You are on page 1of 52

Bab 3

Konsep Kebudayaan

1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan hidup, mengembangkan
keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya
serta sumber- sumber alam yang ada disekitarnya. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan
tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka
dengan lingkungan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta
menjadi kerangka landasan bagi mewujudkan dan mendorong terwujudnya kelakuan. Dalam definisi ini,
kebudayaan dilhat sebagai "mekanisme kontrol" bagi kelakuan dan tindakan-tindakan manusia (Geertz,
1973a), atau sebagai "pola-pola bagi kelakuan manusia" (Keesing & Keesing, 1971). Dengan demikian
kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, resep-resep, rencana-rencana,
dan strategi-strategi, yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang digunakan secara kolektif
oleh manusia yang memilikinya sesuai dengan lingkungan yang dihadapinya (Spradley, 1972).
Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini akan kebenarannya oleh yang
bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasaan-perasaan dan emosi-emosi manusia serta
menjadi sumber bagi sistem penilaian sesuatu yang baik dan yang buruk, sesuatu yang berharga atau
tidak, sesuatu yang bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal ini bisa terjadi karena kebudayaan itu
diselimuti oleh nilai-nilai moral, yang sumber dari nilai-nilai moral tersebut adalah pada pandangan hidup
dan pada etos atau sistem etika yang dipunyai oleh setiap manusia (Geertz, 1973b).
Kebudayaan yang telah menjadi sistem pengetahuannya, secara terus menerus dan setiap saat bila ada
rangsangan, digunakan untuk dapat memahami dan menginterpretasi berbagai gejala, peristiwa, dan
benda-benda yang ada dalam lingkungannya sehingga kebudayaan yang dipunyainya itu juga dipunyai
oleh para warga masyarakat di mana dia hidup. Karena, dalam kehidupan sosialnya dan dalam
kehidupan sosial warga masyarakat tersebut, selalu mewujudkan berbagai kelakuan dan hasil kelakuan
yang harus saling mereka pahami agar keteraturan sosial dan kelangsungan hidup mereka sebagai
makhluk sosial dapat tetap mereka pertahankan.
Pemahaman ini dimungkinkan oleh adanya kesanggupan manusia untuk membaca dan memahami serta
menginterpretasi secara tepat berbagai gejala dan peristiwa yang ada dalam lingkungan kehidupan
mereka. Kesanggupan ini dimungkinkan oleh adanya kebudayaan yang berisikan model-model kognitif
yang mempunyai peranan sebagai kerangka pegangan untuk pemahaman. Dan dengan kebudayaan ini,
manusia mempunyai kesanggupan untuk mewujudkan kelakuan tertentu sesuai dengan rangsangan-
rangsangan yang ada atau yang sedang dihadapinya.
Sebagai sebuah resep, kebudayaan menghasilkan kelakuan dan benda-benda kebudayaan tertentu,
sebagaimana yang diperlukan sesuai dengan motivasi yang dipunyai ataupun rangsangan yang dihadapi.
Resep-resep yang ada dalam setiap kebudayaan terdiri atas serangkaian petunjuk-petunjuk untuk
mengatur, menyeleksi, dan merangkaikan simbol-simbol yang diperlukan, sehingga simbol-simbol yang
telah terseleksi itu secara bersama-sama dan diatur sedemikian rupa diwujudkan dalam bentuk kelakuan
atau benda-benda kebudayaan sebageimana diinginkan oleh pelakunya. Di samping itu, dalam setiap
kebudayaan juga terdapat resep-resep yang antara lain berisikan pengetahuan untuk mengidentifikasi
tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai sesuatu dengan sebaik-baiknya, berbagai ukuran untuk
menilai berbagai tujuan hidup dan menentukan mana yang terlebih penting, berbagai cara untuk
mengidentifikasi adanya bahaya-bahaya yang mengancam dan asalnya, serta bagaimana mengatasinya
(Spradley, 1972).

Dalam pengalaman dan proses belajar manusia, sesungguhnya dia memperoleh serangkaian
pengetahuan mengenai simbol-simbol. Simbol adalah segala sesuatu (benda, peristiwa, kelakuan atau
tindakan manusia, ucapan) yang telah ditempeli sesuatu arti tertentu menurut kebudayaan yang
bersangkutan. Simbol adalah komponen utama perwujudan kebudayaan karena setiap hal yang dilihat
dan dialami oleh manusia itu sebenarnya diolah menjadi serangkaian simbol-simbol yang dimengerti oleh
manusia. Sehingga Geertz (1966) menyatakan bahwa kebudayaan sebenarnya adalah suatu sistem
pengetahuan yang mengorganisasi simbol-simbol. Dengan adanya simbol-simbol ini kebudayaan dapat
dikembangkan karena sesuatu peristiwa atau benda dapat dipahami oleh sesama warga masyarakat
hanya dengan menggunakan satu istilah saja.

Dalam setiap kebudayaan, simbol-simbol yang ada itu cenderung untuk dibuat atau dimengerti oleh para
warganya berdasarkan atas konsep-konsep yang mempunyai arti yang tetap dalam suatu jangka waktu
tertentu. Dalam menggunakan simbol-simbol, seseorang biasanya selalu melakukannya berdasarkan
aturan-aturan untuk membentuk, mengkombinasikan bermacam-macam simbol, dan menginterpretasikan
simbol-simbol yang dihadapi atau yang merangsangnya. Kalau serangkaian simbol-simbol itu dilihat
sebagai bahasa, maka pengetahuan ini adalah tata bahasanya. Dalam antropologi budaya, pengetahuan
ini dinamakan kode kebudayaan


2. Nilai-Nilai Luhur Bangsa Indonesia
Melihat pengertian kebudayaan yang sedemikian luas dan kompleks, penulis kemudian mencoba
mengambil beberapa unsur dari kebudayaan kemudian dicoba untuk digunakan menjawab berbagai
tantangan yang tengah melanda bangsa Indonesia pada umumnya dan tantangan mengenai
kepemimpinan pada khususnya.

Seperti diketahui, bangsa Indonesia dan secara lebih khusus lagi masyarakat Jawa, banyak memiliki
konsep-konsep kepemimpinan dan konsep-konsep tersebut ternyata mempunyai sifat yang sangat
universal, dalam arti juga bisa digunakan sebagai panutan oleh masyarakat manapun yang ada
dibelahan bumi ini. Konsep-konsep kepemimpinan ini merupakan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
ajaran berbentuk petuah, nasehat, wejangan, peraturan, perintah dan semacamnya yang diwariskan
secara turun temurun melalui kebiasaan ataupun adat istiadat tentang bagaimana manusia harus hidup
secara baik agar ia benar-benar menjadi manusia yang baik dan menghindari perilaku-perilaku yang tidak
baik.


2.1 Konsep Ha-Na-Ca-Ra-Ka
Sepanjang sejarah kesusasteraan Jawa yang panjang itu, orang Jawa telah mengenal berbagai tulisan
asli. Ada suatu legenda yang menceritakan kisah Pangeran Ajisaka yang digambarkan sebagai seorang
pahlawan dari Mekah yang berkelana melalui berbagai negara untuk membawa peradaban kepada umat
manusia. Sesampainya di pulau Jawa, yang pada waktu itu merupakan tempat tinggal para raksasa
dengan rajanya yang bernama Dewata Cengkar. Dalam perjalanan menjelajahi Nusa Jawa, Pangeran
Ajisaka menemukan dua tubuh raksasa yang telah mati. Di tangan kedua raksasa tergenggam masing-
masing sehelai daun. Di atas kedua daun tersebut terdapat masing-masing tulisan purwa (kuno) dan
tulisan Thai. Oleh Pangeran Ajisaka kedua tulisan tersebut disatukan, dan dengan demikian ia
menciptakan abjad Jawa yang terdiri atas 20 huruf (gambar-4), yang jika dirangkai membentuk suatu
kalimat yang berbunyi: ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga.



Gambar-4
Huruf atau Abjad J awa
Berdasarkan othak-athik mathuk, Ki Hadjar Dewantara berhasil menemukan rumus mengenai
kebudayaan huruf ataupun abjad Jawa ternyata terkandung ajaran budi pekerti serta filosofi kehidupan
yang sangat tinggi dan luhur. Mantan Presiden Soeharto juga percaya akan ketinggian nilai ha-na-ca-ra-
ka, sehingga ia memerintahkan ahli-ahli bahasa Jawa untuk menyelidiki rahasianya.
Adapun makna yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Ha, Hurip = hidup (huruf pertama merupakan huruf hidup)
Na, Legeno = telanjang bulat tidak membawa apa-apa
Ca, Cipta = pemikiran, ide ataupun kreatifitas
Ra, Rasa = perasaan, qalbu, suara hati atau hati nurani
Ka, Karya = bekerja atau pekerjaan.

1. Ha-Na-Ca-Ra-Ka, bahwa saat pertama kali manusia itu dilahirkan kedunia ini, kita semua dalam
keadaan telanjang bulat dan tidak membawa apa. Oleh karena itu, bekerjalah dengan
mengerahkan segenap pikiran, ide ataupun kreatifitas dan perasaaan yang kita miliki.
2. Masyarakat Jawa sangat percaya bahwa rasa ataupun suara hati nurani ataupun suara qolbu
adalah merupakan suara ataupun petunjuk yang datang dari Tuhan YME. Karena itu rasa tidak
pernah salah, dan karena itu pula segala pengambilan keputusan ataupun segala tindakan harus
berdasar rasa.
3. Bila menghadapi suatu masalah, masyarakat Jawa akan menggunakan pikiran, ide ataupun
kreatifitas dan emosinya terlebih dahulu, dan kemudian ditanyakan kepada rasa, apakah
bertentangan atau tidak. Bila tidak, maka hasil pemikiran tersebut akan dilaksanakan dan bila
bertentangan akan ditolak. Pola semacam ini juga bisa dikatakan sebagai proses perencanaan,
evaluasi dan pelaksanaan dalam pengambilan keputusan seperti yang terlihat pada Gambar-5
dibawah ini:



Gambar-5
Pola Perencanaan, Evaluasi dan Pelaksanaan Dalam Pengambilan Keputusan

4. Dari sisi lain, konsep Ha-Na-Ca-Ra-Ka juga mangajarkan agar manusia itu bekerja dengan
cerdas (cipta), bekerja dengan ikhlas (Rasa) dan bekerja dengan sekuat tenaga (Karya)


Da, Dodo = dada
Ta, Toto = atur
Sa, Saka = Tiang belandar, tiang penyangga
Wa, Weruh = Melihat (huruf ini tidak konsisten dengan singkatan)
La, lakuning Urip = Makna kehidupan.

Da-Ta-Sa-Wa-La, dadane ditoto men iso ngadeg jejeg koyo soko lan iso weruh (mangerteni) lakuning
urip. Dengarkanlah suara qalbu (nurani) yang ada didalam dada, agar kamu bisa berdiri tegak seperti
halnya tiang penyangga dan kamu juga akan mengerti makna kehidupan yang sebenarnya.

Evaluasi masih tetap dilakukan, apakah petunjuk itu benar datang dari Tuhan YME yang ditangkap
melalui rasa ataupun suara hati (dodone ditoto) dan bukan karena pikiran kita sendiri. Evaluasi
secara terus menerus terhadap pikiran, ide ataupun suara hati dan pelaksanaan kerja yang ada agar
tetap terus berada pada tangga yang benar dan lurus. Tanpa kenal putus asa, pada jalan Tuhan
yang sangat luas (iso ngadeg jejeg koyo soko lan ngerti lelakuning urip kang sejati = mengerti
persoalan yang sebenarnya). Perilaku semacam ini akan menimbulkan kecerdasan otak, kecerdasan
emosi dan juga kecerdasan spiritual seperti Gambar-6



Gambar-6
Kecerdasan Otak, Emosi dan Spiritual Untuk
Mengerti Persoalan Sebenarnya


Da-Ta, dzat = dzat
Sa, Satunggal = satu, Esa
Wa, Wigati = baik (huruf ini tidak konsisten dengan singkatan)
La, Ala = jelek
Da-Ta-Sa-Wa-La, oleh Dzat Yang Esa, manusia yang baru lahir itu juga dilengkapi dengan sifat yang
baik dan buruk
Pa-Da-Ja-Ya-Nya = sama kuat; Sifat yang baik dan buruk itu mempunyai kekuatan yang sama, dan
manusia diberi hak sepenuhnya untuk memilih.
1. Sifat baik ataupun buruk, benar ataupun salah bedanya sangat tipis. Oleh karena itu kita harus
berhati-hati dalam melangkah. Disamping itu kita juga dituntut untuk bisa melihat, apakah
keberhasilan yang kita capai itu sifatnya hanya sesaat ataukah berkelanjutan. Dengan bersandar
kepada Tuhan YME, kita akan mendapat bimbingan tentang jalan yang lurus dan benar.
2. Berorientasi kemasa depan, dan memiliki harapan yang jelas serta memiliki perencanaan untuk
setiap langkah yang akan dibuat sehingga kita memiliki kesadaran penuh bahwa cara untuk
meraih suatu keberhasilan tidak bisa ditempuh dengan cara yang buruk. Siap menghadapi
segala tantangan dan siap menghadapi segala keberhasilan ataupun kegagalan. Bermental baja
karena kita telah memiliki suatu kemenangan abadi yang sangat kuat, bersifat mandiri.

Ma, Suksma = suksma, ruh, nyawa
Ga, Raga = badan, jasmani
Ba-Ta, batang = mayat
Nga, Lungo = pergi

1. Ma-Ga-Ba-Ta-Nga, Selama suksma (ruh atau nyawa) masih bersatu dengan jasmani atau
badan, maka sifat baik dan buruk tetap ada pada diri manusia. Bila sudah menjadi mayat, maka
suksma (ruh atau nyawa) akan pergi dan disanalah akan diminta pertanggungan jawab tentang
pilihan yang diambil diwaktu hidup. Apakah yang baik atau buruk. Semua yang berasal dari
Tuhan akan kembali ke Tuhan pula (konsep sangkan paraning dumadi, asal muasal kehidupan
dan akhir dari kehidupan itu)
2. Walaupun selaku manusia kita telah berusaha secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan
segala potensi yang kita miliki baik lahir maupun batin, Tuhan YME lah yang menjadi penentu
segalanya. Kita berserah diri dan percaya bahwa itu adalah yang terbaik buat kita.


