You are on page 1of 155

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

MATERI PELATIHAN GURU


IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
TAHUN 2014


SD KELAS V








KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2014



ii

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013




















Diterbitkan oleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2014


Copyright 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

iii

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 akan diterapkan di
semua sekolah pada tahun 2014. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum
sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian
beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang
dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan
tantangan internal dan eksternal pada bidang pendidikan pendidikan. Oleh karena itu, implementasi
Kurikulum 2013 merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia masa depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata
pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses
pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial
dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Mudah-mudahan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik. Akhirnya, kepada
semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam mempersiapkan Kurikulum 2013, saya
mengucapkan banyak terima kasih. Semoga bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Muhammad Nuh



iv

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Materi Pelatihan Implementasi
Kurikulum 2013. Materi pelatihan ini merupakan bahan ajar wajib dalam rangka pelatihan calon
Narasumber Nasional, instruktur Nasional, dan Guru Sasaran untuk memahami Kurikulum 2013 dan
kemudian dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan
terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran
2014/2015, Kurikulum 2013 dilaksanakan bertahap menyeluruh untuk Kelas I, II, IV dan V, Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Kelas VII, VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X, XI Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan
Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya
sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas. Modul ini diharapkan dapat membantu semua pihak
menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di
jajaran BPSDMPK dan PMP, widyaiswara, dosen perguruan tinggi, konsultan, pengawas, kepala
sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.

Jakarta, Maret 2014
Kepala Badan PSDMPK-PMP


Syawal Gultom
NIP 196202031987031002






v

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
DAFTAR ISI


SAMBUTAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
Materi Pelatihan 1 : Konsep Kurikulum 2013
1.1 Rasional Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 2
1.2 SKL, KI, KD dan Strategi Implementasi Kurikulum 2013 11
1.3 Konsep Pembelajaran Tematik Terpadu, Pendekatan Saintifik, Model-model
Pembelajaran, dan Penilaian Autentik pada Kurikulum 2013
15
A. Pembelajaran Tematik Terpadu 15
B. Pendekatan Saintifik 18
C. Model-model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based
Learning, Discovery Learning)
21
D. Penilaian Autentik 33
Materi Pelatihan 2 : Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa
2.1 Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa 40
A. Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa dan Buku Guru 41
B. Struktur dan Hubungan Fungsional Buku Siswa dan Buku Guru 44
C. Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa 46
D. Proses Analisis Buku Guru dan Buku Siswa 48
Materi Pelatihan 3: Perancangan Pembelajaran dan Penilaian
3.1 Penerapan Pendekatan Saintifik dan Model-model Pembelajaran dalam
Pembelajaran Tematik Terpadu
66
3.2 Perancangan Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu 79
3.3 Pelaporan Hasil Penilaian Pembelajaran 96
Materi Pelatihan 4 : Praktik Pembelajaran Terbimbing
4.1 Analisis Video Pembelajaran 116
4.2 Penyusunan RPP 120
4.3 Peer Teaching 147



1

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013




MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1.1 RASIONAL PENGEMBANGAN DAN ELEMEN PERUBAHAN
KURIKULUM
1.2 SKL, KI, KD,DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013
1.3 KONSEP PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU,
PENDEKATAN SAINTIFIK, MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN AUTENTIK PADA
KURIKULUM 2013

2

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

1.1 RASIONAL PENGEMBANGAN DAN ELEMEN PERUBAHAN
KURIKULUM 2013

A. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis
pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
(1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik
tantangan internal maupun tantangan eksternal.
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Isi, Standar
Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar
Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian
Pendidikan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM
usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi
modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi
dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan
masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih
dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki
kesiapan untuk bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa
terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi, Observation
based [discovery] learning dan Collaborative learning.
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan
kecurangan dalam ujian.
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila
terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini.
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
HO-1.1

3

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar Kompetensi Lulusan
berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah
kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar
kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan
menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan
mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan
silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang
sangat memberatkan guru.
5. Pendalaman dan Perluasan Materi
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD juga
menunjukkan hasil bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV hanya mampu
mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi
dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
- low mengukur kemampuan sampai level knowing
- intermediate mengukur kemampuan sampai level applying
- high mengukur kemampuan sampai level reasoning
- advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang
lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak
esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan
internasional.
C. Karakteristik Kurikulum 2013
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini.
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas
dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta

4

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang
harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang
diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah
sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan
kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan
satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk
tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan
kelas tersebut.

D. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran
ekstrakurikuler.
1. Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata
pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan
SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara langsung
(direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat
developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching),
sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan
yang tidak langsung (indirect teaching).
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling memperkuat
antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar yang terjadi
di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan
kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan
mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis
(menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-
kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lain-lain).

5

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi
yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan berdasarkan
kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta
didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok atau kelas sesuai dengan
hasil analisis jawaban peserta didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya
segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi
pada tingkat memuaskan.
2. Pembelajaran Ekstrakurikuler.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang
sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan
ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler
wajib. Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung
kegiatan intrakurikuler.


E. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran
hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi.
2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan
pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah
mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar
pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti
proses pendidikan selama 12 tahun.
3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis
kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan
berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada
posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.
8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap
peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan
proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok
peserta didik.


6

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
F. Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran,
posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester
atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa.
Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem
belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten
dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester
sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran
per semester.
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester.
Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan
VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD/MI adalah 35 menit. Struktur Kurikulum
SD/MI adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1 Struktur Kurikulum SD/MI
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU BELAJAR
PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36


Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah.
Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari konten
Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III, sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi
Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk
kelas IV, V dan VI.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki
keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik
aktif. Proses pembelajaran peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses
pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati,
menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

= Pembelajaran Tematik Terpadu

7

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
G. Elemen-elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi
(SI), Standar Proses, dan Standar Penilaian.
1. Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah: konstruksi holistik, didukung oleh
semua materi atau mapel, terintegrasi secara vertikal maupun horizontal.
2. Perubahan Kurikulum 2013 pada materi pembelajaran dikembangkan berbasis kompetensi
sehingga memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan, kemudian mengakomodasi konten lokal,
nasional, dan internasional antara lain TIMMS, PISA, PIRLS.
3. Perubahan Kurikulum 2013 pada proses pembelajaran mencakup: a) berorientasi pada
karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson):
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b)
menggunakan pendekatan saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. Untuk SD: tematik
terpadu; untuk SMP: tematik terpadu untuk IPA dan IPS, serta mapel; untuk SMA: tematik dan
Mapel; c) mengutamakan Discovery Learning dan Project Based Learning.
4. Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup penilaian berbasis tes dan nontes
(portofolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor
memuat penilaian deskripsi kualitatif tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Selanjutnya dalam Kurikulum 2013 terdapat elemen utama perbaikan kurikulum 2013 seperti
terlihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 1.1 Elemen Utama Perbaikan Kurikulum 2013

Selanjutnya Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan
keterampilan untuk membangun soft skills dan hard skills seperti terlihat pada gambar berikut ini.

8

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Gambar 1.2 Elemen Perubahan
Berdasarkan gambar 2 di atas, elemen perubahan jenjang SD, SMP, SMA, SMK dalam kompetensi
lulusan adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen perubahan kedudukan mata pelajaran
(isi) adalah kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata
pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Elemen pendekatan (isi) kompetensi yang dikembangkan
di SD adalah tematik terpadu dalam semua mata pelajaran dengan pendekatan saintifik, di SMP
tematik terpadu pada IPA dan IPS, dan mapel, di SMA mapel, di SMK vokasional.
Adanya keseimbangan soft skills dan hard skills tersebut dapat terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.3 Keseimbangan antara Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
untuk Membangun Soft Skills dan Hard Skills

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adanya
keseimbangan antara sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk membangun soft skills dan hard
skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang diungkapkan Marzano
(1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan
dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah

9

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding terbalik dengan membangun soft
skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge lebih dominan diajarkan dibandingkan
ranah skills dan attitude.

Gambar 1.4 Rumusan Proses dalam Kurikulum 2013

Berdasarkan gambar 4, terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian
kompetensi. Dalam kurikulum 2013 untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan PT memadukan lintasan
taksonomi sikap (attitude) dari Krathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan Pengetahuan
(knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan di mana
saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif. Terdapat beberapa
perkembangan pemahaman tentang kreativitas. Pemahaman lama terhadap istilah kreatif hanya
berlaku untuk dunia seni, kini berkembang untuk bidang yang lain termasuk pendidikan. Menurut
Dyers, 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal
dari genetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa kreativitas terbentuk bukan hanya karena bakat
namun dapat dipelajari.
Terdapat beberapa hukum dalam kreativitas, yakni (1) kreativitas itu menular (Einstein Law), (2)
kretivitas itu benda gas (Nathan Law), (3) kreativitas hanya dibatasi oleh ambisi dan imajinasi, (4)
berlaku hukum universal pengetahuan (Wiener). Pada kreativitas juga tidak berlaku hukum
kekekalan massa, tidak berlaku hukum kekekalan energi, tidak berlaku hukum beda potensial.
Hukum tersebut menjelaskan bahwa kreativitas merupakan sesuatu aktivitas yang bisa dipelajari
bersama. Kegiatan yang dilakukan secara kolaboratif akan menularkan kreativitas dalam
kelompoknya. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga perlu menyediakan ruang pada anak
untuk mengembangkan kreativitasnya seluas mungkin karena kreativitas memiliki hukum layaknya
gas yang menempati ruangnya. Untuk itu aktivitas pembelajaran hendaknya dirancang agar peserta
didik bisa bebas mengeksplorasi ide-ide dan kemampuannya dalam mengerjakan tugas. Tampunglah
semua ide-ide tersebut, kemudian diskusikan bersama untuk menetapkan ide mana yang bisa
diwujudkan. Dengan demikian peserta didik akan terbiasa untuk menggali potensi dan kreativitasnya
dalam proses belajar.



10

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Gambar 1.5 Ruang Lingkup Keterpaduan dan Prosesnya

Berdasarkan gambar 5 menjelaskan ruang lingkup keterpaduan dan prosesnya yang mencakup: a)
keterpaduan dalam mapel (integrasi vertikal) bersifat intradisipliner, b) keterpaduan antarmapel
(integrasi horizontal) yang bersifat multidisipliner dan interdisipliner, dan c) keterpaduan luar mapel
(transdisipliner) yang bersifat berbasis konteks melalui observasi.
Langkah penguatan terjadi pada proses pembelajaran dan proses penilaian. Penguatan pada proses
pembelajaran karakteristik penguatannya mencakup: a) menggunakan pendekatan saintifik melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan dengan tetap memperhatikan
karakteristik siswa, b) menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk
semua mata pelajaran, c) menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberitahu (discovery
learning), dan d) menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa
pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Penguatan pada penilaian pembelajaran
karakteristik penguatannya mencakup: a) mengukur tingkat berpikir mulai dari rendah sampai tinggi,
b) menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hafalan),
c) mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa, dan d) menggunakan portofolio
pembelajaran siswa.
Critical point implementasi Kurikulum 2013 dapat dilihat dari: a) perancangan RPP, b) pelaksanaan
pembelajaran sesuai RPP, c) supervisi pendampingan, dan d) budaya mutu sekolah.
a. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, mengalir
secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas belajar, sumber dan media,
output/produk siswa, dan penilaian.
b. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan indeks
kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.
c. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi, pelaksanaan, eksekusi
rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
d. Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah, ketaatan
terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan penghargaan).




11

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

1.2 SKL, KI, KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013


A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi
pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
1. Cakupan Kompetensi Lulusan
Penetapan pendekatan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak
dibentuk, dibangun, dan diberdayakan dalam diri peserta didik sebagai jaminan yang akan mereka capai
setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan pendidikan tertentu. Pendekatan kompetensi lulusan
menekankan pada kemampuan holistik yang harus dimiliki setiap peserta didik. Hal itu akan membawa
implikasi terhadap apa yang seharusnya dipelajari oleh setiap individu peserta didik, bagaimana cara
mengajarkan, dan kapan diajarkannya. Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan berdasarkan
elemen-elemen yang harus dicapai dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.2 Kompetensi Lulusan Berdasarkan Elemen-Elemen yang Harus Dicapai
DOMAIN Elemen SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Proses
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati +
Mengamalkan
Individu
beriman, berakhlak mulia (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun), rasa ingin tahu, estetika, percaya diri, motivasi internal
Sosial toleransi, gotong royong, kerjasama, dan musyawarah
Alam
pola hidup sehat, ramah lingkungan, patriotik, dan cinta
perdamaian
PENGETAHUAN
Proses
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis +
Mengevaluasi
Objek ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Subyek manusia, bangsa, negara, tanah air, dan dunia
KETERAMPILAN
Proses
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji +
Menalar + Mencipta
Abstrak membaca, menulis, menghitung, menggambar, mengarang
Konkret
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat,
mencipta


HO-1.2

12

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini.
Tabel 1.3 Kompetensi Lulusan secara Holistik
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis +
Mengevaluasi
pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret

Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut:
a. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan.
b. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi.
c. Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati; menanya; mencoba dan
mengolah; menalar; mencipta; menyajikan dan mengkomunikasikan

Perumusan kompetensi lulusan antar satuan pendidikan mempertimbangkan gradasi setiap
tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a. perkembangan psikologis anak,
b. lingkup dan kedalaman materi,
c. kesinambungan, dan
d. fungsi satuan pendidikan.

2. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Kompetensi lulusan satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berikut ini.

13

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Tabel 1.4 Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/PAKET A
DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
SIKAP
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah, sekolah,
dan tempat bermain.
PENGETAHUAN
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KETERAMPILAN
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.


B. KOMPETENSI INTI
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui
kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini.
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas V adalah
sebagai berikut.
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan
mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan
kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

C. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan Kompetensi Dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

14

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per mata pelajaran dapat
dilihat dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 67 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
D. STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
1. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan atas prinsip berikut ini.
a. Sekolah adalah satu kesatuan lembaga pendidikan dan kurikulum adalah kurikulum satuan
pendidikan, bukan daftar mata pelajaran.
b. Guru di satu satuan pendidikan adalah satu satuan pendidik (community of educators),
mengembangkan kurikulum secara bersama-sama.
c. Pengembangan kurikulum di jenjang satuan pendidikan langsung dipimpin kepala sekolah.
d. Pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan pendidikan dievaluasi oleh kepala sekolah.

2. Manajemen Implementasi
a. Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
b. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk
melaksanakan kurikulum.
c. Pemerintah bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara
nasional.
d. Pemerintah provinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
e. Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan profesional
kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.

3. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide (deliberation process),
pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi kurikulum.
Evaluasi dalam deliberation process menghasilkan penyempurnaan dalam Kompetensi Inti yang
dijadikan organising element dalam mengikat Kompetensi dasar mata pelajaran.

Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilaksanakan sebagai berikut.
a. Sampai tahun pelajaran 2015-2016: untuk memperbaiki berbagai kesulitan pelaksanaan
kurikulum.
b. Sampai tahun pelajaran 2016 secara menyeluruh untuk menentukan efektivitas, kelayakan,
kekuatan, dan kelemahan implementasi kurikulum.

Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum (implementasi kurikulum) diselenggarakan dengan
tujuan untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah
dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan pendidikan
dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara rutin.


15

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

1.2 PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, PENDEKATAN SAINTIFIK,
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN AUTENTIK


A. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
Pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI) dikembangkan
pertama kali pada awal tahun 1970-an. Belakangan PTP diyakini sebagai salah satu model
pembelajaran yang efektif (highly effective teaching model) karena mampu mewadahi dan
menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di
lingkungan sekolah. PTP pada awalnya dikembangkan untuk anak-anak berbakat dan bertalenta
(gifted and talented), anak-anak yang cerdas, program perluasan belajar, dan peserta didik yang
belajar cepat. PTP ini pun sudah terbukti secara empirik berhasil memacu percepatan dan
meningkatkan kapasitas memori peserta didik (enhance learning and increase long-term memory
capabilities of learners) untuk waktu yang panjang.
Premis utama PTP adalah bahwa peserta didik memerlukan peluang-peluang tambahan (additional
opportunities) untuk menggunakan talentanya, menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara
cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis. Pada sisi lain, PTP relevan untuk mengakomodasi
perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan belajar. PTP diharapkan mampu menginspirasi peserta
didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
PTP memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain. PTP
sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of
thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking
skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangnan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Implemementasi PTP menuntut kemampuan guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran
di kelas. Karena itu, guru harus memahami materi apa yang diajarkan dan bagaimana
mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas. Oleh karena PTP ini bersifat ramah otak, guru
harus mampu mengidentifikasi elemen-elemen lingkungan yang mungkin relevan dan dapat
dioptimasi ketika berinteraksi dengan peserta didik selama proses pembelajaran.
Ada sepuluh elemen yang terkait dengan hal ini dan perlu ditingkatkan oleh guru.
1. Mereduksi tingkat kealpaan atau bernilai tambah berpikir reflektif.
2. Memberkaya sensori pengalaman di bidang sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
3. Menyajikan isi atau substansi pembelajaran yang bermakna.
4. Lingkungan yang memperkaya pembelajaran.
5. Bergerak memacu pembelajaran (Movement to Enhance Learning).
6. Membuka pilihan-pilihan.
7. Optimasi waktu secara tepat.
8. Kolaborasi.
9. Umpan balik segera.
10. Ketuntasan atau aplikasi.

1. Fungsi dan Tujuan
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik
dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat
menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata
(kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.

HO: 1.3

16

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:
a. mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu;
b. mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi muatan pelajaran
dalam tema yang sama;
c. memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
d. mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik;
e. lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti
bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain;
f. lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks
tema yang jelas;
g. guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat
dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau
pengayaan; dan
h. budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat
sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu
a. Berpusat pada anak.
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak.
c. Pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas (menyatu dalam satu pemahaman
dalam kegiatan).
d. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait
antar muatan pelajaran yang satu dengan lainnya).
e. Bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran).
f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak (melalui
penilaian proses dan hasil belajarnya).
3. Kekuatan Tema dalam Proses Pembelajaran
Anak pada usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, mulai menunjukkan
perilaku yang mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek
lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, mulai berpikir secara
operasional, mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda,
membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan
mempergunakan hubungan sebab akibat. Oleh karena itu, pembelajaran yang tepat adalah
dengan mengaitkan konsep materi pelajaran dalam satu kesatuan yang berpusat pada tema
adalah yang paling sesuai.
Kegiatan pembelajaran akan bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa aman, bersifat individual dan kontekstual, anak mengalami langsung yang
dipelajarinya, hal ini akan diperoleh melalui pembelajaran tematik. Pembelajaran yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada peserta didik.
4. Peran Tema dalam Proses Pembelajaran
Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa
muatan pelajaran sekaligus. Adapun muatan pelajaran yang dipadukan adalah muatan pelajaran
PPKn, Bahasa Indonesia, IPS, IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan
Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh
pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran.
Di dalam Struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah disebutkan bahwa untuk
peserta didik kelas I sampai dengan kelas VI penyajian pembelajarannya menggunakan

17

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
pendekatan tematik terpadu. Penyajian pembelajaran untuk kelas V memiliki alokasi waktu
kumulatif 36 JP per minggu. Namun demikian penjadwalan tidak terbagi secara kaku melainkan
diatur secara luwes.
5. Tahapan Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran Tematik Terpadu melalui beberapa tahapan yaitu pertama guru harus mengacu
pada tema sebagai pemersatu berbagai muatan pelajaran untuk satu tahun. Kedua guru
melakukan analisis Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan
membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari Standar Isi. Ketiga
membuat hubungan pemetaan antara kompetensi dasar dan indikator dengan tema. Keempat
membuat jaringan KD, indikator. Kelima menyusun silabus tematik dan keenam membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan menerapkan pendekatan saintifik.
Untuk lebih jelasnya akan dibahas di bawah ini.
a. Memilih/Menetapkan Tema
Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah Dasar kelas
I dan IV serta kelas II dan V pada Kurikulum 2013.

Tabel 1.5 Tema-Tema di Sekolah Dasar
KELAS I KELAS IV
1. Diriku
2. Kegemaranku
3. Kegiatanku
4. Keluargaku
5. Pengalamanku
6. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri
7. Benda, Hewan dan Tanaman di
Sekitar
8. Peristiwa alam
1. Indahnya Kebersamaan
2. Selalu Berhemat Energi
3. Peduli terhadap Makhluk Hidup
4. Berbagai Pekerjaan
5. Pahlawanku
6. Indahnya Negeriku
7. Cita-citaku
8. Tempat Tinggalku
9. Makananku Sehat dan Bergizi
KELAS II KELAS V
1. Hidup Rukun
2. Bermain di Lingkunganku
3. Tugasku Sehari-hari
4. Aku dan Sekolahku
5. Hidup Bersih dan Sehat
6. Air, Bumi, dan Matahari
7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
8. Keselamatan di Rumah dan Perjalanan

1. Benda-benda di Lingkungan Sekitar
2. Peristiwa dalam Kehidupan
3. Kerukunan dalam Bermasyarakat
4. Sehat itu Penting
5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
7. Sejarah Peradaban Indonesia
8. Ekosistem
9. Akrab dengan Lingkungan

b. Melakukan Analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar dan Membuat Indikator
Analisis Kurikulum (SKL, KI dan KD serta membuat indikator) dilakukan dengan cara membaca
semua Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, serta Kompetensi Dasar dari semua
muatan pelajaran. Setelah memiliki sejumlah tema untuk satu tahun, barulah dapat
dilanjutkan dengan menganalisis Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti serta
Kompetensi Dasar (SKL, KI dan KD) yang ada dari berbagai muatan pelajaran (PPKn, Bahasa
Indonesia, Matematika, IPA, IPS, SBdP, dan Penjasorkes). Masing-masing Kompetensi Dasar
setiap muatan pelajaran dibuatkan indikatornya dengan mengikuti kriteria pembuatan
indikator.



18

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
c. Membuat Hubungan Pemetaan antara Kompetensi Dasar dan Indikator dengan Tema
Kompetensi Dasar dari semua muatan pelajaran telah disediakan dalam Kurikulum 2013.
Demikian juga sejumlah tema untuk proses pembelajaran selama satu tahun untuk Kelas I
sampai dengan Kelas VI telah disediakan. Namun demikian guru masih perlu membuat
indikator dan melakukan pemetaan Kompetensi Dasar dan indikator tersebut berdasarkan
tema yang tersedia. Hasil pemetaan dimasukkan ke dalam format pemetaan agar lebih
mudah proses penyajian pembelajaran. Indikator mana saja yang dapat disajikan secara
terpadu diberikan tanda cek ().
d. Membuat Jaringan Kompetensi Dasar
Kegiatan berikutnya adalah membuat Jaringan KD dan indikator dengan cara menurunkan
hasil cek dari pemetaan ke dalam format Jaringan KD dan indikator.
e. Menyusun Silabus Tematik Terpadu
Setelah dibuat Jaringan KD dan Indikator, langkah selanjutnya adalah menyusun silabus
tematik untuk lebih memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap
tema sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran. Silabus tematik memberikan
gambaran secara menyeluruh tema yang telah dipilih akan disajikan berapa minggu dan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian tema tersebut.
Silabus tematik terpadu memuat komponen sebagaimana panduan dari Standar Proses yang
meliputi 1) Kompetensi Dasar mana saja yang sudah terpilih (dari Jaringan KD), 2) Indikator
(dibuat oleh guru, juga diturunkan dari Jaringan) 3) Kegiatan Pembelajaran yang memuat
perencanaan penyajian untuk berapa minggu tema tersebut akan dibelajarkan, 4) Penilaian
proses dan hasil belajar (diwajibkan memuat penilaian dari aspek sikap, keterampilan dan
pegetahuan) selama proses pembelajaran berlangsung 5) Alokasi waktu ditulis secara utuh
kumulatif satu minggu berapa jam pertemuan (misalnya 36 JP x 35 menit) x 4 minggu; 6)
Sumber dan Media.
f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu
Langkah terakhir dari sebuah perencanaan adalah dengan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik Terpadu. Dalam RPP Tematik Terpadu ini diharapkan dapat tergambar
proses penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang
disatukan dalam tema. Di dalam RPP Tematik Terpadu ini peserta didik diajak belajar
memahami konsep kehidupan secara utuh. Penulisan identitas tidak mengemukakan mata
pelajaran, melainkan langsung ditulis tema apa yang akan dibelajarkan. (Untuk lebih jelasnya
akan dibahas pada submateri pelatihan 4.2 Penyusunan RPP)

B. PENDEKATAN SAINTIFIK
1. Esensi Pendekatan Saintifik/ Pendekatan Ilmiah
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini
sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif
(deductive reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik.
Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke
dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan
kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk

19

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti
dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik. Metode ilmiah pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
observasi, eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan
menguji hipotesis.
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/eksperimen;
d. mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 1.6 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang
Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang
diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik)
Mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan
informasi/
eksperimen

- melakukan eksperimen
- membaca sumber lain selain buku teks
- mengamati objek/ kejadian/
- aktivitas
- wawancara dengan narasumber

Mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai
pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/
mengolah informasi
- mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau
pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang dikumpulkan
dari yang bersifat menambah keluasan dan
Mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam
menyimpulkan .

