You are on page 1of 35

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI II

SEMESTER II KOMPETENSI DASAR III





MENGHITUNG, MENGUKUR DAN MENGANALISA
BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT NADI



Kelompok 1
(Kelas B)

1. Arvin Afriansyah (R.0012010)
2. Rangga Darmajati (R.0012078)
3. Aldhila Liantika Mah (R.0012004)
4. Desi Kurniawati (R.0012020)
5. Ira Pracinasari (R.0012048)
6. Mia Lukitawati (R.0012058)
7. Romadona (R.0012086)
8. Sri Handayani (R.0012096)

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013



PENGESAHAN


Laporan Praktikum Ergonomi II
Semester II Kompetensi Dasar III dengan Judul :
Menghitung, Mengukur Dan Menganalisa Beban Kerja
Berdasarkan Denyut Nadi





Arvin Afriansyah, NIM : R0012010, Tahun : 2013



Telah disahkan pada tanggal :


Pada Hari.............Tanggal...............2013

Pembimbing Praktikum, Praktikan



Seviana Rinawati, SKM Arvin Afriansyah
R0012010


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ............... i
HALAMAN PENGESAHAN ............ ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I. PENDAHULUAN .. 1
A. Latar Belakang ...... 1
B. Tujuan .... 2
C. Manfat ....... 2
BAB II. LANDASAN TEORI ...... 4
BAB III. HASIL .. 15
BAB IV. PEMBAHASAN .. 27
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN .... 30
A. Simpulan .... 30
B. Saran .. 31
DAFTAR PUSTAKA .. 32











BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktifitas-aktifitas manusia memerlukan energi yang besarnya tergantung
pada besar dari beban kegiatan yang dilakukan dan kemampuan fisik dari masing-
masing individu. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan manusia sehingga
menyebabkan manusia akan mengalami fatigue, baik kelelahan fisik maupun
kelelahan psikologis, yang akan berakibat pada penurunan performance kerja.
Ketika manusia melakukan aktivitas yang melebihi kemampuannya dapat
mengakibatkan seseorang mengalami fatigue, baik kelelahan fisik maupun
kelelahan psikologis, yang dapat mengakibatkan penurunan work performance.
Maka dari itu, agar dapat mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu
memperhatikan pengeluaran dan pemulihan setidaknya dapat diseimbangkan
dengan pemulihan energinya, dan waktu istirahatnya. Dengan demikian
diharapkan dapat mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus
diaplikasikan agar dapat memberikan peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja
serta kenyamanan maupun keselamatan kerja bagi manusia pada umumnya dan
pekerja pada khususnya.
Keberhasilan kerja dipengaruhi oleh salah satu faktor diantaranyaa dalah
faktor kerja fisik (otot). Kerja fisik ( beban kerja) mengakibatkan pengeluaran
energi, sehingga berpengaruh pada kemampuan kerja manusia. Dengan kerja fisik
seseorang akan mengeluarka energi karena pekerjaan yang dilakukannya tersebut.
Untuk mengoptimalkan kemampuan kerja, perlu diperhatikan pengeluaran energi
pemulihan energi selama proses kerja berlangsung. Faktor yang mempengaruhi
besarnya pengeluaran energi selama bekerja antara lain adalah cara pelaksanaan
kerja, kecepatan kerja, sikap kerja dan kondisi lingkungan kerja. Faktor yang
mempengaruhi pemulihan energi antara lain adalah lamanya waktu istirahat,
periode istirahat, dan frekuensi istirahat.
Faktor pemulihan energi sangat penting diperhatikan karena selama proses
kerja terjadi kelelahan. Hal ini diakibatkan oleh dua hal yaitu kelelahan fisiologis


dan kelelahan psikologis. Yang dimaksud kelelahan fisiologis adalah kelelahan
yang timbul karena adanya perubahan faal tubuh. Perubahan faal tubuh dari
kondisi segar menjadi letih akan mempengaruhi keoptimalan kinerja pekerja.
Pemulihan kondisi faal tubuh untuk kembali pada kondisi segar selama
beraktivitas merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi pemulihan energi adalah istirahat. Pekerja yang bekerja
dengan beban kerja berat tentunya membutuhkan periode dan frekuensi yang
berbeda dengan pekerja yang bekerja dengan beban kerja ringan.

