You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meskipun
adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini
menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden
terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak yaitu pada negara
berkembang, meskipun masih mengenai beberapa negara maju seperti Amerika erikat.
Campak adalah salah satu penyakit in!eksi yang dapat dicegah dengan imunisasi
dan masih masalah kesehatan di Indonesia. "enyakit ini umumnya menyerang anak umur di
ba#ah lima tahun $%alita& akan tatapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah
banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya.
Imunisasi yang tepat pada #aktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi
komplikasi penyakit ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. apa pengertian campak'
(. bagaimana ri#ayat alamiah dari penyakit campak'
3. bagaimana etiologi, epidemiologi, pato!isiologi dan gejala klinis penyakit campak'
). %agaimana pencegahan penyakit campak'
1.3 Tujuan
1. *ntuk mengetahui pengertian campak
(. *ntuk mengetahui etiologi, epidemiologi dan pato!isiologi dari penyakit campak
3. *ntuk mengetahui ri#ayat alamiah dari penyakit campak
). *ntuk mengetahui cara pencegahan penyakit campak
1
BAB II
PEMBAHAAN
2.1 Pengert!an
Campak yang disebut juga dengan measles atau rubeola merupakan suatu penyakit
in!eksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh parami+ovirus yang pada umumnya
menyerang anak,anak. "enyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui percikan liur $droplet&
yang terhirup
Campak ialah penyakit in!eksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3
stadium, yaitu- a. stadium kataral, b. stadium erupsi dan c. stadium konvalesensi. Campak
adalah suatu penyakit akut menular, ditandai oleh tiga stadium-
1. tadium kataral
.i tandai dengan enantem $bercak koplik& pada mukosa bukal dan !aring, demam ringan
sampai sedang, konjungtivitis ringan, kory/a, dan batuk.
(. tadium erupsi
.itandai dengan ruam makuler yang muncul berturut,turut pada leher dan muka, tubuh,
lengan dan kaki dan disertai oleh demam tinggi.
3. tadium konvalesensi
.itandai dengan hilangnya ruam sesuai urutan munculnya ruam, dan terjadi
hiperpigmentasi.
(
2.2 R!"a#at Alam!ah Pen#ak!t $am%ak
0i#ayat alamiah penyakit campak melalui tahap,tahap sebagai berikut -
a. 1ahap prepatogensis
b. 1ahap "atogenesis
c. 1ahap Akhir2 pasca patogenesis.
1. 1ahap "repatogensis
"ada tahap ini individu berada dalam keadaan normal2sehat tetapi mereka pada
dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit $stage o!
suseptibility&. 3alaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi
antara penjamu dengan bibit penyakit. 1etapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh,
dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman
mengembangkan potensi in!ekti!itas, siap menyerang peniamu. "ada tahap ini belum
ada tanda,tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat. 4amun
begitu penjamunva 5lengah6 ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas
ditambah dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu, maka
keadaan segera dapat berubah. "enyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki
!ase berikutnya, tahap patogenesis.
(. 1ahap "atogenesis
1ahap ini meliputi ) sub,tahap yaitu-, 1ahap Inkubasi, , 1ahap .ini, , 1ahap 7anjut,
dan ,1ahap Akhir.
1ahap Inkubasi
8asa inkubasi dari penyakit campak adalah 10,(0 hari. "ada tahap ini individu
masih belum merasakan bah#a dirinya sakit.
3
1ahap .ini
8ulai timbulnya gejala dalam #aktu 9,1) hari setelah terin!eksi, yaitu berupa-
"anas badan
nyeri tenggorokan
hidung meler $ Cory/a &
batuk $ Cough &
%ercak :oplik
nyeri otot
mata merah $ conjuctivitis &
1ahap 7anjut
munculnya ruam,ruam kulit yang ber#arna merah bata dari mulai kecil,kecil dan
jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu seperti pulau,pulau. 0uam
umumnya muncul pertama dari daerah #ajah dan tengkuk, dan segera menjalar
menuju dada, punggung, perut serta terakhir kaki,tangan. "ada saat ruam ini
muncul, panas si anak mencapai puncaknya $bisa mencapai )0 derajad Celsius&,
ingus semakin banyak, hidung semakin mampat, tenggorok semakin sakit dan
batuk,batuk kering dan juga disertai mata merah.