2.2 Konsep Menang Tanpa Ngasorake
"Guru muride dewe, murid guruning pribadi, pamulange sangsaraning sesami. Sugih tanpa bandha,
nglurug tanpa bala, digdaya tanpa aji, menang tan ngasorake lan weh-weh tanpa kilangan ". Konsep ini
berasal dari Dr. RM Sosro Kartono, yang juga dikenal sebagai guru spiritual dari Bung Karno dan adik
kandung dari RA Kartini.
Adapun makna dari konsep ini adalah:
1. Guru muride dewe, murid guruning pribadi, pamulange sangsaraning sesami.
a. Sebelum menjadi guru orang lain, jadilah guru diri kita sendiri. Guru itu selalu diikuti,
didengar atau dilihat oleh muridnya, tapi sebelum mengikuti, mendengar atau melihat orang
lain, maka ikutilah, dengarkanlah dan lihatlah diri sendiri terlebih dahulu. Saat kita
tidak mengikuti, mendengar ataupun melihat orang lain, kita akan merasa kesepian,
kesendirian dan ketakutan. Kenapa kita takut dalam kesendirian?, karena kita akan
berhadapan dengan diri kita yang apa adanya, yaitu hampa, tumpul, bodoh, buruk, bersalah
dan gelisah. Suatu kesatuan yang remeh, buruk dan rongsokan. Pandanglah kenyataan ini
dan jangan lari darinya. Saat kita lari, akan muncul rasa ketakutan yang amat
sangat. Tubuh manusia itu berawal dari lendir yang menjijikan, kemana-mana membawa
kotoran dan berakhir menjadi bangkai. Kenapa harus sombong dan tidak segera berserah
diri kepada Tuhan YME ?
b. Secara inti, ajaran ini mengajak untuk introspeksi dan mawas diri bahwa tubuh manusia itu
sebenarnya sangat lemah dan tak berdaya. Ajaran ini ditutup dengan kalimat agar tidak
sombong dan segera berserah diri pada Tuhan YME.

2. Sugih tanpa bandha, nglurug tanpa bala, digdaya tanpa aji, menang tan ngasorake lan weh-weh
tanpa kilangan.
a. Apa yang sudah Tuhan YME berikan kepada kita sudah sedemikian besar, seperti halnya
kesehatan, kepandaian, kebahagiaan, kewaspadaan, keluarga, sahabat dan lainnya, itulah
kekayaan yang tak ternilai harganya. Kemenangan sejati adalah mengalahkan diri sendiri
dengan cara mengendalikan diri dari segala lingkaran nafsu yang menyesatkan. Bertindaklah
seperti seorang guru, walaupun setiap hari memberikan ilmu yang bermanfaat kepada anak
muridnya, sang guru malah bertambah pintar.
b. Dalam ajaran, terdapat 4 nafsu manusia yang harus dikendalikan oleh rasa atau hati nurani,
yaitu:
1. Aluamah, yaitu nafsu yang menyebabkan manusia mempunyai rasa lapar,
haus,ngantuk, malas dan lainnya.
2. Amarah, yaitu nafsu yang menyebabkan manusia bisa marah, iri, dengki dan
lainnya.
3. Mutmainah, yaitu nafsu yang menyebabkan manusia menjadi tamak, srakah, kikir,
mementingkan diri sendiri dan lainnya.
4. Sopiah, yaitu nafsu yang menyebabkan manusia mempunyai sifat ingin memiliki,
ingin senang, ingin indah, ingin enak dan lainnya.
c. Nglurug tanpa bala, digdaya tanpa aji, menang tan ngasorake juga bisa diartikan untuk
menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Karena itu, disarankan untuk
selalu berpikir secara matang sebelum bertindak dan mengadakan evaluasi secara terus
menerus.
d. Secara inti terlihat adanya ajaran untuk selalu eling dengan melakukan kontrol dan
kendali terhadap sedulur papat (nafsu manusia). Disamping itu, juga ada perintah untuk
selalu membantu yang lemah.

3. Dalam konsep ini, guru disebut beberapa kali dan secara lahiriah guru mempunyai tugas
untuk mengajar ilmu yang bermanfaat. Guru mempunyai tugas untuk merencanakan,
mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil. Disamping itu, guru juga membutuhkan
adanya sarana dan prasarana pendidikan.

4. Secara umum pola ini mengajarkan manusia untuk introspeksi secara lahir dan batin. Secara
lahiriah, manusia itu sangat lemah sehingga sangat membutuhkan Tuhan YME; Dan
secara batiniah, manusia harus bisa mengendalikan 4 sifat nafsu yang bisa menyesatkan
(Gambar-7).




Gambar-7
Konsep Menang Tanpa Ngasorake


2.3 Konsep Eling Lan Waspada
Kalimat eling lan waspada sebenarnya berasal dari cuplikan Serat Kalatida yang ditulis oleh oleh
pujangga kraton Surakarta Raden Ngabehi Ronggowarsito (15 Maret 1802 s/d 24 Desember 1873),
tetapi ada juga yang mengatakan bahwa ini merupakan karya sastra dari Prabu Joyoboyo selaku raja di-
Kediri (Anjar Any, 1989: 12)

Adapun petikan Serat Kalatida yang dimaksud adalah sebagai berikut ..Amenangi jaman edan, Ewuh
aya ing pambudi, Milu edan nora tahan, Yen tan melu anglakoni, Boya kaduman melik, Kaliren
wekasanipun, Ndilalah karsa Allah, Begja-begjane kang lali, Luwih begja kang eling lawan waspada...
Terjemahan bebasnya adalah: Hidup didalam jaman edan, memang repot. Akan mengikuti tidak sampai
hati, tapi kalau tidak mengikuti geraknya jaman tidak akan mendapat apapun juga. Akhirnya dapat
menderita kelaparan. Namun sudah menjadi kehendak Tuhan. Bagaimanapun juga, sebahagianya orang
yang lupa, masih lebih bahagia orang yang senantiasa ingat dan waspada

Kalimat luwih begja kang eling lawan waspada pada bait terakhir serat kalatida diatas, dapat diartikan
sebagai:

1. Sebagai makhluk Tuhan, kita diminta untuk senantiasa eling ataupun mengingat akan ajaran
dan larangan Tuhan. Apa yang menjadi ajaran-Nya kita jalankan dengan sepenuh hati, dan
disamping itu kita juga meninggalkan apa yang menjadi larangan Nya. Dengan perilaku yang
selalu eling ataupun ingat tersebut, maka Tuhan akan memberikan pelbagai petunjuk tentang
apa yang harus kita lakukan secara baik dan benar, dan inilah yang dimaksud dengan kalimat
luwih begja kang eling lawan waspada. Petunjuk yang datang dari Tuhan bisa berujut adanya
suatu pemikiran yang cerdas untuk mengatasi pelbagai kesulitan ataupun hambatan, keberanian
ataupun ketabahan dalam menghadapi pelbagai cobaan, kedewasaan dalam berpikir, kesehatan
yang prima, keluarga yang sejahtera dan bahagia dan masih banyak lagi.

2. Sebagai makhluk sosial, kita diminta untuk bisa eling ataupun menempatkan diri terhadap
sesama manusia. Karena selain bisa bertindak atas nama diri sendiri, kita juga merupakan
bagian dari keluarga, bagian dari masyarakat, bagian dari suatu negara, dan bagian dari warga
dunia. Dengan perilaku tersebut, kita akan menghargai hak dan kewajiban masing-masing orang

Secara umum, bahwa konsep ini menekankan adanya dua dimensi yang sama kuat, yaitu dimensi Ke
Tuhanan dan dimensi Kemanusiaan yang harus dikerahkan secara bersama agar dicapai hasil yang
maksimal (Gambar-8).



Gambar-8
Konsep Eling Lan Waspada

2.4 Konsep Mencari Rejeki
Untuk mencari rejeki, masyarakat Jawa menganjurkan agar ojo sare sore-sore lan yen wungu ojo nganti
kedisikan srengenge utowo manuk, tumindako sing jujur . Tidur diatas jam 24.00 dan bangun sebelum
terbit fajar merupakan saran yang utama, disamping itu juga ada anjuran agar berbuat jujur.

Tentunya banyak hal yang bisa kita perbuat dengan waktu yang sedemikian panjang. Selain dapat
merenungkan tentang rencana dan pelaksanaan pekerjaan, kita juga dapat merenung tentang alam dan
pencipta Nya. Apa yang sudah kita lakukan sepanjang hari, apakah ada yang salah dan harus dikoreksi
ataukah ada yang harus ditingkatkan, bagaimana hubungan kita dengan sesama karyawan ataupun
pelanggan, bagaimana dengan persoalan-persoalan yang belum dapat diselesaikan dan masih banyak
lagi. Dalam kepenatan berpikir tentang pekerjaan, kita bisa beristirahat dengan mengingat akan
kebesaran dan keagungan Tuhan. Bahwa Tuhan adalah maha segala-galanya; Maha Pengasih, Maha
Penyayang, Maha Suci, Maha Keslamatan, Maha Mengamankan, Maha Merawat, Maha Gagah, Maha
Perkasa, Maha Besar, Maha Pencipta, Maha Pengampun, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Adil
dan lainnya lagi. Dengan mengingat akan kebesaran-kebesaran Tuhan tersebut, maka hati dan pikiran
akan menjadi sejuk dan kita kemudian bisa melanjutkan untuk merenung tentang rencana dan
pelaksanaan pekerjaan.


3. Budaya Sebagai Gambaran Kehidupan
Masyarakat Jawa sangat menggemari wayang, karena bagi masyarakat Jawa wayang merupakan
gambaran ataupun potret kehidupan manusia sehari-hari. Wayang berasal dari kata ayang atau bayang-
bayang. Dalam cerita wayang banyak dilukiskan bahwa yang tidak eling lan waspada akan menemui
kehancurannya. Hal ini bisa terlihat:

1. Dalam episode Arjuna Sosrobahu, Raden Sumantri sang patih yang gagah perkasa harus
menemui ajal ketika melawan Rahwono. Ajal ini sesuai dengan kutukan yang berasal dari
adiknya sendiri, Sukrasana yang mati dibunuh oleh R. Sumantri. Ia dibunuh karena R.
Sumantri merasa malu mempunyai adik yang buruk muka dan berasal dari desa.
2. Dalam episode Ramayana, Kerajaan Alengka dengan Prabu Rahwana sebagai raja, habis
ditumpas oleh Sri-Rama. Kerajaan Alengka ditumpas karena Prabu Rahwana menculik istri Sri
Rama, yaitu Dewi Sinta.
3. Dalam episode Ramayana, Sri Rama termakan hasutan, isu dan adu domba dan akhirnya
menyuruh Dewi Sinta Untuk membakar diri. Walaupun akhirnya selamat dari api, tetapi hasutan,
isu dan adu domba masih terus menyelimuti. Dewi Sinta tidak tahan dan akhirnya pergi kehutan
dan melahirkan bayi kembar. Hidup dihutan selama 14 tahun, dan sang anak kembar akhirnya
membunuh Sri Rama.
4. Dalam episode Mahabarata, Yudistiro yang dikenal jujur ternyata juga bisa tidak eling dan berani
main dadu dengan mempertaruhkan sang istri, keempat orang adiknya serta kerajaan
Indraprasta seisinya. Yudistiro kalah main dadu dan sebagai konsekwensi harus dibuang dihutan
selama 13 tahun dan ini merupakan awal dari perang Bharatayudha
5. Dalam episode Mahabarta, Hastinopura yang dipimpin Prabu Suyudono juga habis ditumpas
Pandawa karena ingkar dalam perjanjian.
6. Dalam episode Mahabarata, walaupun pihak pendawa mengalami kemenangan dalam
peperangan, tetapi seluruh anak dan istrinya mati terbunuh.
7. dan masih banyak lagi

Dalam konsep kepemimpinan di-Indonesia, tergambar bahwa para Presiden di-Indonesia mungkin juga
banyak yang tidak eling lan waspada sehingga harus mengalami nasib yang tidak enak, yaitu diturunkan
sebelum habis masa jabatannya.




















Nota BMM 3114 : Ulangkaji dan Latihan Soalan
Kebudayaan Melayu (spot)


1) Budaya terdiri daripada budaya material dan budaya bukan material.

Berikan satu ciri dan contoh bagi :
i)budaya material :
budaya kebendaan: binaan(masjid), pakaian(baju kebaya),perbomohan(tancak)
ii)budaya bukan material :
budaya bukan kebendaan, x maujud: teater tradisional(wayang kulit), nyanyian tradisional (pantun,syair),
lisan (penglipurlara)




2) Secara ringkas, jelaskan konsep akomodasi dan asimilasi dalam budaya.
Akomodasi- Etnik atau kaum yang menerima dan menghormati cara hidup atau budaya kaum lain tetapi
mengamalkan budaya masing-masing (A+B+C=A+B+C) (masyarakat majmuk di Malaysia)
Asimilasi- Satu proses pencantuman dan penyatuan antara kumpulan etnik yang berlainan budaya
sehingga membentuk satu kumpulan dengan kebudayaan dan identiti yang sama.(A+B=AB)(baba
nyonya)
Akulturasi- Proses penyerapan budaya lain dalam kelompok etnik yang berbeza sehingga diterima
dalam kebudayaan asal.(A+B=C) (budaya memberi angpau)

3) Kehidupan berkeluarga dalam masyarakat tradisional.
i)Terangkan maksud ipar dalam keluarga Melayu
Saudara atau adik-beradik suami atau isteri.

ii)Jelaskan 2 peranan anak lelaki dalam keluarga.
1. Sebagai ketua keluarga menggantikan bapa yang telah meninggal dunia.
2. Menjadi wali bagi saudara perempuan menggantikan bapa.

4) Bincangkan peranan bagi setiap golongan di bawah :
i)golongan raja- sebagai ketua dalam pemerintahan dan pentadbiran.
ii)golongan pembesar- sebagai orang penting dalam pemerintahan dan pentadbiran bagi menjalankan
titah raja.
iii)Golongan rakyat jelata- menerima perintah dan menjalankan apa yang diperintah daripada pembesar.

