You are on page 1of 65

LAPORAN KASUS

G3P1A1 dengan ABORTUS


IMMINENS dan GRAVE
DISEASE
Nama: Nur Afiqah Binti Jasmi
Nim: 11-2013-031
Dr. Pembimbing: dr. Harianto Sp.OG
STATUS PASIEN
IDENTITAS

Nama Lengkap : Ny. C
Umur : 29
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku Bangsa : Sunda
Masuk RS : 20 Mei 2014
Status : Menikah
Alamat : Jl. Tali VII, RT 7/9, Kota Bambu
Selatan, Pal Merah, Jakarta Barat, DKI Jakarta
IDENTITAS SUAMI
Nama Suami : Tn. M
Umur : 30
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Tali VII, RT 7/9,
Kota Bambu Selatan, Pal Merah, Jakarta
Barat, DKI Jakarta
ANAMNESIS

Diambil dari : Autoanamnesis
Tanggal : 20 Mei 2014 Jam: 07.05 WIB

Keluhan Utama:
Keluar darah dari vagina sejak jam 21.30
WIB, 10 jam SMRS.

Keluhan Tambahan:
Badan berasa menggigil, dada berdebar-
debar sejak jam 5:00 WIB, 2 jam SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
19/5/2014
21.30 WIB (10 jam SMRS). Keluar darah dari vagina. Darah yang
keluar berwarna merah terang, jumlah sedikit tetapi mengalir terus
menerus seperti mens. OS merasakan nyeri suprapubik saat
darah keluar

20/5/2014
05:00 WIB (2 jam SMRS) OS juga merasa berdebar-debar dan
menggigil

OS mengatakan hamil anak ke 3. OS mengaku tidak mens sejak 3
bulan yang lalu. HPHT: 25/2/2014. Mual dan muntah sejak hamil.
Berat badan turun mendadak 7kg daripada 60kg kepada 53kg sejak
hamil.
Trauma di bagian sekitar abdomen disangkal, OS tidak berhubungan
dengan suami sebelumnya.
USG tanggal 30/4/2014 di RSUD Tarakan dengan hasil hamil 8
minggu. CRL intrauterine, DJJ (+)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
2007
Penurunan berat badan mendadak 55kg -> 39kg. Mata OS
menonjol, OS sering menggigil hebat. Jantung berdebar, keringat
dingin, Kulit menjadi hitam, dan gatal-gatal. Dirawat di RS Pelni
karena hipertiroid. Obat rutin thyrozol 2 x 1.
2010
Selepas melahirkan anak pertama, OS kontrol poli IPD RSUD
Tarakan dan mendapat pengobatan rutin PTU 3 x 100mg.
Mei 2013
OS berhenti mengambil obat PTU
Oktober 2013
OS dioperasi karena hamil ektopik

Hipertensi, DM, asma, sakit jantung, sakit paru, alergi disangkal
Riwayat Haid:
Haid Pertama : 12 thn
Lama Menstruasi : 5 hari, teratur
Siklus : 28 hari
Nyeri Haid : Tiada
HPHT : 25/2/2014



Riwayat Pernikahan:
Status : Menikah
Pernikahan : 1
Usia pernikahan : 6 tahun
Riwayat Obstetri
Hamil Pertama: 2010: Hamil aterm dengan hipertiroid,
Persalinan pervaginam di RSUD Tarakan, Lahir bayi
laki-laki, BB: 2500gr, Kondisi: Sehat
Hamil Kedua: Oktober 2013: Kehamilan ektopik
terganggu, Dioperasi di RSUD Tarakan.
Hamil ketiga: Hamil Ini. HPHT : 25/2/2014

