You are on page 1of 58

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Data Dasar
1.1.1 Luas dan Letak Wilayah Puskemas Alalak Selatan
1
Puskesmas Alalak Selatan berada di Kecamatan Banjarmasin Utara Kota
di Kelurahan Alalak selatan dengan alamat Jl.Alalak Selatan Komp.Dasamaya II
Blok K Banjarmasin, dengan wilayah kerja sebanyak 3 kelurahan yaitu Kelurahan
Alalak Selatan, Kelurahan Kuin Utara dan Kelurahan Pangeran.
1
Luas wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan adalah 464,75 Ha dengan
perincian luas Kelurahan Alalak Selatan 158,80 Ha dengan persentase terhadap
wilayah kerja PKM Alalak selatan sebesar 35%, Kuin Utara 104,45 Ha (23%),
dan Pangeran 191,51 Ha (42%).1
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan sebagai berikut:
1
1. Kelurahan Alalak Selatan
Sebelah utara : Kelurahan Alalak Utara
Sebelah barat : Kab.Batola
Sebelah selatan : Kelurahan Kuin Cerucuk
Sebelah timur : Kelurahan Kuin Utara
2. Kelurahan Kuin Utara
Sebelah utara : Kelurahan Alalak Utara
Sebelah barat : Kelurahan Alalak Selatan
Sebelah selatan : Kelurahan Kuin Selatan
Sebelah timur : Kelurahan Pangeran
2

3. Kelurahan Pangeran
Sebelah utara : Kelurahan Alalak Utara
Sebelah barat : Kelurahan Kuin Utara
Sebelah selatan : Kelurahan Kuin Selatan
Sebelah timur : Kelurahan Kuin raya












Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan
1.1.2 Keadaan Tanah dan Iklim
1
Sebagian besar wilayah Kelurahan Alalak Selatan, Kuin Utara dan
Pangeran merupakan dataran rendah dan dilalui sungai-sungai. Iklim yang
berpengaruh adalah musim penghujan dan musim kemarau. Faktor Keadaan iklim
ini sangat berpengaruh terhadap munculnya penyakit seperti Diare, DBD (Demam
Berdarah Dengue) dan ISPA yang cenderung akan menjadi semakin banyak.
3

1.1.3 Jangkauan Transportasi
1
Jarak dari pusat pemerintahan desa/kelurahan adalah :
1. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan 100 meter.
2. Jarak dari ibukota kabupaten/kota 12 kilometer.
Seluruh wilayah kerja puskesmas dapat dijangkau dengan menggunakan
kendaraan roda 4 maupun roda 2 sepanjang musim. Terdapat banyak akses jalan
dan beberapa jembatan yang menghubungkan antar wilayah yang dilalui sungai
dan sekarang jalanan sudah diaspal.
Jalan menuju Puskesmas tergolong cukup nyaman karena sebagian besar
sudah diaspal. Dan berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
transportasi menuju Puskesmas Alalak Selatan mudah dijangkau.
1.1.4 Pembagian Wilayah
1
Dengan Luas Wilayah 464,75 Ha wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan
memiliki jumlah penduduk sebanyak 32.693 jiwa. Di Kelurahan Alalak Selatan
jumlah penduduk 11.646 jiwa, di Kuin Utara sebanyak 10.281 jiwa dan Pangeran
10.766 jiwa.

1.1.5 Data Demografi
1
Pertumbuhan Penduduk
Dengan Luas Wilayah 464,75 Ha wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan
memiliki jumlah penduduk sebanyak 32.693 jiwa. Di Kelurahan Alalak Selatan
jumlah penduduk 11.646 jiwa, di Kuin Utara sebanyak 10.281 jiwa dan Pangeran
10.766 jiwa.
4

Tabel 1.1 Kepadatan Penduduk di Wilayah Kerja Puskesrnas Alalak Selatan
Tahun 2013
No Kelurahan Jumlah
(jiwa)
Kepadatan
(jiwa/km
2
)
Kategori
1 Alalak Selatan 11.646 7.370 Sangat padat
2 Kuin utara 10.281 9.886 Sangat padat
3 Pangeran 10.766 5.636 Sangat padat
Jumlah 32.693 7.034 Sangat Padat
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
Tabel 1.2 Luas Wilayah, Jumlah KK, Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Alalak
Selatan Tahun 2013
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
Berdasarkan data Kecamatan Banjarmasin Utara tahun 2012, jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan berjumlah 32.693 jiwa,
dengan komposisi penduduk sebagai berikut:
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
No Kelurahan Laki-laki
(jiwa)
Wanita
(jiwa)
Jumlah
(jiwa)
Kepadatan
(jiwa/Ha)
1 Alalak Selatan 5.923 5.723 11.646 73,3
2 Kuin utara 5.232 5.049 10.281 98,4
3 Pangeran 4.929 5.837 10.766 56,2
Jumlah 16.084 16.609 32.693
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013

No. Wilayah Luas
Wilayah
Jumlah
KK
Jumlah
Penduduk
1. Alalak Selatan 464,75 Ha 8790 32.693
5


Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Alalak Selatan tahun 2013

Tabel 1.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Alalak Selatan
tahun 2013
Usia 0-1 1-5 5-6 7-15 16-21 22-59 >60 JUMLAH
Laki-laki 203 469 350 1040 861 3402 113 6438
Perempuan 313 522 312 1163 701 3059 251 6321
JUMLAH 516 991 662 2203 1562 6461 364 12759
4.04% 7.77% 5.19% 17.27% 12.24% 50.64% 2.85% 100%
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
Tabel 1.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Pangeran Tahun
2013
Usia 0-4 5-6 7-12 13-15 16-18 19-25 26-60 >60 Jumlah
Jumlah 773 416 1.266 774 815 1.084 5.142 519 10.861
Persentase 7.11% 3.83% 11.65% 7.13% 7.50% 9.98% 47.34% 4.78% 100%
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
Tabel 1.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Kelurahan Kuin Utara Tahun
2013
Usia 0-5 6-12 13-15 16-18 19-25 26-44 45-60 >60 JUMLAH
Jumlah 1272 1639 801 848 1487 2263 1323 947 10.580
Persentase 12.1% 15.5% 7.57% 8.01% 14.1% 21.38% 12.5% 8.9% 100%
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Alalak Selatan Kuin Utara Pangeran
5923
5232
4929
5723
5049
5837
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
Laki-laki Perempuan
6

Pekerjaan
1
Tabel 1.7. Distribusi Pekerjaan Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Alalak
Selatan Tahun 2013
Pekerjaan Jumlah
PNS dan TNI/Polri 247 orang
Buruh dan Tukang 646 orang
Pedagang 282 orang
Dokter/perawat/bidan 10 orang
Petani dan Peternak 400 orang
Pengusaha 209 orang
J u m l a h 1.794 orang
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013

Grafik 1.2 Grafik Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013



Pendidikan
1
Taraf pendidikan penduduk di kawasan wilayah kerja Puskesmas Alalak
Selatan rata-rata tingkat pendidikannya adalah SD, SMP dan SMA.
0
100
200
300
400
500
600
700
Distribusi Penduduk Berdasarkan
Pekerjaan
7

Grafik 1.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan
Alalak Selatan 2013

Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
Grafik 1.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan
Pangeran Tahun 2013


Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013


SD
SLTP
SLTA
AKADEMI
S1 KEATAS
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
Tidak Bersekolah
Tidak Tamat SD
SD
SLTP
SLTA
AKADEMI
S1 KEATAS
8

Grafik 1.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan
Kuin Utara Tahun 2013

Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
Berdasarkan ketiga grafik ini, terlihat sebagian besar penduduk kelurahan
Alalak Selatan hanya merupakan lulusan SD, disusul kelurahan Kuin Uara
dimana pendidikan terakhir terbanyak adalah SMP, sedangkan Kelurahan
Pangeran dimana pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA.

