IMMINENS dan GRAVE DISEASE Nama: Nur Afiqah Binti Jasmi Nim: 11-2013-031 Dr. Pembimbing: dr. Harianto Sp.OG STATUS PASIEN IDENTITAS
Nama Lengkap : Ny. C Umur : 29 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA Pekerjaan : Ibu rumah tangga Suku Bangsa : Sunda Masuk RS : 20 Mei 2014 Status : Menikah Alamat : Jl. Tali VII, RT 7/9, Kota Bambu Selatan, Pal Merah, Jakarta Barat, DKI Jakarta IDENTITAS SUAMI Nama Suami : Tn. M Umur : 30 Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jl. Tali VII, RT 7/9, Kota Bambu Selatan, Pal Merah, Jakarta Barat, DKI Jakarta ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal : 20 Mei 2014 Jam: 07.05 WIB
Keluhan Utama: Keluar darah dari vagina sejak jam 21.30 WIB, 10 jam SMRS.
Keluhan Tambahan: Badan berasa menggigil, dada berdebar- debar sejak jam 5:00 WIB, 2 jam SMRS RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 19/5/2014 21.30 WIB (10 jam SMRS). Keluar darah dari vagina. Darah yang keluar berwarna merah terang, jumlah sedikit tetapi mengalir terus menerus seperti mens. OS merasakan nyeri suprapubik saat darah keluar
20/5/2014 05:00 WIB (2 jam SMRS) OS juga merasa berdebar-debar dan menggigil
OS mengatakan hamil anak ke 3. OS mengaku tidak mens sejak 3 bulan yang lalu. HPHT: 25/2/2014. Mual dan muntah sejak hamil. Berat badan turun mendadak 7kg daripada 60kg kepada 53kg sejak hamil. Trauma di bagian sekitar abdomen disangkal, OS tidak berhubungan dengan suami sebelumnya. USG tanggal 30/4/2014 di RSUD Tarakan dengan hasil hamil 8 minggu. CRL intrauterine, DJJ (+)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU 2007 Penurunan berat badan mendadak 55kg -> 39kg. Mata OS menonjol, OS sering menggigil hebat. Jantung berdebar, keringat dingin, Kulit menjadi hitam, dan gatal-gatal. Dirawat di RS Pelni karena hipertiroid. Obat rutin thyrozol 2 x 1. 2010 Selepas melahirkan anak pertama, OS kontrol poli IPD RSUD Tarakan dan mendapat pengobatan rutin PTU 3 x 100mg. Mei 2013 OS berhenti mengambil obat PTU Oktober 2013 OS dioperasi karena hamil ektopik
Hipertensi, DM, asma, sakit jantung, sakit paru, alergi disangkal Riwayat Haid: Haid Pertama : 12 thn Lama Menstruasi : 5 hari, teratur Siklus : 28 hari Nyeri Haid : Tiada HPHT : 25/2/2014
Riwayat Pernikahan: Status : Menikah Pernikahan : 1 Usia pernikahan : 6 tahun Riwayat Obstetri Hamil Pertama: 2010: Hamil aterm dengan hipertiroid, Persalinan pervaginam di RSUD Tarakan, Lahir bayi laki-laki, BB: 2500gr, Kondisi: Sehat Hamil Kedua: Oktober 2013: Kehamilan ektopik terganggu, Dioperasi di RSUD Tarakan. Hamil ketiga: Hamil Ini. HPHT : 25/2/2014
Riwayat KB Riwayat KB Suntik sejak 2010 hingga 2013
Riwayat Kebiasaan dan Psikososial Merokok (-), kopi (-), alkohol (-), narkotika (-), jamu (-) PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Keadaan umum : TSS Kesadaran : CM Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 120 x/mnt Suhu : 36.1 oC Pernapasn : 20 x/mnt Tinggi badan : 160 cm Berat badan : 53 kg PEMERIKSAAN FISIK Mata: Konjungtiva anemis: -/- Sklera ikterik: -/- Telinga : dbn Hidung: dbn Mulut : Mukosa bibir kering Leher: Pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 