5) Rumuskan 4 peringkat asas adat perkahwinan Melayu.
i.Merisik
ii.Bertunang
iii.Bernikah
iv.Bersanding

6) Berikan penilaian sejauh manakah unsur tradisional terdapat dalam bidang di bawah :
i. perubatan- bomoh dan pawang
ii. pakaian- baju kurung dan baju melayu
iii. permainan- wau, layang-layang dan gasing

7) Nyatakan satu nilai utama yang diamalkan dalam masyarakat Melayu beserta contoh dalam bentuk
puisi tradisional.
Nilai- kebenaran
Puisi tradisional :pantun- berani kerana benar,
Takut kerana salah.

KEBUDAYAAN MELAYU :

BUDAYA :
Definisi Umum :
Seluruh cara hidup msyrkt / seluruh aspek pemikiran & tgkah laku manusia
yg diwarisi drpd suatu generasu ke generasi yg lain melalui proses
pembelajaran

Edward Tylor (1871) :
1 keseluruhan sistem yg komplek yg dalamnya ada unsur ilmu
pgetahuan, kepercayaan, seni, moral, undang
2
, adat istiadat & kmhrn yg
diperoleh oleh manusia sbg anggota msyrkt

Kroeber & Kluckhohn (1952) Geertz (1973) :
Ahli sosiologi
Merujuk kpd gaya 1 cara hidup manusia scr keseluruhan, tmasuklah
pemikiran, nilai, pgetahuan, perlakuan & bhn material yg dikongsi oleh mrk.

Thomas J.Sullivan (1993) :
Merujuk kpd tradisi, adat dan perlakuan seseorang

Lucy Mair:
Milik bsama sesuatu msyrkt yg ada tradisi yg sama.


Taib Osman (1988) :
Kebudayaan adalah cara hidup, cara mengatur hidup 1 kelompok
manusia.
Lbh penting drpd pbuatan hari
2
spt cara makan, cara beribadah, cara
menegur seseorg & ciri
2
lain iaitu tanggapan alam sekitar & nilai sosial /
etos krn kedua
2
ciri inilah yg mewarnakan sesuatu budaya & manjdi
pendorong bg tindakan manusia.

Ibn Khaldun:
Merujuk kpd kebiasaan cara hidup.
Membezakan manusia dgn haiwan.
Manusia ada kemampuan intelek & daya bfikir melalui intelek.
Manusia dpt bhubung, memahami 1 sama lain.
Manusia dpt menyesuaikan cara hidup dgn alam sekaliling proses
penyesuaian melahirkan budaya yg bbeza ant kawasan.

Prof Koetjaraningrat :
Keseluruhan drpd kelakuan & hasil kelakuan manusa yg tatur oleh
tatakelakuan yg hrs diperoleh dgn cara belajar

Ralph L. Beats & Harry Hoijer :
Mengenal pasti plakuan yg selalu dipraktikan, diperoleh melalui
pmbelajaran olh kump msyrkt.

Pendapat Lain :
Kebudayaan basal dpt kata sankrit buddyah iaitu bentuk jamak drpf
buddha yg bererti budi atau akal.
Dgn itu kebudayaan dpt diertikn sbg hal
2
yg bsangkutan dgn akal
Ulangkaji BMM3114: Kebudayaan Melayu #1
Ulangkaji BMM 3114: Kebudayaan Melayu

S1:
Kebudayaan Melayu yang masih kukuh mencerminkan keperibadian &
identiti ialah Melayan Tetamu.

S2:
Aspek yang menepati akomodasi
Akomodasi masih amalkan budaya sendiri

S3:
Masyarakat ialah manusia yg bhbung scr tetap & menjalankan sesuatu scr
kolektif & tinggal tempat yg sama.

S4:
Ekonomi msyrkt Melayu abad ke-19 ialah
Perlombongan bijih timah ada dilakukan oleh org melayu
Kegiatan ekonomi yg yatama ialah pertanian & perikanan

S5:
Undang
2
Melaka undang
2
negeri, darat & kerajaan

S6:
Tarian kehalusan budi & tatatertib dlm tgkah laku. Zapin ada unsur islam

S7:
Tujuan falsafah perbuatan merisik : kualiti pasangan adalah penting

S8:
Permainan menyabung binatang ternakan : ayam, lembu, kerbau

S9:
Pengurusan harta bagi orang melayu
Pembahagian harta kpd waris semasa pemilik masih hidup Hibah

S10:
Msyrkt Melayu pd zmn pgaruh Hindu aggap ketua ng sbg Jelmaan Tuhan.

S11:
Pantun merupakan puisi tradisional yg hnya tdpt dlm alam Melayu. Struktur
luaran & dalamannya sgt unik. Scr khususnya, pantun memperlihatkan bhw
pemantunnya
Mempunyai sentuhan rasa & budaya fikir yg tinggi.

S12:
Dalam buku sej Mel yg ditulis oleh Tun Sri Lanang, asal usul Sultan Mel
adalah drpd keturunan pemerintah kerajaan di dlm laut. Pernyataan yg
paling tepat ttg pemikiran msyrkt ialah Raja perlu disanjung krn
keistmewaan Tuanku.

S13:
Kertas Kerja ditulis oleh Dr Zainal Kling dlm Wacana Minda Melayu
menyatakan bhw pemikiran org Mel mengalami transformasi pd abad 70-
an.
Peningkatan anak Melayu dlm bidang pendidikan meliputi Sains &
Teknologi.

S14:
Cerita seram dlm drama @ filem mendapat sambutan yg hangat drpd
penonton Melayu pd masa ini. Hal ini memperlihatkan bhw org Mel
Masih ada kepercayaan yang tebal terhadap perkara mistik.

S15:
Kebudayaan yg berteraskan budaya rakyat asal rantau ini merupakan 1
drpd dasar kebudayaan kebangsaan. Budaya yg x tmasuk dlm perkara
tersebut.
Budaya orang Cina yang tinggal di Mas.

S16:
Mslh dlm pembentukan kebudayaan kebangsaan x dpt diselesaikn
spenuhnya hingga hari ini krn sebahagian dpr msyrkt
X ada sikap toleransi dlm budaya

S17:
Kebudayaan kebangsaan boleh mencapai obj dgn jayanya jika perkara ini
direalisasikan
Konsep 1 Malaysia difahami & diamalkan oleh seluruh msyrkt Malaysia


Ulangkaji BMM3114: Kebudayaan Melayu #2

Kebudayaan Melayu #2

S1:
2 elemen budaya yg tepat dlm sesuatu msyrkt
Material keris
Bukan material adat istiadat

S2:
3 ciri kebudayaan sesuatu masyarakat
Dinamik
Diwarisi beri salam, basuh tangan
Terima & tolak unsur tertentu
Boleh dipelajari cara guna sesuatu

S3:
Susun lapis mgikut hierarki
Sultan
Pembesar
Rakyat

S4:
Empat pembesar utama yg membantu sultan mentadbir ng dlm sistem
sosial
Bendahara
Syahbandar
Temenggung
Laksamana

S5:
2 kesan pengruh islam dlm msyrkt mel & cth
Riba digantikan dgn lbh bersih
Zakat diperkenalkan
Warisan harta
Raja tukar kpd sultan konsep musyawarah
Sistem pendidikan sek pndok
Tuliasan tulisan jawi

S6:
3 sbb batik sgt popular dlm msyrkt mel khususnya & msyrkt malaysia
amnya
Lambang jati diri
Ada nilai kebudayaan
Corak byk flora

S7:
2 jenis prosa melayu & contoh
Cerita hikayat Hikayat Nalik Deman, Merong Mahawangsa
Cerita Jenaka
Cerita Binatang
Cerita Penglipurlara

S8:
3 unsur dlm filem melayu klasik yg memaparkan adat budaya melayu
Pakaian tradisional tengkolok
Senjata - keris
Muzik ada tarian tradisional

S9:
Halangan yg boleh menyebabkan mtlamat Kebudayaan Kebangsaan sukar
dicapai
Tidak ada toleransi
Taksub ttg budaya
Tidak kesah ttg budaya
Tidak ada galakan dprd orang/pihak atasan
Pengaruh luar lbh tinggi drpd budaya sndiri
Penguasaan bhs lemah

S10:
Huraikan cara msyrkt Meln mghargai Karya Melayu
Pementasan (teater)
Bahan belajar di sek (konses, buku teks, bbm guru)
Animasi

BMM3114 Kebudayaan Melayu: Ringkasan
Konsep Budaya & Masyarakat

Nota BMM 3114:
Konsep Budaya, Masyarakat

Konsep budaya
Kemajuan fikiran, akal budi (cara berfikir), berkelakuan.
1 cara hidup yg diamalkn oleh kump tertentu & meliputi sistem sosial, susunan
organisasi, ekonomi, politik, agama, kepercayaan, adat resam, sikap & nilai.

Budaya Material & Bukan Material
Material
Objek fizikal / artifak, peralatan/ kelengkapan hidup spt rumah, kereta.
Keris : alat kebesaran bg raja/lambang kekuasaan/kedaulatan.
Lambang kehebatan org Mel yg bijak mcmpurkn bhn logam hgga tbntuk senjata

Bukan Material
Unsur yg tidak wujud scr fizikal: adat, kepercayaan, bahasa & nilai.
Adat Istiadat :
Sistem nilai yg bhubung dgn cara bfikir, pegangan hidup serta amalan sesuatu msyrkt.
Tgkh laku yg ditrima olh msyrkt disebut kebiasaan, kebiasaan mjadi adat yg diterima scr
bersama olh msyrkt
Adat mjadi peraturan yg dipatuhi & dihormati oleh msyrkt yg mendukungnya tnpa
paksaan
Adat: peraturan yg sudah diamalkn scr turun-temurun dlm msyrkt sehingga mjadi hukum
& peraturan yg harus dipatuhi.
Istiadat: cara
2
/ peraturan utk melakukan sesuatu yg sudah menjadi kebiasaan/resam,
Dlm msykt Mel ada adat pepatih & adat temenggung.

Konsep Akulturasi
Perpaduan 2 budaya.
2 kebudayaan bertemu dpt hidup bdampingan & saling mgisi ttg x hilang unsur asli
kedua-dua kebudayaan.

Konsep Akomodasi
Proses menyebabkn seiap kump etnik menyedari & hormat norma & nilai kump etnik
lain.
Tetap mempertahankn budaya hidup masing
2

A + B + C = A + B + C
Meluas diamalkan di Mas, Switzerland

Konsep Asimilasi
A + B + C = A
1 proses pencantuman & penyatuan ant kump etnik berlainan budaya shingga
membentuk 1 kelompok dgn kebudayaan & identiti yg sama.
Asimilasi mutlak: berlaku pghapusan penuh perbezaan dr segi budaya & identiti.
Cth: org Mel di Thai nama, bhs, cara hidup (kecuali agama) disatukn mjdi amalan &
cara hidup org Thai. Malaysia : Baba Nyonya, Orang Cina Kelantan.

Ciri-ciri Budaya : Budaya yg mjdi amalan msyrkt mlmbgkn keperibadian identiti & jati diri.
Bersifat dinamik :
amalan & cara hiudp msyrkt mengalami perubahan kesan perkmbangan masa &
kemajuan msyrkt.
Cth, msykt Mel trima kedatangan Islam dgn senang hati tnpa ada sikap penolakan.
Dr aspek pekerjaan: pertanian bertukar mjd sektor perindustrian & pdagangan.

Menerima & Menolak Unsur Tertentu
Didorong oleh sikap msyrkt yg ingin mempertahankn & mengekalkn nilai & cara hidup
lama yg sedia ada.
Perubahan diterima dgn syarat x bcanggah dgn kepercayaan & nilai yg dipegang oleh
msyrkt berkenaan (agama).
Diwarisi
Amalan nenek moyang suatu masa dulu diperturunkn kpd generasi baharu & scr x
langsung mjadi amalan & perlakuan msyrktnya.
Cth: adat perkahwinan berandam, malam berinai, khatam Quran, bersanding, beri
salam, basuh tangan

Proses kesinambungan
Dlm bentuk seni bina, peralatan & budaya bukan kebendaan spt kepercayaan, nilai &
adat resam.
Cth: seni bina dulu sederhana, skrg lbh kreatif. (rumah)

Boleh Dipelajari

Boleh Dikongsi

Bagaimana ciri
2
budaya dilaksana, sejauh mana ia diwarisi
Diwarisi dari 1 generasi ke generasi yg lain.
Amalan nenek moyang suatu masa dulu diperturunkn kpd generasi baharu & scr x
langsung mjadi amalan & perlakuan msyrktnya.

Definisi Masyarakat :
Sekelompok org yg membentuk sebuah sistem interaksi sosial.
Sbhgn besar interaksi yg brlaku dlm lingkungan sistem sosial itu adalah lahir drpd
individu yg berada dlm kelomok tersebut.
Sekumpulan manusia yg hidup bersama di suatu tempat tertentu dlm 1 komuniti yg
teratur.

Ciri
2
Masyarakat
1 kelompok & tinggal tetap dalam kumpulannya
Komuniti yg saling bergantung & memerlukn ant 1 sama lain
Ada peranan tertentu
Ada kebudayaan & kebudayaan boleh terus berkembang
Ada statifikasi iaitu kelas & status
Berinteraksi melalui bahasa

BMM 3114 Kebudayaan Melayu : Sistem
Politik, Daulat, Tulah
BMM 3114: Kebudayaan Melayu
Sistem Politik
Sistem politik masyarakat Melayu Tradisional Sblm Campur Tangan British.
3 unit politik yang utama.

NEGERI
paling besar ialah negeri yang diketuai oleh seorang raja, sultan ataupun Yang Dipertuan Besar.
Raja digunakan untuk negeri Perlis dan gelaran Yang Dipertuan Besar untuk Negeri Sembilan.
Negeri-negeri Melayu yang lain menggunakan gelaran sultan
mempunyai keistimewaan tertentu untuk bezakan daripada rakyat biasa. Misalnya, warna
kuning, cop mohor, permainan nobat, penggunaan bahasa istana, serta alat kebesaran yang hanya
dikhaskan untuk mereka.
DAERAH
daerah yang diketuai oleh seorang pembesar daerah
kawasan yang dihadkan oleh penggunaan sungai sebagai alat perhubungan
diletakkan dibawah kawalan seorang pemerintah yang bergelar pembesar daerah
Pembesar daerah ini akan membentuk satu kumpulan pemerintah yang bersatu bagi seluruh
negeri.
diberikan kuasa mentadbir oleh Sultan yang memerintah negeri tersebut melalui surat tauliah
mejalankan tugas menjaga keamanan dan keselamatan daerah, mengutip cukai, menjalankan
perdagangan, dan merupakan penghubung antara rakyat biasa dengan Sultan.

