You are on page 1of 8

SAP DERMATITIS

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN



Mata Ajar Bidang Studi : Keperawatan Anak
Pokok Bahasan : Penyakit Kulit dan Kelamin
Sub Pokok Bahasan : Dermatitis
Sasaran Sasaran : Masyarakat dan Keluarga poliklinik
Waktu : 1 x 30 menit
Hari/Tanggal : Kamis, 19 06 - 2014
Penyaji : Mahasiswa STIKES EKA HARAP


1. ANALISA SITUASI
a. Obyek/Sasaran
Obyek/sasaran adalah keluarga klien dalam hal ini sebagai pengantar dan penunggu klien
yang notabene adalah orang terdekat klien.
b. Ruang
Penyuluhan diadakan di ruang tunggu klien dengan background gambar-gambar
bertemakan anak dan dengan warna cat didominasi warna kuning. Tersedia OHP sebagai
fasilitas untuk menyampaikan informasi.
c. Subyek/Penyaji
Mahasiswa Profesi STIKES EKA HARAP Stase Keperawatan Anak

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mempelajari konsep Dermatitis keluarga klien diharapkan mampu mengenal,
mencegah dan mengatasi masalah dermatitis dalam keluarga.

3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memahami pengertian Dermatitis
2. Memahami etiologi Dermatitis
3. Mengetahui manifestasi klinik Dermatitis
4. Memahami pencegahan Dermatitis
5. Memahami penatalaksanaan Dermatitis

4. POKOK BAHASAN/MATERI
1. Pengertian Dermatitis
2. Etiologi Dermatitis
3. Manifestasi klinik Dermatitis
4. Pencegahan Dermatitis
5. Penatalaksanaan Dermatitis

5. PENDEKATAN DAN METODE
a. Pendekatan : Deduktif
b. Metode : 1. Ceramah
2. Tanya-jawab

6. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Tahap Waktu Kegiatan Pengajar Subyek Belajar
1





2












Pembukaan





Pengembangan












4 menit





20 menit












Memberi salam
Memfokuskan materi
dengan bercerita
Menjelaskan tujuan
pembelajaran

Menjelaskan Pengertian
Dermatitis
Menjelaskan Etiologi
dermatitis
Memberi kesempatan
audiens untuk bertanya
Menjawab pertanyaan


Menjelaskan Manifestasi
klinis dermatitis
Menjelaskan
penatalaksanaan
Menjawab salam
Memperhatikan
dengan seksama
Memperhatikan


Mendengarkan dan
mencatat
Memperhatikan dan
mencatat
Mengajukan per-
tanyaan
Menjawab/mengajukan
pendapat

Memperhatikan dan
mencatat
Memperhatikan dan
mencatat





3






Penutup





6 menit
dermatitis
Memberi kesempatan
audience untuk berta-
nya
Menjawab pertanyaan


Bersama-sama keluarga
klien merangkum ma-
teri yang telah disam-
paikan
Menjelaskan prosedur
evaluasi
Memberikan evaluasi
secara lisan
Memberi salam penu-tup
Mengajukan
pertanyaan
Menjawab/mengajukan
pendapat

Memperhatikan dan
mencatat

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan
evaluasi
Menjawab salam


7.. MEDIA/ALAT
Media yang digunakan :
1) Microsof Word
2) Materi transparan
3) Gambar
4) Leaflet

8. PELAKSANA
1. Penyuluh : Edo
2. Moderator : Singeng
3. Notulen : Rahmadi
4. Observer : Berkat mei Sanuputra
5. Fasilitator : Eky Gasati Viktor & Eky widodo

9. EVALUASI
a. Evaluasi diberikan segera setelah materi pokok telah disampaikan.
b. Jenis evaluasi berupa pertanyaan terbuka secara lisan.



DERMATITIS
A. Definisi
Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan gejala subyektif pruritus.
Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan sisik. Tanda-
tanda poliorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit bertendensi
residif dan menjadi kronis.


B. Sinonim

Unitaris : Ekzema dan dermatitis dianggap sinonim. Anggapan ini yang berasal
dari kontinen Eropa, dan tidak dianut lagi.
Dualistis : Ekzema dan dermatitis merupakan nama yang tidak sinonim . Anggapan
dualistis sekarang dianut di semua negeri. Semua kelainan dianggap
dermatitis dan dengan demikian dicari faktor-faktor penyebab.Yang dulu
disebut eczema adalah salah satu bentuk dermatitis, yaitu yang dinamakan
dermatitis atopik.
C. Etiologi
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui. Sebagian besar merupakan respon
kulit terhadap agen-agen, misalnya zat kimia, protein, bakteri, dan fungus. Respon
tersebut dapat berhubungan dengan alergi. Alergi ialah perubahan kemampuan tubuh
yang didapat dan spesifik untuk bereaksi.
Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara antigen dan antibody. Karena banyaknya
agen penyebab, ada anggapan bahwa nama dermatitis digunakan sebagai nama tong
sampah (catch basket term). Banyak penyakit alergi yang disertai tanda-tanda polimorfi
disebut dermatitis.