3. 1ahap Akhir2 pasca patogenesis.
%erakhirnya perjalanan penyakit campak. .apat berada dalam lima pilihan keadaan,
yaitu-
embuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi
pulih, sehat kembali.
embuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah
tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas
gangguan yang permanen berupa cacat.
:arier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih
tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.
"enyakit tetap berlangsung secara kronik.
)
%erakhir dengan kematian.
2.3 Et!&l&g!' E%!(em!&l&g!' Pat&)!s!&l&g! (an *ejala +l!n!s Pen#ak!t $am%ak
1. ;tiologi
Campak disebabkan oleh virus 04A dari !amili parami+oviridae, genus 8orbillivirus.
elama masa prodormal dan selama #aktu singkat sesudah ruam tampak, virus
ditemukan dalam sekresi naso!aring, darah dan urin. <irus dapat akti! sekurang,
kurangnya 3) jam dalam suhu kamar.
<irus campak dapat diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kera
rhesus. "erubahan sitopatik, tampak dalam 5,10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus
dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.
"enyebaran virus maksimal adalah melalui percikan ludah $droplet& dari mulut selama
masa prodormal $stadium kataral&. "enularan terhadap penderita rentan sering terjadi
sebelum diagnosis kasus aslinya. =rang yang terin!eksi menjadi menular pada hari ke >,
10 sesudah pemajanan, pada beberapa keadaan dapat menularkan hari ke 9. 1indakan
pencegahan dengan melakukan isolasi terutama di rumah sakit atau institusi lain, harus
dipertahankan dari hari ke 9 sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul.
(. ;pidemiologi
%erdasarkan hasil penyelidikan lapangan :7% campak yang dilakukan ubdit urveilans
dan .aerah pada tahun 1>>?,1>>>, kasus,kasus campak terjadi karena anak belum
mendapat imunisasi cukup tinggi, mencapai sekitar )0@100 persen dan mayoritas adalah
balita $A90 persen&.
Brekuensi :7% campak pada tahun 1>>),1>>> berdasarkan laporan seluruh provinsi se,
Indonesia ke ubdit urveilans, ber!luktuasi dan cenderung meningkat pada periode
1>>?@1>>>- dari 3( kejadian menjadi 5C kejadian. Angka !rekuensi itu sangat
dipengaruhi intensitas laporan dari provinsi atau kabupaten2kota. .aerah,daerah dengan
sistern pencatatan dan pelaporan yang cukup intensi! dan mempunyai kepedulian cukup
tinggi terhadap pelaporan :7%, mempunyai kontribusi besar terhadap kecenderungan
5
meningkatnya !rekuensi :7% campak di Indonesia, seperti Da#a %arat, 41%, Dambi,
%engkulu dan Eogyakarta.
.ari sejumlah :7% yang dilaporkan ke ubdit urveilans, diperkirakan :7% campak
sesungguhnya terjadi jauh lebih banyak. Artinya, masih banyak :7% campak yang tidak
terlaporkan dari daerah dengan berbagai kendala. 3alaupun !rekuensi :7% campak yang
dilaporkan itu mengalami peningkatan, tapi jumlah kasusnya cenderung menurun dengan
rata,rata kasus setiap :7% selama 1>>)@1>>>, yaitu sekitar 15@55 kasus pada setiap
kejadian. %erarti besarnya jumlah kasus setiap episode :7% campak selama periode itu,
rata,rata tidak lebih dari 15 kasus.
.ari 1> lokasi :7% campak yang diselidiki ubdit urveilans, daerah dan mahasis#a
B;1" $*F8& selama tahun 1>>>, terlihat attack,rate pada :7% campak dominan pada
kelompok umur balita. Angka proporsi penderita pada :7% campak 1>>?@1>>> juga
menunjukkan proporsi terbesar pada kelompok umur 1@) tahun dan 5@> tahun bila
dibandingkan kelompok umur lebih tua $10@1) tahun&.