B. Tujuan

a. Memberikan pemahaman tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh
pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia melakukan aktivitas
kerja.
b. Memberikan pengetahuan untuk menentukan besar beban kerja
berdasarkan kriteria fisiologis.
c. Mampu mengukur dan menghitung dengan %CVL.
d. Mampu menganalisa beban kerja berdasarkan denyut nadi dari praktikum
yang dilakukan.

C. Manfaat

1. Bagi Praktikan

a. Agar mampu memahami tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh
pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia melakukan aktivitas
kerja.
b. Agar mampu mengetahui cara untuk menentukan besar beban kerja
berdasarkan kriteria fisiologis.
e. Agar mampu mengukur dan menghitung dengan %CVL.


f. Agar mampu menganalisa beban kerja berdasarkan denyut nadi dari
praktikum yang dilakukan.

2. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan kerja

a. Sebagai tolak ukur bahan perkuliahan mengenai beban kerja bagi
mahasiswa sehingga dapat mempermudah dalam mempelajari materi
kuliah Ergonomi II dalam mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh
pembebanan kerja terhadap tubuh selama manusia melakukan aktivitas
kerja
b. mengetahui cara untuk menentukan besar beban kerja berdasarkan
kriteria fisiologis
c. mampu mengukur dan menghitung dengan %CVL.
d. mampu menganalisa beban kerja berdasarkan denyut nadi dari
praktikum yang dilakukan.
e. Dapat menambah kepustakaan yang diharapkan dapat bermanfaat
untuk pengembangan ilmu dan peningkatan program belajar mengajar.
f. Dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran dan sumber informasi
bagi mahasiswa program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan
Kerja.











BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
Workload atau beban kerja merupakan usaha yang harus dikeluarkan oleh
seseorang untuk memenuhi permintaan dari pekerjaan tersebut. Sedangkan
kapasitas adalah kemampuan/kapasitas manusia. Kapasitas ini dapat diukur dari
kondisi fisik maupun mental seseorang. Beban kerja yang dimaksud adalah ukuran
(porsi) dari kapasitas operator yang terbatas yang dibutuhkan untuk melakukan
kerja tertentu.
2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja
Menurut Sumamur (1984) bahwa kemampuan kerja seorang tenaga kerja
berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkatan
keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran
tubuh dari pekerjaan yang bersangkutan.
Menurut Rodahl (2000), bahwa secara umum sehubungan dengan beban
kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks,
baik faktor eksternal dan internal.

2.1.1 Beban Kerja Karena Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja,
yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu sendiri, organisasi dan
lingkungan kerja. Ketiga faktor tersebut disebut stressor.
1. Tugas (Task)
2. Organisasi Kerja
3. Lingkungan Kerja

2.1.2.Beban Kerja Karena Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal.. Secara singkat
faktor internal meliputi :


Faktor somatic (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi
kesehatan, kondisi kesehatan)
Faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan,
kepuasan, dll)

2.2.1 Penilaian Beban kerja Fisik
Menurut Rodahl (1989) bahwa penilaian beban fisik dapat dilakukan
dengan dua metode secara objektif , yaitu penelitian secara langsung dan metode
tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur oksigen
yang dikeluarkan (energyexpenditure) melalui asupan energi selama bekerja.
Kategori berat ringannya beban kerja didasarkan pada metabolisme respirasi, suhu
tubuh, dan denyut jantung menurut Christensen, dapat dilihat pada table di berikut
ini :

Tabel Kategori berat ringannya beban kerja didasarkan pada metabolisme
respirasi, suhu tubuh, dan denyut jantung
Kategori Konsumsi
Oksigen
( liter/ menit )
Temperatur
Rectal
o
C
Energi
Kkal/
Menit
Denyut
Jantung
Lung
Ventilation
Liter / menit
Sangat
Ringan
0.25 0.3 37.5 < 2.5 < 60 6 7
Ringan 0.5 - 1 37.5 2.5-5.0 60 100 11 - 20
Moderat 1.0 - 1.5 37.5 38 5.0-7.5 100
125
20 31
Berat 1.5 - 2.0 38 38.5 7.5-
10.00
125
150
31 - 43
Sangat
Berat
2.0 2.5 38.5 39 10.00-
12.5
150
175
43 - 56
Berat
Ekstrim
> 2.5 > 39 > 12.5 > 175 60 - 100



