You are on page 1of 5

I.

Identitas Pasien
Nama Pasien : Nn. Sri Anggraini
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Teratak, Kec. Batukliang Utara, Lombok Tengah
Agama : Islam
Suku : Sasak
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status : Belum Menikah
Pasien MRS pada tanggal 22 Mei 2014, pukul 11.25 WITA diantar oleh
pamannya.

II. Riwayat Psikiatri
1. Keluhan Utama
Pasien tiba-tiba mengamuk, membanting benda-benda yang ada dirumah.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Berdasarkan keyakinan pasien, pasien merupakan istri dari seorang guru dan telah
memiliki 1 orang anak dari pernikahannya. Pasien bertemu suaminya saat tinggal di
rumah kakaknya. Pasien tinggal dirumah kakaknya di batukliang semenjak berhenti
sekolah dari SMAN 1 Batukliang Utara. Pasien mengaku berhenti sekolah karena
teman-temannya banyak yang berhenti sekolah juga.
Saat melahirkan anak pertama, pasien mengatakan bahwa persalinannya ditolong oleh
suaminya sendiri. Pasien mengatakan bahwa matanya ditutup saat melahirkan dan
suaminya tidak mengizinkannya untuk melihat anaknya hingga saat ini. Setelah
melahirkan, pasien mengatakan tidak tinggal lagi di rumah suaminya dan kembali
tinggal bersama orang tuanya. Pasien bertemu suami dan anaknya terkahir kali dua
bulan yang lalu dan saat itu pasien meyakini usia anaknya sudah 9 tahun.
Pasien juga menuturkan bahwa ia pernah sakit hati lantaran dituduh merebut pacar
sepupunya. Pasien kemudian sempat melukai tangannya sebagai bentuk
kemarahannya pada sepupunya.
Semenjak dua bulan terakhir, pasien merasakan bahwa dirinya sedang mengandung
anak kedua. Pasien merasakan adanya gerakan-gerakan bayi pada perutnya. Selain
itu, pasien juga mengaku bahwa bayi yang dikandungnya dapat menjelma keluar dari
perutnya menyerupai anak singa dan menari-nari dihadapannya. Selain itu pasien juga
mengatakan bahwa mendapatkan suatu bisikan untuk melawan dari jelmaan bayinya
tersebut. Namun semenjak dua minggu terakhir bayinya sudah tidak menjelma keluar
dari perutnya lagi.
Pada hari yang sama saat ia dibawa kerumah sakit, pasien mengaku bahwa
sebelumnya ia mengamuk disertai membanting barang pecah belah yang ada
dirumah. Pasien melakukan hal tersebut karena marah kepada paman pasien yang
menyuruh pasien pergi mengaji. Kemudian pasien mengatakan bahwa ia dibawa
kerumah sakit jiwa dalam keadaan terikat karena pasien sendiri berusaha menolak
dan tidak ingin dibawa ke rumah sakit jiwa.
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa karena mengamuk-ngamuk dan membanting
barang pecah belah dirumah. Sebelumnya pasien juga pernah dibawa ke Rumah Sakit
Jiwa karena sebab yang sama yaitu mengamuk-ngamuk.

3. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Gangguan Psikiatri
Sebelumnya pasien pernah dirawat di RSJ pada tahun 2013 karena adanya
masalah kejiwaan.
Riwayat Gangguan Medis
Pasien belum pernah menderita penyakit medik berat yang mengharuskannya
dirawat di rumah sakit atau yang secara fisiologis berhubungan dengan keadaan
pasien saat ini.
Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat lain
-

4. Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak ke-6 dari enam bersaudara, bapak pasien telah meninggal dunia.
Semenjak bapaknya meninggal pasien tinggal bersama ibu, paman, dan kakaknya.
Pasien memiliki hubungan baik dengan ibu dan kakaknya, hanya saja pasien mengaku
sering dimarahi oleh pamannya.
Dikeluarga inti pasien tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda masalah kejiwaan.
5. Anamnesis Riwayat Personal
Pasien merupakan anak bungsu dari enam bersaudara yang masih hidup. Pasien
lahir di batukliang pada tanggal 17 Desember 1989. Pasien menempuh pendidikan
hingga SMA, namun saat hendak menghadapi ujian kelulusan pasien berhenti
sekolah.
III. Status Mental
Berdasarkan pemeriksaan tanggal 24 Mei 2014
1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien seorang perempuan berusia 25 tahun, tampak sesuai usianya, penampilan
rapi, kesan rawat diri baik.
b. Kesadaran
Compos Mentis (kesadaran penuh).
c. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien cukup tenang (normoaktif) selama wawancara dan kontak mata baik.
d. Pembicaraan
Spontan, cukup lancar, volume cukup, artikulasi jelas, kadang jawaban tidak sesuai
dengan pertanyaan.
e. Sikap Terhadap Pemeriksa
Cukup kooperatif.

2. Alam Perasaan dan Hidup Emosi
a. Mood
Bahagia
b. Afek
Luas.
c. Keserasian
Serasi

3. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
Halusinasi visual (+): bayi yang menjelma keluar dari perutnya seperti anak
singa dan menari-nari dihadapannya serta menuntunnya untuk melawan.
Halusinasi penghidu (-), halusinasi pengecapan (-), halusinasi taktil (-).
b. Ilusi: tidak ada.
c. Depersonalisasi atau Derealisasi: tidak ada.
4. Proses Pikir
a. Bentuk Pikir
Dereistik : tidak sesuai dengan kenyataan dan lebih didasarkan pada khayalan.
Pasien mengatakan bahwa bayinya dapat menjelma keluar dari dalam perutnya
menyerupai anak singa.
b. Arus Pikir : -
c. Isi Pikiran
Waham
Fobia : pasien memiliki ketakutan terhadap dukun santet dan takut akan di
santet
5. Sensorium
a. Daya Konsentrasi
Baik. Pasien mampu menjawab pertanyaan matematika yang diberikan pemeriksa.
b. Orientasi
Waktu: kesan baik, pasien tahu saat wawancara adalah pagi hari.
Tempat: kesan baik, pasien tahu bahwa tempatnya diwawancara adalah rumah
sakit jiwa
Orang: kesan baik, pasien tahu yang mengantar adalah pamannya. Pasien tahu
bahwa sekarang sedang berbicara dengan kami pemeriksa yang disebutnya
sebagai dokter.
c. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang : baik, pasien masih mengingat tempat dan tanggal
lahirnya serta tempatnya bersekolah.
Daya ingat jangka pendek : tidak dievaluasi.
Daya ingat segera : baik, pasien mampu mengulang 6 angka secara berurutan
yang sebelumnya disebutkan oleh pemeriksa.
d. Pikiran Abstrak
Pasien mampu mengartikan dengan baik pribahasa yang diucapkan pemeriksa.
e. Taraf pendidikan pengetahuan dan kecerdasan
Pengetahuan dan kecerdasan sulit dievaluasi.
6. Tilikan
Tilikan buruk, derajat 1 : Pasien menyangkal penuh bahwa dirinya sakit.
7. Daya Nilai
a. Daya nilai sosial : saat ini cukup, ada riwayat daya nilai sosial terganggu karena
pasien sering tiba-tiba mengamuk hingga membanting dan merusak barang.
b. Uji daya nilai : kurang baik, karena pada saat diberikan situasi apa yang akan
dilakukan jika menemukan dompet di jalan?, pasien menjawab akan mengambil
dompet tersebut bukan mengembalikannya.

You might also like