You are on page 1of 81

1

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP


BELANJA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR





TESIS



Oleh


HENRI EDISON H. PANGGABEAN
077017085/Akt







S
E
K
O
L
A
H
P
A
S
C
A
S
A R
J
A
N
A












SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
2



PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP
BELANJA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR





TESIS





Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara





Oleh


HENRI EDISON H. PANGGABEAN
077017085/Akt







SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
3
Judul Tesis : PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH
TERHADAP BELANJA DAERAH DI
KABUPATEN TOBA SAMOSIR
Nama Mahasiswa : Henri Edison H. Panggabean
Nomor Pokok : 077017085
Program Studi : Akuntansi







Menyetujui
Komisi Pembimbing






(Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak) (Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak)
Ketua Anggota





Ketua Program Studi, Direktur,





(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B,
MSc)






Tanggal lulus: 04 Juni 2009
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
4

Telah diuji pada
Tanggal : 04 Juni 2009














PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Agusni Pasaribu, MBA, Ak
Anggota : 1. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak
3. Fahmi Natigor, SE, M.Ec, Ac
4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
5
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA
DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum pernah
dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi
yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.






Medan, 04 Mei 2009
Yang membuat pernyataan

Henri Edison H. Panggabean





Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
6
ABSTRAK



Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli
Daerah terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir.
Populasi penelitian ini adalah APBD Pemerintahan Kabupaten Toba samosir,
dengan menggunakan data runtun waktu (time Series) selama 8 tahun yaitu tahun
2000-2007. Objek yang diteliti adalah hasil laporan keuangan pemerintah Kabupaten
Toba Samosir tentang Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah dalam bentuk
laporan triwulan selama delapan tahun yaitu tahun 2000-2007 terdiri dari 32 triwulan.
Laporan keuangan selama 32 triwulan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dan pengolahan data menggunakan
teknik analisis Regresi Berganda.
Hasil penelitian membuktikan bahwa Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Belanja Daerah secara Parsial maupun secara Simultan yang dinyatakan
dalam Koefisien Determinasi (R
2
) sebesar 78,5%, yang artinya Belanja Daerah dapat
dijelaskan oleh Pajak Daerah, Retribusi Derah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah sebesar 78,5% sedangkan sisanya 21,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah




















Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
7
ABSTRACT



The goal of research is to know the effect Original Local Revenue to Local
Budget of Toba Samosir District.
The population of research is APBD of Toba Samosir District, by using time
series data during 8 years, namely 2000-2007. The object of observation is result of
financial report of Toba Samosir district about the Local Revenue and Local Budget
in quartal reports for eight years, 2000-2007, consisting of 32 quartals. The financial
report for 32 quartals has been made as sampel of the research. Data collected was
secondary data and processing of data using Regression Linier Analysis.
The result indicated that Local Tax, Local Retribution, and Others Legal
Local Revenue has positive effect and sigificantly on Local Budget partially or
simultaneously expressed in Coefficient of Determination (R
2
) as 78,5 %, it means
Local Budget can be explained by Local Tax, Local Retribution, and Others Legal
Local Revenue for 78,5 %, and remaining 21,5 % is effected by another variables

Keyword : Local Tax, Local Retribution, and Others Legal Local Reveue.












Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
8
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang
berjudul Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah di
Kabupaten Toba Samosir. Adapun penulisan tesis ini merupakan tugas akhir
untuk mencapai derajat Strata Dua (S2) pada Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu
Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mengalami kesulitan-kesulitan
namun dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun
materil, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan dukungan pembiayaan
melalui Program Beasiswa Unggulan selama tiga semester berdasarkan DIPA
Sekretariat Jenderal DEPDIKNAS Tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun
2009.
2. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.
MSc. Yang senantiasa memantau perkembangan mahasiswa Sekolah Pascasarjana serta
meningkatkan layanan pendidikan
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA. Ak, selaku Ketua Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang
yang juga selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan masukan untuk
kesempurnaan tesis ini.
4. Bapak Dr. Agusni Pasaribu, MBA. Ak, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang
telah banyak memberi bimbingan dan arahan di sela-sela kesibukannya dari awal
penulisan hingga selesainnya penulisan tesis ini.
5. Ibu Dra. Sri Mulyani, M.Si Ak, selaku anggota komisi pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis hingga selesainnya penulisan tesis ini.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
9
6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si. Ak, Bapak Dr. Fahmi Natigor, M.Si. Ak,
selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan masukan untuk
kesempurnaan tesis ini.
7. Pengelola, Dosen Pengajar dan Staf Sekretariat Magister Ilmu Akuntansi, yang
telah banyak membantu penulis selama mengikuti perkuliahan.
8. Bapak Bupati Toba Samosir, yang telah memberikan izin untuk mengikuti
pendidikan S-2 pada Program Studi Magister Ilmu Akuntansi di Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
9. Ayahanda M. Panggabean, Ibunda R. Simanjuntak dan adik-adik saya yang
senantiasa membawakan penulis dalam Doa untuk keberhasilan dan kesuksesan
saya.
10. Seluruh keluarga dan sahabat-sahabat saya yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan studi saya.
11. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Magister Akuntansi konsentrasi Akuntansi
Pemerintahan Angkatan I, yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan
persahabatan dalam memberi sumbangan pikiran selama perkuliahan hingga
menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati dan menyertai kita semua.
Penulis menyadari tesis ini memiliki banyak kekurangan karena kemampuan dan
pengetahuan yang terbatas, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang
membangun demi kesempurnaan tesis ini, dan kiranya tesis ini bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya.


Medan, 04 Mei 2009
Penulis,

Henri Edison H. Panggabean
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
10
RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : Henri Edison H. Panggabean
Tempat/Tanggal Lahir : Aek Imbo/20 Juli 1980
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Bendungan I No 79A Kel. Bangun Mulia Medan
Status : Belum menikah
Nama Ayah : Marsaidi Panggabean
Nama Ibu : Redinse Simanjuntak

Pendidikan
2007-2009 : S-2 Program Magister Ilmu Akuntansi Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
1998-2003 : S-1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan
1995-1998 : SMA Negeri-5 Medan
1992-1995 : SMP Negeri Patumbak
1986-1992 : SD Inpres No.175758 Hutagurgur Kec. Sipahutar




Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
11
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK................................................................................................................ i
ABSTRACT............................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................. v
DAFTAR ISI........................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................. .............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 5
1.5 Originalitas Penelitian......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
2.1 Landasan Teori ................................................................................... 6
2.1.1 Kebijakan Otonomi Daerah........................................................ 6
2.1.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).................. 7
2.1.3 Kemampuan Keuangan Daerah.................................................. 13
2.1.4 Pendapatan Asli Daerah.............................................................. 17
2.1.5 Dana Perimbangan...................................................................... 24
2.1.6 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah...................................... 31
2.1.7 Belanja Daerah............................................................................ 32
2.2 Review Peneliti Terdahulu .................................................................. 34

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
12
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS............................................ 37
3.1 Kerangka Konseptual........................................................................... 37
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 38
BAB IV METODE PENELITIAN.......................................................................... 39
4.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 39
4.2 Lokasi Penelitian ................................................................................ 39
4.3 Populasi dan Sampel............................................................................ 39
4.4 Metode Pengumpulan Data................................................................. 40
4.5 Variabel Penelitian .............................................................................. 40
4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ................... 41
4.7 Model dan Teknik Analisis Data.......................................................... 42
4.7.1 Perumusan Model....................................................................... 42
4.7.2 Pengujian Normalitas Data......................................................... 43
4.7.3 Pengujian Asumsi Klasik............................................................ 44
4.7.3.1 Uji heterokedastisitas.................................................... . 44
4.7.3.2 Uji autokorelasi............................................................. 45
4.7.2.3 Uji multikolinieritas....................................................... 45
4.7.4 Pengujian Hipotesis.................................................................... 45
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 47
5.1 Hasil Penelitian..................................................................................... 47
5.1.1 Deskripsi Data............................................................................. 47
5.1.2 Pengujian Normalitas Data......................................................... 48
5.1.3 Pengujian Asumsi Klasik............................................................ 49
5.1.3.1 Pengujian heterokedastisitas.......................................... 49
5.1.3.2 Pengujian autokorelasi................................................... 50
5.1.3.3 Pengujian multikolinieritas............................................ 51
5.1.4 Pengujian Hipotesis..................................................................... 51
5.2 Pembahasan Penelitian......................................................................... 54
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
13

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 57
6.1 Kesimpulan........................................................................................... 57
6.2 Keterbatasan Penelitian........................................................................ 57
6.3 Saran..................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 59
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
14
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman
1.1 Kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Toba Samosir
T.A. 2002 s/d TA.2006 .............................................................................. 3
2.1 Review Peneliti Terdahulu......................................................................... 36
4.1 Definisi Operasional Variabel.................................................................... 42
5.1 Deskripsi Data............................................................................................ 48
5.2 Uji Normalitas............................................................................................ 49
5.3 Uji Autokorelasi.......................................................................................... 50
5.4 Uji Multikolinieritas................................................................................... 51
5.5 Pengujian Goodness of Fit.. 52
5.6 Uji F............................................................................................................ 52
5.7 Uji t.............................................................................................................. 53
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
15
DAFTAR GAMBAR


Nomor Judul Halaman
2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daaerah.............................................. 13
3.1 Pengaruh PAD terhadap Belanja Daerah................................................... 37
5.1 Scatterflot.................................................................................................. 50
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
16
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman
1. Data Sampel PAD THD BD............................................................................ 62
2. Deskripsi Data.................................................................................................. 63
3. Uji Normalitas................................................................................................. 63
4. Uji Hipotesis .................................................................................................. 64






















Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di Republik Indonesia tercinta. Salah satu dari sekian banyak reformasi
yang membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi hubungan pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah, yang lebih dikenal dengan Otonomi Daerah.
Walaupun istilah otonomi daerah bukanlah hal yang baru karena sudah ada
seiring dengan Undang-Undang Dasar 1945. Otonomi daerah saat ini dikaitkan
dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang
direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Daerah. Pemberlakuan
kedua Undang-Undang ini berkonsekuensi pada perubahan pola
pertanggungjawaban daerah atas dana yang dialokasikan. Pola
pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability) kepada masyarakat
melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Otonomi daerah pada hakekatnya adalah kewenangan daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Bastian (2006:2) menyatakan
bahwa otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam
pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
1
18
dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah tersebut.
Otonomi daerah menuntut pemerintah daerah untuk dapat memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya kepada masyarakat, salah satu bentuk pelayanan tersebut
adalah memberikan informasi yang transparan dan akuntabel. Dalam konsep
otonomi daerah maka diperlukan :
1. Pemberdayaan masyarakat.
2. Demokratisasi dalam arti pemberian tanggung jawab kepada seluruh
masyarakat.
3. Peluang untuk mempercepat perolehan kesejahteraan masyarakat secara
merata.
4. Peningkatan mutu layanan birokrasi.
5. Peningkatan mutu pengawasan melalui legislatif.
Pengendalian dan perencanaan juga berperan dalam keberhasilan otonomi
daerah, Yuwono dkk, (2005:4) menyatakan bahwa sistem pengendalian
manajemen merupakan salah satu aspek manajemen yang berperan dalam
pengendalian seluruh aktivitas organisasi agar sesuai dengan perencanaan yang
dilakukan secara sistematis. Keberhasilan pelaksanaan kewenangan daerah sangat
bergantung pada kemampuan membiayai kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam
wewenang. Daerah yang mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang besar akan
memperoleh pendapatan yang relatif besar dibandingkan dengan daerah yang
tidak mempunyai SDA.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
19
Sebagai konsekuensi di dalam melaksanakan otonomi daerah, pemerintah
kabupaten dituntut untuk mampu membiayai penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi kewenangannya. Hal ini
menandakan bahwa daerah harus berusaha untuk mampu meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan tolak ukur bagi daerah dalam
menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah. Pada prinsipnya semakin
besar sumbangan PAD terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) akan menunjukkan semakin kecil ketergantungan daerah kepada pusat.
Kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Toba Samosir selama lima tahun
terakhir yaitu periode tahun 2002 sampai dengan 2006 dapat dilihat pada Tabel
1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Toba Samosir
T. A 2002 s/d T. A 2006

N
o
Tahun
Anggaran
APBD
(Rp)
PAD
(Rp)
Kontribusi
(%)
1
2
3
4
5
2002
2003
2004
2005
2006
183.242.491.165,96
224.682.353.342,91
206.935.631.168,00
157.038.062.500,69
266.376.803.950,09
14.352.279.023,27
13.389.417.772,84
4.376.147.771,43
4.073.269.734,62
7.014.350.603,54

7,83
5,96
2,12
2,59
2,63
Rata-rata 207.655.068.425,53 8.641.092.981,14 4,61
Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah Kab. Toba Samosir
Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa besarnya PAD Kabupaten Toba Samosir
pada periode 2002-2006 cenderung menurun dan kontribusinya terhadap APBD
relatif kecil.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
20
Mardiasmo dkk, (2000:3-4) menyatakan bahwa sisi pendapatan,
kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapatan daerahnya
secara berkesinambungan masih lemah. Bahkan masalah yang sering muncul
adalah rendahnya kemampuan pemerintah daerah untuk menghasilkan prediksi
pendapatan daerah yang akurat, sehingga belum dapat dipungut secara optimal.
Dalam hal ini penelitian akan meneliti pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap
Belanja Daerah sebagai salah satu kriteria kesiapan pemerintah Kabupaten Toba
Samosir di dalam melaksanakan otonomi daerah.
Dari fenomena di atas dalam kontes otonomi daerah, semestinya
kemampuan untuk menyelenggarakan otonomi tersebut ditunjukkan dengan
peranan Pendapatan Asli Daerah yang signifikan di dalam membiayai Belanja
Daerahnya yang tercermin pada kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap
APBD daerah yang bersangkutan. Melihat kontribusi Pendapatan Asli Daerah
terhadap APBD daerah Kabupaten Toba Samosir, maka penulis tertarik untuk
mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah di
Kabupaten Toba Samosir.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang, maka
masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Apakah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah berpengaruh terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir ?
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
21
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah terhadap Belanja Daerah di
Kabupaten Toba Samosir.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai pelatihan intelektual,
mengembangkan wawasan berfikir yang dilandasi konsep ilmiah khususnya
ilmu akuntansi sektor publik
2. Bagi praktisi, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pemerintah daerah kabupaten Toba Samosir dan dapat menjadi acuan dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
3. Bagi akademik, Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah
wacana dalam perkembangan ilmu akuntansi sektor publik.

1.5 Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan replikasi dan konstruksi pemikiran yang terdapat
pada penelitian-penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya terletak pada daerah penelitian, waktu penelitian, lokasi serta
karakteristik sosial ekonomi dan sumber daya alamnya.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kebijakan Otonomi Daerah
Tekad pemerintah pusat untuk meningkatkan pemerintahan daerah
dalam mengelola daerahnya bersumber dari prinsip dasar yang terkandung
dalam UUD 1945 Pasal 18 yang berbunyi : Pemerintahan daerah Indonesia
atas dasar besar dan kecil dengan bentuk susunan pemerintahannya
ditetapkan dengan Undang-Undang, dengan memandang dan mengingat
dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan Negara dan hak-hak
asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. UUD 1945 Pasal 18
tersebut dipertegas dengan lahirnya UU No. 22 tahun 1999 tentang
pemerintahan daerah yang kemudian direvisi menjadi UU No. 32 tahun
2004 tentang pemerintahan daerah.
Dalam UU No 32 Tahun 2004 pasal 1 dijelaskan bahwa Otonomi
Daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Lebih
lanjut Suparmoko (2002:18) menerangkan bahwa yang dimaksud dengan
Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum dengan daerah tertentu
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
6
23
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
Tujuan utama pembentukan pemerintahan di daerah pada prinsipnya
adalah untuk lebih memberdayakan peran serta pemerintah dan masyarakat
di daerah dalam pembangunan wilayah. Mardiasmo (2002:59) menyatakan
bahwa tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk
meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah.

2.1.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Pemahaman APBD terus bergulir dari orde lama sampai pada era
pasca reformasi. Di era orde lama Mamesah (1995:20) dalam Halim
(2007:19) mengatakan bahwa APBD adalah rencana operasional keuangan
pemerintah daerah, dimana pada satu pihak menggambarkan perkiraan
pengeluaran setinggi-tinginya guna membiayai kegiatan-kegiatan dan
proyek-proyek daerah selama satu tahun anggaran tertentu, dan di pihak lain
menggambarkan perkiraan dan sumber-sumber penerimaan daerah guna
menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud.
Penganggaran daerah di era pra reformasi juga diungkapkan oleh
Yuwono dkk, (2005:95) yang menyatakan bahwa karakteristik
penganggaran keuangan daerah di era pra reformasi sebagai berikut :
1. Sistem input perencanaan.
2. Sistem output perencanaan.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
24
3. Dilihat dari susunan strukturnya, APBD terdiri atas pendapatan dan
belanja, dimana belanja dibagi dua, yaitu belanja rutin dan belanja
pembangunan.
4. Memakai sistem proses perencanaan line-item budget dan incremental,
sedangkan pendekatan penyusunan yang diterapkan adalah berorientasi
pada input dan fragmental.
5. Dokumen penyusunan yang digunakan DUKDA/DUPDA
6. Pinjaman dan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sebagai unsur
pendapatan daerah.
7. Dana transfer dari pusat terdiri atas sumbangan, subsidi, dan ganjaran.
8. Pembentukan dana cadangan tidak diperkenankan.
9. Pengeluaran tidak tersangka terdiri atas pengeluaran rupa-rupa dan
pelaksanaannya berdasarkan kebijakan kepala daerah.
10. APBD kabupaten/kota disahkan oleh gubernur, sedangkan untuk
propinsi disahkan oleh menteri dalam negeri.
11. Untuk perubahan APBD, pihak DPRD cukup diberitahu.
12. Pelimpahan kewenangan otoritas dari perangkat pengelola keuangan
daerah tergantung kepada kebijakan kepala daerah dan pelimpahan
kewenangan otorisator, ordinator, dan kompatibel.
Pada era orde baru Wajong (1962:81) dalam Halim (2007:19) mengatakan
bahwa APBD adalah rencana pekerjaan keuangan (financial workplan) yang
dibuat untuk suatu jangka waktu ketika badan legislatif (DPRD) memberikan
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
25
kredit kepada badan eksekutif (kepala daerah) untuk melakukan pembiayaan
guna kebutuhan rumah tangga daerah sesuai dengan rancangan yang menjadi
dasar (grondslag) penetapan anggaran dan yang menunjukkan semua
penghasilan untuk menutup pengeluaran. Dari kedua defenisi Halim
(2007:19) menyimpulkan bahwa anggaran daerah memiliki unsur-unsur
sebagai berikut :
1. Rencana kegiatan suatu daerah beserta uraiannya secara rinci.
2. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk
menutupi biaya terkait aktivitas tersebut, dan adanya biaya yang
merupakan batas maksimal pengeluaran yang akan dilaksanakan.
3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka.
4. Periode anggaran, biasanya satu tahun.
Penganggaran daerah di era reformasi memiliki karakteristik yang
berbeda dari pengelolaan keuangan daerah pada era pra reformasi, hal ini
diungkapkan oleh Yumono dkk, (2005:95) yang menyatakan bahwa
perbedaan karakteristik penganggaran di era pra reformasi dengan
penganggaran di era reformasi adalah sebagai berikut :
1. Pengertian daerah adalah provinsi dan kota/kabupaten.
2. Pengertian pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat
lainnya.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
26
3. Perhitungan APBD menjadi satu dengan pertanggungjawaban kepala
daerah dan arah kebijakan umum APBD merupakan dokumen
kesepakatan antara eksekutif dengan legislatif.
4. Perbedaan sistem output, perencanaan asas APBD memakai sistem
surplus/defisit anggaran.
5. Untuk susunan struktur APBD terdiri atas pendapatan, belanja, dan
pembiayaan.
6. Sistem perencanaannya adalah performance budget, standard pelayanan,
orientasi output-outcome, dan integrated.
7. Dokumen penyusunan anggaran memakai RASK (Rencana Anggaran
Satuan Kerja).
8. Pinjaman dan sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu merupakan
jenis pembiayaan.
9. Dana transfer dari pusat terdiri atas dana perimbangan (Dana Bagi Hasil,
PBB, PPh, BPHTB, dan SDA),DAU, DAK.
10. Sistem pencatatan dan pelaporan menggunakan system akuntansi
berpasangan dan basis kas modifikasian.
11. Bentuk laporan pertanggungjawaban akhir tahun anggaran terdiri atas :
a) Laporan realisasi anggaran
b) Neraca
c) Laporan arus kas
d) Catatan atas laporan keuangan
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
27
12. Dilengkapi dengan penilaian kinerja berdasarkan tolak ukur rencana
strategis daerah (renstrada)
13. Pinjaman APBD tidak lagi masuk dalam pos pendapatan, tetapi masuk
dalam pos penerimaan.
14. Masyarakat dilibatkan dalam penyusunan APBD, di samping
pemerintah daerah dan DPRD.
15. Indikator kinerja pemerintah daerah mencakup :
a) Perbandingan antara anggaran dan realisasi.
b) Perbandingan antara standar biaya dengan realisasinya.
c) Target dan persentase fisik proyek.
d) Laporan pertanggungjawaban kepala daerah pada akhir tahun
anggaran bentuknya berupa laporan perhitungan APBD yang
dibahas oleh DPRD dan mengandung konsekuensi terhadap masa
jabatan kepala daerah, apabila dua kali ditolak oleh DPRD.
Pada era pasca reformasi bentuk APBD banyak mengalami perubahan
yang cukup mendasar. Bentuk APBD yang pertama didasari oleh Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang pengurusan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah, serta tata cara
penyusunan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pada UU
No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa :
1. APBD merupakan pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap
tahun dengan Peraturan Daerah.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
28
2. APBD terdiri atas Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja, dan
Pembiayaan,
3. Pendapatan Daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah.
4. Belanja Daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.
Menurut Permendagri No.13 tahun 2006 menyebutkan bahwa
anggaran pendapatan dan belanja daerah adalah rencana keuangan
pemerintah daerah yang harus disetujui bersama oleh pemerintah daerah
dengan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menurut Permendagri Nomor
13 Tahun 2006 dapat disajikan dalam gambar dibawah ini :












Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
29
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD )


Pendapatan Daerah Belanja Daerah Pembiayaan Daerah

PAD Belanja Tidak Langsung Penerimaan Pembiyaan
1. Pajak Daerah 1. Belanja Pegawai 1. SILPA
2. Retribusi Daerah 2. Bunga 2. Pencairan dana cadangan
3. Hasil Pengelolaan 3. Subsidi 3. Hasil penjualan
kekayaan daerah 4. Hibah kekayaan daerah
yang dipisahkan 5. Bantuan Sosial yang dipisahkan
4. Dll PAD yang Sah 6. Belanja Bagi Hasil 4. Penerimaan pinjaman
Dana Perimbangan 7. Bantuan Keuangan daerah
1. Dana Bagi Hasil 8. Belanja tak terduga 5. Penerimaan kembali
2. Dana Alokasi Umum Belanja Langsung pemberian pinjaman
3. Dana Alokasi Khusus 1. Belanja Pegawai 6. Penerimaan piutang
Lain-Lain Pendapatan 2. Belanja Barang dan Jasa daerah
Daerah yang Sah 3. Belanja Modal Pengeluaran Pembiayaan
1. Hibah tak mengikat 1. Pembentukan dana
2. Dana darurat dari cadangan
pemerintah 2. Investasi Pemda
3. Dana bagi hasil pajak 3. Pembayaran pokok utang
dari provinsi 4. Pemberian pinjaman
4. Dana penyesuaian & daerah
Dana otonomi khusus
5. Bantuan keuangan dari
provinsi

Gambar 2.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

2.1.3 Kemampuan Keuangan Daerah
Landasan hukum untuk penerapan akuntansi dalam praktik pemerintah
guna mewujudkan good governance telah disiapkan oleh pemerintah dalam
satu paket UU Bidang Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, dan
UU Pemeriksaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Bastian (2006:14)
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
30
menyatakan ada 4 prinsip dasar pengelolaan Keuangan Negara yang telah
dirumuskan dalam 3 paket UU Bidang Keuangan Negara, yaitu :
1. Akuntabilitas berdasarkan hasil atau kinerja.
2. Keterbukaan dalam setiap transaksi pemerintah.
3. Pemberdayaan manajer profesional
4. Adanya lembaga pemeriksa eksternal yang kuat, profesional, dan
mandiri, serta penghindaran terhadap terjadinya duplikasi dalam
pelaksanaan pemeriksaan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2004 sudah tentu berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan
daerah. Devas et.al, (1989:279) menjelaskan bahwa tujuan utama
pengelolaan keuangan pemerintahan daerah adalah sebagai berikut :
1. Pertanggungjawaban (Accountability), Pemerintah daerah harus
mempertanggungjawabkan tugas keuangan kepada lembaga atau orang
yang berkepentingan. Unsur tanggungjawab ini adalah meliputi
keabsahan dengan berpangkal pada ketentuan hukum dan perundang-
undangan yang berlaku. Sedangkan pengawasan merupakan tata cara
yang efektif untuk menjaga kekayaan uang dan barang, mencegah
penghamburan dan penyelewengan, dan memastikan bahwa semua
sumber pendapatan dan penggunaannya adalah tepat dan sah.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
31
2. Mampu memenuhi kewajiban keuangan. Keuangan daerah harus
dikelola sedemikian rupa sehingga mampu melunasi semua ikatan
keuangan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Kejujuran. Urusan keuangan harus diserahkan kepada pegawai yang
jujur dan kesempatan untuk berbuat curang dipersempit.
4. Efisiensi dan Efektivitas. Tata cara mengurus keuangan daerah harus
menggunakan manajemen pengawasan yang baik, sehingga
memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan pemerintah daerah dengan biaya seefisien mungkin dan
memerlukan jangka waktu pelaksanaan yang seefektif mungkin.
5. Pengendalian. Petugas keuangan daerah, DPRD, dan petugas pengawas
harus melakukan pengendalian agar semua tujuan yang direncanakan
bisa tercapai. Untuk itu semua pihak yang berkepentingan dalam
pengawasan ini harus mengusahakan agar selalu mendapatkan informasi
yang diperlukan untuk memantau pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran keuangan daerah sesuai dengan rencana dan sasaran.
Hal ini berkaitan erat dengan konsep otonomi dan desentralisasi yang
pada hakekatnya memberikan kekuasaan, kewenangan, dan keleluasaan
(diskresi) kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan menentukan
penggunaan dana untuk melaksanakan urusan daerah. Di dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan, unsur penting yang selalu menjadi perhatian
pemerintahan adalah dalam hal pengadaan sumber pembiayaan.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
32
Ditunjukkan oleh Kaho (2001:124) bahwa salah satu kriteria penting untuk
mengetahui secara nyata kemampuan keuangan daerah dalam mengatur dan
mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self supporting dalam
bidang keuangan. Dengan kata lain, faktor keuangan merupakan faktor
esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan
otonominya.
Faktor keuangan daerah menjadi begitu penting karena tanpa ada
biaya yang cukup, pemerintah tidak bisa menjalankan fungsinya dengan
baik. Pamudji dalam Kaho (2001:125) menunjukkan bahwa pemerintah
daerah tidak akan dapat melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien
tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan.
Pendapatan yang relatif sama juga dikedepankan oleh Syamsi (1983) dalam
Kaho (2001:125) yang menempatkan keuangan daerah sebagai salah satu
indikator untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri.
Secara umum keberhasilan keuangan daerah ditunjukkan oleh
kemampuan daerah meningkatkan penerimaan daerah secara
berkesinambungan seiring dengan perkembangan perekonomian tanpa
memperburuk faktor-faktor produksi dan keadilan. Musgrave & Musgrave
(1993:237) menyebutkan bahwa asal-usul prinsip kemampuan keuangan
adalah muncul dari prinsip manfaat. Dengan demikian kembali penerimaan
pajak dan retribusi. Pada pasal 1 ayat 6 Permendagri No.13 Tahun 2006
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
33
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa
Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di
dalamnya semua bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.

2.1.4 Pendapatan Asli Daerah
Menurut UU No. 17 Tahun 2003, pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Pendapatan Daerah (basis kas) adalah penerimaan oleh bendahara umum
daerah atau oleh entitas pemerintah lain yang menambah ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Penerimaan tersebut
menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan Daerah (basis akrual) adalah hak pemerintah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Yuwono dkk, (2005:107)
menyatakan bahwa pendapatan daerah adalah semua penerimaan kas yang
menjadi hak daerah dan diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih
dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Lebih lanjut Halim (2007:96) menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber
ekonomi asli daerah.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
34
Sesuai UU No.33 Tahun 2004, apabila kebutuhan pembiayaan suatu
daerah lebih banyak diperoleh dari subsidi atau bantuan dari pusat, dan
nyata-nyata kontribusi PAD terhadap kebutuhan pembiayaan tersebut sangat
kecil, maka dapat dipastikan bahwa kinerja keuangan daerah itu masih
sangat lemah. Kecilnya kontribusi PAD terhadap kebutuhan pembiayaan
sebagaimana yang tertuang dalam APBD merupakan bukti
kekurangmampuan daerah dalam mengelola sumber daya perekonomian
terutama sumber-sumber pendapatannya.
Pasal 157 UU No. 32 Tahun 2004 dan Pasal 6 UU No. 33 Tahun 2004
menjelaskan bahwa sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri atas hasil Pajak
Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil Pengelolaan Kekayaan yang
Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah.