KAMPUNG
paling kecil ialah kampung yang diketuai oleh seorang penghulu atau penggawa.
Ketua kampong ialah penggawa atau penghulu kecuali di Negeri Sembilan.
merupakan orang perantaraan antara orang kampong dengan pembesar daerah.
selalunya dipilih daripada golongan rakyat yang mempunyai darjat yang lebih tinggi.
dicalonkan oleh pembesar daerah dan Sultan akan melantik mereka melalui surat tauliah
menjalankan tugas menjaga keamanan dan keselematan kampong
mengutip cukai dan membekalkan tenaga kerah bagi pembesar daerah atau Sultan semasa
peperangan
mendorong rakyat untuk taat setia kepada pemerintah

Maksud Daulat / Tulah
Daulat berasal daripada daulah. Dipercayai, kalimah daulat itu mempunyai pengertian
yang amat rapat dengan daulah iaitu negeri atau negara. Jadi 'Raja berdaulat' atau Raja yang
ada daulatnya, bererti Raja itu mempunyai negaranya untuk diperintah.
Tindakan mengangkat sembah 'Daulat Tuanku' adalah doa rakyat supaya raja-raja
Melayu sentiasa berdaulat atau memiliki negara untuk memerintah dengan adil.
konsep daulat, sultan dianggap mempunyai kuasa dan tidak boleh disentuh.
konsep daulat memberi pengertian bahawa sultan merupakan seorang yang terpilih dan
diterima oleh tuhan untuk memimpin kesejahteraan masyarakat.
juga berkaitan dengan knsep tulah. Tulah bermaksud sumpahan. Seseorang yang
terkena tulah sultan dianggap sebagai seorang yang derhaka.
ditulah maka ia akan menerima bencana seperti keturunan Laksaman Bentan Megat Sri
Rama.
konsep daulat memberi ruang kepada sultan untuk meletakkan dirinya berbeza dengan
orang lain. Hal ini juga berkaitan dengan unsur ketuhanan atau sebagai wakil tuhan yang
dimilik sultan. Ia seterusnya mencerminkan kelebihan-kelebihan yang ada pada sultan serta
tidak boleh digunakan oleh orang lain. Hal ini mencetuskan konsep daulat dari segi kehidupan
sultan itu sendiri sebagai golongan elit yang tidak boleh dikongsi bersama dengan rakyat. Ini
memberikan banyak keistimewaan kepada sultan seperti hanya sultan yang boleh berpakaian
kuning, penggunaan bahasa dalam yang sering menggambarkan kehinaan rakyat, penggunaan
alat-alat kebesaran , nobat, dan lambang kebesaran dan kemuliaan.
BMM3114 Kebudayaan Melayu : Kebudayaan
Kebangsaaan

Kebudayaan Kebangsaan

Latar belakang
keseluruhan cara hidup manusia.
berperanan penting dalam proses pembangunan negara di Malaysia
di mana keperibadian Malaysia harus dipupuk dalam usaha-usaha yang
dijalankan ke arah meningkatkan pembangunan sosioekonomi dan politik.

Rasional

adalah penting bagi sesebuah negara membangun dan yang
mempunyai penduduk berbilang kaum seperti Malaysia.
dapat menjadi Garis panduan dalam membentuk, mewujud dan
mengekalkan identiti negara di kalangan dunia antarabangsa.
dibuat dengan mempertimbangkan fakta-fakta perkembangan
sejarah serantau dan kedudukan negara ini sebagai pusat pertemuan serta
pusat tamadun dan perdagangan sejak dua ribu tahun yang lampau.
Peranannya sebagai sebuah pusat pertemuan, telah melahirkan
proses interaksi, pengenalan, penyerapan dan penerimaan pelbagai unsur-
unsur yang sesuai kepada kebudayaan asas rantau ini dari pelbagai unsur-
unsur kebudayaan dunia.

3 prinsip yang ditetapkan oleh Kerajaan sebagai Dasar Kebudayaan
Kebangsaan iaitu:
1. Berteraskan kepada Kebudayaan Rakyat Asal Rantau ini
merangkumi kawasan Malaysia, Indonesia,Filipina, Singapura,
Brunei, Thailand dan Kampuchea serta Kepulauan Selatan Pasifik
(Polynesia, Melanesia dan Oceania) sehingga Malagasi.
pusat pemancaran, pengembangan dan warisan Kebudayaan
Melayu sejak zaman berzaman dan ditandai pula oleh kegemilangan dan
keagungan tamadun Melayu yang berpusat di Melaka yang menggunakan
Bahasa Melayu sebagai bahasa perhubungan antarabangsa
(linguafranca).
digambarkan oleh persamaan dlm bidang bahasa yang berasaskan
keluarga bahasa Melayu - Austronesia, kedudukan geografi, pengalaman
sejarah, kekayaan alam, kesenian dan nilai-nilai keperibadiannya.
Budaya Melayu pada hari ini merupakan cara hidup, lambang identiti
dan asas ukuran keperibadian kepada lebih 200 juta umat manusia yang
menuturkan satu rumpun bahasa yang sama.

2. Unsur-unsur Kebudayaan Lain Yang Sesuai dan Wajar Diterima

Kebudayaan sebagai sesuatu yang dinamik, sentiasa berubah-ubah
melalui proses penyerapan dan penyesuaian secara berterusan.
unsur-unsur budaya Cina, India Arab, Barat dan lain-lain yang sesuai
dan wajar diberi penimbangan dan penerimaan dalam pembentukan
Kebudayaan Kebangsaan.
Kesesuaian penerimaan dalam penyerapan ini adalah bergantung
kepada tidak wujudnya percanggahan dengan Perlembagaan dan prinsip-
prinsip Rukun Negara dan kepentlngan nasional serta asas-asas moral dan
kerohanian sejagat pada amnya dan pada Islam sebagai agama rasmi
negara khasnya.
3.Islam Menjadi Unsur Yang Penting Dalam Pembentukan Kebudayaan
Kebangsaan

Agama atau kepercayaan kepada Tuhan merupakan unsur penting
dalam proses pembangunan negara serta pembentukan rakyat yang
berakhlak dan berperibadi mulia.
Agama Islam memberi panduan kepada manusia dalam
mengimbang dan memadukan usaha bagi mengisi kehendak-kehendak
emosi dan fizikal dan kerana itu patut menjadi unsur yang penting dalam
pembentukan Kebudayaan Kebangsaan memandangkan kedudukannya
sebagai agama rasmi negara.
sejarah dan nilai-nilai Islam yang telah sedia didukung oleh
sebahagian besar rakyat rantau ini.
Ketiga-tiga prinsip asas di atas adalah melambangkan penerimaan gagasan
Kongres Kebudayaan Kebangsaan 1971.

Objektif

Mengukuhkan perpaduan bangsa dan negara melalui Kebudayaan
Memupuk dan memelihara keperibadian kebangsaan yang tumbuh
daripada Kebudayaan Kebangsaan.
Memperkayakan dan mempertingkatkan kualiti kehidupan
kemanusiaan dan kerohanian yangseimbang dengan pembangunan
sosioekonomi.

Strategi dan Perlaksanaan

Pemulihan, pemeliharaan dan pembangunan kebudayaan ke arah
menguatkan asas-asas Kebudayaan Kebangsaan melalui usaha sama
penyelidikan, pembangunan, pendidikan, pengembangan dan
perhubungan budaya;
Meningkat dan mengukuhkan kepimpinan budaya melalui usaha-
usaha membimbing dan melatih peminat, mendukung dan mengerak
kebudayaan seluas-luasnya sebagai jentera pembangunan yang
berkesan.
Mewujudkan komunikasi yang berkesan ke arah kesedaran
kebangsaan, kenegaraan dan nasionalisme Malaysia;
Memenuhi keperluan sosiobudaya; dan
Meninggikan taraf dan mutu kesenian.
penglibatan pihak lain juga adalah penting dalam pelaksanaan dasar
ini, seperti Kementerian-kementerian dan Jabatan-jabatan Kerajaan Pusat,
Kerajaan-kerajaan Negeri, badan-badan berkanun dan pihak swasta serta
pertubuhan-pertubuhan kebudayaan.
Kementerian Kebudayaan Kesenian dan Warisan menguruskan
penyelidikan, pembangunan dan penggalakan, pendidikan dan
pengembangan kesenian dan perhubungan ke arah kemajuan kebudayaan
kebangsaan.
Usaha-usaha itu dicapai melalui aktiviti-aktiviti pembangunan,
persembahan seni oleh Kompleks Budaya Negara sebagai pengelola dan
urus setia perhubungan kebudayaan antarabangsa, Majlis Kebudayaan
Negeri, khidmat nasihat bagi mengukuhkan pertubuhan-pertubuhan
kebudayaan dan kerjasama dengan badan-badan antarabangsa.
Peranan Kementerian/Jabatan, Kerajaan-kerajaan Negeri dan badan-
badan berkanun yang lain adalah sama penting dalam melaksanakan
strategi dasar ini di dalam pengurusan harian dan pelaksanaan dasar-
dasar semasa.
Peranan pihak swasta dan pertubuhan-pertubuhan kebudayaan kian
diperlukan di mana badan-badan ini boleh memainkan peranan
menjalankan usaha pembinaan dan kemajuan kebudayaan di peringkat
organisasi masing-masing dan seterusnya membiayai penajaan program
atau projek-projek kebudayaan.
Bertolak ansur aspek makanan, rumah terbuka, pemberian angpau
Memupuk serap melalui didikan & asuhan yg baik

Cabaran Yang Dihadapi

Setiap kaum dan etnik masih kuat menyuarakan dan meminta hak
yang lebih luas untuk mengamalkan kebudayaan masing-masing.
Media elektronik dan media cetak pula terpaksa melayan permintaan
kaum yang ada di Malaysia masing-masing. Jelasnya rupa bentuk
kebudaayaan yang masih wujud sehingga ini adalah terbahagi mengikut
kaum dan ethnik masing-masing. Apa yang sering dipertontonkan kepada
kita dan dunia ialah 'Malaysia Negara Pelbagai Kaum' yang bebas
mengamalkan budaya dan adat resam masing-masing.
Jarak sosial anta anggota masyarakat kurang interaksi ant kaum
Apabila wujud sek vernikular
IPTA/TPTS yg dimonopoli satu
2
kaum
Kecederungan msyrkt utk mgekalkn identiti masing
2

Bahasa yang diamalkan di sekolah
Kepercayaan dan agama

Aktiviti Yang Boleh Menggalakkan Perpaduan
Pendidikan
1. Sekolah wawasan
2. Sekolah kluster
3. Sekolah sukan
Kesenian
1. Seni suara Contoh: Marhaban, Kelab kebudayaan di
sekolah,
2. Seni tari Kelab tarian, Kelab rehlah, pertandingan tarian-
contoh KAGUM IPG
3. Seni ukir Khat
Kempen / Karnival
Jamuan/Rumah Terbuka 1 Malaysia perayaan


BMM3114: Perbandaran Melayu (nota kuliah)
PERBANDARAN MELAYU :

Langkasuka :
Asas pd abad ke-2M
Ng kota yg tletak di semenanjung TM & pernah mjadi jahan takluk
Funan
Dikenali dgn pel nama spt Lang-Ya-Shiu, Lang-Chia-Shu,
Langhasyuka & Ilangasoka
Menjadi sebuah ng kota yg kaya pd abad ke-6M
Pada zaman keagungannya, jahan takhluk Langkasuka meliputi
kawasan pantai timur & Shg-Ku-Na (Songkla), Kun-Ha Ti (pantai), Ko-
Lan-Tan (Kelantan) hingga Teng-Ka-Ha-Lo (Terengganu)
Abad ke 13M, Langkasuka menjadi sebahagian drpd Srivijaya
manakala abad ke 14M menjadi jajahan Majapahit.

Kedah Tua
Kerajaan terawal di Semanjung Melayu
Bndr di Kuala Sg Kedah berperanan sbg pelabuhan transit yg penting
dlm perdagangan ant India, China, Nusantara pd abad ke 3M
Pkmbgn pelabuhan & Negara Kota di Kedah diiringi oleh
pertumbuhan perdagangan antarabangsa.

Chin-Tu (Kelantan)
Chin-Tu : kerajaan yg terletak di Kelantan
Ibu negeri Chin-Tu ialah Sheng Chih / Shih Tzu yg terletak di hulu
sungai Kelantan

Tan Tan
Ng kota yg tletak di Kelantan pd abad ke 6M & 7M.
Raja Tan Tan mghantar utusan ke China pd tahun 530M, 531M,
535M

Fo Lo An
Kerajaan yg terletak di Kuala Berang, Trgganu
Muncul sbg pelabuhan antarabangsa pd tahun 1178M
Ada hbgn dgn Champa & Terengganu
Pernah mjadi tanah jajahan kerajaan Melayu di Jamba.

Gangga Negara
Muncul sekitar abad ke 2M
Kerajaan ini berpusat di Dinding, Perak
Pusat kerajaan ini berubah dr 1 tempat ke 1 tmpat yg lain spt
Pengakalan (Ipoh), Lembah Kintar Tanjung Rambutan, Bidor & Sg Siput

Melaka
Abad ke-15 muncul sbg pelabuhan entrepot
Melaka dilanggar lbh kurang 40,000 perang termasuk pedagang
asing dr Arab Parsi India China & Nusantara
Istana Diraja terletak di ats Bkt St Paul manakala istana desa tletak di
dusun & sawah
Org Melayu mendirikan rumah kediaman di kaki bukit St Paul &
bhampiran muara Sg Melaka
Org laut mendirikan penempatan di tepi laut
Pedagang kaya mbina rumah di luar tembok & ada pejabat
perniagaan di dlm bandar
Terdapat juga pusat jual beli & gudang utk pedangang asing
myimpan barang dagangan.

BMM3114 Kebudayaan Melayu: Latihan Esei
Latihan Esei :
Jawapan tidak disediakan.