3x5cm, tidak nyeri, permukaan rata, batas tegas, mobile: Struma Diffusa Paru-paru: Suara nafas vesikuler RH -/-, WH -/- Jantung: BJ I-II murni reguler, Gallop (-), murmur (-) Ekstremitas: Edema (-), tremor halus (+) PEMERIKSAAN FISIK Status Obstetrikus Abdomen Inspeksi: Abdomen tampak mendatar, Luka Operasi SC Palpasi: Ballotement (-) nyeri tekan perut bawah (+), nyeri lepas (-), Defans muskuler (-), tinggi fundus uteri belum teraba Auskultasi : BU (+) Doppler: DJJ (-) PEMERIKSAAN FISIK Genitalia eksterna Vulva: Tidak hiperemis, oedem (-), darah (+), Tidak tampak kista Uretra: Tidak hiperemis
Genitalia Interna Vagina: Tampak darah keluar dari vagina, gumpalan (-), bekuan darah (+) Inspekulo: Portio licin, portio livide (+) Chadwick Sign, flour (-), fluksus (+) mengalir dari OUE, OUE menutup, lesi (-), polip (-) PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium
Hemoglobin : 11.7 g/dL Hematokrit : 33.2 % Leukosit : 8840 /mm3 Trombosit : 168000 /mm3 Eritrosit : 4,27 juta/ul Waktu pendarahan : 2 menit Waktu pembekuan : 10 menit. Gula Darah : 108mg/dL Tes Hamil : + RESUME Ny. C berusia 29 tahun Keluar darah merah terang, jumlahnya sedikit tetapi mengalir terus sejak 10 jam SMRS. Merasa berdebar-debar dan menggigil sejak 2 jam SMRS. Mual dan muntah sejak hamil. Berat badan turun mendadak 7kg sejak hamil. OS mengatakan hamil anak ke 3. HPHT: 25/2/2014. Anak pertama lahir normal. OS pernah dioperasi pada tahun 2013 karena hamil diluar kandungan. OS tidak berhubungan dengan suami sebelumnya. OS pernah USG tanggal 30/4/2014 di RSUD Tarakan dengan hasil hamil 8 minggu. CRL intrauterine, DJJ (+) Riwayat sakit hipertiroid dengan lehernya membesar sejak tahun 2007. Pada tahun 2007 OS mengalami penurunan berat badan mendadak daripada 55kg kepada 39kg. Mata OS menonjol, OS sering menggigil hebat. Jantung berdebar, demam, keringat dingin, Kulit menjadi hitam, dan gatal-gatal. OS pernah mendapat pengobatan thyrozol 2 x1 dan PTU 3 x 100mg namun berhenti mengkonsumsi obat sejak Mei 2013. PF: Takikardi 120x/m. Mukosa bibir kering. Pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 3x5cm, tidak nyeri, permukaan rata, batas tegas, mobile. Ekstremitas dijumpai tremor halus. Abdomen tampak mendatar ,dan bekas luka Operasi Caesar Section. Nyeri tekan perut bawah dan tinggi fundus belum teraba. Doppler DJJ (-). Pada inspekulo Chadwick Sign (+), fluksus (+) mengalir dari OUE, OUE menutup. Lab: Hematologi dan gula darah dalam batas normal. Tes hamil +. DIAGNOSIS
G3P1A1 hamil 11 minggu dengan Abortus Imminens + Graves Disease PENATALAKSANAAN Rencana Diagnosis Observasi tanda-tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan pervaginam ibu. Rencana Transvaginal USG Cek lab Free T4 + TSH + hCG Cek EKG Rencana Terapi Tirah baring total Terapi oral: Dydrogesterone 2 x 10mg Asam Traneksamat 3 x 500mg Asam Mefenamat 3 x 500mg Propylthiouracil 3 x 100mg Rencana Edukasi Menerangkan kepada pasien dan keluarganya mengenai keadaan pasien dan tindakan yang dilakukan serta resiko-resiko yang akan terjadi. FOLLOW UP Tanggal 20/5/2014 Jam 10:05 WIB S: Flek-flek darah merah segar pervaginam, Nyeri suprapubik (-), Berdebar(-), Sesak (-) O: KU : Baik, CM TD: 110/60mmHg Nadi: 113x/m RR: 20x/m Suhu:36.1oC Mata: CA-/- , SI-/- Cor: BJ1-2 reguler, Murmur (-), Gallop (-) Abdomen: Nyeri tekan (-) EKG: Sinus takikardi 115x/m. Aksis, Gelombang P, PR Interval, Kompleks QRS, Segmen ST, Gelombang T dalam batas normal, TSH: <0.10 IU/mL USG: Janin Tunggal Hidup DJJ (+) TUK : 12 minggu, CRL: 5.39cm A. G3P1A1 hamil 11 minggu dengan abortus imminens + Graves Disease P: Th/ lanjutkan
