You are on page 1of 13

A.

Definisi
Burst abdomen atau abdominal wound dehiscence adalah terbukanya tepi-tepi luka sehingga
menyebabkan evirasi atau pengeluaran isi organ-organ dalam seperti usus, hal ini merupakan
salah satu komplikasi post operasi dari penutupan luka di dalam perut.
Abdominal wound dehiscence dan hernia insisional adalah bagian yang sama dari proses
kegagalan penyembuhan luka operasi. Abdominal wound dehiscence terjadi sebelum
penyembuhan kulit, sedangkan
hernia insisional terjadi saat penyembuhan insisi kulit yang membaik
B. Etiologi
2.2.1 Pre operasi
1. Batuk
2. Anemia
. !alnutrisi
". #ypoalbumin
2.2.2 $perasi
1. %ipe insisi
2. &ahitan luka
2.2. Post operasi
1. Batuk
2. 'istensi abdominal
3. Ascites
". (omiting
). *ebocoran usus
+. ,n-eksi
.. #ematoma
/. *etidakseimbangan elektrolit
0. &aundice
C. Patofisiologi
Burst Abdomen bisa disebabkan oleh -aktor pre operasi, operasi dan post operasi. Pada -aktor
pre operasi, hal-hal yang berpengaruh dalam -actor pre operasi ini adalah usia,kebiasaan
merokok, penyakit diabetes mellitus, dan malnutrisi. Pada umur tua otot dinding rongga perut
melemah. 1ejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses
degenerasi. *ejadian tertinggi burst abdomen sering terjadi pada umur 2 )3-+) tahun. 1elain
itu adanya anemia, hypoproteinaemia, dan beberapa kekurangan vitamin bisa menyebabkan
terjadinya burst abdomen. #emoglobin menyumbang oksigen untuk regenerasi jaringan
granulasi dan penurunan tingkat hemoglobin mempengaruhi penyembuhan luka. *ebiasaan
merokok sejak muda menyebabkan batuk-batuk yang persisten, batuk yang kuat dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra abdomen. Penyakit-penyakit tersebut tentu saja amat
sangat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh sehingga akan mengganggu proses
penyembuhan luka operasi. #ypoproteinemia adalah salah satu -aktor yang penting dalam
penundaan penyembuhan, seseorang yang memiliki tingkat protein serum di bawah + g 4 dl.
5ntuk perbaikan jaringan, sejumlah besar asam amino diperlukan. (itamin6 sangat penting
untuk memperoleh kekuatan dalam penyembuhan luka. *ekurangan vitamin 6 dapat
mengganggu penyembuhan dan merupakan predisposisi kegagalan luka. *ekurangan vitamin
6 terkait dengan delapan kali lipat peningkatan dalam insiden wound dehiscence. 1eng
adalah co--aktor untuk berbagai proses en7imatik dan mitosis.
5ntuk -actor operasi, tergantung pada tipe insisi, penutupan sayatan, penutupan peritoneum,
dan jahitan bahan. *ontraksi dari dinding abdomen menyebabkan tekanan tinggi di daerah
lateral pada saat penutupan. Pada insisi midline, ini memungkinkan menyebabkan bahan
jahitan dipotong dengan pemisahan lemak transversal. 'an sebaliknya, pada insisi
transversal, lemak dilawankan dengan kontraksi. $tot perut rektus segmental memiliki suplai
darah dan sara-. &ika irisan sedikit lebih lateral, medial bagian dari otot perut rektus
mendapat denervated dan akhirnya berhenti tumbuh. ,ni menciptakan titik lemah di dinding
dan pecah perut.
8aktor post operasi terdiri dari peningkatan dari intra-abdominal pressure yang menyebabkan
suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya
pada daerah tersebut, dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan
yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. 'apat dipicu juga jika
mengangkat beban berat, batuk dan bersin yang kuat, mengejan akibat konstipasi. %erapi
radiasi dapat mengganggu sintesis protein normal, mitosis, migrasi dari -aktor peradangan,
dan pematangan kolagen. Antineoplastic agents menghambat penyembuhan luka dan luka
penundaan perolehan dalam kekuatan tarik.