1. Seni tampak merupakan satu cabang kesenian melayu yg
memainkan peranan penting dalam perkembangan budaya
melayu. Huraikan kepentingan seni tampak dan berikan
contoh-contoh yg sesuai.
2. Perubahan aspek budaya bukan material. Berikan
contoh-contoh perubahan aspek budaya bukan material
setelah kedatangan pengaruh asing.
3. Kewujudan budaya kebangsaan dalam mewujudkan
suatu bangsa Malaysia. Berdasarkan pernyataan itu,
bincangkan halangan yang memungkinkan matlamat itu sukar
dicapai.
4. Kesenian Melayu mempunyai pelbagai fungsi dalam
masyarakat Melayu. Huraikan 4 fungsi kesenian Melayu dan
contoh-contohnya.
5. Konsep 1 Malaysia diyakini mampu mengeratkan
hubungan antara pelbagai kaum dan budaya masyarakat
tersebut. Huraikan 4 cara dan contoh untuk memperteguh
hubungan antara kaum itu.
6. Kedatangan orang luar telah merubah budaya
masyarakat Melayu tradisional. Huraikan 3 perubahan
tersebut.
7. Permainan rakyat tradisional merupakan cabang
kesenian Melayu yg memainkan peranan penting dlm
kebudayaan Melayu. Terangkan 4 fungsi dan berikan contoh-
contoh permainan rakyat.
8. Kebudayaan kebangsaan digubal bertujuan membentuk
perpaduan rakyat Malaysia. Huraikan 4 punca masalah
perlaksanaan dan 3 cara mengatasinya.

TARIAN MELAYU
MAK YONG
Tarian Mak Yong yang berasal dari Patani di selatan Thailand dicipta untuk hiburan kerabat
DiRaja wanita, permaisuri serta puteri sewaktu ketiadaan kerabat diRaja lelaki. Tarian ini
menggabungkan drama romantis, serta tarian dan nyanyian tradisional dengan gaya yang
menawan, yang mengisahkan zaman kegemilangan kesultanan Melayu

KUDA KEPANG
Tarian Kuda Kepang dibawa ke Negeri Johor oleh pendatang dari Jawa. Para penari
menggunakan kuda kepang untuk menggambarkan kisah kejayaan perjuangan suci Islam,
diiringi paluan gendang, gong dan angklung

ZAPIN
Pengaruh Islam ke atas tarian tradisional Malaysia boleh dilihat dengan ketara dalam tarian
Zapin, sebuah tarian yang terkenal di negeri Johor. Tarian ini, yang diperkenalkan oleh para
mubaligh dari Timur Tengah, pada mulanya digunakan dalam amalan berzikir yang bertujuan
menyebarkan pengetahuan mengenai sejarah tamadun Islam.

TARIAN LILIN
Sebuah tarian yang dipersembahkan oleh penari wanita sambil menatang lilin di dalam piring kecil di
atas telapak tangan mereka, dan memaparkan gerak-geri yang penuh dengan kelembutan

TARIAN GAMELAN
Tarian klasik ini mula di kesan di empayar Riau dan Lingga dalam kurun ke-17.Ia mula di
persembahkan buat pertama kali di khalayak ramai di Pekan Pahang dalam tahun 1811 dalam
upacara persandingan Tengku Hussain, putera kepada Sultan Abdul Rahman yang memerintah
Lingga, dengan Wan Esah yakni adik perempuan kepada Bendahara Ali dari Pahang. Ianya
mula di perkenalkan di Terengganu selepas Tengku Mariam iaitu seorang puteri di Pahang,
mengahwini Tengku Sulaiman yakni putera kepada Tengku Zainal Abidin dari Terengganu.
Tarian ini yang mana di persembahkan secara eksklusif oleh penari wanita boleh di pentaskan
secara dalaman ataupun persembahan terbuka.Elemen Jawa boleh di lihat dari segi seni tarian
tersebut. Secara estetikanya, tarian ini adalah sangat cantik dan merupakan bentuk tarian yang
paling kaya dari segi jenisnya dalam kebanyakan kostum tarian Melayu

TARIAN CIK SITI WAU BULAN
Pada musim menuai di negeri-negeri sebelah Pantai Timur sering diadakan permainan seperti main
gasing, main wau, rebana ubi, rebana kertuk, rebana kayu dan lain-lain lagi. Bersempena dengan
permainan wau maka satu tarian yang diberi nama Cik Siti Wau Bulan telah dicipta. Dahulu tarian ini
mengisahkan anak muda bermain-main wau di musim menuai. Kemeriahan tarian ini tergambar dalam
gerak-geri penari-penari yang terdiri daripada anak muda lelaki dan perempuan.


JOGET
Tarian yang paling terkenal di Malaysia ini adalah sebuah tarian yang meriah, dengan rentak
yang agak laju. Tarian ini, yang dipersembahkan oleh pasangan penari dengan gerak-geri
pantas yang disulami pelbagai usikan, berasal dari tarian tradisi Portugis yang diperkenalkan di
Melaka sewaktu era perdagangan rempah di situ.


TARIAN ASYIK
Tarian Asyik merupakan sejenis tarian Melayu klasik dari daerah - daerah di Kelantan yang
ditarikan di istana raja - raja Kelantan dan Patani.
Asyik bererti kekasih, oleh itu tarian ini bersesuaian dengan gerak - geri bersifat lemah lembut
dan penuh dengan ketertiban.
Tarian ini dimulai dengan sepuluh orang penari masuk ke dewan tarian terlebih dahulu , lalu
duduk bersimpuh dengan tertibnya. Kemudian tampillah Puteri Asyik dan mereka pun mula
menari. Tarian asyik ini ditarikan dalam upacara perkahwinan, iaitu malam berinai dan malam
berinai besar di Istana.
Dari segi sejarah (Hikayat Patani), Raja Kuning iaitu Raja Perempuan yang memerintah Patani
dalam tahun 1644 ada menyimpan 12 orang penari istana yang menyanyi dan menari dipanggil
Asyik.
Tarian Asyik mempunyai rentak perlahan dan gemalai, kerana ia ditarikan dihadapan raja dan
permaisuri. Penari asalnya dalam pakaian berkemban, dengan tali pinggang dan mahkota kecil.
Bahagian utama tarian Asyik terdiri dari duduk bersimpuh dengan gerakan membayangkan
haiwan dan persekitarannya; alunan ombak laut, burung melayang, ikan berenang, gajah
berarak, dan sebagainya. Sesetengah pergerakan menyerupai tarian pementasan Mak Yong.
Tarian Asyik biasanya ditarikan oleh inang remaja di istana.

TARIAN AYAM DIDIK
Tarian Ayam Didik merupakan sejenis tarian Melayu dikatakan berasal daripada gerakan
berlaga ayam, iaitu sejenis sukan yang diminati oleh orang Melayu pada masa lampau. Tarian
ini dicipta oleh ahli tarian di negeri Perlis dan masyhur di kalangan masyarakat terutama
di Perlis, Kedah,Pulau Pinang dan bahagian utara Perak.
Tarian Ayam Didik ini berasal daripada gerakan perlawanan melaga ayam iaitu satu permainan
tradisional orang-orang Melayu dahulu. Tarian ini telah dicipta oleh satu kumpulan penari di
Kangar, Perlis. Tarian ini diringi dengan nyanyian lagu ayam didik.


TARIAN CERACAP INAI
Tarian Ceracap Inai merupakan sejenis tarian rakyat Melayu tradisional yang terkenal
terutamanya di Johor.
Tarian Ceracap Inai ini dikaitkan dengan sejarah Kesultanan Melayu Melaka, semasa baginda
mudik ke hulu Sungai Muar. Tarian Ceracap Inai ini dikatakan berasal dari tarian istana dan
ditarikan di hadapan Sultan dan Pembesar-pembesar negeri di dalam sesuatu keramaian. Oleh
kerana itu, Tarian Ceracap Inai ada unsur-unsur 'menyembah duli' (sembah/ampun),
merendahkan diri dan ditarikan pula kebiasaannya di hadapan 'Raja Sehari'/Pengantin.
Tarian Ceracap Inai dipersembahkan dengan hiasan seperti 'Bunga-bungaan Emas' dan
bercahayakan api lilin yang memberikan erti membawa kepada sinaran kebahagiaan dan
kesejahteraan. Tarian ini asalnya ditarikan oleh bilangan penari yang ganjil atau ditarikan
berpasangan oleh penari lelaki dan wanita dan boleh juga ditarikan oleh penari-penari wanita
sahaja, Bilangan penari biasanya terdiri dari 5 - 8 orang. Tarian ini amat terkenal di Kampung
Baru Lenga, Batu 28, Lenga di Daerah Muar.

TARIAN SARAH
Tarian Sarah merupakan sejenis tarian rakyat Melayu traditional. Tarian Sarah mempunyai
irama muzik padang pasir yang rancak yang mewakili riang gembira. Tarian ini terkenal di
kalangan Masyarakat Johor yang berketurunan Arab di Daerah-daerah Johor Bahru, Batu
Pahat dan Muar.
Di Johor, tarian ini kebiasaannya ditarikan oleh pasangan lelaki sahaja. Mereka menari
beriringan dengan gerakan yang sama dan dalam satu tempo lagu berirama Samrah, pasangan
penari dapat menari secara bergantian dan ini membolehkan pasangan pertama tadi berehat
dan diganti dengan pasangan berikutnya dan demikianlah seterusnya. (Tarian ini boleh juga
ditarikan oleh penari wanita tetapi di ruang yang berasingan dan tertutup dan dikhaskan untuk
penonton wanita sahaja). Tarian ini juga ditarikan di majlis-majlis keraian dan di majlis-majlis
kekeluargaan seperti majlis kesyukuran dan perkahwinan. Tarian ini juga ada kalanya
berlarutan hingga jauh malam.

TARIAN ULIK MAYANG
Tarian Ulik Mayang ini berasal dari Negeri Terengganu. Dalam kesenian tarian Melayu, tarian
ini mempunyai unsur-unsur pemujaan. Ulik Mayang ditarikan oleh 10 hingga 15 orang penari.
Dahulu Ulik Mayang dimainkan sewaktu musim puja pantai. Ianya sebagai persembahan
kepada penunggu laut supaya tidak mengganggu nelayan. Terlebih dahulu mayang pinang
dipuja serta digoncang-goncang atas bekas kemenyan. Kemudian mayang pinang tadi akan
berpindah tangan dari seorang ke seorang. Kemuncak tarian ini apabila penari yang memegang
mayang tidak sedarkan diri.

BMM3114 Kebudayaan Melayu: Nilai Yang
Terdapat Dalam Pantun
Nilai Mementingkan Budi
Menurut Prof Madya Dr Jelani Harun, makna luas akal budi Melayu telah tertanam
kukuh dalam hasil sastera dan telah sekian lama menjadi medium pendidikan dan hiburan
masyarakat Melayu.

Tambahan, budi merupakan satu nilai sosiobudaya yang amat dipentingkan dalam
masyarakat Melayu sehingga setiap anggota masyarakat diterapkan dengan nilai tersebut sejak
mereka kecil lagi.

Manakala, menurut Mustafa Haji Daud (1995) pula, ciri budi itu merupakan akhlak yang
mulia dan mencakupi sifat ikhlas, jujur, benar, merendah diri, pemurah, suka menolong, berjasa
dan berbakti.

Apabila kata budi ditambah dengan awalan ber- akan menjadi berbudi. Kata berbudi
bermaksud mempunyai budi, atau mempunyai pekerti yang baik atau akhlak terpuji, dan orang
yang berbudi ialah orang yang berpekerti baik atau berakhlak terpuji.

Anwar Redwan pula dalam bukunya Minda Melayu (2008), menjelaskan bahawa orang
Melayu lama amat menitikberatkan perbuatan menabur budi, membalas budi dan berbudi
tinggi yang sering diungkap melalui frasa berbudi bahasa.

Berikut merupakan contoh pantun tradisional yang mendukung makna mementikan
budi. Pantun-pantun tersebut diambil daripada buku Mohd Rosli Saludin (2007:3537),

Pulau Pandan jauh ke tengah,
Gunung Daik bercabang tiga;
Hancur badan dikandung tanah,
Budi yang baik dikenang jua.

Pisang emas dibawa belajar,
Masak sebiji di atas peti;
Hutang emas boleh dibayar,
Hutang budi dibawa mati.

Anak nelayan membawa cangkul,
Menanam ubi di tanah darat;
Beban sekoyan dapat dipikul,
Budi sedikit terasa berat.


