Professional Documents
Culture Documents
MODUL
PERENCANAAN MEREK (3 SKS)
Oleh : Berliani Ardha, SE. M.Si
POKOK BAHASAN
PENENTUAN STRATEGI MEREK
DESKRIPSI
Memahami Konsep Penentuan Strategi Merek
DAFTAR PUSTAKA
1. Rangkuti, Freddy.(2002) THE POWER OF BRANDS : Teknik Mengnelola
Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus dengan
SPSS, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
2. Duncan, Tom.(2005) Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill
3. Richarrd J. Semenik (2002), Promotion and Integrated Marketing
Communications, South-Western,5101 Madison Road, Ohio
4. Aaker A David. (1991). “Managing Brand Equity: Capitalizing on The Value
of A Brand Name”. New York. The Free Press.
5. Belch, E George., Belch, A Michael(2001). “Advertising and Promotion: An
integrated Marketing Communications Perpective”. Fithh Edition. New
york : McGraw-Hill
6. Fombrun, Charles J “Reputation: Realizing Value from the Corporate
Image. Harvard Business School Press. Boston, Massachusetss.1996
7. Gregory, James R. (1998). “Marketing Corporate Image : The Company as
Your number one Product”, Second Edition. Illionis, USA NTC Business
Books: NTC Contemporary Publishing Group.
8. Keller, Kevin Lane (2003). “Strategic Brand Management: Building,
Measuring, and Managing Brand Equity”, Second Edition. Upper Saddle
River, New Jersey. Pearson Education, Inc
9. Kitchen, Philip J., Don E. Schultz (2001). “Rasising The Corporate Umbrella :
Corporate Communications in the 21st century”,.First Edition. PALGRAVE,
Great Britain.
10. Marconi, Joe.,”Image Marketing: Using Public Perception to Attain
Bussines Objective”. American Marketing Association (AMA). Chicago,
Illinois. 1996.
PENENTUAN STRATEGI MEREK
Cara membangun merek yang kuat tidak berbeda dari membangun sebuah
rumah. Untuk memperoleh bangunan rumah yang kukuh, kita memerlukan fondasi
yang kuat. Begitu juga dengan membangun dan mengembangkan merek. Ia
memerlukan fondasi yang kuat. Caranya adalah:
MANFAAT MEREK
Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek
berperan penting sebagai (keller;2003) :
Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan
produk bagi perusahaan, terutama dalam perngorganisasian sediaan dan
pencatatan akuntansi.
Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa
mendapatkan perlindungan properti intelelktual. Nama merek bisa diproteksi
melalui merek dagang terdaftar (registered trademarks), proses
pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten dan kemasan bisa diproteksi
melalui hak cipta (copyrights) dan desain. Hak-hak properti intelektual ini
memberikan jaminan perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam
merek yang dikembangkannya meraup manfaat dari asset bernilai tersebut.
Signal tingkat kualitas bagi para pel;anggan yang puas, sehingga mereka bisa
dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas merek
seperti ini menghasilkan predictability dansecurity permintaan bagi perusahaan
dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan peusahaan lain untuk
memasuki pasar.
Sarana menciptkan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari
pesaing.
Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukun, loyalitas
pelanggan dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa mendatang.
MANFAAT-MANFAAT MEREK (AMBLER(200)
3. Multi Brand
Multi brand dapat terjadi apabila perusahaan memperkenalkan berbagai
merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Ada berbagai alasan untuk
melakukan hal ini. Tujuannya adalah untuk mencoba membentuk kesan,
kenampakan (feature) serta daya tarik lain kepada konsumen sehingga lebih
banyak pilihan. Strategi multi brand juga memungkinkan perusahaan merebut
lebih banyak ruang rak distributor dan melindungi merek utamanya dengan
menciptakan merek sampingan (flanker brand). Multi brand dapat juga terjadi
akibat warisan beberapa merek dari perusahaan lain yang telah di akuisisi oleh
perusahaan tersebut.
4. Merek Baru
Merek baru dapat dilakukan apabila perusahaan tiak memiliki satu pun
merek yang sesuai engan produk yang akan dihasilkan atau apbila citra merek
tersebut tidak membantu untuk produk tersebut. Konisi ini menyebabkan
perusahaan lebih baik menciptakan merek yang sama sekali baru aripada
menggunakan merek lama. Namun demikian perusahaan harus hati-hati,
karena peluncuran merek baru biasanya memerlukan biaya yang cukup besar,
terlebih-lebih lagi untuk sampai ke tahap brand loyalty yang tinggi