Riwayat KB
Riwayat KB Suntik sejak 2010 hingga 2013

Riwayat Kebiasaan dan Psikososial
Merokok (-), kopi (-), alkohol (-), narkotika (-), jamu (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : TSS
Kesadaran : CM
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 120 x/mnt
Suhu : 36.1 oC
Pernapasn : 20 x/mnt
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 53 kg
PEMERIKSAAN FISIK
Mata: Konjungtiva anemis: -/-
Sklera ikterik: -/-
Telinga : dbn
Hidung: dbn
Mulut : Mukosa bibir kering
Leher: Pembesaran kelenjar tiroid dengan
ukuran 3x5cm, tidak nyeri, permukaan rata,
batas tegas, mobile: Struma Diffusa
Paru-paru: Suara nafas vesikuler RH -/-, WH -/-
Jantung: BJ I-II murni reguler, Gallop (-), murmur
(-)
Ekstremitas: Edema (-), tremor halus (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Obstetrikus
Abdomen
Inspeksi: Abdomen tampak mendatar, Luka
Operasi SC
Palpasi: Ballotement (-) nyeri tekan perut
bawah (+), nyeri lepas (-), Defans muskuler (-),
tinggi fundus uteri belum teraba
Auskultasi : BU (+)
Doppler: DJJ (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Genitalia eksterna
Vulva: Tidak hiperemis, oedem (-), darah (+), Tidak
tampak kista
Uretra: Tidak hiperemis

Genitalia Interna
Vagina: Tampak darah keluar dari vagina, gumpalan (-),
bekuan darah (+)
Inspekulo: Portio licin, portio livide (+) Chadwick
Sign, flour (-), fluksus (+) mengalir dari OUE, OUE
menutup, lesi (-), polip (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium

Hemoglobin : 11.7 g/dL
Hematokrit : 33.2 %
Leukosit : 8840 /mm3
Trombosit : 168000 /mm3
Eritrosit : 4,27 juta/ul
Waktu pendarahan : 2 menit
Waktu pembekuan : 10 menit.
Gula Darah : 108mg/dL
Tes Hamil : +
RESUME
Ny. C berusia 29 tahun
Keluar darah merah terang, jumlahnya sedikit tetapi mengalir terus sejak 10 jam
SMRS. Merasa berdebar-debar dan menggigil sejak 2 jam SMRS. Mual dan muntah
sejak hamil. Berat badan turun mendadak 7kg sejak hamil.
OS mengatakan hamil anak ke 3. HPHT: 25/2/2014. Anak pertama lahir normal. OS
pernah dioperasi pada tahun 2013 karena hamil diluar kandungan. OS tidak
berhubungan dengan suami sebelumnya.
OS pernah USG tanggal 30/4/2014 di RSUD Tarakan dengan hasil hamil 8 minggu.
CRL intrauterine, DJJ (+)
Riwayat sakit hipertiroid dengan lehernya membesar sejak tahun 2007. Pada tahun
2007 OS mengalami penurunan berat badan mendadak daripada 55kg kepada 39kg.
Mata OS menonjol, OS sering menggigil hebat. Jantung berdebar, demam, keringat
dingin, Kulit menjadi hitam, dan gatal-gatal. OS pernah mendapat pengobatan
thyrozol 2 x1 dan PTU 3 x 100mg namun berhenti mengkonsumsi obat sejak Mei
2013.
PF: Takikardi 120x/m. Mukosa bibir kering. Pembesaran kelenjar tiroid dengan
ukuran 3x5cm, tidak nyeri, permukaan rata, batas tegas, mobile. Ekstremitas
dijumpai tremor halus. Abdomen tampak mendatar ,dan bekas luka Operasi Caesar
Section. Nyeri tekan perut bawah dan tinggi fundus belum teraba. Doppler DJJ (-).
Pada inspekulo Chadwick Sign (+), fluksus (+) mengalir dari OUE, OUE menutup.
Lab: Hematologi dan gula darah dalam batas normal. Tes hamil +.
DIAGNOSIS