Berdasarkan tiga rangkap pantun tersebut, kita dapat melihat bagaimana budi yang baik
itu akan dikenang walaupun sudah hancur badan dikandung tanah, iaitu dalam erti kata lain,
walaupun seseorang itu telah meninggal dunia, budi yang baik tetap akan dikenang sampai
bila-bila. Di samping itu, masyarakat Melayu juga meletakkan nilai budi itu begitu tinggi
sehingga akan dibawa mati hutang budi itu. Mereka turut berpendapat bahawa hutang emas
mampu dibayar tapi hutang budi tidak dapat dibayar. Seterusnya, masyarakat Melayu juga
menganggap budi yang dicurahkan walaupun sedikit terasa sangat berat untuk dipikul. Beban
budi itu lebih berat jika dibandingkan dengan beban sekoyan. Sesungguhnya, masyarakat
Melayu menggambarkan bahawa seseorang itu mampu memikul beban sekoyan namun beban
budi yang sedikit pula terasa sungguh berat. Perkara ini menjelaskan nilai budi itu sungguh
berat dan bernilai.
ADAT DALAM MASYARAKAT MALAYSIA
DAN KEPENTINGANYA
Aspek Adat Dalam Masyarakat Malaysia dan Kepentinganya
Adat secara umumnya didefinisikan sebagai suatu aturan dan cara hidup. Ianya mencerminkan segala
perbuatan yang adakalanya dilakukan setiap hari ataupun musim sama ada berpandukan bulan atau
tahun. Itu ialah perkara yang selalu difahami khalayak berkenaan dengan adat. Suatu perkataan yang
sinonim dengan adat ialah budaya. Walaupun dari aspek bunyinya ia berbeza, tetapi dari segi
pengertiannya, ia adalah konsep yang saling bergantung dan sama.
Adat seperti yang didefinisikan tadi ialah cara hidup iaitu tingkah laku, kepercayaan dan sebagainya.
Adat bersifat maya iaitu tidak dapat dilihat. Ia timbul daripada suatu pemikiran berkenaan cara hidup
dan tidak dizahirkan. Apabila ianya dizahirkan dan dapat dilihat perlaksanaanya, misalnya kita melihat
adat bercukur, adat bersanding dan sebagainya, itu sudah menjadi suatu budaya. Maknanya, budaya
ialah suatu bentuk perlakuan yang mencerminkan adat sesuatu masyarakat itu.
Kerana dua entiti ini terlalu berkait sifatnya, kita pada hari ini selesa menjadikan adat dan budaya itu
sebagai satu benda yang sama. Yang berbeza cuma cara sebutannya. Budaya yang difahami dan
dilihat, hakikatnya ialah adat. Budaya bersifat tidak tetap iaitu boleh berubah, Justeru wujud
pengkelasan budaya tradisional dan budaya moden, ini menunjukkan budaya lama dan budaya hari ini
tidak sama, maka ia jelaslah boleh berubah. Adat pula ialah suatu ketetapan yang tidak boleh
berubah, oleh itu bolehlah kita katakan adat sebagai budaya yang asal.
Justeru dalam membicarakan kepentingan adat dalam membentuk budaya Malaysia pada hari ini, kita
akan membicarakan tentang kepentingan budaya asal yang diubah untuk dijadikan budaya bersama
rakyat Malaysia bagi mewujudkan identiti dan peribadi rakyat majmuk yang bersifat seragam.
Masyarakat Malaysia ialah suatu masyarakat yang bersifat majmuk dan pelbagai. Ia juga disebut
sebagai masyarakat Jawi iaitu masyarakat yang bercampur dari pelbagai latar belakang. Kerana
masyarakat Malaysia itu masyarakat Jawi, iaitu yang pelbagai latar belakangnya, maka setiap bangsa
atau ras didalam sistem sosial Malaysia pastinya berbeza satu sama lain dari segi latar belakangnya.
Tidak terkecuali berbeza dari segi adat dan budaya.
Adat bagi setiap kaum di Malaysia pastinya dilihat dari sistem nilai yang berbeza. Martabat adat itu
sendiri berbeza kedudukanya bagi masyarakat Malaysia pada hari ini. Bagi masyarakat Minangkabau
sebagai contoh, adat dianggap sebagai sebuah tradisi lisan yang tinggi sekali martabatnya dalam
kehidupan mereka. Adat dalam konteks Minangkabau bukan sekadar cara bersanding, cara
menyantap hidangan makanan, cara pertabalan Luak dan sebagainya, tetapi adat ialah suatu
peraturan hidup yang perlu dipegang kuat oleh generasi mereka sehingga ke hari ini. Justeru tidak
hairanlah jika didalam masyarakat mereka wujud istilah-istilah seperti undang-undang adat,
mahkamah adat, ketua adat dan sebagainya. Begitu juga dengan lain-lain kaum di Malaysia, aspek
adat masih lagi dianggap sebagai suatu pengungkap identiti bangsa dan terus dipertahankan
walaupun ia sudah banyak berubah jika dibandingkan dengan perlaksanaanya suatu ketika dahulu.
Dalam membicarakan fokus esei ini iaitu kepentingan aspek adat yang menjadi penyatu bagi
mewujudkan peribadi dan identiti kebangsaan, kita seharusnya mengetahui dahulu berkenaan aspek
adat yang menjadi identiti masyarakat yang pelbagai di Malaysia. Bagi maksud itu, didalam bahagian
ini kita akan melihat aspek adat yang mencerminkan identiti tiga kaum utama di Malaysia iaitu
Melayu, Cina dan India.
Masyarakat Melayu ialah masyarakat asal di Tanah Melayu. Walaupun ada sesetengah sejarawan
khususnya sejarawan Barat era kolonial mendakwa masyarakat Melayu juga masyarakat pendatang,
namun ianya dapat dinafikan dengan mengetengahkan konsep merantau yang menjadi amalan
masyarakat Melayu di Nusantara ketika itu.
Bercakap berkenaan adat didalam masyarakat Melayu, ramai sarjana mengatakan bahawa adat
Melayu merupakan adat jawi iaitu adat yang bercampur. Ini sesuai dengan pemahaman kita
berkenaan proses pembentukan Melayu itu sendiri yang merupakan cantuman ras-ras kecil yang
beragama Islam, maka wujudlah apa yang dipanggil Melayu itu. Ini menunjukkan pelbagai
percampuran dalam pembinaan adat Melayu. Dalam soal pembinaan adat Melayu, kita dapat melihat
tiga bentuk pengaruh yang besar dalam proses pembinaan adat Melayu. Pertamanya ialah adat yang
dipengaruhi adat Hindu dan Buddha, yang kedua ialah adat yang dipengaruhi zaman Hindu/Buddha
dan Islam, yang ketiga ialah adat yang berteraskan Islam.
Adat Melayu yang awal dipengaruhi oleh unsur-unsur Hindu dan Buddha yang diperolehi melalui kitab-
kitab lama seperti Rayamana dan Mahabrata. Ketika adat ini diamalkan, Islam masih belum sampai ke
Nusantara. Ada diantara adat-adat dalam period Hindu dan Buddha ini masih diamalkan sehingga ke
hari ini. Pastinya kita pernah melihat upacara persandingan didalam majlis-majlis perkahwinan
masyarakat Melayu. Ini merupakan salah satu contoh adat-adat Hindu yang ditiru oleh masyarakat
Melayu dahulu.
Pemujaan Raja secara melebih-lebih dalam masyarakat Melayu suatu ketika dahulu juga merupakan
cerminan kepada pengaruh Hindu Dan Buddha dalam masyarakat Melayu bahkan perkataan Raja itu
sendiri pun sudah memperlihatkan pengaruh Hindu yang tebal. Begitu juga dari aspek pertabalan dan
adat istiadat Istana Melayu, terlihat lagi kekuatan unsur Hindu dan Buddha dalam mencorakkan adat
Melayu itu.
Period atau peringkat yang kedua ialah pengaruh unsur campuran Hindu/Buddha dan Islam. Pada
zaman ini Islam sudah datang ke Nusantara dan majoriti orang Melayu pun sudah beragama Islam.
Namun pengaruh adat lama yang berteraskan Hindu dan Buddha masih diamalkan. Justeru zaman ini
digelar zaman campuran adat Hindu/Buddha dan Islam dalam masyarakat Melayu. Pada zaman ini,
walaupun masyarakat Melayu sudah Islam, namun mereka mengamalkan adat-adat yang dianggap
menyimpang dari ajaran Islam. Sebagai contoh masyarakat Melayu mengamalkan adat mandi Safar
yang dianggap sebagai suatu usaha untuk membuang sial bulan Safar dalam kehidupan mereka. Ia
jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang menganggap perbuatan itu sebagai khurafat. Begitu
juga adat puja kampung, puja pantai dan sebagainya. Ia jelas bertentangan dengan Islam, tetapi
tetap diamalkan dengan meluas didalam masyarakat Melayu yang masih tebal dengan pengaruh
Hindu dan Buddha ketika itu.
Pengaruh unsur luar yang ketiga didalam masyarakat Melayu ialah pengaruh Islam iaitu pengaruh
yang paling kuat sekali dalam kebudayaan dan adat Melayu. Bagi masyarakat Melayu, adat ialah
kepatuhan yang kedua selepas agama mereka iaitu Islam. Kepatuhan kuat orang Melayu kepada
agama Islam diakui oleh Prof. Syed Naquib Al-Attas yang mengatakan Islam telah mentamadunkan
masyarakat Melayu. Perlembagaan Malaysia sendiri telah mendefinisikan Melayu sebagai mereka yang
beragama Islam, bertutur dalam bahasa Melayu dan mengamalkan budaya Melayu. Ini menunjukkan
betapa kuatnya Islam didalam hidup orang Melayu.
Apa yang ingin dijelaskan disini ialah betapa pentingnya agama Islam kepada orang Melayu. Kerana
kepentingan itu, pada zaman pengaruh Islam yang kuat ini, masyarakat Melayu menjadikan Islam
sebagai teras kepada pembentukan adatnya. Adat-adat yang bertentangan dengan ajaran Islam
semakin tidak popular dalam kalangan masyarakat Melayu dan semakin dikurangkan penggunaanya.
Namun pada zaman Islam ini, adat-adat lampau yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam tetap
diteruskan pengamalanya.
Adat-adat Melayu yang bercirikan Islam merangkumi adat ketika seseorang dilahirkan, seseorang
meningkat remaja, dewasa, adat dalam kehidupan sehari-hari dan adat ketika seseorang itu
meninggal dunia. Adat-adat yang diamalkan ini sebenarnya merupakan apa yang disebut sebagai
perkara sunat didalam ajaran Islam.
Sebagai petunjuk kepada pengaruh Islam didalam adat Melayu ialah adat ketika seseorang itu baru
dilahirkan. Antaranya ialah adat bercukur, melaungkan azan dan iqamat ke telinga bayi dan adat
membelah mulut. Bercukur ialah perbuatan mencukur rambut asal bayi sehingga botak, ianya biasa
diadakan pada hari-hari ganjil seperti hari ketiga, ketujuh, kesembilan dan seterusnya. Bercukur
bertujuan membuang rambut asal bayi yang dianggap kotor dan tidak akan tumbuh dengan baik. Ia
sesuai dengan ajaran Islam yang mementingkan aspek kebersihan dan kesihatan.
Azan dan Iqamat pula merupakan tuntutan Islam untuk memulakan pendengaran seseorang yang
baru dilahirkan itu dengan kalimat-kalimat yang mulia. Ada juga golongan tua Melayu mengatakan
ianya merupakan simbolik kepada singkatnya hidup didunia ini iaitu sesingkat masa yang diambil
antara iqamat dan solat yang akan didirikan. Ketika dilahirkan kita diazan dan diiqamatkan, dan
apabila kita meninggal dunia, kita disolatkan dengan solat jenazah.
Adat membelah mulut pula menjadi tradisi masyarakat Melayu dengan melalukan manisan ke bibir
bayi yang baru dilahirkan. Adakalanya juga digunakan emas bagi maksud itu. Adat membelah mulut
ini biasanya dilaksanakan oleh orang-orang yang dianggap alim oleh masyarakat. Ada masa-masanya,
ia juga dilakukan oleh bidan yang menyambut kelahiran bayi itu. Ia bertujuan supaya bayi yang
dibelah mulutnya akan mengikut perangai orang yang membelah mulutnya apabila sudah dewasa
nanti.
Masyarakat Cina di Malaysia juga seperti masyarakat-masyarakat lain yang mempunyai adat dan cara
hidupnya sendiri. Secara teorinya, dapat kita katakan bahawa adat kaum Cina di Malaysia ialah
warisan daripada negara China. Ini memandangkan berlaku proses kemasukan besar-besaran kaum
Cina ke Tanah Melayu pada awal abad ke 19 dahulu, kemasukan kaum Cina ke Tanah Melayu ketika
itu secara tidak langsung telah membawa sekali segala adat istiadat mereka.
Kaum Cina di Malaysia mempunyai beberapa pegangan dalam menjalankan proses kehidupan mereka,
seperti juga lain-lain kaum, masyarakat Cina juga mempunyai adat tentang perkahwinan, kematian,
dan sebagainya. Apa yang menarik berkenaan adat kaum Cina ialah suatu bentuk adat dan petua
untuk kehidupan yang mereka namakan Feng Shui, yang mana pengaruhnya masih menebal dalam
kalangan mereka pada hari ini. Lazimnya adat istiadat Cina dipengaruhi oleh unsur Buddha yang
menjadi pegangan kebanyakan ahli dalam masyarakat Cina. Falsafah lampau juga banyak
mempengaruhi adat istiadat Cina sehingga menyebabkan mereka mempunyai pelbagai acara-acara
dan pantang larang yang berorientasikan adat.
Seperti juga masyarakat majoriti Melayu dan Islam, masyarakat Cina juga mementingkan nasab
keluarga dari sebelah lelaki. Nama pangkal seseorang iaitu nama keluarga didalam masyarakat Cina
ialah nama keluarga disebelah lelaki. Sebagai contoh, nama Prof. Dr. Teo Kok Seong dan Prof. Wang
Gunwu, nama pangkal mereka iaitu Teo dan Wang itu ialah nama warisan keluarga ayah mereka yakni
nama keluarga sebelah lelaki. Ini merupakan salah satu aspek adat yang menjadi amalan masyarakat
Cina. Kaum lelaki Cina juga seperti kebanyakan lelaki bangsa lain, dilantik menjadi ketua keluarrga
dan merupakan waris utama pusaka keluarga.
Kepentingan meneruskan kesinambungan keluarga didalam masyarakat Cina menyebabkan
perkahwinan seorang lelaki didalam keluarga adalah amat penting. Secara tradisi, perkahwinan
tersebut akan mengikuti beberapa upacara yang bermula dengan merisik oleh seorang perantara
hinggalah perkahwinan. Namun, pada zaman yang lebih moden ini, hanya pendaftaran menurut
undang-undang saja yang diperlukan dan akan diadakan majlis keraian yang mewah di restoran.
Kelahiran anak mengikut adat dan pantang larang Cina ialah sangat penting. Justeru kesihatan si ibu