20

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang
Dikembangkan
kedalaman sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.

Mengkomunikasikan

Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya

Mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat
dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa yang
baik dan benar.



21

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
a. Konsep/Definisi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang
untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan
insvestigasi dan memahaminya.
Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab,
secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi mendalam tentang
sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk
menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan
melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik.
Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik berikut ini.
1) Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
2) Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
3) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan.
4) Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan.
5) Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
6) Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
7) Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Proyek sebaiknya sebagai fasilitator, pelatih,
penasehat dan perantara untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan daya imajinasi,
kreasi dan inovasi dari siswa.
Beberapa hambatan dalam implementasi metode Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain
berikut ini.
1) Pembelajaran Berbasis Proyek memerlukan banyak waktu yang harus disediakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang komplek.
2) Banyak orang tua peserta didik yang merasa dirugikan, karena menambah biaya untuk
memasuki sistem baru.
3) Banyak guru merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana guru memegang peran
utama di kelas. Ini merupakan suatu transisi yang sulit, terutama bagi guru yang kurang
atau tidak menguasai teknologi.

22

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan, sehingga kebutuhan listrik bertambah.
Untuk itu disarankan menggunakan team teaching dalam proses pembelajaran, dan akan lebih
menarik lagi jika suasana ruang belajar tidak monoton, beberapa contoh perubahan lay-out
ruang kelas, seperti: traditional class (teori), discussion group (pembuatan konsep dan
pembagian tugas kelompok), lab tables (saat mengerjakan tugas mandiri), circle (presentasi).
Atau buatlah suasana belajar bebas dan menyenangkan.

b. Fakta Empirik Keberhasilan
Kelebihan dan kekurangan pada penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan berikut
ini.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar dan mendorong kemampuan mereka
untuk melakukan pekerjaan penting.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang
kompleks.
4) Meningkatkan kolaborasi.
5) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
berkomunikasi.
6) Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
7) Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
8) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang
untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik
menikmati proses pembelajaran.

Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
1) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3) Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional di mana guru memegang peran
utama di kelas.
4) Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan
mengalami kesulitan.
6) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7) Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta
didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus
dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi
waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalisir dan menyediakan peralatan yang
sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau
sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya, menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Proyek ini juga menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan seperti
kolaborasi dan refleksi. Menurut studi penelitian, Pembelajaran Berbasis Proyek membantu siswa

23

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, sering menyebabkan absensi berkurang dan lebih
sedikit masalah disiplin di kelas. Siswa juga menjadi lebih percaya diri berbicara dengan kelompok
orang, termasuk orang dewasa.
Pelajaran berbasis proyek juga meningkatkan antusiasme untuk belajar. Ketika anak-anak
bersemangat dan antusias tentang apa yang mereka pelajari, mereka sering mendapatkan lebih
banyak terlibat dalam subjek dan kemudian memperluas minat mereka untuk mata pelajaran
lainnya.

c. Langkah-langkah Operasional
Langkah langkah pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan dengan diagram
sebagai berikut.



Diagram 1.1 Langkah langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.
1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek.
3) Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk
menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa
peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika
mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta
peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
1
PENENTUAN
PERTANYAAN
MENDASAR
2
MENDESAIN PERECANAAN
PROYEK
3
MENYUSUN JADWAL
4
MEMONITOR PESERTA
DIDIK DAN KEMAJUAN
PROYEK
5
MENILAI HASIL
6
MENGEVALUASI
PENGALAMAN

24

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
4) Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress
of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta
didik pada setiap roses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5) Menilai Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan
balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6) Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan
peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.

d. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek
Penilaian pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara
menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.

1) Penilaian Proyek
a) Pengertian
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
(1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan.
(2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
(3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.

25

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
b) Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.
Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan
penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala
penilaian.
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir
proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan
penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.

2) Penilaian Produk
a) Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk
teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar),
barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian
yaitu:
(1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
(2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
(3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta
didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

b) Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
(1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan
pada tahap appraisal.
(2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.


2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a. Konsep/Definisi
1) Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang
menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world).
2) Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang
peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompok untuk mencari
solusi dari permasalahan dunia nyata.
Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa
masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan
dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.
Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL).
1) Permasalahan sebagai kajian.

26

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
3) Permasalahan sebagai contoh.
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses.
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.
Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan
berikut ini.
Tabel 1.7 Peran Guru, Peserta Didik dan Masalah dalam PBL
Guru sebagai Pelatih
Peserta Didik sebagai
Problem Solver
Masalah sebagai Awal
Tantangan dan
Motivasi
o Asking about thinking (bertanya
tentang pemikiran).
o Memonitor pembelajaran.
o Probbing ( menantang peserta
didik untuk berpikir ).
o Menjaga agar peserta didik
terlibat.
o Mengatur dinamika kelompok.
o Menjaga berlangsungnya proses.
o Peserta yang aktif.
o Terlibat langsung
dalam pembelajaran.
o Membangun
pembelajaran.
o Menarik untuk
dipecahkan.
o Menyediakan
kebutuhan yang ada
hubungannya
dengan pelajaran
yang dipelajari.

Pendekatan PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut ini.
1) Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional karena memerlukan suatu strategi
sasaran di mana proyek sebagai pusat.
2) Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan
kelompoknya.
3) Realisme: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang
sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan sikap profesional.
4) Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik
untuk menemukan jawaban yang relevan sehingga dengan demikian telah terjadi proses
pembelajaran yang mandiri.
5) Umpan Balik: diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan
balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.
6) Keterampilan Umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan
pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar
seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
7) Driving Questions: PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu peserta
didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan
yang sesuai.
8) Constructive Investigations: sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan
para peserta didik.
9) Autonomy: proyek menjadikan aktivitas peserta didik sangat penting.

b. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
1) Melalui PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu
masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas
ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.
2) Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.

27

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam
bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok.

c. Tahap-tahap Model PBL
Tabel 1.8 Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1
Mengorientasikan siswa pada
masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yg dibutuhkan.
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam
pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2
Mengorganisasikan siswa untuk
mendefinisikan masalah
Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3
Membimbing penyelidikan
mandiri dan kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
artefak (hasil karya) dan
memamerkannya
Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
model dan berbagi tugas dengan teman.
Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari /meminta kelompok presentasi
hasil kerja.


Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan. Dalam penggunaan PBL, tahapan ini sangat penting di mana guru harus menjelaskan
dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana guru akan
mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu
sebagai berikut.
1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih
kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa
yang mandiri.
2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak benar, sebuah
masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali
bertentangan.
3) Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari
informasi.
4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara
terbuka dan penuh kebebasan.
Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Mendefinisikan Masalah
Di samping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, pembelajaran PBL juga
mendorong siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama
dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
membentuk kelompok-kelompok siswa di mana masing-masing kelompok akan memilih dan
memecahkan masalah yang berbeda.

28

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

Fase 3: Membimbing Penyelidikan Mandiri dan Kelompok
Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik
penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni
pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan.
Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru
harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun
aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar
peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka
sendiri.
Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan Memamerkannya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya) dan pameran. Artefak lebih dari
sekedar laporan tertulis, namun bisa suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan
pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan
pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artefak sangat
dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan
guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan
siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan lainnya yang dapat menjadi penilai atau memberikan
umpan balik.
Fase 5: Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri
dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta
siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.

d. Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah
Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat
dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta
didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka
pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi
diri (self-assessment) dan peer-assessment.
1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri terhadap usaha-
usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh
peserta didik itu sendiri dalam belajar.
2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap
upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman
dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini.
1) Penilaian kinerja peserta didik.
Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk unjuk kerja atau mendemonstrasikan
kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis karangan, melakukan suatu
eksperimen, menginterpretasikan jawaban pada suatu masalah, memainkan suatu lagu, atau
melukis suatu gambar.
2) Penilaian portofolio peserta didik.
Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi
yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu.

29

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Informasi perkembangan peserta didik dapat berupa hasil karya terbaik peserta didik selama
proses belajar, pekerjaan hasil tes, piagam penghargaan, atau bentuk informasi lain yang terkait
kompetensi tertentu dalam suatu mata pelajaran.
3) Penilaian potensi belajar
Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar peserta didik yaitu mengukur
kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru atau teman-temannya yang lebih
maju. PBL yang memberi tugas-tugas pemecahan masalah memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan dan mengenali potensi kesiapan belajarnya.
4) Penilaian usaha kelompok
Menilai usaha kelompok seperti yang dlakukan pada pembelajaran kooperatif dapat dilakukan
pada PBL. Penilaian usaha kelompok mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi,
misalnya membandingkan peserta didik dengan temannya. Penilaian dan evaluasi yang sesuai
dengan model pembelajaran berbasis masalah adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh
peserta didik sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan secara
bersama-sama.
Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan peserta didik tersebut, penilaian ini
antara lain: 1) assesmen kerja, 2) assesmen autentik dan 3) portofolio. Penilaian proses bertujuan
agar guru dapat melihat bagaimana peserta didik merencanakan pemecahan masalah, melihat
bagaimana peserta didik menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya.
Penilaian kinerja memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam
situasi yang sebenarnya. Sebagian masalah dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai dengan
perkembangan zaman dan konteks atau lingkungannya maka di samping pengembangan kurikulum
juga perlu dikembangkan model pembelajaran yang sesuai tujuan kurikulum yang memungkinkan
peserta didik dapat secara aktif mengembangkan kerangka berpikir dalam memecahkan masalah
serta kemampuannya untuk bagaimana belajar (learning how to learn).
Dengan kemampuan atau kecakapan tersebut diharapkan peserta didik akan mudah beradaptasi.
Dasar pemikiran pengembangan strategi pembelajaran tersebut sesuai dengan pandangan
kontruktivis yang menekankan kebutuhan peserta didik untuk menyelidiki lingkungannya dan
membangun pengetahuan secara pribadi pengetahuan bermakna.
Tahap evaluasi pada PBM terdiri atas tiga hal: 1) bagaimana peserta didik dan evaluator menilai
produk (hasil akhir) proses; 2) bagaimana mereka menerapkan tahapan PBM untuk bekerja melalui
masalah; 3) bagaimana peserta didik akan menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan akan
masalah atau sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil
penilaian atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan
atau verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Sebagian dari
evaluasi memfokuskan pada pemecahan masalah oleh peserta didik maupun dengan cara
melakukan proses belajar kolaborasi (bekerja bersama pihak lain).

3. Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning)
a. Definisi/Konsep
Model Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar
tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.
Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: Discovery Learning can be defined as the learning that takes
place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required
to organize it him self (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Ide dasar Bruner ialah pendapat
dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.

30

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila
individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa
konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi,
penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri
adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind (Robert B. Sund dalam
Malik, 2001:219).
Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry). Tidak ada perbedaan yang
prinsipil pada kedua istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya
konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa
pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh
guru, sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu
melalui proses penelitian.
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan
memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan Discovery
Learning Environment, yaitu lingkungan di mana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan-
penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.
Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik dan
lebih kreatif.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi bahan
pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan
untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam berpikir (merepresentasikan apa yang dipahami)
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh
bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic. Tahap enaktive, seseorang
melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam
memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui gigitan,
sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau
dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia
sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat
dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya
anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak simbol. Semakin matang seseorang dalam
proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Secara sederhana teori perkembangan
dalam fase enactive, iconic dan symbolic adalah anak menjelaskan sesuatu melalui perbuatan (ia
bergeser ke depan atau kebelakang di papan mainan untuk menyesuaikan beratnya dengan berat
temannya bermain) ini fase enactive. Kemudian pada fase iconic ia menjelaskan keseimbangan pada
gambar atau bagan dan akhirnya ia menggunakan bahasa untuk menjelaskan prinsip keseimbangan
ini fase symbolic (Syaodih, 85:2001).
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus
dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan (Sardiman,
2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented
menjadi student oriented.

31

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut
untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
b. Fakta Empirik Keberhasilan Pendekatan dalam Proses dan Hasil Pembelajaran
Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan, penerapan pendekatan Discovery Learning dalam
pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan.
1) Kelebihan Penerapan Discovery Learning
(a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
(b) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
(c) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
(d) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannyasendiri.
(e) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya
dan motivasi sendiri.
(f) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja
sama dengan yang lainnya.
(g) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
(h) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
padakebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
(i) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
(j) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang
baru.
(k) Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
(l) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
(m) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.
(n) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
(o) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya.
(p) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
(q) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
(r) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

2) Kelemahan Penerapan Discovery Learning
(a) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang
pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan
antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan
frustasi.
(b) Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang
lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

32

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
(c) Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan siswa
dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
(d) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
(e) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang
dikemukakan oleh para siswa
(f) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa
karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

c. Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur
yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut.
1) Stimulasi/Pemberian Rangsangan (Stimulation)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda tanya,
kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah.
2) Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya
harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban
sementara atas pertanyaan yang diajukan.
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang
mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa
untuk menemukan suatu masalah.
3) Pengumpulan Data (Data Collection)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau
membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi
yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan
uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif
untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan
demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah
dimiliki.
4) Pengolahan Data (Data Processing)
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22). Data processing disebut juga dengan
pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari
generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/
penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

33

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
5) Pembuktian (Verification)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil
data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis
yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah
terbukti atau tidak.
6) Menarik Kesimpulan/Generalisasi (Generalization)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus
memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas
makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta
pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

d. Penilaian pada Model Pembelajaran Discovery Learning
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes
maupun nontes, sedangkan penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap,
atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penilaiannya berupa penilaian kognitif, maka dapat
menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau
penilaian hasil kerja siswa dapat menggunakan nontes.


D. PENILAIAN AUTENTIK
1. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian autentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai
metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan
pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam
dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes, 1991). Dalam hal ini adalah simulasi yang dapat
mengekspresikan prestasi (performance) siswa yang ditemui di dalam praktik dunia nyata.
Dalam American Library Association, penilaian autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk
mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam
pembelajaran. Dalam Newton Public School, penilaian autentik diartikan sebagai penilaian atas
produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins
(1993) mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran,
seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis moral terhadap
peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik ada kalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer untuk
menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang
mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian
autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada
umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran.

34

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian autentik sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes berbasis
norma, pilihan ganda, benarsalah, menjodohkan, atau membuat jawaban singkat. Tentu saja, pola
penilaian seperti ini tidak diantikan dalam proses pembelajara, karena memang bisa digunakan dan
memperoleh legitimasi secara akademik.
Penilaian autentik dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama dengan
peserta didik. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan siswa sangat penting. Asumsinya,
peserta didik dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan
dinilai. Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri dalam
rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan pembelajaran serta mendorong
kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari
luar sekolah.
Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar,
motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan
bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria
kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan harapan
atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik karena
berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang
sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya,
dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk
materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.

2. Penilaian Autentik dan Belajar Autentik
Menurut Ormiston, belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang dilakukan
oleh peserta didik dikaitkan dengan realitas di luar sekolah atau kehidupan pada umumnya.
Penilaian semacam ini cenderung berfokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta
didik, yang memungkinkan mereka secara nyata menunjukkan kompetensi atau keterampilan yang
dimilikinya. Contoh penilaian autentik antara lain keterampilan kerja, kemampuan mengaplikasikan
atau menunjukkan perolehan pengetahuan tertentu, simulasi dan bermain peran, portofolio,
memilih kegiatan yang strategis, serta memamerkan dan menampilkan sesuatu.
Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian. Pertama, pengukuran langsung
keterampilan peserta didik yang berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti
kesuksesan di tempat kerja. Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang
luas dan kinerja yang kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon
peserta didik atas perolehan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang ada.
Dengan demikian, penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik
agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda. Konstruksi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di mana peserta didik
telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka.
Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan
saintifik, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara
mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini, guru
dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang
mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap

35

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
pada tugas. Penilaian autentik pun mendorong peserta didik mengonstruksi, mengorganisasikan,
menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian
mengubahnya menjadi pengetahuan baru.
Penilaian autentik memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling
berkaitan. Penilaian autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata. Menggunakan berbagai
cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).
Berikut contoh-contoh tugas autentik: pemecahan masalah matematika, melaksanakan percobaan,
bercerita, menulis laporan, berpidato, membaca puisi, dan membuat peta perjalanan.
Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran autentik, guru harus menjadi guru autentik.
Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada penilaian. Untuk bisa
melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria tertentu seperti disajikan
berikut ini.
a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain
pembelajaran.
b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan
mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan sumberdaya
memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan
pemahaman peserta didik.
d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan
menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.

3. Jenis-jenis Penilaian Autentik
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan
yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1)
sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan,
misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa
yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses.
a. Penilaian Sikap
Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain: ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah. Contoh muatan KI-2
(sikap sosial) antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, bisa
ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal : kerja
sama, ketelitian, ketekunan, dll. Penilaian apek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
penilaian antarteman, dan jurnal. Penilaian sikap ini bukan merupakan penilaian yang terpisah
dan berdiri sendiri, namun merupakan penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi dengan
penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga bersifat autentik (mengacu kepada
pemahaman bahwa pengembangan dan penilaian KI 1 dan KI 2 dititipkan melalui kegiatan yang
didesain untuk mencapai KI 3 dan KI 4).
1) Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan
indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi
yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, terkait dengan kegiatan pembelajaran
yang sedang berlangsung. Hal ini dilakukan saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
2) Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk melakukan refleksi
diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.


36

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
3) Penilaian Antar teman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran
berlangsung (biasanya dilakukan ketika peserta didik melakukan kegiatan kelompok, dan
penilaian dilakukan antar anggota kelompok). Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antarpeserta didik.
4) Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap
dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil
observasi.

b. Penilaian Pengetahuan
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut ini.
1) Tes tulis
Meski konsepsi penilaian autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang
lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap
bisa dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih
jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-
salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau
melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan
sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin
bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya
sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang
sama.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga
peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan
keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf yang diucapkan.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan
rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

c. Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
1) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas
pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi,
bermain peran, menari.
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam
proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para
peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk
menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini, guru dapat
memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif
maupun laporan kelas.

37

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja, antara lain
sebagai berikut.
- Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur
tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau
tindakan.
- Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru
menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik
selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa
baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.
- Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala numerik
berikut predikatnya. Misalnya: 4 = baik sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.
- Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati
peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru
menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah
berhasil atau belum. Cara seperti ini tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup
dianjurkan.
- Rubrik: alat pengukuran yang mempunyai skala atau point yang tetap dan jelas untuk setiap
criteria penilaian. Sangat disarankan untuk menggunakan rubrik yang mempunyai 4 poin
skala (1-4) sehingga pemberian skor nilai tengah dapat dihindarkan (misalnya skala 1-3 akan
terjadi sebuah kecenderungan untuk memberikan skor 3 pada sebagian besar hasil)














Gambar 1.6 Komponen dalam Rubrik
Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus. Pertama, langkah
langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja yang nyata untuk
suatu atau beberapa jenis kompetensi tertentu. Kedua, ketepatan dan kelengkapan aspek
kinerja yang dinilai. Ketiga, kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta
didik untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Keempat, fokus utama dari kinerja
yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan diamati. Kelima, urutan dari
kemampuan atau keerampilan peserta didik yang akan diamati.
Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks
untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai keterampilan
berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan berbicara, misalnya, guru dapat
mengobservasinya pada konteks yang, seperti berpidato, berdiskusi, bercerita, dan
wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilan berbicara dimaksud.
Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen, seperti
penilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi.


38

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2) Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assesment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang
harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas
dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan
demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan,
penyelidikan, dan lain-lain. Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu
mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir
kreatif) peserta didik.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan
untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Dengan demikian, pada
setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari
guru.
- Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan
menulis laporan.
- Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
- Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta
didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam
kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan
rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan
laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian,
atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk
hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian
atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil
karya seni (gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu,
kertas, kulit, keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk
pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.
Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas
produk yang dihasilkan.
3) Penilaian Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun
waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara
terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang
tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Portofolio merupakan bagian
terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan
kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio.
- masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil
belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
- menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan.

39

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
- sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar,
masukan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap.
- peserta didik dengan kesadaran sendiri menindak lanjuti catatan guru.
- catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal,
sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara
berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa
dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode
tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran
yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau muatan pelajaran tertentu.
Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara individu atau
kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh
guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar
peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan,
puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan
penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik
dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
- Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
- Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.
- Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran.
- Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai,
disertai catatan tanggal pengumpulannya.
- Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
- Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
- Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.



40

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013




































MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS PENGGUNAAN
BUKU GURU DAN BUKU SISWA

41

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

A. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BUKU SISWA DAN BUKU GURU

1. Kedudukan dan Fungsi Buku Siswa
Buku ini dipergunakan sebagai panduan aktivitas pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam
menguasai kompetensi tertentu. Buku ini juga digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam proses pembelajaran (activities based learning) di mana isinya dirancang dan dilengkapi
dengan contoh-contoh lembar kegiatan agar siswa dapat mempelajari sesuatu yang relevan dengan
kehidupan yang dialaminya.
Buku Siswa diarahkan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, berdiskusi serta meningkatkan kemampuan
berkomunikasi baik antarteman maupun dengan gurunya. Guru dapat mengembangkan atau
memperkaya materi dan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Di bawah ini dijelaskan peran dan fungsi Buku Siswa yang dapat dirinci sebagai berikut.
a. Panduan bagi Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran
Setiap subtema pada masing-masing buku memiliki beberapa pembelajaran sesuai dengan
tema. Untuk berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dibuat ikon-ikon yang
melambangkannya, misalnya

- Ayo Amati









- Ayo Bacalah









- Ayo Berlatih









HO-2.1
Kegiatan Ayo Bacalah pada buku siswa merupakan
kegiatan di mana siswa diberi kesempatan untuk
membaca teks informasi yang disajikan pada buku
siswa. Kegiatan membaca ini biasanya terkait dengan
kegiatan menggali informasi dari bacaan, di mana
siswa dilatih keterampilannya dalam mencari ide-ide
pokok dari bacaan.
Kegiatan Ayo Berlatih pada buku siswa merupakan
kegiatan di mana siswa diberi kesempatan untuk
menunjukan pemahaman pengetahuannya dan
mengaplikasikan keterampilannya. Kegiatan ini bisa
merupakan kegiatan mandiri ataupun kegiatan
dengan bimbingan guru.
Kegiatan Ayo Amati pada buku siswa
merupakan kegiatan di mana siswa dilatih
keterampilannya dalam mengamati, dan
mencari/menggali informasi dari gambar, teks
bacaan, teks percakapan atau data apapun
yang bisa digunakan sebagai sumber
pembelajaran.