D. Tipe tipe Dermatitis
1. Dermatitis kontak alergi
Kemerahan, gatal-gatal, melepuh, terjadi saat ada kontak dengan substansi dimana
sistem imun tubuh mengenalinya sebagai benda asing, misalnya tidak cocok dengan
lotion tertentu.
2. Dermatitis atopi
Penyakit kulit kronis yang dimanifestasikan dengan gatal-gatal dan inflamasi kulit.
3. Ekzema kontak
Suatu reaksi yang terlokalisir dengan tanda-tanda : kemerahan, gatal, dan rasa terbakar.
Ini terjadi karena kulit kontak dengan alergen atau bahan-bahan iritan seperti asam,
bahan pembersih, atau bahan kimia lainnya.
4. Ekzema dishidrotik
Iritasi kulit yang terjadi pada jari-jari tangan dan sela-sela jari kaki, yang ditandai
dengan lepuh dalam, gatal dan nyeri terbakar.
5. Neurodermatitis
Patch yang terdapat di kepala, kaki bagian bawah, pergelangan atau lengan bagian
dalam yang disebabkan oleg gatal yang terlokalisir (misalnya karena gigitan serangga)
yang akhirnya menjadi iritasi.
6. Ekzema nummular
Patch berbentuk coin di lengan, punggung, kaki bawah, yang kemungkinan timbul
krusta, bersisik dan gatal sekali.
7. Ekzema seboroik
Warna kekuningan, berminyak, scalling patch, terdapat di wajah atau bagian tubuh
lainnya.
8. Dermatitis stasis
Iritasi pada kulit pada kaki bawah, biasanya berhubungan dengan gangguan sirkulasi.


E. Manifestasi Klinis
Subyektif ada tanda-tanda radang akut, terutama pruritus (sebagai pengganti dolor).
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), pembengkakan
(edema), dan gangguan fungsi kulit (fungsio laesa).
Obyektif biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi, yang dapat
timbul secara serentak atau berturut-turut. Pada permukaan timbul eritema dan edema.
Edema sangat jelas pada kulit yang longgar, misalnya muka (terutama palpebra dan bibir)
dan genetalia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber
dermatitis, artinya terdapat vesikel-vesikel pungtiformis yang berkelompok dan
kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika desertai
infeksi.
Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans. Bila gelembung-gelembung
mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti
dermatitis menjadi kering disebut dermatitis sika. Pada stadium tersebut terjadi
deskuamasi, artinya timbul sisik-sisik. Bila proses menjadi kronis tampak likenifikasi dan
sebagai sekuele terlihat hiperpigmentasi atau hipopigmentasi.

F. Histopatologi
Pada dermatitis akut kelainan di epidermis berupa vesikel atau bula, spongiosis,
edema intrasel, dan eksositosis, terutama sel mononuclear. Kadang-kadang tampak krusta
menutupi epidermis. Dermis sembab, pembuluh darah melebar, disekitarnya terdapat
sebukan sel radang mononuclear.
Kelainan pada stadium subakut hampir seperti pada stadium akut; jumlah vesikel
sedikit dan lebih kecil, spongiosis masih jelas; kelainan di dermis menyerupai stadium
akut.
Pada stadium kronis perubahan yang terlihat terutama akantosis, rete ridges
memanjang, parakeratosis, dan hyperkeratosis. Spongiosis ringan kadang-kadang terlihat,
sedangkan vesikel idak lagi ditemukan. Perubahan dalam dermis berupa penebalan
jaringan kolagen, fibroblast bertambah banyak, serta pembuluh darah kapiler bertambah
dan dindingnya menebal. Sebukan sel radang menahun ditemukan di sekitar pembuluh
darah dermis bagian atas.

G. Penatalaksanaan
1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi antihistamin-
antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dsb. Pada kasus perat dapat dipertimbangkan
pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topical diuraikan dibawah ini :
Dermatitis basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka. Dermatitis
kering (sika) diobati dengan krim atau salep.
Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentasi obat spesifik.
Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila sub akut, diberi losio (bedak
kocok),pasta,krim, atau linimentum (pasta pendigin). Bila kronik diberi salep.
Pada dermatitis sika, bila superficial, diberikan bedak, losio, krim, atau pasta;
bila kronik diberikan salep. Krim diberikan pada daerah berambut, sedangkan
pasta pada daerah tidak berambut. Penetrasi salaep lebih besar daripada krim.









DAFTAR PUSTAKA

Lab/UPF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. (2000). Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya :
Panitia Medik Farmasi dan Terapi RSUD Dr. Soetomo.

Mansjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3, Cet. 1. Jakarta : Media Aesculapius.

Marenstein, GB. (2002). Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Jakarta : Widya Medika.

Staf Pengajar IKA FK UI. (2001). Ilmu Kesehatan Anak.Cet. 6. Jakarta : Bagian IKA FK UI.

Handout and Health : Atopic Dermatitis, 2003, www.niams.nih.gov.

You might also like