Professional Documents
Culture Documents
n Perhitunga Waktu
Denyut
3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut
nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam
peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan
yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh
Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart Rate
Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut.
Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah: (220 umur) untuk laki-laki
dan (200 umur) untuk perempuan. Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi
beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan
denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = %
CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan
klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL
% HR Reserve = 100
DNI DNmaks
DNI DNK
% CVL= 100
DNI DNmaks
DNI DNK
Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi
menguunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal dengan
Metode Brouba. Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak menganggu atau
menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukansetelah subjek berhenti
bekerja. Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik menit pertama,
kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan
dengan total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika P
1
P
3
10, atau P
1
, P
2
, P
3
seluruhnya < 90, nadi
pemulihan normal
Jika rata-rata P
1
tercatat 110, dan P
1
P
3
10, maka beban
kerja tifak berlebihan
Jika P
1
P
3
< 10, dan jika P
3
> 90 perlu redesain pekerjaan
Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolute denyut nadi
pada ketergantungguan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran
(individual fitness), dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak
segera tercapai maka diperluakan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan
fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari
variabel bebas (tasks, organisasai kerja, dan lingkungan kerja) yang menyebabkan
beban tugas tambahan. (Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)
2.2.4 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori
Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakkan otot adalah kebutuhan
akan oksigen yang dibawa oleh darh ke otot untuk pembakaran zat dalam
menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh
merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian
setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan
sebagai indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja. Berdasarkan hal
tersebut mentri tenaga kerja, melalui keputusan no 51 tahun 1999 menetapkan
kebutuhan kalori untuk menentukan berat ringannya pekerjaan.
Beban kerja ringan : 100-200 Kilo kalori/jam
Beban kerja sedang : > 200-350 Kilo kalori/ jam
Beban kerja berat : > 350-500 Kilo kalori/ jam
Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara
tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan oksigen
sebanyak 1 liter akan memberikan 4.8 kilo kalori (Sumamun, 1989)Sebagai dasar
perhitungan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang
dalam melakukan aktivitas pekerjannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau
taksiran kebutuhan kalori menurut aktivitasnya.
Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja
selama 24 jam ditentukan oleh tiga hal :
Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jenis
kelamin dan usia.
Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukan
dengan jenis aktivitasnya, berat atau ringan.
Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.
Kalori didapatkan dari sumber energy yang terdiri dari pada karbohidrat ,
lemak, protein. Sumber sumber energy ini akan diolah dalam tubuh menghasilkan
ATP , O2 dan H2O dan sisa sisa metablisme. Salah satu kebutuhan utama dalam
pergerakan otot adalah kebutuhanakan oksigen yang dibawa darah ke ototuntuk
pembakaran zat dan energi. jumlah kalori yag dibutuhkan dalam melakukan
aktifitas berbanding lurus dengan beratnya aktifitas yang dilakukan. Maka
berdasarkan hal tersebut diatas maka besarnya jumlah kebutuhan kalori dapat
digunakan sebagai petunjuk dalam menentukan berat ringannya satu pekerjaan.
Kebutuhan kalori per jam merupakan pemenuhan kebutuhan energi yang
dikeluarkan akibat beban kerja utama , sehingga masih diperlukan tambahan
kalori apabila terdapat beban kerja tambahan seperti, stasiun kerja yang tidak
ergonomis, sikap paksa waktu bekerja , suhu lingkungan yang panas dll.