( Sumber : Christensen, 1991 )

Berat ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat
digunakan untuk menentukan berapa lama seorang tenaga kerja dapat melakukan
aktivitas kerjanya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja yang
bersangkutan. Di mana semakin berat beban kerja, maka akan semakin pendek
waktu seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang
berarti atau sebaliknya.
Menurut Rodhal (1989) dalam Tarwaka, dkk bahwa penilaian beban kerja
dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode penilaian
langsung dan metode penilaian tidak langsung.

2.2.2 Metode Penilaian Langsung
Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang
dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan oksigen selama bekerja.
Semakin berat beban kerja akan semakin banyak energi yang diperlukan untuk
dikonsumsi. Meskipun metode pengukuran asupan oksigen lebih akurat, namun
hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dandiperlukan peralatan
yang mahal. Berikut adalah kategori beban kerja yang didasarkan pada
metabolisme, respirasi suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991)
pada tabel berikut:
Tabel kategori beban kerja yang didasarkan pada metabolisme, respirasi
suhu tubuh dan denyut jantung menurut Christensen (1991)





Tabel Konsumsi Oksigen Maksimum (VO2 max) mL/(Kg-min)







2.2.3 Metode Penilaian Tidak Langsung
Metode penilaian tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi
selama bekerja. Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu
metode untuk menilai cardiovasculair strain dengan metode 10 denyut (Kilbon,
1992) dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:





Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringannya beban kerja
mempunyai beberapa keuntungan, selain mudah, cepat, sangkil dan murah juga
tidak diperlukan peraltan yang mahal serta hasilnya pun cukup reliabel dan tidak
menganggu ataupun menyakiti orang yang diperiksa.
Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari
beberapa jenis yaitu:
1. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelumpekerjaan
dimulai
2. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja
Denyut Jantung (Denyut/Menit) = 60
10

n Perhitunga Waktu
Denyut



3. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan denyut
nadi kerja.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat penting didalam
peningkatan cardiat output dari istirahat sampai kerja maksimum. Peningkatan
yang potensial dalam denyut nadi dari istirahat sampai kerja maksimum oleh
Rodahl (1989) dalam Tarwaka, dkk (2004:101) didefinisikan sebagai Heart Rate
Reverse (HR Reverse) yang diekspresikan dalam presentase yang dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut.





Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah: (220 umur) untuk laki-laki
dan (200 umur) untuk perempuan. Lebih lanjut untuk menentukan klasifikasi
beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan
denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = %
CVL) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.




Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian di bandingkan dengan
klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Tabel Klasifikasi Berat Ringan Beban Kerja Berdasar % CVL
% HR Reserve = 100

DNI DNmaks
DNI DNK

% CVL= 100

DNI DNmaks
DNI DNK




Selain cara tersebut diatas cardivasculair strain dapat diestimasi
menguunakan denyut nadi pemulihan (heart rate recovery) atau dikenal dengan
Metode Brouba. Keuntungan metode ini adalah sama sekali tidak menganggu atau
menghentikan pekerjaan, karena pengukuran dilakukansetelah subjek berhenti
bekerja. Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik menit pertama,
kedua dan ketiga (P1, P2, P3). Rerata dari ketiga nilai tersebut dihubungkan
dengan total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika P
1
P
3
10, atau P
1
, P
2
, P
3
seluruhnya < 90, nadi
pemulihan normal
Jika rata-rata P
1
tercatat 110, dan P
1
P
3
10, maka beban
kerja tifak berlebihan
Jika P
1
P
3
< 10, dan jika P
3
> 90 perlu redesain pekerjaan

Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolute denyut nadi
pada ketergantungguan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran
(individual fitness), dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak
segera tercapai maka diperluakan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan
fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari
variabel bebas (tasks, organisasai kerja, dan lingkungan kerja) yang menyebabkan
beban tugas tambahan. (Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)

