatology 222@ ,)K2$2-,2.
*. -iker < -, Killicdag 9, 3urakan &, . Carly onset conjugated
hyperbilirubinemia in ne'born infants. 8ndian = Pediatr 222(L@$K,2*-12.
*

You might also like