You are on page 1of 4

Malnutrition and associated factors in elderly hospitalized

Abstrak
Tujuan :
Mengetahui frekuensi kejadian malnutrisi dan faktor-faktor yang terkait pada pasien rawat inap
yang berumur lebih dari 65 tahun.
Metode :
Dilakukan studi obserasi! potong lintang! dan deskriptif pada pasien rawat inap yang berumur
lebih dari 65 tahun dalam waktu "# jam pertama rawat.
$asil :
Dilakukan ealuasi terhadap %6& pasien! #&' diantaranya adalah perempuan! 5(' laki-laki!
dengan rerata umur %5.)*%.% tahun. Dari sejumlah pasien yang diealuasi! 5).6' menunjukkan
perubahan status gi+i. ,ebih lanjut! &' diantaranya mengalami obesitas dan (5' diataranya
overweight. Didapatkan resiko malnutrisi sebesar "".5' dan dari waktu penerimaan! %'
diantaranya gi+i buruk.
-esimpulan :
.realensi malnutrisi pada pasien yang dirawat inap yang berumur lebih dari 65 tahun tinggi.
/leh karena ini diagnosis awal malnutrisi sangat penting dalam upaya memberikan
penatalaksanaan segera.
Pendahuluan
Malnutrisi! keadaan yang biasa didapatkan pada pasien rawat inap! mempengaruhi respon pasien
terhadap pengobatan! resiko komplikasi! biaya perawatan kesehatan! prognosis! mortalitas! dan
lama pasien dirawat. Hospital malnutrition disadari sebagai permasalahan utama yang dihadapi
pelayan kesehatan sekarang ini di seluruh dunia. 0elama %1 tahun! diketahui malnutrisi
memberikan pengaruh sebesar "1-51' terhadap mortalitas pasien rawat inap.
M2A 3Mini 2utritional Assessment4 digunakan dalam ealuasi malnutrisi. M2A memiliki
sensitiitas &6' dan spesifisitas &5' dalam menentukan malnutrisi pada pasien lansia. M2A
terdiri dari (5 komponen yang terbagi dalam # kategori: parameter atropometri! kondisi umum
pasien! asupan makanan! dan penilaian subjektif.
Dilakukan studi untuk mengetahui frekuensi malnutrisi pada pasien berumur lebih dari 65 tahun
yang dirawat di Medi6a 0ur $ospital! Tlalpan! Me7i6o menggunakan M2A.
Metode
Dilakukan studi obserasi! potong lintang! dan deskriptif di Medi6a 0ur $ospital! Tlalpan!
Me7i6o pada periode 8uli "115 sampai dengan Maret "11&! ealuasi dilakukan terhadap pasien
yang berumur 65 tahun pada "# jam pertama rawat menggunakan M2A. Adapun data
epidemiologi yang dikumpulkan berupa umur! jenis kelamin! dan alasan rawat.
M2A dibagi menjadi " fase! fase pertama adalah screening! metode untuk mengidentifikasi
pasien dengan resiko malnutrisi! terdiri atas 6 bagian! mengukur ( komponen diet! " komponen
atropometri! dan ) komponen pengukuran keseluruhan. 9ase kedua adalah fase ealuasi! terbagi
menjadi (" parameter! mengukur " komponen atropometri! ) komponen ealuasi global! 5
komponen diet! dan " komponen parameter subjektif.
0elanjutnya pasien dikelompokan menjadi ) kategori: not malnourished 3score lebih dari ")!54!
moderately malnourished 3score antara (%!5-")!54! dan severely malnourished 3score kurang dari
(%!54.
Analisis Statistik
.engolahan data menggunakan 0.00 (1. :ariabel tetap disajikan dengan rerata * standar deiasi!
ariabel dichotomous disajikan dalam frekuensi dan persentase. .erbandingan rerata grup
menggunakan A2/:A. .erbandingan antara ariabel ordinal dan kategori digunakan ;hi-0<uare
Test. Asosiasi dinilai dengan Spearmans rank koefisien korelasi dengan nilai . = 1.15
dinyatakan bermakna.
Hasil
Dilakukan ealuasi terhadap %6& pasien! #&' diantaranya adalah perempuan! 5(' laki-laki!
dengan rerata umur %5.) * %.% tahun! >M? rata-rata "5.& * #."5 kg@m
"
. 5)!6' dari jumlah pasien
menunjukan perubahan status gi+i mereka pada "# jam pertama mereka dirawat! ""!5' memiliki
resiko malnutrisi! %' dalam kondisi malnutrisi! &' obesitas! dan (5' overweight.
.asien dengan kondisi malnutrisi memiliki kadar albumin dan hemoglobin yang jauh lebih
rendah dibandingkan pasien tanpa malnutrisi. 2amun demikian! kadar trigliserida dan kolestrol
lebih tinggi pada pasien dengan obesitas dan overweight. .asien dengan malnutrisi dan obesitas
dirawat ) hari lebih lama dibandingkan pasien dengan malnutrisi 3pA1.111(B tabel (4. Didapatkan
perbedaan signifikan pada pasien malnutrisi dengan pasien sehat! ketidaklengkapan jumlah gigi
mengakibatkan perubahan dalam menelan dan menimbulkan depresi dibandingkan pasien yang
sehat. #6.)' pasien dengan malnutrisi menderita depresi.
Diskusi
0tudi ini mendapatkan 5)!6' pasien lansia yang dirawat di Medi6a 0ur $ospital! Tlalpan!
Me7i6o memiliki status gi+i yang buruk. $asil yang sama juga didapatkan pada studi "5 tahun
yang lalu dimana ##-51' pasien lansia memiliki kondisi gi+i yang buruk.
.asien malnutrisi menghabiskan waktu rawat yang lebih lama dibandingkan pasien tanpa
malnutrisi. $al ini menunjukkan bahwa kondisi gi+i yang baik penting untuk mempertahankan
kondisi kesehatan. /leh karena itu penilaian status gi+i pasien sebelum rawat inap penting
dilakukan dalam upaya memberikan tatalaksanan segera terhadap kondisi malnutrisi pasien
terutama pasien lansia.
-ondisi pasien yang dirawat dipengaruhi beberapa faktor! termasuk penilaian puasa!
keterlambatan pelayanan nutrisi! kondisi kataboli6 atau gejala dan manifestasi klinis dari
penyakit yang diderita pasien dan defisiensi imunitas yang dapat meningkatkan kemungkinan
infeksi. -eadaan-keadaan tersebut membuat pasien hampir tidak mungkin untuk memperbaiki
kondisi status gi+inya! terlebih membuat pasien menjadi malnutrisi.
9aktor lain yang dapat mempengaruhi keadaan ini ialah peningkatan kondisi sakit pada pasien
karena pengabaian kebutuhan pasien! kurangnya ahli gi+i! dan keterbatasan alat serta materi yang
dapat digunakan sebagai sarana ealuasi dan penatalaksanaan malnutrisi.
Kesimpulan
.realensi malnutrisi pada pasien rawat inap yang berumur lebih dari 65 tahun tinggi. /leh
karena itu! diagnosis dini terhadap pasien dengan resiko malnutrisi atau keadaan malnutrisi
memberikan peluang untuk memberikan penatalaksaan segera. M2A dapat digunakan untuk
mengidentifikasi tipe malnutrisi dan penyebabnya sehingga berguna dalam memberikan
penatalaksaan menyeluruh.

You might also like