You are on page 1of 31

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Horace (dalam Suharianto 2005:9) menjelaskan bahwa sebuah karya seni
pada umumnya adalah dulce et util, (menyenangkan dan berguna). Karya seni
dikatakan menyenangkan karena melalui karya seni seseorang dapat memperoleh
kenikmatan hidup. Berguna karena dapat memberikan manfaat bagi sesorang
untuk mendorong lahirnya perilaku-perilaku yang mendatangkan manfaat bagi
kehidupan. Penciptaan sebuah karya sastra semata-mata dapat dilakukan oleh
setiap orang tanpa adanya latihan, tetapi agar dapat menciptakan sebuah karya
sastra yang bagus harus dimulai dengan banyak belajar, banyak berlatih, dan
seringnya berkecimpung dalam hal-hal yang berkaitan dengan sastra. Kegiatan
belajar digunakan untuk mendapatkan pemahaman tentang kesastraan. Misalnya
tentang bentuk-bentuk karya sastra, unsur-unsur pembangun puisi, prosa, dan
drama.
Berkaitan dengan pembelajaran sastra, maka pembelajaran sastra di SMP
bertujuan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan dalam menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, serta bertujuan
agar peserta didik dapat menghargai dan mengembangkan karya sastra Indonesia
sebagai khasanah budaya dan bahasa. Dari berbagai tujuan pembelajaran sastra
tersebut, terdapat satu tujuan pembelajaran yang hanya ada dalam pembelajaran
sastra, yaitu memperhalus budi pekerti. Adanya tujuan memperhalus budi pekerti
ini karena di dalam karya sastra mengandung nilai-nilai moral yang dapat
mengantarkan seseorang menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan
menjadikan seseorang lebih bijaksana dalam menghadapai permasalahan.
Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan selama ini masih bersifat
teori, karena guru cenderung menerangkan hal-hal yang bersifat teori. Guru
umumnya menjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis, kemudian
guru memberi tugas kepada peserta didik untuk membuat puisi, dan di akhir
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 2

proses tersebut adalah memberikan penilaian. Proses belajar yang demikian
kurang mendapatkan hasil maksimal karena guru tidak memberikan bimbingan
menulis puisi dengan cara menunjukkan proses pembuatan puisi kepada peserta
didik, sehingga ketika diberi tugas menulis puisi mereka mengalami kesulitan.
Pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan belajar yang bersifat
produktif. Produk yang dihasilkan berupa puisi. Puisi yang dihasilkan itu
merupakan penyaluran ide atau gagasan peserta didik dengan mengikuti aturan
puisi yang benar. Di dalam mengekspresikan pikiran menjadi sebuah puisi tentu
banyak hambatan yang dihadapi. Maka dari itu, pembelajaran menulis puisi harus
dilakukan dengan cara kreatif dan aktif untuk mengurangi hambatan atau
kesulitan yang sering dihadapi.
Usaha untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis puisi
memerlukan suatu metode pengajaran yang tepat. Metode pembelajaran
merupakan prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru
dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik
merupakan hal yang harus diperhatikan oleh guru agar hasil belajar peserta didik
dalam menulis puisi dapat ditingkatkan. Metode yang diberikan seharusnya dapat
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif dan kreatif sehingga
pembelajaran tidak terpusat pada guru.
Oleh karena itu, guru juga dituntut dapat menentukan sumber belajar yang
tepat sesuai dengan tujuan, bahan, pembelajaran, dan metode pembelajaran.
Penggunaan media audio merupakan sebuah metode dan media
pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk membelajarkan menulis puisi
dengan cara menunjukkan proses pemerolehan diksi untuk penciptaan puisi secara
langsung. Selain itu, penggunaan media audio dapat juga digunakan untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan diksi. Diksi merupakan unsur yang cukup
penting dalam menentukan baik buruknya sebuah puisi. Penggunaan media audio
dapat dijadikan strategi oleh guru untuk menarik perhatian peserta didik terhadap
pembelajaran keterarmpilan menulis puisi.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 3

Penggunaan media audio akan membantu mengatasi kesulitan peserta
didik dalam menentukan tema, karena guru telah memilihkan tema yang mudah
sesuai tingkat kemampuan peserta didik. Selain itu, penggunaan media ini dapat
dijadikan sebagai acuan peserta didik dalam menentukan diksi yang tepat karena
peserta didik dapat terbimbing berdasarkan audio yang diperdengarkan.Dengan
demikian, minat dan kemampuan peserta didik terhadap menulis puisi akan dapat
berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis puisi
menggunakan media audio ?
2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan
media audio ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis puisi
menggunakan media audio visual
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi
menggunakan media audio.