42

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
- Ayo Lakukan








- Ayo Bertanya








- Ayo Bekerjasama








b. Penghubung antara Guru, Sekolah, dan Orang Tua
Pada setiap akhir pembelajaran ada bagian yang
membutuhkan keterlibatan orang tua untuk
membimbing anak dalam melakukan aktivitas
pembelajaran di rumah. Bagian ini bisa dilihat pada
Buku Siswa dengan ikon tulisan Kerjasama dengan
Orang Tua. Diharapkan orang tua berperan aktif
mendukung siswa dalam meningkatkan
pemahaman siswa pada pembelajaran yang
dilakukan di sekolah.
c. Lembar Kerja Siswa
Buku Siswa dapat berfungsi sebagai lembar kerja siswa, misalnya pada Buku Siswa terdapat
kegiatan menulis maka siswa dapat mengerjakan langsung pada Buku Siswa.
d. Penilaian dan Portofolio
Di dalam Buku Siswa terdapat halaman-halaman berisi format yang dapat digunakan sebagai
lembar kerja untuk dihimpun sebagai bahan portofolio yang dapat dijadikan sumber penilaian
hasil pembelajaran.
e. Media Komunikasi antara Guru dan Siswa
Melalui proses pembelajaran dengan menggunakan Buku Siswa, guru dapat mengenal siswa
lebih baik melalui pengamatan terhadap hasil kerja siswa yang telah dirancang sedemikian rupa
dalam setiap pembelajaran. Guru dapat melihat perkembangan pengetahuan, keterampilan dan
sikap siswa sesuai dengan kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.

Kegiatan Ayo Lakukan pada buku siswa merupakan
kegiatan di mana siswa diberi kesempatan untuk
melakukan kegiatan pembelajaran melalui aktivitas
kelompok maupun individu yang biasanya juga
merupakan kegiatan berbasis proyek.
Kegiatan Ayo Bertanya dirancang untuk
menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan
bertanya siswa, di mana bertanya bukan hanya tentang
apa dan siapa tapi lebih kepada pembentukan
keterampilan bertanya yang kritis dan kreatif.
Kegiatan Ayo Bekerjasama dirancang untuk
memfasilitasi kolaborasi siswa dengan siswa lainnya
dalam kelompok. Siswa dilatih untuk bekerjasama,
saling menghormati, menghargai dan berbagi tugas
dengan anggota kelompok lainnya.

43

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
f. Sebagai Kenang-kenangan Rekam Jejak Belajar Siswa
Semua hasil pekerjaan yang dilakukan siswa selama mengikuti proses pembelajaran akan
tertuang dalam Buku Siswa sehingga guru dan orang tua dapat melihat jejak belajar dan
perkembangan kompetensi selama mengikuti proses pembelajaran pada masing-masing
jenjang. Bagi siswa semua rekam jejak belajar tersebut berguna sebagai kenang-kenangan di
kemudian hari.

g. Sebagai alat/instrumen pembantu bagi siswa dalam melakukan kegiatan refleksi diri terhadap
kegiatan pembelajaran harian yang telah dilakukan.










2. Kedudukan dan Fungsi Buku Guru
Buku Guru adalah panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Berikut ini
penjelasan tentang fungsi buku guru.
a. Sebagai Petunjuk Penggunaan Buku Siswa
Guru harus mempelajari terlebih dahulu Buku Guru. Guru harus menemukan informasi sebagai
berikut.
1) Urutan acuan materi pelajaran yang dikembangkan dari Standar Kompetensi Lulusan,
Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar dari masing-masing muatan pelajaran, yang
kemudian dipadukan dalam satu tema tertentu.
2) Jaringan tema dari masing-masing tema yang berisi kompetensi dasar dan indikator dari
masing-masing muatan pelajaran yang harus dicapai.
3) Pemilahan pembelajaran yang dikembangkan dari subtema dengan tujuan agar guru secara
bertahap dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa.
b. Sebagai Acuan Kegiatan Pembelajaran di Kelas
Buku Guru menyajikan hal-hal sebagai berikut.
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada setiap pilahan pembelajaran
dari masing-masing subtema.
2) Menjelaskan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran agar guru sudah menyiapkan media-media pembelajaran yang diperlukan.
3) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran agar dapat membantu guru dalam menyusun rencana pelaksanaaan
pembelajaran, dengan sistematis mengikuti langkah-langkah pembelajaran tersebut.
4) Menjelaskan tentang teknik dan instrumen penilaian yang dapat digunakan dalam setiap
pilihan pembelajaran yang mungkin memiliki karakteristik tertentu.
5) Menjelaskan jenis lembar kerja yang sesuai dengan pilahan pembelajaran yang ada dalam
Buku Siswa.
c. Penjelasan tentang Metode dan Teknik Pembelajaran yang Digunakan dalam Proses
Pembelajaran
Buku Guru memuat informasi tentang metode dan teknik pembelajaran yang digunakan sebagai
acuan penyelenggaraan proses pembelajaran.


44

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
B. STRUKTUR DAN HUBUNGAN FUNGSIONAL
BUKU SISWA DAN BUKU GURU

1. Struktur Buku Guru
Uraian berikut dimaksudkan agar guru dapat mengenal dan memahami struktur isi Buku Guru
dengan baik. Struktur Buku Guru adalah sebagai berikut.
a. Kata Pengantar
Bagian ini perlu dibaca guru agar guru memahami latar belakang penyusunan buku dan tujuan
yang ingin dicapai dari penyusunan buku tersebut.
b. Tentang Buku Guru
Memuat informasi cakupan buku guru dan cakupan aktivitas pembelajaran yang tertuang dalam
buku guru.
c. Bagaimana Menggunakan Buku Guru
Halaman ini merupakan bagian penting yang harus dibaca dan dipahami oleh guru, karena
memberikan informasi hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh guru dalam menggunakan
Buku Guru sebagai persiapan menggunakan Buku Siswa.
d. Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti
Halaman ini mengingatkan kepada guru mengenai standar kompetensi lulusan baik ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan, serta kompetensi inti setiap kelas, yang akan di dicapai selama
proses pembelajaran.
e. Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2 merupakan Pemetaan Kompetensi Dasar yang
berasal dari KI 1 dan KI 2 yang terdapat dalam setiap subtema. Artinya, Kompetensi Dasar itulah
yang akan dicapai dalam proses pembelajaran selama satu minggu.
Pemetaan kompetensi dasar yang berasal dari Kompetensi Inti 1 dan 2 bukan untuk diajarkan
secara eksplisit sebagai materi pembelajaran (pembelajaran tidak langsung) , namun memandu
guru untuk melakukan pembiasaan-pembiasaan kompetensi tersebut selama proses
pembelajaran berlangsung. Harapannya, melalui pengetahuan, keterampilan akan terasah dan
sikap spritual dan sosialnya akan tumbuh pada diri siswa.
f. Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4
Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4 merupakan Pemetaan Kompetensi Dasar yang
berasal dari KI 3 dan KI 4. Halaman ini memuat informasi tentang kompetensi-kompetensi yang
berasal dari Pemetaan Kompetensi Inti 3 dan 4 yang harus dicapai dalam satu subtema
pembelajaran. Penetapan kompetensi masih terbuka untuk penggantian atau penambahan
sesuai dengan kegiatan yang dirancang oleh guru. Sekali lagi guru harus memahami bahwa
pembelajaran tematik terpadu itu berbasis aktivitas sehingga aktivitas yang ditawarkan di dalam
buku guru bisa diganti atau dikembangkan sesuai dengan kreativitas guru.
g. Ruang Lingkup Pembelajaran
Halaman ini memberikan gambaran ringkas tentang kegiatan yang akan dilaksanakan oleh guru
dan kemampuan yang akan dikembangkan dalam setiap pembelajaran. Kolom kegiatan
pembelajaran menjelaskan kegiatan yang dilakukan pada satu hari pembelajaran. Kolom
kemampuan yang dikembangkan menjelaskan tiga aspek kemampuan yang harus dicapai, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
h. Halaman Pembelajaran
Setiap pembelajaran terdiri atas bagian-bagian yang menuntun guru dalam proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan buku siswa. Jika mengacu pada Struktur Kurikulum
2013 jenjang SD, jumlah jam pelajaran di kelas V adalah 36 jam pembelajaran/minggu.
Pembagian 36 jam/minggu dalam pembelajaran disesuaikan dengan kondisi sekolah. Pada buku
siswa dan buku guru, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi 6 pembelajaran dalam seminggu.
Artinya, pembagian itu diasumsikan untuk 6 hari sekolah dalam seminggu. Sekolah yang
menerapkan 5 hari sekolah, kompetensi dasar pada pembelajaran 6 dapat disebar ke 5

45

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
pembelajaran yang lain. Uraian pembelajaran diawali dengan judul pembelajaran sesuai nomor
pembelajaran, misalnya Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, Pembelajaran 3, dan seterusnya.

Berikut ini adalah bagian-bagian dari uraian pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Jaringan Pembelajaran
Jaringan pembelajaran memuat kompetensi dasar dan indikator muatan pelajaran yang
dipadukan pada kegiatan pembelajaran. Kompetensi Dasar yang dimuat adalah
Kompetensi Dasar dari KI 3 dan KI 4.
2) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan sesuai dengan indikator muatan pelajaran yang akan
dibahas pada pembelajaran. Guru dapat menambahkan tujuan pembelajaran atau
mengoreksi tujuan pembelajaran bila ada perubahan muatan pelajaran dan indikator pada
jaringan pembelajaran tersebut.
3) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Bagian ini memberikan informasi mengenai media dan alat pembelajaran yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah kegiatan yang
direncanakan. Guru harus memastikan bahwa media dan alat pembelajaran tersebut
tersedia/disiapkan. Guru diperkenankan untuk memperkaya media, alat, dan sumber
pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu, guru dapat
memanfaatkan media teknologi informasi (TI) dalam pembelajaran.
4) Kegiatan Pembelajaran
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran tematik di kelas
menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dilakukan melalui proses kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen/mencoba,
mengasosiasi/mengolah informasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Pendekatan
saintifik diimplementasikan dalam pembelajaran bertujuan untuk melatih siswa berpikir
tingkat tinggi (high order thinking). Namun sangat dimungkinkan bagi guru untuk
memperkaya langkah-langkah kegiatan yang sudah ditawarkan di buku guru.
Kegiatan pembelajaran pada buku guru menjelaskan setiap ikon kegiatan pada buku siswa.
Misalnya, ikon pada buku siswa adalah Ayo Menyanyi dengan percaya diri, maka pada
buku guru dijelaskan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh untuk membelajarkan
kegiatan tersebut. Pada buku guru juga terdapat penjelasan materi yang dapat digunakan
oleh guru sebagai tambahan referensi untuk memperkaya materi.
5) Pengayaan dan Remedial
Bagian ini menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan pengayaan
bagi siswa yang sudah mencapai kompetensi dan ingin lebih ditingkatkan kemampuannya.
Selain itu, juga menjelaskan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan remedial
bagi siswa yang belum mencapai kompentesi.
6) Penilaian
Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, penilaian pada pembelajaran tematik adalah
penilaian autentik. Oleh karena itu, pada buku guru dicantumkan teknik-teknik penilaian,
yang meliputi penilaian nontes dan tes. Sebagai panduan bagi guru, pada buku guru telah
disediakan instrumen penilaian dan rubrik penilaian sesuai dengan proses pembelajaran
yang dilakukan. Guru dimungkinkan untuk memperbaiki instrumen penilaian dan
menambah instrumen penilaian sesuai dengan indikator yang ditetapkan.





46

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
C. PENGGUNAAN BUKU GURU DAN BUKU SISWA

Pada uraian ini dijelaskan tentang teknis penggunaan Buku Siswa sesuai dengan arahan Buku Guru,
melalui uraian ini diharapkan guru dapat melakukan proses pembelajaran dari masing-masing
subtema yang ada pada masing-masing buku.

Cara Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa
Buku Guru berhubungan dengan Buku Siswa, karena Buku Guru memandu pembelajaran yang sesuai
dengan Buku Siswa. Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut.
1. Bukalah Buku Guru tema tertentu.
Cermatilah halaman yang berjudul Tentang Buku Guru dan Bagaimana Menggunakan Buku
Guru. Ikutilah petunjuk yang ada pada halaman tersebut.
2. Rancangan pembelajaran setiap Tema dibagi dalam rancangan subtema yang tampak pada
jaringan subtema atau Pemetaan Kompetensi Dasar pada Buku Guru. Guru diharap
mencermati jaringan subtema yang memuat Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran yang akan
dicapai pada satu minggu, sesuai dengan judul subtema.
3. Jaringan subtema terdiri atas jaringan subtema untuk KD dari KI I dan II, serta jaringan subtema
untuk KD dari KI 3 dan KI 4.
4. Jaringan subtema KD dari KI 3 dan KI 4 dijabarkan lagi menjadi jaringan Kompetensi Dasar dan
Indikator setiap pembelajaran.
5. Cermatilah jaringan setiap pembelajaran Pemetaan Indikator pada Buku Guru yang memuat
Kompetensi Dasar yang akan dicapai berdasarkan rumusan indikatornya.
6. Setelah mencermati indikator yang akan dicapai pada setiap pembelajaran, cermatilah tujuan
pembelajaran yang terdapat di Buku Guru.
7. Perhatikan langkah-langkah kegiatan yang terdapat pada Buku Guru.
8. Hubungkanlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada Buku Guru dengan penjabaran
kegiatan pembelajaran yang ada di Buku Siswa.
9. Guru dapat memodifikasi rancangan pembelajaran di Buku Guru untuk disesuaikan dengan
kondisi kelas. Apabila rancangan berubah, maka guru harus membuat penyesuaian juga dalam
pembelajarannya.
10. Pada Buku Guru juga terdapat media, alat, dan sumber pembelajaran yang digunakan sesuai
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Namun, guru juga dapat mengganti atau
menambahkan media, alat, dan sumber pembelajaran sesuai dengan kondisi kelas.
11. Cermatilah halaman Remedial dan Pengayaan yang terdapat pada Buku Guru sebagai panduan
ketika guru akan melaksanakan kegiatan tersebut.
12. Di dalam Buku Guru terdapat contoh-contoh teknik penilaian, guru dapat membuka halaman
penilaian sebagai panduan menilai siswa.





47

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013



























Langkah-Langkah Kegiatan merupakan penjelasan
yang diberikan untuk membantu guru dalam
mengampu kegiatan seperti pada buku siswa yang
disajikan, dalam langkah-langkah kegiatan tersebut
diberikan keterangan tentang tahap pedekatan
saintifik yang sedang berlangsung.
Gambar halaman buku siswa yang
dibuka/digunakan oleh siswa pada
kegiatan yang pembelajaran.
Pada halaman buku guru dijelaskan hasil-hasil
yang diharapkan muncul melalui proses
pembelajaran. Hasil-hasil tersebut mencakup
tiga aspek yang menjadi target tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan dan
pengetahuan)
Tiga aspek kompetensi yang ditumbuhkan dan
dikembangkan di sepanjang kegiatan pembelajaran
yang meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Ketiga aspek pokok ini kemudian menjadi acuan bagi
guru dalam mengampu kegiatan pembelajaran.
Ketiga aspek ini diambil dari tujuan pembelajaran
pada hari yangpembelajaran yang bersangkutan.
Rangkaian kegiatan pembelajaran yang dirancang
untuk memfasilitasi tercapainya kompetensi yang
menjadi target pada hari yang bersangkutan.
Kegiatan pembelajaran tersebut dirancang untuk
menumbuhkan dan mengembangkan sikap,
keterampilan dan pemahaman terhadap
pengetahuan. Satuan pendidikan atau guru
diperbolehkan untuk menyesuaikan kegiatan dengan
kondisi satuan pendidikan atau kelas dan memilih
kegiatan yang lain, selama kegiatan tersebut tetap
bisa memfasilitasi ketercapaiaan kompetensi baik
dari ranah pengetahuan, keterampilan maupun
sikap, dengan tetap memperhatikan keterpaduan,
pendekatan saintintik dan penilaian autentik.

48

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
D. PROSES ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA
Buku Guru dan Buku Siswa saling berhubungan sehingga proses analisis dapat dilakukan secara
simultan. Berikut akan dijelaskan mengenai proses analisis tersebut.
1. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti (KI) 1 dan 2
Pada buku guru, pemetaan KD dari KI 1 dan 2 disiapkan setiap
subtema. Namun dalam jaringan KD harian (tiap PB) KD dari KI 1
dan 2 tidak dimunculkan karena ketercapaiannya diperoleh dari
pembelajaran tidak langsung (indirect learning). Harapannya guru
bisa memilih aspek spiritual (KI 1) maupun aspek sosial (KI 2)
sesuai dengan aktivitas pembelajaran harian yang sedang
dilakukan.
2. Pemetaan Kompetensi Dasar dari KI 3 dan 4

Pada buku guru pemetaan KD dari KI 3 dan 4 disediakan tiap
subtema (mingguan). Pemetaan ini masih akan dijabarkan lagi
dalam pemetaan KD harian.






3. Pemetaan Kompetensi Dasar tiap PB (harian)
a. Pada buku guru sudah disiapkan pemetaan KD dan
indikator pada masing-masing pembelajaran (PB) untuk
memudahkan guru mengajar harian. Berikut ini contoh
tema 2 Peristiwa dalam Kehidupan, subtema 1 Macam-
Macam Peristiwa dalam Kehidupan, Pembelajaran 1:
b. Meskipun telah disediakan pemetaan di setiap PB, guru
hendaknya mengkaji apakah masih diperlukan KD
tambahan pada pembelajaran hari itu. Untuk kepentingan
penyusunan RPP (harian), guru perlu menambahkan KD
dari KI 1 dan 2 yakni sikap spiritual dan sikap sosial.
Penambahan KD bisa melihat pada pemetaan KD dari KI 1
dan 2 pada tiap subtema.






49

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Contoh:


















c. Guru hendaknya mencermati indikator setiap KD. Untuk pembelajaran harian, setiap KD
minimal dijabarkan dalam satu indikator karena KD tersebut kemungkinan dibelajarkan lagi
pada subtema yang lain. Meskipun sudah ada contoh indikator pada buku guru, guru perlu
mengkaji ulang indikator tersebut. Guru diperbolehkan untuk memperbaiki indikator yang
tertera pada buku guru. Dalam merumuskan indikator harus menggunakan kata kerja
operasional yang terukur.

4. Tujuan Pembelajaran
Pada buku guru telah diberikan contoh tujuan pembelajaran sebagai panduan bagi guru apa
yang akan dicapai. Guru diperbolehkan untuk menambah atau merubah tujuan pembelajaran
sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan tempat belajar. Tujuan pembelajaran
idealnya memuat A (audience) yakni siswa; B (behavior) yakni kemampuan yang akan dicapai
(membedakan, menjelaskan, dll), C
(condition) yakni kondisi atau
kegiatan yang akan dilakukan siswa
(membaca teks, mengamati gambar,
diskusi dll); D (degree) tingkatan
(dengan benar, sesuai prosedur,
dengan santun, percaya diri, dll).
Misal: Dengan menggali informasi
dari teks bacaan, peserta didik
mampu menjelaskan manfaat air bagi
kehidupan manusia dengan teliti.



1.2 Mengakui dan mensyukuri anugerah Tuhan yang
Maha Esa atas keberadaan lingkungan dan
sumber daya alam, alat teknologi modern dan
tradisional, perkembangan teknologi, energi,
serta permasalahan sosial.
2.4 Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan
sumber daya alam melalui pemanfaatan bahasa
Indonesia.
3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses
daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota
tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan
fungsinya, serta sistem pernapasan dengan
bantuan guru dan teman dalam Bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku.
4.7 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan
akibat terganggunya keseimbangan alam akibat
ulah manusia serta memprediksi apa yang akan
terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi.

50

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
5. Media, alat bantu dan sumber belajar
Pada buku siswa ada media gambar yang telah disediakan, namun masih
terbatas. Dengan demikian guru diharapkan bisa menambah media yang
lain sesuai tema yang sedang dibahas.
Pada tema 2 subtema 2 disajikan beberapa gambar ekspos tentang
peristiwa-peristiwa penting, guru diharapkan dapat memperkaya media
yang disediakan dengan membawa berbagai macam gambar atau foto
peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan tujuan pembahasan.
Guru juga dapat meminta siswa untuk membawa gambar atau foto yang
berkaitan dengan tujuan kegiatan pembelajaran.
Demikian pula dengan sumber belajar, materi tidak terbatas pada buku
siswa saja. Guru bisa mengajak siswa mengamati lingkungan, membaca
buku referensi lain, membaca berita di koran, atau melihat tayangan
tentang hewan di TV/video.
6. Kegiatan Pembelajaran
Pada kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan mengenai pendekatan saintifik dan high order
thinking.
Pendekatan Saintifik
Pelaksanaan pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang
memuat kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen,
mengasosiasi/menalar dan mengkomunikasikan. Langkah-langkah pembelajaran tersebut telah
dituangkan dalam buku guru.
Pada tema 2 subtema 1 PB 1, aktivitas saintifik terlihat sebagai berikut:
Mengamati Siswa mencermati bacaan dan gambar yang disajikan pada buku
siswa.
Menanya
Guru menstimulus rasa ingin tahu siswa dengan memberikan
beberapa pertanyaan pancingan dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membuat dan merumuskan pertanyaan mereka
sendiri.
Mengumpulkan
informasi/eksperimen
Kegiatan pengumpulan informasi ini bisa dilakukan melalui berbagai
macam kegiatan yang berbeda, salah satunya adalah dengan mencari
jawaban/informasi dari nara sumber/responden. Pada kegiatan yang
dicontohkan pada buku siswa, siswa diminta untuk melakukan
sebuah kegiatan yang berjudul Reporter Cilik
Mengasosiasi/menalar
Pada tahap ini, siswa dibimbing dan dilatih untuk mampu mencari
hubungan antar pertanyaan yang mereka ajukan dengan
jawaban/informasi yang mereka peroleh melalui kegiatan
wawancara. Siswa dilatih untuk mampu mengolah informasi-
informasi yang mereka dapatkan menjadi sebuah kesimpulan.
Mengkomunikasikan
Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan
hasil wawancara mereka didepan kelas melalui kegiatan presentasi
laporan reportasi.



