You are on page 1of 5

Scatering Gelombang Elektromagnetik Pada Permukaan Kasar

Deterministik dan Applikasinya dalam Prediksi Propagasi Mobile


Hary Budiarto
Tokyo Institute of Technology
Departement of Electric and Electrical Engineering
ABSTRAK
Scatering gelombang elektromagnetik pada permukaan kasar selalu diabaikan dalam memprediksi
propagasi gelombang dari permasalahan mobile communication. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan ternyata hal tersebut mempunyai pengaruh yang cukup signikan. Dalam paper ini akan
dibahas metode untuk melakukan scatering gelombang elektromagnetik dengan menggunakan beda
hingga domain waktu (FDTD) untuk transverse magnetik 2 dimensi. Hasil simulasi menunjukkan
metode ini dapat melakukan analisis pada domain waktu dan frekuensi dengan formula yang cukup
sederhana.
1 Latar Belakang
Saat ini pengguna jasa telepon bergerak (mo-
bile phone) dengan prosentase yang terbesar dis-
eluruh dunia adalah negara Jepang. Penel-
tian tentang permasalahan telepon bergerak di
Jepang sudah sangat maju sehingga penelitinya
mengklaim bahwa sistem telepon bergeraknya
cukup signikan untuk digunakan diseluruh
dunia dibandingkan dengan Amerika dan Negara-
negara Eropah.
Akan tetapi kenyataanya masih banyak per-
masalahan dalam telepon bergerak seperti pen-
garuh permukaan dan bentuk gedung terhadap
daya pantul frekuensi gelombang pancar selalu di-
abaikan, padahal pengaruhnya cukup signikan
dengan terbukti hasil beberapa penelitian yang
telah dilakukan. Untuk mengetahui pengaruh
yang ditimbulkan dari permukaan dan bentuk
gedung diperlukan tehnik scatering gelombang
elektromagnetik. Untuk hal tersebut dapat digu-
nakan berbagai metode antara lain Integral Equa-
tion, Method of Moments (MOM), Ray Tracing,
Geometry Optics, Geometry Physic, Finite El-
ement dan Fast Multipole Algorithm. Banyak
kelemahan dan kerugian setiap metode diatas
antara lain waktu komputasi yang lama, keter-
batasan luas area, dan bekerja pada hanya do-
main frekuensi saja.
Pada paper ini akan dipresentasikan suatu
metode yang dinamakan Beda Hingga Domain
Waktu (FDTD) yang digunakan untuk scater-
ing gelombang elektromagnetik pada permukaan
kasar pada domain waktu. Dengan harapan hasil
studi ini dapat mengetahui berapa besar pen-
garuh bentuk lekukan gedung dan kekasaran per-
mukaan gedung terhadap kekuatan gelombang
pancar dari pemancar ke penerima.
Pembahasan pada paper ini meliputi latar be-
lakang dilakukan penelitian, teori dan metodelogi
yang akan digunakan, hasil penerapan pemogra-
man untuk problem 2 dimensi dan kesimpulan.
2 Teori dan Metodelogi
Permukaan kasar (rough surface) didenisikan
berdasarkan kriteria Rayleigh yaitu bila nilai h
pada gambar 1 lebih kecil dari h
c
maka per-
mukaan dinamakan permukaan licin (smooth sur-
faces) dimana scattering tidak berlaku. Bila h
lebih besar dari h
c
maka permukaan tersebut di-
namakan permukaan kasar (rough Surfaces). Un-
tuk nilai h
c
dapat diperoleh sebagai berikut:
h
c
=

8 sin
(1)
1
h
r

Figure 1: Criteria Rayleigh


Permukaan kasar digolongkan dalam 2 jenis yaitu
permukaan kasar acak (random rough surfaces),
bila titik-titik pada permukaannya diperoleh se-
cara random dan permukaan kasar deterministik,
bila titik-titik pada permukaan tersebut dapat
dibuat menggunakan suatu formula tertentu (de-
terministik rough Surfaces).
Suatu gelombang elektromagnetik yang jatuh
pada suatu bidang datar akan mengalami propa-
gasi gelombang yang sangat tergantung terhadap
panjang gelombang, sudut datang, bentuk polar-
isasi dan elektrik properti dari bidang datar an-
tara lain permitivitas, permeabilitas and konduk-
tivitas.
Persamaan matematik propagasi gelombang
elektromagnetik tersebut dikenal dengan per-
samaan Helmhotz yang dapat dirumuskan seba-
gai berikut:
H
t
=
1