1.4 Manfaat
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, khususnya
bagi peserta didik, guru, dan peneliti yang lain.
Bagi peserta didik, pembelajaran menulis puisi menjadi lebih
menyenangkan dan bermakna, mengembangkan daya pikir dan kreatifitas peserta
didik dalam menulis puisi, membiasakan diri peserta didik dalam menulis puisi,
dan meningkatkan keterampilan dan minat peserta didik dalam menulis puisi.
Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan umpan balik bagi guru untuk
mengadakan perbaikan dalam pembelajaran kompetensi dasar menulis puisi
Selain itu, penelitian ini dapat memberikan masukan pada guru mengenai
penggunaan media audio.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 4

Bagi sekolah, penelitian ini dapatmeningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah dan meningkatkan prestasi peserta didik dalam hal menulis. Penelitian ini
juga memberikan sebuah bentuk media baru dalam pembelajaran kompetensi
menulis puisi.
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pelengkap terutama
dalam hal bagaimana cara meningkatkan menulis puisi menggunakan media
audio. Penelitian ini juga dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poenima
membuat atau poesis pembuatan, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau
poetry. Puisi diartikan membuat dan pembuatan karena melalui puisi pada
dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi
pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah
(Aminuddin 2002 :134).
Senada dengan pendapat tersebut, Suharianto (1981:12) menjelaskan
bahwa puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian di
dalam kehidupan sehari-hari. Puisi merupakan representasi peristiwa yang terjadi
pada kehidupan nyata. Tentu kehidupan yang terjadi pada sebuah karya sastra
khususnya puisi tidaklah sama persis dengan kehidupan nyata.
Sementara itu, Jalil (1985:1) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah
karya sastra yang merupakan pancaran kehidupan sosial, kejolak kejiwaan, dan
segala aspek yang ditimbulkan oleh adanya interaksi, baik secara langsung
maupun tidak langsung, secara sadar atau tidak sadar dalam suatu masa atau
periode tertentu.
Pancaran itu sendiri berlaku untuk sepanjang masa selama nilai-nilai
estetis dari sebuah karya puisi itu masih berlaku dalam masyarakat. Pendapat yang
sama juga diuangkapkan Badrun (1989:2), yang menyatakan bahwa puisi pada
hakikatnya mengkomunikasikan pengalaman yang penting-penting karena puisi
lebih terpusat dan terorganisir. Pengalaman-pengalaman itu dapat berupa
pengalaman yang baik atau pengalaman yang tidak baik. Melalui puisi, seseorang
dapat mengabadikan peristiwa-peristiwa kehidupan, baik itu kehidupannya sendiri
atau pun kehidupan orang lain. Pengabadian itu tidak hanya digunakan untuk
mengingat-ingat tentang kehidupan yang telah dijalani, tetapi juga digunakan
untuk menyampaikan amanat kepada pembaca tentang kehidupan.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 6

Sejalan dengan pendapat Badrun, puisi menurut McCaulay dan
Hudson (dalam Aminuddin 2002:134) adalah salah satu cabang sastra yang
menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan
imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam
menggambarkan gagasan penulisnya. Melalui puisi seseorang diajak oleh suatu
ilusi tentang keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan
keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu
ketika membaca suatu puisi.
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata
kias (imanjinatif) (Waluyo 2003:1). Kata-kata yang digunakan benar-benar
merupakan kata-kata pilihan yang mempunyai kekuatan pengucapan. Walaupun
kata-kata yang digunakan singkat atau padat, namun dapat mewakili makna yang
lebih luas dan lebih banyak.
Dari berbagai definisi mengenai puisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa puisi adalah hasil pengungkapan (pengabadian) kembali pengalaman batin
yang dialami oleh penulis sendiri atau yang dialami oleh orang lain ke dalam
bentuk tulisan dengan bahasa yang esetetis dengan memperhatikan aturan-aturan
kepuisian yang baku.
2.2 Jenis-jenis Puisi
2.2.1 Puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan itu
antara lain:
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris irama

Sedangkan ciri-ciri Puisi Lama antara lain :
1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 7

3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah
suku kata maupun rima.
Puisi lama terdiri dari beberapa jenis yaitu, mantra, pantun, karmina,
seloka, gurindam, syair, dan talibun.
1. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Ciri-Ciri Karmina :
a. Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
b. Bersajak aa-aa, aa-bb
c. Bersifat epik (menigsahkan seorang pahlawan)
d. Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
e. Semua baris diawali huruf kapital.
f. Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke- 4 diakhiri tanda titik.
g. Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
2. Seloka adalah pantun berkait.
Ciri-Ciri Seloka :
a. Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair
b. Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empay baris.\
3. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4
baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Ciri-Ciri Syair
a. Terdiri dari 4 baris
b. Berirama aaaa
c. Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
d. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a b c d a b c d
4. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun
10 baris.
Ciri-Ciri Talibun
a. Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya
6,8, 10 dan seterusnya.
b. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga
isi.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 8

c. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan
empat isi.
d. Apabila enam baris sajaknya a b c a b c.
5. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan
ghaib.
Ciri-Ciri Mantra:
a. berima akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde
b. Bersifat lisan, sakti atau magis.
c. Adanya perulangan
d. Metafora merupakan unsur penting.
e. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan
bicara) dan misterius.
f. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya. Dalam hal suku kata,
baris, dan persajakan.
6. Pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan.
Ciri-Ciri Pantun
a. Terdiri atas empat baris
b. Bersajak a-b-a-b
c. Tiap baris terdiri atas 9 10 suku kata
d. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya berisi
maksud si pemantun.
7. Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait
terdiri dari 2 baris kalimat dengan rima yang sama, yang merupakan
satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh orang Hindu atau
pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India)
yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris
pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris
kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian
pada baris pertama tadi.



Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 9

Ciri-Ciri Gurindam :
a. Satu bait terdiri dari 2 larik/baris
b. Jumlah suku kata tiap larik tidak ditentukan (umumnya 10-14 suku
kata)
c. Ada hubungan sebab akibat antara larik satu dengan dua
d. Sajak A-A
e. Isi terletak di larik kedua
f. Berisikan nasihat atau kata-kata mutiara
2.1.2 Puisi baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi
jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru, antara lain :
a. Bentuknya rapi, simetris
b. Mempunyai persajakan akhir (yang teratur)
c. Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola
yang lain
d. Sebagian besar puisi empat seuntai;
e. Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
f. Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
Jenis-jenis Puisi Baru :
Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
a. Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga)
bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-
b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik
terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait
berikutnya. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul
Balada Matinya Seorang Pemberontak
b. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-
cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan,
seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra).
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 10

Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan
sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang
dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
c. Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya
sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang
mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa
umum.
d. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal
dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik;
nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar;
ada teladan.
e. Romance adalah adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan;
persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra
f. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu
yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu,
terutama karena kematian/kepergian seseorang.
g. Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa Latin
Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena;
tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah,
zalim, dll)
Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:
a. Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua
seuntai).
b. Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga
seuntai).
c. Quatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi
empat seuntai).
d. Quint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima
seuntai).
e. Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam
seuntai).
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 11

f. Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh
seuntai).
g. Oktaf/Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris
(double kutrain atau puisi delapan seuntai).
h. Soneta adalah adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi
menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait
kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa
Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi
yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda
diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah
mereka berdualah yang dianggap sebagai Pelopor/Bapak Soneta
Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat
soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi
maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat
belas baris).

2.3 Unsur unsur Instrinsik
Unsur intrinsik puisi antara lain :
1. Tema (sense), yaitu pokok persoalan (subjek matter), suatu ide, gagasan
atau hal yang hendak dikemukakan oleh penulis, baik tersurat atau
tersirat.
Contoh: pendidikan, sosial, budaya, dan lain-lain.
2. Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi, yaitu tatanan larik, bait,
kalimat, frase, kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik
yang mampu mendukung isi, rasa dan suasana.
3. Amanat (intention), yaitu pesan, maksud/tujuan yang mendorong penyair
menulis.
4. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya, misalnya sikap
rendah hati, menggurui, mendikte, persuasif, dan lain-lain.
5. Perasaan (feeling), yaitu sikap pengarang terhadap tema (subjek matter)
dalam puisinya, misalnya simpatik, konsisten, senang, sedih, kecewa, dan
lain-lain.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 12

6. Enjambemen, yaitu pemotongan kalimat atau frase diakhir larik,
kemudian meletakkan potongan itu pada awal larik berikutnya.
Tujuannya adalah untuk memberi tekanan pada bagian tertentu ataupun
sebagai penghubung antara bagian yang mendahuluinya dengan bagian
berikutnya.
7. Akulirik, yaitu tokoh aku (penyair) di dalam puisi.
8. Verifikasi, yaitu berupa rima (persamaan bunyi pada puisi, di awal, di
tengah, dan di akhir); ritma (tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-
lemahnya bunyi).
9. Citraan (pengimajian), yaitu gambar-gambar dalam pikiran, atau
gambaran angan si penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji
(image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang
sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita
terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indra penglihatan).
10. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata dengan cermat, teliti, dan setepat
mungkin oleh penyair. 11) Kata konkret (imajinasi), yaitu penggunaan
kata-kata yang tepat (diksi yang baik) atau bermakna denotasi oleh
penyair.
11. Gaya bahasa (majas, figuratif language), yaitu bahasa kias yang
menimbulkan makna konotasi tertentu.

2.4 Unsur-unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yang banyak mempengaruhi puisi antara lain:
1. unsur biografi, yaitu latar belakang atau riwayat hidup penulis,
2. unsur nilai dalam cerita, seperti ekonomi, politik, sosial, adat-istiadat,
budaya, dan lain-lain, serta
3. unsur kemasyarakatan, yaitu situasi sosial ketika puisi itu dibuat.