FOLLOW UP
Tanggal 21/5/2014 Jam 12:00 WIB S: Flek-lek darah merah segar pervaginam (+), nyeri(-) pusing(-), berdebar (-), sesak (-), mual muntah (+) setiap kali makan, OS lemah. O: KU baik, cm TD: 100/60 mmHg Nadi: 96x/m RR: 20x/m Suhu: 36.9oC Mata: CA-/-, SI-/- Cor/Pulmo : dbn Extremitas: Akral hangat Kulit: Turgor baik FT4: 4.38 ng/dL TSHs: 0.002 A : G3P1A1 H11 minggu dengan abortus imminens + Graves Disease P : Cek lab; Kalium darah, Keton Urin, GDS Dextrose 5% 500ml / 24jam Vitamin B6 3 x 10mg th/ lanjutkan } Darah diambil tanggal 20/5/2014 FOLLOW UP Tanggal 22/05/2014 Jam 13:00 WIB S: Pendarahan (-), mual muntah (+) 2x/ hari O: KU baik, cm TD: 110/70 mmHg Nadi: 92x/m RR: 20x/m Suhu: 36.2 o C Mata: CA-/-, SI-/- Cor/Pulmo : dbn Extremitas: Akral hangat USG : Janin Tunggal Hidup DJJ (+) TUK : 12 minggu, CRL: 6.11cm A: Abortus Imminens pada G3P1A1 hamil 12 minggu + Graves Disease + Hiperemesis Gravidarum P: Th/ lanjutkan
FOLLOW UP Tanggal 24/5.2014 Jam 12:00 WIB S: Mual (+), pendarahan (-) O: KU baik, cm TD: 110/70 mmHg Nadi: 92x/m RR: 20x/m Suhu: 36.1oC Mata: CA-/-, SI-/- Cor/Pulmo : dbn Extremitas: Akral hangat A: Abortus Imminens pada G3P1A1 hamil 12 minggu + Graves Disease P: Th/ lanjutkan BLPL 25/5/2014 Kontrol di poli obgyn dan ipd rutin Edukasi pasien supaya rutin makan obat dan tidak melakukan aktivitas berat TINJAUAN PUSTAKA Abortus Imminens Hipertiroid dalam Kehamilan ABORTUS Abortus adalah terminasi kehamilan spontan atau diinduksi sebelum terjadi viabilitas janin . Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) mendefinisikan aborsi sebagai terminasi kehamilan usia kehamilan <20 minggu atau janin lahir dengan berat badan <500g . Meskipun demikian, definisi bervariasi sesuai dengan undang-undang negara . ABORTUS IMMINENS (Threatened Abortion) Perdarahan pervaginam pada kehamilan <20 minggu () kontraksi uterus (-) dilatasi serviks (-) pengeluaran hasil konsepsi. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit USG: ukuran kantong amnion normal, jantung janin berdenyut, servik tertutup, dan masih terdapat janin utuh. Keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan tirah baring dan memberikan obat-obatan. EPIDEMIOLOGI 10-15 % dari semua kehamilan. 80% kejadian abortus terjadi pada usia kehamilan <12 minggu kromosom Dari 1.000 kejadian abortus spontan, setengahnya merupakan blighted ovum dan 50-60 % dikarenakan abnormalitas kromosom. ETIOLOGI 50% angka kejadian abortus pada trimester pertama 20-30% pada trimester kedua sekitar 5-10 % pada trimester ketiga. Abnormalitas dari kromosom adalah etiologi yang paling sering ETIOLOGI: faktor janin Aneuploid: Monosomi X : Tidak kompatibel dengan kehidupan .