3. "ato!isiologi
7esi campak terdapat di kulit, membran mukosa naso!aring, bronkus, dan saluran cerna
dan pada konjungtiva. ;ksudat serosa dan proli!erasi sel mononuklear dan beberapa sel
polimor!onuklear terjadi disekitar kapiler. Ada hiperplasi lim!onodi, terutama pada
apendiks. "ada kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan !olikel
rambut. %ercak koplik pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri dari
eksudat serosa dan proli!erasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit.
%ronkopneumonia dapat disebabkan oleh in!eksi bakteri sekunder.
"ada kasus ense!alomielitis yang mematikan, terjadi demielinisasi pada daerah otak dan
medulla spinalis. "ada "; $ubacute clerosing "anencephalitis& dapat terjadi
degenerasi korteks dan substansia alba.
C
). Fejala :linis
8asa inkubasi 10,(0 hari dan kemudian timbul gejala,gejala yang dibagi dalam 3
stadium, yaitu-
tadium kataral $prodormal&.
tadium ini berlangsung selama ),5 hari disertai gambaran klinis seperti demam,
malaise, batuk, !otopobia, konjungtivitis, dan cory/a. 8enjelang akhir dari stadium
kataral dan () jam sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik ber#arna putih
kelabu sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. 7okasinya di mukosa
bukal yang berhadapan dengan molar ba#ah. Fambaran darah tepi leukopeni dan
lim!ositosis.
tadium erupsi
Cory/a dan batuk bertambah. 1imbul enantem atau titik merah di palatum durum
dan palatum mole. :adang @ kadang terlihat bercak koplik. 1erjadi eritem bentuk
makulopapuler disertai naiknya suhu badan. .iantara macula terdapat kulit yang
normal. 8ula,mula eritema timbul dibelakang telinga, bagian atas lateral tengkuk
sepanjang rambut dan bagian belakang ba#ah. :adang,kadang terdapat perdarahan
ringan pada kulit. 0asa gatal, muka bengkak. 0uam mencapai anggota ba#ah pada
hari ke 3, dan menghilang sesuai urutan terjadinya.
9
1erdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher
belakang. edikit terdapat splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah.
<ariasi yang biasa terjadi adalah %lack 8easless, yaitu morbili yang disertai
dengan perdarahan di kulit, mulut, hidung, dan traktus digestivus.
tadium konvalesensi
;rupsi berkurang menimbulkan bekas yang ber#arna lebih tua atau hiperpigmentasi
$gejala patognomonik& yang lama kelamaan akan hilang sendiri. elain itu
ditemukan pula kelainan kulit bersisik. Giperpigmentasi ini merupakan gejala
patognomonik untuk morbilli. "ada penyakit,penyakit lain dengan eritema atau
eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. uhu menurun sampai
normal kecuali bila ada komplikasi.
?
5. .iagnosis
.iagnosis dibuat dari gambaran klinis, selama stadium prodormal, sel raksasa
multinuklear dapat ditemukan pada apusan mukosa hidung. <irus dapat diisolasi pada
biakan jaringan. Angka leukosit cenderung rendah dengan lim!ositosis relati!. "ungsi
lumbal pada penderita dengan ense!alitis campak biasanya menunjukkan kenaikan
protein dan sedikit kenaikan lim!osit. :adar glukosa normal. %ercak koplik dan
hiperpigmentasi adalah patognomonis untuk rubeola2campak.
C. :omplikasi
"ada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi
alergi $uji tuberkulin yang semula positi! berubah menjadi negati!&. :eadaan ini
menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti-
a. %ronkopnemonia
%ronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh pneumococcus,
streptococcus, staphylococcus. %ronkopneumonia ini dapat menyebabkan
kematian bayi yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita
penyakit menahun seperti tuberkulosis, leukemia dan lain,lain. =leh karena itu
pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan.
b. :omplikasi neurologis
:ompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, a!asia,
gangguan mental, neuritis optica dan ense!alitis.
c. ;ncephalitis morbili akut
;ncephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka kematian
rendah. Angka kejadian ense!alitis setelah in!eksi morbili ialah 1-1000 kasus,
sedangkan ense!alitis setelah vaksinasi dengan virus morbili hidup adalah 1,1C
tiap 1.000.000 dosis.