Agama
1
Agama Islam merupakan agama yang rata-rata dipeluk oleh penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan tetapi agama Kristen, Katolik, Hindu,
Budha dan Konghucu juga terdapat penduduk yang memeluknya. Sehingga setiap
minggunya terutama malam Jumat diadakan yasinan dan pengajian di mesjid dan
langgar. Berikut jumlah penduduk berdasarkan Agama yang dipeluknya :
Tabel 1.8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah Kerja Puskesmas
Alalak Selatan tahun 2013
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
Belum Bersekolah
Tidak Bersekolah
Tidak Tamat SD
SD
SLTP
SLTA
AKADEMI
No Agama Alalak Selatan %
1. Islam 9941 98,2
2. Kristen 136 1,34
3. Katolik 29 0,29
9

Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan tahun 2013


Grafik 1.6 Distribusi Penduduk Menurut Agama di Wilayah Kerja Puskesmas
Alalak Selatan tahun 2013

Fasilitas Umum
1
Tabel 1.9 Jumlah Sarana Umum di Wilayah Puskesmas Alalak Selatan Tahun
2013
No Kelurahan Sekolah
TK SD SMP SMA Univ
1 Kuin utara 8 8 2 0 0
2 Alalak selatan 3 4 1 0 0
3 Pangeran 5 6 0 1 1
Jumlah 16 18 3 1 1
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013





0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
Alalak Selatan
j
u
m
l
a
h

p
e
n
d
u
d
u
k

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah Kerja
Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Budha
Konhucu
4. Hindu 5 0,05
5. Budha 2 0,02
6. Konghucu 1 0,01
Jumlah 10114 100
10

Tabel 1.10 Jumlah Tempat-Tempat Umum di Wilayah Puskesmas Alalak Selatan
Tahun 2013
No Puskesmas Tempat Ibadah Kolam
Renang
Salon Pasar
1 Alalak
Selatan
Mesjid Langgar Gereja Pura Wihara
9 43 - - - - 16 1
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013

1.1.6 Data Kondisi Puskesmas
1
Sarana Kesehatan
1
Sistem pelayanan kesehatan berkembang sangat pesat, dimana
pembangunan fasilitas kesehatan semakin meningkat dengan harapan dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakat. Fasilitas Kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Alalak Selatan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.11 Sarana Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan di Wilayah Kerja
Puskesmas Alalak Selatan tahun 2013
No. Sarana Kesehatan Jumlah
1. Puskesmas Induk 1
2. Puskesmas Pembantu 3
3. Puskesmas Keliling 1
4. Posyandu Balita 23
5. Posyandu Lansia 3
6. Poskesdes 3
7. Praktek Dokter umum 1
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013

Sarana yang ada di Puskesmas Alalak Selatan (inventaris) :
1. Sarana Medis
Peralatan medis puskesmas induk : Poliklinik Set, Public Health
Nursing
Peralatan medis PONED : Tempat Perawatan Ibu bersalin,
neonatus dan anak Gizi kurang serta IGD
Peralatan medis puskesmas keliling : PHN, Poliklinik Set
11

Peralatan kesehatan gigi (dental unit 1 buah)
Lemari es imunisasi
2. Sarana Non Medis
2
Gedung puskesmas, kendaraan dinas roda dua berjumlah 1 buah.
Kendaraan roda 4 berjumlah 1 buah.
Tabel 1.12 Sumber Daya Fisik di Puskesmas Alalak Selatan
Fasilitas Kondisi
Rg. Loket/kartu/pendaftaran
Rg. Poli Umum
Rg. Poli Anak/MTBS
Rg. KIA/KB
Rg. Poli Gigi
Rg. Imunisasi
Rg. Apotek
Rg. Kesling
Rg. Tata Usaha/Administrasi
Rg. Laboratorium
Rg. Radiologi
Rg. Konsultasi TB Paru
Rg. Konsultasi Gizi
Perpustakaan Mini
Rg. Rapat
Rg. Kepala Puskemas
WC/Kamar Mandi
Gudang Farmasi
Gedung PONED :
- IGD
- Rg. Bersalin
- Rg. USG
- Rg. Rawat Inap
- Rg. linen, scrub, dan steril
- Rg. TFC
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Baik
Sumber: Laporan Inventaris Puskesmas Tahun 2013


12

Tabel 1.13 Sarana Penunjang di Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
No Sarana Penunjang Jumlah Kondisi
1. Kendaraan Roda empat 1 Baik
2. Kendaraan roda dua 1 Baik
3. Sterilisator listrik 1 Baik
4. Imunisasi Kit 1 Baik
5. Vaccine Carrier 4 Baik
6. Lemari Es 1 Baik
7. Minor surgery set 1 Baik
8. Laboratorium Sederhana Lengkap Baik
9. Emergency Kit 1 Baik
10. Radiologi 1 Baik
11. USG 1 Baik
12. Partus set Lengkap Baik
13. Surgical Set Lengkap Baik
14. Peralatan gigi Lengkap Baik
15. Peralatan KIA Lengkap Baik
Sumber: Profil Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013
Tenaga Kesehatan
1
Karyawan Puskesmas Alalak Selatan berjumlah 48 orang Pegawai Negeri
Sipil (PNS).
Tabel 1.14 Jumlah Karyawan Puskesmas Alalak Selatan
No. Sumber Daya Tenaga Kerja Jumlah (orang)
1 Dokter Umum 3
2 Dokter Gigi 0
3 Sarjana Kesehatan Masyarakat 0
4 Bidan
-S1 1
-D3 (AKBID) 5
-SBD 2
5 Perawat
-S1 0
13

-D3 (AKPER) 7
-SPK 3
6 Perawat Gigi 4
7 Apoteker 1
8 Asisten Apoteker 2
9 Petugas Kesling 2
10 Petugas Laboratorium 2
11 Pekarya Kesehatan 1
12 Petugas Gizi 4
13 Fisioterafis 0
14 Refraksionis 0
15 Verifikator Keuangan 1
16
17
18
Radiographer
Bidan Titipan
TKS
1
4
5
JUMLAH 48
Sumber: Arsip Kepegawaian Puskesmas Alalak Selatan
Dari tabel di atas jumlah tenaga kerja di Puskesmas Alalak Selatan sendiri
dari komposisi tenaga kerjanya sudah lengkap karena sudah ada serta mampu
untuk mencukupi pelayanan dasar di Puskesmas.
Tabel 1.15 Jabatan Pegawai Puskesmas Alalak Selatan 2013
No Nama Jabatan
1 dr. Fajar Kepala Puskesmas
2 Hj. Karmini S.KM Pelaksana Kebidanan
3 Hj. Nilawati Pelaksana Perawatan
4 Hamidah, AMKg Pelaksana Perawat Gigi
5 Anisah Pelaksana Kebidanan
6 Huzainah Pelaksana Perawat Gigi
7 Idaliani Pelaksana Pekarya Kesehatan
8 Sri Ningsih Pelaksana Perawatan
9 Siti Bulkis Pelaksana Farmasi
10 Said Mahdi Pelaksana Perawatan
11 Sugeng, AMKg Pelaksana Perawat Gigi
12 Maria Ulfah, Apt Pelaksana Farmasi
13 dr. Ella Isedora S. Pelaksana Pengobatan
14 dr. Santi Indri Y. A. Pelaksana Pengobatan
15 Nirawati Pelaksana Gizi
14

16 Fahriah, AMG Pelaksana Gizi
17 Herwan Pelaksana Perawatan
18 M. Baihaki, S. KM Pelaksana Sanitasi
19 Lisdawati Amd. Pelaksana Analis
20 M. Rafiie Al-Arif, AMK Pelaksana Perawatan
21 Mohd Didi R, AMKg Pelaksana Perawat Gigi
22 Eni Adriani Pelaksana Kebidanan
23 Nawaitul Nur, AMD Pelaksana Rongent
24 Suparti, A. MD Verifikator Keuangan
25 Amalia Haqueena, AMG Pelaksana Gizi
26 Harry Fadli, AMG Pelaksana Gizi
27 Rini Hendriaty, AMKL Pelaksana Sanitarian
28 Mariatul Qibtiah Pelaksana Perawatan
29 Khairunnikmah, AMK Pelaksana Perawatan
30 Novia Maulidina, AMD Pelaksana Analis
31 Ika Rifana, AMKeb Pelaksana Bidan
32 Nursafarina Putri, AMK Pelaksana Perawatan
33 Rizka Noor Amaliah Pelaksana Perawatan

Dari data jabatan pegawai di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan jabatan-jabatan yang ada di Puskesmas sudah dijabat oleh orang-
orang yang tepat dan sesuai dengan kompatibilitas dan kompetensi per individu
direlasikan dengan pendidikannya. Wilayah kerja pusekemas juga telah di bantu
15

dengan sejumlah kader kesehatan dari masyrakat yang siap membantu dan
mendukung program-program kerja puskesmas dalam rangka untuk menyehatkan
masyarakat.
Sumber Dana
Dana yang diterima Puskesmas berasal dari berbagai sumber sesuai
dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan puskesmas. Berikut perincian
dana yang diperoleh Puskesmas:
1) Sumber dari Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan dan Pemerintah
Kota Banjarmasin berupa Proyek Peningkatan Kesehatan Masyarakat
(PPKM) yang digunakan untuk menunjang program.
2) Uang operasional dari APBD

Kegiatan- Kegiatan Pelayanan Puskesmas Alalak Selatan
1

Program yang dilaksanakan di Puskesmas Alalak Selatan terdiri dari
program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Wajib
a. Promosi Kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c. Kesehatan Ibu dan Anak -KB
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. P2M :
Imunisasi
Program Kusta
16

Program Diare
Program Surveilans
Program ISPA
Program TB
Program DBD
f. Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
c. Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan
d. Upaya Kesehatan Olah Raga
e. Kesehatan Jiwa
f. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
g. Perawatan Kesehatan Masyarakat
h. Bina Kesehatan Tradisional (BATRA)
i. Bina Kesehatan Kerja
1.2 Data Khusus
1

