Pterigium menyebabkan rasa tidak nyaman namun tidak terasa sakit.
Apabila pertumbuhannya semakin menutup kornea maka penglihatan akan semakin berkurang.
Pterigium pertumbuhannya sangat lambat, kurang lebih 1 – 2 mm/ 6bulan.
Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.
Faktor lain : uap kimia, asap, debu dan benda-benda lain yang terbang masuk ke dalam mata.
Beberapa studi menunjukkan adanya predisposisi genetik untuk kondisi ini.
Pterigium menyebabkan rasa tidak nyaman namun tidak terasa sakit.
Apabila pertumbuhannya semakin menutup kornea maka penglihatan akan semakin berkurang.
Pterigium pertumbuhannya sangat lambat, kurang lebih 1 – 2 mm/ 6bulan.
Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.
Faktor lain : uap kimia, asap, debu dan benda-benda lain yang terbang masuk ke dalam mata.
Beberapa studi menunjukkan adanya predisposisi genetik untuk kondisi ini.
Pterigium menyebabkan rasa tidak nyaman namun tidak terasa sakit.
Apabila pertumbuhannya semakin menutup kornea maka penglihatan akan semakin berkurang.
Pterigium pertumbuhannya sangat lambat, kurang lebih 1 – 2 mm/ 6bulan.
Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.
Faktor lain : uap kimia, asap, debu dan benda-benda lain yang terbang masuk ke dalam mata.
Beberapa studi menunjukkan adanya predisposisi genetik untuk kondisi ini.
TEMPAT KERJA Alethea Andantika 10.2010.251 Muhammad Afiq bin Abd Malek 10.2010.367 FK UKRIDA SKENARIO Ny.CT,41 tahun, datang karena penglihatan mata kanan kabur ANAMNESIS Nama : Ny.CT Umur : 41 tahun Pekerjaan : Pedagang mie KU : penglihatan mata kanan terasa kabur sejak 3 bulan sebelum berobat. seperti ada daging tumbuh seukuran 1,5cm, dan menjalar sampai ke bagian hitam mata terasa seperti ada yang mengganjal dan menghalangi penglihatan. mengeluh silau dan terkadang mata terasa gatal ANAMNESIS RPS : Pasien mengaku sering terpajan angin, debu, dan sinar matahari, langsung terutama pada waktu siang menjelang sore hari, karena pekerjaannya berdagang mie ayam didekat rumahnya yang menghadap ke arah barat, sudah sejak 15 tahun lalu. kondisi jalan depan tempatnya berjualan banyak angin dan berdebu. Pasien tidak pernah memakai pelindung mata secara khusus (kacamata hitam) apabila terkena sinar matahari. RPD : Tidak berkacamata, riwayat trauma sebelumnya pada mata disangkal. Rasa perih pada mata disangkal, pandangan ganda disangkal, secret yang banyak disangkal, mata terasa berpasir juga disangkal. Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal. RPK : Riwayat hipertensi, penyakit jantung, alergi, dan DM disangkal. PEMERIKSAAN FISIK UMUM Nadi: 72x/menit Pernafasan: 16x/menit. Tekanan darah: 120/70 mmHg Suhu badan: 36C Tinggi badan: 150 cm Berat badan: 30 kg IMT: 14,3 kg/m 2
Tingkat kesadaran dan keadaan umum Kesadaran: Compos mentis Tampak kesakitan: Ringan
PEMERIKSAAN STATUS LOKALIS : MATA Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri Visus 6/9 6/6 Inspeksi Palpebra Normal Normal Konjungtiva Keruh sebagian dan tampak jari ngan fibrovaskular berbentuk se gitiga pada sisi nasal yang ujung nya meluas ke pupil Normal Pupil Tidak dapat dinilai Positif (3-4mm), sentral Kornea Dari bagian nasal, konjuntiva ter tutup karena terdapat lipatan se gitiga dari arah konjungtiva bulbi Normal Lensa Normal Normal COA Jernih Jernih 7 LANGKAH DIAGNOSIS OKUPASI 1. Diagnosis klinis 2. Pajanan yang dialami 3. Hubungan pajanan dengan penyakit 4. Jumlah pajanan 5. Peranan faktor individu 6. Faktor lain diluar pekerjaan 7. Diagnosis okupasi 1. DIAGNOSIS KLINIS : PTERIGIUM proliferasi jaringan subconjunctiva berupa granulasi fibrovaskular dari (sebelah) nasal konjuntiva bulbar yang berkembang menuju kornea hingga akhirnya menutupi permukaannya. Pterigium menyebabkan rasa tidak nyaman namun tidak terasa sakit. Apabila pertumbuhannya semakin menutup kornea maka penglihatan akan semakin berkurang. Pterigium pertumbuhannya sangat lambat, kurang lebih 1 2 mm/ 6bulan.