2.5 Hakikat Media
Association of Education and Communication Technology (AECT, 1977)
dalam Arsyad (2002:3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 13

Syaiful (dalam Djamarah 2006:120) mengemukakan, media dapat
diartikan dengan manusia, benda, maupun peristiwa yang memungkinkan anak
didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Pendapat yang sama juga diungkapkan Anitah (2010:5) yang menyatakan
bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan pelajar untuk menerima pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
Dari beberapa definisi media di atas, dapat disimpulkan bahwa media
adalah seseorang, alat, bahan, atau peristiwa yang digunakan untuk
menyampaikan informasi yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan sudut pandang media, media pembelajaran tidak langsung
dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) media cetak, (2) media
audio, (3) media yang berdasarkan komputer, dan (4) media gabungan teknologi
cetak dan komputer (Arsyad 2002:29).

2.5.1 Pengertian Media Audio
Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya
melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata
(Setyosari dan Sihkabuden, 2005: 148; Yudhi Munadi, 2008)
Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda
yang berupa sinyal analog dengan amplitude yang berubah secara kontinyu
terhadap waktu. Suara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 966) di
antaranya berarti bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia, bunyi binatang,
ucapan (perkataan), dan bunyi bahasa (bunyi ujar). Dari itu, dilihat dari sifat
pesan yang diterima, media audio ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun
non verbal. Pesan verbal berupa bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan pesan
non verbal berwujud bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam,
musik, dan lain-lain.
2.5.2 Ciri-ciri Media Audio
Media pembelajaran audio memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 14

a. Dapat di dengar baik untuk individual maupun untuk kelompok
b. Relatif mahal di bandingkan media terdahulu karena di butuhkan alat
alat elektronik.
c. Media audio tertentu, misal: radio mempunyai kelemahan antaa lain
informasi yang di dengar tidak di ulang peserta didik bersifat menerima
saja tidak dapat memberikan balikan.
d. Melalui media dengar, program dapat di susun sedemikian rupa agar
semua tingkat umur dan lapisan masyarakat dapat memanfaatkan dalam
usaha pemerataan pendidikan.

2.5.3 Manfaat Media pembelajaran Audio
Manfaat media pembelajaran audio, antara lain :
1) Proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan
tepat dan berdaya guna Untuk mempermudah bagi guru / pendidik dalam
menyampaikan informasi materi kepada anak didik.
2) Untuk mepermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima
materi yang disampaikan oleh guru.
3) Untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih
banyak dan mendalam tentang materi.
4) Untuk menghindari salah pengertian atau salah paham antara anak didik
yang satu dengan peseta didik yang lain terhadap maeri yang
disampaikan oleh guru.

2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Audio
Kelebihan Media Audio :
1) Harga terjangkau
2) Rekaman dapat digandakan
3) Media audio tertentu dapat diputar berulang-ulang
4) Dapat mengembangkan fikiran dan pendapat para siswa.
5) Sifatnya mudah untuk dipindahkan
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 15

6) Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat
mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan
sebagainya.
7) Dapat memusatkan perhatian siswa seperti, sastra, menggambar musik
dan bahasa.
Kekurangan Media Audio :
1) Dalam suatu rekaman, sulit menentukan lokasi suatu pesan atau
informasi.
2) Media Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk
auditif adalah abstrak,
3) Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang
sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
4) Penampilan melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya
dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman
analog tersebut pada si penerima.

2.5.5 Penerapan Media Audio dalam pembelajaran Menulis Puisi
Secara umum, kegiatan inti pembelajaran menulis puisi mengunakan
media audio adalah sebagai berikut.
1. Guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari
2. Guru memutar audio
3. Guru meminta peserta didik untuk fokus mendengarkan audiodan
memperhatikan beberapa faktor, yang meliputi (a) apa yang didengar, (c)
hal-hal yang berkesan, (d) perasaan setelah mendengarkan audio yang
diputar;
4. Guru meminta peserta didik untuk menulis puisi berdasarkan tema dari
audio yang telah diputarkan.
5. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan puisi yang telah di
buat
6. Pengumpulan Puisi yang telah di buat


Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 16

2.6 Analisis penilaian kemampuan
Menurut Nurgiyantoro (2010: 3), semua kegiatan pembelajaran yang
dilakukan harus selalu diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian. Tanpa
mengadakan suatu penilaian, kita tidak mungkin dapat menilai dan melaporkan
hasil pembelajaran peserta didik secara objektif. Kegiatan penilaian yang
dilakukan haruslah secara terencana.
Kompetensi menulis puisi adalah aktivitas aktif-produktif, yaitu
menghasilkan karya sastra. Menulis sebuah puisi membutuhkan media yang dapat
membantu siswa menghasilkan karya yang baik. Salah satu media yang digunakan
yaitu permainan kata. Oleh karena itu, tes yang sesuai untuk mengukur
kemampuan menulis puisi ini adalah tugas menulis puisi. Tugas menulis puisi ini
dengan menggunakan permainan kata.





Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 17

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini meneliti tentang penerapan pembelajaran dengan metode
pemberian tugas berupa penulisan puisi dengan media audio untuk meningkatkan
kemampuan menulis puisi siswa kelas VII MTsn 1 Bondowoso, Kabupaten
Bondowoso . Penelitian yang dilakukan termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Menurut Prabowo (2001) dalam Jatmiko, penelitian
tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara kolektif oleh
suatu kelompok sosial (termasuk juga pendidikan) yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas kerja mereka serta mengatasi berbagai permasalahan dalam
kelompok tersebut (Jatmiko, 2005 : 3)
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang
dikembangkan oleh Lewin dalam Jatmiko, Budi yaitu :
1. Planning (Rencana)
2. Action (Tindakan)
3. Observation (Pengamatan)
4. Reflection (Refleksi)
Rencana Pelaksanaan proses Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua
siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu; (1) perencanaan, (2) tindakan,
(3) observasi atau pengamatan, dan (4) refleksi. Jika tindakan siklus I rata-rata
nilai peserta didik belum mencapai target yang telah ditentukan, maka akan
dilakukan tindakan siklus II. Proses penelitian tindakan kelas ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
Bagan 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas





Perencanaan siklus I
Pelaksanaan Observasi
Refleksi siklus I
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 18







3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I
Prosedur tindakan siklus I terdiri atas tahap perencanaan, tindakan
observasi, dan refleksi. Masing-masing tahapan tersebut akan diuraikan lebih
lanjut sebagai berikut.
3.1.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang digunakan pada
penelitian ini untuk menentukan langkah-langkah penelitian untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Pada tahap ini guru berkoordinasi
dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk menentukan waktu
pelaksanaan penelitian, materi pelajaran yang akan disampaikan, dan
perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada tahap perencanaan
siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio dengan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu
sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.
Rencana pembelajaran ini dilakukan sebagai program kerja atau
pedoman guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah
menyusun pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman wawancara, dan
pedoman dokumentasi foto. Pada tahap ini peneliti juga menyusun
rancangan evaluasi, mempersiapkan media yang digunakan yaitu berupa
audio, dan mempersiapkan alat dokumentasi.
Perencanaan siklus II
Pelaksanaan Observasi
Refleksi siklus II
Kesimpulan
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 19

3.1.1.2 Tindakan
Tindakan ini disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
3.1.1.2.1 Kegiatan Awal
Pada tahap ini guru memberikan apersepsi kepada peserta didik
mengenai pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio.
Kegiatan apersepsi digunakan untuk mengkondisikan peserta didik agar
tiap peserta didik menerima pelajaran dengan baik. Kegiatan ini berupa
pemberian ilustrasi mengenai pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio . Kegiatan apersepsi juga dapat dilakukan guru dengan cara
memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi puisi. Penyampaian
tujuan serta manfaat pembelajaran menulis puisi yang akan dicapai juga
disampaikan dalam tahap pendahuluan.
3.1.1.2.2 Kegiatan Inti
Tahap ini merupakan tahap pembelajaran. Pada tahap ini, guru
menyampaikan materi menulis puisi menggunakan media audio. Melalui
audio peserta didik dibantu guru membuat puisi berdasarkan audio yang
telah diputarkan. Dalam kegiatan peserta didik diajak mendiskusikan hal-
hal yang didengar peserta didik dari audio yang telah diputarkan,
kemudian dari hasil diskusi tersebut akan dipaparkan oleh peserta didik
yang kemudian akan ditanggapi bersama-sama.
Kegiatan selanjutnya adalah memutarkan audio yang berbeda kepada
peserta didik kemudian peserta didik secara individu membuat puisi dari
audio yang telah diputarkan sebagai penilaian akhir. Setelah peserta didik
selesai membuat puisi, guru menunjuk beberapa peserta didik untuk
membacakan puisi yang telah dibuat. Pada tahap terakhir, peserta didik
dan guru membahas puisi yang telah dibuat oleh peserta didik.

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 20

3.1.1.2.3 Kegiatan Akhir
Kegiatan pembelajaran menulis puisi ditutup dengan merefleksi hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan dengan cara guru
memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi
menulispuisi. Selain itu, guru juga memberikan beberapa pertanyaan
singkat yang berkaitan dengan materi menulis puisi yang telah
disampaikan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yang telah diakukan.
Pembelajaran menulis puisi ditutup dengan peserta didik bersama guru
menyimpulkan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Guru senantiasa
memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta didik untuk selalu
belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam menulis puisi.
3.1.1.3 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Melalui lembar observasi, guru mengamati tingkah laku peserta didik
selama pembelajaran berlangsung. Setelah kegiatan pembelajaran selesai,
guru membagikan lembar jurnal kepada peserta didik untuk mengetahui
tanggapan, kesan, dan pesan peserta didik terhadap materi, proses
pembelajaran, dan sumber belajar yang digunakan guru dalam kegiatan
pembelajaran. Melalui lembar jurnal ini dapat diketahui kekurangan atau
kelemahan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat
diperbaiki tindakan pada siklus selanjutnya. Untuk mengetahui tanggapan
peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio, guru melakukan wawancara dengan peserta didik. Kegiatan
wawancara dilakukan untuk mengetahui sikap positif dan negatif peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi.
3.1.1.4 Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengulas tentang perubahan
yang terjadi pada peserta didik, guru, dan suasana kelas. Pada tahap ini,
peneliti melakukan analisis hasil tes, hasil observasi, hasil jurnal, dan hasil
wawancara yang telah dilalukan oleh peserta didik selama proses
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 21