G3P1A1 hamil 11 minggu dengan Abortus
Imminens + Graves Disease
PENATALAKSANAAN
Rencana Diagnosis
Observasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan pervaginam ibu.
Rencana Transvaginal USG
Cek lab Free T4 + TSH + hCG
Cek EKG
Rencana Terapi
Tirah baring total
Terapi oral:
Dydrogesterone 2 x 10mg
Asam Traneksamat 3 x 500mg
Asam Mefenamat 3 x 500mg
Propylthiouracil 3 x 100mg
Rencana Edukasi
Menerangkan kepada pasien dan keluarganya mengenai keadaan pasien
dan tindakan yang dilakukan serta resiko-resiko yang akan terjadi.
FOLLOW UP
Tanggal 20/5/2014 Jam 10:05 WIB
S: Flek-flek darah merah segar pervaginam, Nyeri suprapubik (-),
Berdebar(-), Sesak (-)
O: KU : Baik, CM
TD: 110/60mmHg Nadi: 113x/m RR: 20x/m Suhu:36.1oC
Mata: CA-/- , SI-/-
Cor: BJ1-2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen: Nyeri tekan (-)
EKG: Sinus takikardi 115x/m. Aksis, Gelombang P, PR Interval,
Kompleks QRS, Segmen ST, Gelombang T dalam batas normal,
TSH: <0.10 IU/mL
USG: Janin Tunggal Hidup DJJ (+) TUK : 12 minggu, CRL:
5.39cm
A. G3P1A1 hamil 11 minggu dengan abortus imminens + Graves
Disease
P: Th/ lanjutkan

FOLLOW UP

Tanggal 21/5/2014 Jam 12:00 WIB
S: Flek-lek darah merah segar pervaginam (+), nyeri(-) pusing(-), berdebar (-),
sesak (-), mual muntah (+) setiap kali makan, OS lemah.
O: KU baik, cm
TD: 100/60 mmHg Nadi: 96x/m RR: 20x/m Suhu: 36.9oC
Mata: CA-/-, SI-/-
Cor/Pulmo : dbn
Extremitas: Akral hangat
Kulit: Turgor baik
FT4: 4.38 ng/dL
TSHs: 0.002
A : G3P1A1 H11 minggu dengan abortus imminens + Graves Disease
P : Cek lab; Kalium darah, Keton Urin, GDS
Dextrose 5% 500ml / 24jam
Vitamin B6 3 x 10mg
th/ lanjutkan
} Darah diambil tanggal 20/5/2014
FOLLOW UP
Tanggal 22/05/2014 Jam 13:00 WIB
S: Pendarahan (-), mual muntah (+) 2x/ hari
O: KU baik, cm
TD: 110/70 mmHg Nadi: 92x/m RR: 20x/m Suhu:
36.2
o
C
Mata: CA-/-, SI-/-
Cor/Pulmo : dbn
Extremitas: Akral hangat
USG : Janin Tunggal Hidup DJJ (+) TUK : 12
minggu, CRL: 6.11cm
A: Abortus Imminens pada G3P1A1 hamil 12 minggu +
Graves Disease + Hiperemesis Gravidarum
P: Th/ lanjutkan

FOLLOW UP
Tanggal 24/5.2014 Jam 12:00 WIB
S: Mual (+), pendarahan (-)
O: KU baik, cm
TD: 110/70 mmHg Nadi: 92x/m RR: 20x/m Suhu: 36.1oC
Mata: CA-/-, SI-/-
Cor/Pulmo : dbn
Extremitas: Akral hangat
A: Abortus Imminens pada G3P1A1 hamil 12 minggu + Graves
Disease
P: Th/ lanjutkan
BLPL 25/5/2014
Kontrol di poli obgyn dan ipd rutin
Edukasi pasien supaya rutin makan obat dan tidak melakukan
aktivitas berat
TINJAUAN PUSTAKA
Abortus Imminens
Hipertiroid dalam Kehamilan
ABORTUS
Abortus adalah terminasi kehamilan spontan
atau diinduksi sebelum terjadi viabilitas janin .
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO )
mendefinisikan aborsi sebagai terminasi
kehamilan usia kehamilan <20 minggu atau
janin lahir dengan berat badan <500g .
Meskipun demikian, definisi bervariasi sesuai
dengan undang-undang negara .
ABORTUS IMMINENS
(Threatened Abortion)
Perdarahan pervaginam pada kehamilan <20 minggu
() kontraksi uterus
(-) dilatasi serviks
(-) pengeluaran hasil konsepsi.
Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya
sedikit
USG: ukuran kantong amnion normal, jantung janin
berdenyut, servik tertutup, dan masih terdapat janin
utuh.
Keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan tirah
baring dan memberikan obat-obatan.
EPIDEMIOLOGI
10-15 % dari semua kehamilan.
80% kejadian abortus terjadi pada usia
kehamilan <12 minggu kromosom
Dari 1.000 kejadian abortus spontan,
setengahnya merupakan blighted ovum
dan 50-60 % dikarenakan abnormalitas
kromosom.
ETIOLOGI
50% angka kejadian abortus pada
trimester pertama
20-30% pada trimester kedua sekitar
5-10 % pada trimester ketiga.
Abnormalitas dari kromosom adalah
etiologi yang paling sering
ETIOLOGI: faktor janin
Aneuploid:
Monosomi X : Tidak
kompatibel dengan
kehidupan .