>
d. "; $ubacute cleroting panencephalitis&
"; yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan sara! pusat.
.itandai oleh gejala yang terjadi secara tiba,tiba seperti kekacauan mental,
dis!ungsi motorik, kejang, dan koma. "erjalan klinis lambat, biasanya meninggal
dalam C bulan sampai 3 tahun setelah timbul gejala spontan. 8eskipun demikian,
remisi spontan masih dapat terjadi. %iasanya terjadi pada anak yang menderita
morbili sebelum usia ( tahun. "; timbul setelah 9 tahun terkena morbili,
sedang "; setelah vaksinasi morbili terjadi 3 tahun kemudian.
"enyebab "; tidak jelas tetapi ada bukti,bukti bah#a virus morbilli memegang
peranan dalam patogenesisnya. Anak menderita penyakit campak sebelum umur (
tahun, sedangkan "; bisa timbul sampai 9 tahun kemudian "; yang terjadi
setelah vaksinasi campak didapatkan kira,kira 3 tahun kemudian. :emungkinan
menderita "; setelah vaksinasi morbili adalah 0,5,1,1 tiap 10.000.000,
sedangkan setelah in!eksi campak sebesar 5,(,>,9 tiap 10.000.000.
e. Immunosuppresive measles encephalopathy
.idapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita de!isiensi
imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat,obatan imunosupresi!.
9. "rognosis
"rognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis buruk bila
keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada
komplikasi).
Angka kematian kasus di Amerika erikat telah menurun pada tahun,tahun ini sampai
tingkat rendah pada semua kelompok umur, terutama karena keadaan sosioekonomi
membaik.
Campak bila dimasukkan pada populasi yang sangat rentan, akibatnya bencana. :ejadian
demikian di pulau Baroe pada tahun 1?)C mengakibatkan kematian sekitar seperempat,
hampir (000 dari populasi total tanpa memandang umur.
10
2., Pen-egahan Pen#ak!t $am%ak
a. "encegahan
Imunisasi akti!.
Imunisasi campak a#al dapat diberikan pada usia 1(,15 bulan tetapi mungkin
diberikan lebih a#al pada daerah dimana penyakit terjadi $endemik&. Imunisasi akti!
dilakukan dengan menggunakan strain ch#ar/ dan 8oraten. <aksin tersebut
diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.
.ianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 @ 15
bulan karena sebelum umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk
antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pula
agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosis
diberikan vansinasi pada umur C bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan. .i
Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur >
bulan ke atas.
<aksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi terhadap telur. Ganya
saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai ( minggu sembuh. <aksin ini juga
dapat diberikan pada penderita tuberkulosis akti! yang sedang mendapat
tuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan pada #anita hamil, anak
dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedang
mendapat pengobatan imunosupresi!.
Imunisasi pasi!.
Imunisasi pasi! dengan kumpulan serum orang de#asa, kumpulan serum konvalesens,
globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah e!ekti! untuk
pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakan
imunoglobulin serum dengan dosis 0,(5 m72kg diberikan secara intramuskuler dalam
5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. "roteksi sempurna
terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk kontak dibangsal
rumah sakit anak.
11
Isolasi
"enderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit
campak dalam kurun #aktu (0,30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk
diisolasi selama (0,30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
b. "engobatan
imtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki
keadaan umum. 1indakan lain adalah pengobatan segera terhadap komplikasi yang
timbul.
