You are on page 1of 55

Askep Katarak

Departemen Medikal Bedah


What is a cataract?
A cataract is an opacity(or cloudy changes)
of the lens that can cause vision problems.

Keadaan yang menunjukkan adanya kekeruhan
lensa dari yang hanya terbentuk titik sampai
seluruh lensa keruh.
LENSA MATA
Lensa dikelilingi oleh kapsul lensa yang terbuat dari sel-sel
epitel.

Sel epitel pada garis equator lensa secara terus-menerus
diproduksi sepanjang hidup, sehingga serat lensa yang lebih
tua ditekan ke arah tengah nukleus; serat yang lebih muda di
sekeliling nukleus membentuk korteks.
Penyebab
Aging most common
Long-term ultraviolet (UV) light, especially from
sunlight
Diabetes or other systemic disease
Past eye infections, injuries or surgery
Smoking
Long-term use of certain medications (such as
steroids)
Heredity
Patofisiologi
Lensa terutama terdiri dari air dan protein.
Protein diatur sedemikian rupa agar cahaya bisa
lewat dan difokuskan pada retina. Kadang-
kadang beberapa protein ini menggumpal. Hal ini
akan memulai terjadinya kekeruhan kecil pada
area lensa, menghambat beberapa cahaya masuk
ke retina dan mengganggu penglihatan.

normal Vs. cloudy lens
Clinical Findings
Symptoms
Penglihatan kabur atau buram
Warna kelihatan memudar
Sensitif terhadap cahaya
Penglihatan ganda atau multipel
Kelainan dalam hal refraksi
Pemeriksaan Mata
Vision acuity test
Slit lamp
Ophthalmoscope
Tonometry



Ada 3 jenis utama katarak berdasarkan
lokasi yang terkena.
Cortical
Nuclear
Posterior subcapsular
Cortical cataract
Paliing sering, berhubungan dengan usia.

Tdd dari 4 tahap:


Incipient stage
Perubahan korteks pada bagian perifer.
Pola kekeruhan radical.


Intumescent stage
Lensa menyerap air, menjadi bengkak
Anterior chamber menjadi dangkal



Mature stage
Cairan keluar dan lensa mengkerut.
Seluruh protein lensa menjadi keruh

Hypermature Stage
Suatu katarak yang sangat matur bisa menyebabkan
pencairan pada korteks lensa. Cairan ini bisa keluar
dari kapsul yang utuh, sehingga lensa dan kapsul
mengkerut.
Lensa yang telah diangkat pada saat
pembedahan.
Nuclear cataract
Terjadi saat dini (setelah middle age)
Gejala paling awal adalah rabun jauh
Gejala lain adalah sukar membedakan warna atau monocular
diplopia.

Posterior subcapsular cataract
Lokasi pada korteks, dekat dengan kapsul posterior bagian
tengah.
Gejala yang paling sering adalah silau dan penurunan
penglihatan pada kondisi cahaya terang.
Congenital Cataract
Sudah terjadi pada saat lahir atau beberapa waktu
setelah lahir.
Etiology
Intra-uterine
Infeksi virus
Maternal ingestion of Thalidomide, steroids.

Hereditary
autosomal dominant
recessive X-linked

Pengobatan Cataract
Surgery merupakan jalan satu-satunya untuk
mengatasi katarak. Akan tetapi, bila gejala katarak
ringan, bisa dibantu dengan menggunakan
kacamata..

Pembedahan dilakukan bila katarak sudah
menyebabkan gangguan penglihatan dalam
melakukan akivitas sehari-hari.

ECCE+IOL
Extracapsular cataract extraction merupakan metode
yang paling dianjurkan pada pembedahan katarak.
Kapsul lensa bagian belakang tidak diangkat.
Intra Ocular Lens ditanam di kantong kapsul.
Intraocular Lens
IOL adalah lensa yang tipis, transparan, convex yang
terbuat dari polimer yang diselipkan pada saat
pembedahan.


IOL

6mm
Foldable I OL
Anterior chamber
type
Posterior chamber
type
Keuntungan IOL

Pasien tidak menggunakan kacamata untuk
melihat jauh.

Bayangan jernih tanpa distorsi

Dapat segera melihat setelah pembedahan.
Phacoemulsification
Phacoemulsification or phaco berarti getaran ultra-
sonic yang menyebabkan lensa menjadi larut dan
diaspirasi melalui insisi yang hanya 3mm.
small-incision cataract surgery.