Tabel 1.16 Sepuluh macam penyakit terbanyak di puskesmas Alalak Selatan
Tahun 2013
No Nama Penyakit Jumlah
1 ISPA 7233
2 Hipertensi essensial 4447
3 Gastritis dan duodenitis 3144
4 Diare 2076
5 Neuralgia dan neuritis ytt 1721
17

6 Artritis lainnya 1414
7 Influenza virus ytt 1095
8 Asma 1060
9 Penyakit pulpa dan periapikal 687
10 Penyakit gingivitis dan periodontal 457
Total 23.334
Sumber: Data dinding dan Profil Puskesmas Alalak Selatan tahun 2013




Grafik 1.7 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Alalak Selatan Alalak
Selatan Tahun 2013












0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000
ISPA
Hipertensi essensial
Gastritis & duodenitis
Diare
Neuralgia&neuritis ytt
Artritis lainnya
Influenza virus ytt
Asma
Peny.vulva & jar periapikal
Peny.gingivitis & periodontal
7,233
4,447
3,144
2,076
1,721
1,414
1,095
1060
687
457
Kasus
18

Tabel 1.17 Sepuluh Obat yang dikeluarkan Terbanyak di Puskesmas Alalak
Selatan Tahun 2013
No Nama Obat Jumlah Pengeluaran
1 Paracetamol tab 500 mg 121.074
2 Vit B Complex tab 73.400
3 CTM 4 mg 67.819
4 Tablet tambah darah 57. 010
5 Kalsium laktat tab 45.459
6 Gliseril Guaikolat tab 100 mg 42.293
7 Antasida DOEN tab 42.206
8 Amoxicillin 500 mg 41.887
9 Vit C tablet 38.090
10 Vit B1 tablet 37.464
Sumber : Laporan Apotik Puskesmas Alalak Selatan




19

Tabel 1.18 Hasil Penemuan Penderita Program P2 ISPA Puskesmas Alalak Selatan Periode Januari-Desember 2013 ( Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013)
No Bulan
Penemuan Penderita
Kel.
Non Pneumonia Pneumonia Pneumonia Berat
Bayi
(<1th)
Balita
(1-5th)
(
5th)
Jlh
Bayi
(<1th)
Balita
(1-5th)
(
5th)
Jlh
Bayi
(<1th)
Balita
(1-5th)
(
5th)
Jlh %
1. Januari
AS 85 58 177 318
582
1 1 0 2 0 0 0 0
0
KU 14 47 83 124 0 1 0 1 0 0 0 0
P 15 25 100 140 1 2 0 3 0 0 0 0
% %
2. Februari
AS 95 83 179 357
550
0 0 0 0 0 0 0 0
0
KU 6 16 45 67 1 2 0 3 0 0 0 0
P 12 29 85 126 2 2 0 4 0 0 0 0
% %
3. Maret
AS 83 135 132 350
579
0 1 0 1 0 0 0 0
0
KU 12 32 55 99 2 0 0 2 0 0 0 0
P 20 27 83 130 2 1 0 3 0 0 0 0
% %
4. April
AS 53 107 238 398
649
0 3 0 3 0 0 0 0
0
KU 2 11 18 31 2 2 0 4 0 0 0 0
P 21 27 172 220 2 3 0 5 0 0 0 0
% %
5. Mei
AS 28 90 100 218
493
1 4 0 5 0 0 0 0
0 KU 34 33 76 143 0 0 0 0 0 0 0 0
P 54 22 56 132 1 2 0 3 0 0 0 0
6. Juni
AS 43 54 120 217
491
2 1 0 3 0 0 0 0
0 KU 52 20 78 150 0 4 0 4 0 0 0 0
P 15 67 42 124 1 0 0 1 0 0 0 0
7. Juli
AS 14 89 130 233
562
0 1 0 1 0 0 0 0
0 KU 17 70 53 140 0 3 0 3 0 0 0 0
P 26 65 98 189 0 4 0 4 0 0 0 0
8. Agustus
AS 5 77 100 182
573
2 2 0 4 0 0 0 0
0 KU 18 45 201 264 0 0 0 0 0 0 0 0
P 4 78 45 127 1 0 0 1 0 0 0 0
9. September
AS 20 94 80 194
494
2 0 0 2 0 0 0 0
0 KU 13 53 98 164 1 0 0 1 0 0 0 0
P 34 42 60 136 0 1 0 1 0 0 0 0
10. Oktober
AS 29 78 210 317
555
0 0 0 0 0 0 0 0
0 KU 6 65 76 147 1 2 0 3 0 0 0 0
P 17 42 32 91 2 0 0 2 0 0 0 0
11. November
AS 12 43 69 124
470
0 1 0 1 0 0 0 0
0 KU 14 12 200 226 1 2 0 3 0 0 0 0
P 19 34 67 120 0 0 0 0 0 0 0 0
12. Desember
AS 4 76 90 170
549
3 3 0 6 0 0 0 0
0 KU 27 84 80 191 0 1 0 1 0 0 0 0
P 12 52 124 188 1 0 0 1 0 0 0 0
Total 6547 75 0 0 0 0 0
20

Tabel 1.19 Data Penderita Pneumonia Berat yang Dirujuk Ke RS dan Kasus
Kematian Balita Karena Pneumonia Puskesmas Alalak Selatan
Periode Januari-Desember 2013
No. Bulan
Jumlah Penderita
Pneumonia Berat Dirujuk
ke RS
(Orang)
Jumlah Kasus
Kematian Balita
Karena Pneumonia
(Orang)
1. Januari 0 0
2. Februari 0 0
3. Maret 0 0
4. April 0 0
5. Mei 0 0
6. Juni 0 0
7. Juli 0 0
8. Agustus 0 0
9. September 0 0
10. Oktober 0 0
11. November 0 0
12. Desember 0 0
Total 0 0
(Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Alalak Selatan tahun 2013)

Tabel 1.20. Data Staf Medis dan Paramedis Yang Terlatih untuk program P2
ISPA di Puskesmas Alalak Selatan
No. Terlatih
Tenaga
Medis/paramedic
MTBS Tatalaksana Kasus ISPA
Jumlah Nama
Petugas
Jumlah Nama
Petugas
1. Dokter 2 Dr. Santi
Dr. Ella
2 Dr. Santi
Dr. Ella
2. Perawat 2 Hj. Nilawati
Sri Ningsih
- -
3. Bidan 1 Hj. Karmini - -
Total 5
(Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Alalak Selatan)





21

Tabel 1.21 Data Jumlah Tenaga Baru yang Dilatih ISPA/MTBS Puskesmas
Alalak Selatan Periode Januari-Desember 2013

No. Bulan
Jumlah Tenaga Baru Yang Dilatih ISPA/MTBS
Dokter
(orang)
Perawat
(orang)
Bidan
(orang)
Kader
(orang)
1. Januari 0 0 0 0
2. Februari 0 0 0 0
3. Maret 0 0 0 0
4. April 0 0 0 0
5. Mei 0 0 0 0
6. Juni 0 0 0 0
7. Juli 0 0 0 0
8. Agustus 0 0 0 0
9. September 0 0 0 0
10. Oktober 0 0 0 0
11. November 0 0 0 0
12. Desember 0 0 0 0
Total 0 0 0 0
(Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Alalak Selatan Periode Tahun
2013)













22

Tabel 1.22 Data logistik Program P2 ISPA di Puskesmas Alalak Selatan Tahun
2013
No. Jenis Logistik
Jumlah
seluruhnya
(buah)
Berfungsi
(buah)
Tidak
Berfungsi
(buah)
Keterangan
1. Soundtimer 5 1 4
Ket: Tidak
berfungsi,
karena rusak
4 bh, baterai
habis -
2. Z-Nebulizer 1 1 0 -
3. O
2
-Concentrator 2 2 0 -
4.
VCD penyuluhan
ISPA
1 1 0 -
5.
Buku Panduan
Program P2-ISPA
(buku kuning)
1 - - -
6.
Buku Panduan
Autopsi Verbal
Balita
0 - - -
7.
Buku RKJMN
Program P2-ISPA
1 - - -
8.
Buku Pedoman
Tatalaksana Kasus
ISPA Balita
1 - - -
9.
Bagan Tatalaksana
ISPA/MTBS
4 - -
Jlh
terpasang: 4
bh
10.
Poster Penyuluhan
ISPA
3 - -
Jlh
terpasang: 3
bh
11.
Papan Panel
Penyajian Data ISPA
1 - -
Jlh
terpasang: 1
bh
(Sumber : Laporan Program P2 ISPA Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2013)












23

Tabel 1.23 Laporan Kesling Kegiatan Pemeriksaan Rumah di wilayah kerja
Puskesmas Alalak Selatan Periode Januari-Desember 2013
Kegiatan
Pemeriksaan
Rumah
Bulan
Terdafta
r/
Jumlah
Target/
bulan
Realisasi
% Diperiksa
(buah)
Memenuhi
syarat (buah)
Januari 8790 566 443 150 33,8
Februari
8790 566
510 190 37,2
Maret
8790 566
413 233 56,4
April
8790 566
461 193 41,8
Mei 8790 566 434 124 28,5
Juni 8790 566 455 221 48,5
Juli 8790 566 421 156 37,0
Agustus 8790 566 457 178 38,9
September 8790 566 478 212 44,3
Oktober 8790 566 411 192 46,7
November 8790 566 509 122 23,9
Desember 8790 566 423 202 47,7
Total 5415 2173 40,1
(Sumber: Data Kesling Puskesmas Alalak Selatan periode Januari-Desember
2013)













24

Tabel 1.24 Laporan Kegiatan Kunjungan Klinik Sanitasi Puskesmas Alalak
Selatan Periode Januari-Desember 2013
No. Nama
Kelurahan
Kegiatan
Kunjungan
Klinik
Sanitasi
Ditindak
Lanjuti
KUSADES
Melaksanakan
Saran
Jumlah/Jenis
Penyakit yang
dikonsultasikan
1.


