You are on page 1of 26

LAPORAN KASUS

PERSIAPAN OPERASI PADA PASIEN YANG


MENGGUNAKAN ANTIKOAGULAN DALAM
JANGKA WAKTU LAMA
Dosen Pembimbing
dr. Robert Sirait, SpAn

Disusun Oleh
Rotua Indah Melina (0961050175)
Ressy Hastopraja (0961050185)
RESUME
Seorang pasien laki-laki usia 67 tahun dengan
diagnosis Hernia Scrotalis Dextra Reponible dilakukan
pembedahan Herniotomi dan pemasangan MESH, jenis
anestesi yang diberikan adalah regional anestesi
(spinal). Operasi dilakukan selama 2 jam 15 menit,
sedangkan anestesi dilakukan selama 2 jam 35 menit.
Keadaan sebelum operasi pasien memiliki tekanan
darah 140/80 mmHg, nadi 76 kali/menit, suhu 36,30C.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium Hb 11,4 g/dL, Ht
32,5 %, trombosit 284.000/uL, masa perdarahan 3,00
menit, masa pembekuan 13,00 menit, protrombin time
(PT) pasien 15,1 detik, kontrol 15,7 detik. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan riwayat gastritis. Pasien
mengkonsumsi obat-obatan yaitu Persantin 4 x 75 mg,
Ascardia 1 x 80 mg selama 5 tahun. Status fisik pasien
yang dinilai dengan ASA adalah 3.
DATA KASUS
Nama : T. AR
Usia : 67 tahun

Diagnosis Pra Bedah :
Hernia Scrotalis Dextra Reponible
Jenis Pembedahan :
Herniotomi + Pemasangan MESH
Diagnosis Pasca Bedah :
Post Herniotomi + Pemasangan MESH e.c. Hernia Scrotalis
Dextra Reponible

Jenis Anestesia : Regional Anestesia (Spinal)
Lama Operasi : 2 jam 15 menit
Lama Anastesia : 2 jam 35 menit
Keadaan Pra Bedah

Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 70,5 kg
Golongan Darah (Rhesus) : B
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 76 kali/menit
Suhu : 36,30C
Hb : 11,4 g/dL
Ht : 32,5 %
Trombosit : 284.000/uL
Masa Perdarahan : 3,00 menit
Masa Pembekuan : 13,00 menit
Protrombin Time (PT) : pasien 15,1 detik
kontrol 15,7 detik
Sirkulasi :
BJ I dan II irreguler, murmur +, gallop -.
Akral hangat, CRT <2/<2, edema-, sianosis -.
Riwayat Hipertensi +, Riwayat Alergi -.
Respirasi :
RR : 18 kali/menit.
Clear, malampati I, gigi palsu -, gigi goyang +.
Pergerakan dinding dada simetris, BND vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-, sonor kanan=kiri.
Riwayat Asma -
Saraf :
GCS E4V5M6, Kesadaran komposmentis, pupil isokor 3mm/3mm, RCL +/+,
RCTL +/+.
Gastrointestinal:
Perut tampak agak membuncit, BU + 6 kali/menit, supel, nyeri tekan -, nyeri
ketok -.
Riwayat gastritis +.
Renal :
Ureum 33,0 mg/dL, Kreatinin 1,7 mg/dL.
Na 142,86 mmol/L, K 4,34 mmol/L, Cl 103,38 mmol/L.
Metabolik : Riwayat DM disangkal.
Status fisik : ASA 3
Medikasi Pra Bedah :
Persantin 4 x 75 mg, Ascardia 1 x 80 mg (selama 5 tahun)
Anestesia dengan :
Decain Spinal 0,5% (Heavy).
Relaksasi dengan : -
Teknik Anestesia :
Pasien duduk, asepsis antisepsis, infiltrasi lidocain, injeksi
decain spinal di L3-L4 dengan spinokain nomor 27. LCS + jernih.
Respirasi : Spontan.
Posisi : Supine.
Infus : Asering.
Keadaan Akhir Pembedahan :
Bromage 3, Tekanan darah 117/92 mmHg, Nadi 66 kali/menit,
Saturasi O2 100%
Hipersensitivitas / Alergi : -
Premedikasi Medikasi
- Lidocain 40 mg
Pemberian : - Decain 17,5 mg
Waktu : - Vomceran 8 mg
Efek : - Tramadol 100 mg
Jumlah
Medikasi
Jumlah Cairan
Transfusi
Catatan Jumlah
Pendarahan
Lidocain 40 mg
Decain 17,5 mg
Vomceran 8 mg
Tramadol 100mg
Pre op :
Asering 150 cc
Durante op :
Asering 850 cc
RL 100 cc
Urin : 150 cc 30 cc
TINJAUAN PUSTAKA
FISIOLOGI PEMBEKUAN DARAH
1. FAKTOR PEMBEKUAN DARAH
FAKTO
R
NAMA FAKTOR FUNGSI/PERAN
I Fibrinogen Prekursor fibrin (protein
terpolimerasi) atau dengan kata
lain merupakan enzim pemecah
protein (protease serin) yang
berguna untuk aktiviasi
prokoagulan berikutnya.
II Protrombin Prekursor enzim proteolitik
trombin dan mungkin akselerator
lain pada konversi protrombin
III Tromboplastin Aktivator lipoprotein jaringan
pada protrombin
IV Kalsium Diperlukan untuk aktivasi
protrombin dan pembentukan
fibrin
V Proakselerin/akselerator
plasma globulin
Faktor plasma yang mempercepat
konversi protrombin menjadi
trombin
VII Prokonvertin;
protrombinogen;
konvertin/akselerator
konversi protrombin serum
Faktor serum yang mempercepat
konversi protrombin
VIII Faktor A antihemofilik (faktor
VIIIR-von
Willebrand)/Globulin
hemofilik
Faktor plasma yang berkaitan
dengan faktor III trombosit dan
faktor Christmas IX; mengaktivasi
protrombin
IX Faktor B antihemofilik; faktor
Christmas; kofaktor II
trombosit
Faktor serum yang berkaitan
dengan faktor faktor trombosit III
dan VIII
AHG
; mengaktivasi
protrombin
X Faktor Stuart Prower;
protrombinase
Faktor plasma dan serum yang
berperan sebagai akselerator
konversi protrombin
XI Anteseden tromboplastin
plasma (ATP)
Faktor plasma yang diaktivasi oleh
faktor Hageman (XII) yang
berperan sebagai akselerator
pembentukan trombin