H (2)
E
t
=
1

E (3)
dimana E adalah medan listrik, H adalah medan
magnet, adalah permitivitas, adalah peme-
abilitas dan
2
adalah operator laplace yang
didenisikan sebagai berikut :

2
=

2
x
2
+

2
y
2
+

2
z
2
(4)
Untuk menyelesaikan secara numerik persamaan
gelombang elektromagnetik atau persamaan
helmhotz diatas dapat digunakan metode beda
hingga yang diturunkan dari deret taylor.
Dibawah ini akan ditunjukkan algoritma Yee un-
tuk menyelesaikan transversal magnetik 2 dimensi
dari persamaan (2) dan (3) sebagai berikut:
E
n
z
=
1
t
2
1+
t
2
E
n1
z
+
t

1+
t
2

H
n
1
2
y
x
+
H
n
1
2
x
y

(5)
H
n+
1
2
x = H
n
1
2
x
t

E
n
z
y
(6)
H
n+
1
2
y = H
n
1
2
y
t

E
n
z
x
(7)
Untuk memudahkan pengertian formula diatas
dapat dilihat illustrasi pada gambar 2. berikut
ini:
(1,1)
Hx(2,2)
Hy(2,2)
Ez(2,2)
Hy(1,2)
Hx(2,1)
Ez(3,3)
Hx(i,j+1/2)
Hy(i+1/2,j)
Ez(i , j)
Hy(i-1/2,j)
Hx(i,j-1/2)
Ez(i+1, j)
(1,ny) (nx,ny)
(nx,1)
Absorbing Boundary Condition
Ez(2,2)=CEZ(2,2)*Ez(2,2)+CEZLX(i,j)*(Hy(2,2)-Hy(1,2))
-CEZLY(i,j)*(Hx(2,2)-Hx(2,1))
Figure 2: Grid Yee Algorithm untuk TM mode
Untuk menyelesaikan secara numerik persamaan
diatas diperlukan syarat batas untuk menghitung
nilai awal komputasinya, untuk itu digunakan ru-
musan syarat batas yang ditemukan oleh Gerrit
Mur yang dapat digambarkan sebagai berikut :
y
h
h
x
(0,0) 1
1
h-1
h-1

d
= A Finite computational domain
d = The outer boundary of
(h,h)
Using First Order ABC
Using Second Order ABC
Figure 3: Grid Syarat Batas
Sedangkan formula syarat batas yang digu-
nakan adalah sebagai berikut :
2
Order satu syarat batas x = 0
U
x