2.1.4.1 Pajak daerah
Halim (2007:96) menyatakan Pajak Daerah merupakan Pendapatan
Daerah yang berasal dari pajak. Lebih lanjut Simanjuntak (2003:32)
menyatakan bahwa Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dipungut oleh
daerah-daerah seperti propinsi, kabupaten maupun kotamadya berdasarkan
peraturan daerah masing-masing dan hasil pemungutannya digunakan
untuk pembiayaan rumah tangga daerahnya masing-masing. Kesit
(2003:2) menyatakan bahwa Pajak Daerah merupakan iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
35
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang yang
berlaku, yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Wewenang mengenakan pajak atas penduduk untuk membiayai
layanan masyarakat merupakan unsur penting dalam pemerintahan daerah.
Diungkapkan oleh Devas et.al, (1989:58) bahwa sistem perpajakan yang
dipakai sekarang ini banyak mengandung kelemahan, dan tampaknya
bagian terbesar dari pajak daerah lebih banyak menimbulkan beban
daripada menghasilkan penerimaan bagi masyarakat. Untuk itu
pemerintah perlu melakukan perubahan sistem pajak daerah merupakan
langkah logis untuk langkah berikutnya.
Pembaharuan yang dilakukan pemerintah misalnya dengan
diterbitkannya UU No. 34 Tahun 2004 tentang pajak dan retribusi sebagai
perubahan UU No. 18 Tahun 1997. Dengan diberlakukannya UU No. 34
Tahun 2004 ini jenis pajak daerah jumlahnya menjadi berkurang. Terakhir
pemerintah menerbitkan UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam Undang-
Undang tersebut dijelaskan tentang pembagian hasil Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) serta pembagian berbagai penerimaan Negara.
Davey (1988:4041) menjelaskan bahwa keberhasilan dalam
mengelola sumber-sumber penerimaan pajak daerah tergantung pada
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
36
kemampuan pemerintah daerah itu sendiri dalam mengoptimalkan faktor-
faktor yang turut menentukan keberhasilan tersebut. Devas et. al,
(1989:72) memberikan penjelasan bahwa kemampuan menghimpun dana
adalah perbandingan antara penerimaan dari pajak dengan restribusi atau
disebut dengan upaya (tax effort).
Mardiasmo dkk, (2002:146147) mengungkapkan bahwa untuk
mengurangi ketergantungan terhadap pembiayaan dari pemerintahan
pusat, pemerintahan daerah perlu diberikan otonomi dan keleluasan
daerah. Langkah penting yang harus dilakukan untuk meningkatkan
penerimaan pajak daerah adalah dengan menghitung potensi penerimaan
pajak daerah yang rill yang dimiliki oleh daerah tersebut, sehingga bisa
diketahui peningkatan kapasitas pajak (tax capacity) daerah. Peningkatan
kapasitas pajak pada dasarnya adalah optimalisasi sumber-sumber
pendapatan daerah.

2.1.4.2 Retribusi daerah
Pemungutan retribusi dibayar langsung oleh mereka yang menikmati
suatu pelayanan, dan biasanya dimaksudkan untuk menutup seluruh atau
sebagai dari biaya pelayanannya. Besarnya retribusi seharusnya (lebih
kurang) sama dengan nilai layanan yang diberikan. Menurut Sumitro
(1987:15) Retribusi ialah pembayaran pada negara yang dilakukan oleh
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
37
mereka yang menggunakan jasa-jasa. Lebih lanjut Syamsi (1994:221)
mengatakan bahwa :
Retribusi adalah iuran masyarakat tertentu (individu yang
bersangkutan) yang ditetapkan berdasarkan peraturan pemerintah yang
prestasinya ditunjuk secara langsung, dan pelaksanaannya dapat
dipaksakan. Dengan kata lain yang lebih sederhana, retribusi adalah
pungutan yang dibebankan kepada seseorang karena menikmati jasa
secara langsung.

Davey (1988:31) mengatakan bahwa Retribusi merupakan sumber
penerimaan yang sudah umum bagi semua bentuk Pemerintahan Regional,
restribusi tersebut mungkin juga merupakan sumber utama dari
pendapatan badan-badan pembangunan daerah. Sedangkan Redjo
(1998:89) berpendapat bahwa retribusi ialah suatu pembayaran dari rakyat
kepada pemerintah dimana kita dapat melihat adanya hubungan antara
balas jasa yang diterima langsung dengan adanya pembayaran retribusi
tersebut, misalnya uang langganan air minum, uang langganan listrik dan
lain-lain. Koswara (2001:191) menjelaskan bahwa retribusi daerah adalah
imbalan atas pemakaian atau manfaat yang diperoleh secara langsung
seseorang atau badan atau jasa layanan, pekerjaan, pemakaian barang, atau
izin yang diberikan oleh pemerintah daerah. Simanjuntak (2003:34)
menyatakan bahwa retribusi daerah merupakan iuran rakyat kepada
pemerintah berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
mendapat jasa balik atau kontra prestasi dari pemerintah yang secara
langsung ditunjuk.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
38
Mengenai potensi Retribusi Daerah, Koswara (2001:191)
memaparkan bahwa seperti halnya dengan pajak daerah, hanya dengan
beberapa jenis retribusi yang secara efektif berperan sebagai sumber
pendapatan daerah. Walaupun demikian Devas et. al, (1989:91)
mengatakan bahwa Retribusi merupakan sumber pendapatan yang sangat
penting dan hasil retribusi hampir mencapai setengah dari seluruh
pendapatan daerah. Dalam dimensi potensi daerah yang demikian itu,
pemerintahan daerah hendaknya dapat mengembangkan inisiatif dan
upaya untuk meningkatkan penerimaan Retribusi Daerah. Upaya ini antara
lain dilakukan dengan cara memberikan pelayanan publik secara
profesional dan mampu memberikan kepuasan kepada setiap penerimaan
pelayanan.
Davey (1988:148) mengungkapkan beberapa pendapat mungkin
akan timbul pada elastisitas retribusi yang harus responsive kepada
pertumbuhan penduduk dan pendapatan. Hal ini umumnya dipengaruhi
oleh pertumbuhan permintaan atau konsumsi akan suatu pelayanan.
Dalam konteks yang demikian itu, pengelolaan sumber-sumber PAD dari
jenis retribusi tentu mempunyai konsekwensi yang harus dipikirkan oleh
pemerintah daerah. Artinya pemerintah daerah tidak boleh memikirkan
bagaimana memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dari
pemungutan retribusi, tetapi pemerintah daerah bertanggungjawab atas
konsekuensi pemungutan retribusi tersebut.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
39
2.1.4.3 Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Sesuai UU No. 33 Tahun 2004, jenis hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan dapat dirinci menurut obyek pendapatan yang
mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerah/BUMD. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
pemerintah/ BUMN dan bagian laba atas penyertaan modal pada
perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

2.1.4.4 Dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sesuai UU No. 33
Tahun 2004 disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang
tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dirinci menurut obyek
pendapatan yang antara lain: hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak
dipisahkan secara tunai atau angsuran/cicilan, jasa giro, pendapatan
bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan
komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagaimana akibat dari penjualan
atau pengadaan barang dan jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan dari
selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.



Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
40
2.1.5 Dana Perimbangan
Penyelengaraan pemerintahan di daerah pada hakekatnya selalu
berpengang teguh pada asas desentralisasi, dekonsentralisasi dan tugas
pembantuan yang pada prinsipnya diatur dan dikendalikan oleh pemerintah
pusat. Berdasarkan ketiga asas tersebut, hubungan pemerintah pusat dan
daerah dalam bidang keuangan memerlukan aturan yang jelas dan
pengolahannya harus transparan. Diutarakan oleh Davey (1988:254) hal
penting guna penentuan kekuatan dan bobot keuangan pemerintah daerah
adalah melalui perpaduan antara alokasi tanggungjawab dengan sumber-
sumber dana di setiap tingkat dan daerah.
Devas et.al, (1989:191) menyatakan bahwa ketimpangan antar daerah
dapat dikatakan kelemahan utama sistem hubungan keuangan di Indonesia
dan garis-garis ketimpangan antar daerah tersebut tidak jelas benar. Lebih
lanjut Devas et.al, (1989:179) mengungkapkan bahwa hubungan keuangan
pusat dan daerah pada prinsipnya adalah menyangkut pembagian
tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu antara tingkat-tingkat
pemerintahan. Selain itu juga menyangkut pembagian sumber penerimaan
untuk menutup pengeluaran akibat kegiatan-kegiatan tersebut. Tujuan utama
hubungan ini adalah untuk mencapai perimbangan agar potensi dan sumber
daya di masing-masing daerah bisa dibagi dengan sesuai. Elmi (2002:54)
juga memberikan beberapa penjelasan mengenai tujuan ideal adanya
kebijakan pembentukan dana perimbangan keuangan antara pemerintah
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
41
pusat dan pemerintah daerah, yaitu dalam rangka pemberdayaan
(empowerment) masyarakat dan pemerintah daerah yang selama ini
tertinggal di bidang pembangunan.
Menyadari akan pentingnya harmonisasi hubungan antara pusat dan
daerah ini, selanjutnya pemerintah menerbitkan UU No. 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah. Pada pasal 1 UU ini menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
adalah suatu sistem keuangan pemerintahan dalam Negara kesatuan, yang
mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah secara proporsional, demokratis, adil, transparan dengan
memperhatikan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah, sejalan dengan
kewajiban, pembagian kewenangan, dan tanggungjawab serta tata cara
penyelenggaraan kewenangan tersebut.
Selanjutnya untuk terpenuhinya sistem hubungan antara pusat dan daerah,
Davey (1988:255) menguraikan ada 4 (empat) pra syarat yaitu :
1. Menjamin adanya pembagian kekuasaan secara rasional tingkat-tingkat
pemerintahan dalam memungut dan membelanjakan sumber dana
pemerintahan.
2. Menjamin adanya bagian yang memadai dari sumber-sumber dana
secara keseluruhan untuk membiayai pelaksanaan fungsi-fungsi,
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
42
3. Menjamin pembagian yang adil di antara daerah-daerah atas
pengeluaran pemerintah, atau sekurang-kurangnya ada perkembangan
yang memang diusahakan ke arah itu.
4. Menjamin adanya suatu upaya pajak (tax effort) di dalam memungut
pajak dan retribusi oleh pemerintahan daerah yang sesuai dengan
pembagian hasil yang adil atas beban keseluruhan dari pengeluaran
pemerintahan dalam masyarakat.
Pada aspek hubungan pemerintahan pusat dan daerah ini Elmi
(2002:55) juga mengungkapkan bahwa dengan adanya kebijakan yang
mengatur mengenai perimbangan keuangan lebih adil dan rasional. Artinya
bagi daerah-daerah yang memiliki kekayaan sumber daya alam akan
memperoleh bagian pendapatan dengan jumlah yang lebih besar sedangkan
daerah-daerah lainnya akan mengutamakan bagian dari Dana Alokasi
Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Hal ini sesuai dengan
pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yang menjelaskan
dana perimbangan terdiri atas :
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
43
Mardiasmo (2002:141) memberikan perincian bahwa pembagian dana
perimbangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sumber
pendapatannya berasal dari :
1. Penerimaan dari Pajak dan Bukan Pajak. Penerimaan dari pajak hanya
diperoleh dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta pungutan dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Selanjutnya
penerimaan bukan pajak adalah penerimaan yang berkaitan dengan
eksploitasi sumber daya alam, seperti sumber daya hutan, pertambangan
umum, perikanan, dan khususunya pengambilan minyak bumi dan gas.
2. Dana Alokasi Umum. Dana Alokasi Umum yang berasal dari
pemerintah pusat yang sebelumnya dinamakan dana subsidi.
3. Dana Alokasi Khusus. Dana Alokasi Khusus berasal dari APBN dan
dialokasiakan ke kabupaten/kota untuk membiayai kebutuhan tertentu
yang bersifat khusus, tertanggung pada tersedianya dana dalam APBN.
Kebutuhan khusus ini misalnya, kebutuhan di kawasan transmigrasi,
pembangunan jalan di kawasan terpencil, pembangunan irigasi primer, dan
saluran drainase primer.