2.2.4 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori
Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakkan otot adalah kebutuhan
akan oksigen yang dibawa oleh darh ke otot untuk pembakaran zat dalam


menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh
merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian
setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan
sebagai indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja. Berdasarkan hal
tersebut mentri tenaga kerja, melalui keputusan no 51 tahun 1999 menetapkan
kebutuhan kalori untuk menentukan berat ringannya pekerjaan.
Beban kerja ringan : 100-200 Kilo kalori/jam
Beban kerja sedang : > 200-350 Kilo kalori/ jam
Beban kerja berat : > 350-500 Kilo kalori/ jam
Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara
tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan oksigen
sebanyak 1 liter akan memberikan 4.8 kilo kalori (Sumamun, 1989)Sebagai dasar
perhitungan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang
dalam melakukan aktivitas pekerjannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau
taksiran kebutuhan kalori menurut aktivitasnya.
Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja
selama 24 jam ditentukan oleh tiga hal :
Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jenis
kelamin dan usia.
Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukan
dengan jenis aktivitasnya, berat atau ringan.
Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.

Kalori didapatkan dari sumber energy yang terdiri dari pada karbohidrat ,
lemak, protein. Sumber sumber energy ini akan diolah dalam tubuh menghasilkan
ATP , O2 dan H2O dan sisa sisa metablisme. Salah satu kebutuhan utama dalam
pergerakan otot adalah kebutuhanakan oksigen yang dibawa darah ke ototuntuk
pembakaran zat dan energi. jumlah kalori yag dibutuhkan dalam melakukan
aktifitas berbanding lurus dengan beratnya aktifitas yang dilakukan. Maka


berdasarkan hal tersebut diatas maka besarnya jumlah kebutuhan kalori dapat
digunakan sebagai petunjuk dalam menentukan berat ringannya satu pekerjaan.
Kebutuhan kalori per jam merupakan pemenuhan kebutuhan energi yang
dikeluarkan akibat beban kerja utama , sehingga masih diperlukan tambahan
kalori apabila terdapat beban kerja tambahan seperti, stasiun kerja yang tidak
ergonomis, sikap paksa waktu bekerja , suhu lingkungan yang panas dll.
Contoh: Seorang pekerja dengan berat badan sekitar 65 kg bekerja
sebaga tukang batu dibawah terik matahari , maka berdasarkan data tersebut diatas
maka dapat diperoleh jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 5,71x65 kg = 371
Kilocal / jam. Beban kerja ini termasuk dalam kategori beban kerja berat (> 350-
500 Kilokal /jam). Namun demikian perhitungan tersebut belum
memperhitungkan faktor tekanan panas yang memberikan beban kerja tambahan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat digaris bawahi, penentuan kategori
beban kerja fisik berdasarkan kebutuhan oksigen melalui penaksiran kebutuhan
kalori belum dapat menggambarkan beban sebenarnya yang diterima oleh seorang
pekerja. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak faktor yang mempengaruhi
kebutuhan kalori. Selain berat ringannya pekerja itu sendiri, juga dipengaruhi oleh
lingkungan tempat bekerja, cara dan sikap kerja serta stasiun kerja yang
dugunakan selama kerja. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penilaian beban
kerja yang dapat menggambarkan secara keseluruhan beban yang diterima
seorang pekerja.

2.2.5 Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi Kerja
Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk
menilai cardiovasculair strain. Derajat beban kerja hanya tergantung pada jumlah
kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada pembebanan otot statis.
Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh
sejumlah kecil otot relative terhadap sejumlah besar otot.
Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain :


1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada
pergelangan tangan.
2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope.
3. Menggunakan ECG ( Electrocardiograph ), yaitu mengukur signal
elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
Salah satu yang dapat digunakan untuk menghitung denyut jantung adalah
telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroardioGraph (ECG). Apabila
peralatan tersebut tidak tersedia dapat memakai stopwatch dengan metode 10
denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja
sebagai berikut