dan kandunganya adalah amat dititik beratkan. Si ibu digalakkan tidur dan makan dengan baik,
membaca buku yang baik dan melihat benda-benda yang cantik. Apabila anak itu dilahirkan, anak itu
dibersihkan dan akan dibedung. Pada hari ke 29 kelahiran, rambut si anak dicukur dan rambutnya
dibungkus dengan kain merah. Rambut itu akan digantung berdekatan bantalnya selama 100 hari dan
kemudian rambut itu dibuang ke sungai. Anak itu diharap akan menjadi berani pada masa hayatnya.
Setelah sebulan kelahiran anak itu, upacara Bulan Penuh akan diadakan dengan meriah. Ulang tahun
kelahiran seseorang kaun Cina tidak akan diperingati, kecuali diperingati oleh anaknya apabila
seseorang itu sudah tua dan ianya akan diadakan secara besar-besaran.
Kematian ibu bapa dalam masyarakat Cina adalah upacara yang amat berharga dan mahal kosnya
yang terpaksa ditanggung oleh anak-anak. Keranda yang baik, tanah kuburan yang baik dan pakaian
kematian yang bagus pastinya memerlukan belanja besar. Bagi masyarakat Cina inilah hadiah terbaik
seorang anak kepada ibu bapanya. Jika si anak tidak mampu, masyarakat sekeliling pasti akan
membantu. Anak lelaki yang tua memainkan peranan utama memastikan upacara mandi, memberi
makan, kafan dan bertanggungjawab memasukkan mayat ke dalam keranda seperti yang
dinasihatkan oleh seorang tukang tilik. Keranda tersebut akan dijaga hingga beberapa hari tertentu
untuk lawatan dan sembahyang seterusnya akan dikebumikan pada satu hari yang ganjil.
Didalam masyarakat Cina, upacara pengkebumian adalah acara yang amat meriah dengan dipenuhi
dengan peraturan dan adat tertentu. Selepas pengkebumian mayat, akan diadakan pelbagai upacara
lain terutama adat pembakaran colok dan alatan yang diperbuat daripada kertas sebagai bekalan
hidup si mati di alam akhirat. Upacara ini biasanya akan diketuai oleh seorang Sami yang
diamanahkan oleh keluarga si mati. Oleh kerana adat kematian ini dianggap terlalu penting dalam
masyarakat Cina, banyak kepercayaan dan pantang larang mesti diperhatikan dan dipatuhi apabila
berlaku sesuatu kematian.
Sepanjang tahun dalam kehidupan masyarakat Cina, banyak sekali perayaan yang diikuti dan diraikan
oleh orang Cina. Setiap bulan, pasti ada kegiatan dan upacara tertentu serta dewanya yang berlainan
untuk dipuja. Adat resam masyarakat Cina amat banyak dan ianya akan diamalkan mengikut
perubahan musim pertanian dan negeri China.
Antara upacara-upacara yang diraikan masyarakat Cina selain dari Tahun Baru Cina dan Chap Goh
Meh ialah adat Ulang Tahun Kematian, adat Puja Kampung, adat Mencuci Kubur, Sembahyang Hajat
dan Menjamu Keramat. Adat-adat ini tampak seumpama perbuatan-perbuatan yang menjadi amalan
masyarakat Melayu. Namun ianya pastilah berbeza dan dijalankan dengan cara dan matlamat yang
berbeza bagi mewujudkan identiti masyarakat Cina yang tersendiri.
Seperti juga kaum Cina, kaum India juga bukanlah penduduk asal Malaysia. Kemasukan masyarakat
India ke Tanah Melayu sudah berlaku sejak sekian lama. Samada kemasukan itu suatu bentuk
penghijrahan atau sekadar merantau untuk mencari rezeki, hakikatnya kemasukan ini sudah berlaku
sejak sekian lama. Apabila Melaka muncul sebagai pusat perdagangan serantau menjelang abad ke
15,masyarakat India yang terdiri daripada golongan pedagang, sami Buddha dan Hindu, tukang dan
sebagainya tidak terlepas pandang untuk memasuki Tanah Melayu dengan pelbagai kepentingan.
Kemasukan mereka ini juga sudah pasti membawa bentuk adat istiadat mereka yang tersendiri.
Masyarakat India biasanya mengikuti adat resam yang berteraskan agama Hindu meskipun ramai
orang India pada hari ini beragama lain. Seperti kaum-kaum lain di Malaysia, mereka juga mempunyai
budaya berkunjung ke rumah rakan dan sanak saudara serta turut bersedia menerima kunjungan dari
jiran tetangga. Didalam masyarakat India, jika kita ingin berkunjung kerumah tetamu, amatlah
digalakkan membawa buah tangan sebagai tanda terima kasih kepada tuan rumah. Mereka juga
biasanya melangkah kedalam rumah dengan kaki kanan dahulu.
Kaum India juga mengamalkan adat bertegur sapa sesama sendiri. Mereka menyapa dengan sebutan
vanakam dan sentiasa bertanyakan tentang kesihatan, kerja, perniagaan atau sebagainya antara
rakan dan sanak saudara mereka. Apabila tetamu bertandang ke rumah mereka, tetamu sentiasa
dijamu dengan minuman atau makanan dan tetamu mesti sudi menerima hidangan dengan baik
sebagai tanda hormat kepada tuan rumah. Didalam masyarakat India juga, jika menerima sesuatu,
dimestikan menggunakan tangan kanan sebagai tanda kebaikan dan kesyukuran.
Keluarga amat penting dalam masyarakat India. Meskipun bapa memainkan peranan utama tetapi ibu
adalah institusi yang paling dihormati dan dianggap mulia, Ibu adalah umpama Tuhan dan anak
perempuan juga dipanggil amma seperti seorang ibu didalam tradisi India. Oleh itu, penjagaan anak
perempuan amat dititik beratkan terutama ketika mereka masih dara.
Seorang suami pula didalam masyarakat India adalah Tuhan bagi isterinya dan mesti sentiasa
dihormati. Oleh kerana itu, proses perkahwinan India mesti ditentukan oleh seorang ketua agama
yang membuat tilikan masa bertuah serta keserasian pasangan yang akan berkahwin. Masa
perkahwinan yang dianggap bertuah amatlah penting bagi menjalankan segala acara dan upacara
untuk mengelakkan berlakunya malapetaka ataupun nasib buruk. Untuk mengelakkan dari keadaan
buruk, maka biasanya perkahwinan dilakukan pada waktu tengah malam atau waktu matahari akan
naik. Upacara perkahwinan dilakukan di rumah pengantin perempuan ataupun di kuil oleh seorang
ketua agama. Pada satu kawasan empat segi di kuil itu, sami akan menyalakan api dan menyembah
Tuhan untuk menyaksikan perkahwinan itu.
Seperti juga adat kaum-kaum lain, kelahiran seorang bayi adalah acara yang penting kepada keluarga
dan masyarakat India. Semua saudara mara akan dimaklumkan apabila lahirnya seorang bayi. Selama
16 hari selepas kelahiran bayi, ahli keluarga tidak boleh melakukan sebarang upacara agama. Pada
hari ke 16 kelahiran, upacara penting diadakan untuk menamakan anak. Ketika ini rumah dan buaian
akan dihias cantik dan jiran-jiran dijemput bersama meraikan upacara tersebut.
Dalam aspek pemberian nama anak, nama seorang anak diperolehi dari almanak Hindu mengikuti
bintang dan hari kelahirannya. Seorang ketua agama akan dirujuk untuk mencari nama bertuah
mengikuti aksara bintangnya. Ketika menamakan itu, bayi dipangku oleh orang tua satu persatu
sambil dinyanyikan doa agama oleh kaum wanita mereka.
Dari aspek perayaan, terdapat banyak perayaan di kalangan masyarakat India. Di sepanjang tahun,
mengikut kalendar Hindu mereka akan mengadakan pelbagai upacara sembahyang berkaitan musim
dan perubahan tahun seperti di negeri India. Masyarakat Hindu akan bersembahyang sebanyak tiga
kali sehari iaitu pada waktu pagi, tengahari dan petang di tempat tertentu di rumah. Mereka juga
pergi ke kuil untuk bersembahyang ataupun mengadakan upacara agama.
Perayaan kaum India diadakan dengan mengikuti peredaran bulan dan setiap bulan ditandakan oleh
bulan mengembang dan bulan menirus. Terdapat 21 jenis perayaan didalam adat masyarakat India.
Perayaan-perayaan itu termasuklah Deepavali, Thaipusam dan Thaiponggal.
Deepavali ialah perayaan cahaya sebagai tanda kejayaan cahaya ke atas gelap atau ilmu ke atas
kejahilan ataupun keadilan mengatasi kezaliman. Inilah perayaan paling utama bagi masyarakat
India. Pada hari ini sembahyang akan diadakan terutama untuk mendoakan roh keluarga yang sudah
meninggal dunia.
Thaipusam pula adalah perayaan bulan Thai untuk membersihkan diri dengan menggunakan susu,
madu dan bunga di kuil dan membuat persembahan kepada Dewa Subramaniam. Pada masa
perayaan ini diadakan, kavadi yang berisi buah-buahan, susu dan akan dibawa pelbagai
persembahan.
Thaiponggal pula merupakan perayaan menuai dan masak padi baru serta memuja semangat padi.
Ia adalah masa yang amat baik untuk mangadakan perkahwinan dan upacara lain. Rumah akan
dibersihkan dan dihiasi, ponggal pula akan dimasak di dalam periuk baru untuk dipersembahkan
kepada Dewa Matahari dan juga disedekahkan kepada jiran tetangga.
Melanjutkan perbicaraan terdahulu berkaitan adat atau disebut juga budaya masyarakat-masyarakat
utama Malaysia, apa yang cuba digambarkan bukanlah bagaimana bentuk adat-adat tradisi
masyarakat di Malaysia semata-mata, tetapi kita berusaha untuk melihat bagaimana setiap kaum itu
mempunyai adat dan kepercayaanya yang membentuk identiti dan keperibadian mereka yang
tersendiri. Secara tidak langsung juga didalam bahagian itu kita telah membicarakan kepentingan
adat kepada kaum-kaum tersebut. Walaupun tidak dinyatakan dengan jelas, namun jika diteliti, kita
pasti akan memahami akan kepentingan adat-adat itu sekurang-kurangnya sebagai perlambangan
identiti dan peribadi masyarakat mereka.
Bercakap berkenaan identiti dan keperibadian masyarakat. Kita sedia memaklumi bahawa di Malaysia,
kita tidak hanya mempunyai satu bangsa sahaja. Malaysia merupakan sebuah negara yang bangsa-
bangsa didalamnya adalah bercampur ataupun dalam istilah yang lebih mudah, masyarakat yang
majmuk. Justeru apa yang ingin dijadikan topik disini ialah bagaimana kepelbagaian adat didalam
masyarakat Malaysia yang membentuk identiti masing-masing ini mampu disatukan dan dijadikan
sebagai cerminan peribadi dan identiti kepelbagaian itu secara menyeluruh dan bersifat nasional.
Maknanya kita perlu membicarakan tentang bagaimana kepelbagaian adat di Malaysia itu dapat
disatukan dan dijadikan sebagai adat yang satu bagi menjadi lambang identiti dan peribadi nasional.
Perlu dibincangkan juga ialah apakah aspek teras yang menjadi garis panduan budaya nasional ini.
Dalam mengungkap permasalahan ini, kita sebenarnya hanya perlu mencari aspek adat yang menjadi
teras kepada pembentukan adat nasional yang menjadi perlambangan identiti dan keperibadian
seluruh rakyat Malaysia dan apakah kepentingan aspek adat itu serta kepentingan identiti dan
keperibadian kebangsaan itu sendiri.
Aspek adat yang menjadi teras kepada pembentukan identiti nasional lebih mudah kita fahami melalui
pembentukan Dasar Kebudayaan Kebangsaan yang digubal pada 1971. Dasar ini diputuskan melalui
Kongres Kebudayaan Kebangsaan yang dirasmikan oleh Perdana Menteri Kedua, Tun Abdul Razak dan
ianya dihadiri oleh wakil-wakil dari setiap kaum di Malaysia.
Melalui pembentukan ini, secara rasmi telah digariskan beberapa perkara yang menjadi teras kepada
pembentukan identiti dan keperibadian seluruh rakyat Malaysia. Justeru melalui kewujudan Dasar
Kebudayaan Kebangsaan yang memang digagaskan bagi maksud itu, kita akan dapat mengungkap
aspek adat yang menjadi teras kepada pembentukan identiti nasional yang menjadi fokus tulisan ini.
Antara aspek teras dalam pembentukan identiti dan peribadi nasional ialah identiti dan kepribadian
Malaysia haruslah berteraskan adat asal rantau ini. Definisi geografi berkaitan rantau ini ialah
kawasan yang merangkumi Malaysia, Indonesia, Filipina, Singapura, Brunei, Thailand, Kampuchea
serta Kepulauan Selatan Pasifik iaitu Polynesia, Melanesia, Oceania sehingga ke Madagascar. Rantau
ini adalah merupakan bahagian utama dari kawasan tamadun atau budaya Melayu. Rantau ini
merupakan pusat pemancaran, pengembangan warisan adat masyarakat Melayu sejak zaman
berzaman dan ditandai pula oleh kegemilangan dan keagungan tamadun Melayu yang berpusat di
Melaka yang menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa perhubungan antarabangsa yang juga
dipanggil sebagai linguafranca.
Adat serantau ini juga digambarkan melalui persamaan-persamaan di bidang bahasa yang berasaskan
keluarga bahasa Melayu iaitu Austronesia, kedudukan geografi, pengalaman sejarah, kekayaan alam,
kesenian dan nilai-nilai keperibadiannya. Justeru dalam aspek Malaysia, secara mudahnya, aspek adat
yang menjadi teras kepada pembentukan identiti nasional ialah adat masyarakat Melayu.
Hal ini tidak dapat dipertikaikan oleh masyarakat lain kerana adat atau budaya Melayu pada hari ini
merupakan cara hidup, lambang identiti dan asas ukuran keperibadian kepada lebih 200 juta umat
manusia yang menuturkan satu rumpun bahasa yang sama. Maka apabila dipersetujui adat
masyarakat asal serantau dijadikan identiti Malaysia, pastilah di Malaysia, adat Melayu yang paling
layak diletakkan didalam kategori itu. Prof. Emeritus Tan Sri Dr. Khoo Kay Kim sendiri, walaupun
berbangsa Cina, turut mengakui bahawa masyarakat Melayu ialah nuklius ataupun teras dalam
masyarakat Malaysia. Justeru adat Melayu dijadikan teras identiti semua kaum di Malaysia adalah
sangat berpatutan ataupun dalam istilah arab dipanggil adil.
Aspek teras pembentukan identiti yang kedua ialah menggunakan unsur-unsur adat dan kebudayaan
