You are on page 1of 1

1

BAB I
PENDAHULUAN

Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang dapat mengancam jiwa pada sel
induk di sumsum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Anemia aplastik dapat kongenital, idiopatik (penyebabnya tidak diketahui), atau
sekunder akibat penyebab-penyebab industri atau virus. Individu dengan anemia aplastik
mengalami pansitopenia (kekurangan semua jenis sel-sel darah). Secara morfologis, sel darah
merah terlihat normositik dan normokromik, jumlah retikulosit rendah atau tidak ada, dan
biopsi sumsum tulang menunjukkan keadaan yang disebut pungsi kering dengan hipoplasia
nyata dan penggantian jaringan lemak. Pada sumsum tulang tidak dijumpai sel-sel abnormal.
1

Anemia aplastik dapat diwariskan atau didapat. Perbedaan antara keduanya bukan
pada usia pasien, melainkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium. Insidensi
anemia aplastik bervariasi di seluruh dunia, berkisar antara 2 sampai 6 kasus persejuta
penduduk pertahun.
2
Insidensi anemia aplastik diperkirakan lebih sering terjadi dinegara
Timur dibanding negara Barat. Peningkatan insiden mungkin berhubungan dengan faktor
lingkungan seperti peningkatan paparan terhadap bahan kimia toksik dibandingkan faktor
genetik. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya peningkatan insiden pada penduduk Asia
yang tinggal di Amerika. Penelitian yang dilakukan di Thailand menunjukkan peningkatan
paparan dengan pestisida sebagai etiologi yang tersering.
2,3
Hampir semua kasus anemia aplastik berkembang ke kematian bila tidak dilakukan
pengobatan. Angka kelangsungan hidup tergantung seberapa berat penyakit saat didiagnosis,
dan bagaimana respon tubuh terhadap pengobatan.
4
Semakin berat hipoplasia yang terjadi
maka prognosis akan semakin jelek. Dengan transplantasi tulang kelangsungan hidup 15
tahun dapat mencapai 69% sedangkan dengan pengobatan imunosupresif mencapai 38%.
5

You might also like