Selain metode denyut jantung tersebut, dapat juga dilakuakan
penghitungan denyut nadi dengan menggunakan metode 15 atau 30 detik.
Penggunaan nadi kerja untuk menilai berat ringanya beban kerja memiliki
beberapa keuntungam. Selain mudah, cepat, dan murah juga tidak memerlukan
peralatan yang mahal, tidak menggangu aktivitas pekerja yang dilakukan
pengukuran. Kepekaan denyut nadi akan segera berubah dengan perubahan
pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisika, maupun
kimiawi.
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam
peningkatan cardio output dari istirahat samapi kerja maksimumk, peningkatan
tersebut oleh Rodahl (2000) didefinikan sebagai heart rate reserve (HR reserve).
HR reserve tersebut diekspresikan dalam presentase yang dihitung dengan
menggunakan rumus :


Denyut Jantung (Denyut/Menit) = 60
10

n Perhitunga Waktu
Denyut

% HR Reserve = 100
ker

istirahat nadi Denyut maksimum nadi Denyut


istirahat nadi Denyut ja nadi Denyut



Lebih lanjut Manuaba & Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi
beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan
denyut nadi maskimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasiculair = %CVL)
yang dihitung berdasarkan rumus di bawah ini :



Di mana denyut nadi maskimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan
(200-umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan
dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :
< 30% = Tidak terjadi kelelahan
0-<60% = Diperlukan perbaikan
60-<80 = Kerja dalam waktu singkat
80-<100% = Diperlukan tindakan segera
>100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas
Selain cara-cara tersebut di atas, Kilbon (1992) mengusulkan bahwa
cardiovasculair strain dapat diestimasi denjgan menggunakan denyut nadi
pemulihan (hearth rate recover) atau dikenal dengan metode Brouba.
Keuntungan dari metode ini adalah sama sekali tidaj mengganggu atau
menghentikan aktivitas kegiatan selama bekerja. Denyut nadi pemulihan (P)
dihitung pada akhir 30 detik pada menit pertama, ke dua, dan ke tiga. P 1, 2, 3
adalah rata-rata dari ketiga nilai tersebut dan dihubungkan dengan total cardiac
cost dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika P
1
P
3
10, atau P
1
, P
2
, P
3
seluruhnya < 90, nadi
pemulihan normal
Jika rata-rata P
1
tercatat 110, dan P
1
P
3
10, maka beban
kerja tifak berlebihan
Jika P
1
P
3
< 10, dan jika P
3
> 90 perlu redesain pekerjaan
Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolute denyut nadi
pada ketergantungguan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran
(individual fitness), dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak
100
) ker ( 100
%

istirahat nadi Denyut maksimum nadi Denyut


Istirahat Nadi Denyut ja nadi Denyut
CVL


segera tercapai maka diperluakan redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan
fisik. Redesain tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari
variabel bebas (tasks, organisasai kerja, dan lingkungan kerja) yang menyebabkan
beban tugas tambahan. (Tarwaka, Solichul, H.A Bakri, 2004)


2.3 Beban Kerja Mental
Beban kerja mental yang merupakan perbedaan antara tuntutan
kerja mental dengan kemampuan mental yang dimiliki oleh pekerja yang
bersangkutan.
Beban kerja yang timbul dari aktivitas mental di lingkungan kerja
antara lain disebabkan oleh :
keharusan untuk tetap dalam kondisi kewaspadaan tinggi
dalam waktu lama
kebutuhan untuk mengambil keputusan yang melibatkan
tanggung jawab besar
menurunnya konsentrasi akibat aktivitas yang monoton
kurangnya kontak dengan orang lain, terutama untuk tempat
kerja yang terisolasi dengan orang lain.
Hubungan antara beban kerja dengan kinerja dapat dilihat dalam bentuk
kurva U terbalik. Kinerja manusia pada tingkat beban kerja rendah tidak juga
baik. Jika tidak banyak hal yang dapat dikerjakan maka orang tersebut akan
mudah bosan dan cenderung kehilangan ketertarikan terhadap pekerjaan yang
dilakukan. Dalam keadaan ini (underload), galat akan muncul dalam bentuk
kehilangan informasi sebagai akibat dari menurunnya konsentrasi.