Contoh: Seorang pekerja dengan berat badan sekitar 65 kg bekerja
sebaga tukang batu dibawah terik matahari , maka berdasarkan data tersebut diatas
maka dapat diperoleh jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 5,71x65 kg = 371
Kilocal / jam. Beban kerja ini termasuk dalam kategori beban kerja berat (> 350-
500 Kilokal /jam). Namun demikian perhitungan tersebut belum
memperhitungkan faktor tekanan panas yang memberikan beban kerja tambahan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat digaris bawahi, penentuan kategori
beban kerja fisik berdasarkan kebutuhan oksigen melalui penaksiran kebutuhan
kalori belum dapat menggambarkan beban sebenarnya yang diterima oleh seorang
pekerja. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak faktor yang mempengaruhi
kebutuhan kalori. Selain berat ringannya pekerja itu sendiri, juga dipengaruhi oleh
lingkungan tempat bekerja, cara dan sikap kerja serta stasiun kerja yang
dugunakan selama kerja. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penilaian beban
kerja yang dapat menggambarkan secara keseluruhan beban yang diterima
seorang pekerja.
2.2.5 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja
Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk
menilai cardiovasculair strain. Derajat beban kerja hanya tergantung pada jumlah
kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada pembebanan otot statis.
Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh
sejumlah kecil otot relative terhadap sejumlah besar otot.
Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain :
1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada
pergelangan tangan.
2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope.
3. Menggunakan ECG ( Electrocardiograph ), yaitu mengukur signal
elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
Salah satu yang dapat digunakan untuk menghitung denyut jantung adalah
telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroardioGraph (ECG). Apabila
peralatan tersebut tidak tersedia dapat memakai stopwatch dengan metode 10
denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja
sebagai berikut
Selain metode denyut jantung tersebut, dapat juga dilakuakan
penghitungan denyut nadi dengan menggunakan metode 15 atau 30 detik.
Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringanya beban kerja memiliki
beberapa keuntungam. Selain mudah, cepat, dan murah juga tidak memerlukan
peralatan yang mahal, tidak menggangu aktivitas pekerja yang dilakukan
pengukuran. Kepekaan denyut nadi akan segera berubah dengan perubahan
pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisika, maupun
kimiawi.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam
peningkatan cardio output dari istirahat samapi kerja maksimumk, peningkatan
tersebut oleh Rodahl (2000) didefinikan sebagai heart rate reserve (HR reserve).
HR reserve tersebut diekspresikan dalam presentase yang dihitung dengan
menggunakan rumus :
Denyut Jantung (Denyut/Menit) = 60
10
n Perhitunga Waktu
Denyut
% HR Reserve = 100
ker
n Perhitunga Waktu
Denyut
klasifikasi beban kerja berdasarkan % CVL
4. Hasil Kegiatn Praktikum
1. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Pertama
Nama Praktikan : Arvin Afriansyah
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 8,8
Denyut Nadi (D/m)
DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,56
Denyut Nadi (D/m)
DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 131,57 68,18 = 63,39
Perhitungan DN
max
DN
max
= (220-20) = 200
Perhitungan %CVL
%CVL
2. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Kedua
Nama Praktikan : Rangga Darmajati
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 6,10
Denyut Nadi (D/m)
DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 3,20
Denyut Nadi (D/m)
DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 187,5 98,36 = 89,14
Perhitungan DN
max
DN
max
= (220-19) = 201
Perhitungan %CVL
%CVL
3. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Ketiga
Nama Praktikan : Ira Pracinasari
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 5,73
Denyut Nadi (D/m)
DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,13
Denyut Nadi (D/m)
DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 145,27 104,71 = 40,56
Perhitungan DN
max
DN
max
= (200-19) = 181
Perhitungan %CVL
%CVL
4. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Keempat
Nama Praktikan : Desi Kurniawati
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 6,15
Denyut Nadi (D/m)
DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,80
Denyut Nadi (D/m)
DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 125 97,56 = 27,44
Perhitungan DN
max
DN
max
= (200-19) = 181
Perhitungan %CVL
%CVL
5. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Kelima
Nama Praktikan : Aldhila Liantika Maharani
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 7,27
Denyut Nadi (D/m)
DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 3,43
Denyut Nadi (D/m)
DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 174,9 82,5 = 92,4
Perhitungan DN
max
DN
max
= (200-18) = 182
Perhitungan %CVL
%CVL
6. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Keenam
Nama Praktikan : Romadona
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 7,96
Denyut Nadi (D/m)
DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,76
Denyut Nadi (D/m)
DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 126 75,37 = 50,63
Perhitungan DN
max
DN
max
= (200-20) = 180
Perhitungan %CVL
%CVL
7. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Ketujuh
Nama Praktikan : Mia Lukitawati
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 6,29
Denyut Nadi (D/m)
DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,30
Denyut Nadi (D/m)
DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 139,53 95,38 = 44,15
Perhitungan DN
max
DN
max
= (200-18) = 182
Perhitungan %CVL
%CVL
8. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Kedelapan
Nama Praktikan : Sri Handayani
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 8,39
Denyut Nadi (D/m)
DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 5,11
Denyut Nadi (D/m)
DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 117,41 71,51 = 45,9
Perhitungan DN
max
DN
max
= (200-18) = 182
Perhitungan %CVL
%CVL
BAB IV
PEMBAHASAN
Nama
Praktikan
Jenis
Kelamin
Umur
(Tahun)
%CVL Klasifikasi
Arvin
Laki-Laki 20 48,08 %
Diperlukan
perbaikan
Rangga
Laki-Laki 19 86,84 %
Diperlukan tindakan
segera
Desi
Perempuan 19 32,88 %
Diperlukan
perbaikan
Aldhila
Perempuan 18 92,8 %
Diperlukan tindakan
segera
Ira
Perempuan 19 53,16 %
Diperlukan
perbaikan
Romadona
Perempuan 20 48,34 %
Diperlukan
perbaikan
Mia
Perempuan 18 50,96 %
Diperlukan
perbaikan
Yani
Perempuan 18 41,54 %
Diperlukan
perbaikan
Analisis Praktikan
1. Arvin:
Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat menunjukkan perlu adanya
perbaikan karena sebelumnya banyak melakukan aktivitas yang dilakukan
di luar ruangan yang menyebabkan pemaparan panas lingkungan terhadap
pembebanan yang diterima tubuh cukup tinggi dan pemenuhan kebutuhan
istirahat di malam hari yang sangat sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya
redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik serta pemenuhan
kebutuhan makanan yang mengandung nilai-nilai gizi tinggi.
2. Rangga:
Karena saya dalam keadaan tidak fit/sakit dan waktu lari itu sprint
disebabkan ada bahaya yaitu dikejar anjing sehingga hasil % CVL nya 86
%. Jadi perlu dilakukan tindakan segera.
3. Desi:
Karena pada saat sebelum lari, saya membersihkan kamar tidur saya,
kemudian melakukan aktivitas (lari). Ketika sedang berlari pun saya di
kejar anjing, jadi hasil yang didapat % CVL nya diperlukan perbaikan.
4. Aldhila:
Karena pada saat melakukan aktivitas ( lari ) tersebut saat pada keadaan
yang tidak fit karena hari pertama menstruasi yang dimana keadaan perut
sedang sakit, maka di dapatkan hasil 92,8 yang dapat disimpulkan
diperlukan redesain pekerjaan.
5. Ira:
Karena waktu pada saat saya berlari itu saat siang menjelang sore, dan
cuaca saat itu saangatlah panas, sebelum melakukan lari pun saya
mencuci baju terlebih dahulu, selain itu saya dikejar anjing saat berlari.
maka hasil yang saya dapat adalah diperlukan perbaikan. Ternyata faktor
suhu, cuaca dan lingkungan juga sangat mempengaruhi.
6. Romadona:
Karena sebelumnya saya melakukan aktivitas mencuci dan juga sedang
menjalankan ibadah puasa
7. Mia:
Karena mungkin terjadi kelelahan karena belum makan pada saat sebelum
berlari ,dan pada waktu itu saya baru bangun tidur setelah itu langsung
berlari. Dan dalam hal ini diperlukan perbaikan dengan menyeimbangkan
antara makan, bekerja, dan berolahraga.