Triploidi ~ Mola
hidatidosa inkomplit :
triploid atau trisomi
untuk kromosom 16

Tetraploid jarang lahir
hidup

Kelainan struktural
kromosom jarang
Euploid: Janin kromosom yang normal
cenderung abortus di usia kehamilan lanjut.
Insiden aborsi euploid meningkat secara
dramatis setelah usia ibu melebihi 35 tahun
ETIOLOGI: faktor maternal
A. Infeksi
Infeksi jarang menyebabkan aborsi dini . Ada hubungan antara keguguran
trimester kedua dengan vaginosis bakteri, tapi tidak pada keguguran
trimester pertama.

B. Penyakit Kronis
Aborsi dini jarang terjadi sekunder untuk penyakit kronis.
Celiac sprue: infertilitas pria dan wanita dan abortus berulang

C. Kelainan endokrin
Hypothyroidism : Kekurangan yodium dapat dikaitkan dengan keguguran
Diabetes Mellitus: Aborsi spontan dan tingkat malformasi kongenital
meningkat pada wanita dengan insulin-dependent diabetes. Abortus
berulang ~ IR tinggi
ETIOLOGI: faktor maternal
D. Makanan & Nutrisi

E. Penggunaan Obat dan Faktor Lingkungan
1. Tembakau: Merokok telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
untuk aborsi euploid
2. Alkohol: Kedua aborsi spontan dan anomali janin dapat terjadi
akibat seringnya penggunaan alkohol selama 8 minggu pertama
kehamilan
3. Kafein: 500 mg kafein sehari Risiko abortus meningkat.
Wanita hamil yang kadar metabolit kafein , paraxanthine yang
sangat tinggi risiko dua kali lipat keguguran
4. Radiasi: Paparan lebih dari 5 rad meningkatkan risiko untuk
keguguran .

F. Kontrasepsi : IUD
G. Racun Lingkungan: Arsenik , timah , formaldehida , benzena , dan
etilen oksidaH. Faktor-faktor imunologi

H. Thrombophilias : mutasi dari gen untuk faktor V Leiden , protrombin ,
antithrombin , protein C dan S , dan metilen tetrahydrofolate reductase (
hyperhomocysteinemia ) paling sering dikaitkan dengan keguguran
berulang.

I. Trauma & Operasi
Trauma abdomen besar dapat memicu aborsi namun secara umum trauma
kontribusi yang minimal terhadap kejadian aborsi .

K. Kelainan uterus
1. Kelainan Uterus Didapat: Leiomioma, Uterine sinekia
2. Kelainan Uterus Bawaan: Abnormal mullerian tube

L. Inkompeten Serviks: Prolaps uterus

ETIOLOGI: faktor paternal
Kelainan kromosom
KLASIFIKASI ABORTUS
Abortus Spontan

1. Abortus imminens (threaned abortion)
2. Abortus insipiens (inivitable abortion)
Merupakan suatu abortus yang sedang berlangsung,
Perdarahan pervaginam <20 minggu
Adanya pembukaan serviks,
Tanpa pengeluaran hasil konsepsi.
Nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolik uterus yang hebat.
USG mungkin didapatkan jantung janin masih berdenyut, kantong gestasi
kosong (5-6.5 minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan
subkhorionik banyak di bagian bawah. Kehamilan biasanya tidak dapat
dipertahankan lagi dan pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan

3. Abortus inkomplit
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat badan kurang dari 500 gram dan masih terdapat hasil
konsepsi yang tertinggal di dalam uterus.