D. Manifestasi klinis
1. 'ehiscence selalu ditunjukkan pada .-1" hari setelah operasi
2. 9uka distrupsi mungkin terjadi tanpa tanda
. *etegangan atau perpindahan struktur
". Pasien sering menunjukkan :sensasi penyobekan; atau merasakan sesuatu yang
pernah diberikan
). %erlihat serosa tidak ber-ungsi dari luka. ,tu terlihat lebih dari /) < dari masalah
E. Pemeriksaan diagnostik
1. %es B=A >'arah lengkap?
#emoglobin, serum protein, gula darah, serum kreatinin, dan urea. #itung darah lengkap dan
serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi >peningkatan hematokrit?, peningkatan
sel darah putih, dan ketidakseimbangan elektrolit.
2. 6% scan atau !@,
. 1inar A abdomen
1inar A abdomen menunjukkan abnormalnya tinggi kadar gas dalam usus atau obstruksi
usus.
F. Penatalaksanaan
%indakan operasiB
$perasi pembedahan, dilakukan untuk menutup lubang dan memperkuat bagian yang lemah,
$tot perut dirapatkan menutupi lubang yang ada.
1. *ebanyakan untuk pasien akut atau baru saja terjadi luka disarankan untuk operasi
kembali.
2. *ebanyakan teknik yang utama dalah segera menjahit kembali pada tempat jahitan
semula yang mengalami perobekan.
. Pemberian antibiotic preoperative spektum meluas.
". Bebaskan lipatan peritonim dan usus untuk jarak yang pendek pada permukaan yang
dalam dari luka pada kedua sisi.
). !asukkan jahitan luka yang dalam.
+. *emudian proses akir dari dinding abdomen, yakinlah untuk mengambil potongan
yang dalam dari jari, memakai materi jahitan yang banyak dan hindari tegangan yang
berlebihan pada luka.
.. %utup kulit dengan agak longgar dan mempertimbangkan pemakaian pengering luka
dangkal. &ika terjadi in-esi luka yang buruk , jangan biarkan luka terbuka dan
bungkuslah.
Penumpukan &ahitan.
Ada beberapa teknik, tetapi pada prinsipnya adalah B
1. !emakai jahitan luka yang padat dan tidak menyerap.
2. 9uas potongan paling tidak cm dari tepi luka dan interval stikjahitan cm atau
kurang.
. 1alah satu dari eksternal >menggabungkan semua lapisan peritonium melewati kulit?
atau >semua lapisan kecuali kulit? mungkin digunakan.
". Penumpukan jahitan luka internal dapat menghindari pembentukan bekas luka yang
tidak sedap dipandang akan tetapi luka itu tidak dapat dipindahkan pada waktu
berikutnya>meningkatkan resiko in-eksi?
). &angan mengikat terlalu kuat
+. Penumpukan jahitan luka eksternal biasanya dibiarkan selama paling tidak tiga
minggu.
Perut yang tidak bisa menutup
Pada sebagian kecil pasien bisa mendapat penatalaksanaannya yang tepat.%eknik yang tidak
aman atau terkadang tidak mungkin untuk menutup dinding perut dengan benar.
Beberapa kondisi yang mungkin bisa menjadi -aktor pencetus pada dinding perut yang tidak
dapat menutup, meliputiB
1. %rauma abdomen mayor
2. 1epsis abdomen yang kasar
. @etro peritoneal hematom.
". *ehilangan jaringan pada dinding perut.
Penderita setelah operasi biasanya masih mengeluh soal lain. 1etelah operasi ia merasakan
bagian yang dioperasi seperti tertarik dan nyeri. 5ntuk mengatasi keluhan tadi, kini tersedia
jala sintetis yang dikenal dengan mesh. Penggunaannya menguntungkan bagi penderita
pascaoperasi, karena otot perutnya tidak lagi ditarik, sehingga penderita tidak akan merasa
nyeri.
5saha untuk menutup dinding perut mungkin dapat menyebabkan elevasi dari tekanan intra
abdominal dan syndrome ruang abdomen berikutnya. Pada kasus kasus tertetu >eCs.jika
penyebabnya memungkinkan untuk diselesaikan dengan cepat? mungkin bisa menutup
abdomen untuk sementara waktu dengan membungkus luka dan mengambil tindakan lebih
lanjut dalam waktu 2"-"/ jam. Penutupan :mesh; pada insisi abdomen biasanya
menunjukanB
1. *erusakannya adalah penutupan dari satu atau dua lapisan pada lubang.