BAB III
HASIL
A. Gambar Alat, Cara Kerja dan Deskripsi Praktikum
1. Gambar Alat






a
Alat yang digunakan adalah stopwatch atau timer handphone, karena
dalam melakukan praktikum, alat tersebut untuk menghitung lama waktu
sebelum dan sesudah berlari.


2. Cara Kerja
a. Siapkan stopwatch dan alat tulis
b. Pelaksanaan :
Tempel dan tekankan (Jangan terlalu keras) tiga jari (telunjuk,
tengah, manis) salah satu tangan pada pergelangan tagan yang lain.
Temukan denyut nadi anda. Setelah itu, barulah Anda mulai
menghitung. Hitunglah denyut nadi sampai 10 denyut, sambil
menyalakan stopwatch kemudian catat hasil di stopwatch.
Alat tulis untuk
mencatat hasil perhitungan
dan waktu



c. Setelah menghitung dan mencatat hasil detik dari 10 denyut nadi,
kemudian lakukan lari di sekitar rumah/halaman selama 5 menit.
d. Setelah melakukan lari selama 5 menit, hitung 10 denyut nadi lagi
seperti sebelum melakukan pekerjaan (lari), catat hasilnya.

3. Deskripsi Praktikum
Praktikum dilakukan dengan berlari selama 5 menit di luar rumah.
Setelah didapatkan hasilnya, kemudian hitung:
Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai.
Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja
Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan
denyut nadi kerja. Adapun persamaan dari metode 10 denyut sperti
terlihat pada rumus dibawah. Denyut Nadi (Denyut/Menit) =



Kemudian hitung Denyut Nadi Maksimum (DNMax) adalah:
(220 umur) untuk laki-laki dan (200 umur) untuk perempuan

Setelah itu barulah kita hitung % CVL (Cardiovasculair Strain) merupakan
estimasi untuk menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut
nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum.

100
) ker ( 100
%

istirahat nadi Denyut maksimum nadi Denyut


Istirahat Nadi Denyut ja nadi Denyut
CVL
Denyut Jantung (Denyut/Menit) = 60
10

n Perhitunga Waktu
Denyut



klasifikasi beban kerja berdasarkan % CVL


4. Hasil Kegiatn Praktikum
1. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Pertama
Nama Praktikan : Arvin Afriansyah
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 8,8
Denyut Nadi (D/m)


DNI

Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,56
Denyut Nadi (D/m)


DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 131,57 68,18 = 63,39



Perhitungan DN
max

DN
max
= (220-20) = 200

Perhitungan %CVL
%CVL










2. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Kedua
Nama Praktikan : Rangga Darmajati
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 6,10
Denyut Nadi (D/m)


DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 3,20
Denyut Nadi (D/m)


DNK



Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 187,5 98,36 = 89,14

Perhitungan DN
max

DN
max
= (220-19) = 201

Perhitungan %CVL
%CVL









3. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Ketiga
Nama Praktikan : Ira Pracinasari
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 5,73
Denyut Nadi (D/m)


DNI

Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,13


Denyut Nadi (D/m)


DNK

Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 145,27 104,71 = 40,56

Perhitungan DN
max

DN
max
= (200-19) = 181

Perhitungan %CVL
%CVL










4. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Keempat
Nama Praktikan : Desi Kurniawati
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 6,15


Denyut Nadi (D/m)


DNI

Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,80
Denyut Nadi (D/m)


DNK

Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 125 97,56 = 27,44


Perhitungan DN
max

DN
max
= (200-19) = 181

Perhitungan %CVL
%CVL













5. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Kelima
Nama Praktikan : Aldhila Liantika Maharani
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 7,27
Denyut Nadi (D/m)


DNI
Perhitungan DNK
DNK (detik) : 3,43
Denyut Nadi (D/m)


DNK
Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 174,9 82,5 = 92,4
Perhitungan DN
max

DN
max
= (200-18) = 182
Perhitungan %CVL
%CVL











6. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Keenam
Nama Praktikan : Romadona
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 7,96
Denyut Nadi (D/m)


DNI

Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,76
Denyut Nadi (D/m)


