You are on page 1of 15

Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut data Riskesdas pada tahun 2010, 17.9% masyarakat di
Indonesia berstatus penderita gizi kurang dan gizi buruk (menurun dari 31.0%
pada tahun 1990) namun di saat yang sama, 14.0% balita di Indonesia
berstatus obesitas / gizi lebih (meningkat dari tahun 2007 yang sebesar
12.2%). Bukan hanya balita, 26.9% dari perempuan dewasa dan 16.3% laki-
laki dewasa berstatus gizi lebih / obesitas kenyataan ini menunjukan bahwa
tantangan yang dihadapi oleh negara Indonesia saat ini tidak lebih mudah
dibandingkan di masa lampau. Saat ini, Indonesia berada dalam keadaan yang
sangat berlawanan yaitu gizi buruk yang meski angka statistiknya menurun
namun tetap menjadi suatu kondisi yang mengkhawatirkan dan obesitas yang
secara statistik mulai menunjukan peningkatan setiap tahunnya. Data yang
dipublikasikan pada tahun 2012 awal oleh SEANUTS ( South East Asian
Nutrition Surveys) survey yang dilakukan di 4 negara yaitu Indonesia,
Malaysia, Thailand dan Vietnam menyatakan bahwa gizi buruk masih
merupakan masalah utama di Indonesia namun obestias adalah masalah yang
juga mulai muncul di negara ini.
Kejadian obesitas saat ini mulai melanda kelompok umur balita dan
anak sekolah. Obesitas pada anak akan menyebabkan aktivitas dan kreativitas
anak akan menurun, dengan kelebihan berat badan, anak menjadi malas yang
pada akhirnya akan menurunkan tingkat kecerdasaan anak. Obesitas yang
tidak dapat dicegah pada masa anak anak merupakan pemicu munculnya
berbagai penyakit degeneratif. Obesitas berdampak negatif terhadap tumbuh
kembang anak terutama aspek perkembangan psikososial seperti gangguan
psikososial seperendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan.
Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
2

Selain itu, obesitas pada anak beresitinggi menjadi obesitas dimasa
dewasa dan berpotensi mengalami berbagai penyebakesakitan dan kematian
(Suhendro, 2003).
Dengan demikian masalah obesitas harus lebih diperhatikan terutama
masalah obesitas pada balita. Oleh karna itu penulis ingin membahas masalah
tersebut kedalam sebuah makalah yang berjudul obesitas dengan tema bahaya
obesitas pada balita dan penanggulangannya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud obesitas pada balita?
2. Apa-apa saja yang menjadi faktor resiko obesitas pada balita?
3. Apa-apa sajakah dampak/bahaya yang dapat disebabkan oleh obesitas
pada balita?
4. bagaimnakah cara mencegah dan menanggulangi kejadian obesitas pada
balita?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami obesitas pada usia balita.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan kejadian
obesitas pada balita.
3. Untuk mengetahui bahaya obesitas pada balita.
4. Untuk mengetahui cara mencegah dan menanggulangi kejadian obesitas
pada balita.


Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obesitas pada Balita
Menurut Damayanti (2002), Berdasarkan hukum termodinamik,
obesitas disebabkan adanya keseimbangan energi positif, sebagai akibat
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga
terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Obesitas (kegemukan) merupakan suatu kondisi medis akibat
akumulasi lemak tubuh yang berlebih, yang dapat berefek kepada kondisi
kesehatan yang menuju kepada menurunnya tingkat hidup seseorang dan
merupakan masalah masyarakat dunia. Obesitas tidak hanya dialami orang
dewasa, anak-anak (balita) juga berisiko tinggi mengalami obesitas (Hidayati
dkk, 2006).
Menurut Kusumawardhani obesitas adalah kondisi berlebihnya
jaringan lemak akibat tidak seimbangnya masukan energi dengan pemakaian
Jadi, dapat disimpulkan bahwa obesitas pada balita adalah suatu
keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga
berat badan jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan balita.