2.


3.

Alalak Selatan


Kuin Utara


Pangeran
32


18


14


0


0


0
0


0


0
ISPA 21
Diare 11

ISPA 14
Diare 4

ISPA 12
Diare 2
Jumlah 64 0 0 ISPA 47
(Sumber: Data Kesling Puskesmas Selatan Periode Tahun 2013)
25

Tabel 1.25 Data Kegiatan Penyuluhan Kelompok Tentang ISPA dan Kesling
Puskesmas Alalak Selatan Periode Januari-Desember 2013
Bulan Tanggal Metode Masalah Tempat
Januari
3 Ceramah Kesling Posyandu Kumala Sari
12 Ceramah ISPA Posyandu Garuda
21 Ceramah ISPA Posyandu Kutilang
Februari
5 Ceramah Kesling Dalam Puskesmas Al-Sel
14 Ceramah ISPA Posyandu Mayang Sari
23 Ceramah ISPA Posyandu Kaca Piring
Maret
7 Ceramah ISPA Posyandu Surya Gemilang
17 Ceramah Kesling Posyandu Nuri
23 Ceramah ISPA Dalam Puskesmas Al-Sel
April
6 Ceramah Kesling Posyandu Merpati
16 Ceramah Kesling Posyandu Anggrek
25 Ceramah ISPA Posyandu Kaca Piring
Mei
2 Ceramah Kesling Posyandu Kumala Sari
14 Ceramah ISPA Posyandu Garuda
27 Ceramah ISPA Posyandu Kutilang
Juni
4 Ceramah Kesling Dalam Puskesmas Al-Sel
13 Ceramah ISPA Posyandu Mayang Sari
24 Ceramah ISPA Posyandu Kaca Piring
Juli
3 Ceramah ISPA Posyandu Surya Gemilang
15 Ceramah Kesling Posyandu Nuri
27 Ceramah ISPA Dalam Puskesmas Al-Sel
Agustus
4 Ceramah Kesling Posyandu Merpati
17 Ceramah Kesling Posyandu Anggrek
23 Ceramah ISPA Posyandu Kaca Piring
September
2 Ceramah Kesling Posyandu Kumala Sari
15 Ceramah ISPA Posyandu Garuda
27 Ceramah ISPA Posyandu Kutilang
Oktober
7 Ceramah Kesling Dalam Puskesmas Al-Sel
13 Ceramah ISPA Posyandu Mayang Sari
26

23 Ceramah ISPA Posyandu Kaca Piring
November
5 Ceramah ISPA Posyandu Surya Gemilang
16 Ceramah Kesling Posyandu Nuri
28 Ceramah ISPA Posyandu Kutilang
Desember
7 Ceramah Kesling Posyandu Merpati
14 Ceramah Kesling Posyandu Anggrek
26 Ceramah ISPA Posyandu Kaca Piring
(Sumber: Data Kesling Puskesmas Alalak Selatan Periode Tahun 2013)


27

1.3 Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Kejadian pnemonia pada balita di Indonesia
pada tahun 2000 diperkirakan antara 10% - 20%. Angka kematian balita akibat
pnemonia pada akhir periode 1994 1999 diperkirakan 6/1000 balita yang berarti
bahwa setiap tahun setiap 1000 balita di Indonesia terdapat 6 orang meninggal
akibat pnemonia.
5
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini disebabkan tingginya
angka kesakitan dan kematian pada balita karena ISPA. Di negara berkembang
setiap tahun kira-kira 12 juta anak meninggal sebelum ulang tahunnya yang
kelima dan sebagian besar terjadi sebelum tahun pertama kehidupanya. Tujuh dari
sepuluh kematian itu disebabkan ISPA, terutama pnemonia.
4,5
ISPA yang paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita
adalah pneumonia. Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta
kematian balita karena pneumonia. Hasil Survei Kesehatan Nasional di Indonesia
tahun 2001 menunjukkan bahwa proporsi kematian bayi akibat ISPA masih 28%
artinya bahwa dari 100 bayi meninggal 28 disebabkan oleh penyakit ISPA dan
terutama 80% kasus kematian ISPA pada balita adalah akibat pneumonia. Angka
kematian balita akibat pneumonia pada akhir tahun 2000 diperkirakan sekitar
4,9/1000 balita, berarti terdapat 140.000 balita yang meninggal setiap tahunnya
akibat pneumonia, atau rata-rata 1 anak balita Indonesia meninggal akibat
pneumonia setiap 5 menit.
6

28

Untuk meningkatkan upaya perbaikan kesehatan masyarakat, Departemen
Kesehatan RI menetapkan 10 program prioritas masalah kesehatan yang
ditemukan di masyarakat untuk mencapai tujuan Indonesia Sehat 2010, dimana
salah satu diantaranya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular termasuk
penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
7
Undang-Undang nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS) tahun 20002004 yang merupakan penjabarannya. Salah
satu tujuan khusus dari program upaya kesehatan yang tercantum dalam Propenas
adalah mencegah terjadinya dan tersebarnya penyakit menular sehingga tidak
menjadi masalah kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kematian
dan kecacatan. Program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) merupakan salah satu pemberantasan penyakit yang termasuk dalam
PROPENAS.
7
Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam
ketetapan MPR R.I No. IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya
adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan
rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut.
4
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan
29

sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi
yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
8
Kesehatan Lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimum pula. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan.
3
Pencemaran udara dapat menjadi pencetus
infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan melalui air
ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup
oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.
Penyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan yang buruk. Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi
fisik perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi, kepadatan
penghuni, penerangan dan pencemaran udara dalam rumah. Lingkungan
perumahan sangat berpengaruh terhadap terjadinya ISPA. Berdasarkan penelitian
Nur Ahmad dan Lilis S tahun 2006 yang dilakukan di daerah kelurahan
penjaringan Sari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya selama Oktober 2003
sampai juli 2004 diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil sanitasi
rumah yang kurang terdapat sebagian besar responden menderita ISPA (92,6%)
dan 7,4 % tidak ISPA. Risiko terjadinya ISPA pada rumah yang sanitasinya
kurang adalah hampir 12 lebih banyak dibandingkan yang tidak ISPA.
9
30

ISPA merupakan salah satu dari penyakit menular berbasis lingkungan
terbanyak menempati urutan pertama pada tahun 2013 di wilayah kerja
Puskesmas Alalak Selatan. Pada periode bulan Januari-Desember tahun 2013
jumlah penderita ISPA mencapi 7.233 orang. Di wilayah kerja Puskesmas Alalak
Selatan pada tahun 2013 jumlah rumah sehat yang memenuhi syarat masih rendah
yaitu 2173 (48,7%).
1



1.4 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan ISPA
masyarakat, khususnya pada bayi dan balita melalui peranan kesehatan
lingkungan dalam pemberantasan penyakit ISPA (P2 ISPA) di Puskesmas Alalak
Selatan.











31

BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Identifikasi Masalah
Adapun permasalahan yang timbul adalah :
1. Mengapa angka kesakitan ISPA dan kasus pneumonia balita cukup tinggi
di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan?
2. Mengapa kasus pneumonia balita di wilayah Puskesmas Alalak Selatan
cukup tinggi?
3. Mengapa peran program kesehatan lingkungan di puskesmas belum
optimal?
4. Mengapa kerja sama lintas sektor dan lintas program di Puskesmas
Alalak Selatan masih kurang?