FAKTOR RISIKO PTERIGIUM Jenis Kelamin Umur Lingkungan Kerja 2. PAJANAN YANG DIALAMI Iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari,dan udara panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.
Faktor lain : uap kimia, asap, debu dan benda-benda lain yang terbang masuk ke dalam mata. Beberapa studi menunjukkan adanya predisposisi genetik untuk kondisi ini. 3. HUBUNGAN PAJANAN DENGAN PENYAKIT Mata yang paling sensitif terhadap radiasi UV dari 210 nm sampai 320 nm (UV-C dan UV-B). Penyerapan maksimum oleh kornea terjadi sekitar 280 nm. UV-B merupakan mutagenik untuk p53 tumor supressor gen pada stem sel limbus. Tanpa apoptosis, transforming growth factor-beta over produksi dan memicu terjadinya peningkatan kolagenasi, migrasi seluler, dan angiogenesis.
PAJANAN YANG DAPAT TERJADI PADA LINGKUNGAN KERJA Pajanan Kecelakaan Kerja Pajanan Fisik Pajanan Kimia Pajanan Biologis Pajanan Ergonomis Jenis Pajanan Efek Pajanan Pajanan Kecelakaan Kerja Luka akibat benda tajam Jatuh ketika mengangkut barang berat Cedera mekanik karena alat - alat memasak Luka bakar akibat api kompor Pajanan Fisik Udara panas menyebabkan rasa lelah Terkena pajanan sinar ultraviolet Pajanan Kimia Pajanan dari tepung : dapat menyebabkan masalah sistem pernapasan Pajanan dari bumbu : dapat menyebabkan konjunctivitis kronik dan rhinitis kronik, alergi pada kulit. Setelah pajanan yang lama dapat mengakibatkan infeksi saluran nafas, bronkhitis kronik, dan asma. Pajanan dari gula : caries dentis Pajanan Biologi Pajanan terhadap debu dapat menyebabkan asma Adanya tikus dan serangga dapat menyebabkan gigitan dan penyakit menular Pajanan Ergonomis, Psikososial, dan Organisasi Akibat gerakan yang terus menerus dilakukan (berdiri dalam waktu yang lama), mengangkat barang berat dapat menyebabkan resiko trauma yang bersifar kumulatif Mengangkat barang berat dapat menyebabkan rasa sakit yang aku yaitu rasa nyeri pada punggung belakang dan lesi pada discus intervertebralis Kerja pada waktu yang ganjil, contohnya shift malam dapat menyebabkan stress psikologis 4. PAJANAN YANG DIALAMI CUKUP BESAR Konjungtiva bulbi selalu berhubungan dengan dunia luar. Kontak dengan ultraviolet, debu, kekeringan mengakibatkan terjadinya penebalan dan pertumbuhan konjungtiva bulbi yang menjalar ke kornea. Daerah nasal konjungtiva juga relatif mendapat sinar ultraviolet yang lebih banyak dibandingkan dengan bagian konjungtiva yang lain, karena di samping kontak langsung, bagian nasal konjungtiva juga mendapat sinar ultraviolet secara tidak langsung akibat pantulan dari hidung, karena itu pada bagian nasalkonjungtiva lebih sering didapatkan pterigium dibandingkan dengan bagian temporal PATOFISIOLOGI PTERIGIUM
5. FAKTOR INDIVIDU Pasien mengaku sering terpajan angin, debu, dan sinar matahari, langsung terutama pada waktu siang menjelang sore hari Pekerjaannya berdagang mie ayam didekat rumahnya yang menghadap ke arah barat, sudah sejak 15 tahun lalu. Selain itu kondisi jalan depan tempatnya berjualan banyak angin dan berdebu. Pasien tidak pernah memakai pelindung mata secara khusus (kacamata hitam) apabila terkena sinar matahari. Riwayat hipertensi, penyakit jantung, alergi, dan DM disangkal oleh pasien.