pembelajaran. Refleksi siklus I digunakan untuk mengubah strategi dan
sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II.
3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II
Prosedur tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari tindakan
siklus I setelah diketahui hasil kemampuan menulis puisi dan perubahan
perilaku peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi.
3.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan adalah memperbaiki dan
menyempurnakan rencana pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I.
Dalam tahap ini guru menyusun rencana pembelajaran dengan tindakan
yang berbeda dengan tindakan pada siklus I. Guru juga menyiapkan lemar
observasi , lembar jurnal, lembar wawancara, pedoman evaluasi, dan
dokumentasi yang berupa foto. Selanjutnya guru berkoordinasi dengan guru
mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai waktu pelaksanaan pembelajaran
menulis puisi siklus II serta rencana pembelajaran yang telah diperbaiki
berdasarkan rencana pembelajaran pada siklus I.
3.1.2.2 Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda dengan tindakan pada
siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan
tindakan pada siklus I.
3.1.2.2.1 Kegiatan Awal
Sebelum peserta didik menulis puisi berdasarkan video yang diputarkan,
guru menanyakan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam menulis
puisi melalui media audio. Kemudian peserta didik diberi arahan dan
bimbingan agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis puisi selanjutnya
menjadi lebih baik. Selanjutnya, guru meyampaikan kesalahan-kesalahan
hasil tes pada siklus I dan juga memberikan solusinya.


Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 22

3.1.2.2.2 Kegiatan Inti
Tahap ini merupakan tahap pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
terlebih dahulu peserta didik membahas tugas yang diberikan pada
pembelajaran sebelumnya. Kegiatan selanjutanya guru menyampaikan
materi menulis puisi dengan menekankan pada kesulitan yang dialami
peserta didik. Kemudian guru memutarkan audio kepada peserta didik.
Melalui audio yang telah diputarkan peserta didik menemukan diksi-diksi
yang kemudian akan dikembangkan menjadi sebuah puisi dengan bahasa
yang dihaluskan.
Kegiatan selanjutnya adalah guru memutarkan video yang berbeda
kepada peserta didik kemudian peserta didik secara individu membuat
puisi berdasarkan audio yang telah diputarkan. Setelah peserta didik
selesai membuat puisi, guru menunjuk beberapa peserta didik untuk
membacakan puisi yang telah dibuat. Pada tahap terakhir, peserta didik
dan guru membahas puisi yang telah ditulis oleh peserta didik.
3.1.2.2.3 Kegiatan Akhir
Kegiatan pembelajaran menulis puisi ditutup dengan merefleksi hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan dengan cara guru
memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi
menulis puisi. Selain itu, guru juga memberikan pertanyaan singkat
berkaitan dengan materi menulis puisi yang telah disampaikan. Kegiatan
ini dilakukan untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran menulis puisi ditutup
peserta didik bersama guru dengan menyimpulkan pembelajaran yang
baru saja dilaksanakan. Guru senantiasa memberikan dorongan dan
motivasi kepada peserta didik untuk selalu belajar dan mengembangkan
kemampuannya dalam menulis puisi.
3.1.2.3 Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan
pengamatan terhadap peserta didik dengan menggunakan lembar observasi
dan melakukan pemotretan. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 23

membagikan jurnal kepada peserta didik untuk mengetahui tanggapan,
kesan, dan pesan peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Pada siklus
II ini, dilihat dari hasil tes dan perilaku peserta didik dalam mengerjakan
tugas dan keaktifan peserta didik dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
3.1.2.4 Refleksi
Pada siklus II, refleksi dilakukan untuk mengetahui peningkatan
keterampailan menulis puisi menggunakan media audio dan perubahan tingkah
laku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan refleksi
tersebut juga dapat diketahui keefektifan penggunaan media audio.
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kualitatif melalui
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (Utami 2010 : 37)
mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang
dan perilaku yang diamati.
Pendekatan Kualitatif yang digunkan dalam penelitian bertujuan untuk mencari
data secara merata dari siswa secara komprehensif tentang pembelajaran menulis
puisi. Dengan demikian mereka dapat memperoleh pengetahuan,
keterampilan,dan kepercayaan diri untuk membuat perubahan-perubahan yang
signifikan.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester II yakni pada bulan Mei
s.d Juni 2014. Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di MTsn 1
Bondowoso kabupaten Bondowoso .

3.4 Subyek Penelitian
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsn 1
Bondowoso Kabupaten Bondowoso Tahun Pelajaran 2013/2014, yakni 30 siswa.