2.2 Prioritas Masalah
Untuk menentukan prioritas masalah tersebut di atas dapat ditentukan
dengan memperhitungkan mengenai :
a. Besarnya masalah (Magnitude)
Adalah besarnya pengaruh masalah terhadap derajat kesehatan
masyarakat yang mencakup seberapa banyak penduduk atau masyarakat yang
terkena dampak. Diberi skor 1 5 yaitu :
1. Hanya sebagian kecil masyarakat
2. Sebagian kecil masyarakat
3. Hanya sebagian besar masyarakat
32

4. Sebagian besar masyarakat
5. Hampir seluruh masyarakat
b. Seberapa jauh masalah dapat diselesaikan (Vunerability)
Adalah tersedianya suatu cara atau metode untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Diberi skor 1 - 2 yaitu :
1. Tidak ada cara yang efektif
2. Ada cara yang efektif
c. Derajat kepentingan diselesaikannya masalah (Importancy)
Adalah besarnya kepentingan terhadap derajat kesehatan masyarakat
apabila masalah dapat diselesaikan. Diberi skor 1 5 yaitu :
1. Tidak ada kepentingan
2. Kepentingannya sangat rendah
3. Kepentingannya cukup rendah
4. Kepentingannya cukup tinggi
5. Kepentingannya sangat tinggi
d. Biaya (cost)
Adalah biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut relatif
rendah. Diberi skor 1 5 yaitu :
1. Biaya yang diperlukan sangat banyak
2. Biaya yang diperlukan banyak
3. Biaya yang diperlukan cukup banyak
4. Biaya yang diperlukan sedikit
5. Tidak perlu biaya
33

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat ditentukan prioritas masalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penentuan Prioritas Masalah
No Masalah
Kriteria
Nilai
komposit

Ranking
prioritas
M V I C M x I x V
C
1. Masih adanya kasus pneumonia bayi
dan balita di Puskesmas Alalak
Selatan
2 2 5 3 6,6 2
2. Angka kesakitan ISPA yang cukup
tinggi di wilayah kerja Puskesmas
Alalak Selatan
5 2 5 4 12,5 1
3. Peran program kesehatan lingkungan
di puskesmas belum optimal
4 2 4 5 6,4 3
4. Kurangnya kerja sama lintas sektor
dan lintas program di Puskesmas
Alalak Selatan
4 1 4 3 5,3 4
Berdasarkan pembobotan masalah tersebut di atas, maka dapat diketahui
prioritas masalah yang adalah Angka kesakitan ISPA yang cukup tinggi di
wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan.

2.3 Identifikasi Penyebab Masalah
Dari hasil penentuan prioritas masalah berdasarkan pembobotan tersebut
maka didapatkan permasalahan utama angka kesakitan ISPA yang cukup tinggi di
wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan. Dari permasalahan tersebut kemudian di
cari lagi akar masalah atau penyebab dari masalah tersebut dengan memakai alat
pemecahan masalah berupa pohon analisis.


34


Grafik 2.1 Pohon Masalah Angka Kesakitan ISPA dan Kesehatan Lingkungan






Peran pogram kesehatan
lingkungan dipuskesmas belum
optimal
Kurang
terlatihnya
petugas kesehatan
Puskesmas Alalak
Selatan dalam
penyuluhan dan
metode yang
digunakan
membosankan
Penyuluhan
rumah sehat dan
sanitasi yang
kurang optimal
AKIBAT
SEBAB
Kurangnya kerja sama
lintas sektor dan lintas
program di Puskesmas
Alalak Selatan
Masih rendahnya
jumlah kunjungan
klinik sanitasi untuk
pasien dan klien
yang
mengkonsultasikan
penyakit ISPA
Masih rendahnya
kesadaran masyarakat
tentang pentingnya
peran Kesling untuk
pencegahan ISPA
Angka kesakitan ISPA yang
cukup tinggi di wilayah kerja
Puskesmas Alalak Selatan dan
Kasus pneumonia balita di
wilayah Puskesmas Alalak
Selatan cukup tinggi
Masih rendahnya
jumlah rumah
sehat di wilayah
kerja puskesmas
Alalak Selatan
Petugas
kesehatan
lingkungan
Puskesmas
Alalak Selatan
masih kurang
(hanya 1)
Tidak adanya
petugas baru
yang dilatih
35

BAB III
PEMBAHASAN

ISPA merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian dan
atau lebih dari saluran nafas, mulai dari hidung (saluran nafas atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga, dan
pleura.
10,11
Pneumonia adalah suatu radang paru atau proses infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
11
Pencemaran udara diduga menjadi
pencetus infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat ditularkan
melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang
terhirup oleh orang sehat kesaluran pernafasannya.
13,14
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat
menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat
berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh
bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan
penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran
pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas
sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran
pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
12,13

Menurut ahli kesehatan Blum derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi
oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan
Sampai saat ini diketahui bahwa permasalahan penyakit terbanyak yang terdapat
di wilayah kerja puskesmas di dominasi oleh penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan, salah satunya yaitu ISPA.
36

Puskesmas Alalak Selatan berada di Kecamatan Banjarmasin Utara Kota
di Kelurahan Alalak selatan dengan alamat Jl.Alalak Selatan Komp.Dasamaya II
Blok K Banjarmasin, dengan wilayah kerja sebanyak 3 kelurahan yaitu Kelurahan
Alalak Selatan, Kelurahan Kuin Utara dan Kelurahan Pangeran. Luas wilayah
kerja Puskesmas Alalak Selatan adalah 464,75 Ha dengan perincian luas
Kelurahan Alalak Selatan 158,80 Ha dengan persentase terhadap wilayah kerja
PKM Alalak selatan sebesar 35%, Kuin Utara 104,45 Ha (23%), dan Pangeran
191,51 Ha (42%). Dengan kepadatan penduduk, Alalak selatan 7.370 jiwa/km
(sangat padat); Kuin utara 9.886 jiwa/km (sangat padat); Pangeran 5.636 jiwa/km
(sangat padat). Terlihat bahwa wilayah Puskesmas Alalak Selatan memiliki
kepadatan penduduk sangat padat. Dengan kepadatan penduduk yang sangat padat
ini memberikan lingkungan yang kurang baik bagi kesehatan, yang mana
meningkatkan resiko terserang ISPA, terutama pencemaran udara.
Berdasarkan distribusi umur penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak
Selatan diketahui bahwa jumlah bayi dan anak berusia sampai 5 tahun di
Kelurahan Alalak Selatan sebesar 2856 anak atau sekitar 8,8%, anak berusia > 5
sampai 15 tahun sebanyak 7660 anak atau sekitar 20,8%. Besarnya jumlah bayi,
balita dan anak ini memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk
Puskesmas mengingat masalah pada bayi, balita dan anak berbeda dengan
masalah pada kelompok umur yang lain. Masalah pada bayi, balita dan anak
berhubungan dengan ukuran tubuh yang secara fisik lebih kecil dibandingkan
dewasa, daya imunitas tubuh yang masih rendah, masih kurangnya kemampuan
37

untuk berkomunikasi dan keadaan psikologis (rasa takut) yang masih besar. Hal-
hal tersebut harus mendapatkan perhatian secara lebih khusus dari Puskesmas.
Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan
sebagian besar penduduk kelurahan Alalak Selatan hanya merupakan lulusan SD,
disusul kelurahan Kuin Utara dimana pendidikan terakhir terbanyak adalah SMP,
sedangkan Kelurahan Pangeran pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA. Dari
data ini bisa kita perkirakan tingkat pemahaman dan pengetahuan penduduk masih
tergolong menengah ke bawah, khususnya mengenai masalah kesehatan dapat
dikatakan masih rendah, tidak terkecuali pengetahuan tentang ISPA, sehingga
tingkat kewaspadaan orang tua akan sakit yang diderita anaknya rendah dan
cenderung terlambat untuk memeriksakannya.
Mata pencarian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan
sebagian besar adalah buruh dan tukang (36,1%), petani dan peternak (22,3%),
pedagang (15,71%), PNS (13,8%). Hal ini menggambarkan tingkat sosial
ekonomi penduduk masih tergolong menengah ke bawah. Tingkat sosial ekonomi
yang rendah akan mempersulit penanganan masalah kesehatan yang ada di
wilayah tersebut. Berdasarkan data sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas
Alalak Selatan, ISPA merupakan salah satu dari penyakit menular berbasis
lingkungan terbanyak menempati urutan pertama di wilayah kerja Puskesmas
Alalak Selatan. Jumlah penderita ISPA pada periode Januari-Desember 2013
mencapai 7233 orang.
Tujuan umum program P2-ISPA, yaitu turunnya angka kesakitan dan
kematian pneumonia sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.
38