Triploidi ~ Mola hidatidosa inkomplit : triploid atau trisomi untuk kromosom 16
Tetraploid jarang lahir hidup
Kelainan struktural kromosom jarang Euploid: Janin kromosom yang normal cenderung abortus di usia kehamilan lanjut. Insiden aborsi euploid meningkat secara dramatis setelah usia ibu melebihi 35 tahun ETIOLOGI: faktor maternal A. Infeksi Infeksi jarang menyebabkan aborsi dini . Ada hubungan antara keguguran trimester kedua dengan vaginosis bakteri, tapi tidak pada keguguran trimester pertama.
B. Penyakit Kronis Aborsi dini jarang terjadi sekunder untuk penyakit kronis. Celiac sprue: infertilitas pria dan wanita dan abortus berulang
C. Kelainan endokrin Hypothyroidism : Kekurangan yodium dapat dikaitkan dengan keguguran Diabetes Mellitus: Aborsi spontan dan tingkat malformasi kongenital meningkat pada wanita dengan insulin-dependent diabetes. Abortus berulang ~ IR tinggi ETIOLOGI: faktor maternal D. Makanan & Nutrisi
E. Penggunaan Obat dan Faktor Lingkungan 1. Tembakau: Merokok telah dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk aborsi euploid 2. Alkohol: Kedua aborsi spontan dan anomali janin dapat terjadi akibat seringnya penggunaan alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan 3. Kafein: 500 mg kafein sehari Risiko abortus meningkat. Wanita hamil yang kadar metabolit kafein , paraxanthine yang sangat tinggi risiko dua kali lipat keguguran 4. Radiasi: Paparan lebih dari 5 rad meningkatkan risiko untuk keguguran .
F. Kontrasepsi : IUD G. Racun Lingkungan: Arsenik , timah , formaldehida , benzena , dan etilen oksidaH. Faktor-faktor imunologi
H. Thrombophilias : mutasi dari gen untuk faktor V Leiden , protrombin , antithrombin , protein C dan S , dan metilen tetrahydrofolate reductase ( hyperhomocysteinemia ) paling sering dikaitkan dengan keguguran berulang.
I. Trauma & Operasi Trauma abdomen besar dapat memicu aborsi namun secara umum trauma kontribusi yang minimal terhadap kejadian aborsi .
1. Abortus imminens (threaned abortion) 2. Abortus insipiens (inivitable abortion) Merupakan suatu abortus yang sedang berlangsung, Perdarahan pervaginam <20 minggu Adanya pembukaan serviks, Tanpa pengeluaran hasil konsepsi. Nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolik uterus yang hebat. USG mungkin didapatkan jantung janin masih berdenyut, kantong gestasi kosong (5-6.5 minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan subkhorionik banyak di bagian bawah. Kehamilan biasanya tidak dapat dipertahankan lagi dan pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan
3. Abortus inkomplit Pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan kurang dari 500 gram dan masih terdapat hasil konsepsi yang tertinggal di dalam uterus.