2. 9ubang adalah jahitan luka pada tempat dari jahitan luka yang menembus lapisan
tebal dinding abdomen.
Perubahan balutan dan granulasi benuk jaringan berikutnya, akhirnya berpengaruh pada
permukaan yang bisa dibungkus dengan pemindahan robekan kulit>transparansi kulit?.
G. Diagnosa keperawatan
1. Dyeri akut berhubungan dengan terbukanya luka operasi.
2. Pola napas tidak teratur berhubungan dengan nyeri.
. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan na-su makan
menurun
". *erusakan integritas kulit berhubungan dengan proses invasi- pada abdomen
). @esiko tinggi in-eksi berhubungan dengan kerusakan jaringan dan peningkatan
terhadap pajanan.
+. f. *urang pengetahuan >kebutuhan untuk belajar? mengenal kondisi, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat,
salah interpretasi informasi.
H. Intervensi
1. Dyeri akut berhubungan dengan terbukanya luka operasi.
%ujuanB rasa nyeri pasien berkurang bahkan hilang
*riteria hasilB
- Pasien melaporkan bahwa rasa sakitnya telah terkontrol atau hilang
- %ampak santai, dapat beristirahat4 tidur dan ikut serta dalam aktivitas sesuai
kemampuan
,ntervensi @asional
1. *aji tingkat nyeri yang dirasakan
oleh pasien, lokasi dan intensitas
> skala 1-13?
1. 'apat mengindikasikan rasa sakit akut
dan ketidaknyamanan.
1. *aji tanda-tanda vital, perhatikan
tachikardi, hipertensi, dan
peningkatan pernapasan.
1. Berikan in-ormasi mengenai si-at
ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan.
1. 'orong penggunaan tehnik
relaksasi, misalnya latihan napas
dalam, bimbingan imajinasi,
visualisasi.
1. $bservasi e-ek analgesic
1. *olaborasikan untuk pemberian
obat analgesic yang sesuai.
2. 5ntuk mengetahui tingkat nyeri
pasien sehingga dapat menentukan
intervensi yang sesuai
1. 5ntuk memahami ketidaknyamanan.
1. !elepaskan tegangan emosional dan
otot, tingkatkan perasaan control yang
mungkin dapat meningkatkan
kemampuan koping.
1. @espirasi mungkin menurun pada
pemberian narkotik, dan mungkin
menimbulkan e-ek sinergistik dengan
7at-7at anastesi.
1. Analgesik akan menimbulkan
penghilangan nyeri yang lebih e-ekti-.
1. *etidake-ekti-an pola napas berhubungan dengan nyeri
%ujuan B Pasien menunjukan pola napas yang e-ekti-
*riteria hasil B
- Pasien bebas dari tanda-tanda hipoksia
- Bunyi na-as tambahan tidak ada
- Pasien tidak menunjukan otot bantu perna-asan
,D%E@(ED1, @A1,$DA9
1. $bservasi -rekuensi dan kedalaman
pernapasan, pemakaian otot bantu
pernapasan, perluasan rongga dada,
retraksi tau pernapasan cuping
hidung, warna kulit dan aliran
udara.
1. Berikan tambahan oksigen sesuai
kebutuhan
1. Berikan instruksi untuk latihan
na-as dalam
1. 6atat kemajuan yang ada pada
klien tentang perna-asan
1. 'ilakukan untuk memastikan e-ektivitas
pernapasan sehingga upaya
memperbaikinya dapat segera
dilakukan.
1. 'ilakukan untuk meningkatkan atau
memaksimalkan pengambilan oksigen
yang akan diikat oleh #b.
1. 'engan latihan napas yang rutin, klien
dapat terbiasa untuk napas dalam yang
e-ekti-.
2. 1ebagai indikator e-ekti- atau tidakkah
intervensi yang dilakukan perawat pada
klien.