Berdasarkan hasil penemuan penderita program P2-ISPA Puskesmas Alalak
Selatan (Table 1.18) Pada periode bulan Januari-Desember tahun 2013 jumlah
penderita ISPA mencapai 7233 orang dari sepuluh penyakit terbanyak di
Pusksmas Alalak Selatan dan menduduki urutan pertama. Jumlah penderita ISPA
(non pneumonia) pada bayi (< 1 tahun), balita (1-5 tahun) dan berusia > 5 tahun
totalnya sebanyak 6547 orang. Sedangkan penderita pneumonia pada bayi, balita,
dan yang berusia > 5 tahun adalah totalnya sebesar 75 atau sekitar 8,62% dari
total penderita ISPA.
Sedangkan untuk penderita pneumonia berat tidak ditemukan pada bayi,
balita, dan yang berusia > 5 tahun (tabel 1.19). Begitu pula kematian akibat
pneumonia tidak ada dilaporkan sehingga tidak ada penderita yang dirujuk ke
Rumah Sakit karena pneumonia berat pada periode Januari-Desember 2013. Hal
ini menunjukkan bahwa fungsi puskesmas sebagai pelayanan kuratif sudah cukup
baik.
Berdasarkan tabel 1.20 dan 1.21 staf medis dan paramedis yang terlatih
untuk program P2 ISPA di Puskesmas Alalak Selatan tahun 2012 untuk MTBS
yaitu dokter 2 orang, perawat 2 orang dan bidan 1 orang, sedangkan untuk tenaga
terlatih untuk tatalaksana kasus ISPA dokter 2 orang. Sementara tenaga baru yang
dilatih untuk MTBS/tatalaksana kasus ISPA periode Januari-Desember 2013 tidak
ada. Hal ini menunjukkan jumlah staf medis dan paramedis yang terlatih untuk
program P2 ISPA sudah cukup dan tetapi masih kurangnya jumlah staf medis dan
paramedis yang terlatih dalam tatalaksana kasus ISPA, mengingat ISPA adalah
kasus terbanyak pada wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan. Dan dari data
39

logistik (Tabel 1.22) program P2-ISPA di Puskesmas Alalak Selatan tahun 2013
cukup memadai.
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan lingkungan
pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari
petugas Puskesmas. Klinik Sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri
sendiri, tetapi sebagai bagian intergral dari kegiatan Puskesmas, bekerjasama
dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja Puskesmas.
Berdasarkan data kegiatan kunjungan klinik sanitasi Puskesmas Alalak
Selatan periode Januari-Desember 2013 (table 1.24) jumlah pasien yang
berkunjung sebanyak 64 orang, sedangkan jumlah kunjungan untuk pasien ISPA
berjumlah 47 orang atau sekitar 73,4 %. Walaupun angka kunjungan klinik
sanitasi mayoritas adalah pasien ISPA, Hal ini masih rendah jika dibandingkan
dengan total jumlah pasien penyakit ISPA yang berkujung ke Puskesmas Alalak
Selatan yaitu sebanyak 7233 orang sampai periode Desember 2013. Hal ini
menunjukkan masih kurang optimalnya kerjasama lintas program dalam
puskesmas Alalak Selatan, dimana klinik Sanitasi merupakan bagian intergral dari
kegiatan Puskesmas, bekerjasama dengan program puskesmas yang lain. Yang
terjadi di puskesmas Alalak selatan adalah pasien penderita ISPA setelah berobat
di balai pengobatan, tidak diarahkan untuk mengunjungi dan berkonsultasi ke
klinik sanitasi.
Berdasarkan hasil kegiatan pemeriksaan rumah (table 1.23) periode
Januari-Desember 2013 ditargetkan sebulan sebanyak 566 rumah, hal ini sesuai
40

dengan jumlah rumah keseluruhan yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Alalak Selatan yang terdaftar yaitu sebanyak 8790 buah. Berdasarkan hasil
pemeriksaan rumah yang telah dilakukan sampai dengan periode Desember 2013
jumlah rumah sehat sebanyak 2173 buah (40,1%). Banyak faktor mengapa rumah
sehat menjadi penting terhadap penyakit menular (termasuk ISPA), diantara faktor
tersebut adalah:
1. Polusi Udara
Penyakit saluran napas dapat disebabkan oleh polusi udara, baik polusi di
dalam maupun di luar rumah. Pemakaian obat nyamuk bakar yang masih banyak
digunakan oleh ibu rumah tangga, padahal asapnya mengakibatkan penyakit
pernapasan terutama pada bayi dan balita. Dan juga asap yang sering terpapar
dirumah pada bayi dan balita yang digendong ibunya saat memasak.
15,16

2. Kepadatan Hunian
Kepadatan hunian menimbulkan efek-efek negatif terhadap kesehatan
fisik, mental, dan moral. Penyebaran penyakit menular di rumah yang padat
penghuninya lebih cepat terjadi. Jumlah hunian pada satu keluarga yang terdiri
dari 5 orang adalah untuk luas rumah minimum 50 m
2
, untuk kamar tidur
diperlukan luas lantai minimum 3 m
2
/orang dan untuk mencegah penularan
penyakit (misalnya penyakit pernapasan) jarak antara tepi tempat tidur yang satu
dengan yang lain minimum 90 cm. Apabila ada anggota yang menderita penyakit
pernapasan sebaiknya tidak tidur sekamar dengan anggota yang lain.
9,16

3. Lingkungan dan Ventilasi perumahan
41

Lingkungan perumahan sangat berpengaruh terhadap terjadinya ISPA.
Berhubungan dengan polusi udara (anak yang tinggal di rumah yang berventilasi
baik memiliki angka insidens ISPA lebih rendah daripada anak yang berada di
dalam rumah berventilasi buruk, orang tua merokok menyebabkan anaknya rentan
terhadap pneumonia, serta pajanan terhadap suhu dingin juga merupakan salah
satu faktor risiko pneumonia).
17,18
Tidak tersedianya ventilasi yang baik pada
suatu ruangan dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan karena dalam
ruangan tersebut dapat terjadi pencemaran oleh bakteri patogen. Kelembaban
yang tinggi memerlukan pergantian udara yang lancar dengan minimum luas
lubang ventilasi sebesar 5% dari luas lantai, dan jika ditambah dengan luas udara
lainnya (celah, pintu, jendela, lubang anyaman bambu dan sebagainya) menjadi
sebesar 10% dari luas lantai. Kegunaan lain dari ventilasi adalah untuk
mempertahankan temperatur dan kelembaban di dalam ruangan agar tetap pada
batas kenyamanan.
8,16

Berdasarkan penelitian Nur Ahmad dan Lilis S yang dilakukan di daerah
kelurahan penjaringan Sari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya selama Oktober
2003 sampai juli 2004 diperoleh hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
sanitasi rumah yang kurang terdapat sebagian besar responden menderita ISPA
(92,6%) dan 2,4% tidak ISPA. Risiko terjadinya ISPA pada rumah yang
sanitasinya kurang adalah hampir 12 lebih banyak dibandingkan yang tidak
ISPA.
9
Berdasarkan penelitian Angelina tahun 2012 di Puskesmas Gayamsari
Semarang didapatkan bahwa terdapat hubungan antara luas ventilasi kamar tidur
42

balita, kepadatan

hunian kamar tidur balita, intensitas pencahayaan rumah dan
intensitas pencahayaan kamar

tidur balita dan tidak adanya hubungan yang
bermakna antara keberadaan dapur/sekat dapur,

keberadaan lubang asap, luas
ventilasi rumah, kepadatan hunian rumah dengan kejadian

ISPA pada balita. Perlu
ditingkatkan frekuensi penyuluhan tentang kesehatan lingkungan

tentang rumah
sehat.
19

Kerjasama lintas sektor juga perlu ditingkatkan puskesmas, untuk langkah
nyata penurunan angka kesakitan ISPA adalah dengan bekerja sama dengan Dinas
Tata kota daerah untuk mengupayakan peningkatan rumah sehat di wilayah kerja
Puskesmas Alalak Selatan. Selain itu pengetahuan dan perilaku sehat masyarakat
juga harus ditingkatkan dengan bekerja sama dengan PKK setempat dan dinas
pendidikan dalam rangka memberikan penyuluhan kepada orang tua dan anak-
anak sekolah tentang ISPA dan perilaku hidup sehat.
Berdasarkan tabel 1.25 data kegiatan penyuluhan kelompok tentang ISPA
dan Kesling Puskesmas Alalak Selatan periode Januari-Desember 2013.
Penyuluhan untuk program ISPA cukup sering dilakukan sebanyak 21 kali, rata-
rata 1-2 kali/bulan. Sebagian besar metode yang dilakukan dengan cara ceramah
dan dilakukan di posyandu. Hal ini secara kuantitas sudah cukup memadai tetapi
secara kualitas belum optimal. Sedangkan untuk penyuluhan Kesling sampai
dengan bulan Desember 2013 hanya dilakukan 12 kali rata-rata 1 kali perbulan
dan itu mencakup Kesling secara umum, sementara penyuluhan Kesling khusus
pencegahan ISPA belum dilakukan.
43