XII Faktor Hageman;
faktor kaca
Faktor plasma yang
mengaktivasi faktor XI
(ATP)
XIII Faktor penstabil
fibrin; faktor Laki-
Lorand
Faktor plasma yang
menghasilkan bekuan
fibrin yang lebih kuat dan
tidak larut dalam urea
- Faktor Fletcher
(Prakalikrein)
Faktor pengaktivasi
kontak
- Faktor Fitzgerald
(Kininogen dengan
berat molekul besar)
Faktor pengaktivasi
kontak
Trombosit
Sumber :Price & Wilson, 2013; Guyton, 2012; Morton, dkk, 2012
2. FASE PEMBEKUAN DARAH SAMPAI FASE
PEMBERHENTIAN PEMBENTUKAN DARAH

A. PEMBEKUAN DARAH PADA PEMBULUH DARAH
YANG RUPTUR
- Konstriksi pembuluh darah
- Pembentukan sumbat platelet (trombosit)
- Pembekuan darah pada pembuluh darah yang ruptur
B.AKTIVATOR PROTROMBIN, MENGUBAH
PROTROMBIN MENJADI TROMBIN
- Aktivator Protrombin
a. Jalur ekstrinsik sebagai awal pembentukan
b. Jalur intrinsik sebagai awal pembentukan
c. Interaksi antara jalur ekstrinsik dan intrinsik
(jalur bersama)
d. Trombin mengubah fibrinogen menjadi
fibrin atau pembentukan bekuan
Skema Perubahan
Protombin Menjadi
Trombin Dan
Polimerisasi
Fibrinogen Untuk
Membentuk Benang
Fibrin
C.PEMBENTUKAN JARINGAN FIBROSA ATAU
PENGHANCURAN BEKUAN DARAH
D.AKTIVASI PLASMINOGEN MEMBENTUK
PLASMIN UNTUK MELISIS BEKUAN
GOLONGAN OBAT ANTIKOAGULAN
1. Heparin
2. Antikoagulan oral ;
- derivat 4-hidroksikumarin misalnya
dikumarol, natrium warfarin, kalium warfarin,
fenprokumon, asenokumarol, dan
- derivat-derivat indan-1,3-dion misalnya :
fenidion, difenadion, anisindion;
3. Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat
ion kalsium (salah satu factor pembeku darah)

