- INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS & TRANSPARANSI : KONSEP UMUM DAN PENERAPANNYA DI BEBERAPA NEGARA.
- INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS & TRANSPARANSI BI
- ORGANISASI BANK INDONESIA 2 1. Perubahan struktural serta globalisasi ekonomi dan keuangan 2. Meluasnya demokratisasi sistem sosial politik di banyak negara 3. Sistem ekonomi yang dianut 4. Berkembangnya peran, tugas, dan tantangan bank sentral 5. Teori dan kebijakan bank sentral yang terus berkembang : reformasi Bank Sentral 6. Penyempurnaan undang-undang Bank Sentral Reformasi kelembagaan dan penguatan good governance 3 Institutional Reform And Good Governance Membentuk Bank Sentral Modern Bank Sentral Modern adalah Bank sentral yang : Bertujuan tunggal, yaitu stabilitas harga Fokus pada tugas-tugas tertentu misal pengendalian moneter, perbankan dan sistem pembayaran Independen dari pemerintah dengan suatu mekanisme koordinasi Tuntutan penguatan akuntabilitas dan transparansi
Independensi didefinisikan sebagai kebebasan dari pengaruh, instruksi/pengarahan, atau kontrol dari pihak lain. Meyer (2000) mengartikan independensi bank sentral sebagai kebebasan dari pengaruh, instruksi/pengarahan, atau kontrol, baik dari badan eksekutif maupun badan legislatif Fraser (1994) mendefinisikan independensi bank sentral sebagai kebebasan bank sentral untuk dapat melaksanakan kebijakan moneternya yang bebas dari pertimbangan-pertimbangan politik. 4 PENGERTIAN INDEPENDENSI BANK SENTRAL :
KONSEP INDEPENDENSI Terkait dengan pencapaian tujuan akhir bank sentral, yang pada dasarnya adalah menjaga kestabilan harga dalam jangka panjang. Oleh karena itu, agar bank sentral tidak diminta untuk membiayai defisit anggaran belanja pemerintah, maka dianjurkan bank sentral yang otonom (David Ricardo, 1824) 5 Independensi dikaitkan dengan inflasi Pertimbangan teoritis atas dasar perbandingan tingkat independensi bank sentral beberapa negara, terdapat korelasi yang negatif antara tingkat independensi dengan tingkat inflasi. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa bank sentral yang independen menurunkan resiko variability inflasi (lihat A. Alesina & L.H. Summers, 1993)
Independensi Dikaitkan dengan Pertumbuhan Ekonomi Hasil penelitian (Alesina & Summers, 1993) menunjukkan korelasi yang positif/negatif (inconclusive) antara tingkat independensi dengan pertumbuhan ekonomi maupun dengan growth variability.
Kedua temuan tersebut mendorong studi yang terus dilakukan mengenai korelasi antara tingkat independensi bank sentral dengan kinerja perekonomian negara yang bersangkutan. 6 JENIS INDEPENDENSI Studi dan evaluasi terhadap independensi bank sentral dilakukan dengan mengobservasi hal-hal yang terkait dengan institutional, goal, functional/instrument, organizational/personal dan financial/budget independence.
Institutional Independence Status bank sentral sebagai institusi yang terpisah khususnya dari eksekutif/pemerintah, dan juga terpisah dari kekuasaan legislatif.
Goal Independence Bank Sentral memiliki kewenangan untuk menetapkan target atas tujuan akhir (misal : inflasi)
7 Functional/Instrument Independence Bank sentral memiliki kewenangan untuk secara bebas menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter (target operasional) dalam mencapai tujuan/target akhir.
Organizational/Personal Independence Komposisi personal dari organisasi bank sentral dan mekanisme pengangkatan serta pemberhentian pejabat bank sentral yang tidak terkait dengan pemerintah. Organizational independence juga tercermin pada kebebasan pejabat bank sentral dalam mengakomodir/menolak instruksi pemerintah.
Pemberhentian pejabat bank sentral yang bukan dikarenakan oleh serious misconduct atau karena insufficients performance dikategorikan sebagai bank sentral yang tidak memiliki personal independence.