51

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Higher Order Thinking Skills
Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan selama proses pendidikan
adalah keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir setiap orang akan terus berkembang dan
dapat dipelajari karena rasa ingin tahu manusia juga terus berkembang.
Secara umum, terdapat empat tingkat berpikir berikut ini.
a. Menghafal (recall thinking), merupakan tingkat berpikir paling rendah yang terdiri atas
keterampilan hampir otomatis atau refleksif.
b. Dasar (basic thinking), merupakan keterampilan dasar yang meliputi memahami konsep-
konsep seperti penjumlahan, perkalian, dan sebagainya termasuk aplikasinya dalam soal-
soal.
c. Berpikir kritis (critical thinking), yaitu berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek.
d. Berpikir kreatif (creative thinking), merupakan kegiatan menyatukan ide, mencipta ide baru,
dan mampu menentukan keefektifannya.
Menurut Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001) tingkat kemampuan berpikir dibedakan
dengan mengelompokkan berdasarkan dimensi pengetahuan dan proses. Dimensi pengetahuan
mencakup pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Proses
terdiri atas kategori mengingat, memahami, aplikasikan, analisis, evaluasi, dan menciptakan.
Pengelompokan oleh Bloom ini dikenal dengan nama taksonomi Bloom.
Dari keenam proses kognitif dalam taksonomi Bloom, tingkat analisis, evaluasi, dan menciptakan
merupakan tingkat berpikir yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiga proses
lainnya. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) termasuk di dalamnya
yaitu berpikir kritis, logis, kreatif, reflektif, dan metakognitif (FJ King, Ludwika, Faranak Rohani).
Berpikir kritis, menurut Ennis, adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan
pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
Menurut Paul dan Elder (2006), berpikir kritis menunjukkan beberapa karakter berikut.
a. Skeptis (skeptycal)
b. Aktif, tidak pasif. Selalu bertanya, menganalisis, dan mampu mengkomunikasikan argumen.
c. Tidak egois, terbuka terhadap ide dan hal-hal baru, serta memiliki keinginan untuk saling adu
argumen.
Menurut Coleman & Hammen (1974) berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang
menghasilkan sesuatu yang baru dalam bentuk konsep, penemuan, atau karya seni. Salah satu
cara mengembangkan dan menguatkan kemampuan kita untuk berpikir kreatif adalah percaya
bahwa sesuatu itu dapat dilakukan. Dengan demikian akan muncul adanya suatu dorongan yang
dapat menggerakkan pikiran untuk mencari dan melaksanakan sesuatu yang diinginkan.
Menurut de Bono dan Perkins, ciri-ciri orang yang berpikir kreatif antara lain memiliki ide atau
gagasan-gagasan baru, berani tampil beda atau melawan arus, memunculkan pemikiran yang
tidak atau belum popular, optimistik, tidak takut mencoba, tidak takut gagal, dan berani
menanggung resiko.
Kemampuan berpikir untuk menilai kemampuan sendiri disebut dengan metakognisi.
Metakognisi meliputi kesadaran proses berpikir seseorang, self-monitoring, serta penerapan
pengetahuan dan langkah-langkah untuk berpikir.
Bagaimana mengembangkan HOTS? Berikut beberapa strategi pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
a. Membuat peta konsep
b. Mengajukan pertanyaan

52

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
c. Menyusun buku harian/jurnal pembelajaran
d. Pembelajaran kolaboratif berbasis TI
e. Menggunakan analogi
f. Eksperimen berbasis inkuiri
g. Metode proyek
h. Latihan latihan membuat keputusan
i. Pemecahan masalah
Contoh-contoh kegiatan pada buku siswa yang dirancang untuk menumbuhkan dan
mengembangkan HOTS.
a. Membuat peta konsep
Contoh kegiatan yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk
menunjukkan cara berpikir kritis dan kreatifnya dengan
membuat peta konsep, salah satunya dapat ditemukan di buku
siswa tema 2 subtema 2 PB 1 (halaman 47). Pada kegiatan
tersebut, siswa diberi kesempatan untuk menunjukkan
pemahamannya tentang teks bacaan yang berjudul Daur Air
dalam bentuk peta pikiran.

b. Mengajukan pertanyaan
Mengajukan pertanyaan merupakan salah satu
kegiatan pembelajaran yang menumbuhkan dan
mengembangkan HOTS. Siswa dilatih untuk mampu
merumuskan pertanyaan yang kritis dan kreatif yang
didorong oleh rasa ingin tahunya. Kegiatan yang
menstimulus keterampilan mengajukan pertanyaan ini
salah satunya dapat ditemukan pada buku siswa tema
2 subtema 2 PB 3 (halaman 62). Pada kegiatan tersebut, siswa didorong rasa ingin tahunya
dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui
tentang kondisi sungai yang mengering.

c. Menyusun buku harian/jurnal pembelajaran
Buku harian/jurnal pembelajaran bisa dijadikan sebagai
salah satu sarana untuk menumbuhkan HOTS. Dengan
membuat buku harian/catatan harian/jurnal siswa
memiliki kesempatan untuk merangkum semua kegiatan
pembelajaran yang sudah ia lewati, mengaitkan
pengalaman yang ia miliki sebelumnya dengan
pengalaman pembelajaran yang baru. Kegiatan catatan
harianku salah satunya bisa ditemukan di tema 2 subtema
1 PB 5 (halaman 39).

d. Pembelajaran kolaboratif berbasis TI
Pada era ini Teknologi Informasi merupakan hal yang sudah
tidak asing lagi, bahkan bagi siswa/siswi usia Pendidikan
Dasar. Informasi pembelajaran sudah tidak lagi dibatasi
dengan buku teks. Siswa diperbolehkan untuk mencari
informasi dari sumber lain diluar buku teks. Kegiatan
pembelajaran kolaboratif berbasis TI dapat menumbuhkan
HOTS. Kegiatan seperti ini salah satunya dicontohkan di buku
siswa tema 2 subtema 2 PB 1 (halaman 48). Pada kegiatan ini

53

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
siswa diberi keleluasaan untuk melengkapi pemahaman mereka dengan mencari informasi
tambahan dari sumber lainnya (salah satunya adalah sumber-sumber yang berasal dari
internet).

e. Menggunakan analogi
Analogi digunakan untuk mempermudah penjelasan tentang
sesuatu yang biasanya bersifat abstrak. Kegiatan
pembelajaran yang menggunakan analogi untuk menjelaskan
sebuah konsep, salah satunya bisa ditemukan di buku siswa
tema 2 subtema 2 PB 1 (halaman 50).


f. Eksperimen berbasis inkuiri
Eksperimen berbasis inkuiri merupakan cara yang sangat
menarik bagi siswa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan HOTS. Dalam kegiatan ini siswa dilatih
untuk berpikir kritis, yaitu berpikir yang memeriksa,
menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek. Kegiatan
eksperimen berbasis inkuiri, salah satunya dapat ditemukan
di buku siswa tema 2 subtema 2 PB 2 (halaman 54).


g. Metode proyek
Proyek/penugasan adalah salah satu alternatif kegiatan
yang bisa dipilih untuk menumbuhkan dan
mengembangkan HOTS. Melalui proyek atau tugas, siswa
dilatih untuk terampil berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan
proyek ini salah satunya ditemukan di buku siswa tema 2
subtema 2 PB 5 (halaman 81). Pada kegiatan proyek ini,
siswa diminta untuk menyiapkan sebuah kampanye
penggunaan air bersih, salah alat kampanye yang harus disiapkan adalah lagu, siswa diminta
mengganti lirik lagu Bangun Tidur dengan lirik yang mengandung pesan penggunaan air
secara bijaksana.

h. Latihan latihan membuat keputusan
Membuat keputusan adalah sebuh keterampilan yang
membutuhkan cara berpikir kritis dan kreatif. Siswa perlu
dilatih untuk memiliki keterampilan tersebut, salah satu
caranya adalah dengan menghadapkan mereka pada
kasus-kasus atau permasalahan yang membutuhkan
penyelesaian. Pada buku siswa tema 2 subtema 1 PB 4
(halaman 28) disajikan sebuah kegiatan Debat Cilik, di
mana siswa dihadapkan pada dua permasalahan yang
berbeda, siswa dilatih cara berpikir kritisnya dalam
mencari informasi pendukung yang bisa mereka gunakan
untuk mempertahankan pendapatnya dalam berdebat.



54

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
7. Penilaian Pembelajaran
Penilaian autentik mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada buku guru telah
diberikan beberapa contoh penilaian.
Pada buku guru akan lebih banyak ditemukan contoh-contoh penilaian yang bersifat nontes.
Dengan dasar pemikiran bahwa guru dan satuan pendidikan bisa menyusun dan
mengembangkan instrumen tes secara mandiri yang disesuaikan dengan kondisi satuan
pendidikan.
Buku guru memberikan aternatif-alternatif nontes yang bisa diadopsi langsung atau disesuaikan
dengan kondisi satuan pendidikan yang dilengkapi dengan instrumen rubrik penilaian. Rubrik
penilaian dirancang untuk memenuhi kebutuhan penilaian ketiga aspek, yaitu sikap,
keterampilan dan pengetahuan, oleh karena itu diusahakan pada setiap kegiatan ada ketiga
aspek yang menjadi bahan pengamatan dan penilaian bagi guru.
Pada akhir subtema, buku guru dilengkapi dengan lembar rekapitulasi yang bisa digunakan oleh
guru untuk memantau dan mencatat hasil pencapaian kompetensi siswa baik di ranah
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Lembar rekapitulasi ini memiliki beberapa fungsi,
yaitu :
- Sebagai data pencapaian kompetensi siswa di ketiga aspek yang nantinya bisa digunakan
oleh guru sebagai data penunjang dalam pengisisan rapor akademik di akhir semester.
- Sebagai bahan acuan bagi guru dalam memberikan bantuan remedial untuk siswa yang
membutuhkan
- Sebagai bahan bagi guru untuk memberikan umpan balik baik bagi siswa maupun orang tua.
Berikut adalah contoh-contoh instrumen penilaian dan rekapitulasi per subtema yang bisa
ditemukan di buku guru.






55

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013






















56

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


57



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

ANALISIS SKL, KI, KD PADA TEMA, SUBTEMA DAN PEMBELAJARAN


PETUNJUK PENGISIAN LK 2.1 (BG)
1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat Jaringan Subtema (Jaringan Kompetensi
Inti 1 2 dan Kompetensi Inti 3 - 4).
2. Cermatilah Jaringan tersebut, lakukan identifkasi adanya KI 1, KI 2, KI 3, Dan KI 4 pada
setiap subtema.
3. Tuliskan KD yang terdapat pada jaringan subtema atau Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1
dan KI 2 serta Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4 pada Kolom KD sesuai Muatan
Pelajaran.

Kelas : ......................................................
Tema : ......................................................
Subtema : ......................................................

MUATAN
MAPEL
KD
PEMBELAJARAN
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6
PPKn





BHS INDO






MAT




IPA




IPS
LK 3.1
LK 2.1 (BG)
LK 3.1

58



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MUATAN
MAPEL
KD
PEMBELAJARAN
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6




SBDP






PJOK








PETUNJUK PENGISIAN LK 2.1 (BS)

Buku Siswa
1. Bukalah halaman buku siswa. Cermati kegiatan pembelajaran di setiap subtema,
identifikasikan apakah kegiatan pembelajaran tersebut mengacu pada pencapaian
kompetensi inti 1 4 (tanpa memperhatikan muatan mapel).
2. Tuliskan pada halaman berapakah kegiatan tersebut ditemukan.
3. Apabila tidak ditemukan pada buku siswa, tuliskan saran pada kolom saran yang
disediakan.

Tema ........ Subtema .........
PB 1 PB 2 PB 3 PB 4 PB 5 PB 6
KI 1
KI 2
KI 3
KI 4
Saran :






LK 2.1 (BS)
LK 3.1

59



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LEMBAR KERJA ANALISIS INDIKATOR, TUJUAN PEMBELAJARAN, KEGIATAN
PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN

PETUNJUK PENGISIAN LK 2.2a ANALISIS INDIKATOR

1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat jaringan KD Indikator Pembelajaran.
Halaman ini terdapat pada halaman berjudul Pembelajaran 1, Pembelajaran 2, dan
seterusnya.
2. Cermatilah kompetensi dasar yang terdapat pada buku guru. Salinlah kompetensi dasar
setiap muatan pelajaran pada lembar kerja kompentensi dasar
3. Kompetensi dasar harus merupakan pasangan KD dari KI 3 dan KD dari KI 4. Ambillah
kompetensi dasar hasil analisis dari LK 3.1 Analisis KD.
4. Cermatilah indikator pada buku guru, salinlah pada indikator tersebut pada kolom Indikator
pada Buku.
5. Periksalah apakah perumusan indikator sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan kaidah
yang berlaku pada perumusan indikator. Penjelasan kaidah perumusan indikator dapat
dilihat pada handout.
6. Tuliskan indikator hasil analisis pada kolom Indikator Hasil Analisis.
7. Kompetensi dasar yang belum terdapat pada buku guru, harus dirumuskan indikatornya.
Tuliskan indikator tersebut pada kolom Indikator Hasil Analisis.

KELAS : .........................................
TEMA : .........................................
SUBTEMA : .........................................
PEMBELAJARAN : .........................................

a. ANALISIS INDIKATOR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PADA BUKU INDIKATOR HASIL ANALISIS




















LK 3.2
LK 2.2a (BG)

60



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


PETUNJUK PENGISIAN LK 2.2b TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat Tujuan Pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran terdapat pada setiap judul Pembelajaran, misalnya Pembelajaran
1, Pembelajaran 2, dan seterusnya.
2. Salinlah tujuan pembelajaran pada buku guru tersebut ke dalam tabel LK kolom Tujuan
Pembelajaran pada Buku.
3. Cermatilah tujuan pembelajaran pada buku tersebut. Sesuaikan dengan kaidah
perumusan tujuan pembelajaran. Kaidah perumusan tujuan pembelajaran dapat
dilihat pada handout.
4. Tuliskan hasil analisis tujuan pembelajaran tersebut pada tabel LK kolom Tujuan
pembelajaran hasil analisis.


b. TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN PEMBELAJARAN PADA BUKU TUJUAN PEMBELAJARAN HASIL ANALISIS





































LK 2.2b (BG)

61



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


PETUNJUK PENGISIAN LK 2.2c KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat kegiatan pembelajaran.
Halaman kegiatan pembelajaran tersebut terdapat pada setiap pembelajaran.
2. Cermatilah kegiatan pembelajaran yang terdapat pada buku guru.
3. Salinlah kegiatan pembelajaran tersebut pada tabel LK 2.2.c pada kolom Kegiatan
Pembelajaran pada Buku.
4. Lakukan identifikasi pererapan pendekatan saintifik, penerapan model-model
pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, Discovery Learning), serta
higher order thinking skills pada kegiatan pembelajaran tersebut. Tuliskan ada atau tidak
pada kolom yang tersedia. Bila ada, tuliskan contohnya pada kolom yang tersedia. Bila
tidak ada, tuliskan saran pada kolom yang tersedia dengan memerhatikan tujuan
pembelajaran hasil analisis seperti tercantum pada tabel LK 2.2b.


c. KEGIATAN PEMBELAJARAN




Kegiatan
Pembelajaran
pada Buku



Kegiatan
Pembelajara
n dengan
menerapkan
Pendekatan
Saintifik
Kegiatan
Pembelajaran
dengan
Menerapkan
Model-Model
Pembelajaran
(Discovery
Learning,
Projek, Problem
Based Learning)



Kegiatan
Pembelajaran
yang
Memunculkan
HOTS (Higher
Order Thinking
Skills)



Keterangan dan Saran
Kegiatan Pembelajaran
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada
Ada
Tidak
Ada



















LK 2.2c (BG)

62



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

PETUNJUK PENGISIAN LK 2.2d PENILAIAN

1. Bukalah halaman pada buku guru yang memuat tentang penilaian.
Penilaian terdapat pada setiap judul pembelajaran, misalnya Pembelajaran 1,
Pembelajaran 2, dan seterusnya.
2. Cermatilah penilaian yang ada pada buku, sesuaikan dengan tujuan pembelajaran hasil
analisis pada LK 2.2b.
3. Tandailah dengan check list (V) pada kolom sesuai atau tidak sesuai.
4. Penilaian sikap dapat dilihat kesesuainnya dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Sikap yang dikembangkan tercantum pada degree tujuan pembelajaran,
misalnya percaya diri, teliti, dan santun.
5. Penilaian keterampilan dapat dilihat kesesuaiannya dengan indikator yang dirumuskan
dari KD yang berasal dari KI 4. Misalnya, apakah akan dinilai unjuk kerja atau unjuk
produk.
6. Penilaian pengetahuan dapat dilihat kesesuaiannya dengan indikator yang dirumuskan
dari KD yang berasal dari KI 3. Misalnya, tes pengetahuan yang terdapat pada buku siswa,
yang terdiri atas tes tertulis atau tes lisan.
7. Analisis penilaian pada buku siswa dan buku guru difokuskan pada kesesuaian dengan
indikator yang dirumuskan. Cara pembuatan instrumen penilaian secara lengkap dapat
dilihat pada Materi Pelatihan 3 tentang Penilaian.

d. Penilaian

Penilaian Sesuai
Tidak
Sesuai
Keterangan Saran
Sikap




Pengetahuan




Keterampilan









LK 2.2d (BG)

63



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LK Analisis Kesesuaian Materi

Petunjuk Pengisian LK 2.3a (BS):
1. Bukalah buku siswa, cermati setiap kegiatan pembelajaran harian.
2. Lakukan kegiatan analisis kesesuaian materi dilihat dari KD, Indikator, tujuan
pembelajaran dan kearifan lokal (kontekstual).
3. Tuliskan hasil analisis tersebut pada kolom yang disediakan, berikan penjelasan dan saran.
Misalnya : kegiatan pembelajaran yang disajikan tidak sesuai dengan target indikator,
tuliskan hasil temuan tersebut pada kolom PBM yang bersangkutan. Berikan uraian
penjelasan kekurangan beserta saran untuk perbaikan.

Tema :.................... Subtema : ...........................
PBM Kesesuaian Materi Keterangan Saran
1
2
3
4
5
6





LK Analisis Kecukupan Materi

Petunjuk Pengisian LK 2.3b (BS):
1. Bukalah buku siswa, cermati setiap kegiatan pembelajaran harian.
2. Lakukan analisis kecukupan materi dilihat dari keluasan dan kedalaman materi.
3. Tuliskan hasil analisis tersebut pada kolom yang disediakan, berikan penjelasan dan saran.
Misalnya : Materi yang disajikan dalam kegiatan pembelajaran tersebut cakupannya
kurang, jelaskan letak kekurangannya dan berikan saran perbaikan.

Tema :.................... Subtema : ...........................
PBM Kecukupan Materi Keterangan Saran
1
2
3
4
5
6


LK 2.3a (BS)
LK 2.3b (BS)

64



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

LK Analisis Keakuratan Materi

Petunjuk Pengisian LK 2.3c (BS):
1. Bukalah buku siswa, cermati setiap kegiatan pembelajaran harian.
2. Lakukan analisis keakuratan materi diliha.t dari kebenaran dan ketepatan materi
3. Tuliskan hasil analisis tersebut pada kolom yang disediakan, berikan penjelasan dan saran.
Misalnya : Materi yang disajikan dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak akurat,
jelaskan letak kesalahannya dan berikan saran perbaikan.

Tema :.................... Subtema : ...........................
PBM Keakuratan Materi Keterangan Saran
1
2
3
4
5
6

Catatan untuk LK 2.2 dan LK 2.3
1. Hasil analisis yang terdapat pada LK 2.1 dan LK 2.2 merupakan kesatuan yang
berkesinambungan.
2. Hasil analisis tersebut dapat dituangkan pada format pembuatan RPP.
3. RPP dibuat dengan cara mengambil hasil analisis LK 2.1 dan LK 2.2.
4. Salinlah KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran pada format RPP
yang akan dibuat.
5. Khusus untuk Penilaian yang akan dicantumkan pada RPP, harus dilihat kaidah-kaidah
penilaian autentik yang terdapat pada materi pelatihan 3 tentang Penilaian Autentik.



LK 2.3c (BS)

65



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013




MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN
PENILAIAN
3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-
MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU
3.2 PERANCANGAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN




66



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar/mengolah informasi, serta
menyajikan/mengkomunikasikan. Kurikulum 2013 menyarankan penerapan model-model
pembelajaran seperti Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning.
A. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih
kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara
nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan
mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama
dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan
makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi
peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan
materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
berikut ini.
a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun
sekunder.
d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data
agar berjalan mudah dan lancar.
f. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan
buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Praktik observasi dalam pembelajaran akan lebih optimal jika peserta didik dan guru
melengkapi diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti (1) tape
recorder, untuk merekam pembicaraan; (2) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan
secara visual; (3) film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; dan
(4) alat-alat lain sesuai dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat
berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal
record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa
suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
HO-3.1

67



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut
tingkatannya. Catatan anekdotal berupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru
mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang
diobservasi.
Pada tema 2, subtema 1 PB 1, aktivitas saintifik mengamati terlihat sebagai berikut:
Siswa mencermati bacaan dan gambar yang disajikan pada buku siswa. Kegiatan ini bertujuan
untuk melatih keterampilan siswa dalam mencari dan menggali informasi dari kegiatan
mengamati gambar dan mencermati teks bacaan. Untuk mempertajam hasil pengamatan,
siswa dibimbing untuk menggaris bawahi informasi-informasi penting yang mereka temukan
dalam bacaan dan menuliskan secara rinci hasil pengamatan gambar yang disajikan pada buku
siswa.

Gambar 3.1 Contoh Objek Bacaan dan Gambar yang Diamati Siswa
Pengamatan gambar dapat dikembangkan dan dikaitkan dengan pengetahuan awal dari siswa
sehinga proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan dan membangkitkan rasa antusias
siswa karena dapat mengaitkan pengalaman belajarnya dengan kehidupan nyata. Gambar-
gambar yang diamati juga harus bervariasi dan dapat membangkitkan keingintahuan anak
sehingga dapat memancing anak untuk bertanya hal hal yang ingin diketahui dengan rasa ingin
tahu yang tinggi.

2. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan

68



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga dapat dalam
bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan,
misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciri-ciri
kalimat efektif!
Dari kegiatan pengamatan yang dilakukan sebelumnya,
siswa dilatih keterampilannya dalam bertanya secara
kritis dan kreatif. Guru menstimulus rasa ingin tahu
siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan
pancingan dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membuat dan merumuskan pertanyaan mereka
sendiri.
a. Fungsi bertanya
1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu
tema atau topik pembelajaran.
2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan
pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan
untuk mencari solusinya.
4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran
yang diberikan.
5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan,
dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik
dan benar.
6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau
gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon
persoalan yang tiba-tiba muncul.
9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu
sama lain.
b. Kriteria pertanyaan yang baik
1) Singkat dan jelas
2) Menginspirasi jawaban
3) Memiliki fokus
4) Bersifat probing atau divergen
5) Bersifat validatif atau penguatan
6) Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
7) Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
8) Merangsang proses interaksi

69



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
c. Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan
jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga
menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih
rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan
kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Tingkatan Pertanyaan Kognitif
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Kognitif
yang lebih
rendah
Pengetahuan
(knowledge)
Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Pemahaman
(comprehension)
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Penerapan
(application
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Kognitif
yang lebih
tinggi
Analisis (analysis)

Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti
Mengapa
Identifikasikan
Tunjukkanlah sebabnya
Berilah alasan-alasan

70



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan
Sintesis (synthesis) Ramalkanlah
Bentuk
Ciptakanlah
Susunlah
Rancanglah...
Tulislah
Bagaimana kita dapat memecahkan
Apa yang terjadi seaindainya
Bagaimana kita dapat memperbaiki
Kembangkan
Evaluasi
(evaluation)
Berilah pendapat
Alternatif mana yang lebih baik
Setujukah anda
Kritiklah
Berilah alasan
Nilailah
Bandingkan
Bedakanlah

3. Mengumpulkan informasi/Eksperimen (Mencoba)
Mengumpulkan informasi/eksperimen kegiatan pembelajarannya antara lain melakukan
eksperimen; membaca sumber lain selain buku teks; mengamati objek/kejadian/aktivitas; dan
wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses
mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun
harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam
sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan
eksperimen yanga akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan
perlengkapan yang dipergunakan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru
menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah
yang akan yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) Murid
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan (8) Guru mengumpulkan hasil kerja
murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Pada Tema 2 Subtema 2 PB 1, dari pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan pada kegiatan
sebelumnya, siswa dibimbing untuk mengumpulkan informasi yang bisa mereka olah untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki sebelumnya. Kegiatan pengumpulan
informasi ini bisa dilakukan melalui berbagai macam kegiatan yang berbeda, salah satunya
adalah dengan mencari jawaban/informasi dari nara sumber/responden. Pada kegiatan yang
dicontohkan pada buku siswa, siswa diminta untuk melakukan sebuah kegiatan yang berjudul
Reporter Cilik.

