You are on page 1of 24

Mineral penyusun batuan sendimen

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok
utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang
terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan
(deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan.
Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam
batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan
tersebut Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batu lempung
Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butitan yang bersudut
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai
1/16 mm
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm
sampai 1/256 mm
Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari
1/256 mm
Batupasir:
Butiran butiran mineral penyusun batupasir pada umumnya berupa kuarsa dan juga muskovit (material
yang stabil baik dari sisi fisik maupun kimiawinya). Kemudian tersusun juga atas pecahan pecahan
kecil batuan dan puing puing vulkanik (yang belum hancur membentuk mineral mineral
penyusunnya).
Lempung:
Material hancuran; mineral mineral lempung terbentuk sebagai reaksi dari air dengan felspar atau
mineral mineral mafik)
Batugamping:
Puing puing material organik yang di dominasi oleh kalsit yang berasal dari puing puing kerang.
Batu ini juga terbentuk dari larutan yang umumnya mengandung kalsit yang berasal dari laut sebagai
hasil kegiatan/aktivitas biologi makhluk laut.
Batuan lainnya:
Material/puing organik; material dari tumbuh tumbuhan akan membentuk gambut dan batubara, bagian
bagian dari hewan akan membentuk minyak bumi. Terbentuk pula dari larutan larutan seperti gipsum
dan garam dan juga material terlarut lainnya.
Pada gambar di bawah ini kita akan melihat grafik yang menunjukkan derajat pengendapan material
material pembentuk batuan sedimen.



Pada gambar berikutnya, mari kita perhatikan bersama mineral mineral yang menjadi penyusun
batuan sedimen dan juga struktur dari batuan sedimen.





Struktur sedimen merupakan kenampakan dalam tubuh batuan sedimen yang terbentuk karena proses fisika,
kimia dan biologis. Struktur ini akan sangat penting karena dapat menentukan setting pengendapan, tua
mudanya batuan sedimen atau top dan bottom lapisan batuan dan menentukan arah arus purba. Tucker, 1991
mengklasifikasikan struktur sedimen menjadi empat yaitu struktur erosi, struktur pengendapan, struktur
pasca pengendapan dan struktur biogenik.
A. Struktur erosi
Struktur erosi terbentuk karena proses erosi aliran fluida dan aliran sedimen sebelum pengendapan di atas
bidang perlapisan dan oleh partikel yang menggerus permukaan sedimen.
1. Sole mark
Struktur sole mark merupakan struktur sedimen yang berbentuk cetakan positif. Biasanya cetakan positif
pada batupasir yang menindih batulempung.


Sumber : http://geology.about.com/od/geoprocesses/ig/sedstrucs/loadcasts.htm
Ada berbagai dua macam struktur sole mark yaitu groove cast dan flute cast.
a. Groove cast
Groove cast merupakan bentukan parit memanjang pada lapisan batupasir karena pengisian gerusan
memanjang memotong pada batulempung.



b. Flute cast
Flute cast merupakan bentukan sole mark yang menyerupai cekungan memanjang yang melebar ujungnya
membentuk jilatan api.


Sumber : http://geology.about.com/od/geoprocesses/ig/sedstrucs.htm
2. Channel
Channel merupakan cetakan gerusan yang memotong bidang perlapisan dan laminasi dengan ukuran hingga
beberapa kilometer.


Sumber : http://geology.about.com/od/geoprocesses/ig/sedstrucs.htm
3. Scours
Scours ini mirip dengan channel namu ukurannya lebih kecil


Sumber : http://geology.about.com/od/geoprocesses/ig/sedstrucs.htm
B. Struktur Pengendapan
Struktur ini terbentuk ketika suplai sedimen terendapkan
1. Perlapisan dan laminasi
Perlapisan dan laminasi merupakan kenampakan lapisan sedimen secara sejajar. Perlapisan apabila ukuran >
1 cm sedangkan laminasi < 1 cm




Sumber : http://geology.about.com/od/geoprocesses/ig/sedstrucs.htm
2. Perlapisan silang / cross stratification
Perlapisan silang ini mirip dengan perlapisan hanya saja antara lapisan satu dengan yang lain membentuk
sudut yang jelas. Hal ini dipengaruhi karena perpindahan dune atau gelembur akibat pertambahan material.
Perlapisan silang ini ada beberapa macam yaitu :
a. Cross bedding


Sumber : http://www.answersingenesis.org/articles/am/v2/n2/utah-testimony-catastrophe
b. Cross lamination


Sumber : http://flickriver.com/photos/nchazarra/tags/geology/


c. Perlapisan silang planar / planar cross stratification


Sumber : http://www.wvup.edu/ecrisp/g103lecstratpinciples.html
d. Perlapisan silang melengkung / trough cross stratification