4. Abortus komplit
Pengeluaran hasil konsepsi. Perdarahan sedikit, ostium uteri telah
menutup, dan uterus sudah mengecil. Gejala kehamilan (-) dan uji
kehamilan (-). USG: uterus yang kosong

Abortus Provokatus (menggunakan alatan atau obatan)

Abortus terapeutik adalah abortus provokatus yang dilakukan atas
indikasi medis
Abortus kriminalis adalah abortus provokatus yang dilakukan bukan
karena indikasi medis tetapi perbuatan yang tidak legal atau melanggar
hukum
PATOFISIOLOGI
Lepasnya sebagian atau seluruh bagian embrio akibat adanya perdarahan minimal
pada desidua -> terjadinya kontraksi uterus dan mengawali adanya proses abortus.

< 8 minggu
Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi
chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto (completely/in total)

8-14 minggu
Mekanisme di atas juga terjadi dan diawali dengan pecahnya selaput ketuban terlebih
dahulu dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih
tertinggal dalam cavum uteri. Jenis ini sering menimbulkan perdarahan pervaginam
banyak.

14-22 minggu:
Janin biasanya sudah keluar dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat
kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal dalam uterus sehingga
menimbulkan gangguan kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam banyak.
DIAGNOSIS
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Kehamilan ektopik terganggu ( KET ) : amenore,
pendarahan pervaginam, nyeri perut bawah, tes hamil
(+)

2. Mola Hidatidosa : Uterus membesar cepat, hiperemesis
gravidarum, USG: snowstorm like appearance

3. Kelainan serviks : Karsinoma serviks uteri , polips
serviks. Pemeriksaan sitologik dan biopsi
PROGNOSIS
Penatalaksanaan
Tirah baring total
Progesteron
Pemeriksaan USG viabilitas janin
HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN
Hipertiroid yang terjadi pada 0,05-3,0 %
kehamilan
Kehamilan normal menyebabkan sedikit
pembesaran tiroid
Kadar serum TSH dan TRH adalah sama pada
pasien hamil dan tidak hamil
Thyroid-binding globulin (TBG) meningkat
Total tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3)
meningkat
Free T3 dan T4 biologis aktif tidak berubah pada
wanita hamil normal
Penyebab paling umum dari hipertiroid pada
kehamilan adalah penyakit Graves.
Penyakit Graves adalah penyakit autoimun
di mana beredar thyroid-stimulating
immunoglobulin (TSIs) mengikat
reseptor sel tiroid folikuler TSH,
merangsang sintesis dan sekresi hormon
tiroid yang berlebihan.
Gestasional Hypertiroidisme vs Graves
Disease
TSH serum tidak terdeteksi atau sangat rendah
dan FT4 tinggi Graves hipertiroidisme dan
hipertiroidisme gestasional
Manifestasi klinis umum termasuk jantung
berdebar , gelisah , tremor tangan , dan
intoleransi panas .
Tidak ada riwayat penyakit tiroid dan tidak ada
tanda-tanda klinis dari penyakit Graves ( gondok
, endokrin ophthalmopathy ) hipertiroidisme
gestasional .
Antibodi reseptor TSH ( TRAb )
PATOFISIOLOGI
Pada penyakit Grave, limfosit T didensitisasi terhadap
antigen dalam kelenjar tiroid dan merangsang limfosit B
untuk mensintesa antibodi terhadap antigen-antigen
ini merangsang sel tiroid dalam peningkatan
pertumbuhan dan fungsi.
Adanya antibodi dalam darah berkorelasi positif dengan
penyakit aktif dan kekambuhan penyakit.
Beberapa faktor yang mendorong respon imun pada
penyakit Grave ialah :
Kehamilan.
Kelebihan iodida, khusus di daerah defisiensi iodida.
Infeksi bakterial atau viral.
Pengaruh Antibodi Reseptor TSH (TSHR-
Ab)
T4 dalam rongga amnion mempunyai efek penting
untuk menjamin pertumbuhan yang adekuat dari unit
fetomaternal.
Sub unit alfa hCG identik dengan TSH, sementara
rantai beta berbeda dengan keduanya. hCG bisa
bertindak sebagai hormon tirotropik.
Selama kehamilan normal, hCG peningkatan
sementara kadar tiroksin bebas hingga akhir trimester
pertama sehingga terjadi supresi parsial TSH.
Pada mola hidatidosa dan khoriokarsinoma sering
timbul manifestasi hipertiroid secara klinis dan biokimia.
TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi.
Baik T4 maupun T3 dapat melewati plasenta dalam
jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dianggap
tidak saling mempengaruhi.
konsentrasi
plasma
iodida
GFR
53
54
Perubahan TBG
estrogen induce hepatic
glycosylation TBG