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuan berhubungan dengan na-su makan menurun
Tujuan : nutrisi pasien adekuat
Criteria Hasil:
- Nafsu makan pasien meningkat
- BB stabil, meningkat mendekati 48 Kg
nter!ensi:
Intervensi
Rasional
1. *olaborasikan dengan ahli gi7i untuk
menberikan diet %*%P
1. 'iskusikan dengan dokter tentang
kebutuhan stimulus na-su makan,
makanan pelengkap, atau kemungkinan
pemberia makanan melalui selang
1. 'ukung anggota keluarga untuk
membawa makanan kesukaan pasien
dengan tetap memperhatikan status
kesehatan pasien
1. Berikan edukasi kepada pasie tentang
pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
untuk membantu proses enyembuhan
pasien
1. 9akukan pemeriksaan BB secara teratur
2. 1ebagai sumber energy pasien untuk
mempercepat proses penyembuhan
1. 5ntuk menentukan pemberian
nutrisis kepada pasien
1. 5ntuk meningkatkan na-su makan
pasien
1. !eningkatkan kesediaan pasien
untuk makan
1. 5ntuk mengevaluasi kee-ekti-an
intervensi yang telah diberikan
1. *erusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bekas operasi
Tujuan : pasien menunjukan integritas kulit "ang baik
Criteria #asil:
- Terbebas dari adan"a lesi jaringan
- $es%lusi pada daera# ekstermitas baik
inter!ensi :
Intervensi
Rasional
1. 9akukan perawatan luka secara teratur
2. Ajarkan perawatan luka insisi
pembedahan, termasuk tanda dan gejala
in-eksi, cara untuk mempertahankan
luka insisi tetap kering dan mengrangi
stress pada insisi
. Buang debris dan bekas luka yang
merekat
". *onsultasikan pada ahli gi7i tentang
makanan tinggi protein, mineral, kalori
dan vitamin
1. Posisikan pasien untuk menghindari
ketegangan pada luka, jika diperlukan
1. !empercepat proses penyembuhan
luka
2. 1upaya keluarga atau pasien dapat
melakukan perawatan luka secara
mandiri
. !enghindari adanya resiko in-eksi
". untuk memberikan asupan nutrisi
yang sesuai sehingga mempercepat
proses penyembuhan luka.
). !enghindari ketegangan pada luka
yang dapat memperburuk keadaan
+. !engetahui proses penyembuhan
1. Pantau secara teratur kondisi luka
pasien
luka pada pasien
1. @esiko tinggi in-eksi berhubungan dengan kerusakan jaringan dan peningkatan
terhadap pajanan.
Tujuan: fakt%r resik% infeksi akan #ilang
Kriteria #asil:
- &asien terbebas dari tanda dan gejala infeksi
- &asien menunjukan #igiene pribadi adekuat
- 'elap%rkan tanda dan gejala infeksi
Intervensi
Rasional
1. 6ontrol in-eksi, sterilisasi dan rosedur
atau kebijakan aseptik.
2. 5ji bahwa pembersihan kulit post
operasi telah dilakukan.
1. 1ediakan pembalut yang steril.
1. *olaborasikan untuk melakukan irigasi
1.%etapkan mekanisme yang dirancang
untuk mencegah in-eksi.2.Pembersihan
akan mengurangi jumlah bakteri pada kulit.
.!encegah kontaminasi lingkungan pada
luka baru
".'apat digunakan pada intraoperasi untuk
mengurangi jumlah bakteri pada lokasi luka
debris
).'apat diberikan secara pro-iaksis bila
dicurigai terjadi in-eksi atau kontaminasi
luka yang banyak, misalnya air,
antibiotic atau analgesic.
1. *olaborasikan untuk pemberiakn
antibiotik
1. *urang pengetahuan >kebutuhan untuk belajar? mengenal kondisi, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat, salah
interpretasi informasi.
%ujuanB pasien mengetahu tentang kondisinya sekarang dan pengobatan yang akan dijalani
*riteria hasilB
- !engutarakan pemahaman proses penyakit
- !elakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan
- !emulai perubahan gaya hiudp yang diperlukan dan ikut serta dalma regimen
perawatan
,D%E@(ED1, @A1,$DA9
1. *aji tingkat pemahaman pasien.
=unakan sumber-sumber bahan pengajaran,
audiovisual sesuai keadaan.
1. 6atat perubahan dalam penglihatan,
1. Bahan yang dibuat secara khusus akan
memenuhi pasien untuk belajar.
seperti adanya kebutaan, gangguan
lapang pandang.
1. 5ntuk memberikan -asilias
perencanaan yang sesuai tentang
program pengajaran pasca
operasi.

You might also like