4. Abortus komplit Pengeluaran hasil konsepsi. Perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mengecil. Gejala kehamilan (-) dan uji kehamilan (-). USG: uterus yang kosong
Abortus Provokatus (menggunakan alatan atau obatan)
Abortus terapeutik adalah abortus provokatus yang dilakukan atas indikasi medis Abortus kriminalis adalah abortus provokatus yang dilakukan bukan karena indikasi medis tetapi perbuatan yang tidak legal atau melanggar hukum PATOFISIOLOGI Lepasnya sebagian atau seluruh bagian embrio akibat adanya perdarahan minimal pada desidua -> terjadinya kontraksi uterus dan mengawali adanya proses abortus.
< 8 minggu Embrio rusak atau cacat yang masih terbungkus dengan sebagian desidua dan villi chorialis cenderung dikeluarkan secara in toto (completely/in total)
8-14 minggu Mekanisme di atas juga terjadi dan diawali dengan pecahnya selaput ketuban terlebih dahulu dan diikuti dengan pengeluaran janin yang cacat namun plasenta masih tertinggal dalam cavum uteri. Jenis ini sering menimbulkan perdarahan pervaginam banyak.
14-22 minggu: Janin biasanya sudah keluar dan diikuti dengan keluarnya plasenta beberapa saat kemudian. Kadang-kadang plasenta masih tertinggal dalam uterus sehingga menimbulkan gangguan kontraksi uterus dan terjadi perdarahan pervaginam banyak. DIAGNOSIS DIFFERENTIAL DIAGNOSIS 1. Kehamilan ektopik terganggu ( KET ) : amenore, pendarahan pervaginam, nyeri perut bawah, tes hamil (+)
3. Kelainan serviks : Karsinoma serviks uteri , polips serviks. Pemeriksaan sitologik dan biopsi PROGNOSIS Penatalaksanaan Tirah baring total Progesteron Pemeriksaan USG viabilitas janin HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN Hipertiroid yang terjadi pada 0,05-3,0 % kehamilan Kehamilan normal menyebabkan sedikit pembesaran tiroid Kadar serum TSH dan TRH adalah sama pada pasien hamil dan tidak hamil Thyroid-binding globulin (TBG) meningkat Total tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3) meningkat Free T3 dan T4 biologis aktif tidak berubah pada wanita hamil normal Penyebab paling umum dari hipertiroid pada kehamilan adalah penyakit Graves. Penyakit Graves adalah penyakit autoimun di mana beredar thyroid-stimulating immunoglobulin (TSIs) mengikat reseptor sel tiroid folikuler TSH, merangsang sintesis dan sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Gestasional Hypertiroidisme vs Graves Disease TSH serum tidak terdeteksi atau sangat rendah dan FT4 tinggi Graves hipertiroidisme dan hipertiroidisme gestasional Manifestasi klinis umum termasuk jantung berdebar , gelisah , tremor tangan , dan intoleransi panas . Tidak ada riwayat penyakit tiroid dan tidak ada tanda-tanda klinis dari penyakit Graves ( gondok , endokrin ophthalmopathy ) hipertiroidisme gestasional . Antibodi reseptor TSH ( TRAb ) PATOFISIOLOGI Pada penyakit Grave, limfosit T didensitisasi terhadap antigen dalam kelenjar tiroid dan merangsang limfosit B untuk mensintesa antibodi terhadap antigen-antigen ini merangsang sel tiroid dalam peningkatan pertumbuhan dan fungsi. Adanya antibodi dalam darah berkorelasi positif dengan penyakit aktif dan kekambuhan penyakit. Beberapa faktor yang mendorong respon imun pada penyakit Grave ialah : Kehamilan. Kelebihan iodida, khusus di daerah defisiensi iodida. Infeksi bakterial atau viral. Pengaruh Antibodi Reseptor TSH (TSHR- Ab) T4 dalam rongga