DNK

Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 126 75,37 = 50,63

Perhitungan DN
max

DN
max
= (200-20) = 180

Perhitungan %CVL
%CVL











7. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Ketujuh
Nama Praktikan : Mia Lukitawati
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 6,29
Denyut Nadi (D/m)


DNI

Perhitungan DNK
DNK (detik) : 4,30
Denyut Nadi (D/m)


DNK

Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 139,53 95,38 = 44,15

Perhitungan DN
max

DN
max
= (200-18) = 182




Perhitungan %CVL
%CVL









8. Pengumpulan Data pada Percobaan Praktikan Kedelapan
Nama Praktikan : Sri Handayani
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Perhitungan DNI
DNI (detik) : 8,39
Denyut Nadi (D/m)


DNI

Perhitungan DNK
DNK (detik) : 5,11
Denyut Nadi (D/m)


DNK

Perhitungan Nadi Kerja
(DNK DNI) : 117,41 71,51 = 45,9



Perhitungan DN
max

DN
max
= (200-18) = 182

Perhitungan %CVL
%CVL



























BAB IV
PEMBAHASAN

Nama
Praktikan
Jenis
Kelamin
Umur
(Tahun)
%CVL Klasifikasi
Arvin
Laki-Laki 20 48,08 %
Diperlukan
perbaikan
Rangga
Laki-Laki 19 86,84 %
Diperlukan tindakan
segera
Desi
Perempuan 19 32,88 %
Diperlukan
perbaikan
Aldhila
Perempuan 18 92,8 %
Diperlukan tindakan
segera
Ira
Perempuan 19 53,16 %
Diperlukan
perbaikan
Romadona
Perempuan 20 48,34 %
Diperlukan
perbaikan
Mia
Perempuan 18 50,96 %
Diperlukan
perbaikan
Yani
Perempuan 18 41,54 %
Diperlukan
perbaikan

Analisis Praktikan
1. Arvin:
Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat menunjukkan perlu adanya
perbaikan karena sebelumnya banyak melakukan aktivitas yang dilakukan
di luar ruangan yang menyebabkan pemaparan panas lingkungan terhadap
pembebanan yang diterima tubuh cukup tinggi dan pemenuhan kebutuhan
istirahat di malam hari yang sangat sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya
redesain pekerjaan untuk mengurangi tekanan fisik serta pemenuhan
kebutuhan makanan yang mengandung nilai-nilai gizi tinggi.



2. Rangga:
Karena saya dalam keadaan tidak fit/sakit dan waktu lari itu sprint
disebabkan ada bahaya yaitu dikejar anjing sehingga hasil % CVL nya 86
%. Jadi perlu dilakukan tindakan segera.

3. Desi:
Karena pada saat sebelum lari, saya membersihkan kamar tidur saya,
kemudian melakukan aktivitas (lari). Ketika sedang berlari pun saya di
kejar anjing, jadi hasil yang didapat % CVL nya diperlukan perbaikan.

4. Aldhila:
Karena pada saat melakukan aktivitas ( lari ) tersebut saat pada keadaan
yang tidak fit karena hari pertama menstruasi yang dimana keadaan perut
sedang sakit, maka di dapatkan hasil 92,8 yang dapat disimpulkan
diperlukan redesain pekerjaan.


5. Ira:
Karena waktu pada saat saya berlari itu saat siang menjelang sore, dan
cuaca saat itu saangatlah panas, sebelum melakukan lari pun saya
mencuci baju terlebih dahulu, selain itu saya dikejar anjing saat berlari.
maka hasil yang saya dapat adalah diperlukan perbaikan. Ternyata faktor
suhu, cuaca dan lingkungan juga sangat mempengaruhi.

6. Romadona:
Karena sebelumnya saya melakukan aktivitas mencuci dan juga sedang
menjalankan ibadah puasa

7. Mia:
Karena mungkin terjadi kelelahan karena belum makan pada saat sebelum
berlari ,dan pada waktu itu saya baru bangun tidur setelah itu langsung
berlari. Dan dalam hal ini diperlukan perbaikan dengan menyeimbangkan
antara makan, bekerja, dan berolahraga.