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 24

3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data melalui tes dan nontes yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
3.5.1 Teknik Tes
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan menulis puisi.
Kegiatan menulis puisi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan
II. Pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas menulis puisi secara
individu berdasarkan audio yang telah diputarkan.
3.5.2 Teknik Nontes
Pengumpulan data nontes dilakukan melalui observasi, jurnal,
wawancara, dan dokumentasi. Adapun penjelasan mengenai teknik
pengumpulan data nontes sebagai berikut :
3.5.2.1 Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui sikap, perilaku, dan respon peserta didik terhadap
pembelajaran. Guru mengacu pada pedoman observasi yang telah dibuat
sebelumnya. Dalam praktik observasi guru hanya memberikan chek list
pada pedoman observasi yang telah dibuat.
3.5.2.2 Jurnal
Jurnal merupakan catatan yang berisi kesan setelah mengikuti
pembelajaran. Jurnal tersebut merupakan refleksi diri atas segala yang
dirasakan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal yang
disisi oleh siswa dikumpulkan saat itu juga, kemudian dijadikan data oleh
guru untuk diolah dan dideskripsikan. Jurnal guru ditulis setelah kegiatan
pembelajaran berlangsung. Jurnal tersebut berisi semua hal yang terjadi
di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Kedua jurnal yang
telah dibuat tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi.
3.5.2.3 Wawancara
Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dengan
menggunakan pedoman wawancara. Wawancara yang dilakukan guru
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 25

berisi tanggapan atau pendapat peserta didik berkaitan dengan materi
pembelajaran, kesulitan-kesulitan peserta didik dalam pembelajaran, dan
penggunaan media dan metode pada penelitian ini.
3.5.2.4 Dokumentasi
Pengambilan foto dilakukan selama penelitian berlangsung.
Pengambilan dokumentasi foto dalam penelitian ini meliputi aktivitas-
aktivitas peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan media audio. Dokumentasi berupa foto digunakan
sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian
berlangsung.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
instrumen tes dan nontes. Berikut uraian tentang kedua instrumen penelitian
tersebut.
3.6.1 Instrumen Tes
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya
memfokuskan penilaian pada diksi saja, tetapi penilaian didasarkan pada
keseluruhan unsur pembangun puisi. Aspek yang dinilai antara lain pemilihan
judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima, dan tipografi. Untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam menulis puisi terutama pada menulis puisi
dilakukan dengan pembobotan nilai yang lebih tinggi pada diksi dari unsur-
unsur puisi lainnya. Berikut rubrik penilaian menulis puisi menggunakan media
audio.

Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media
Audio pada KDMenulis Kreatif Puisi
No. Aspek
penilaian
Skala Penilaian skor Bobot
1 2 3 4 5
1.
2.

Judul
Kesesuaian isi dengan
tema
4
4

20
20

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 26

3.
4.
5.
Diksi
Rima
Tipografi
6
4
2
30
20
10
Jumlah 20 100

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media
Audio pada KDMenulis Kreatif Puisi
No. Aspek
Penilaian
Kategori Patokan
1 Judul Sangat baik

Baik
Cukup

Kurang

Sangat kurang
Judul puisi sangat menimbulkan daya
tarik bagi pembaca.
Judul puisi menimbulkan daya tarik
bagi pembaca.
Judul puisi cukup menimbulkan daya
tarik bagi pembaca.
Judul puisi kurang menimbulkan daya
tarik bagi pembaca.
Judul puisi tidak menimbulkan daya
tarik bagi pembaca.
2 Kesesuaian
isi dengan
tema
Sangat baik

Baik
Cukup

KurangSangat

kurang
Isi sangat menerangkan sebagian besar
tema.
Isi menerangkan sebagian besar tema.
Isi cukup menerangkan sebagian besar
tema.
Isi kurang menerangkan sebagian besar
tema.
Isi tidak menerangkan sebagian besar
tema.
3 Diksi Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang
Diksi yang dipilih sangat mendukung
makna yang ingin diungkapkan.
Diksi yang dipilih mendukung makna
yang ingin diungkapkan.
Diksi yang pililih cukup mendukung
makna yang ingin diungkapkan.
Diksi yang pililih kurang mendukung
makna yang ingin diungkapkan.
Diksi yang pililih tidak mendukung
makna yang ingin diungkapkan.
4 Rima Sangat baik

Baik

Cukup

Persajakan yang dilpilih sangat
mendukung suasana puisi.
Persajakan yang dipilih mendukung
suasana puisi.
Persajakan yang dipilih cukup
mendukung suasana puisi.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 27

Kurang

Sangat kurang
Persajakan yang dilpilih kurang
mendukung suasana puisi.
Persajakan yang dilpilih tidak
mendukung suasana puisi.
5 Tipografi Sangat baik

Baik

Cukup

KurangSangat

kurang
Tipografi yang dipilih sangat
mendukung makna puisi.
Tipografi yang dipilih mendukung
makna puisi.
Tipografi yang dipilih cukup
mendukung makna puisi.
Tipografi yang dipilih kurang
mendukung makna puisi.
Tipografi yang dipilih tidak
mendukung makna puisi.