B. Gambaran Klinis Obesitas pada Balita/Anak Prasekolah
Adapun gambaran klinis anak yang mengalami obesitas adalah sebagai
berikut.
1. Pertumbuhan berjalan cepat atau pesat disertai adanya ketidakseimbangan
antara peningkatan berat badan yang berlebih dibanding dengan tingginya.
Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
4

2. Jaringan lemak bawah kulit menebal sehingga tebal lipatan kulit lebih
daripada yang normal dan kulit tampak lebih kencang.
3. Kepala tampak relatif lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya atau
dibandingkan dengan dadanya (pada bayi).
4. Bentuk muka lebih tembem, hidung dan mulut tampak relatif lebih kecil,
mungkin disertai dengan bentuk dagunya berganda (dagu ganda).


Gambar Anak yang Menderita Obesitas

C. Faktor Resiko Obesitas pada Balita
Etiologi obesitas dapat dibagi menjadi dua yaitu, pertama penyebab
internal yang bisa berupa permasalahan metabolisme (hormonal) atau
pencernaan (enzimatik), dan kedua permasalahan eksternal yang berupa
ketidakseimbangan antara diet dan excercise, sebagai akibat perubahan gaya
hidup, termasuk berbagai masalah psikologis dan aktualisasi diri (Hartono
2006).
Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Zainun Mutadin (2002) mengemukakan
bahwa faktor-faktor penyebab obesitas diantaranya adalah faktor genetik,
disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak /
olahraga, emosi, dan faktor lingkungan.
Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
5

1. Genetik
Seringkali kita menjumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga
yang salah satu atau kedua orang tuanya gemuk juga. Hal ini menunjukkan
bahwa faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur
sel lemak dalam tubuh. Pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka
unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara
otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan.
Dengan demikian tidak heran apabila bayi yang dilahirkan pun memiliki
unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.
2. Kerusakan pada salah satu bagian otak
Perilaku makan seseorang dikendalikan oleh sistem pengontrol
yang terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus.
Hipotalamus merupakan sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang
langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar
dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah
dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur
kimiawi dari darah.
Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan
yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau
pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi
nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk
makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan
minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM
maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.


Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
6

3. Pola makan berlebihan
Pola makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang
kegemukan. Orang yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding
dengan orang yang memiliki berat badan normal terhadap isyarat lapar
eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan.
Mereke cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada
saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang menyebabkan
mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki kontrol
diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.
4. Kurang gerak / olahraga
Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi
tubuh. Pengeluaran energi ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1) tingkat
aktivitas dan olah raga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau
tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal
tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung
jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.
Walaupun aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga dari
pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang
kegemukan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Ketika
berolahraga kalori terbakar, makin sering berolahraga maka semakin
banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi
sistem metabolisme basal. Orang yang bekerja dengan duduk seharian
akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Jadi olah raga
sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat
membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur
berfungsinya metabolisme normal.

Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
7

5. Pengaruh emosional
Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional
yang tidak teratasi. Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan
makanan sebagai pelarian untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya.
Makanan juga sering dijadikan sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan
lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Dengan menjadikan
makanan sebagai pelampiasan penyelesaian masalah maka apabila tidak
diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan menyebabkan terjadinya
kegemukan.
6. Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk
menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang
menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka
orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan
tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas
tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan
kegemukan.

D. Bahaya Obesitas pada Balita
Obesitas yang tidak dapat dicegah pada masa balita/anak anak
merupakan pemicu munculnya berbagai penyakit degeneratif. Obesitas
berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak terutama aspek
perkembangan psikososial seperti gangguan psikososial seperti rendah diri,
depresi dan menarik diri dari lingkungan. Selain itu, obesitas pada balita
beresiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi mengalami
berbagai penyebab kesakitan dan kematian (Suhendro, 2003).


Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
8

Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Manuaba (2004) menjelaskan bahwa jika
obesitas dialami pada masa anak-anak yang berlanjut hingga masa dewasa
maka dapat menimbulkan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhnan
bahkan dapat menyebabkan kematian.
1. Berisiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian bawah
Hal ini terjadi pada bayi, karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Di
samping itu dapat juga menyebabkan adanya sumbatan pada saluran
pernafasan dengan pembesaran tonsil (amandel) sehingga menyebabkan
gangguan tidur, gejala-gejala penyakit jantung dan kadar oksigen dalam
darah yang tidak normal. Keluhan lain nafas menjadi pendek.
2. Kulit sering lecet
Hal tersebut terjadi karena gesekan, anak merasa gerah/panas, sering
disertai biang keringat, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit. Obesitas
dapat juga mengakibatkan pergerakan anak menjadi lambat. Di samping
itu dapat juga mengakibatkan kelainan pada tulang dan sendi seperti kaki
pengkor ke arah dalam, dll.
3. Diskriminasi sosial dan rendah diri.
Sebuah studi tahun 2003 meminta 106 anak-anak antara usia 5 sampai 18
tahun untuk menilai kualitas hidup mereka berdasarkan hal-hal seperti
kemampuan mereka untuk berjalan lebih dari satu blok, bermain olahraga,
tidur dengan baik, bergaul dengan orang lain dan menjaga di sekolah.
Studi ini menemukan bahwa anak-anak obesitas sering menilai kualitas
hidup mereka dengan skor terendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
mereka sering diejek di sekolah, kesulitan bermain olahraga, kelelahan,
gangguan tidur dan masalah obesitas-terkait lainnya sangat mempengaruhi
anak kesejahteraan. (The New York University Child Study Center).
Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
9

4. Peningkatan risiko berbagai jenis kanker
Kegemukan dan obesitas berhubungan dengan peningkatan risiko
berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara, usus besar,
endometrium, esofagus, ginjal, pankreas, kandung empedu, tiroid,
ovarium, serviks, dan prostat, serta multiple myeloma dan limfoma
Hodgkin. (Centers for Disease Control and Prevention in USA).
5. Diabetes
Diabetes tipe 2, sebelumnya dikenal sebagai diabetes onset dewasa, telah
menjadi semakin umum di kalangan anak-anak kelebihan berat badan dan
remaja. Sebuah studi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
(CDC) memperkirakan bahwa satu dari tiga anak-anak Amerika yang lahir
pada tahun 2000 akan mengembangkan diabetes di masa hidup mereka.
6. Batu empedu
Insiden batu empedu secara signifikan lebih tinggi pada mereka yang
mengalami obesitas.
7. Penyakit Jantung
Indikator awal dari aterosklerosis - juga dikenal sebagai pengerasan arteri -
mulai sedini masa kanak-kanak dan remaja pada anak dengan faktor risiko.
Aterosklerosis adalah penyebab paling umum dari penyakit jantung. Hal
ini terkait dengan kolesterol darah tinggi dan trigliserida, yang
berhubungan dengan kebiasaan makan yang buruk dan kelebihan berat
badan.
8. Masalah hati
Orang yang mengalami obesitas berada pada risiko tinggi untuk masalah
hati yang disebut steatohepatitis nonalkohol (NASH), yang dapat
menyebabkan sirosis .
Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
10

9. Masalah/Gangguan Tidur
Anak-anak yang kelebihan berat badan beresiko untuk apnea tidur
obstruktif, yang merupakan gangguan bernapas berpotensi serius
mengancam nyawa yang ditandai dengan gangguan singkat pernapasan
saat tidur. Selama jangka waktu yang panjang, hal ini dapat menyebabkan
gagal jantung.