PEMBAHASAN
Secara teori Protrombin Time (PT) adalah yaitu
waktu yang diperlukan untuk aktivasi jalur
ekstrinsik sampai terbentuk bekuan fibrin, Hasil
tes dibandingkan dengan kontrol dengan nilai
normal 11-13,5 detik. Sedangkan International
Normalized Ratio (INR) Dikembangkan untuk
menstandarisasikan nilai Protrombin Time (PT)
sehingga hasil Prothrombin Time (PT) dari
thromboplastin & analyzer koagulasi yang
berbeda-beda menjadi ekuivalen.
Pada operasi dengan pasien yang
menggunakan obat antikoagulan dalam jangka
waktu lama memerlukan persiapan khusus.
Pasien yang menggunakan obat-obatan
antikoagulan oral :
- Pasien yang mendapat terapi warfarin jangka
waktu lama harus dihentikan dan nilai PT dan
INR normal.
- Bila diberikan dalam waktu 24 jam dan hanya
satu kali dapat dilakukan blok.
- Bila pemberian lebih dari 24 jam dan lebih dari 1
kali PT dan INR dilakukan pemeriksaan.
Pada penggunaan antikoagulan dapat menyebabkan
nilai Prothrombin time (PT) dan International Normlaized
Ratio (INR) memanjang. Pada pasien yang akan
melalukan operasi dengan riwayat penggunaan
antikoagulan sebaiknya dihentikan 3-5 hari sebelum
operasi agar mencapai nilai Prothrombin Time (PT) dan
International Normalized Ratio (INR) yang normal.
Apabila nilai Prothrombin Time (PT) dan International
Normalized Ratio (INR) memanjang maka aktivasi jalur
ekstrinsik semakin lama sehingga pembekuan darah
menjadi lama dan berisko terhadap perdarahan yang
sulit berhenti.
Pada kasus ini, pasien diinstruksikan untuk
menghentikan pemakaian obat-obatan antikoagulan
selama 7 hari sebelum operasi. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan nilai Prothrombin Time (PT) dan
International Normalized Ration (INR) yang normal,
sedangkan pada kasus ini pasien tetap menggunakan
obat antikoagulan sebelum operasi, sehingga saat
pemeriksaan laboratorium hasil Prothrombin Time (PT)
memanjang dengan nilai 15.1 detik, maka apabila nilai
PT dan INR memanjang bila terjadi perdarahan saat
operasi maka akan sulit dihentikan.
KESIMPULAN
Pada kasus ini persiapan operasi pada
pasien untuk memberhentikan penggunaan obat
antikoagulan sudah tepat karena hal ini akan
membuat nilai Prothrombin Time (PT) dan
International Normalized ratio (IRT) tidak
memanjang. Tetapi pada kasus ini pasien tetap
menggunakan obat antikoagulan, walaupun
demikian perdarahan pada saat operasi masih
dapat dikendalikan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, A. C. & Hall, J. E,. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta :
EGC.
2. Price, S.A & Wilson, L. M,. 2013. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses proses
Penyakit. Edisi 6, Volume 1. Jakarta : EGC.
3. Corwin, E. J,. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Jakarta : EGC
4. B. Thomas, Boulton dan E.Colin, Alih bahasa : dr. Jonatan Oswari, Anestesiologi,
Edisi 10,Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal :73.
5. M. Roesli Thaib, Monitoring Selama Anestesi, Anestesiologi, Bagian Anestesiologi
dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2004 H: 49-
58.
6. Dr. M.T. Dardjat, Pengawasan atau Pemantauan (Monitoring), Kumpula kuliah
Anestesiologi, Ed Pertama,1986, Aksara medisina, Salemba, Jakarta, Hal : 159-161.
7. Said A.Latief dkk, Monitoring Perianestesia, Petunjuk Praktis Anestesiologi, Edisi
Kedua, Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta 2002, Hal : 90-95
8. T.T. Horlocker. Regional anaesthesia in the patient receiving antithrombotic,
anticoagulant and antiplatelet therapy. At
http://bja.oxfordjournals.org/content/107/suppl_1/i96.full.

You might also like