Berdasarkan faktor risiko tersebut diatas, pada wilayah kerja Puskesmas
Alalak Selatan faktor polusi udara yang buruk, kepadatan hunian yang tinggi,
status sosial ekonomi yang rendah dan lingkungan serta ventilasi perumahan
yang kurang dapat menjadi pemicu terjadinya pneumonia. Dengan demikian
untuk menurunkan angka kejadian ISPA khususnya pneumonia pada bayi dan
balita di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan, kesehatan lingkungan
memegang peranan penting. Peran Kesehatan Lingkungan dapat ditingkatkan
melalui penyuluhan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan
dan kesempatan yang berlandaskan prinsipprinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan, dimana individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin
hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan,
secara perorangan ataupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila
perlu.
20










44

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

4.1 Alternatif Pemecahan Masalah
Dari identifikasi penyebab masalah di atas, maka dapat ditentukan
beberapa alternatif kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu:
1. Meningkatkan peran petugas kesehatan lingkungan dalam upaya
menurunkan angka kesakitan ISPA khususnya pneumonia dengan
mengadakan penyuluhan kesehatan lingkungan tentang pencegahan ISPA,
mengatasi polusi udara dengan kegiatan penghijauan, menjauhkan bayi
dan balita dari asap, debu, serta bahan-bahan lain yang mudah terhirup
oleh balita seperti asap rokok, asap dari tungku, asap dari obat nyamuk
bakar, asap dari kendaraan bermotor ataupun pencemaran lingkungan
udara lainnya, meningkatkan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas
Alalak Selatan dan membersihkan lingkungan rumah terutama ruangan
tempat tinggal balita, serta usahakan ruangan memiliki udara bersih dan
ventilasi serta mengoptimalkan fungsi dari klinik sanitasi yang tersedia
dengan meningkatkan jumlah kunjungan di Puskesmas Alalak Selatan
untuk pencegahan ISPA.
2. Melakukan survei masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan
untuk menemukan penderita ISPA khususnya pneumonia pada balita
untuk mengidentifikasi faktor risiko dan penyebab.
3. Mengoptimalkan kinerja dari SDM pemegang program P2 ISPA
bekerjasama melalui lintas program dengan petugas kesehatan lingkungan
45

dan mengoptimalkan SDM yang tersedia (dengan memanfaatkan petugas
lain untuk diperbantukan dalam program kesehatan lingkungan).
4. Memberikan pelatihan petugas kesehatan lingkungan tentang pentingnya
peran penyuluhan dalam meningkatkan sanitasi lingkungan khususnya
perumahan dan mengurangi polusi udara.
5. Meningkatkan peran serta masyarakat yang diharapkan dapat membantu
pelaksanaan Program Pemberantasan ISPA melalui kesling dalam
pencegahan ISPA terutama pada balita.

4.2 Prioritas Pemecahan Masalah
Kriteria pemecahan masalah menurut metode Bryant yaitu:
a. Magnitude :
1. Sangat tidak menyelesaikan masalah
2. Tidak menyelesaikan masalah
3. Cukup menyelesaikan masalah
4. Menyelesaikan masalah
5. Sangat menyelesaikan masalah
b. Vunerability
1. Alternatif pemecahan masalah tidak efektif digunakan
2. Alternatif pemecahan masalah efektif digunakan
c. Importancy
1. Tidak ada kepentingan untuk pemecahan masalah
2. Kepentingannya sangat rendah untuk pemecahan masalah
3. Kepentingannya cukup rendah untuk pemecahan masalah
46

4. Kepentingannya cukup tinggi untuk pemecahan masalah
5. Kepentingannya sangat tinggi untuk pemecahan masalah
d. Cost
1. Sangat tidak murah
2. Tidak murah
3. Cukup murah
4. Murah
5. Sangat murah
Alternatif pemecahan masalah tersebut kemudian diberi pembobotan
untuk menentukan prioritas pemecahan masalah. Alternatif masalah dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

No Masalah Kriteria Nilai
komposit

Ranking
prioritas
M V I C M x I x V
C
1. Meningkatkan peran petugas
kesehatan lingkungan dengan
penyuluhan tentang pencegahan
ISPA, mengatasi polusi udara
dengan kegiatan penghijauan,
meningkatkan rumah sehat, dan
mengoptimalkan fungsi dari klinik
sanitasi.
4 2 4 3 10,6 1
2. Melakukan survei masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Alalak
Selatan untuk menemukan
penderita ISPA khususnya
pneumonia pada balita untuk
mengidentifikasi faktor risiko dan
penyebab.
3 1 3 2 4,5 4
3. Mengoptimalkan kinerja dari SDM
pemegang program P2 ISPA
3 2 2 3 4 5
47

bekerjasama melalui lintas
program dengan petugas kesehatan
lingkungan dan mengoptimalkan
SDM yang tersedia
4. Memberikan pelatihan petugas
kesehatan lingkungan tentang
pentingnya peran penyuluhan
dalam meningkatkan sanitasi
lingkungan khususnya perumahan
dan mengurangi polusi udara
3 2 3 2 9 2
5. Meningkatkan peran serta
masyarakat yang diharapkan dapat
membantu pelaksanaan Program
Pemberantasan ISPA melalui
kesling dalam pencegahan ISPA
terutama pada balita.

3 2 3 3 6 3

Berdasarkan hasil pembobotan dari tabel 4.1 di atas maka prioritas
pemecahahan masalah adalah meningkatkan peran Kesehatan Lingkungan dengan
penyuluhan tentang pencegahan ISPA, mengatasi polusi udara dengan kegiatan
penghijauan, meningkatkan rumah sehat, dan mengoptimalkan fungsi dari klinik
sanitasi.
4.2 Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah
Prioritas alternatif pemecahan masalah dalam upaya menurunkan angka
kejadian ISPA, khususnya pneumonia balita adalah dengan peningkatan kesehatan
lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan usaha
promosi kesehatan tentang pencegahan penyakit ISPA, khususnya pneumonia
pada bayi dan balita. Diutamakan dalam hal melakukan kerjasama lintas sektor
dan lintas program yang berkaitan dengan usaha meningkatkan rumah sehat yang
memenuhi kriteria kesehatan, menurunkan tingkat pencemaran udara dan
48

meningkatkan peran serta masyarakat yang diharapkan dapat membantu
pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit ISPA.
1. Rapat Konsolidasi Tingkat Puskesmas
a. Tujuan
Meningkatkan pemahaman tentang pentingnya program kesehatan
lingkungan dan penyuluhan dalam upaya menurunkan angka kejadian
ISPA, terutama pada balita agar setiap ibu atau keluarga yang memiliki
balita dapat mencegah dan melakukan tatalaksana pada penderita ISPA
secara benar.
a. Pelaksana
Penyelenggara : Penanggung Jawab Program P2 ISPA
Pimpinan rapat : Pimpinan Puskesmas Alalak Selatan
Peserta rapat : Seluruh staf Puskesmas Alalak Selatan
Hari/tanggal : Senin, 20 Januari 2014, pukul 12.00-14.00 Wita
Tempat : Puskesmas Alalak Selatan
b. Materi Rapat
Laporan dan data tahun 2013 (terakhir), mengenai jumlah penderita
ISPA pada bayi dan balita.
Meningkatkan pemahaman staf Puskesmas bahwa setiap petugas
kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, dalam hal
ini petugas Puskesmas harus mempunyai kemampuan di bidang
penyuluhan.
49

Pentingnya dilaksanakan pelatihan bagi tenaga kesehatan ISPA
terutama pneumonia balita.
d. Target
Seluruh peserta rapat memahami pentingnya peran program kesehatan
lingkungan dan peran penyuluhan dalam upaya menurunkan angka
kejadian ISPA sebagai bagian yang tak terpisahkan dari setiap program
Puskesmas, dalam hal ini khususnya program P2 ISPA.
e. Dana
Dana operasional rutin Puskesmas
f. Evaluasi
Laporan bulanan Puskesmas tentang kegiatan PKM dan P2M.
2. Pelatihan Untuk Petugas Kesehatan
a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan petugas
kesehatan/Puskesmas tentang ISPA (non pneumonia dan pneumonia) serta
syarat-syarat rumah sehat, bagaimana menungurangi pencemaran udara di
dalam rumah, menjauhkan bayi dan balita dari asap, debu, serta bahan-
bahan lain yang mudah terhirup oleh balita seperti asap rokok, asap dari
tungku, asap dari obat nyamuk bakar, asap dari kendaraan bermotor
ataupun pencemaran lingkungan udara lainnya
b. Sasaran
Seluruh petugas kesehatan masyarakat (Perawat, bidan, pelaksana sanitasi,
pelaksana gizi).
50

c. Pelaksana
Pemegang Program P2 ISPA bekerjasama dengan sub dinas P2M dan
Kesling Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
d. Materi
Hari Senin, 27 Januari 2014 materi :
- Sosialisasi Program P2 ISPA
- Cara-cara pencegahan dan penanganan ISPA dirumah dan kasus-kasus
pneumonia yang harus segera dirujuk ke pelayanan kesehatan.
- Menemukan balita dengan gejala pneumonia sedini mungkin.
Hari Selasa, 28 Januari 2014 materi :
- Syarat-syarat rumah sehat,ventilasi, kelembaban dan jarak antar rumah
- Cara-cara mengurangi tingkat pencemaran udara di dalam rumah.
- Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
e. Metode
Ceramah, diskusi dan demonstrasi
f. Tempat
Ruang Pertemuan Puskesmas Alalak Selatan
g. Waktu
Hari Senin dan Selasa, 27-28 Januari 2014 Pukul 09.00 Wita - selesai
h. Dana
Dana operasional rutin Puskesmas