clearance
rate TBG

T4 total
T3 total
estrogen meningkat
DIAGNOSIS
TSH yang menurun <0,10mIU/L
Peningkatan serum T4 bebas (FT4).
Jarang, hipertiroid disebabkan oleh
triiodothyronine serum yang tinggi (T3)
Thyroid Stimulating Ig meningkat
TSHR-Ab (+) 95% penderita Graves Disease
Gejala mirip kehamilan normal: Takikardia,
tiromegali, exophthalmos
Tanda dan gejala hipertiroidisme tidak khas
pada kehamilan: penurunan berat badan atau
berat badan kurang dan frekuensi buang air
besar meningkat.
GRAVES DISEASE pada Kehamilan
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
OBAT
ANTI
TIROID
TERAPI
ABLASI
OPERASI
PENATALAKSANAAN
Metimazol
Aplasia kutis
MMI embripoati
Propiltiourasil (PTU)
Menghambat secara parsial konversi T4
ke T3
Tidak melalui sawar plasenta sebanyak
metimazol
Tidak berhubungan dengan aplasia kutis
seperti metimazol.
Choanal & esofagus atresia
Facies dismorfik
PTU
PTU harus digunakan pada trimester
pertama kehamilan , karena risiko dari
MMI embriopati
Pertimbangan harus diberikan untuk
menghentikan PTU setelah trimester
pertama dan beralih ke MMI untuk
menurunkan kejadian hepatotoksis
Kesetaraan dosis PTU ke MMI adalah
10:01-15:01
Propanolol
L-propranolol beta-blockade tremor,
palpitasi, cemas, and intoleransi panas.
D-propranolol inhibits Thyroxine
deiodinaseMenghambat secara parsial
konversi T4 ke T3
Satu studi menyarankan tingkat yang lebih tinggi aborsi spontan ketika kedua
obat PTU & Propanolol digunakan secara bersama-sama , dibandingkan
dengan pasien yang menerima hanya MMI.
TERAPI ABLASI
Operasi ibu merencanakan kehamilan
dalam 2 tahun berikutnya .
Tes kehamilan 48 jam sebelum 131I
ablasi untuk menghindari paparan radiasi
ke janin
Konsepsi harus ditunda selama 6 bulan
pasca ablasi LT4 disesuaikan untuk
mendapatkan nilai target untuk kehamilan
( serum TSH antara 0,3 dan 2,5 mIU / L ) .
Operasi
Pembedahan hanya dilakukan pada
penderita yang sangat alergi tionamid
Biasanya dilakukan pada trimester kedua
Pemantauan pada wanita yang mengambil
OAT selama kehamilan
T4 bebas dan TSH harus diukur
2-4 minggu pada inisial terapi
4-6 minggu setelah mencapai nilai target

Perbaikan pada trimester 2 & 3
Penghentian semua terapi ATD layak di 20
% - 30 % dari pasien pada trimester
terakhir kehamilan
Pemantauan USG Janin pada wanita hamil
dengan penyakit Graves
Penilaian usia kehamilan, viabilitas janin,
volume cairan amnion, anatomi janin, dan
deteksi malformasi.

Fetal hipertiroidisme:
Takikardia janin ( bpm > 170, selama lebih dari
10 menit )
IUGR
gondok janin
pematangan tulang dipercepat
tanda-tanda kegagalan jantung kongestif
fetal hydrops.

You might also like