c
2
U
t
= 0 (8)
Order dua syarat batas x = 0 and x = h

2
U
xt

1
c

2
U
t
2
+
c
2

2
U
y
2
= 0 (9)
Order dua syarat batas y = 0 and y = h

2
U
yt

1
c

2
U
t
2
+
c
2

2
U
x
2
= 0 (10)
3 Hasil Pemograman
Untuk menyelesaikan permasalahan dalam 3 di-
mensi diperlukan pengertian perilaku untuk 2 di-
mensi tentang propagasi gelombang dan syarat
batas yang digunakan. Dibawah ini akan di-
tunjukkan hasil simulasi komputer dengan meng-
gunakan pemograman Fortran. Pada simulasi
komputer digunakan model permasalahan seperti
yang ditunjukkan pada gambar 4 yaitu terdapat
suatu sumber gelombang dengan 2 titik penga-
matan dengan kriteria berbeda. Titik penga-
matan X
1
tanpa penghalang dan titik penga-
matan X
2
dengan penghalang.
source
conductor
x2
x1
Figure 4: Problem Geometri
Model sumber gelombang diberikan dalam 2 je-
nis sebagai berikut :
-1
0
0.5
1
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Jenis I
-1
-0.5
0
0.5
1
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Jenis II
Waktu Simulasi
Waktu Simulasi
V
o
l
t
/
m
V
o
l
t
/
m
Figure 5: Model Gelombang Sumber
Hasil pengamatan pada titik X
1
dan X
2
den-
gan menggunakan sumber gelombang jenis 1 da-
pat diperoleh seperti pada gambar dibawah ini :
-0.2
-0.15
-0.1
-0.05
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Ez pada titik X2
-0.2
-0.15
-0.1
-0.05
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
EZ pada titik X1
V
o
l
t
/
m
V
o
l
t
/
m
Waktu Pengamatan
Waktu Pengamatan
Figure 6: Hasil Pengamatan Gelombang Sumber
Jenis I
Sedangkan untuk hasil pengamatan pada titik
X
1
dan X
2
dengan menggunakan sumber gelom-
bang jenis 2 diperoleh seperti pada gambar
dibawah ini :
3
-0.2
-0.1
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Ez pada titik X2
-0.2
-0.1
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
EZ pada titik X1
Waktu Pengamatan
Waktu Pengamatan
V
o
l
t
/
m
V
o
l
t
/
m
Figure 7: Hasil Pengamatan Gelombang Sumber
Jenis II
Waktu simulasi adalah 500 unit dari waktu per-
tama kali gelombang dari sumber dipancarkan.
4 Kesimpulan
Hasil pemograman ternyata cukup signikan
dengan kenyataannya, baik perilaku propagasi
gelombangnya maupun syarat batas yang di-
gunakan sehingga pemograman dapat dikem-
bangkan ke tiga dimensi dan sumber gelom-
bang dapat digerakkan. Untuk metode beda
hingga dapat disimpulkan bahwa metode tersebut
mempunyai keuntungan sederhana dalam pema-
hamannya tidak banyak membutuhkan asumsi
dan dalam memberikan nilai untuk x, y dan
t harus memenuhi kriteria yang dinamakan
kestabilan numerik yang dapat dirumuskan sbb:
t
1
c