51

3. Rapat Konsolidasi Tim Pelaksana Penyuluhan
a. Tujuan
Menetapkan langkah-langkah yang akan diambil guna meningkatkan
program kesehatan lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat
melalui penyuluhan.
b. Pelaksana
Penyelenggara : Pemegang program penyuluhan ISPA sebagai
ketua tim pelaksana
Peserta rapat : Anggota tim pelaksana (petugas kesehatan yang
telah diberikan pelatihan)
Hari/tanggal : Senin, 3 Februari 2014, pukul 12.00-14.00 Wita
Tempat : Ruang Pertemuan Puskesmas Alalak Selatan
c. Materi Rapat
Membentuk Tim Pelaksana Penyuluhan di luar gedung.
Mendiskusikan bentuk pelaksanaan penyuluhan serta evaluasi pasca
penyuluhan.
Mempersiapkan segala sarana untuk pelaksanaan penyuluhan.
Pembagian tugas kerja untuk pelaksanaan penyuluhan di luar gedung.
Laporan hasil kegiatan anggota tim pelaksana dan kendala/hambatan
dalam persiapan pelaksanaan penyuluhan.
d. Dana
Dana operasional rutin Puskesmas
e. Evaluasi
52

Laporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
4. Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (di Dalam Gedung)
a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terutama ibu
yang memiliki balita tentang ISPA.
b. Pelaksana
Penyelenggara : Dokter Puskesmas, Paramedis (Bidan, dan
Perawat) dan Petugas Penyuluh ISPA.
Sasaran : Ibu/keluarga yang membawa balitanya
berobat ke Puskesmas
Materi :
Pesan-pesan terpadu yang berisi :
1. Pencegahan penyakit ISPA dan pneumonia pada balita:
Menjauhkan balita dari penderita batuk
Melakukan imunisasi lengkap di posyandu atau puskesmas
Memberikan ASI pada bayi/anak berusia 0-2 tahun
Menjauhkan balita dari asap, debu serta bahan-bahan lain yang
mengganggu pernapasan.
Membersihkan lingkungan rumah terutama ruangan tempat
tinggal balita serta usahakan ruang memiliki udara bersih dan
ventilasi cukup.
2. Bagaimana balita dapat tertular pneumonia
Tertular penderita batuk
53

Imunisasi tidak lengkap
Kondisi kurang gizi serta pemberian ASI yang tidak memadai
Menghirup asap atau debu secara berulang-ulang
Tinggal di lingkungan tidak sehat
3. Perawatan di rumah untuk balita
Tetap berikan ASI pada anak berusia 0-2 tahun
Tingkatkan pemberian makanan bergizi
Berikan minum lebih banyak dari biasanya
Bila badan anak panas, kompres dengan air hangat dan jangan
memakai selimut atau pakaian tebal
Jika batuk, berikan obat batuk tradisional seperti campuran 1
sendok teh jeruk nipis dengan 2 sendok teh kecap/madu
diberikan 3-4 kali sehari.
Jika hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang
hidungnya dengan sapu tangan bersih
Segera bawa ke petugas kesehatan bila kondisi balita
bertambah parah/memburuk.
c. Metode Penyuluhan
1. Penyuluhan tidak langsung
Mempergunakan media penyuluhan, misalnya memasang poster di
dinding atau dengan memberikan leaflet tentang ISPA dan pnuemonia
kepada ibu yang memiliki bayi dan balita.
2. Penyuluhan secara langsung
54

a. Dialog di kamar periksa antara dokter atau paramedis dengan
keluarga/ibu yang membawa bayi atau balitanya berobat.
(wawancara disertai Tanya jawab)
b. Dialog dokter atau paramedis dengan keluarga yang memiliki bayi
dan balita tentang perilaku hidup sehat. (Wawancara yang disertai
Tanya jawab)
c. Melakukan penyuluhan kelompok di Puskesmas yang
direncanakan waktunya (ceramah disertai diskusi/Tanya jawab dan
demonstrasi).
d. Waktu
Setiap hari pelayanan di poli anak/MTBS dilakukan penyuluhan
perindividu.
Setiap hari senin dan kamis dilaksanakan ceramah yang disertai Tanya
jawab dan demonstrasi di ruang penyuluhan atau di ruang pertemuan.
e. Dana
Dana mandiri Puskesmas

5. Penyuluhan Kesehatan Kepada Masyarakat (di Luar Gedung)
a. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang
pencegahan pneumonia, bagaimana balita dapat tertular pneumonia dan
perawatan di rumah untuk balita, serta sosilalisasi pentingnya kesehatan
lingkungan untuk pencegahan ISPA.
55

b. Sasaran
Seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Alalak Selatan
c. Pelaksananaan
Penyelenggara : Tim Pelaksana Penyuluhan (1 Dokter,
2 Paramedis, 1 petugas Kesling) bekerjasama
dengan Kepala Kantor Kelurahan
Penanggung jawab : Kepala Puskesmas Alalak Selatan
Waktu dan Tempat :
- Hari Senin (minggu ke-3 dan ke-4 bulan Januari 2014) di Aula
Pertemuan Kantor Kelurahan Alalak Selatan
- Hari Senin (minggu ke-2 dan ke-3 bulan Februari 2014) di Kelurahan
Alalak Selatan
- Hari Senin (minggu ke-1 dan ke-3 bulan Maret 2014) di kelurahan Kuin
Utara dan Pangeran
Materi
- Cara-cara pencegahan pneumonia (menjauhkan balita dari penderita
batuk, melakukan imunisasi, menjauhkan balita dari asap, debu, serta
bahan-bahan lain yang mengganggu pernapasan, membersihkan
lingkungan rumah terutama ruangan tempat tinggal balita serta
usahakan ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi cukup)
- Bagaimana penderita dapat tertular pneumonia ( tertular penserita
batuk, menghirup asapbatau debu secara berulang-ulang dan tinggal di
lingkungan tidak sehat)
56

- Perawatan di rumah untuk balita
- Syarat-syarat rumah
- Bagaimana cara mengurangi polusi udara di dalam dan luar rumah
d. Metode Penyuluhan
Ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi disertai pemasangan poster dan
pembagian leaflet tentang ISPA (pneumonia dan non pneumonia).
e. Dana
Dana operasional dari APBD dan dana proyek peningkatan kesehatan
masyarakat (PPKM)

6. Evaluasi
- Evaluasi jangka pendek (evaluasi kegiatan pelatihan tenaga kesehatan dan
penyuluhan masyarakat)
- Evaluasi jangka panjang (evaluasi keberhasilan program penyuluhan)
Rapat Evaluasi Kegiatan Pelatihan Tenaga Kesehatan dan Penyuluhan
Masyarakat
a) Tujuan : - Pelaporan hasil kegiatan oleh tim pelaksana pelatihan
- Evaluasi keberhasilan program kualitatif dan kuantitatif
b) Penyelenggara : Tim Pelaksana Pelatihan
c) Pelaksanaan : Pretest dan post test materi kepada peserta
Rapat tentang kendala dan kekurangan dalam kegiatan
Pemecahan kendala dan kekurangan kegiatan
d) Pimpinan rapat : Kepala Puskesmas Alalak Selatan
57

e) Waktu : Setiap bulan minggu ke-4
f) Dana : Dana operasional Puskesmas

Evaluasi Keberhasilan Program Penyuluhan Kesehatan
a. Laporan bulanan dan semester (Januari-Desember 2014) tentang jumlah
ISPA (pneumonia dan bukan pneumonia) pada balita.
b. Laporan bulanan dan Semester (Januari-Desember 2014) tentang Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) dan P2 ISPA















58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan data Puskesmas Alalak Selatan penyakit ISPA menduduki
urutan pertama penyakit terbanyak pada periode JanuariDesember tahun
2013. Selain itu angka pneumonia pada bayi dan balita tahun 2013 masih
cukup tinggi. Salah satu cara terpenting dalam menurunkan angka kejadian
ISPA pada balita ini adalah intervensi kesehatan lingkungan dengan
penyehatan pemukiman dan sanitasi lingkungan yang dilaksanakan
melibatkan peran serta masyarakat melalui penyuluhan diharapkan dapat
menurunkan angka kesakitan penyakit ISPA, terutama pneumonia pada
balita.

V.2. Saran
Program kesehatan lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat
yang berkala dan berkelanjutan dapat menjadi alternatif pemecahan masalah
bagaimana upaya menurunkan angka kejadian ISPA.

You might also like