8. Yani:
Karena dalam berlari di depan rumah saat itu saya kurang maksimal dan
sedang dalam keadaan berpuasa.
Berdasarkan hasil dari klasifikasi beban kerja yang didapat bahwasanya ada 6
praktikan yang mendapatkan hasil diperlukan adanya suatu perbaikan dan 2
praktikan yang mendapatkan hasil diperlukan tindakan segera.
Salah satu faktor yang menyebabkan perlu adanya suatu perbaikan dan diperlukan
tindakan segera yaitu kondisi kebugaran badan yang sedang menurun yang
mungkin karena asupan makanan yang relatif sedikit, atau aktivitas yang
dilakukan sebelumnya cukup melelahkan sehingga tenaga yang yang dikeluarkan
merupakan sisa dari pekerjaan sebelumnya. Tekanan suhu lingkungan pada saat
itu tidak terlalu tinggi sehingga tidak memberikan beban kerja yang cukup besar.
Solusi untuk mengatasi yang mendapatkan hasil diperlukan adanya suatu
perbaikan, salah satunya yaitu dengan meredesain tempat kerja dan alat kerja
(bagi tenaga kerja), serta harus melakukan istirahat yang cukup setelah bekerja.
Sedangkan yang mendapatkan hasil diperlukan tindakan segera, sebaiknya
praktikan diperiksakan ke RS untuk mendapat pertolongan karena praktikan
dalam keadaan tdk fit sehingga solusi ini merupakan jalan keluar yang sesuai
untuk mengatasi beban kerja yang diraskan responden
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mengenai Fisiologi, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Jadi pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh
selama manusia melakukan aktivitas kerja yaitu kelelahan yang
menyebabkan denyut nadi meningkat.
2. Fisiologi kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja.
3. Berdasarkan hasil dari klasifikasi beban kerja yang didapat bahwasanya
ada 6 praktikan yang mendapatkan hasil diperlukan adanya suatu
perbaikan dan 2 praktikan yang mendapatkan hasil diperlukan tindakan
segera.
4. Salah satu faktor yang menyebabkan perlu adanya suatu perbaikan dan
diperlukan tindakan segera yaitu kondisi kebugaran badan yang sedang
menurun yang mungkin karena asupan makanan yang relatif sedikit, atau
aktivitas yang dilakukan sebelumnya cukup melelahkan sehingga tenaga
yang yang dikeluarkan merupakan sisa dari pekerjaan sebelumnya.
Tekanan suhu lingkungan pada saat itu tidak terlalu tinggi sehingga tidak
memberikan beban kerja yang cukup besar.
Solusi untuk mengatasi yang mendapatkan hasil diperlukan adanya suatu
perbaikan, salah satunya yaitu dengan meredesain tempat kerja dan alat
kerja (bagi tenaga kerja), serta harus melakukan istirahat yang cukup
setelah bekerja.
Sedangkan yang mendapatkan hasil diperlukan tindakan segera, sebaiknya
praktikan diperiksakan ke RS untuk mendapat pertolongan karena praktikan
dalam keadaan tdk fit sehingga solusi ini merupakan jalan keluar yang sesuai
untuk mengatasi beban kerja yang diraskan responden.
4.2 Saran
Siapkan langkah-langkah pengerjaan dan peralatan yang tepat sebelum
melakukan pengukuran terhadap fisiologi tubuh. Pastikan praktikan dalam
keadaan fit untuk melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Materi Workshop Analysis Beban Kerja oleh Tajuddin Idris, S.Si. M.T
Sumamur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung.
Jakarta.
Sastrowinoto, Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi. PT.
Pustaka Binaman Pessindo. Jakarta.
Tarwaka, 2011. Ergonomi Industri. Solo : Harapan Press Solo
Tarwaka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi Untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press.
Surakarta
Theresia L, Sudri N.M, dan Yusnita E. 2006. Penentuan lamanya waktu istirahat
berdasar beban kerja. ITI. Serpong Tangerang.