6. FAKTOR LAIN DILUAR PEKERJAAN Pasien sering menggosok mata bila kemasukkan debu
7. DIAGNOSIS OKUPASI Pterigium OD yang diperberat oleh pajanan di tempat kerja
PENATALAKSANAAN Konservatif Operasi INDIKASI OPERASI: Pterigium menginduksi astigmatism Memperbaiki aksis visual Simptom iritasi yang berat Kosmetik
PENCEGAHAN Memakai kacamata hitam dengan perlindungan UV untuk melindungi dan menghindari pajanan pada mata dari sinar matahari, debu, dan angin.
sung lasse s can help bloc k UV rays that ente r thro ugh the lens es, non wra p- arou nd fram e style s do not prev ent unfil tere d rays from reac hing the eyes from the sides , top/ bott om of the glass es. "Bec ause of this, stan dard sung lasse s bloc k as little as 50% of all UV radi atio n from reac hing the eyes ," expl ains Davi d Rust on. Simil arly, hats with brim s offer no ocul ar prot ectio n from UV rays refle cted up from surfa ces such as pave men t, sand and wat er. sung lasse s can help bloc k UV rays that ente r thro ugh the lens es, non wra p- arou nd fram e style s do not prev ent unfil tere d rays from reac hing the eyes from the sides , top/ bott om of the glass es. "Bec ause of this, stan dard sung lasse s bloc k as little as 50% of all UV radi atio n from reac hing the eyes ," expl ains Davi d Rust on. Simil arly, hats with brim s offer no ocul ar prot ectio n from UV rays refle cted up from surfa ces such as pave men t, sand and wat er. PROGNOSIS Pterigium yang dilakukan eksisi memiliki prognosis visual dan kosmetik yang baik. Prosedur operasi akan menyebabkan rasa tidak nyaman pada pasien beberapa hari setelah operasi namun sebagian besar pasien dapat melakukan aktivitas penuh sekitar 48 jam setelah operasi. Pada pasien yang memiliki rekuren pterigia diperlukan pembedahan eksisi ulang.
KESIMPULAN 1. Dalam menentukan diagnosis penyakit akibat paparan pada lingkungan kerja tetap membutuhkan 7 langkah diagnosis PAK atau bukan PAK yang meliputi diagnosis klinis, pajanan yang dialami, hubungan pajanan dan penyakit, jumlah pajanan yang dialami, faktor individu, faktor-faktor lain di luar pekerjaan pajanan, kemudian baru dapat disimpulkan penyakit tersebut termasuk dalam PAK atau bukan PAK atau penyakit yang diperberat oleh kerja. 2. Pada skenario didapatkan beberapa hasil anamnesis yang menyatakan bahwa sang ibu terkena paparan sinar ultraviolet, angin, dan debu yang merupakan faktor predisposisi timbulnya suatu pterygium, namun pterygium juga tidak hanya disebabkan oleh paparan tersebut tapi juga dipengaruhi oleh usia tua dan bahkan faktor genetik yang sekalipun belum diketahui dengan pasti, berdasarkan data data tersebut dapat disimpulkan bahwa Ny.CT,41tahun menderita pterygium OD yang diperberat oleh kerja.