8 9 Financial/Budget Independence Bank sentral yang dapat mengelola anggaran dan aset kekayaannya tanpa persetujuan parlemen. Keseluruhan independensi bank sentral terefleksi pada : 1. Landasan hukum 2. Struktur kelembagaan 3. Perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan 4. Implementasi kebijakan Berikut adalah contoh perbandingan antara Bank Sentral AS dengan Bank Sentral Indonesia khususnya mengenai institutional, personal dan instruments independence.
10 Contoh 1 : Formal Power Structure of The FED Board of Governors
Seven members appointed by the president of the United States and confirmed by the Senate Twelve Federal Reserve
Each with nine directors who appoint president and other officer of the FRB Around 3000 member Commercial banks Appoints three Directors to Each FRB Elect six Directors to Each FRB Federal Open Market Committee (FOMC)
Seven members of Board of Governors plus president of FRB of New York and four Other FRBs Select Federal Advisory Council
Twelve members (bankers) Establish Discount Rate Open market operations Reserve requirements Sets (within limits) Reviews and determines Directs F e d e r a l
R e s e r v e
S y s t e m
P o l i c y
T o o l s
Sumber : Mishkin, 2001 11 Contoh 1 : Informal Power Structure of the FED Chairman of The Board of Governors Supervises Sets agenda Votes and sets agenda Federal Open Market Committee (FOMC) Board staff Six other members of the Board of Governors Five Federal Reserve Bank Presidents Advises Vote Set (within limits) Set Reserve Requirements Discount rate Directs Open market operations Advises Advises Vote Sumber : Mishkin, 2001 12 RDG Mingguan RDG Bulanan RDG Triwulanan (April, Juli, Oktober, Januari) Contoh 2 : Perumusan Kebijakan Bank Indonesia Dewan Gubernur : Gub, DGS + 7 DG Quorum 50% hadir Policy Making Unit Executing Unit Anggota Dewan Gub yg membidangi + Direktur satuan kerja Instrumen Kebijakan Moneter a.l: OPT (SBI) GWM Intervensi Rp dan Valas Pengukuran independensi bank sentral antara lain dilakukan oleh Cukierman (1992), serta Grilli, Mascianso dan Tabellini (1991) yang menggunakan ukuran political independence dan economic independence
Yang dimaksud dengan political independence adalah keleluasaan bank sentral dalam menerapkan kebijakan tanpa pengaruh dari pemerintah, yang diukur dengan beberapa indikator, seperti : a. Apakah Gubernur atau anggota Dewan Gubernur lainnya diangkat oleh pemerintah; b. Masa jabatan Gubernur dan anggota Dewan Gubernur lainnya ; c. Apakah terdapat wakil pemerintah yang duduk di Dewan Gubernur; d. Apakah keputusan kebijakan moneter memerlukan persetujuan pemerintah ; e. Apakah tujuan mencapai kestabilan harga secara eksplisit dimuat dan merupakan bagian penting dalam undang-undang bank sentralnya. 13 PENGUKURAN INDEPENDENSI Yang dimaksud dengan economic independence adalah keleluasaan bank sentral untuk menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter tanpa pembatasan (Grilli, Mascianso dan Tabellini, 1991). Dalam pelaksanaan kebijakan moneter, dievaluasi sejauh mana bank sentral dapat diminta oleh pemerintah untuk membiayai defisit fiskal (quasi fiscal).
Masing-masing indikator tersebut diberi indeks. Semakin besar total indeksnya, semakin tinggi tingkat independensinya (lebih jauh baca Alberto Alesina dan Lawrence H. Summers, 1993, serta F.X. Sugiyono dan Ascarya, 2003)
14 Pendapat yang semula berkembang adalah bank sentral yang independen akan lebih mudah mencapai tingkat inflasi yang rendah dan dengan demikian mempermudah pencapaian kestabilan harga (RCK Burdekin, C. Wlih, Borg,1992)
Kemudian berkembang pula pendapat bahwa bank sentral yang independen juga akan lebih mudah menghadapi masalah yang timbul akibat time inconsistency terkait dengan discretionary policies oleh pemerintah (F. Kydland and E. Prescott, 1977).