71



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013



Siswa dilatih keterampilannya dalam merumuskan pertanyaan wawancara yang berkaitan
dengan tujuan pencarian informasi. Penumbuhan keterampilan ini difasilitasi dengan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk menuliskan dan merumuskan pertanyaan yang
akan mereka ajukan dalam kegiatan wawancara tersebut.
4. Mengasosiasi/Mengolah informasi/Menalar
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah
sebagai berikut.
a. mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah
menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam
Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif.
Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu
tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan
merupakan terjemahan dari reasoning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau
penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum
2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran
asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan
beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya
menjadi penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas
pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara
berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru
adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan
sendiri maupun dengan cara simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana
(persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki

72



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau autentik.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan
pembelajaran perbaikan.
Berikut contoh kegiatan menalar pada Tema 2 Subtema 2 PB 1:
Untuk memastikan bahwa kegiatan mencari informasi ini dapat
menghasilkan informasi dan pengetahuan baru bagi siswa, maka
guru membekali siswa dengan sebuah penugasan membuat laporan
reportase, di mana hasil laporan ini bisa dijadikan sebagai salah
satu data/bukti penilaian autentik.
Pada tahap ini, siswa dibimbing dan dilatih untuk mampu mencari
hubungan antar pertanyaan yang mereka ajukan dengan
jawaban/informasi yang mereka peroleh melalui kegiatan
wawancara. Siswa dilatih untuk mampu mengolah informasi-
informasi yang mereka dapatkan menjadi sebuah kesimpulan.

Pada tahapan mengolah informasi ini juga peserta
didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara
kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif
kewenangan guru fungsi guru lebih bersifat direktif
atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah
yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran
kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah
pribadi, maka ia menyentuh tentang identitas
peserta didik terutama jika mereka berhubungan
atau berinteraksi dengan yang lain atau guru.
Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati,
dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. Dengan cara semacam ini akan
tumbuh rasa aman sehingga memungkinkan peserta didik menghadapi aneka perubahan dan
tuntutan belajar secara bersama-sama. Peserta didik secara bersama-sama, saling
bekerjasama, saling membantu mengerjakan hasil tugas terkait dengan materi yang sedang
dipelajari.
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetesi yang
dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas,
dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan
bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri
setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Hasil tugas yang dikerjakan
bersama dalam satu kelompok kemudian dipresentasikan atau dilaporkan kepada guru dan
teman sekelas. Kegiatan ini sekaligus merupakan kesempatan bagi guru untuk melakukan
konfirmasi terhadap apa yang telah disimpulkan oleh siswa.

73



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat juga disajikan dalam
bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio
kelompok dan atau individu, yang sebelumnya dikonsultasikan terlebih dulu kepada guru. Pada
tahapan ini kendatipun tugas dikerjakan secara berkelompok, tetapi sebaiknya hasil
pencatatan dilakukan oleh masing-masing individu sehingga portofolio yang dimasukkan ke
dalam file atau map peserta didik terisi dari hasil pekerjaannya sendiri secara individu.

B. Penerapan Model Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik Terpadu
Contoh Penerapan Discovery Learning di SD Kelas V
Tema 6 : Organ Tubuh Manusia dan Hewan
Subtema 2 : Organ Manusia dan Hewan

Dalam kegitan belajar mengajar dengan tema Organ Tubuh Manusia dan Hewan subtema
Organ Manusia dan Hewan, KD IPA: 3.2 Mengenal organ tubuh manusia dan hewan serta
mendeskripsikan fungsinya, dan KD bahasa Indonesia 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan
tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia, hewan,
tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku, serta KD 4.2
Menyampaikan teks proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet, anggota tubuh (manusia,
hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Maka untuk memahami
KD tersebut dapat diterapkan model pembelajaran Discovery Learning dipadukan dengan
pendekatan saintifik seperti berikut ini.

Media :
1. Ikan hidup.
2. Gambar berbagai jenis ikan, misalnya: ikan mas, ikan gumari, ikan koi, ikan mujair, ikan
nila, ikan hiu, ikan paus, ikan arwana.
3. Gambar organ tubuh ikan.
4. Teks Bacaan Organ Tubuh Manusia dan Hewan.
5. Video ikan.

Langkah-langkah Pembelajaran
Amatilah langkah-langkah operasional pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning)
di bawah ini!

Berdasarkan gambar di atas, di bawah ini contoh aktivitas pembelajaran pendekatan saintifik
dipadukan dengan pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning).


74



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Fase 1: Pemberian Rangsangan
a. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengkomunikasikan kepada siswa tentang
kegiatan yang akan dilakukan.
b. Guru menstimulus rasa ingin tahu siswa dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
penuntun tentang nama-nama hewan di sekitar kita. Misalnya: Sebutkan nama-nama
hewan di sekitar kita! Adakah yang pernah melihat iguana? Adakah hewan lain yang
bentuknya menyerupai iguana? Adakah yang pernah melihat ikan? Sebutkan nama-nama
ikan!
c. Siswa dihadapkan pada suatu permasalahan sederhana tentang organ tubuh hewan yang
ada di sekitar kita, misalnya ikan (lihat buku siswa tema 6 subtema 2). Guru mengajukan
pertanyaan penuntun: bagaimanakah bentuk tubuh ikan? Apa sajakah nama-nama organ
tubuh ikan?
d. Guru menugasi siswa mengamati dan membaca teks laporan sederhana tentang organ
tubuh ikan (lihat buku siswa tema 6 subtema 2).
e. Guru membimbing siswa untuk dapat memahami isi teks bacaan.

Fase 2: Identifikasi Masalah
a. Guru mengajak siswa ke luar kelas untuk mengamati langsung ikan hidup dan mencatat
hal-hal penting tentang organ tubuh ikan secara berkelompok
b. Siswa menyentuh langsung tubuh ikan sehingga menimbulkan rasa ingin tahu dan
mendapatkan pengetahuan baru tentang tubuh ikan.
c. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang ikan hidup yang diamati:
misalnya: nama ikan, ukuran ikan, berat ikan, warna ikan.
d. Siswa dengan bantuan guru membedah ikan hidup untuk mengamati organ tubuh ikan,
kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
e. Berdasarkan pengamatan langsung terhadap ikan, siswa secara berkelompok
mengidentifikasi nama-nama organ tubuh ikan dan fungsinya, dan mencoba merumuskan
jawaban sementara atas pertanyaan permasalahan tentang nama-nama organ tubuh ikan
dan fungsinya, dan ditulis dalam table di bawah ini.

No. Nama-nama Bagian Ikan Fungsinya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

f. Siswa dengan bimbingan guru membuat catatan sederhana tentang hasil pengamatannya
dan hasil diskusi sesama teman dan guru.

Fase 3: Pengumpulan Data
a. Guru kembali membawa siswa ke dalam kelas untuk berdiskusi dalam kelompok.
b. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati gambar bagian-bagian tubuh
ikan di bawah ini.


75



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

c. Siswa dengan bimbingan guru membuat catatan sederhana tentang pengamatannya.
d. Secara berkelompok siswa mengumpulkan data dan informasi sebanyak-banyaknya
tentang nama-nama bagian tubuh hewan, melalui mengamati gambar bagian-bagian
tubuh ikan, membaca literatur tentang nama-nama bagian ikan, atau mengadakan
wawancara.

Fase 4: Pengolahan Data
a. Siswa mengolah data tentang bagian-bagian tubuh ikan dalam kerja kelompok, melalui
pengisian tabel di bawah ini.

b. Siswa secara berkelompok berdiskusi untuk mengisi tabel di atas.

Fase 5: Pembuktian
a. Siswa berdiskusi untuk menemukan suatu konsep atau teori tentang bagian-bagian tubuh
ikan dan fungsinya, dihubungkan dengan hasil pengolahan data pada fase 4.
b. Siswa memeriksa secara cermat tabel isian pada fase 2 dan mengkonfirmasi dengan
temuan yang dilakukan pada fase 5 ini.

Fase 6: menarik Kesimpulan
a. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan nama-nama bagian ikan dan fungsinya
berdasarkan isi teks yang dibaca dan hasil pengamatannya.
b. Siswa melaporkan hasil temuannya dalam forum kelas .



76



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK


Langkah Kegiatan :
1. Rancanglah suatu kegiatan pembelajaran tematik terpadu yang menerapkan
pendekatan saintifik dan tuliskan pada kolom yang tersedia.

Tema :
Subtema :
Pembelajaran ke- :

Tahapan Pembelajaran Kegiatan
Mengamati


Menanya


Mengumpulkan
informasi/eksperimen




Mengasosiasikan/mengolah
informasi



Mengkomunikasikan






LK- 3.1a

77



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN


Langkah Kegiatan :
Rancanglah suatu kegiatan pembelajaran tematik terpadu yang menerapkan salah satu model
pembelajaran (Discovery Learning, Problem Based Learning, Project Based Learning) dan
tuliskan pada kolom yang tersedia.


1. Model Discovery Learning
Tema :
Subtema :
Pembelajaran ke- :

TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Stimulasi/Pemberian
rangsangan
(Stimulation)



2. Pernyataan/Identifikasi
Masalah (Problem
Statement)

3. Pengumpulan Data
(Data collection)



4. Pengolahan Data
(Data processing)



5. Pembuktian
(Verification)



6. Menarik kesimpulan/
generalisasi
(Generalization)




2. Model Problem Based Learning
Tema :
Subtema :
Pembelajaran ke- :

TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Mengorientasikan siswa pada masalah


2. Mengorganisasikan siswa untukk
mendefinisikan masalah


LK- 3.1b

78



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
3. Membimbing penyelidikan mandiri dan
kelompok



4. Mengembangkan dan menyajikan artefak
(hasil karya) dan memamerkannya



5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah




3. Model Project Based Learning
Tema :
Subtema :
Pembelajaran ke- :

TAHAPAN PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Penentuan pertanyaan mendasar


2. Mendesain perencanaan proyek


3. Menyusun jadwal


4. Memonitor peserta didik dan kemajuan
proyek



5. Menilai hasil


6. Mengevaluasi pengalaman







79



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

3.2 PERANCANGAN PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU

A. Penilaian Sikap
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait
dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait
dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi vertikal
dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi
kesadaran dalam upaya mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang SD, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2:
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas, penilaian sikap pada jenjang SD mencakup:
Tabel 3.1 Cakupan Penilaian Sikap
Penilaian sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianut
Penilaian sikap sosial 1. Jujur
2. Disiplin
3. Tanggung jawab
4. Toleransi
5. Gotong royong
6. Santun
7. Percaya diri

Penilaian sikap dilakukan secara tidak langsung melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Sikap yang akan dinilai terdapat pada KD dari KI 1 dan KI 2. Sikap tersebut tampak
dari kegiatan pembelajaran yang dirancang dari KD yang berasal dari KI 3 dan KI 4 yang
berpasangan. Misalnya, penilaian kegiatan pembelajaran mengamati gambar. Pada kegiatan
tersebut, guru dapat melakukan penilaian sikap ketika siswa mengamati gambar. Sikap yang
dinilai misalnya teliti. Selain sikap yang timbul dalam kegiatan pembelajaran, guru juga dapat
melakukan penilaian sikap secara langsung, yang terdiri atas sikap spiritual dan sikap
sosial.


HO-3.2

80



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013



Rubrik Mengamati Gambar

Kompetensi yang dinilai :
- Pemahaman peserta didik tentang obyek/gambar yang diamati dikaitkan dengan topik peran air
dalam kehidupan
- Keterampilan peserta didik dalam menuliskan hasil pengamatan secara rinci
- Sikap kecermatan dan ketelitian peserta didik dalam mengamati

Aspek
Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
Isi dan
pengetahuan
Hasil pengamatan
gambar
ditulis lengkap
dan berisikan
pemahaman
peserta didik
tentang
materi. Hasil
pengamatan
mudah dibaca
dan dipahami.
Peserta didik
menambahkan
gambar untuk
melengkapi hasil
pengamatan.
Hasil pengamatan
ditulis
lengkap dan
berisikan
pemahaman
peserta
didik tentang
materi.
Keseluruhan
materi
mudah dipahami.
Hasil pengamatan
ditulis
cukup lengkap
dan berisikan
pemahaman
peserta didik
tentang materi.
Sebagian besar
materi mudah
dipahami.
Hasil pengamatan
ditulis sedikitl
engkap dan
berisikan
pemahaman
peserta
didik tentang
materi. Beberapa
bagian dari materi
mudah dipahami.
Sikap Teliti dan detail
dalam mengamati
perbedaan yang
terdapat pada
gambar.
Mampu menandai
gambar dan
menambahkan
informasi
Teliti dan detail
dalam mengamati
perbedaan
yang terdapat
pada gambar.
Teliti dan detail
dalam mengamati
sebagian
perbedaan yang
terdapat pada
gambar.
Teliti dan detail
mengamati
sebagian
gambar.
Keterampilan
mengomunika
sikan hasil
Penjelasan mudah
dipahami,
pemilihan
kata sesuai
dengan bahasa
Indonesia baku.
Penjelasan mudah
dipahami,
pemilihan
beberapa kata
sesuai
dengan bahasa
Indonesia baku.
Penjelasan
kurang
dipahami, pemilihan
beberapa kata
sesuai/tidak
sesuai
dengan bahasa
Indonesia baku.
Penjelasan
sulit dipahami,
pemilihan kata
tidak sesuai
dengan bahasa
Indonesia baku.

81



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Teknik dan Bentuk Instrumen
Penilaian sikap dapat dilakukan menggunakan teknik observasi, penilaian diri, penilaian
antarteman, dan jurnal.
a. Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung
dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan observasi
tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan
karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan
untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian
menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan sikap.
Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang diamati
dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap
atau perilaku yang positif atau negatif sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi
inti dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa :
1) Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
2) Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik
memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan petunjuk
penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar
observasi lebih efektif dan terarah hendaknya :
1) Dilakukan dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup
indikator atau aspek yang akan diamati dari suatu proses.
2) Menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian.
3) Pencatatan dilakukan selekas mungkin.
4) Kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.
Untuk menjaga otentivitas dari teknik penilaian ini maka, observasi hendaknya dilakukan di
sepanjang proses kegiatan (mengacu pada pemahaman bahwa KI1 dan KI 2 dititipkan pada
kegiatan yang didesain untuk mencapai KI 3 dan KI 4), oleh karena itu proses observasi
sikap ini tidak bisa dilakukan secara terpisah namun harus terintegrasi dengan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai KI 3 dan KI 4.

Contoh instrumen beserta rubrik penilaian

Pedoman Observasi Sikap Spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v)
pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan


82



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Observasi Sikap Spiritual

Nama Peserta Didik : .
Kelas : .
Tanggal Pengamatan : ..
Subtema : ..
No Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi

4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun
tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran
Tuhan

5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat
mempelajari ilmu pengetahuan

Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4


Observasi Sikap Santun

Nama Peserta Didik : .
Kelas : .
Tanggal Pengamatan : ..
Subtema : ..

No Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan
orang lain

3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan
pendapat

4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat
teman

5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang
lain

Jumlah Skor


b. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.

83



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau
skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential.
Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena.
Sedangkan skala semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya
bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana
jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif
terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data
interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik
tertentu yang dimiliki seseorang.
Contoh instrumen beserta rubrik penilaian
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP PERCAYA DIRI

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap sosial peserta didik
dalam percaya diri. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap percaya diri
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : .
Kelas : .
Tanggal Pengamatan : ..
Subtema : ..

No Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1 Saya melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu
2 Saya berani mengambil keputusan secara cepat dan
bisa dipertanggungjawabkan

3 Saya tidak mudah putus asa
4 Saya berani menunjukkan kemampuan yang dimiliki
di depan orang banyak

5 Saya berani mencoba hal-hal yang baru
Jumlah Skor



84



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
c. Penilaian Antar Peserta Didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating
scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari
keduanya atau menggunakan dua-duanya.
Contoh daftar cek penilaian antar peserta didik:

LEMBAR PENILAIAN ANTAR PESERTA DIDIK

Nama Peserta Didik : .
Kelas : .
Subtema : .
Tanggal : .

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek () sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari

No Perilaku
Dilakukan/muncul
YA TIDAK
1 Mau menerima pendapat teman
2 Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3 Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
4 Mau bekerjasama dengan semua teman
5 ......................................

d. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap
dan perilaku.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan
demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta
didik dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah
reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam
menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru,
apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.
Terkait dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku
peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan
ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang
diajar. Aspek-aspek pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian
dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
1) Catatan atas pengamatan guru harus objektif

85



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2) Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/
peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3) Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)

Pedoman umum penskoran jurnal:
1) Penskoran pada jurnal dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert. Sebagai
contoh skala 1 sampai dengan 4.
2) Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati.
3) Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator yang diamati.
4) Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul pada diri peserta didik diberi
skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor 0.
5) Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
6) Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian direratakan
7) Nilai Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara
menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian

1) Model Pertama
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
(a) Tulislah identitas peserta didik yang diamati
(b) Tulislah tanggal pengamatan.
(c) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.
(d) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan
kekuatan Peserta didik maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan
pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti.
(e) Tulislah dengan segera kejadian
(f) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
(g) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik

Format:






















Jurnal

Nama Peserta Didik : .
Nomor peserta Didik : .
Tanggal : .
Aspek yang diamati : .
Kejadian : .

Guru:
.
.
.

86



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2) Model Kedua
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru):
(a) Tulislah Aspek yang diamati
(b) Tulislah identitas peserta didik yang diamati
(c) Tulislah tanggal pengamatan.
(d) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.
(e) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan
kekuatan Peserta didik maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan
pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti.
(f) Tulislah dengan segera kejadian yang diamati
(g) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.
(h) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik

Contoh Format Jurnal
Jurnal
Nama Peserta Didik : ..
Aspek yang diamati : ..

NO HARI/TANGGAL KEJADIAN KETERANGAN/
TINDAK LANJUT






B. Penilaian Pengetahuan
Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Tes tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-
salah, menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga
peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan
keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan
rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan melalui instrumen tertentu yang relevan.
Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel
berikut:

Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Tes tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian.
Tes lisan Daftar pertanyaan.

87



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penugasan Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.

Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci jawaban dan pedoman
penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya memenuhi beberapa syarat,
yaitu mengkomunikasikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik, menyampaikan indikator
dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik. Tampilan kualitas hasil tugas yang
diharapkan disampaikan secara jelas dan penugasan mencantumkan rentang waktu
pengerjaan tugas. Berikut ini akan disajikan contoh bentuk instrumen terkait dengan teknik
penilaian tes tulis, tes lisan, maupun penugasan.
Tabel 3.2 Contoh Instrumen Penilaian Pengetahuan dengan Tes Tertulis
No.
Muatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
1 PPKn 3.6.1.
Mengidentifi
kasi keperluan
hidup anggota
keluarga di
rumah

Tertulis Pilihan
Ganda
Berikut ini adalah sikap kita jika
ada sebagian masyarakat belum
terpenuhi kebutuhan fisik di
lingkungannya, kecuali:
a. Siti menjadi prakarsa untuk
mencari dana bantuan kepada
masyarakat sebagai usaha
memperbaiki jalan yang rusak
b. Udin mengumpulkan dana
bantuan masyarakat sekitar
untuk membangun pos ronda
yang perlu direnovasi .
c. Beni mengusulkan kepada
desa agar pemperbaiki jalan
menuju gang yang rusak
parah.
d. Dayu empati atas kerja keras
teman-temannya dalam
mengumpulkan dana
pembangunan desa.
Kunci: d.
2 Bahasa
Indonesia
3.1.1.
Menggali
informasi dari
bacaan
tentang
perubahan
wujud benda
yang terjadi
karena
kegiatan
manusia
Tertulis Uraian Tuliskan dengan singkat proses
terjadinya embun!
Jawaban alternatif:
Benda-benda menyerap panas
dari matahari pada siang hari.
Sebaliknya, di malam hari benda-
benda kehilangan panas. Ketika
benda-benda di dekat tanah
menjadi dingin, suhu udara di
sekitarnya juga berkurang. Udara
yang lebih dingin tidak dapat
menahan uap air sebanyak udara
yang lebih hangat. Jika suhu

88



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
No.
Muatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
udara bertambah semakin dingin,
akhirnya udara akan mencapai
titik embun.
3 Matematika 3.2.1.
menyelesaikan
soal latihan
pecahan biasa,
campuran,
desimal

Tertulis Uraian Nanda membeli bibit tanaman
kacang sebanyak 1 kg. Bibit
tersebut akan ditanam dalam
kantong-kantong plastik kecil.
Setiap 1/10 kg kacang akan
dimasukkan kedalam 20 kantong
plastik.Berapa banyak kantong
plastik yang dibutuhkan?
Kunci Jawaban :
(1: 1/10)x20 = n ;
n = 1 x 10 x 20 =200
Jadi yang dibutuhkan kantong
plastik yang dibutuhkan Nanda
adalah 200 buah.
4 IPA 3.4.1.
Mendeskripsik
an sifat-sifat
benda padat,
cair, dan gas
Tertulis Isian Jika kita memasukkan es batu ke
dalam gelas yang berisi air panas
maka yang akan terjadi adalah ...
Kunci Jawaban :
es batu akan mencair
5 IPS 3.1.1.
Mengenal
aktivitas
kehidupan
manusia dan
perubahannya
dalam ruang di
bidang sosial,
ekonomi,
pendidikan,
dan budaya
dalam lingkup
nasional
Tertulis Jawab
Singkat
Bagaimana jika perburuan liar
terhadap hewan dan tumbuhan
dibiarkan?
Jawaban alternatif :
Dapat menyebabkan kepunahan
hewan dan tumbuhan langka.
6 SBdP 3.4.1.
Mengenal
jenis-jenis
karya
kerajinan dari
berbagai
daerah di
nusantara
Tertulis Isian Sebutkanlah berbagai karya
kerajinan yang dihasilkan dari
daerah tempat tinggalmu yakni.
Jawaban alternatif:
(Sesuaikan dengan daerah
masing-masing) di antaranya :
wayang golek, topeng, dan
mainan gasing
7 PJOK 3.1.1.
Menyebutkan
cara
melakukan
Tertulis Uraian Bagaimana cara pengenalan kita
terhadap air sebelum berenang ?
Jawaban alternatif:
Membasahi tubuh kita dengan air

89



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
No.
Muatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
berbagai
keterampilan
untuk
berenang
dengan benar
Mencelupkan kaki ke dalam air
Menciprat-cipratkan air ke dalam
tubuh kita

Tabel 3.3 Contoh Instrumen Penilaian Pengetahuan dengan Tes Lisan
No.
Muatan
Pembelajar
an
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
1 PPKn 3.6.1.
Mengidentifi
kasi keperluan
hidup anggota
keluarga di
rumah

Lisan Panduan
Pertanyaan
Coba sebutkan bagaimana
sikapmu jika ada sebagian
masyarakat belum terpenuhi
kebutuhan nonfisiknya?
Jawaban alternatif:
Memberi contoh bagaimana
cara hidup bersih.
Memberi contoh bagaimana
cara beribadah yang baik.
2 Bahasa
Indonesia
3.1.1.
Menggali
informasi dari
bacaan
tentang
perubahan
wujud benda
yang terjadi
karena
kegiatan
manusia
Lisan Panduan
Pertanyaan
Coba ceritakan secara singkat
proses terjadinya embun!
Jawaban alternatif:
Benda-benda menyerap panas
dari matahari pada siang hari.
Sebaliknya, di malam hari benda-
benda kehilangan panas. Ketika
benda-benda di dekat tanah
menjadi dingin, suhu udara di
sekitarnya juga berkurang. Udara
yang lebih dingin tidak dapat
menahan uap air sebanyak udara
yang lebih hangat. Jika suhu
udara bertambah semakin dingin,
akhirnya udara akan mencapai
titik embun.
3 IPA 3.4.1.
Mendeskripsik
an sifat-sifat
benda padat,
cair, dan gas
Lisan Panduan
Pertanyaan
Pernahkah kamu minum?
Jika pernah, alat apa yang
digunakan untuk minum?
Mengapa bentuknya selalu
sama dengan alat yang
digunakan?
Jawaban alternatif :
Pernah
Gelas, cangkir, sendok, dll
Karena bentuk air
menyesuaikan tempatnya.