.iberikan sedati!, antipiretik untuk demam tinggi, tirah baring dan masukan cairan yang
cukup. "enderita harus dilindungi dari kontak dengan cahaya yang kuat selama masa
!oto!obia. Adanya komplikasi seperti ense!alitis, ";, bronkopneumonia pada setiap
kasus harus dinilai secara individual.
c. Campak di Indonesia
"rogram "encegahan dan pemberantasan Campak di Indonesia pada saat ini berada pada
tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan :7%. Gasil pemeriksaan sample
darah dan urine penderita campak pada saat :7% menunjukkan Igm positip sekitar 90H
@ 100H. Insidens rate semua kelompok umur dari laporan rutin "uskesmas dan 0umah
akit selama tahun 1>>( @ 1>>? cenderung menurun, terutama terjadi penurunan yang
tajam pada kelompok umur I >0H& dan merata disetiap desa masih merupakan strategi
ampuh saat ini untuk mencapai reduksi campak di Indonesia pada tahun (000. CB0
campak dari 0umah akit maupun dari hasil penyelidikan :7% selama tahun 1>>9 @
1>>> cenderung meningkat, kemungkinan hal ini terjadi berkaitan dengan dampak kiris
pangan dan gi/i, namun masih perlu dikaji secara mendalam dan komprehensive.
idang 3G= tahun 1>??, menetapkan kesepakatan global untuk membasmi polio atau
;radikasi "olio $0apo&, ;liminasi 1etanus 4eonatorum $;14& dan 0eduksi Campak
$0;CA8& pada tahun (000. %eberapa negara seperti Amerika, Australia dan beberapa
negara lainnya telah memasuki tahap eliminasi campak. "ada sidang C.C2"AG=23G=
1(
tahun 1>>C menyimpulkan bah#a campak dimungkinkan untuk dieradikasi, karena satu,
satunya pejamu $host& atau reservoir campak hanya pada manusia dan adanya vaksin
dengan potensi yang cukup tinggi dengan e!!ikasi vanksin ?5H. .iperkirakan eradikasi
akan dapat dicapai 10 @ 15 tahun setelah eliminasi.
"rogram imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1>?( dan masuk dalam
pengembangan program imunisasi. "ada tahun 1>>1, Indonesia dinyatakan telah
mencapai *CI secara nasional. .engan keberhasilan Indonesia mencapai *CI tersebut
memberikan dampak positip terhadap kecenderungan penurunan insidens campak,
khususnya pada %alita dari (0.0?210.000 @ 3,)210.000 selama tahun 1>>( @ 1>>9
$ajustment data rutin 1&. 3alaupun imunisasi campak telah mencapai *CI namun
dibeberapa daerah masih terjadi :7% campak, terutama di daerah dengan cakupan
imunisasi rendah atau daerah kantong.
1& 1ahapan pemberantasan Campak "emberantasan campak meliputi beberapa
tahapan, dengan kriteria pada tiap tahap yang berbeda,beda.
a. 1ahap 0eduksi.
1ahap reduksi campak dibagi dalam ( tahap- 1ahap pengendalian campak. "ada
tahap ini terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi A?0H, dan
interval terjadinya :7% berkisar antara ) @ ? tahun.
1ahap pencegahan :7%. "ada tahun ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan
tinggi dan merata, terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, dan interval
terjadinya :7% relative lebih panjang.
b. 1ahap ;liminasi
"ada tahap eliminasi, cakupan imunisasi sudah sangat tinggi $A>5H&, dan daerah,
daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya. :asus
campak sudah jarang dan :7% hampir tidak pernah ternadi. Anak,anak yang
dicurigai tidak terlindung $susceptible& harus diselidiki dan mendapat imunisasi
tambahan.
c. 1ahap ;radikasi
Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan kasus campak sudah tidak ditemukan.
1ransmisi virus sudah dapat diputuskan, dan negara,negara di dunia sudah
13
memasuki tahap eliminasi. "ada 1CF 8eeting, .akka, 1>>>, menetapkan
Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan terjadinya :7%.
(& 1ujuan 0eduksi Campak
0eduksi campak bertujuan menurunkan angka insidens campak sebesar >0H dan
angka kematian campak sebesar >5H dari angka sebelum program imunisasi
campak dilaksanakan. .i Indonesia, tahap reduksi campak diperkirakan dengan
insiden menjadi 50210.000 balita, dan kematian (210.000 $berdasarkan :01
tahun 1>?(&.