E. Pencegahan dan Penanggulangan Obesitas pada Balita
1. Pencegahan
Adapun jika kondisi tubuh balita tidak mengalami obesitas, maka
yang perlu dilakukan adalah tahap menyeimbangkan kondisi tersebut
(tahap pencegahan terjadinya obesitas). Seperti yang dimuat di dalam
Centers for Disease Control and Prevention in USA adalah sebagai
berikut:
a. Mendorong kebiasaan makan yang sehat.
Tidak ada rahasia besar untuk makan sehat. Untuk membantu anak-
anak Anda dan keluarga mengembangkan kebiasaan makan yang
sehat:
- Menyediakan banyak sayuran, buah-buahan, dan produk gandum.
- Sertakan susu rendah lemak atau non-lemak atau produk susu.
- Pilih daging tanpa lemak, unggas, ikan, kacang, dan kacang-
kacangan untuk protein.
- Sajikan makanan dalam porsi yang cukup
- Dorong keluarga Anda untuk minum banyak air.
- Batasi minuman manis.
- Batasi konsumsi gula dan lemak jenuh.



Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
11

b. Carilah cara untuk membuat hidangan favorit yang sehat.
Resep-resep yang dapat anda mempersiapkan secara teratur, dan
bahwa keluarga Anda menikmati, hanya dengan beberapa perubahan
dapat lebih sehat dan memuaskan.
c. Hilangkan godaan makanan kaya kalori!
Meskipun semuanya bisa dinikmati, mengurangi godaan kaya kalori
tinggi lemak dan tinggi gula, atau snack asin juga dapat membantu
anak-anak Anda mengembangkan kebiasaan makan yang sehat. Seperti
memberikan 1 cangkir wortel, brokoli, atau paprika dengan 2 sdm.
d. Membantu anak-anak tetap aktif.
Anak-anak dan remaja harus berpartisipasi dalam setidaknya 60 menit
aktivitas fisik yang intens hampir setiap hari dalam seminggu,
sebaiknya setiap hari. Ingatlah bahwa anak-anak meniru orang dewasa.
Mulai menambahkan aktivitas fisik untuk rutinitas harian Anda sendiri
dan mendorong anak Anda untuk bergabung dengan Anda.
Beberapa contoh aktivitas fisik intens meliputi:
- Jalan cepat
- Lompat tali
- Bermain sepak bola
- Renang
- Dansa
e. Mengurangi waktu sedentary / berdiam diri.
Selain mendorong aktivitas fisik, membantu anak-anak menghindari
terlalu banyak menetap waktu. Membatasi waktu anak-anak Anda
menonton televisi, bermain video game, atau surfing web tidak lebih
dari 2 jam per hari. Selain itu, American Academy of Pediatrics (AAP)
tidak merekomendasikan menonton televisi untuk anak usia 2 tahun
atau lebih muda. Sebaliknya, mendorong anak-anak Anda untuk
menemukan kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan dengan
anggota keluarga atau mereka sendiri yang hanya melibatkan lebih
banyak aktivitas.
Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
12

2. Penanaggulangan
Penanggulangan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:
a. Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan
tepat (early diagnosis and prompt treatment)
Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan
melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat, misalnya
dengan melakukan olah raga dengan teratur karena disamping
mempercepat metabolisme, juga dapat membuat kondisi tubuh lebih
segar dan dapat menambah estetika. Olah raga dimaksudkan agar
jumlah kalori yang dikeluarkan tubuh lebih banyak daripada jumlah
kalori yang masuk. Dengan olah raga yang baik akan terjadi
peningkatan metabolisme.
b. Pembatasan Kecatatan (Dissability Limitation)
Bagi penderita obesitas pembatasan kecatatan dapat dilakukan dengan
diet rendah kalori atau penggunaan obat-obatan untuk menurunkan
berat badan. Misalanya obat yang meningkatkan/mempercepat
metabolisme tubuh misalnya preparat tiroid, obat pemacu keluarnya
cairan tubuh misalnya diuretika; pencahar. Namun obat-obat tersebut
bila digunakan dalam jangka panjang akan menyebabkan efek
samping sangat merugikan tubuh. Oleh karena itu penggunaannya
sebaiknya disertai kontrol ketat. Operasi penurunan berat badan untuk
anak-anak jarang dilakukan. Pembedahan hanya akan disarankan jika
pengobatan lain gagal. Jika anak telah melalui pubertas atau jika dia
sangat gemuk dan mereka memiliki masalah kesehatan lainnya.


Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
13

c. Pemulihan Kesehatan (Rehabilitation)
Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien
ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau
agar tidak menjadi beban orang lain. Bagi penderita obesitas tahap
rehabilitasi dapat dilakukan melalui memberikan peran sosial atau
mengembalikan peran sosialnya seperti semula sehingga dia merasa di
terima oleh masyarakat.















Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa obesitas pada balita adalah suatu
keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan, sehingga
berat badan jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan balita.
Zainun Mutadin (2002) mengemukakan bahwa faktor-faktor
penyebab obesitas diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu
bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak / olahraga, emosi, dan
faktor lingkungan.
Adapun cara untuk mencegah balita agar terhindar dari masalah
obesitas adalah dengan berbagai macam peran orang tua seperti mendorong
kebiasaan makan yang sehat, mencari cara untuk membuat hidangan favorit
sehat, hilangkan godaan makanan kaya kalori!, membantu anak-anak tetap
aktif, dan mengurangi waktu sedentary. Sedangkan untuk penanganan obesitas
sendiri yaitu meliputi: penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang
cepat dan tepat, pembatasan Kecatatan (Dissability Limitation), dan
pemulihan kesehatan (Rehabilitation)
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah lebih baik
mencegah sebelum terjadinya masalah obesitas pada balita daripada
mengobati hal tersebut karena jika masalah obesitas balita berlanjut pada usia
dewasa maka besar kemungkinan akan terjadi penyakit-penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung.

Bahaya Obesitas pada Balita & Penanggulangannya
15

DAFTAR PUSTAKA
Festy, Pipit. 2012. Hubungan Perilaku Orang Tua dengan Kejadian Obesitas
pada Anak Prasekolah (3-5 Tahun) di Taman Flora Kota Surabaya. Jurnal
Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro, Vol.6, No.3, Agustus 2012
Tersedia di http://jurnalakesrajekwesi.files.wordpress.com/2013/02/jurnal-
akes-rajekwesi-vol-6.pdf. Diakses tanggal 24 Juni 2014
Rostania, Marisa, dkk. 2013. Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Perubahan
Pengetahuan dan Gaya Hidup Sedentary pada Anak Gizi Lebih di SDN
Sudirman 1 Makassar Tahun 2013. Skripsi Sarjana. Program Studi Ilmu
Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Makassar.
Tersedia di www.academia.edu. Diakses tanggal 24 Juni 2014.
Sartika, R Ayu Dewi. 2011. Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5 15 Tahun di
Indonesia. Makara, Kesehatan, Vol.15, No.1, Juni 2011: 37,43. Tersedia di
www.journal.iu.ac.id. Diakses tanggal 24 Juni 2014
Winarsih, Dewi. 2012. Gambaran Konsep Diri pada Anak Usia Sekolah yang
Mengalami Obesitas di wilayah Tembalang Semarang. Tersedia di
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-dewiwinars-7037-
2-babi.pdf. Diakses tanggal 24 Juni 2014
Centers for Disease Control and Prevention in USA. Childhood Obesity Facts.
Merujuk pada halaman http://www.cdc.gov
The New York University Child Study Center (CSC). Childhood Obesity: The
Effects on Physical and Mental Health. Merujuk pada halaman
http://www.aboutourkids.org
University of California San Francisco Medical Center. Health Risks of
Overweight Children. USA. Merujuk pada halaman http://www.ucsf.edu

Sumber gambar:
http://media.wbng.com/images/stock_obese-kids-eating-mcdonalds.jpg

You might also like