90



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
No.
Muatan
Pembelajar
an
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
4 IPS 3.1.1.
Mengenal
aktivitas
kehidupan
manusia dan
perubahan
nya dalam
ruang di
bidang sosial,
ekonomi,
pendidikan,
dan budaya
dalam lingkup
nasional
Lisan Panduan
Pertanyaan
Apa yang terjdi jika adanya
pembakaran hutan?
Jawaban Alternatif :
Tumbuhandan hewan akan
punah
Asap pembakaran hutan
merusak pernapasan
Rusaknya ekosistem hutang
dan lingkungannya
5 Matematika 3.2.1.
menyelesaikan
soal latihan
pecahan biasa,
campuran,
desimal
Lisan Panduan
Pertanyaan
Satu potong roti jika dipotong
menjadi 8 bagian sama besar,
maka berapakan besar setiap
potongan?
Jawaban:
1/8
6 SBdP 3.4.1.
Mengenal
jenis-jenis
karya
kerajinan dari
berbagai
daerah di
nusantara
Lisan Panduan
Pertanyaan
Apakah di daerah tempat
tinggalmu ada karya
kerajinan?
Kerajinan apa sajakah yang
dihasilkan?
Siapa yang membuat
kerajinan tersebut?
Jawaban alternatif:
(Sesuaikan dengan daerah
masing-masing)
Ada
Diantaranya : wayang golek,
topeng, dan mainan gangsing.
Para pengrajin adalah
masyarakat yang sudah biasa
membuat kerajinan secara
turun temurun
7 PJOK 3.1.1.
Menyebutkan
cara
melakukan
berbagai
keterampilan
untuk
mengambil
posisi cara
berenang yang
Lisan Panduan
Pertanyaan
Apakah kamu sudah pernah
berenang di kolam renang?
Jika sudah bagaimana cara
pengenalan kita terhadap air
sebelum berenang ?
Jawaban alternatif:
Sudah pernah
Membasahi tubuh kita
dengan air
Mencelupkan kaki ke dalam

91



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
No.
Muatan
Pembelajar
an
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
baik. air
Menciprat-cipratkan air ke
dalam tubuh kita

Tabel 3.4 Contoh Instrumen Penilaian Pengetahuan dengan Penugasan
No.
Muatan
Pembelajar
an
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen
1 Bahasa
Indonesia
4.7.1
Menyajikan
laporan tentang
pentingnya air
dalam
kehidupan
Penugasan Pekerjaan
Rumah
Amatilah penggunaan air di
rumah. Air digunakan untuk apa
saja? Berapa banyak air yang
digunakan untuk aktivitas
sehari-hari di rumah? (Dapat
menggunakan satuan
gayung/gelas/ember).
Sudahkah anggota keluarga
berhemat air di rumah?
Tulis hasil pangamatan di
selembar kertas.

C. Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Unjuk kerja atau Praktik
Unjuk kerja atau praktik adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan
suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan
mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.
Contoh Penilaian Praktik

Kelas/Semester : V/1
Tema/Subtema : Peristiwa dalam Kehidupan/Macam-macam Peristiwa dalam
Kehidupan
Pembelajaran : 1

Format Penilaian Praktik: Menyajikan laporan tentang pentingnya air dalam kehidupan

Aspek yang Dinilai
Baik Sekali
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Perlu
Bimbingan
(1)
Estetika
Bahasa
Substansi/Isi




92



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Rekapitulasi Nilai:
NO Nama Siswa
Estetika Bahasa Substansi
(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)
1 Beni V V V
2 Dayu V V V
3 Siti V V V

Deskripsi:
- Pada saat menyajikan laporan tentang pentingnya air dalam kehidupan,
Beni memiliki gaya bahasa dan kesesuaian dengan materi sangat baik.
Beni masih perlu bimbingan dalam penampilannya saat melaporkan.
- Pada saat menyajikan laporan tentang pentingnya air dalam kehidupan,
Dayu memiliki kemampuan menyesuaikan materi dan isi dengan sangat
baik. Dayu masih perlu bimbingan dalam estetika dan gaya bahasanya.
- Pada saat menyajikan laporan tentang pentingnya air dalam kehidupan,
Siti sudah memperhatikan estetika, bahasa dan substansi dengan sangat
baik.

b. Projek
Penilaian Projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan
pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan
informasi.
Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan keterampilan
berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik. Contoh
projek misalnya membuat laporan pemanfaatan energi di dalam kehidupan, membuat
laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.
Contoh Format Penilaian Projek.
Kelas/Semester : V / I
Tema : Benda-benda di Lingkungan Sekitar
Subtema : Wujud Benda dan Cirinya
Pembelajaran ke : I

Rubrik Penilaian Projek

Indikator :
Membuat karya kerajinan dari bahan tali temali

Nama Projek : Membuat karya kerajinan dari bahan tali temali
Nama siswa : Beni
Kelas : V
No. Aspek 1 2 3 4
1 Perencanaan
a. Desain
b. Tahapan pembuatan

2. Proses Pembuatan
a. Persiapan alat dan bahan.



V

93



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
No. Aspek 1 2 3 4
b. Teknik pembuatan
c. Kebermaknaan dan kebersihan


V
V
3 Hasil/produk
a. Jenis karya
b. Keunikan
c. Keindahan





V


Keterangan:
Penilaian dilakukan melalui pengamatan untuk menilai aspek keterampilan.
Skor 1: kurang; 2: cukup; 3: baik ; 4. Baik sekali
Deskripsi:
Dalam membuat karya anyaman, Beni memiliki perencanaan yang baik. Dari
segi persiapan alat dan bahan, tehnik pembuatan, kebermaknaan dan
kebersihan sudah baik sekali. Dari segi jenis, keunikan, dan keindahan masih
memerlukan usaha dan bimbingan lebih lanjut.

c. Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan
karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan
selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk
memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta
didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran
secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini
mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu
tema. Misalnya kompetensi pada tema selalu berhemat energi. Contoh kompetensi
membuat laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil percobaan tentu
tidak seketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang, dimulai dari
penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan akhir yang siap disajikan. Selama proses ini
diperlukan bimbingan guru melalui catatan-catatan tentang karya peserta didik sebagai
masukan perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan akhir
berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang menjadi portofolio.
Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru, terkait kompetensi membuat
laporan hasil percobaan tersebut di atas, portofolio juga bisa memuat catatan hasil
penilaian diri dan teman sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku
sehari hari peserta didik yang bersangkutan.
Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menentuan hal-
hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagai berikut:
1) masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat
hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
2) menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan.
3) sewaktu waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar,
masukkan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap.
4) peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan guru.
5) catatan guru dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi
tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.

94



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Contoh Format Penilaian Portofolio
Nama Siswa : Dayu
Kelas : V
Semester : I (satu)
Tanggal
dokumen
Nama dokumen
Substansi/
Isi
Bahasa Estetika
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Laporan secara lisan proyek
yang dihasilkan


V V



V

Hasil tugas pekerjaan rumah
baik pribadi maupun
kelompok


V V



V

Kliping berbagai macam
karya kerajinan yang ada di
nusantara


V V



V

Kumpulan foto kegiatan
yang dilakukan sehari-hari
dalam melaksanakan praktik


V V



V

Laporan secara tertulis
proyek yang dihasilkan


V V



V

Keterangan:
1: kurang; 2: cukup; 3: baik; 4: sekali
Portofolio berfungsi sebagai bukti autentik hasil belajar siswa yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari laporan hasil capaian kompetensi siswa yang
disampaikan kepada orang tua.
Guru memberi komentar/catatan tentang dokumen portofolio yang telah
dikumpulkan siswa dalam bentuk kalimat positif yang berisi motivasi, semangat,
juga usaha-usaha yang masih perlu ditingkatkan. Komentar/catatan tersebut
ditulis dan dimasukkan dalam file portofolio setiap siswa.




Contoh komentar/catatan guru:

Ananda Dayu telah mengumpulkan karya yang sangat bagus.
Dari segi substansi/isi telah menunjukkan pemahaman tugas-tugas
dengan sangat baik. Demikian juga, dari segi estetika sangat rapi dan
bagus. Ananda Dayu masih perlu usaha untuk lebih tekun lagi
dalam memahami ejaan dan tata kalimat.



95



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

PERANCANGAN INSTRUMEN
PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN

Tema : .............................................................
Subtema : .....................................................................
Pembelajaran ke- :

A. Kompetensi Inti (KI):
KI 1 :
KI 2 :
KI 3 :
KI 4 :
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
Muatan Pelajaran 1
KD
Indikator
Muatan Pelajaran 2, dst
KD
Indikator
C. Tujuan Pembelajaran
....
D. Penilaian proses dan hasil belajar
1. Penilaian Sikap

2. Penilaian Pengetahuan


3. Penilaian Keterampilan


LK-3.2

96



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


LAPORAN
HASIL PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
SEKOLAH DASAR
(SD)










KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA



PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN

A. Contoh Pengisian buku Rapor
Sesuai dengan Juknis yang telah dibuat oleh Direktorat Dikdasmen maka contoh Rapor
atau Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Dasar serta cara
pengisiannya dapat dibaca berikut ini:



HO-3.3

97



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

PETUNJUK

1. Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik, merupakan ringkasan hasil
penilaian terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Laporan perkembangan dan hasil Pencapaian Kompetensi peserta
didik secara rinci, disajikan dalam portofolio yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini.
2. Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik dipergunakan selama peserta
didik yang bersangkutan mengikuti pelajaran di Sekolah Dasar;
3. Apabila pindah sekolah, buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini
dibawa oleh yang bersangkutan untuk dipergunakan di sekolah baru dengan
meninggalkan arsip/copy di sekolah lama;
4. Apabila buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini hilang, dapat
diganti dengan Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik pengganti yang
disahkan oleh Kepala Sekolah asal;
5. Buku Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik ini harus dilengkapi dengan
pas foto (3 cm x 4 cm) dan pengisiannya dilakukan oleh Guru Kelas;
6. Laporan penilaian memuat hasil Pencapaian Kompetensi yang disajikan secara deskriptif
untuk masing-masing kompetensi inti.
7. Laporan perkembangan fisik diisi dengan data kondisi peserta didik berdasarkan hasil
pengukuran yang dilakukan guru bekerjasama dengan pihak lain yang relevan.
8. Laporan kondisi kesehatan diisi dengan deskripsi hasil pemeriksaan yang dilakukan guru,
bekerjasama dengan tenaga kesehatan atau puskesmas terdekat.
9. Kolom ketidakhadiran diisi dengan data akumulasi ketidakhadiran siswa, baik karena
sakit, izin, maupun tanpa keterangan dalam satu semester.




98



SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
IDENTITAS PESERTA DIDIK
1. Nama Peserta Didik : ..
2. Nomor Induk : ..
3. Tempat,Tanggal
Lahir
: ..
4. Jenis Kelamin : ..
5. Agama : ..
6. Pendidikan
sebelumnya
: ..
7. Alamat Peserta Didik : ..
8. Nama Orang Tua :
a. Ayah : ..
b. Ibu : ..
9. Pekerjaan Orang
Tua
:
a. Ayah : ..
b. Ibu : ..
10. Alamat Orang Tua :
Jalan : ..
Kelurahan/Desa : ..
Kecamatan : ..
Kabupaten/Kota : ..
Provinsi : ..
11. Wali Peserta Didik :
a. Nama : .......................................................................................
b. Pekerjaan : .......................................................................................
c. Alamat : .......................................................................................

., .
Kepala Sekolah,






................................................
NIP. ........................................



Pas Foto
ukuran
3 X 4 CM

99

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
A. Petunjuk Pengisian Buku Rapor

Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 66 Tahun
2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian oleh pendidik
dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi
kepada orangtua dan Pemerintah.
Pada Standar Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh pendidik
berbentuk: (1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-
terpadu (2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial (3)
Penilaian oleh masing-masing pendidik tersebut secara keseluruhan selanjutnya dilaporkan
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.
Pengembangan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik pada dasarnya merupakan wewenang
sekolah. Untuk membantu sekolah mengembangkan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik,
Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar menyusun Buku Raport untuk SD beserta Panduan
Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.
Buku Petunjuk Teknis Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik pada jenjang Sekolah Dasar
diharapkan dapat membantu sekolah dalam mengisi format Laporan Hasil Belajar Peserta Didik
sesuai dengan Kurikulum 2013.
Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar
peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran, dan bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar peserta didik.
Proses pembelajaran dan penilaian difokuskan pada tiga ranah yaitu: sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Pada kurikulum 2013 tiga ranah tersebut dijabarkan menjadi empat kompetensi
inti yaitu kompetensi inti 1 (satu) sikap spiritual, kompetensi inti 2 (dua) sikap sosial,
kompetensi inti 3 (tiga) pengetahuan, dan kompetensi inti 4 (empat) keterampilan.


A. Sikap
Pada kolom deskripsi diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang:
1. Apa yang menonjol terkait dengan kemampuan pada aspek sikap anak dalam tiap muatan
pelajaran yang ada pada komptensi inti 1 dan 2 (KI-1 dan KI-2).
2. Usaha pengembangan kemampuan pada aspek sikap anak dalam tiap muatan pelajaran
untuk mencapai kompetensi inti 1 dan 2 (KI-1 dan KI-2) pada kelas yang diikutinya.
Pada aspek sikap, deskripsi menggambarkan prestasi siswa pada muatan mata pelajaran
pada kelas dan semester tertentu dari aspek sikap.
Berikutnya dari deskripsi yang dituangkan guru juga menggambarkan kompetensi-
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan dan perlu mendapat perhatian guru dan orang
tua, agar seorang siswa dapat mencapai kompetensi secara optimal.
Deskripsi tersebut merupakan ringkasan dan intisari dari penilaian yang sudah dilakukan
oleh guru dengan berbagai alat penilaian termasuk penilaian autentik setelah siswa
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran proyek (project based learning),
penemuan (discovery learning), dan pemecahan masalah (problem based learning).
Disamping itu juga memanfaatkan portofolio dan hasil observasi dan wawancara.






100

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Contoh pengisian aspek: Sikap

Aspek Deskripsi
Menerima, menjalankan ajaran
agama yang dianutnya
diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang
apa yang menonjol terkait dengan kempuan
anak dalam tiap muatan mata pelajaran,
dan usaha-usaha apa yang perlu
dikembangkan untuk mencapai kompetensi
yang ditetapkan pada kelas yang diikutinya

Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli, percaya diri, dalam
berinteraksi dengan keluarga dan
guru
diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang
apa yang menonjol terkait dengan kempuan
anak dalam tiap muatan mata pelajaran,
dan usaha-usaha apa yang perlu
dikembangkan untuk mencapai kompetensi
yang ditetapkan pada kelas yang diikutinya

B. Pengetahuan
Pada kolom deskripsi diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang:
1. Apa yang menonjol terkait dengan kemampuan pada aspek pengetahuan anak
dalam tiap muatan pelajaran yang ada pada komptensi inti 3 (KI 3).
2. Usaha pengembangan kemampuan pada aspek pengetahuan anak dalam tiap
muatan pelajaran untuk mencapai kompetensi inti 3 (KI 3) pada kelas yang
diikutinya.

Pada aspek pengetahuan, deskripsi menggambarkan prestasi siswa pada muatan
mata pelajaran pada kelas dan semester tertentu dari aspek pengetahuan.
Berikutnya dari deskripsi yang dituangkan guru juga menggambarkan kompetensi-
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan dan perlu mendapat perhatian guru dan
orang tua, agar seorang siswa dapat mencapai kompetensi secara optimal.

Deskripsi tersebut merupakan ringkasan dan intisari dari penilaian yang sudah
dilakukan oleh guru dengan berbagai alat penilaian termasuk penilaian autentik
setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran proyek (project
based learning), penemuan (discovery learning), dan pemecahan masalah (problem
based learning). Di samping itu juga memanfaatkan portofolio dan hasil penilaian
yang dilakukan melalui tes (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester).
Contoh pengisian aspek: Pengetahuan Kelas I semester 1 (satu)
Aspek Deskripsi
Mengingat dan memahami
pengetahuan faktual dan
konseptual berdasarkan rasa
ingin tahu tentang:
dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya
benda-benda lain di sekitarnya
Mahir menyebut huruf-huruf hijaiyyah
secara lengkap, tetapi masih perlu bimbingan
untuk harakatnya secara benar.
Menguasai benar simbol-simbol sila
Pancasila.
Mahir menyebut teks deskriptif tentang
anggota tubuh dan pancaindera dengan
kosakata bahasa Indonesia
Pandai membandingkan dengan
memperkirakan panjang suatu benda dengan
menggunakan istilah sehari-hari.

101

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Masih perlu latihan tentang pola irama lagu
bervariasi menggunakan alat musik ritmik



C. Keterampilan
Pada kolom deskripsi diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang:
1. Apa yang menonjol terkait dengan kemampuan pada aspek keterampilan anak
dalam tiap muatan pelajaran yang ada pada komptensi inti 4 (KI-4).
2. Usaha pengembangan kemampuan pada aspek keterampilan anak dalam tiap
muatan pelajaran untuk mencapai kompetensi inti 4 (KI-4) pada kelas yang
diikutinya.

Pada aspek keterampilan, deskripsi menggambarkan prestasi siswa pada muatan mata
pelajaran pada kelas dan semester tertentu dari aspek keterampilan.
Berikutnya dari deskripsi yang dituangkan guru juga menggambarkan kompetensi-
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan dan perlu mendapat perhatian guru dan
orang tua, agar seorang siswa dapat mencapai kompetensi secara optimal.

Deskripsi tersebut merupakan ringkasan dan intisari dari penilaian yang sudah dilakukan
oleh guru dengan berbagai alat penilaian termasuk penilaian autentik setelah siswa
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran proyek (project based learning),
penemuan (discovery learning), dan pemecahan masalah (problem based learning).
Disamping itu juga memanfaatkan portofolio dan hasil penilaian praktik dan proyek.


Contoh pengisian aspek: Keterampilan
Kelas I semester 1 (satu)
Aspek Deskripsi
Menyajikan kemampuan
mengamati, menanya, dan
mencoba dalam :
- bahasa yang jelas,logis, dan
sistematis
- karya yang estetis
- gerakan anak sehat
- tindakan anak beriman dan
berakhlak mulia
diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang apa
yang menonjol terkait dengan kempuan anak
dalam tiap muatan mata pelajaran, dan usaha-
usaha apa yang perlu dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan pada kelas
yang diikutinya


D. KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER
No.
Kegiatan Ekstrakurikuler
Deskripsi
1. Pramuka Diisi dengan kegiatan yang pernah diikuti dan
peranannya.







2. UKS Diisi dengan kegiatan yang pernah diikuti dan
peranannya.







102

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

E. Perkembangan Fisik/Kesehatan

1. Perkembangan Fisik/Kesehatan

2. Kondisi Kesehatan


3. Catatan Prestasi
No Jenis Prestasi Keterangan
Diisi dengan jenis
prestasi akademik
yang relevan, baik di
tingkat kelas, sekolah,
kabupaten/Kota
maupun yang lebih
tinggi.
Diisi dengan prestasi yang dicapai siswa dalam kejuaraan
dan perlombaan dengan mencantumkan tingkat, waktu,
dan tempat.
Dapat juga dicantumkan kelebihan atau hal -hal lain yang
menonjol.



No
Aspek Yang
Dinilai
Semester
1 2
1 Tinggi Diisi sesuai hasil pengukuran
pada semester 1
Diisi sesuai hasil
pengukuran pada
semester 2
2 Berat Badan Diisi sesuai hasil pengukuran pada
semester 1
Diisi sesuai hasil
pengukuran pada
semester 2
No Aspek Fisik Keterangan
1. Pendengaran Diisi sesuai hasil pemeriksaan bekerjasama dengan
tenaga kesehatan/Puskesmas
2. Penglihatan idem
3. Gigi idem
4. Lainnya
(diisi jika ada
aspek/kondisi kesehatan
lainnya)
idem

103

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
RAMBU-RAMBU ULANGAN, UTS DAN UAS
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD

A. Ulangan
Menurut Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Bab II Standar Penilaian
Pendidikan disebutkan bahwa:
Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka guru bisa melakukan ulangan secara periodik. Ulangan
dapat dilakukan setelah selesai 1 subtema (1 minggu).

Ulangan pada Akhir Subtema

ANALISIS KD PADA TEMA, SUBTEMA DAN PEMBELAJARAN

KELAS : V/semester 1
TEMA : Benda-benda di Lingkungan Sekitar (1)
SUBTEMA 1 : Wujud Benda dan Cirinya

MUATAN
MAPEL
KD
PEMBELAJARAN
KETR
1 2 3 4 5 6
BHS INDO
3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1 3.1
4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1
PPKn
3.3 3.3 Perlu ditambahkan
KD3.3 dan 4.3 pada
pemetaan subtema
3.6 3.6 3.6
4.3 4.3
4.6 4.6 4.6
MAT
3.2 3.2 3.2 3.2 Perlu ditambahkan
KD 4.8 pada
pemetaan subtema
4.1 4.1
4.8 4.8 4.8
SBDP
3.4 3.4 3.4 3.4
4.4 4.4
4.13 4.13 4.13
IPS
3.1 3.1 3.1 Perlu ditambahkan
KD 3.4 dan 4.7 pada
pemetaan subtema
3.4 3.4
4.1 4.1 4.1
4.7 4.7
IPA
3.4 3.4 3.4
4.7 4.7 4.7
PJOK*)
3.1 3.1
3.2 3.2
4.1 4.1
4.2 4.2

*) Evaluasi PJOK dilakukan oleh guru PJOK

LK 3.1

104

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian untuk ranah sikap dilakukan selama proses pembelajaran, sedangkan untuk ranah
pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan belajar sehari-hari diperoleh dari latihan maupun
penugasan. Untuk Ulangan disiapkan kisi-kisi ulangan subtema 1 seperti contoh berikut:

Kisi-kisi Ulangan Subtema 1
KD INDIKATOR JUMLAH
SOAL
NO.
SOAL
BENTUK SOAL*)
A. BAHASA INDONESIA Cara penilaian
bisa tertulis (PG,
isian, uraian)
atau lisan
3.1 3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.1.5
3.1.6
6 1
2
3
4
5
6
B. PPKn
3.3 3.3.1 3 7
3.6 3.6.1
3.6.2
8
9
C. MATEMATIKA
3.2 3.2.1
3.2.2
3.2.3
3 10
11
12

D. SBDP
3.4 3.4.1
3.4.2
3.4.3
3 13
14
15

E. IPS
3.1 3.1.1
3.1.2
3 16
17

3.4 3.4.1 18
F. IPA
3.4 3.4.1
3.4.2
3.4.3
3 19
20
21


Berdasarkan contoh kisi-kisi di atas maka distribusi soal ulangan harian subtema 1 untuk ranah
pengetahuan adalah sebagai berikut:

A. Untuk KD Bahasa Indonesia dengan nomor soal 1 6
B. Untuk KD PPKn dengan Nomor 7 9
C. Untuk KD Matematika dengan Nomor 10 12
D. Untuk KD SBDP dengan Nomor 13 15
E. Untuk KD IPS dengan nomor 16 18
F. Untuk KD IPA dengan nomor 19 21

*)Bentuk soal menyesuaikan, bisa pilihan ganda, isian maupun uraian. Namun perlu diperhatikan
dalam pengaturan soalnya. Jika dibuat lebih dari satu model soal, maka dikelompokkan sesuai
bentuk soal sehingga memudahkan pemberian skor.