8. Yani:
Karena dalam berlari di depan rumah saat itu saya kurang maksimal dan
sedang dalam keadaan berpuasa.



Berdasarkan hasil dari klasifikasi beban kerja yang didapat bahwasanya ada 6
praktikan yang mendapatkan hasil diperlukan adanya suatu perbaikan dan 2
praktikan yang mendapatkan hasil diperlukan tindakan segera.
Salah satu faktor yang menyebabkan perlu adanya suatu perbaikan dan diperlukan
tindakan segera yaitu kondisi kebugaran badan yang sedang menurun yang
mungkin karena asupan makanan yang relatif sedikit, atau aktivitas yang
dilakukan sebelumnya cukup melelahkan sehingga tenaga yang yang dikeluarkan
merupakan sisa dari pekerjaan sebelumnya. Tekanan suhu lingkungan pada saat
itu tidak terlalu tinggi sehingga tidak memberikan beban kerja yang cukup besar.
Solusi untuk mengatasi yang mendapatkan hasil diperlukan adanya suatu
perbaikan, salah satunya yaitu dengan meredesain tempat kerja dan alat kerja
(bagi tenaga kerja), serta harus melakukan istirahat yang cukup setelah bekerja.
Sedangkan yang mendapatkan hasil diperlukan tindakan segera, sebaiknya
praktikan diperiksakan ke RS untuk mendapat pertolongan karena praktikan
dalam keadaan tdk fit sehingga solusi ini merupakan jalan keluar yang sesuai
untuk mengatasi beban kerja yang diraskan responden












BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mengenai Fisiologi, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Jadi pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja terhadap tubuh
selama manusia melakukan aktivitas kerja yaitu kelelahan yang
menyebabkan denyut nadi meningkat.
2. Fisiologi kerja merupakan suatu studi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja dan kelelahan selama otot bekerja.
3. Berdasarkan hasil dari klasifikasi beban kerja yang didapat bahwasanya
ada 6 praktikan yang mendapatkan hasil diperlukan adanya suatu
perbaikan dan 2 praktikan yang mendapatkan hasil diperlukan tindakan
segera.
4. Salah satu faktor yang menyebabkan perlu adanya suatu perbaikan dan
diperlukan tindakan segera yaitu kondisi kebugaran badan yang sedang
menurun yang mungkin karena asupan makanan yang relatif sedikit, atau
aktivitas yang dilakukan sebelumnya cukup melelahkan sehingga tenaga
yang yang dikeluarkan merupakan sisa dari pekerjaan sebelumnya.
Tekanan suhu lingkungan pada saat itu tidak terlalu tinggi sehingga tidak
memberikan beban kerja yang cukup besar.
Solusi untuk mengatasi yang mendapatkan hasil diperlukan adanya suatu
perbaikan, salah satunya yaitu dengan meredesain tempat kerja dan alat
kerja (bagi tenaga kerja), serta harus melakukan istirahat yang cukup
setelah bekerja.
Sedangkan yang mendapatkan hasil diperlukan tindakan segera, sebaiknya
praktikan diperiksakan ke RS untuk mendapat pertolongan karena praktikan
dalam keadaan tdk fit sehingga solusi ini merupakan jalan keluar yang sesuai
untuk mengatasi beban kerja yang diraskan responden.


4.2 Saran
Siapkan langkah-langkah pengerjaan dan peralatan yang tepat sebelum
melakukan pengukuran terhadap fisiologi tubuh. Pastikan praktikan dalam
keadaan fit untuk melakukan praktikum.
























DAFTAR PUSTAKA


Materi Workshop Analysis Beban Kerja oleh Tajuddin Idris, S.Si. M.T
Sumamur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung.
Jakarta.
Sastrowinoto, Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi. PT.
Pustaka Binaman Pessindo. Jakarta.
Tarwaka, 2011. Ergonomi Industri. Solo : Harapan Press Solo
Tarwaka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi Untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA Press.
Surakarta
Theresia L, Sudri N.M, dan Yusnita E. 2006. Penentuan lamanya waktu istirahat
berdasar beban kerja. ITI. Serpong Tangerang.

You might also like