Komplikasi
Kekeruhan pada kapsul posterior
Cystoid macular edema
Glaucoma
Hyphema
Ptosis
Infeksi
Retinal detachment
Dislokasi lensa
Cataract
Surgery
animation
I nserting the new lens
Diagnosis Keperawatan
a. Perubahan sensori perseptual: visual b/d
kekeruhan pd lensa d/d pupil tampak putih,
pasien mengeluhkan pandangan kabur,
berkabut, atau pandangan ganda dan
gangguan penglihatan.
b. Ketakutan/ ansietas b/d kerusakan sensori
dan kurang pemahaman mengenai perawatan
pasca operasi, pemberian obat.
c. Resiko cedera b/d penurunan visus atau
berada di lingkungan yang kurang dikenal.
d. Resiko cedera b/d komplikasi pasca operasi
spt; pendarahan atau peningkatan tekanan
intra okuler.
e. Defisit perawatan diri b/d kelemahan visual
dan perawatan mata pasca operasi.
f. Resiko tinggi infeksi b/d prosedur invasif
(bedah pengangkatan katarak)
g. Kurang pengetahuan ttg kondisi pengobatan
dan perawatan pasca operasi b/d terbatasnya
informasi atau kesalahan interpretasi
informasi.
a. Perubahan sensori perseptual: visual b/d
kekeruhan pd lensa d/d pupil tampak putih,
pasien mengeluhkan pandangan kabur,
berkabut, atau pandangan ganda dan
gangguan penglihatan.
Tujuan : Pasien mendemonstrasikan
peningkatan kemampuan untuk memproses
rangsangan visual dan mengkomunikasikan
pembatasan pandangan.
Kriteria Hasil:
Visus meningkat
Respon verbal peningkatan penglihatan



Intervensi
Mandiri: 1. kaji ketajaman penglihatan klien
2. berikan pencahayaan yg plg sesuai
dgn klien
3. cegah glare atau sinar yg menyilaukan
4. letakkan brg2 pd tempat yang
konsisten
5. gunakan materi dgn tulisan besar
dan kontras

Kolaborasi : pembedahan

c. Resiko cedera b/d penurunan visus atau
berada di lingkungan yang kurang dikenal.

Tujuan: Klien tidak mengalami cedera akibat
jatuh.

Kriteria Hasil:
- Pasien mengenal lingkungan
- Pasien tidak jatuh selama perawatan

Intervensi:
1. kurangi resiko bahaya dari lingkungan klien.
2. beritahu klien utk mengubah posisi secara
perlahan.
3. beritahu klien utk tdk meraih benda untuk
stabilitas saat ambulasi.
4. dorong klien utk menggunakan peralatan
adaftif (tongkat atau walker) untuk
ambulasi sesuai kebutuhan.
5. tekankan pentingnya utk menggunakan
pelindung mata saat melakukan aktifitas
beresiko tinggi.

g.Kurang pengetahuan ttg kondisi pengobatan
dan perawatan pasca operasi b/d terbatasnya
informasi atau kesalahan interpretasi
informasi.
Tujuan : menyatakan pemahaman kondisi/
proses penyakit dan pengobatan.

Kriteria Hasil:
- Respon verbal memahami proses penyakit
dan pengobatan
- Menunjukkan tindakan yang kooperatif

Intervensi :
1. kaji informasi ttg kondisi individu, prognosis,
tipe prosedur atau lensa.
2. tekankan pentingnya evaluasi perawatan
rutin.
3. informasikan pasien utk menghindari tetes
mata yg dijual bebas.
4. diskusikan kemungkinan efek/interaksi antara
obat, mata dan masalah medis pasien.
5. dorong pemasukan cairan adekuat, makanan
berserat/kasar, gunakan pelunak feses yg
dijual bebas, bila diindikasikan.
6. identifikasi tanda/gejala yg memerlukan
upaya evaluasi medis.
Warning Signs

Reduction in visual acuity
Photophobia
Purulent discharge
Red Eye
Pain vs. Pricking

Post Operative Requirements

Discharge with eyedrops
Dexamethasone
Topical steroid reduces post-op inflammation
Do not lift weights of over 10 kg for at least 6
weeks
Do not bend from the waist for prolonged
periods
Wear an eye shield at night for the first 14
days to prevent inadvertent rubbing of the eye
when asleep
Sekian untuk hari ini!

You might also like