105

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
B. Ulangan Tengah Semester (UTS)
Ulangan tengah semester bisa dilakukan setelah 2 tema berlangsung. Contoh persiapan UTS :
KELAS V TEMA 1 : BENDA-BENDA DI
LINGKUNGAN SEKITAR
KELAS V TEMA 2 : PERISTIWA DALAM
KEHIDUPAN
Subtema 1 Wujud Benda dan Cirinya Subtema 1 Macam-macam Peristiwa dalam
Kehidupan
Subtema 2 Perubahan Wujud Benda Subtema 2 Peristiwa-Peristiwa Penting
Subtema 3 Manusia dan Lingkungan Subtema 3 Manusia dan Peristiwa Alam

Pemetaan KD pada Tema dan Subtema
KD
TEMA 1
KD
TEMA 2
ST1 ST 2 ST 3 ST 1 ST 2 ST 3
BI BI
3.1 3.1 - 3.1
3.4 - 3.4 -
4.1 4.1 4.1
4.4 - - 4.4
MAT MAT


SBDP SBDP


IPS IPS


IPA IPA



Pemetaan dilakukan pada semua muatan mapel yang diajarkan pada subtema dan tema.
Berdasarkan pemetaan tersebut, dibuatkan kisi-kisi soal sesuai KD yang dipadukan. Proses
penyusunan kisi-kisi sama dengan contoh kisi-kisi ulangan, hanya pada UTS memuat 2 tema dan
masing-masing tema memuat 4 subtema.



106

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
C. Ulangan Akhir Semester (UAS)
Ulangan akhir semester dilakukan setelah semua tema pada semester tersebut selesai dipelajari.
Di kelas V terdapat 9 tema, ulangan akhir semester I dilakukan setelah selesai mempelajari 5
tema. Ulangan akhir semester 2 dilakukan setelah selesai mempelajari 4 tema.

Berikut ini adalah contoh format pemetaan KD muatan mapel untuk kelas 1 semester 2.

KD MUATAN
MAPEL
TEMA 1 TEMA 2 TEMA 3 TEMA 4
BI



PPKn




MAT




SBDP



Proses pemetaan dan penyusunan kisi-kisi UAS sama dengan proses ulangan maupun UTS, hanya
jumlah tema lebih banyak. Dengan demikian guru memiliki data tentang komptensi yang telah
dikuasai oleh siswa. Pentingnya memiliki data komptensi dasar adalah untuk membantu guru
merumuskan nilai rapor, yang dideskripsikan adalah hal-hal yang menonjol dan yang perlu
ditingkatkan oleh siswa.

Penjadwalan UAS
Tujuan penilaian adalah mengetahui ketercapaian kompetensi yang telah ditetapkan, sedangkan
dalam pelaksanaan pembelajaran, guru sudah memadukan berbagai mapel. Maka untuk UAS
pihak sekolah bisa menggunakan jadwal ulangan tema. Penggunaan jadwal tema dimaksudkan
agar memudahkan siswa dan orang tua dalam membantu anaknya belajar dikarenakan bukunya
disusun per-tema. Meskipun demikian dalam penyusunan soal tema tersebut tetap bisa
diidentifikasi kompetensi-kompetensi muatan mata pelajaran yang akan diujikan pada tema
tersebut.

Contoh Distribusi Soal UAS
KODE KD TEMA 1 TEMA 2 TEMA 3 TEMA 4
A BI 1 10 (7 soal) 1 8 1 6 1 7
B PPKn 8 13 (6 soal) 9 13 7 12 8 13
C MAT 14 20 (7 soal) 14 19 13 20 14 20
D SBDP 29 30 (2 soal) 29 30 29 30 29 30



107

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Contoh jadwal tema
SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT SABTU
TEMA 1 TEMA 2 TEMA 3 TEMA 4
AGAMA SBDP*)
MULOK PJOK**)
*) praktik
**) teori dan praktik

Contoh data nilai pengetahuan yang diperoleh atas nama Siti adalah sebagai berikut:

KD TEMA 1 TEMA 2 TEMA 3 TEMA 4 RATA-
RATA
BAHASA INDONESIA
3.1 90 90 - 90 90
3.2 70 70 70 - 70
3.3 - 80 - - 80
3.4 - - 65 65 65
3.5 - - - 85 85
Dst ... (muatan mapel yang lain)

Catatan : data diatas disusun guna membantu pemahaman guru untuk menentukan Kompetensi
yang akan dideskripsikan dalam rapor. Guru mengisi nilai sesuai dengan perolehan kompetensi
dari hasil pemetaan tiap semster pada semua tema.
Indeks Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 - 4 dan 0 - 100 adalah :
Konversi nilai akhir Predikat
(Pengetahuan dan
Keterampilan)
KlasifikasiSikapdanEkstrakurikuler
Skala 0 100
Skala 1
4
86 -100 4 A
SB (Sangat Baik)
81- 85 3.66 A-
76 80 3.33 B+
B (Baik) 71-75 3.00 B
66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+
C (Cukup) 56-60 2 C
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+
K (Kurang)
0-45 1 D



108

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Berdasarkan data rekap nilai pengetahuan, nilai Siti untuk kompetensi Bahasa Indonesia KD 3.1
Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan
manusia, keseimb angan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
mendapatkan nilai 90 (sangat menguasai), sedangkan KD 3.4 Menggali informasi dari teks pantun
dan syairtentang bencana alam serta kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
nilainya 65 (perlu bimbingan), maka deskripsi rapor atas nama Siti adalah sebagai berikut:

Kompetensi yang dinilai Deskripsi
Mengingatdan memahami pengetahuan
faktual dan konseptual berdasarkan
rasa ingin tahu tentang:
dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya
benda-benda lain di sekitarnya
Siti sangat menguasai teks deskriptif tentang
anggota tubuh. Siti masih perlu bimbingan
untuk memahami teks petunjuk/arahan
tentang perawatan tubuh dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu
pemahaman








109

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LEMBAR KERJA
PENGISIAN BUKU RAPOR SD

Tujuan : Peserta diklat mampu membuat laporan pencapaiah hasil belajar peserta didik
(rapor)
Petunjuk:
1. Kerjakan dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang.
2. Petunjuk Latihan 1 dan 2:
a. Amatilah rekap nilai sikap pada masing-masing siswa.
b. Buatlah deskripsi pada hal-hal yang menonjol atau perlu usaha pengembangan,
berdasarkan rekap nilai ke dalam rapor
3. Petunjuk Latihan 3 :
a. Pahami cara melakukan pemetaan pada tema dan subtema.
b. Isilah format sesuai dengan pemetaan di buku guru.
c. Untuk berlatih gunakan salah satu muatan mapel, mulai dari pemetaan, memberi
nilai, sampai membuat rerata nilai.
d. Buatlah deskripsi pada hal-hal yang menonjol atau perlu usaha pengembangan,
berdasarkan rekap nilai ke dalam rapor
4. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasilnya dan ditanggapi oleh kelompok
lain.
5. Refleksi kegiatan.
LK 5.2
LK 3.3

110

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LATIHAN 1
DATA REKAP NILAI SIKAP SPIRITUAL*)
NO
NAMA SISWA
ASPEK YANG DINILAI / DIAMATI
Berdoa sebelum
memulai aktivitas
Khusuk dalam
berdoa
Khusuk dalam
Beribadah
Beribadah tepat
waktu
Perilaku
Bersyukur
1 SITI 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3
2 UDIN 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
3 DAYU 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
*) Rekap nilai sikap spiritual merupakan rekap dari 4/5 tema pada masing-masing aspek yang diakumulasi selama 1 semester. Penentuan nilai berdasarkan
rubrik
NILAI RAPOR SIKAP SPIRITUAL : SITI
ASPEK YANG DINILAI DESKRIPSI
Menerima, menjalankan, dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.








111

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LATIHAN 2
DATA REKAP NILAI SIKAP SOSIAL**)
NO NAMA SISWA
ASPEK YANG DINILAI / DIAMATI
Tanggung
jawab
Jujur Peduli Kerjasama Santun
Percaya
diri
Disiplin
1 SITI 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
2 UDIN 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 2 3
3 DAYU 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4
**) Rekap nilai sikap sosial merupakan rekap dari 4/5 tema pada masing-masing aspek yang diakumulasi selama 1 semester. Penentuan nilai berdasarkan
rubrik
NILAI RAPOR SIKAP SOSIAL : SITI
ASPEK YANG DINILAI DESKRIPSI
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya









112

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
LATIHAN 3
PEMETAAN KD PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PADA TEMA KELAS V

KD
TEMA 1
KD
TEMA 2 KD TEMA 3 KD TEMA 4
ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 1 ST 2 ST 3 ST 4 ST 1 ST 2 ST 3 ST 4
BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA BAHASA INDONESIA








PPKn PPKn PPKn PPKn












113

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
NAMA SISWA : SITI KELAS V SEMESTER 1
DATA REKAP NILAI PENGETAHUAN DATA REKAP NILAI KETERAMPILAN
KD
MUATAN
MAPEL
TEMA
1
TEMA
2
TEMA
3
TEMA
4
TEMA
5
NILAI
RATA-
RATA
KD
MUATAN
MAPEL
TEMA
1
TEMA
2
TEMA
3
TEMA
4
TEMA
5
NILAI
RATA-
RATA
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia






PPKn PPKn






Matematika Matematika





Catatan: Rekap nilai pengetahuan diperoleh dari hasil rata-rata dari nilai tes (ulangan, UTS dan UAS) serta penugasan.
Rekap nilai keterampilan diperoleh dari hasil rata-rata dari nilai praktik/unjuk kerja, proyek dan portofolio

114

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
NILAI RAPOR PENGETAHUAN: SITI
Kompetensi yang dinilai Deskripsi
Mengingat dan memahami pengetahuan faktual
dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahu
tentang:
dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya
benda-benda lain di sekitarnya






NILAI RAPOR KETERAMPILAN : SITI
Kompetensi yang dinilai Deskripsi
Menyajikan kemampuan mengamati,menanya,
dan mencoba dalam:
bahasa yang jelas, logis dan sistematis
karya yang estetis
gerakan anak sehat
tindakan anak beriman dan berakhlak mulia








115

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
















MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
4.1 ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN
4.2 PENYUSUNAN RPP
4.3 PEER TEACHING


116

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
ANALISIS VIDEO PEMBELAJARAN

Kompetensi : Mampu menganalisis pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan
pendekatan saintifik.
Tujuan Kegiatan : Dengan mengamati tayangan video pembelajaran, peserta mampu
menganalisis pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Langkah-langkah Kegiatan:
1. Amatilah secara seksama proses pelakasanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model
dalam video pembelajaran!
2. Berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai dengan kesesuaian dan
ketersediaan setiap aspek!
3. Pada kolom kesimpulan hasil analisis video, berikan catatan khusus atau saran perbaikan
pelaksanaan pembelajaran!
4. Presentasikan hasil analisis tayangan video yang Anda lakukan!
5. Gunakan hasil diskusi untuk bahan pertimbangan dalam penyusunan RPP dan Peer-Teaching!







LK-4.1

117

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
FORMAT PENGAMATAN VIDEO PEMBELAJARAN


Tema : ................................................................................
Subtema : ................................................................................
Pembelajaran ke- : ................................................................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan
memberi salam

2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya

3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi
4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran
5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi
pembelajaran

Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan
1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik
2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja
kelompok, dan melakukan observasi.

Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1 Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran.

2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.

3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat.
4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari
konkrit ke abstrak)

Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik
1 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut
3 Menguasai kelas
4 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi
aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan

5 Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi
aktif peserta didik dalam mengemukakan pendapat

6 Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan
keterampilan peserta didik sesuai dengan materi ajar

7 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual


8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan dan sikap positif (nurturant effect)


118

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan

Penerapan Pendekatan Saintifik
1 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengamati

2 Memancing peserta didik untuk bertanyaapa, mengapa dan
bagaimana

3 menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengumpulkan informasi

4 Memfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik
untuk mengasosiasikan data dan informasi yang dikumpulkan

5 Menfasilitasi dan menyajikan kegiatan bagi peserta didik untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang
diperolehnya

Pelaksanaan Penilaian Autentik
1 Melaksanakan penilaian sikap
2 Melaksanakan penilaian pengetahuan
3 Melaksanakan penilaian keterampilan
4 Mengacu pada penilaian proses dan hasil
5 Memberikan pedoman kriteria penilaian
Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi
guru, peserta didik, sumber belajar

2 Merespon positif partisipasi peserta didik
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam
belajar

Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar
yang bervariasi

2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran

3 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar
pembelajaran

4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran

5 Menghasilkan pesan yang menarik
Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar



119

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk
merangkum materi pelajaran

2 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merefleksi
proses dan materi pelajaran

3 Memberikan tes lisan atau tulisan
4 Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio
5 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan

Jumlah

Kesimpulan Hasil Analisis Video







120

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

PANDUAN PENYUSUNAN RPP JENJANG SD
A. HAKIKAT RPP
Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.
Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37) tahapan pertama dalam
pembelajaran menurut Standar Proses adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan
kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana pembelajaran
yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada
silabus.
Sementara itu menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di SD (Kemdikbud, 2013: 9) RPP adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan
atau lebih.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran dengan
maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran.
Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara individu maupun berkelompok dalam
Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi oleh pengawas atau
dinas pendidikan. Kurikulum 2013 untuk SD menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik
Terpadu dari kelas I sampai kelas VI.
Kurikulum 2013 SD melaksanakan pembelajaran Tematik Terpadu dan prosesnya menerapkan
pendekatan saintifik. Penerapan pembelajaran Tematik Terpadu dengan pendekatan saintifik
membawa implikasi perubahan dalam pembelajaran di SD. Perubahan itu mengakibatkan perubahan
pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sistem penilaian, buku siswa, buku
guru, program remedial serta pengayaan, dan sebagainya.
Panduan penyusunan RPP ini diperlukan agar semua pemangku kepentingan pendidikan dasar
memiliki persepsi yang sama dalam pelaksanakan Kurikulum 2013 SD, khususnya perencanaan
pembelajaran. Hal ini sangat mendukung proses dan hasil pembelajaran.

B. Prinsip-prinsip Pengembangan RPP
Berbagai prinsip dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut.
1. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan pada tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk
direalisasikan dalam pembelajaran.
HO-4.2

121

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yag dinyatakan dalam silabus dengan
kondisi pada satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar,
bakat, potensi, kemampuan emosi, maupun gaya belajar.
3. RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.
4. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia
yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan
berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar, dan
kebiasaan belajar.
5. RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.
6. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
7. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
remedi, dan umpan balik.
8. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran tematik, keterpaduan
lintas mata pelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
9. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasikan
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

C. KOMPONEN DAN SISTEMATIKA RPP
Menurut Permendikbud No 81 A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman
Pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 38) RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi
pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Komponen-
komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.

























122

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
\








































Komponen-komponen RPP
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.
2. Identitas tema/subtema.
3. Kelas/semester.
4. Materi pokok.
5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan
KD yang harus dicapai.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester :
Tema/Subtema/PB :
Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1. -------------------------- (KD pada KI-1)
2. -------------------------- (KD pada KI-2)
3. -------------------------- (KD pada KI-3)
Indikator:--------------------------------
4. -------------------------- (KD pada KI-4)
Indikator: -------------------------------





C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (Rincian dari materi pembelajaran)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/ Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan (.menit)
b. Inti (menit)
c. Penutup (.. menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan
b. Inti (menit)
c. Penutup (..menit)
H. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
3. Pedoman Penskoran
KD-1 dan KD-2 dari KI1 dan KI2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya
dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya
untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.

123

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
6. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang
sekolah, kelas, dan matapelajaran.
7. Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian kompetensi.
a. Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan pelajaran;
b. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
c. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi
daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam
merumuskan indikator perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
1) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata
kerja yang digunakan dalam KI-KD.
2) Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks,
dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).
3) Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa.
4) Indikator harus menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
8. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan setiap
pertemuan. Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audience
peserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian mencantumkan Behavior
atau kemampuan yang harus didemonstarsikan dan Condition seperti apa perilaku atau
kemampuan yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu mencantumkan Degree keterampilan baru itu
harus dicapai dan diukur, yaitu dengan standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai.
9. Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi.
10. Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan oleh pendidik
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
11. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
a. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran.
b. Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan
pengertian kepada siswa.
c. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber
belajar lain yang relevan.
12. Langkah langkah Kegiatan Pembelajaran, mencakup:
a. Pertemuan pertama, berisi pendahuluan; kegiatan Inti, dan penutup.
b. Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
13. Penilaian
a. Berisi jenis/teknik penilaian.
b. Bentuk instrumen.
c. Pedoman perskoran.



124

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
D. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN RPP
Menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di SD (Kemdikbud, 2013: 12) pengembangan RPP disusun
dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik atau disebut dengan RPP Tematik. Penyusunan
RPP Tematik idealnya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) menentukan tema yang akan
dikaji bersama siswa; (2) memetakan KD-KD dan indikator yang akan dicapai dalam tema-tema yang
telah disepakati; (3) menetapkan jaringan tema; (4) menyusun Silabus Tematik; dan (5) menyusun
RPP pembelajaran tematik.
Dalam implementasi Kurikulum 2013, tema tidak dinegosiasikan dengan siswa, tetapi sudah
ditetapkan oleh pemerintah yang termuat dalam silabus tematik, buku guru, dan buku siswa telah
disediakan oleh pemerintah. Untuk keperluan penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu di kelas,
guru dapat mengembangkan RPP Tematik dengan memperhatikan silabus tematik, buku guru, dan
buku siswa yang telah tersedia serta mengacu pada format dan sistematika RPP yang berlaku. RPP
tematik adalah rencana pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan secara rinci dari suatu
tema dengan tahapan sebagai berikut.
1. Mengkaji Silabus Tematik
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu dalam
pelaksanaan kurikulum SD. Komponen silabus mencakup: kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus berfungsi sebagai rujukan bagi guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Pada Kurikulum 2013, silabus tematik telah disiapkan oleh pemerintah,
guru tinggal menggunakan sebagai dasar penyusunan RPP. Guru memilih kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan tema/subtema yang akan dilaksanakan pada satu pertemuan
atau lebih. Kegiatan yang dipilih harus mencakup kegiatan pembelajaran sesuai dengan standar
proses (Kemdikbud, 2013:12-13).
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek
KI (sikap kepada Tuhan, diri sendiri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan).
Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara
umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta didik ini merupakan
rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang
harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
pembelajaran yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadap silabus juga
meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya.

2. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan
mempertimbangkan: (a) potensi peserta didik; (b) relevansi denga karakteristik daerah; (c)
tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik; (d)
kebermanfaatan bagi peserta didik; (e) struktur keilmuan; (f) aktualisasi, kedalaman, dan
keluasaan materi pembelajaran; (g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; dan (h) alokasi waktu. Kegiatan mengidentifikasi materi pembelajaran dilakukan
dengan mengkaji buku guru dan buku siswa untuk SD.
a. Mengkaji Buku Guru SD
Buku guru SD berisi hal-hal berikut ini.
1) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI).
2) Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) 1 dan 2 serta KD 3 dan 4.
3) Ruang lingkup pembelajaran untuk satu subtema yang terdiri dari 6 pembelajaran
dalam 1 minggu (untuk kelas I).
4) Pemetaan indikator pembelajaran untuk setiap pembelajaran.

125

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
5) Setiap pembelajaran berisi tentang uraian kegiatan pembelajaran yang mencakup:
a) Nama kegiatan;
b) Tujuan pembelajaran;
c) Media dan alat pembelajaran;
d) Langkah-langkah kegiatan; dan
e) Penilaian.
6) Setiap akhir pembelajaran, guru hendaknya melakukan kegiatan refleksi untuk
melakukan kegiatan remedial dan pengayaan.

b. Mengkaji Buku Siswa SD
Buku Seri Pembelajaran Tematik Terpadu untuk siswa disusun mengacu pada kurikulum
berbasis kompetensi. Buku siswa memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Di
dalamnya memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan siswa. Buku ini mengarahkan yang harus dilakukan siswa bersama guru
untuk mencapai kompetensi tertentu, bukan buku yang materinya dibaca, diisi, atau
dihapal.
Buku siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan memudahkan
para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Buku siswa dilengkapi dengan penjelasan
lebih rinci tentang isi dan penggunaan sebagaimana dituangkan dalam Buku Guru. Kegiatan
pembelajaran yang ada di buku siswa lebih merupakan contoh kegiatan yang dapat dipilih
guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. Guru
diharapkan mampu mengembangkan ide-ide kreatif lebih lanjut dengan memanfaatkan
alternatif-alternatif kegiatan yang ditawarkan di dalam Buku Guru, atau mengembangkan
ide-ide pembelajaran sendiri.
3. Menentukan Tujuan
Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audience peserta
didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian mencantumkan Behavior atau
kemampuan yang harus didemonstarsikan dan Condition seperti apa perilaku atau kemampuan
yang akan diamati. Akhirnya, tujuan itu mencantumkan Degree keterampilan baru itu harus
dicapai dan diukur, yaitu dengan standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai.
4. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, da sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada pada pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar
peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti dalam silabus.
c. Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru
dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan:
pendahuluan, inti, dan penutup.




126

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
5. Penjabaran Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/ atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong
untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus
dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi pada KD-KD yang berasal dari
KI-1, KI-2, KI-3 dan KI-4.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi
seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan
dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD
yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas
observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik
wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

6. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi
waktu mataelajaran per minggu dengan mempertibangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman,
tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan rerata untuk menguasasi KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi dalam RPP.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/ atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.

E. PROSES PEMBELAJARAN
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikhis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait
dengan materi yang akan dipelajari;
c. mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan
untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan embelajaran atau KD yang akan
dicapai;

127

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
d. menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif
menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarya, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
muatan pelajaran, yang meliputi: observasi, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen,
mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau semdiri membuat
rangkuman/ simpulan materi pembelajaran, melalukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan, memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran, dan merencakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk program remedial,
program pengayaan, layanan konseling dan/ atau memberikan tugas secara individual atau
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.



128

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD
Kelas/ Semester : V/1 (Satu)
Tema/ Subtema/ PB : Benda-benda di Lingkungan Sekitar/Wujud Benda dan Cirinya/1
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 Menit)

A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan
mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis,
dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator
BAHASA INDONESIA
1.1 Meresapi makna anugrah Tuhan yang Masa Esa berupa bahasa indonesia yang diakui
sebagai sarana yang lebih unggul, daripada bahasa lain untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
2.1 Memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap makanan dan rantai makanan serta
kesehatan melalui pemanfaatan bahasa Indonesia.
3.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan,
kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia
dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku.
3.1.1 Menjelaskan isi informasi dari bacaan tentang alam dan pengaruh kegiatan
manusia.
4. 2 Mengamati, mengolah dan menyajikan teks laporan buku tentang tentang makanan dan
rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh
kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosakata.
4.2.1 Membuat pertanyaan tentang perubahan alam berdasarkan teks.
4.2.2 Menyajikan hasil laporan dalam bentuk tabel mengenai perubahan alam dan
keseimbangan ekosistem yang diakibatkan oleh kegiatan manusia

MATEMATIKA
1.1 Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianut.
2.2 Menunjukkan sikap berpikir logis, kritis, dan kreatif.