Berdasarkan pedoman penilaian menulis puisi tersebut, dapat
diketahui kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan ide kreatifnya
berhasil dengan sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang.
Penggolongan pedoman penilaian keterampilan menulis puisi menggunakan
media audio sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media
Audio pada KDMenulis Kreatif Puisi
No. Aspek

Kategori Rentang Skor Skor
Maksimal
(1) (2) (3) (4) (5)
1. JUDUL Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
17-20
13-16
9-12
5-8
<4
20
2. KESESUAIAN
ISI DENGAN
TEMA
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
17-20
13-16
9-12
5-8
<4
20
3. DIKSI Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
25-30
19-24
13-18
7-12
<6
30
4. RIMA Sangat baik
Baik
Cukup
17-20
13-16
9-12
20
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 28

Kurang
Sangat kurang
5-8
<4
5. TIPOGRAFI Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
9-10
7-8
5-6
3-4
<2
10
JUMLAH 100

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media
pada KDMenulis Kreatif Puisi
NO Kategori Rentang Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
85-100
70-84
60-69
50-59
<50


3.6.2 Instrumen Nontes
Bentuk instrumen yang berupa nontes adalah lembar observasi, pedoman,
jurnal, wawancara dan dokumentasi berupa foto.
3.6.2.1 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati keadaan, respon, sikap,
dan keaktifan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Hal-hal
yang diamati yaitu perilaku positif dan perilaku negatif peserta didik dalam
proses pembelajaran.
3.6.2.2. Pedoman Jurnal
Pedoman jurnal dalam penelitian ini ada dua, yaitu jurnal peserta didik
dan jurnal guru. Untuk jurnal peserta didik, peserta didik diminta untuk
memberikan tanggapan, kesan, dan kritikan terhadap pembelajaran menulis
puisi mengunakan media audio. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal peserta
didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio (2) kesulitan yang dialami peserta
didik selama mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio (3) pesan dan kesan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 29

menulis puisi menggunakan media audio (4) tanggapan mengenai media dan
metode yang digunakan dalam pembelajaran pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio, dan (5) suasana kelas saat pembelajaran menulis
puisi menggunakan media audi.
Jurnal guru berisi catatan-catatan mengenai perilaku, respon, dan
keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran menulis puisi menggunakan
media yang telah berlangsung. Hal-hal yang dicatat dan diisi dalam jurnal
guru meliputi: (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio, (2) keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio, (3) respon peserta
didik terhadap tugas yang diberikan dalam pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio, dan (4) situasi dan suasana kelas dalam
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio. Hal-hal yang
diuraikan berdasarkan pedoman jurnal yang telah disusun dan untuk
pengisisan jurnal dilakukan pada saat pembelajaran berakhir.

3.6.2.3 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang berkaitan dengan
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio. Aspek yang
digunakan dalam pedoman wawancara antara lain mengenai kesulitan-
kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi
puisi, tanggapan terhadap media dan metode pembelajaran yang digunakan,
dan tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

3.6.2.4 Dokumentasi Foto
Data dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa
gambar. Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya
suatu peristiwa. Dalam penelitian ini, peneliti memandang perlu
menggunakan dokumentasi foto sebagai salah satu data instrumen nontes.
Penggunaan instrumen pengambilan gambar (foto) ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambar aktivitas atau perilaku peserta didik selama mengikuti
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 30

proses pembelajaran dalam bentuk dokumentasi gambar. Selain itu, data
yang diambil melalui dokumentasi foto ini juga memperjelas data yang lain
yang hanya terdeskripsikan melalui tulisan atau angka. Sebagai data
penelitian, hasil dokumentasi foto ini selanjutnya dideskripsikan sesuai
keadaan yang ada dan dipadukan dengan data-data yang lain.

3.7 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian di analisi dengan
menggunkan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini menurut Nasution
(Sugiyono,2010:89) menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian.
Adapaun analisis data yang dimaksud dalam penelitian ini diantaranya
hasil observasi, jurnal,wawancara, dan dokumentasi. Analisis kualitatif sendiri
digunakan untuk menganalis data yang menunjukan proses interaksi yang terjadi
selama pembelajaran berlangsung, dimana respon siswa terhadapa pembelajaran
menulis terbimbing. Sedangkan data kuantitatif digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam menulis puisi.

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan media Audio | 31

DAFTAR PUSTAKA
Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada 10
University Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Puisi diakses tanggal 15 mei 2014
Aminuddin 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Depdikbud.
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Keraf, Gorys. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mislichah. 2008. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Berbasis Keindahan
Alam dengan Media Lukisan Panorama serta Teknik Pemberian Kata
Kunci Siswa Kelas VII A SMP N 2 Ambarawa Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
.

You might also like