Mengapa ? Karena komitmen bank sentral yang independen untuk mencapai tujuan akhir (inflasi) dapat mencegah timbulnya masalah tersebut.
15 KORELASI INDEPENDENSI BANK SENTRAL DENGAN LAJU INFLASI Berbagai studi empiris menunjukkan hasil yang belum conclusive mengenai korelasi bank sentral yang independen dengan laju inflasi. 16 Gejala korelasi negatif mendorong perdebatan yang terus berlangsung mengenai pentingnya independensi bank sentral Di lain pihak, hasil studi dan praktek menunjukkan bahwa monetary dicipline yang terkait dengan independensi bank sentral dapat menurunkan tingkat dan variability inflasi. Sehingga kecenderungan untuk menjadikan bank sentral yang lebih independen tetap bergulir. 17 INDEPENDENSI BANK INDONESIA 1. Institutional Independence Disebut legal independence (lembaga negara yang independen) sesuai dengan Undang-undang No. 23 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang No.6 Tahun 2009. (Pasal 4 ayat 2)
18 2. Goal Independence Sesuai dengan Amandemen Undang-undang Bank Indonesia, target inflasi ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia.(pasal 10-penjelasan) 3. Instrument Independence Bank Indonesia diberikan kewenangan untuk menetapkan instrumen kebijakan moneter untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan. Pasal 10) 4. Personal Independence Pihak lain dilarang melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia (psl. 9) 5. Budget Independence Biaya pelaksanaan kebijakan moneter independen, sementara biaya operasional harus mendapat persetujuan DPR 19 PERBANDINGAN STRUKTUR DAN INDEPENDENSI BANK SENTRAL DI BEBERAPA NEGARA No Bank Sentral Policy Making Tanggung Jawab Akhir Kebijakan Moneter (menurut UU) Dalam Praktek 1 Governing Council : 1 Gov + 4 Deputy Gov yang menetapkan kebijakan moneter. Governor dengan masa jabatan 7 th dipilih oleh Direktur-direktur yang ditunjuk oleh Pemerintah 2 Monetary Policy Committee :1 Gov + 2 Deputy Gov + 4 outside experts Governor diangkat oleh Pemerintah untuk masa jabatan 5 th 3 Policy Board : 1 Gov + 2 Vice Gov + 6 outside members Governor diangkat oleh kabinet, disetujui oleh Parlemen utk masa jabatan 5 th 4 European Central Bank Monetary Policy Making Body : European Central Bank European Central Bank 6 members of executing board + 11 central bank gov of 11 europe countries Bank of Japan Bank of Japan Bank of Japan Bank of Canada Pemerintah Bank of Canada Bank of England Pemerintah Bank of England 20 8. Perbandingan Struktur dan Independensi Bank Sentral di Beberapa Negara Institutional Goal Instrument Personnel Financial 1 Fed Res (USA) P P P P 2 Bank of England P 3 Bank of Canada P P 4 RBNZ (New Zealand) P 5 European Central Bank P P P P 6 Bank of Japan P P P 7 Bank Indonesia P P P Keterangan : P Independensinya tinggi Independence Bank Sentral No Independensinya tinggi Akuntabilitas : AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI BANK SENTRAL 21 Pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang dipaparkan secara transparan agar semua kebijakan dapat diketahui oleh para pihak yang berkepentingan (Poole, 2001) Transparansi : Pengungkapan informasi kepada publik secara akurat, termasuk segala informasi yang dibutuhkan oleh para pelaku pasar dalam rangka membentuk opini selengkap mungkin mengenai kebijakan yang ditempuh oleh bank sentral (Poole, 2003) Perlu bagi bank sentral untuk mengimbangi pemberian independensi yang lebih besar:
1. Merupakan salah satu penerapan prinsip good governance yang sedang menjadi sorotan komunitas internasional.
2. Bervariasi dari satu bank sentral ke bank sentral lain, tergantung tatanan politik dan UU yang melandasinya, selain tentunya terkait dengan sistem ekonomi yang dianut.
3. Akuntabilitas biasanya dipertanggungjawabkan kepada publik. Ada juga yang dipertanggungjawabkan kepada parlemen/wakil rakyat melalui rapat kerja dan atau penilaian kinerja. 22 MAKNA AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI BANK SENTRAL
Akuntabilitas kepada DPR dan publik secara langsung.