luar yang sesuai dan wajar untuk diterima sebagai identiti Malaysia. Aspek ini bertepatan dengan
situasi penduduk berbilang kaum yang mewarisi pelbagai adat dan budaya. Dengan itu unsur-unsur
adat Cina, India, Kadazandusun, Arab, Barat dan lain-lain unsur adat yang sesuai, boleh diberi
pertimbangan untuk diterima dan dijadikan sebagai identiti kebangsaan.
Kesesuaian penerimaan dalam penyerapan ini adalah bergantung kepada kerelevenannya yang pasti
tidak boleh bercanggah dengan Perlembagaan, prinsip-prinsip Rukun Negara, kepentingan nasional,
asas-asas moral serta kerohanian sejagat pada amnya dan pada Islam sebagai agama rasmi negara
khasnya.
Dalam penerimaan teras kedua ini, kita melihat berlaku tolak ansur sesama kaum di Malaysia dalam
soal pembentukkan keperibadian dan identiti kebangsaan. Bukan sahaja identiti Melayu diangkat
sebagai identiti kebangsaan, tetapi juga identiti kaum-kaum lain di Malaysia. Ia juga diterima kerana
terdapat unsur-unsur adat yang sama dan seiring dengan adat teras iaitu adat dan kebudayaan
Melayu.
Namun, hal ini juga tidak boleh dijadikan isu samada identiti kebangsaan itu orientasinya adalah
daripada warisan adat kaum yang mana. Ini kerana pembentukkan identiti dan keperibadian
kebangsaan itu bukanlah bertujuan untuk mempromosikan adat masing-masing untuk digunakan oleh
semua rakyat Malaysia, sebaliknya ia jelas berperanan untuk menyeragamkan identiti masyarakat
yang pelbagai untuk dijadikan identiti Malaysia yang satu. Namun identiti bangsa juga masih boleh
dikekalkan dan dipelihara kelangsunganya.
Aspek ketiga yang menjadi teras kepada pembentukkan keperibadian dan identiti kebangsaan ialah
agama Islam. Agama atau kepercayaan kepada Tuhan merupakan unsur penting didalam proses
pembangunan dan perpaduan negara. Agama juga perlu bagi merealisasikan pembentukan rakyat
yang berakhlak dan berperibadi mulia.
Agama Islam memberi panduan kepada manusia dalam mengimbang dan memadukan usaha bagi
mengisi kehendak-kehendak emosi dan fizikal. Kerana itu ia patut dijadikan unsur yang penting dalam
pembentukan identiti kebangsaan. Ini juga memandangkan kedudukan Islam sebagai agama rasmi
negara. Di samping itu, telah wujudnya fakta sejarah dan nilai-nilai Islam yang telah sedia didukung
oleh sebahagian besar rakyat rantau ini sejak dahulu lagi.
Bercakap pula tentang kepentingan aspek-aspek adat yang dijadikan teras kepada pembentukan
identiti dan keperibadian kebangsaan, aspek teras yang disenaraikan seperti adat masyarakat rantau
ini, adat luar yang sesuai dan adat yang berpandukan Islam pasti mempunyai kepentingannya yang
tertentu.
Yang pertama, kepentingan adat Melayu dijadikan sebagai teras dalam pembentukan identiti nasional
ialah untuk memastikan kestabilan sosial dan politik di Malaysia terus terpelihara. Harus kita fahami
apabila kita bercakap berkenaan Malaysia, majoriti penduduknya ialah orang Melayu. Kerana orang
Melayu ialah majoriti didalam masyarakat Malaysia, adalah penting untuk menjadikan adat kaum yang
majoriti sebagai ikutan kepada kaum-kaum lain yang lebih kecil populasinya. Ini bagi memastikan
tidak berlaku pertikaian kepada masyarakat lain di Malaysia khususnya kepada masyarakat Melayu
sendiri sebagai entiti yang terbesar dan bertaraf peribumi di Malaysia. Kedudukan masyarakat Melayu
yang dianggap nuklius didalam sistem sosial di Malaysia juga merupakan kepentingan yang perlu
diambil berat sesuai dengan kedudukan istimewanya yang dijamin Perlembagaan.
Kedudukan Raja-Raja, Yang Dipertua Negeri dan Yang Dipertuan Agong juga merupakan aspek yang
penting untuk menjadikan adat Melayu sebagai pemangkin identiti nasional. Raja-Raja dan Yang
Dipertuan Agong merupakan tuan kepada negeri-negeri dan negara Malaysia sendiri. Mereka juga
merupakan orang Melayu. Kedudukan mereka yang menjadi lambang perpaduan negara ini
menyebabkan adat istiadat mereka iaitu adat istiadat Melayu diterima sebagai suatu unsur teras
dalam melaksanakan identiti Malaysia secara bersama. Justeru untuk memastikan Institusi Raja-Raja
Melayu terus dilindungi dan dihormati, maka dalam usaha untuk membentuk identiti dan peribadi
kebangsaan, adat Melayu tidak boleh dikesampingkan.
Kita juga harus melihat kepentingan untuk menerima mana-mana unsur adat dan budaya luar untuk
dijadikan adat dan budaya kebangsaan. Walaupun telah dipersetujui bahawa adat Melayu merupakan
adat teras yang dijadikan ikutan setiap rakyat Malaysia, namun ketetapan itu tidak bermaksud hanya
itu sahaja adat yang akan diterima kearah pembentukan identiti yang seragam dalam masyarakat
Malaysia. Adat dan budaya kaum lain yang sesuai juga dapat dipraktikkan asalkan ianya tidak
bertentangan dengan semangat Perlembagaan dan Rukun Negara. Ini bagi memastikan tiada suara-
suara yang mempertikaikan tindakan kerajaan yang menggariskan unsur-unsur penting kearah
membentuk budaya kebangsaan. Pendek kata, penerimaan unsur-unsur asing ini ialah supaya
keharmonian kaum di Malaysia akan terus berlangsung dengan jayanya.
Unsur-unsur adat dan budaya luar juga penting untuk dijadikan adat dan budaya kebangsaan kerana
bagi menghasilkan budaya kebangsaan yang tidak terlalu stereotaip dengan adat dan budaya Melayu,
adat lain juga perlu disenaraikan. Budaya kebangsaan diwujudkan untuk menunjukkan peribadi dan
identiti masyarakat Malaysia yang pelbagai, bukan hanya untuk melambangkan budaya dan adat
Melayu semata-mata. Dengan adanya unsur-unsur yang diluar daripada adat dan budaya Melayu yang
sesuai, maka akan terhasil suatu modul identiti masyarakat yang pelbagai dan bersifat luwes.
Unsur Islam yang dijadikan teras kebudayaan kebangsaan juga penting bagi menjamin kedudukannya
yang merupakan agama rasmi Malaysia. Islam tidak boleh dan tidak dapat disamakan dengan agama-
agama lain kerana ia merupakan agama yang sebenar. Maka dalam usaha menerapkan identiti
kebangsaan, Islam tidak boleh dikesampingkan. Selain kerana kedudukan Islam sebagai agama rasmi,
ia juga penting kerana Islam merupakan tunjang kepada kehidupan masyarakat Melayu iaitu
masyarakat peribumi dan majoriti di Malaysia. Walaupun identiti dan peribadi kebangsaan adalah
berteraskan Islam, namun agama-agama lain bebas untuk dilaksanakan dengan syarat amalan
agama-agama lain tidak akan menggugat kedudukan agama Islam sebagai agama utama di Malaysia.
Masyarakat Malaysia sudah mempunyai adat yang tersendiri, tetapi kenapa kerajaan masih
berkehendak supaya diwujudkan suatu adat dan budaya baru bagi mencerminkan identiti dan
keperibadian Malaysia yang seragam? Adakah dengan budaya dan adat kaum-kaum yang sedia ada di
Malaysia tidak cukup untuk mencerminkan identiti negara?
Bagi mewujudkan identiti yang seragam seiring dengan kesanggupan pelbagai kaum untuk hidup
bersama di Malaysia, tidak dapat tidak, penyeragaman identiti dan keperibadian kebangsaan ini perlu
dilakukan. Antara kepentingan masyarakat Malaysia disatukan melalui adat dan budaya kebangsaan
ialah untuk melahirkan satu cara hidup masyarakat Malaysia yang mempunyai pelbagai bangsa,
agama, budaya dan bahasa pertuturan tetapi dapat hidup berdampingan, berganding bahu,
bertimbang rasa dan penuh dengan sikap toleran. Penyeragaman identiti dan keperibadian berbagai-
bagai etnik adalah perlu untuk rakyat Malaysia hidup bersatu padu dan aman daripada persengketaan
serta kucar-kacir. Dalam erti kata yang lain, identiti dan keperibadian yang seragam ini akan
membolehkan perpaduan nasional berlangsung dengan lebih utuh lagi.
Identiti dan kepribadian kebangsaan juga berkepentingan untuk menghindarkan masyarakat dari
me1akukan perkara-perkara yang menyalahi norma-norma dan garis panduan dalam kehidupan
bermasyarakat. Budaya kebangsaan ini penting ke arah melahirkan satu negara bangsa Malaysia yang
maju, progresif, saintifik dan bersatu padu tanpa ada unsur-unsur negatif dalam kehidupan seharian
sesama sendiri. Tiga etnik terbesar iaitu Melayu, Cina dan India yang mengamalkan kebudayaan, adat
resarn, agarna dan bahasa masing-masing diharap akan dapat bersatu melalui usaha bersama yang
murni ini.
Kebudayaan dan adat ahli masyarakat Malaysia walaupun berbeza, namun mempunyai asas yang
sama iaitu membentuk keperibadian dan jati diri individu ke arah yang lebih baik. Melalui usaha
membentuk identiti dan keperibadian kebangsaan, ia membolehkan masyarakat negara kita
berinteraksi dengan lebih baik di antara satu sama dalam melaksanakan matlamat yang sama iaitu
untuk membentuk masyarakat Malaysia yang bepegang teguh dengan ajaran agama masing-masing
dan mementingkan nilai-nilai murni yang diajar didalarn agama mereka. Interaksi antara kaum ini
penting untuk menghindari masyarakat daripada melakukan aktiviti-aktiviti yang tidak sihat dan
menyalahi norma-norma kehidupan. Interaksi antara kaum yang baik juga adalah merupakan satu
jalan kearah perpaduan nasional dan mencetuskan masyarakat yang harmonis dan bersatu padu.
Budaya yang seragam bagi rakyat Malaysia juga penting bagi memastikan perancangan dan tindakan
kerajaan untuk menerap serta menanam nilai-nilai murni ke dalam akal fikiran, hati budi serta
perilaku masyarakat Malaysia di pelbagai lapisan masyarakat dapat direalisasikan. Amalan budi
bahasa dan nilai-nilai murni yang merupakan perkara penting dalam Dasar Kebudayaan Kebangsaan
seharusnya ditegaskan sebagai sebahagian dari proses pembangunan identiti untuk mencapai tahap
keutuhan peribadi dan perilaku yang mulia dan berbudi bahasa. Maka identiti dan keperibadian
kebangsaan ini diharap akan meneguhkan kembali kekuatan peribadi dan jati diri masyarakat.
Segala tindakan idealisme kebangsaan ini juga adalah suatu usaha untuk membina bangsa Malaysia
melalui semangat Rukunegara. Perisytiharan Rukunegara dengan jelas meletakkan negara di atas
cita-cita perpaduan, kehidupan demokratik, keadilan, tradisi budaya serta masyarakat progresif. Oleh
itu, budaya dan identiti seragam ini penting untuk memastikan cita-cita tersebut dapat direalisasikan
dengan jayanya.
Berbagai usaha telah dijalankan bagi mencapai matlamat untuk mewujudkan identiti dan keperibadian
kebangsaan. Secara umumnya pencapaian matlamat dan objektif hasrat ini telah menunjukkan
kejayaan yang boleh dibanggakan. Perlu diingat bahawa didalam pembentukan dan pewujudan satu
kebudayaan kebangsaan, proses penyerapan dan penerimaannya akan mengambil masa yang lama
dan mungkin melangkaui satu generasi ke satu generasi yang lain.Aa
Penggubalan dan pelaksanaan dasar ini, meskipun masih lagi baru usianya namun pembentukan
identiti nasional dan perpaduan kaum dan nilai murni Islam telah pun dilaksanakan. Adalah didapati
bahawa pencapaian ke arah ini telahpun jelas kelihatan semenjak ia mula diterapkan. Identiti
kewarganegaraan dan adat Malaysia pada hari ini boleh didapati didalam perayaan-perayaan
antarabangsa dan juga di dalam kegiatan seni sukan dan perayaan pelbagai kaum di Malaysia sama
ada secara rasmi atau tidak rasmi.
Secara ringkas bolehlah dikatakan aspek adat yang menjadi teras identiti dan keperibadian negara
Malaysia telah dapat diterima dan diikuti secara beransur-ansur oleh setiap golongan rakyat Malaysia.
Namun demikian pelaksanaannya pasti rumit dan tidak akan dapat dicapai dalam masa yang singkat.
Kesedaran dan kefahaman yang luas akan dapat membantu mencapai hasrat dan cita-cita
pelaksanaan ini kerana dengan keinsafan itu sahaja adat yang membentuk identiti dan keperibadian
kebangsaan akan dapat dibezakan dengan adat yang bersifat kesukuan atau perkauman. Identiti dan
keperibadian yang dipupuk itu akan mencirikan sifat-sifat persamaan yang melampaui batas-batas
suku kaum dan akan memperlihatkan keperibadian kebangsaan Malaysia itu sendiri sebagai sebuah
negara yang merdeka dan bermaruah.
BIBLIOGRAFI
___________________, 2004, Buku panduan Budi Bahasa Budaya Kita,K. Lumpur.KEKKWA.
A.Aziz Deraman, 2001, Masyarakat Dan Kebudayaan Malaysia(Edisi Baharu),K.Lumpur,DBP.
Anwar Din(Penyunting), 2008, .Asas Kebudayaan Dan Kesenian Melayu,Bangi,Penerbit UKM.
Gullick. J , 1981, Malaysia:Economic Expansion and National Unity, ,London,Westview Press.
Hanapi Dollah,1986, Asimilasi Budaya:Kajian Kes Komuniti Cina Di Kelantan,Bangi,
Penerbit UKM.
M.Rajantheran & S.Manimaran,1994, Perayaan Dan Keraian Orang India,K.Lumpur,
Fajar Bakti.
Mohd. Taib Osman, 1983, Bunga Rampai Kebudayaan Melayu,K.Lumpur,DBP.
Puti Reno Raudha Thaib,1989, Peran Adat Dalam Pengembangan Kepariwisataan,Jakarta,Pustaka
Aksara.
Wan Abd. Kadir Yusoff & Zainal Abidi Borhan, 1985, Idealogi dan Kebudayaan Kebangsaan, K.Lumpur,
Jab. Pengajian Melayu,UMalaya.
Wan Ramli Wan Muhd & Hanapi Dollah, 1999, Pantang Larang Orang Melayu Tradisional,
K.Lumpur.Utusan Publications.

You might also like