129

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
3.2 Memahami berbagai bentuk pecahan pecahan biasa, campuran, desimal dan persen) dan
dapat mengubah bilangan pecahan menjadi bilangan desimal serta melakukan perkalian
dan pembagian.
3.2.1 Mengenal bentuk pecahan biasa
3.2.2 Mengenal bentuk pecahan campuran
3.2.3 Mengenal bentuk pecahan desimal
3.2.4 Membedakan bentuk pecahan biasa, campuran, desimal dan persen
4. 1 Mengurai sebuah pecahan sebagai hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian dua buah pecahan yang dinyatakan dalam desimal dan persen dengan berbagai
kemungkinan jawaban
4.1.1 Menyelesaikan soal latihan pecahan biasa
4.1.2 Menyelesaikan soal latihan pecahan campuran
4.1.3 Menyelesaikan soal latihan pecahan desimal

IPS
1.2 Menerima karunia Tuhan YME yang telah mencioptakan manusia dan lingkungan.
2.3 Menunjukkan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melakukan interaksi sosial
dengan lingkungan dan teman sebaya.
3.1 Memahami aktivitas dan perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar
ruang dan waktu serta keberlanjutannya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan
budaya dalam lingkup nasional.
3.1.1 Mengidentifikasi aktivitas kehidupan manusia dalam lingkup sosial.
3.1.2 Memberi contoh perubahannya dalam lingkup sosial.
4.1 Menyajikan hasil pengamatan mengenai aktivitas dan perubahan kehidupan manusia
dalam ruang, konektivitas antar ruang dan waktu serta keberlanjutannya dalam kehidupan
sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya dalam lingkup nasional dari sumber-sumber yang
tersedia.
4.1.1 Melaporkan secara tertulis hasil pengamatan tentang aktivitas kehidupan manusia.

C. Tujuan Pembelajaran.
1. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan isi informasi dari bacaan tentang
alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan cermat.
2. Dengan mengamati gambar, siswa mampu membuat pertanyaan tentang perubahan alam
berdasarkan teks dengan teliti.
3. Dengan bimbingan guru, siswa mampu menyajikan hasil laporan dalam bentuk tabel
mengenai perubahan alam dan keseimbangan ekosistem yang diakibatkan oleh kegiatan
manusia dengan teliti.
4. Dengan diskusi, siswa mampu mengenal bentuk pecahan biasa dengan cermat.
5. Setelah diskusi, siswa mampu menjawab bentuk pecahan campuran dengan percaya diri.
6. Setelah diskusi, siswa mampu mengenal bentuk pecahan desimal dengan cermat.
7. Dengan membaca buku, siswa mampu membedakan bentuk pecahan biasa, campuran,
desimal dan persen dengan teliti.
8. Dengan latihan, siswa mampu menyelesaikan soal latihan pecahan biasa dengan teliti.
9. Dengan latihan, siswa mampu mengerjakan soal latihan pecahan campuran dengan teliti.

130

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
10. Dengan diskusi, siswa mampu menyelesaikan soal latihan pecahan desimal dengan cermat.
11. Dengan tanya jawab, siswa mampu mengidentifikasi aktivitas kehidupan manusia dalam
lingkup sosial dengan percaya diri.
12. Dengan diskusi, siswa mampu memberi contoh perubahannya dalam lingkup sosial dengan
cermat.
13. Setelah diskusi, siswa mampu melaporkan secara lisan hasil pengamatan tentang aktivitas
kehidupan manusia penuh percaya diri.

D. Materi Pembelajaran
1. Perubahan wujud benda.
2. Pecahan biasa, campuran, persen dan desimal.
3. Kosakata baku dan tidak baku.

E. Metode Pembelajaran
1. Metode : diskusi, tanya jawab
2. Pendekatan : saintifik [mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan]

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Gambar orang membuang sampah di sungai, lagu tebak benda
2. Alat : -
3. Sumber belajar :
- Maryanto, dkk. 2014. Buku Siswa Kelas V Tema I Benda-benda di Lingkungan Sekitar.
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
- Maryanto, dkk. 2014. Buku Guru Kelas V Tema I Benda-benda di Lingkungan Sekitar.
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pendahuluan 1. Siswa berdoa bersama dipimpin salah satu siswa.
2. Siswa menyanyikan lagu TEKA TEKI bersama-sama.
3. Guru menyampaikan tema dan subtema yang akan dipelajari.
10
Menit
Kegiatan Inti 1. Siswa mengamati gambar yang menunjukkan perilaku yang tidak
selaras dengan lingkungan. [Mengamati]
2. Siswa berdiskusi dengan teman sebangku tentang gambar tersebut.
[mengamati, menalar]
3. Siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa sesuai hasil
pengamatan. [Mengkomunikasikan]
4. Guru melakukan penilaian menggunakan rubrik pengamatan gambar
untuk mengetahui ketercapaian siswa.
5. Siswa melakukan pengamatan dan mengidentifikasi perubahan-
perubahan yang terjadi di alam yang memiliki dampak bagi
kehidupan manusia. Harapannya siswa memiliki kepekaan dan
190
Menit

131

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
kepedulian terhadap lingkungan sekitar [mengamati, menanya]
6. Siswa menyajikan hasil pengamatan dan identifikasinya ke dalam
tabel. [menalar, mengkomunikasikan]
7. Guru mengkonfirmasi dan mengapresisi jawaban siswa. [menalar,
mengkomunikasikan]
8. Siswa membaca teks Aneh kenapa bisa begitu secara bergantian
[mencoba]
9. Selesai membaca, siswa menuliskan pada tabel contoh kosakata baku
dan tidak baku yang terdapat pada bacaan. [mengamati, menanya,
mencoba, menalar, mengkomunikasikan]
10. Siswa menuliskan informasi-informasi yang terdapat pada bacaan
dan contoh-contoh yang berkaitan dengan perubahan wujud benda.
[mengamati, menanya, mencoba, menalar, mengkomunikasikan]
11. Siswa membentuk kelompok beranggotakan 3-4 orang dan berdiskusi
untuk mengidentifikasi perubahan alam di lingkungan tempat
tinggalnya. [mengamati, menanya, mencoba, menalar,
mengkomunikasikan]


12. Guru melakukanpenilaian yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini.

13. Melalui ilustrasi pembagian roti dan jeruk, guru menjelaskan konsep
pecahan biasa dan campuran. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya dan memberikan tanggapan. [mengamati, menanya,
menalar, mengkomunikasikan]
14. Siswa berlatih menyelesaikan soal latihan untuk mengubah pecahan
biasa menjadi pecahan campuran, dan sebaliknya. [mengamati,
mencoba, menalar]
15. Siswa bersama teman sebangku membahas hasil latihan. Guru

132

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
melakukan konfirmasi. [mengamati, menanya, mencoba, menalar,
mengkomunikasikan]
16. Siswa dengan bimbingan guru mengamati contoh pada buku tentang
pecahan biasa yang diubah menjadi persen dan sebaliknya. Siswa
diberi kesempatan melakukan tanya jawab kemudian mengerjakan
latihan. [mengamati, menanya, mencoba, menalar,
mengkomunikasikan]
17. Siswa bersama teman sebangku membahas hasil latihan. Guru
melakukan konfirmasi. [mengamati, menanya, menalar,
mengkomunikasikan]
18. Siswa dengan bimbingan guru memahami bentuk pecahan biasa yang
diubah menjadi bentuk desimal. Siswa diberi kesempatan melakukan
tanya jawab kemudian mengerjakan latihan. [mengamati, menanya,
mencoba, menalar, mengkomunikasikan]
19. Siswa bersama teman sebangku membahas hasil latihan. Guru
melakukan konfirmasi. [mengamati, menanya, mencoba, menalar,
mengkomunikasikan].
Penutup 1. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang perubahan alam,
perubahan wujud benda, pecahan biasa, campuran, desimal dan
persen.
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi kegiatan belajar hari ini.
3. Siswa memimpin doa di akhir pembelajaran.
10
Menit

H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap: Rasa ingin tahu, percaya diri, peduli terhadap lingkungan dan budaya
sekitar.
b. Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk kerja
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Penilaian Sikap


133

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
b. Penilaian Pengetahuan





134

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013

c. Penilaian Keterampilan




135

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013




136

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013








Lagu TEKA TEKI




TEKA TEKI
Ada sebuah benda
Slalu menunjuk saja
Tidak berkaki tidak bertangan
Tetapi dapat berjalan
Kikuk...kikuk...kikuk kikuk kikuk
Tidak pernah berhenti
Kadang kala berbunyi
Setiap masa sehari-hari
Slalu mengingati hari


137

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Contoh RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD
Kelas/ Semester : V/ 1(Satu)
Tema/ Subtema : Peristiwa dalam Kehidupan/ Macam-Macam Peristiwa dalam Kehidupan
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (5 x 35 Menit)

A. Kompetensi Inti (KI)
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang diakui
sebagai sarana yang lebih unggul daripada bahasa lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
2.1 Memiliki kepedulian dan tanggung jawab tentang ciri khusus makhluk hidup dan lingkungan
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia.
3.2 Menguraikan isi teks penjelasan tentang proses daur air, rangkaian listrik, sifat magnet,
anggota tubuh (manusia, hewan, tumbuhan) dan fungsinya, serta sistem pernapasan dengan
bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku.
3.2.1 Menjelaskan isi teks tentang manfaat air dalam kehidupan manusia.
3.2.2 Mengidentifikasi dampak dari berkurangnya ketersediaan air bagi kehidupan manusia.
3.2.3 Mencari informasi penting dalam teks Manusia dan Air dengan cara melengkapi peta
pikiran.
4.7 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam
akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut
tidak diatasi.
4.7.1 Membuat laporan tertulis tentang pentingnya air.
4.7.2 Menyajikan laporan tentang pentingnya air dalam kehidupan.

Matematika
Kompetensi Dasar:
1.1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan sikap kritis, cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin
waktu, tidak mudah menyerah serta bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas.
2.2 Menunjukkan sikap berpikir logis, kritis dan kreatif.
3.3 Memilih prosedur pemecahan masalah dengan menganalisis hubungan antar simbol,
informasi yang relevan, dan mengamati pola.
3.3.1 Menentukan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, dan diagram.


138

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
4.1 Mengurai sebuah pecahan sebagai hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian dua buah perencanaan yang dinyatakan dalam desimal dan persen dengan
berbagai kemungkinan jawaban.
4.1.1 Mengerjakan bilangan yang tidak diketahui dalam persamaan yang melibatkan
penambahan.
4.1.2 Mengerjakan bilangan yang tidak diketahui dalam persamaan yang melibatkan
pengurangan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menggali informasi dari teks bacaan peserta didik dapat menjelaskan manfaat air
bagi kehidupan manusia dengan teliti.
2. Dengan mengamati gambar, peserta didik dapat mengidentifikasikan dampak dari
berkurangnya ketersediaan air dengan cermat
3. Dengan melengkapi peta pikiran peserta didik dapat menyajikan informasi penting dari
bacaan dengan teliti.
4. Dengan melakukan kegiatan wawancara, peserta didik dapat mencari informasi tentang
pentingnya air dalam kehidupan dengan percaya diri.
5. Dengan mencari informasi tentang pentingnya air, peserta didik dapat membuat laporan
tertulis tentang pentingnya air dengan mandiri.
6. Setelah membuat laporan tertulis, peserta didik dapat menyajikan laporan tentang
pentingnya air dalam kehidupan manusia dengan menggunakan bahasa yang sistematik.
7. Dengan diskusi, peserta didik mapu menentukan pernyataan matematika berdasarkan
digram secara cermat.
8. Dengan menyelesaikan soal hitungan, peserta didik mampu mengerjakan persamaan yang
melibatkan penambahan untuk menentukan bilangan yang tidak diketahui dengan teliti.
9. Dengan menyelesaikan soal hitungan, peserta didik mampu mengerjakan persamaan yang
melibatkan pengurangan untuk menentukan bilangan yang tidak diketahui dengan teliti.

D. Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia: Membaca teks Percakapan tentang Manusia dan Air
Matematika: Persamaan Matematika

E. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
Model : Pembelajaran Berbasis Penemuan (Discovery Learning).
Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
eksperimen, mengasosiasi/mengolah infomrasi, dan mengkomunikasikan).

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media dan Alat: Gambar-gambar; Lembar Tugas Peta Pikir
2. Sumber:
Susilawati, Fransiska,dkk. 2014. Buku Siswa SD Kelas 5 Tema 2: Peristiwa dalam Kehidupan.
Jakarta: Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Susilawati, Fransiska,dkk. 2014. Buku Guru SD Kelas 5 Tema 2: Peristiwa dalam Kehidupan.
Jakarta: Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan.



139

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Langkah
Langkah dalam
Discovery
Learning
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pembuka
a. Guru membuka pelajaran dengan
menyapa peserta didik dan menanyakan
kabar mereka.
b. Guru meminta salah seorang peserta
didik untuk memimpin doa
c. Guru melakukan apersepsi sebagai awal
komunikasi guru sebelum melaksanakan
pembelajaran inti.
d. Guru memberi motivasi kepada peserta
didik agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
e. Peserta didik mendengarkan penjelasan
dari guru kegiatan yang akan dilakukan
hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai
dari kegiatan tersebut dengan bahasa
yang sederhana dan dapat dipahami.
10 Menit
Kegiatan Inti Stimulasi a. Sebagai kegiatan pembuka, peserta didik
diajak untuk mencermati bacaan
pembuka yang berjudul Sungaiku
Bergantung pada Hujan. Bacaan ini
digunakan sebagai kegiatan stimulasi
untuk memulai pembelajaran.
b. Guru membimbing peserta didik untuk
menggali informasi dari bacaan dan
menekankan fokus pencarian informasi
pada fungsi dan peran air.
155
Menit

Identifikasi
Masalah

a. Kegiatan stimulasi dilanjutkan dengan
kegiatan identifikasi masalah, dengan cara
peserta didik dibimbing guru untuk
berdiskusi kelompok dan mencari tahu
tentang manfaat dan peranan air dalam
kehidupan, dan dampak yang akan
ditimbulkan dari berkurangnya
ketersediaan air.
b. Peserta didik mencatat hal-hal penting
dalam diskusi tersebut.
155
menit
Pengumpulan
Data

a. Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber, pada buku siswa disajikan contoh
kegiatan pengumpulan data berupa
menggali informasi dari teks bacaan dan
melakukan kegiatan wawancara (reporter
cilik). Tujuan utama dari kegiatan
wawancara tersebut adalah
mengumpulkan informasi tentang

140

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
manfaat dan peranan air dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Guru mengajak peserta didik dianjurkan
memebaca literatur lain yang berkaitan
dengan manfaat dan peranan air dalam
kehidupan sehari-hari.
Pengolahan
data

a. Peserta didik dengan bimbingan guru,
mengolah informasi yang telah mereka
dapatkan melalui berbagai kegiatan
sebelumnya (menggali informasi dari teks
bacaan dan melakukan wawancara).
Informasi yang mereka dapatkan dari teks
bacaan yang disajikan di buku siswa diolah
dan disajikan dalam bentuk peta pikiran.
b. Hasil kegiatan wawancara yang dilakukan
peserta didik, kemudian diolah menjadi
sebuah laporan reportase.
Pembuktian

a. Peserta didik bersama dengan teman
sekelasnya dengan bimbingan guru,
mencoba mencari hubungan keterkaitan
antara hasil pengolahan informasi mereka
dalam bentuk peta pikiran dan hasil
reportase dengan pertanyaan/masalah
yang dirumuskan pada awal pembelajaran
yaitu apa manfaat dan peranan air dalam
kehidupan dan dampak yang akan
ditimbulkan dari berkurangnya
ketersediaan air dalam kehidupan.
Pemahaman tentang dampak yang akan
ditimbukan dari berkurangnya
ketersediaan air dalam kehidupan ini.
b. Guru memberikan penguatan materi
bahasa Indonesia dengan pembahasan
soal-soal cerita matematika yang
menggunakan masalah-masalah
kontekstual seperti mahalnya harga air
bersih dll.
Menarik
Kesimpulan
a. Pada akhir proses pembelajaran, peserta
didik dan guru menarik sebuah
kesimpulan bersama dari semua kegiatan
yang telah mereka lalui dan lakukan
disepanjang hari tersebut.
b. Kesimpulan tersebut bisa dituangkan
dalam berbagai bentuk misalnya dalam
bentuk catatan harian, lembar refleksi
atau peta pikiran.

Penutup a. Peserta didik barsama-sama guru
membuat rangkuman/ simpulan dari
kegiatan hari itu.
b. Peserta didik melakukan perenungan
dengan menjawab pertanyaan yang
10 Menit

141

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
terdapat dalam buku siswa (3 hal yang
mereka pelajari pada hari tersebut, bagian
yang sudah mereka pahami dengan baik,
bagian yang belum dipahami, serta hal
apa yang mereka ingin ketahui lebih
lanjut).
c. Guru meminta salah seorang peserta didik
untuk memimpin doa.



H. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap:
- Kecermatan dan ketelitian dalam kegiatan menggali informasi dalam teks dan
mengamati gambar.
- Kemandirian dan kecermatan dalam membuat peta pikiran dan membuat laporan.
- Percaya diri dalam melakukan kegiatan wawancara.
b. Penilaian Pengetahuan :
- Tes Harian
- Penugasan
c. Penilaian Keterampilan :
- Penugasan

2. Bentuk Instrumen Penilaian

























142

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013






















............., .............2014
Kepala Sekolah Guru Kelas V




................................. ...................................


143

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kompetensi: Mampu mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan Standar
Proses.
Tujuan Kegiatan : Melalui kegiatan telaah RPP, peserta mampu mengembangkan RPP menggunakan
pendekatan saintifik dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan RPP.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Pelajari dan diskusikan setiap aspek RPP yang harus ditelaah dalam format yang tersedia!
2. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP!
3. Berikan catatan khusus atau alasan Anda memberi skor pada suatu aspek pada RPP!
4. Berikan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan RPP pada kolom
yang tersedia!











LK- 4.2

144

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
FORMAT TELAAH RPP
1. Berilah tanda cek ( V) pada kolom skor (1, 2, 3 ) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom
tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP sesuai penilaian Anda!
2. Isilah Identitas RPP yang ditelaah.
Nama : .....................................................
Tema/Subtema : .....................................................
Pembelajaran ke : .....................................................
No
Komponen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Hasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
A Identitas Mata Pelajaran
Tidak ada Kurang
Lengkap
Sudah
Lengkap

1. Terdapat : satuan pendidikan,kelas,
semester, program/program keahlian, mata
pelajaran atau tema pelajaran/subtema,
jumlah pertemuan

B. Perumusan Indikator
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar


2. Kesesuaian penggunaan kata kerja
operasional dengan kompetensi yang
diukur

3. Kesesuaian rumusan dengan aspek
pengetahuan.

4 Kesesuaian rumusan dengan aspek
keterampilan

C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya

1 Kesesuaian dengan Indikator
2 Kesesuaian perumusan dengan aspek
Audience, Behaviour, Condition, dan
Degree

D. Pemilihan Materi Ajar
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik

3 Keruntutan uraian materi ajar
E. Pemilihan Sumber Belajar
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3 Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik

F. Pemilihan Media Belajar
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
LK-4.2

145

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
No
Komponen Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Hasil Penelaahan dan Skor
Catatan
1 2 3
2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3. Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
4. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik

G. Metode Pembelajaran
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan pendekatan saintifik
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta
didik

H. Skenario Pembelajaran
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya

1. Menampilkan kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup dengan jelas

2. Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan
saintifik(mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan informasi,
mengkomunikasikan)

3 Kesesuaian dengan metode pembelajaran
4. Kesesuaian kegiatan dengan
sistematika/keruntutan materi

5. Kesesuaian alokasi waktu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup dengan cakupan materi

I. Rancangan Penilaian Autentik
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya

1 Kesesuaian bentuk, teknik dan instrumen
dengan indikator pencapaian kompetensi

2. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan
instrumen penilaian sikap

3. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan
instrumen penilaian pengetahuan

4. Kesesuaian antara bentuk, teknik dan
instrumen penilaian keterampilan

Jumlah skor










Masukan terhadap RPP secara umum:
......................................................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................

146

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
RUBRIK PENILAIAN TELAAH RPP

Langkah-langkah penilaian RPP sebagai berikut:
1. Cermati format penilaian RPP dan RPP yang akan dinilai.
2. Berikan nilai pada stiap komponen RPP dengan cara membubuhkan tanda cek () pada kolom
pilihan (skor = 1), (skor = 2), atau (skor = 3) sesuai dengan penilaian Anda terhadap RPP yang
ditelaah atau dinilai
3. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan perencanaan pembelajaran
4. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah skor yang diperoleh
5. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:





PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100
Baik (B) 80 < B 90
Cukup (C) 70 < C 80
Kurang (K) 70



147

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013


FORMAT PENGAMATAN PRAKTIK PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK (PEER TEACHING)


1. Nama Peserta : .................................................
2. Asal Sekolah : .................................................
3. Tema/ST/PB : .................................................

Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa
dan memberi salam

2
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya.

3 Mengajukan pertanyaan menantang.
4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan tema.
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan
1
Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta
didik.

2 Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja
kelompok, dan melakukan observasi.

Kegiatan Inti
Penguasaan Materi Pelajaran
1
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan
pembelajaran.

2 Kemampuan mengkaitkan materi dengan pengetahuan lain
yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata.

3 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan
tepat.

4 Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari
konkrit ke abstrak)

Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik
1
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai.

2 Melaksanakan pembelajaran secara runtut.
3 Menguasai kelas.
4 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.
5 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

R-4.3

148

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan.

Penerapan Pendekatan Saintifik
1 Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.
2 Memancing peserta didik untuk bertanya.
3 Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.
4 Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.
5 Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.
6 Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar
(proses berpikir yang logis dan sistematis).

7 Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi.
Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu
1 Menyajikan pembelajaran sesuai tema.
2 Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai
muatan pelajaran dalam satu PBM meliputi Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Penjasorkes.

3 Menyajikan pembelajaran yang memuat komponen
karakteristik terpadu.

4 Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan
menyenangkan.

Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam Pembelajaran
1 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber
belajar pembelajaran.

2 Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media
pembelajaran.

3 Menghasilkan pesan yang menarik.
4 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber
belajar pembelajaran.

5 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media
pembelajaran.

Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran
1 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui
interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.

2 Merespon positif partisipasi peserta didik.
3 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik.
4 Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.
5 Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik
dalam belajar.


149

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan
Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran
1 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
2 Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran

1
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
melibatkan peserta didik.

2
Memberikan tes lisan atau tulisan .

3
Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.

4
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan
kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.

Jumlah








150

SD Kelas V Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
RUBRIK PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Rubrik Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ini digunakan oleh pengamat untuk menilai kompetensi
guru dalam melaksanakan pembelajaran pada saat peerteaching.

Langkah-langkah Kegiatan:
1. Berikan tanda cek () pada kolom pilihan YA atau TIDAK sesuai dengan penilaian Anda
terhadap penyajian guru pada saat pelaksanaan pembelajaran
2. Berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran
3. Setelah selesai penilaian, hitung jumlah nilai YA dan TIDAK
4. Tentukan Nilai menggunakan rumus sbb:





PERINGKAT NILAI
Amat Baik ( AB) 90 < AB 100
Baik (B) 80 < B 90
Cukup (C) 70 < C 80
Kurang (K) 70

You might also like