1
(x)
2
+
1
(y)
2
(11)
where,
c =
1

(12)
Sedangkan kerugian metode ini untuk areal yang
luas membutuhkan waktu komputasi yang cukup
lama sehingga perlu untuk mengkombinasikan
dengan metode lainnya.
5 Daftar Pustaka
1. Kong, J.A, Electromagnetic Wave Theory,
second edition,John Willey and Son Inc.
1990
2. Beckmann, P.,and Spizzichino, A., The Scat-
tering of Electromagnetic Waves from Rough
Surfaces, Pergamon Press, 1963
3. Rappaport, T.S., Wireless Communications
Priciples and Practice, Prentice Hall, 1996
4. Ishimaru, A., Wave Propagation and Scat-
tering in Random Media, Oxford University
Press,1997 (reissued)
5. C.H. Chan,S.H Lou, L Tsang and J.A. Kong;
Electromagnetic Scattering of waves by ran-
dom rough surfaces: A Finite-dierence
time-domain approach,Micro. and opt.
Tech. Lett. Vol 4. No.9 1991
6. Adrian K. Fung, M.R. Shah and Saibun
Cuaca; Numerical Simulation of scattering
from Three Dimensional Randomly Rough
Surfaces, IEEE Transaction on geoscience
and remote sensing Vol. 32 no.5 1994
6 Tanya Jawab
Dhany Arianto
Sifat sis gelombang elektromagnetik (EM) dan
gelombang akustik adalah sama, yang berbeda
hanya pembangkit dari gelombang dan medium
penjalaran/propagasi. Dimana perilaku di
gel.EM berlaku juga digel. akustik.
1. Pada saat terjadi pantulan acak (difus) pada
permukaan kasar,akan terjadi peristiwa pan-
tulan dan pembiasan (Snellius), apakah in-
ijuga diamati ? Karena gelombang EM
merupakan perambatan gel.listrik pada satu
bidang dan gel.magnet pada bidang lain-
nya secara serempak dengan fase tertentu.
Pada komunikasi wireless, efek pantulan ini
dikurangi dengan menggunakan antena dis-
isi dekoder sehingga efek GSM (geser sedikit
mati). Belum lagi efek penurunan daya pan-
car (fading).
4
2. Bagaimana dengan parameter yang akan dia-
mati sebelum dan setelah pantulan ? Pe-
rubahan apa dari parameter yang diamati
yang diharapkan atau tidak diharapkan ?
3. Bila basis alat analis berdomain waktu,
apakah ada dalam domain frekuensi ? Pen-
dapat saya (kalau salah, mohon dikoreksi),
perubahan dalam domain waktu adalah
bersifat sesaat (misal perubahan jarak ter-
hadap perubahan waktu disebut kecepatan).
Nah, terkait dengan pertanyaan no 2. pe-
rubahan yang tidak diingini tapi terjadi
sesaat pada waktu transmisi gelombang sete-
lah pantulan persis sebelum masuk ke re-
ceiver/relay, maka gelombang terima/pancar
juga akan mengalami distorsi. Demikian
dulu pak Hary, kebetulan saya sedang bela-
jar topik gelombang akustik dengan penga-
matan perubahan fase sesaat dalam domain
frekuensi yang diamati dalam domain gabun-
gan waktu dan frekuensi (joint time-freq).
Mudah-mudahan ada yang bisa diperoleh se-
bagai masukan saya.
Jawaban :
1. Dalam mobile communication system untuk
model propagasinya ada 3 hal yang utama
dibahas yaitu Reection, Diraction dan
Scattering masing-masing punya karakteris-
tik sendiri-sendiri. Di riset ini akan dibahas
tentang scattering yang mempunyai batasan
kira-kira sebagai berikut : Scattering occurs
when the medium through which the wave
travels consists of objects with dimensions
that are small compared to the wavelength,
and where the number of obstacles per unit
volume is large. Scattered waves are pro-
duced by rough surfaces, small objects or by
other irregularities in the channel.
2. Yang saya amati dari penelitian sebelum-
nya kira-kira sebagai berikut : Ditentukan
point observationnya terlebih dulu, untuk
penentuan titik ini biasanya yang banyak
mengalami gangguan; Dicari selisih besar
frekuensi dari yang dipancarkan dan diterima
pada setiap waktu;besar frekuensi dirubah-
rubah fasenya; dan hasil pengamatan dibuat
probabilitasnya setelah dicocokan dengan
gambar CDF Rayleigh bila mendekati maka
model rough surface tsb bagus pengaruhnya.
3. Inilah kehebatan FDTD bisa melakukan
analysis keduanya, kalau nggak percaya saya
cuplikan sebuah paper (Microwave and Op-
tical Tech. Letters. Vol 4. No.9 August
1991) bunyinya sbb: The advantages of the
FDTD approach are time domain response is
readily available and scattering intensities at
dierent frequencies can be obtained simul-
taneously. Cuma kelemahannya FDTD ini
untuk diaplikasikan dalam mobile commu-
nications agak kesulitan karena pemancar-
nya bergerak, yach inilah tingkat kesulitan-
nya mencari kombinasi dengan metode lain.
7 Biogra Penulis
1. Nama : Hary Budiarto
2. Lahir : Surabaya, 28 Juni 1967
3. Pendidikan :
S1: Matematika FMIPA-ITS 1985-1990
S2: Ilmu Komputer FASILKOM-UI
1996-1998
S3: Mobile Communication, Takada
Lab. TIT 1999
4. Alamat Rumah :
Perum Sukatani Permai Blok EE5/9
Cimanggis-Bogor (021)-8743607
Higashi Tamagawa 1-17-1, Setagaya-ku,
Tokyo-to (090)-1216-0505
5. Alamat Laboratorium :
Takada Lab. ICCST Building 2nd Fl.
Isthikawadai, O-okayama
6. Instansi Kerja :
BPP Teknologi Jl. Mh. Thamrin No. 8
Lt.21 Gedung BPPT II Jakarta Proyek
Riset Sistem Informasi Kelautan (SEA-
WATCH INDONESIA)
5

You might also like