amnion mempunyai efek penting untuk menjamin pertumbuhan yang adekuat dari unit fetomaternal. Sub unit alfa hCG identik dengan TSH, sementara rantai beta berbeda dengan keduanya. hCG bisa bertindak sebagai hormon tirotropik. Selama kehamilan normal, hCG peningkatan sementara kadar tiroksin bebas hingga akhir trimester pertama sehingga terjadi supresi parsial TSH. Pada mola hidatidosa dan khoriokarsinoma sering timbul manifestasi hipertiroid secara klinis dan biokimia. TSH ibu maupun TSH janin tidak saling mempengaruhi. Baik T4 maupun T3 dapat melewati plasenta dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga dapat dianggap tidak saling mempengaruhi. konsentrasi plasma iodida GFR 53 54 Perubahan TBG estrogen induce hepatic glycosylation TBG
clearance rate TBG
T4 total T3 total estrogen meningkat DIAGNOSIS TSH yang menurun <0,10mIU/L Peningkatan serum T4 bebas (FT4). Jarang, hipertiroid disebabkan oleh triiodothyronine serum yang tinggi (T3) Thyroid Stimulating Ig meningkat TSHR-Ab (+) 95% penderita Graves Disease Gejala mirip kehamilan normal: Takikardia, tiromegali, exophthalmos Tanda dan gejala hipertiroidisme tidak khas pada kehamilan: penurunan berat badan atau berat badan kurang dan frekuensi buang air besar meningkat. GRAVES DISEASE pada Kehamilan PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN OBAT ANTI TIROID TERAPI ABLASI OPERASI PENATALAKSANAAN Metimazol Aplasia kutis MMI embripoati Propiltiourasil (PTU) Menghambat secara parsial konversi T4 ke T3 Tidak melalui sawar plasenta sebanyak metimazol Tidak berhubungan dengan aplasia kutis seperti metimazol. Choanal & esofagus atresia Facies dismorfik PTU PTU harus digunakan pada trimester pertama kehamilan , karena risiko dari MMI embriopati Pertimbangan harus diberikan untuk menghentikan PTU setelah trimester pertama dan beralih ke MMI untuk menurunkan kejadian hepatotoksis Kesetaraan dosis PTU ke MMI adalah 10:01-15:01 Propanolol L-propranolol beta-blockade tremor, palpitasi, cemas, and intoleransi panas. D-propranolol inhibits Thyroxine deiodinaseMenghambat secara parsial konversi T4 ke T3 Satu studi menyarankan tingkat yang lebih tinggi aborsi spontan ketika kedua obat PTU & Propanolol digunakan secara bersama-sama , dibandingkan dengan pasien yang menerima hanya MMI. TERAPI ABLASI Operasi ibu merencanakan kehamilan dalam 2 tahun berikutnya . Tes kehamilan 48 jam sebelum 131I ablasi untuk menghindari paparan radiasi ke janin Konsepsi harus ditunda selama 6 bulan pasca ablasi LT4 disesuaikan untuk mendapatkan nilai target untuk kehamilan ( serum TSH antara 0,3 dan 2,5 mIU / L ) . Operasi Pembedahan hanya dilakukan pada penderita yang sangat alergi tionamid Biasanya dilakukan pada trimester kedua Pemantauan pada wanita yang mengambil OAT selama kehamilan T4 bebas dan TSH harus diukur 2-4 minggu pada inisial terapi 4-6 minggu setelah mencapai nilai target
Perbaikan pada trimester 2 & 3 Penghentian semua terapi ATD layak di 20 % - 30 % dari pasien pada trimester terakhir kehamilan Pemantauan USG Janin pada wanita hamil dengan penyakit Graves Penilaian usia kehamilan, viabilitas janin, volume cairan amnion, anatomi janin, dan deteksi malformasi.
Fetal hipertiroidisme: Takikardia janin ( bpm > 170, selama lebih dari 10 menit ) IUGR gondok janin pematangan tulang dipercepat tanda-tanda kegagalan jantung kongestif fetal hydrops.