Audit Kinerja 1. Penyampaian laporan tertulis tentang pelaksanaan tugas dan wewenang secara tahunan dan triwulanan kepada DPR, Pemerintah, dan masyarakat (melalui media massa). 2. laporan tersebut digunakan DPR sebagai bahan evaluasi/penilaian tahunan terhadap kinerja Dewan Gubernur dan BI sejalan dengan fungsi pengawasan yang diemban oleh DPR. 3. DPR dapat meminta penjelasan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenangnya, termasuk penilaian kinerja BI
Audit Anggaran - Keuangan 1. Penyampaian anggaran operasinal untuk mendapatkan persetujuan DPR dan penyampaian anggaran kebijakan secara khusus kepada DPR 2. Pemeriksaan keuangan oleh BPK dan penyampaian laporannya kepada DPR sbg bahan untuk evaluasi kinerja keuangan BI. 3. Penyampaian lapran keuangan tahunan ke masyarakat (melalui media massa).
Pengawasan Lainnya 1. Pembentukan Badan Supervisi untuk membantu DPR melaksanakan fungsi pengawasan di bidang tertentu. AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI BANK INDONESIA 23 Transparansi Bank Indonesia semakin dituntut dalam UU No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, sebagaimana telah diubah dengan UU No.6 Tahun 2009, serta berkembangnya demokratisasi di Indonesia: 1. Penyampaian informasi kepada masyarakat pada setiap awal tahun, mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan tahun sebelumnya, serta rencana kebijakan dan penetapan sasaran-sasaran moneter untuk tahun yang akan datang. 2. Komunikasi secara berkala atas keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) baik melalui press release maupun press conference. 3. Penerbitan berbagai publikasi seperti Tinjauan Kebijakan Moneter Bulanan, Perkembangan Ekonomi dan Moneter Triwulanan, dan Laporan Tahunan, statistik dan hasil-hasil penelitian. 4. Penyampaian laporan triwulanan dan tahunan kepada Pemerintah sebagai informasi. 5. Diskusi dan program sosialisasi lainnya dengan pakar, PEMDA, dunia usaha, perbankan, dan media di Pusat dan daerah.
24 AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI BANK INDONESIA AKUNTABILITAS & TRANSPARANSI BANK INDONESIA Independensi 1. Institutional 2. Goal 3. Instrument 4. Personal 5. Budget Akuntabilitas Audit Kinerja Penyampaian laporan tugas Laporan bhn evaluasi kinerja BI dan Dewan Gubernur oleh DPR DPR meminta penjelesan pelaks tugas & wewenang BI Audit Anggaran Penyampaian anggaran operasional & kebijakan khusus ke DPR Pemeriksaan keuangan oleh BPK Penyampaian laporan keuangan tahunan ke masyarakat Bank Indonesia UU No.23/1999 Sbgmn amandemen UU No.4/2003 sbgmn amandemen UU No.6/2009 Pengawasan Lain Badan Supervisi Transparansi Informasi evaluasi pelaks kebijakan Komunikasi keputusan RDG Penerbit publikasi Laporan triwulan & tahunan ke pemerintah Forum diskusi pakar,masyarakat, pemerintah Kurikulum kebanksentralan 25 1. Warjiyo, Perry (editor), Bank Indonesia: Bank Sentral Republik Indonesia, Sebuah Pengantar, Bank Indonesia, 2004 2. Sugiyono, F.X dan Ascarya, Kelembagaan Bank Indonesia, Buku Seri Kebanksentralan No. 5, Bank Indonesia, 2003 3. Mishkin, Economics of Money, Banking and Financial Market, 2001 4. Alesina, Alberto, Summers, L. H, Central Bank Independence & Macroeconomic Performance ; Soul Comparative Evidence, Journal of Money Credit and Banking, 1993 5. Cukierman, Alex,Central Bank Strategy, Credibility, and Independence, Cambridge, MA, MIT Press, 1992 6. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2004 sebagaimana diubah dengan undang-undang No. 6 tahun 2009. 26 BAHAN KEPUSTAKAAN