3& trategi 0eduksi Campak
0eduksi campak mempunyai strategi yaitu-
Imunisasi 0utin ( kali, pada bayi >,11 bulan dan anak ekolah .asar
:elas I $belum dilaksanakan secara nasional& dan Imunisasi 1ambahan
atau uplemen.
urveilans Campak.
"enyelidikan dan "enanggulangan :7% 8anajemen :asus
"emeriksaan 7aboratorium
)& 8asalah pokok urveilans dalam reduksi campak di Indonesia.
urveilans dalam reduksi campak di Indonesia masih belum sebaik surveilans
eradikasi polio. :endala utama yang dihadapi adalah, kelengkapan data2laporan
rutin 0umah akit dan "uskesmas yang masih rendah, beberapa :7% campak
yang tidak terlaporkan, pemantauan dini $:. @ :7%& campak pada desa,desa
berpotensi :7% pada umumnya belum dilakukan dengan baik terutama di
"uskesmas, belum semua unit pelayanan kesehatan baik "emerintah maupun
#asta ikut berkontribusi melaporkan bila menemukan campak. .ukungan dana
yang belum memadai, terutama untuk melaksanakan akti! surveilans ke 0umah
akit dan pengembangan surveilans campak pada umumnya. urveilans campak
sangat penting untuk menilai perkembangan pemberantasan campak dan untuk
menentukan strategi pemberantasannya di setiap daerah.
1)
5& Angka Insidens
Insidens campak di Indonesia selama tahun 1>>( @ 1>>? dari data rutin 0umah
sakit dan "uskesmas untuk semua kelompok umur cenderung menurut dengan
keleng @ kapan laporan rata,rata "uskesmas kurang lebih C0H dan 0umah sakit
)0H. "enurunan Insidens paling tajam terjadi pada kelompok umur :ejadian 7uar
%iasa $:7%&.
.ampak keberhasilan cakupan imunisasi campak nasional yang tinggi dapat
menekan insidens rate yang cukup tajam selama 5 tahun terakhir, namun di
beberapa desa tertentu masih sering terjadi :7% campak. Asumsi terjadinya :7%
campak di beberapa desa tersebut, disebabkan karena cakupan imunisasi yang
rendah $>0H& atau kemungkinan masih rendahnya vaksin e!!ikasi di desa tersebut.
0endahnya vaksin e!!ikasi ini dapat disebabkan beberapa hal, antara lain kurang
baiknya pengelolaar- rantai dingin vaksi yang diba#a kelapangan, penyimpanan
vaksin di "uskesmas cara pemberian imunisasi yang, kurang baik dan sebagainya.
.ari beberapa hasil penyelidikan lapangan :7% campak dilakukan oleh ubdit
urveilans dan .aerah selama tahun 1>>? @ 1>>>, terlihat kasus,kasus campak
yang belum mendapat imunisasi masih cukup tinggi, yaitu kurang lebih )0H @
100H $Fra!ik- >&. .ari sejumlah kasus,kasus yang belum mendapat imunisasi
tersebut, pada umumnya $A90H& adalah %alita. Brekuensi :7% campak
berdasarkan laporan yang dikirim dari seluruh propinsi Indonesia ke ubdit
urveilans melalui laporan $3 1& selam tahun 1>>) @ 1>>> terlihat ber !luktuasi,
dan cenderung meningkat dari tahun 1>>? @ 1>>> yaitu dari 3( kejadian menjadi
5C kejadian $gra!ik- (&. Angka !rekuensi tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas laporan 31 dari "ropinsi atau :abupaten2:ota. .aerah,daerah dengan
sistern pencatatan dan pelaporan 3l yang cukup intensive dan mempunyai
kepedulian yang cukup tinggi terhadap pelaporan 3l :7%, mempunyai kontribusi
yang besar terhadap kecenderungan meningkatnya !rekuensi :7% campak di
Indonesia $Da#a %arat, 41%, Dambi %engkulu, Eogyakarta&. .ari sejumlah :7%
yang dilaporkan ke ubdit urveilans, diperkirakan :7% campak yang
sesungguhnya terjadi jauh lebih baik. .engan pengertian lain, masih cukup
15
banyak :7% campak yang tidak terlaporkan oleh .aerah dengan berbagai
kendala. 3alaupun !rekuensi :7% campak yang dilaporkan mengalami
peningkatan, namun jumlah kasusnya cenderung menurun dengan rata,rata kasus
setiap :7% selam tahun 1>>) @ 1>>> sekitar 15 @ 55 kasus pada setiap kejadian.
