Cysticercosis Cerebri adalah infeksi parasit Taenia solium pada otak yang disebabkan oleh telur cacing pita babi. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga kejang, gangguan neurologis, bahkan kematian. Diagnosanya didasarkan pada temuan nodul khas pada pemeriksaan CT scan atau MRI otak beserta tes serologi yang positif. Pengobatannya menggunakan obat antihelmintik seperti albendazol dan kortikosteroid untuk
Cysticercosis Cerebri adalah infeksi parasit Taenia solium pada otak yang disebabkan oleh telur cacing pita babi. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga kejang, gangguan neurologis, bahkan kematian. Diagnosanya didasarkan pada temuan nodul khas pada pemeriksaan CT scan atau MRI otak beserta tes serologi yang positif. Pengobatannya menggunakan obat antihelmintik seperti albendazol dan kortikosteroid untuk
Cysticercosis Cerebri adalah infeksi parasit Taenia solium pada otak yang disebabkan oleh telur cacing pita babi. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga kejang, gangguan neurologis, bahkan kematian. Diagnosanya didasarkan pada temuan nodul khas pada pemeriksaan CT scan atau MRI otak beserta tes serologi yang positif. Pengobatannya menggunakan obat antihelmintik seperti albendazol dan kortikosteroid untuk
Amelia Putri Santosa (11-2012-113) Abraham Gita Ramanda (11-2012-118) Definisi Taeniasis : penyakit zoonosis parasitik yang disebabkan cacing dewasa Taenia (Taenia saginata, Taenia solium dan Taenia asiatica) yang dapat menular dari hewan ke manusia, maupun sebaliknya. Infeksi jaringan berbentuk larva Taenia akibat tertelannya telur cacing Taenia solium disebut sistiserkosis dengan gejala benjolan (nodul) di bawah kulit (subcutaneous cysticercosis). Bila infeksi larva Taenia solium menyerang di susunan saraf pusat disebut neurosistiserkosis, dan bila infeksi tersebut terdapat di otak disebut sistiserkosis serebri.
Epidemiologi Distribusi geografis sangat luas WHO (2009) : lebih dari 50 juta orang menderita sistiserkosis, 50.000 orang meninggal pertahun akibat komplikasi sistiserkosis pada jantung dan otak Prevalensi tersering terjadi di Amerika Latin, Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara dan Afrika Sub Sahara Indonesia beberapa daerah yang mengkonsumsi daging babi (Bali dan Papua) Etiologi Sistiserkus : fase istirahat larva /fase metacestoda dari cacing pita Taenia. Biasa ditemukan di ternak babi (Cysticercus cellulosae) dan ternak sapi (C.bovis), tetapi yang dapat menyebabkan sistiserkosis pada manusia adalah sistiserkus dari babi. Etiologi
Kista Cysticercus cellulosae: - kantung tipis - skoleks di satu sisi - terinvaginasi dengan sedikit cairan jernih di tengahnya - diameter kista hidup 10-20mm - Sering dijumpai di otot lidah, punggung dan pundak babi Patofisiologi Patofisiologi Sistiserkus memproteksi diri dari dekstruksi dengan : Menghasilkan paramiosin mengikat C1q menghambat jalur aktivasi komplemen Mensekresi inhibitor protease serin taeniastatin kemotaksis leukosit dan menghambat produksi sitokin Dinding mengandung polisakarida sulfa mengaktivasi komplemen menjauhi parasit deposisi komplemen membatasi jumlah sel radang yang menuju parasit Patofisiologi Semua ini dapat menghambat proliferasi limfosit dan fungsi makrofag menekan respon imun seluler gejala akan muncul Patofisiologi Kejang Jaringan normal di otak terganggu krn suatu keadaan patologik (lesi di otak) fokus kejang / epileptik yg menimbulkan : Instabilitas membran sel saraf mudah diaktifkan Hipersensitif neuron2 ambang melepaskan muatan mudah terpicu melepaskan muatan berlebihan Kelainan polarisasi krn kelebihan asetikolin / defisiensi GABA Patofisiologi Ketidakseimbangan asam-basa / elektrolit homeostatis kimiawi neuron terganggu kelainan depolarisasi Manifestasi Klinis Sebagian besar asimptomatik Sakit kepala kronik Kejang Peningkatan TIK Mual, muntah Vertigo, ataksia Gangguan perilaku Dementia progresif Diagnosis Diagnosa dapat ditegakan apabila ditemukan 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor & 2 kriteria minor, ditambah riwayat pajanan.
Kriteria mayor : a. Penemuan sistiserkus melalui pemeriksaan pencitraan berukuram 0,5 2 cm b. Ditemukan antibodi spesifik antisistisertikal (EITB) Diagnosis Kriteria minor : a. Kejang b. Peningkatan TIK c. Kalsifikasi intraserebral pungtata d. Nodul subkutan / hilangnya lesi setelah pengobatan dengan antiparasit
Pemeriksaan CT-scan / MRI : nodul padat, kista, kista yang telah terklasifikasi, lesi cincin, hidrosefalus Diagnosis Tes imunoserologi : EITB, ELISA, fiksasi komplemen, hemglutinasi Penatalaksanaan Antelmintik: albendazol Kortikosteroid: predinsone, dexametasone Antikonvulsan: fenobarbital, karbamazepin Prognosis Dubia Deteksi dini dan pemberian obat yang tepat Komplikasi Keitdakmampuan belajar, disfungsi kognitif (infeksi masa kanak-kanak) Hidrosefalus Vaskulitis Stroke Pencegahan Mengobati penderita (mengurangi sumber infeksi, mencegah autoinfeksi) Peningkatan kinerja pengawasan daging yang dijual Memasak daging sampai suhu >50C selama 30 menit Menjaga kebersihan lingkungan (tidak buang air di sembarang tempat) Daerah endemik sebaiknya tidak memakan sayur mentah / buah yang tidak dapat dikupas Pencegahan Hanya meminum air yg dikemas dalam botol, air yg disaring, atau air yg telah dididihkan selama 1 menit Pada babi, dapat diberikan oxfendazol oral (30 mg/kgBB) atau vaksinasi TSOL 18 Meningkatkan pendidikan komunitas dalam kesehatan TERIMA KASIH