2.1.5.1 Dana bagi hasil pajak dan bukan pajak
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 160 tentang Pemerintahan
Daerah menyebutkan bahwa Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak
terdiri atas:
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
44
1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor pedesaan, perkotaan,
perkebunan, pertambangan serta kelautan.
2. Bea Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) sektor
pedesaan, perkotaan, perkebunan, pertambangan serta kelautan.
3. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, Pasal 25, dan Pasal 29 wajib pajak
orang pribadi dalam negeri.
Dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam terdiri atas :
1. Penerimaan kehutanan yang berasal dari Iuran Hak Pengusahaan
Hutan (IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana
Reboisasi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan.
2. Penerimaan pertambangan umum yang berasal dari penerimaan iuran
tetap dan penerimaan iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi yang
dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan.
3. Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional yang dihasilkan
dari penerimaan pungutan pengusahaan perikanan dan penerimaan
pungutan hasil perikanan.
4. Penerimaan pertambangan minyak yang dihasilkan dari wilayah
daerah yang bersangkutan.
5. Penerimaan pertambangan gas yang dihasilkan dari wilayah daerah
yang bersangkutan.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
45
6. Penerimaan pertambangan panas bumi yang berasal dari penerimaan
setoran bagian pemerintah, iuran produksi yang dihasilkan dari
wilayah daerah yang bersangkutan.

2.1.5.2 Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari
APBN yang dialokasikan untuk propinsi dan kabupaten/kota dengan
tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU
bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang
dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar
daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangankan kebutuhan
dan potensi daerah.
DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan
alokasi dasar. Celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan
kapasitas fiskal daerah. Alokasi daerah dihitung berdasarkan jumlah gaji
pegawai negeri sipil. Jumlah gaji pegawai negeri sipil daerah yang
dimaksud adalah gaji pokok ditambah tunjangan keluarga dan tunjangan
jabatan sesuai peraturan penggajian pegawai negeri sipil termasuk
didalamnya tunjangan beras dan tunjangan Pajak Penghasilan (PPh Pasal
21). Yani (2008:144) menyatakan bahwa kebutuhan fiskal adalah
kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
46
umum. Kebutuhan pendanaan suatu daerah dihitung dengan pendekatan
total pengeluaran rata-rata nasional. Kapasitas fiskal daerah merupakan
sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil.
Yani (2008:145) menyebutkan bahwa alokasi DAU untuk suatu daerah
dapat dihitung dengan menggunakan formula

DAU = CF + AD
Dimana :
DAU = Dana Alokasi Umum
CF = Celah Fiskal
AD = Alokasi Dasar
CF = Kebutuhan Fiskal Kapasitas Fiskal
DAU disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari rekening kas
umum negara ke rekening kas umum daerah. Penyaluran DAU
dilaksanakan setiap bulan masing-masing sebesar 1/12 dari alokasi DAU
daerah yang bersangkutan yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan.

2.1.5.3 Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan
tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dana Alokasi Khusus
merupakan bagian dari Dana Perimbangan sesuai dengan UU No. 33
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
47
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
DAK bertujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi
urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi
yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu,
khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pelayanan dasar masyarakat.
Pengalokasian DAK diprioritaskan untuk daerah yang memiliki
kemampuan fiskal rendah atau dibawah rata-rata nasional. Kemampuan
fiskal daerah didasarkan pada selisih antara realisasi penerimaan umum
daerah dengan belanja pegawai negeri sipil daerah pada APBD tahun
anggaran.
Yani (2008:172) menyatakan bahwa DAK dialokasikan untuk membantu
daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan prasarana yang merupakan
prioritas nasional dibidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur (jalan,
irigasi, dan air berih), kelautan dan perikanan, pertanian, prasarana
pemerintahan daerah, serta lingkungan hidup.

2.1.6 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah merupakan pendapatan daerah
yang tidak termasuk dalam kelompok pendapatan asli daerah. Yani
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
48
(2008:211) menyatakan bahwa cakupan Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah terdiri dari :
1. Hibah yang berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah lainnya,
badan/lembaga/organisasi swasta dalam negeri, kelompok
masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat.
2. Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan
korban/kerusakan bencana alam.
3. Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota.
4. Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh
pemerintah.
5. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya.
Menurut UU No.32 Tahun 2004 Pasal 164 tentang Pemerintahan
Daerah menyebutkan bahwa Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
merupakan seluruh Pendapatan Daerah selain PAD dan Dana Perimbangan,
yang meliputi Hibah, Dana Darurat, dan lain-lain pendapatan yang
ditetapkan pemerintah.

2.1.7 Belanja Daerah.
Belanja Daerah menurut Kepmendagri nomor 29 tahun 2002 adalah
semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang
menjadi beban daerah. Menurut UU No. 23 tahun 2002, Belanja daerah
adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
49
kekayaan bersih pada tahun anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah
(basis kas) adalah semua pengeluaran oleh bendahara umum daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja
Daerah (basis akrual) adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Halim (2007:322) menyatakan bahwa
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah mengurangi nilai kekayaan
bersih. Lebih lanjut Yuwono dkk, (2005:108) menyatakan bahwa belanja
daerah adalah semua pengeluaran kas daerah atau kewajiban yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode satu tahun anggaran
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang
terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Belanja daerah dikelompokkan ke dalam
belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung
merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Sementara belanja langsung merupakan
belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan
program dan kegiatan.
Didalam ketentuan umum Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pada
pasal 1 ayat 16 disebutkan bahwa belanja daerah adalah kewajiban
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
50
pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 20
ayat 3 menyebutkan bahwa Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 huruf (a) meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah
yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah
dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh daerah.

2.2 Review Penelitian Terdahulu
Abdul Halim (2004) meneliti pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Study
Kasus Kabupaen /Kota di Jawa dan Bali. Hasil penelitiannya menyimpulkan
bahwa DAU berpengaruh terhadap Belanja Pemerintahan Daerah dan PAD
berpengaruh terhadap Belanja Pemerintahan Daerah
Kusumayoni (2004) yang meneliti tentang kemampuan keuangan daerah
di kabupaten Klungkung menemukan bahwa kemampuan keuangan daerah yang
diproksikan dalam pendapatan asli daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran daerah. Dalam
penelitiannya juga menunjukkan bahwa PDRB mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap penerimaan pandapatan asli daerah, pajak daerah, dan
retribusi daerah.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
51
Maulida (2007) yang meneliti tentang pengaruh Dana Alokasi Umum dan
Pendapatan Asli Daerah terhadap Prediksi Belanja Daerah menemukan bahwa
Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap prediksi Belanja Daerah, dan
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh Positif terhadap Prediksi Belanja Daerah.
Andra (2007) meneliti tentang kemampuan keuangan daerah dan
pengaruhnya terhadap belanja daerah di kabupaten aceh tenggara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja daerah kabupaten aceh
tenggara.
Syukriy Abdullah (2008), meneliti tentang Pengalokasian Belanja fisik
dalam anggaran Pemerintahan Daerah: studi emperis atas Determinan dan
konsekwensinya terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera dan
Bangka-Belitung. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Belanja Modal
berpengaruh terhadap Belanja Pemeliharaan dan Bantuan Pemerintah
berpengaruh terhadap Belanja Modal, sementara PAD tidak berpengaruh terhadap
belanja Modal.






Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
52
Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil
Abdul
Halim

2004
Pengaruh Dana
Alokasi Umum
(DAU) dan
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
terhadap Belanja
Pemerintah
Daerah: Study
Kasus Kabupaen
/Kota di Jawa dan
Bali
- DAU
- PAD

DAU dan PAD mempengaruhi
Belanja Pemerintah Daerah

Kusumayon
2004
Analisis
kemampuan
keuangan daerah
dalam membiayai
pengeluaran daerah
di kab. Klungkung.

- PAD
- Pajak
- Retribus
i

Kemampuan keuangan daerah yang
diproksikan dalam pendapatan asli
daerah, pajak daerah, dan retribusi
daerah mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap pengeluaran
daerah dan PDRB mempunyai
pengaruh positif dan signifikan
terhadap penerimaan pandapatan asli
daerah, pajak daerah, dan restribusi
daerah
Novi Pratiwi
Maulida

2007
Pengaruh DAU dan
PAD terhadap
prediksi Belanja
Daerah.
- DAU
- PAD
-
Flypap
er
Effect
DAU dan PAD mempengaruhi
prediksi Belanja Daerah
Andra Eka
Saputra

2007
Analisis
kemampuan
keuangan daerah
dan pengaruhnya
terhadap belanja
daerah di
kabupaten aceh
tenggara

- PAD
- Pajak
- Retribus
i

Kemampuan keuangan daerah
berpengaruh secara positif terhadap
total belanja daerah di kabupaten
aceh tenggara.
Syukriy
Abdullah

2008 Pengalokasian
Belanja fisik dalam
anggaran
Pemerintahan
Daerah: studi
emperis atas
Determinan dan
konsekwensinya
terhadap Belanja
Pemeliharaan
- Belanja
Modal
- Bantuan
Pemerint
ah
- PAD
Belanja Modal berpengaruh terhadap
Belanja Pemeliharaan, Bantuan
Pemerintah berpengaruh terhadap
Belanja Modal, sementara PAD tidak
Berpengaruh terhadap Belanja Modal


Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
53
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori dapat dibuat kerangka
konseptual yang akan diteliti seperti pada gambar 3.1. Dari gambar tersebut dapat
dilihat Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah secara parsial terhadap Belanja Daerah. Dan pengaruh Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah secara
simultan terhadap Belanja Daerah.









Retribusi
Daerah
Lain-lain PAD
yang Sah
Pajak
Daerah
Belanja
Daerah



Gambar 3.1 Pengaruh PAD terhadap Belanja Daerah




Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
54
3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh terhadap
Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir.

















Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
55
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan ilmiah dengan menggunakan
struktur teori untuk membangun satu atau dua lebih hipotesis yang membutuhkan
pengujian secara kualitatif dan statistika. Penelitian ini melihat pengaruh
Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah dan melakukan penafsiran
dimasa mendatang. Jenis penelitian ini adalah penelitian uji hipotesis yang
mengambil sampel dari populasi dan menetapkan kriteria sesuai dengan tujuan
penelitian.

4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD)
Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir dengan alasan penelitian yang sejenis
belum pernah diteliti di Kabupaten Toba Samosir dan peneliti berdomisili di
kabupaten tersebut sehingga dapat mempermudah melakukan penelitian.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah APBD Pemerintahan Kabupaten
Toba Samosir, dengan menggunakan data runtun waktu (time series) selama 8
tahun yaitu tahun 2000 - 2007. Objek yang diteliti adalah hasil laporan keuangan
pemerintah Kabupaten Toba Samosir tentang Pendapatan Asli Daerah dan
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
56
Belanja Daerah dalam bentuk laporan triwulan selama delapan tahun yaitu tahun
2000-2007 terdiri dari 32 triwulan. Laporan keuangan selama 32 triwulan
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.

4.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian adalah data
sekunder time series berupa realisasi Pendapatan Asli Daerah dan realisasi
Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir selama periode pengamatan. Sumber
data tersebut diperoleh dari Badan Pengelolah Keuangan Daerah (BPKD) Toba
Samosir. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku literature,
jurnal maupun hasil publikasi dari instansi terkait yang ada hubungannya dengan
penelitian.

4.5 Variabel Penelitian
Variabel independent (X) dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dengan indikatornya adalah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Variabel dependent (Y) adalah
Belanja Daerah.




Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
57
4.6 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
4.6.1 Variabel Independent
4.6.1.1 Pajak daerah (X1)
Pajak Daerah adalah jumlah realisasi penerimaan pajak daerah.
Realisasi pajak daerah meliputi realisasi berbagai jenis pajak daerah
yang ada di kabupaten Toba Samosir. Skala pengukuran yang
digunakan adalah skala rasio.
4.6.1.2 Retribusi daerah (X2)
Retribusi daerah merupakan realisasi penerimaan dari restribusi yang
dipungut dari masyarakat oleh pemerintahan kabupaten Toba
Samosir. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
4.6.1.3 Dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (X3)
Dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah merupakan
penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

4.6.2 Variabel Dependent
4.6.2.1 Belanja daerah (Y)
Belanja daerah merupakan jumlah realisasi seluruh belanja daerah
baik belanja tidak langsung maupun belanja langsung. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
58
Table 4.1 Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Skala Ukur
Belanja Daerah
(Y)
Belanja daerah merupakan jumlah realisasi
seluruh belanja daerah baik belanja tidak
langsung maupun belanja langsung.
Rasio
Pajak Daerah (X1) Pajak Daerah adalah jumlah realisasi
penerimaan pajak daerah. Realisasi pajak
daerah meliputi realisasi berbagai jenis
pajak daerah yang ada di kabupaten Toba
Samosir
Rasio
Retribusi Daerah
(X2)
Retribusi daerah merupakan realisasi
penerimaan dari restribusi yang dipungut
dari masyarakat oleh pemerintahan
kabupaten Toba Samosir.
Rasio
Lain-lain PAD
yang Sah (X3)
Dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah merupakan penerimaan daerah
yang tidak termasuk dalam jenis Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan.
Rasio

4.7 Model dan Teknik Analisis Data
4.7.1 Perumusan Model
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan metode
Ordinary Least Squere (OLS). Dengan analisis ini pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent yang diteliti bisa diketahui.
Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis
yang berbunyi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh terhadap Belanja
Daerah di Kabupaten Toba Samosir, adalah sebagai berikut :
BD = d
0
+ d
1
PjD + d
2
ReD + d
3
LPAD
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
59
dimana :
BD = Belanja Daerah
d
0
= Konstanta
d
1
,d
2
,d
3
= Koefisien estimasi
PjD = Pajak Daerah
ReD = Retribusi Daerah
LPAD = Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

4.7.2 Pengujian Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data
dalam variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan
layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi
normal. Untuk melihat normalitas digunakan data uji statistik.
Test sederhana yang dapat dilakukan adalah nilai Skewness atau
Kurtosis. Nilai Z statistik untuk dapat dihitung dengan rumus :
ZSkewness =
N
Skewness
6

Sedangkan nilai Z Kurtosis dapat dihitung dengan rumus:
ZKurtosis =
N
Kurtosis
24

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
60
Dimana N adalah jumlah sample. Jika nilai Zhitung > Ztabel,
maka distribusi tidak normal. Pada tingkat signifikasi 5% nilai Ztabel
= 1,96. Jadi jika nilai Zhitung yaitu ZSkewness, dan ZKurtosis <
Ztabel (1,96), maka data terdistribusi normal dan model tersebut
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:77).

4.7.3 Pengujian Asumsi Klasik
4.7.3.1 Uji heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak
terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya
dapat dilihat :
1) Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka nol pada sumbu y maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
61
4.7.3.2 Uji autokorelasi
Menguji Autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode tertentu dengan kesalahan pengganggu periode
sebelumnya. Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan
pengujian Durbin Watson (DW). Jika nilai Durbin-Witson
terletak antara 2 sampai +2, maka tidak terjadi autokorelasi.

4.7.3.3 Uji multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah pada
model regresi di temukan adanya korelasi antar variabel
independent. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah
multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terdapat
korelasi di antara variabel independent. Pendeteksiannya
dengan menggunakan tolerance value dan Variance Inflation
Factor (VIF). Jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10
maka tidak terjadi multikolinieritas.

4.7.4. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel
penelitian secara parsial dan simultan. Pengujian secara parsial
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
62
digunakan uji statistik t. Uji koefisien regresi dengan uji t (t-test)
diperlukan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent.
Pengujian secara simultan digunakan uji signifikansi simultan
(uji statistik F) dan penentuan Koefisien Determinasi (R
2
) yang
bermaksud untuk menjelaskan pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependent.















Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
63
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yang diperoleh dari BPKD Pemerintah Kabupaten Toba Samosir. Data
penelitian ini berupa hasil laporan keuangan pemerintah Kabupaten Toba
Samosir tentang Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah dalam
bentuk laporan triwulan selama delapan tahun yaitu tahun 2000-2007
terdiri dari 32 triwulan. Laporan keuangan selama 32 triwulan dijadikan
sebagai sampel dalam penelitian.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 5.1, maka deskripsi
statistik dari data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Rata-rata Pajak Daerah (PjD) dengan jumlah data 32 adalah
337.582.580,11 dengan standard deviasi 146.984.668,52 hal ini
menunjukkan tidak ada outlier pada variabel Pajak Daerah karena
standard deviasinya lebih kecil dari mean.
2. Rata-rata Retribusi Daerah (ReD) dengan jumlah data 32 adalah
313.094.142,51 dengan standard deviasi 144.470.821,37 hal ini
menunjukkan tidak ada outlier pada variabel Retribusi Daerah karena
standard deviasinya lebih kecil dari mean.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
64
3. Rata-rata Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (LPAD) dengan
jumlah data 32 adalah 1.643.286.523,26 dengan standard deviasi
1.344.063.131,39 hal ini menunjukkan tidak ada outlier pada variabel
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah karena standard
deviasinya lebih kecil dari mean.
4. Rata-rata Belanja Daerah (BD) dengan jumlah data 32 adalah
49.535.840.093,98 dengan standard deviasi 20.364.181.199,08 ini
menunjukkan tidak ada outlier pada variabel total Belanja Daerah
karena standard deviasinya lebih kecil dari mean.
Tabel 5.1 Deskripsi Data

N Mean Std. Deviation
BD 32 49.535.840.093,98 20.364.181.199,08
PjD 32 337.582.580,11 146.984.668,52
ReD 32 313.094.142,51 144.470.821,37
LPAD 32 1.643.286.523,26 1.344.063.131,39
Valid N
(listwise)
32

5.1.2 Pengujian Normalitas Data
Uji Normalitas data dilakukan dengan Uji statistik sederhana.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa
nilai Zhitung yaitu nilai ZSkewness dan nilai ZKurtosis < 1,96, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah
berdistribusi normal atau sudah memenuhi asumsi normalitas.


Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
65
Tabel 5.2 Uji Normalitas

N Skewness Kurtosis
Statistik Statistik
Std.
Error Statisti
Std.
Error
BD 32 -,062 ,414 -,029 ,809
PjD 32 ,188 ,414 -,411 ,809
ReD 32 ,914 ,414 1,051 ,809
LPAD 32 ,327 ,414 -1,318 ,809
Valid N
(listwise)
32


5.1.3 Pengujian Asumsi Klasik
5.1.3.1 Pengujian heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana dasar
analisanya dapat dilihat (1) jika titik-titik yang membentuk pola
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas. (2)
jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka nol pada sumbu y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan data pada
gambar 5.1 terlihat tidak ada pola pola yang jelas serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu-y, maka
dapat disimpulkan tidak terjadi Heterokedastisitas.


Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
66
Regression Standardized Predicted Value
3 2 1 0 -1 -2
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
a
n
d
a
r
d
i
z
e
d

R
e
s
i
d
u
a
l
3
2
1
0
-1
-2
Dependent Variable: BD

Gambar 5.1 Scatterflot

5.1.3.2 Pengujian autokorelasi
Salah satu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji statistik
Durbin-Watson (DW-test). Berdasarkan pengolahan data pada
Tabel 5.3 diperoleh Nilai Durbin-Watson terletak diantara -2
sampai +2 ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi
artinya tidak terjadi hubungan antara variabel independent.
Tabel 5.3 Uji Autokorelasi

Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,886(a) ,785 ,762 9943941012,82 1,440

a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD
b Dependent Variable: BD

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
67

5.1.3.3 Pengujian mulitikoliniearitas
Uji Multikolinieritas dideteksi dengan menggunakan
Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai
Tolerance Value > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
Multikolinieritas. Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 5.4
terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel indevendent > 0,1
dan nilai VIF < 10, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model regresi tersebut bebas Multikolinieritas.
Tabel 5.4 Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics Model


Tolerance VIF
1


PjD
ReD
LPAD
,496
,424
,724
2,016
2,356
1,381
a Dependent Variable: BD


5.1.4 Pengujian Hipotesis
Pengaruh Pajak Daerah (PjD), Retribusi Daerah (ReD), dan Lain-lain
Pendapatan Asli Daerah yang Sah (LPAD) secara bersama-sama terhadap
Belanja Daerah (BD)
Pengujian Goodness of fit dilakukan untuk menentukan Kelayakan
suatu model regresi dan dapat dilihat dari nilai R square. Dari hasil
pengolahan data seperti pada Tabel 5.5 diperoleh nilai koefisien
determinasi (R
2
) sebesar 0,785 angka tersebut menunjukkan bahwa
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
68
variabel dependent dapat dijelaskan oleh Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebesar 78,50%,
sedangkan sisanya 21,50% dipengaruhi variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam model penelitian ini.
Tabel 5.5 Pengujian Goodness of Fit

Mode
l R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,886(a) ,785 ,762 9943941012.82053 1,440
a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD
b Dependent Variable: BD

Lebih lanjut dilakukan uji F untuk melihat Pengaruh Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah secara
simultan terhadap Belanja Daerah. Dari hasil pengolahan data seperti pada
Tabel 5.6 diperoleh F-hitung 34,004 dengan Sig.F = 0,000. Pada = 0,05
diperoleh F-tabel 4,17. Hasil tersebut menunjukkan bahwa F-hitung
(34,004) > F-tabel (4,17), maka hasil dari model regresi menunjukkan
bahwa Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendaptan Asli
Daerah yang Sah secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Belanja Daerah.
Tabel 5.6 Uji F

Model df Mean Square F Sig.
1


Regression
Residual
Total
3
28
31
3362333730971446000000.000
98881962866454100000,000

34,004


,000(a)


a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD
b Dependent Variable: BD

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
69
Selanjutnya untuk melihat variabel independent yang paling
dominan mempengaruhi variabel dependent dapat dilakukan uji parsial
dengan menggunakan uji t, seperti pada Tabel 5.7 berikut :
Tabel 5.7 Uji t

Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Model


B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
15804486763,92 4667652853,44 3,386 ,002
PjD
125,827 17,251 ,908 7,294 ,000
ReD
67,159 18,975 ,476 3,539 ,001
LPAD
7,474 1,561 ,493 4,787 ,000
a Dependent Variable: BD


Hasil pengolan data menunjukkan Pajak Daerah memberikan
pengaruh paling dominan dengan t
hitung
= 7,294 dengan Sig.t = 0,000. Pada
= 0,05 dan df = n k = 32 1 = 31 diperoleh t
tabel
1,697. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa t
hitung
(7,294) > t
tabel
(1,697), ini menunjukkan bahwa
Pajak Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah.
Selanjutnya diikuti oleh Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
dengan t
hitung
= 4,787 dengan Sig.t = 0,000. Pada = 0,05 dan df = n k =
32 1 = 31 diperoleh t
tabel
1,697. Hasil tersebut menunjukkan bahwa t
hitung

(4,787) > t
tabel
(1,697), ini menunjukkan bahwa Lain-lain Pendapatan Asli
Dearah yang Sah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja
Daerah. Selanjutnya Retribusi Dearah dengan t
hitung
= 3,539 dengan Sig.t =
0,01. Pada = 0,05 dan df = n k = 32 1 = 31 diperoleh t
tabel
1,697.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
70
Hasil tersebut menunjukkan bahwa t
hitung
(3,539) > t
tabel
(1,697), ini
menunjukkan bahwa Retribusi Daerah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Belanja Daerah. Berdasarkan hasil pengolahan data seperti pada
Tabel 5.7 diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut :
BD = 15.804.486.763,92 + 125,827 PjD + 67,159Red + 7,474 LPAD

5.2 Pembahasan Penelitian
Dari hasil Penelitian diperoleh Persamaan Regresi dan diinterpresatikan
sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar 15.804.486.763,92 artinya apabila Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah bernilai nol, maka
Belanja Daerah sebesar 15.804.486.763,92.
2. Koefisien regresi PjD sebesar 125,827 artinya apabila Pajak Daerah
meningkat 1 satuan, akan berdampak pada peningkatan Belanja Daerah
sebesar 125,827 satuan.
3. Koefisien regresi ReD sebesar 67,159 artinya apabila Retribusi Daerah
meningkat 1 satuan, akan berdampak pada peningkatan Belanja Daerah
sebesar 67,159 satuan.
4. Koefisien regresi LPAD sebesar 7,474 artinya apabila Lain-lain Pendapata
Asli Daerah yang Sah meningkat 1 satuan, akan berdampak pada peningkatan
Belanja Daerah sebesar 7,474 satuan.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
71
5. Faktor yang paling dominan mempengaruhi Belanja Daerah berturut-turut
adalah Pajak Daerah, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dan
Retribusi Daerah
Dengan melihat hasil pengujian hipotesis diatas yang menyatakan bahwa
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yan Sah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah. Pemerintah
Kabupaten Toba Samosir sebaiknya lebih melakukan langkah-langkah yang
konkrit dan signifikan dalam usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Dengan
meningkatnya Pendapatan Asli Daerah sudah tentu Pendapatan Daerah akan
meningkat dikarenakan Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu komponen
Pendapatan Daerah yang pada akhirnya juga akan diikuti dengan peningkatan
Belanja Daerah yang akan berdampak pada kemakmuran rakyat. Hasil penelitian
mendukung hasil penelitian yang dilakukan Abdul Halim (2004) yang
menyatakan bahwa Pendapatan Asli Dearah mempengaruhi Belanja Pemerintahan
Dearah, selanjutnya Kusumayoni (2004) yang menyatakan bahwa Pendapatan
Asli Daerah yang diproksikan dalam Pajak Daerah, Retribusi Daerah berpengaruh
positif terhadap Belanja Daerah. Novi Pratiwi (2007) juga menyatakan bahwa
Pendapatan Asli Dearah dapat mempengaruhi prediksi Belanja Daerah. dan
mendukung hasil penelitian Eka Saputra (2007) yang menyatakan bahwa
Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah. Sedangkan
Syukriy Abdullah (2008) menyatakan bahwa Belanja Modal berpengaruh
terhadap Belanja Pemerintah, Bantuan Pemerintah berpengaruh terhadap Belanja
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
72
Modal, sementara Pendapatan Asli Dearah tidak berpangaruh terhadap Belanja
Modal.




















Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
73
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data, maka penelitian ini
memberi kesimpulan sebagai berikut :
Secara Simultan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah di kabupaten Toba
Samosir. Dan secara parsial Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah di
kabupaten Toba Samosir. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
berpengaruh positif terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Toba Samosir dapat
diterima

6.2 Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini mempunyai
beberapa keterbatasan diantaranya :
1. Penelitian ini dibatasi, hanya dengan menganalisis pengaruh Pendapatan Asli
Daerah terhadap Belanja Daerah.
2. Populasi penelitian ini hanya meliputi satu kabupaten yaitu kabupaten Toba
Samosir, dengan menggunakan data sekunder runtut waktu selama 8 tahun
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
74
dalam bentuk laporan triwulan dari tahun 2000 sampai tahun 2007 yang
keseluruhan diambil sebagai sampel.