%erarti besarnya jumlah kasus setiap episode :7% campak selama periode tahun
tersebut rata,rata tidak lebih dari 15 kasus $gra!ik- 3 dan )&.
.ari 1> lokasi :7% campak yang diselidiki o1eh ubdit urveilans dan .aerah
serta mahasis#a B;1" $*F8& selama tahun 1>>>, terlihat Attack 0ate pada :7%
campak dominan pada kelompok umur %alita, $Fra!ik 5 dan CJ&. $pie diagram&.
Angka proporsi penderita pada :7% campak tahun 1>>? @ 1>>> juga
menunjukkan proporsi terbesar pada kelompok umur 1 @ ) tahun dan @ > tahun
dibandingkan pada kelompok umur yang lebih tua $10 @ 1) tahun& gra!ik-9.
"ada kelompok :7% campak telah dilakukan pengambilan spesimen serologis
dan urine untuk memastikan diagnosa lapangan dan mengetahui virus campak.
Gasil pemeriksaan sampel serologis dan urine penderita campak pada 1( lokasi
:7% campak di beberapa .aerah selama tahun 1>>? @ 1>>> yang diperiksa oleh
"uslit. "enyakit 8enular %adan 7itbangkes 0I, menunjukkan Ig8 positi! sekitar
90H @ 100H, $tabel- l&. Angka tersebut mengindikasikan ketajaman diagnosa
campak dilapangan pada saat :7% berlangsung.
Angka Batalitas :asus $AB" atau CB0& campak di 0umah akit maupun pada
saat :7% terjadi selama tahun $1>>9 @ 1>>>& cenderung meningkat, masing,
masing dari 0,1H @ 1,1H dan 1,9H @ (,)H $gra!ik ?&. :ecenderungan
peningkatan CB0 ini perlu pengkajian yang mendalam dan koprehensive.
Dadi, Insidens 0ate Campak dari data rutin selama tahun 1>>( @ 1>>? di Indonesia
cenderung menurun untuk semua kelompok umur. "enurunan paling tajam pada
kelompok umur
1C
BAB III
PENUTUP
3.1 +es!m%ulan
Campak ialah penyakit in!eksi virus akut, menular, secara epidemiologi penyebab
utama kematian terbesar pada anak. 8enurut etiologinya campak disebabkan oleh virus
04A dari !amili parami+oviridae, genus 8orbillivirus, yang ditularkan secara droplet.
Fejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan
stadium konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan melakukan imunisasi secara akti!,
pasi! dan isolasi penderita. Insidens 0ate Campak dari data rutin selama tahun 1>>( @ 1>>?
di Indonesia cenderung menurun untuk semua kelompok umur. "enurunan paling tajam
pada kelompok umur
3.2 aran
.engan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga sedikit
banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. .isamping itu kami juga mengharapkan saran
dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami
selanjutnya.
19
DA.TAR PUTA+A
8aldonado, E. (00(. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. ;FC.
Anonim, (00?. Measles. http-22dermnetn/.org2viral2morbilli.html. 1? januari (010. (0.30
.epkes, 0.I. (00). Campak di Indonesia. http-22###.penyakitmenular.in!o. 1? januari (010.
(0.)0
Imunisasi, vaksinasi. (00?. http-22###.sidenreng.com 1> januari (010. 01.00
Ika. (00>. Ilmu Kesehatan Anak. http-22###.#ordpress.com 1> januari (010. 0(.)C
1?

You might also like