Sumber : http://www.wvup.edu/ecrisp/g103lecstratpinciples.html
3. Gelembur/Ripple


Sumber : http://geology.about.com/od/geoprocesses/ig/sedstrucs.htm
4. Perlapisan Gradasi
Perlapisan gradasi ini memiliki cira adanya perubahan ukuran butir secara gradasi.
a. Gradasi normal : apabila menghalus ke atas


Sumber : http://geology.about.com/od/geoprocesses/ig/sedstrucs.htm
b. Gradasi terbalik : mengkasar ke atas



Sumber : http://www.nvcc.edu/home/cbentley/geoblog/2009/07/absaroka-volcanics-petrified-wood.html




C. Struktur pasca pengendapan
Struktur ini terbentuk setelah proses pengendapan seperti deformasi sebelum pembatuan selesai.
1. Slide dan Slump
Slide ini terbemtuk karena ada luncuran perlapisan batuan berupa bidang lurus
Slump terbentuk karena ada luncuran pada lapisan batuan namun berupa bidang lengkung



Slump
Sumber : http://www.geos.ed.ac.uk/undergraduate/field/peasebay/slumps.html
2. Load cast
Struktur ini terbentuk karena adanya pembebanan material suatu lapisan terhadap lapisan lainnya sehingga
membentuk lengkungan ke bawah


Sumber : http://course1.winona.edu/csumma/images/sedstrux/flame3.jpg
3. Dish dan Pillar
Struktur ini terbentuk karena lepasnya/keluarnya kandungan air dari dalam tubuh batuan. Dish apabila
bentukannya seperti mangkok dan pillar seperti tiang.


Sumber : http://geology.about.com/od/geoprocesses/ig/sedstrucs.htm
4. Mud cracks
Mud cracks ini terbentuk karena hilangnya kandungan air pada batulempung sehingga timbul retakan.


Sumber : http://geology.about.com/od/geoprocesses/ig/sedstrucs.htm
D. Struktur Biogenik
Struktur biogenik ini terbentuk karena adanya gangguan organisme yang hidup pada sedimen. Proses
terbentuknya antara lain jejak, gerakan melintasi, makan di permukaan, lubang, galian, cetakan akibat keluar
dari sedimen.
1. Track : jejak kaki, terbentuk karena penjejakan organisme di permukaan sedimen


Sumber : http://science.howstuffworks.com/environmental/earth/geology/stone-dinosaur-track1.htm
2. Trail : seretan, terbentuk karena seretan suatu organisme di permukaan sedimen


Sumber : http://www.georgialifetraces.com/tag/trails/
3. Burrow: galian, terbentuk karena adanya lubang-lubang galian oleh organisme


Sumber : http://www.nps.gov/chcu/photosmultimedia/Fossils.htm
4. Ichnofasies
Merupakan petunjuk paleontologi pada analisa kumpulan fosil jejak untuk menafsirkan lingkungan
pengendapan dan fasies sedimennya.
Macam-macam : Trypanites, Teredolites, Glossifungites, Psilonichnus, Skolithos, Zoophycos, Nereites.
5. Stromatolit
Merupakan hasil aktivitas alga biru-hijau yang berbentuk lembaran, dijumpai di dasar laut dan pelarutan
kalsium karbonan serta pada prekambrian sampai proterozoik.


Sumber : http://www.nerosty.cz/stromatolit-katalog-230.php





Sumber:
Surjono, S.S., Amijaya, D.H. 2009. Sedimentologi. Yogyakarta : Jurusan Teknik Geologi UGM

Diposkan 13th March 2012 oleh Isti ClYne



Parallel lamination

Cross bedding

Graded bedding

Ripple Marks

Current ripple

Mud Cracks

Flute cast

Groove cast

Load Cast

Convolute

Landslide

Slump

Tracks

Trail

Burrow

Molds & Cast

























A. Tekstur Granoblastik, sebagian menunjukkan tekstur mosaik; B. Tekstur Granoblatik berbutir iregular, dengan
poikiloblast di kiri atas; C. Tekstur Skistose dengan porpiroblast euhedral; D. Skistosity dengan domain granoblastik
lentikuler; E. Tekstur Semiskistose dengan meta batupasir di dalam matrik mika halus; F. Tekstur Semiskistose
dengan klorit dan aktinolit di dalam masa dasar blastoporfiritik metabasal; G. Granit milonit di dalam proto milonit; H.
Ortomilonit di dalam ultramilonit; I. Tekstur Granoblastik di dalam blastomilonit.

You might also like