6.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan untuk penyempurnaan
penelitian ini, disarankan :
1. Agar Pendapatan Asli Daerah dapat meningkat maka pemerintah Kabupaten
Toba Samosir perlu meningkatkan usaha pemungutan Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, dan Lain-lain PAD yang Sah secara intensif dan aktif.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan jumlah populasi dan sampel lebih
diperluas pada tingkat provinsi dan nasional sehingga hasilnya menjadi lebih
baik dan juga dapat menambah variabel-variabel lain seperti Peneriman Lain
yang diduga dapat mempengaruhi Belanja Daerah.









Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
75
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. 2008. Pengalokasian Belanja fisik dalam Anggaran Pemerintahan
Daerah : Studi Emperis atas Determinan dan Konsekwensinya terhadap
Belanja Pemeliharaan. Laporan Penelitian. Bengkulu.

Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta.
Davey, K. J. 1988. Pembiayaan Pemerintah Daerah: Praktek-Praktek Internasional
dan Relevansinya bagi Dunia Ketiga. Terjemahan Anarullah. Dkk. UI-Press.
Jakarta.

Devas, et al. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Terjemahan Marsi Maris.
UI-Press. Jakarta.

Diknas. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Modul. Medan.
Eka Saputra, Andra. 2007. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah dan Pengaruhnya
terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis Program
Pascasarjana Ekonomi USU. Medan.

Elmi, Bacrul. 2002. Keuangan Pemerintah Daerah Otonom di Indonesia. UI-Press.
Jakarta.

Erlina. Sri Mulyani. 2007. Metodologi Penelitian. USU Press. Medan
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta.
Halim, Abdul. 2004. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah: Study Kasus
Kabupaten /Kota di Jawa dan Bali. Jakarta.

Huda, Nimatul. 2005. Otonomi Daerah Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Kaho, Josef Riwu. 2001. Prospek Otonomi Daerah di Negara Kesatuan Republik
Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kesit, Bambang Prakosa. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah. UII Press. Yogyakarta.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
76
Koswara, E. 2001. Otonomi Daerah Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat.
Yayasan Pariba. Jakarta.

Kusumayoni. 2004. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Dalam Membiayai
Pengeluaran Daerah di Kab. Klungkung. Tesis S2 PPS UNPAD. Bandung
(tidak dipublikasikan).

Mardiasmo dan Akhmad Makhfatih. 2000. Perhitungan Pajak dan Retribusi Daerah
di Kabupaten Mangelang. Laporan Akhir Kerjasama Pemda Kabupaten
Magelang dengan PAU-SE UGM.

Mardiasmo. 2002, Akuntansi Sektor Publik, Andi, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2002. Otonomi Daerah dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi.
Yogyakarta.

Maulida, Novi Pratiwi. 2007. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah. Tesis S2 UII.
Yogyakarta.

Musgrave, Richard A. Peggy B. Musgrave. 1993. Keuangan Negara Dalam Teori
dan Praktek. Erlangga. Jakarta.

Redjo, Samagio Ibnu. 1998. Keuangan Pusat dan Daerah. BKU Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ekonomi Pascasarjana Kerjasama Universitas Padjajaran. Bandung.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.

., Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.

., Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

., Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

., Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.

., Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
77
....., Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2007.

Simanjuntak, Oloan. 2003. Hukum Pajak. Nomensen-press. Medan.
Sri Mulyani. 2003. Statistik Untuk Ekonomi. UI-Press. Jakarta.
Sugiono. 2001. Statistik Non Parametrik untuk Penelitian. Alfebeta. Bandung.
Sumitro, Rohmat. 1987. Azas dan Dasar Perpajakan. Eresco. Bandung.
Suparmoko. 2002. Ekonomika Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah.
Andi. Yogyakarta.

Syamsi, Ibnu. 1994. Dasar-Dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara. Rineka Cipta.
Jakarta.

Trihendradi, C. 2006. SPSS 15. Andi Yogyakarta.

Yuwono, Sony. Dkk. 2005. Penganggaran Sektor Publik. Bayumedia Publising.
Surabaya.

Yani, Ahmad. 2008. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di
Indonesia. Rajagrafindo Persada. Jakarta










Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
78

Lampiran 1


DATA SAMPEL PAD THD BD
No BELANJA PAJAK RETRIBUSI LAIN-LAIN PEND ASLI
DAERAH DAERAH DAERAH PAD YANG SAH DAERAH
1 10.887.688.400,00 83.559.144,05 90.384.270,00 44.236.233,00 218.179.647,05
2 11.524.543.289,44 104.680.700,00 131.795.300,00 50.741.100,00 287.217.100,00
3 12.665.878.500,00 166.875.400,00 223.450.300,00 61.276.100,00 451.601.800,00
4 14.902.897.500,00 188.520.600,00 284.556.300,00 68.700.500,00 541.777.400,00
5 36.672.503.600,00 101.305.654,31 135.860.523,50 1.567.450.360,00 1.804.616.537,81
6 38.017.868.500,00 152.475.650,00 186.127.600,00 2.175.500.500,00 2.514.103.750,00
7 40.677.577.201,13 252.878.200,00 286.835.300,00 2.466.554.000,00 3.006.267.500,00
8 42.300.707.500,00 304.125.600,00 337.865.600,00 2.976.512.500,00 3.618.503.700,00
9 43.550.674.800,00 205.359.866,41 224.650.730,45 2.127.750.126,41 2.557.760.723,27
10 44.743.784.840,96 305.767.500,00 310.745.500,00 2.654.750.100,00 3.271.263.100,00
11 46.822.676.125,00 345.875.700,00 498.171.200,00 3.097.540.500,00 3.941.587.400,00
12 48.125.355.400,00 446.040.300,00 510.253.300,00 3.625.374.200,00 4.581.667.800,00
13 53.867.255.300,00 257.451.639,84 185.283.603,25 1.815.960.729,75 2.258.695.972,84
14 55.150.321.392,91 308.281.500,00 216.475.400,00 2.378.283.100,00 2.903.040.000,00
15 56.274.125.450,00 388.551.300,00 516.655.500,00 2.712.540.100,00 3.617.746.900,00
16 59.390.651.200,00 439.850.500,00 746.740.300,00 3.423.344.100,00 4.609.934.900,00
17 49.445.230.400,00 332.175.609,00 145.673.729,00 255.547.300,00 733.396.638,00
18 50.689.250.200,00 402.255.300,00 236.520.300,00 360.225.200,00 999.000.800,00
19 51.725.850.468,00 462.552.300,00 358.250.100,00 387.532.100,00 1.208.334.500,00
20 55.075.300.100,00 533.675.100,00 451.012.500,00 450.728.233,43 1.435.415.833,43
21 35.085.435.200,00 205.675.728,00 199.873.608,00 212.579.248,62 618.128.584,62
22 38.165.051.600,69 288.551.500,00 261.305.400,00 316.351.100,00 866.208.000,00
23 40.375.225.600,00 389.221.200,00 342.153.300,00 386.075.500,00 1.117.450.000,00
24 43.412.350.100,00 469.330.600,00 403.200.250,00 598.952.300,00 1.471.483.150,00
25 64.380.287.200,00 264.490.236,00 212.491.674,00 574.124.500,00 1.051.106.410,00
26 65.575.435.750,09 315.874.900,00 264.335.700,00 989.627.100,00 1.569.837.700,00
27 66.685.645.500,00 416.281.400,00 385.292.100,00 1.126.312.200,00 1.927.885.700,00
28 69.735.435.500,00 665.125.200,00 437.670.200,00 1.362.725.393,54 2.465.520.793,54
29 82.556.855.839,00 400.289.036,00 206.865.972,00 2.945.724.419,50 3.552.879.427,50
30 83.725.225.100,00 450.524.500,00 317.583.500,00 3.329.651.300,00 4.097.759.300,00
31 84.924.565.250,00 551.625.400,00 399.480.300,00 3.718.823.400,00 4.669.929.100,00
32 88.015.230.200,00 603.395.300,00 511.453.200,00 4.323.675.200,00 5.438.523.700,00







Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
79
Lampiran 2

Deskripsi Data

Descriptive Statistics
32 49535840093,98 20364181199,08
32 337582580,1128 146984668,52487
32 313094142,5062 144470821,36840
32 1643286523,2578 1344063131,394
32
BD
PjD
ReD
LPAD
Valid N (listwise)
N Mean Std. Deviation



Lampiran 3

Uji Normalitas

Descriptive Statistics
32 -,062 ,414 -,029 ,809
32 ,188 ,414 -,411 ,809
32 ,914 ,414 1,051 ,809
32 ,327 ,414 -1,318 ,809
32
BD
PjD
ReD
LPAD
Valid N (listwise)
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
N Skewness Kurtosis

Lampiran 4

Uji Hipotesis

Variables Entered/Removed(b)

Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1
LPAD, PjD,
ReD(a)
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: BD


Model Summary(b)
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
80

Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1
,886(a) ,785 ,762
9943941012.820
53
1,440
a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD
b Dependent Variable: BD



ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression
10087001192914330000000.000 3 3362333730971446000000.000 34,004 ,000(a)
Residual
2768694960260716000000,000 28 98881962866454100000,000
1
Total
12855696153175050000000.000 31
a Predictors: (Constant), LPAD, PjD, ReD
b Dependent Variable: BD
Coefficients(a)

Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
Model


B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant)
15804486763,923 4667652853,440 3,386 ,002
PjD
125,827 17,251 ,908 7,294 ,000 ,496 2,016
ReD
67,159 18,975 ,476 3,539 ,001 ,424 2,356
LPAD
7,474 1,561 ,493 4,787 ,000 ,724 1,381
a Dependent Variable: BD

Charts
Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008

Henri Edison H.Panggabean : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah Di Kabupaten Toba
Samosir, 2009
USU Repository 2008
81
Regression Standardized Predicted Value
3 2 1 0 -1 -2
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
a
n
d
a
r
d
i
z
e
d

R
e
s
i
d
u
a
l
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: BD

You might also like