You are on page 1of 7

http://sumut.kemenag.go.

id/


Peranan Guru Profesional
Dalam Mendukung Peningkatan Mutu

Oleh: Inom Nasution

Pendahuluan
Guru merupakan tulang punggung terjadinya proses belajar mengajar di
sekolah. Tanpa guru pembelajaran tidak akan dapat berjalan dengan baik. Oleh
karenanya pemerintah telah berupaya mengangkat harkat dan martabat guru
diamana selama ini banyak kalangan yang mengaganggap guru kurang
diperhatikan pemerintah terutama terlihat dari pemerolehan penghasilan atau
kesejahteraan.
Sejak dikeluarkan UU guru dan dosen tentang sertifikasi, sejak itu pula
guru mendapat predikat pendidik professional. Dengan kata professional guru
diberi kesejahteraan yang memedai oleh pemerintah. Dengan harapan bahwa
dengan sejahteranya guru maka peningkatan kemampuan megajar lebih
difokuskan di sekolah khususnya dala kelas. Diharapkan guru juga dapat
menciptakan proses belajar yang menyenangkan, kreatif dan inovatif. Namun
harapan ini belum dapat terwujud sepenuhnya sebgaimana dikatakan guru
professional.
Masalah yang muncul sekarang adalah kelemahan utama yang ada
pada guru yang berupa kurangnya di bidang pengembangan profesi. Bagi guru
yang telah memenuhi kualifikasi akademik saja masih banyak kesulitan atau
kekurangan kemampuan dalam pengembangan profesi akademiknya maupun
pengembangan profesinya (Welas Waluyo, 2007), kelemahan ini seperti
minimya minat guru dalam mengikuti kompetisi profesi khususnya bagi guru
madrasah. Padahal undangan untuk kompetisi sering datang dari
kementerian Agama RI. Undangan kemudian disampaikan ke setiap daerah
kab/kota supaya guru dapat ikut ambil peran dalam kompetisi tersebut. Hal ini
sangat disayangkan karena kesempatan tidak dimanfaatkan untuk
pengembangan profesi. Disisi lain, minat guru juga dalam membaca sangat
http://sumut.kemenag.go.id/


minim untuk mengembangkan profesi padahal dengan tambahan gaji yang
telah diberikan pemerintah tidak membuat guru termotivasi untuk menambah
wawasan baik dengan membeli buku atau pun sumber lainya yang mendukung
peningkatan profesi. Disamping kurang minatnya guru dalam menulis seperti
penyusunan buku, penulisan artikel di media cetak, dan penelitian dan
pengabdian masyarakat. Hal itu (mungkin saja) disebabkan karena kesulitan
dan kemalasan pada diri pribadi guru, sikap egoisme yang berlebihan, tidak
mau bertanya dan belajar. Kendala karena kurang minatnya membaca dan
menulis, serta lainnya yang intinya minimnya motivasi untuk menciptakan karya
ilmiah yang dapat menunjang profesi guru.
Kemampuan guru dalam mengajarkan pemahan pada siswa di kelas
masih rendah. Sebagaimana hasil penelitian disebutkan dalam studi itu bahwa
kemampuan guru-guru tersebut relatif rendah, yaitu hanya 42,85 % dari ideal.
Sementara itu, kemampuan tiap tahapan pembelajaran pada prainstruksional
29,67 %, instruksional 49,55 %, dan evaluasi 24,75 % dari ideal
(http://edukasi.kompas.com/read/2009/10/28). Ini menunjukkan bahwa
kemampuan mengajar guru setelah memproleh predikat guru profesonal masih
tetap tidak mengalami perubahan yang berarti. Hal ini juga menggambarkan
bahwa guru yang berpredikat profesioanl masih kurang mengembangkan
kemampuannya dalam berbagai kompetensi.
Selain itu, dalam sebuah surat kabar lokal mengabarkan bahwa
sebanyak sebelas ribuan guru, hanya 0,05% saja yang telah melakukan
pengembangan profesi dengan membuat karya ilmiah atau penelitian (Radar
Pekalongan, 29/5/2009). Dilaporkan harian ini pula, minat guru minim karena
para guru masih terjebak dengan rutinitas mengajar yang dilakukan setiap hari
di kelas.
Hal ini membuktikan bahwa selama pemerintah telah memberikan
perhatian pada guru sebagai guru professional belum menunjukkan hasil yang
berarti. Dimana seorang guru professional yang diharapkan pemerintah dalam
peningkatan mutu pendidikan belum dapat diharapkan pada guru sepenuhnya.
Selama guru belum dapat meningkatkan kompetensinya sebagaimana yang
http://sumut.kemenag.go.id/


ditetapkan pemerintah. Untuk itu tulisan ini akan membahas bagaimana guru
profesional.

Guru Profesional.

Definisi Guru

Menurut pandangan tradisional guru adalah seorang yang berdiri
didepan kelas untuk menyampaikan ilmu pengetahuan. Guru adalah orang
yang layak digugukan dan ditiru. Guru adalah orang yang pekerjaannya
mengajar. Pendapat lain menyatakan bahwa guru pada hakikatnya merupakan
tenaga kependidikan yang memikul berat tanggung jawab kemanusiaan,
khususnya berkaitan dengan proses pendidikan generasi penerus bangsa
menuju gerbang pencerhan dalam melepaskan diri dari belenggu kebodohan.
(Trianto, 2009:i). Betapa berat tugas dan kewajiban yang harus diemban oleh
guru tersebut sehingga menuntut professionalitas dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat Syafaruddin Nurdin (2000: h.7) menyebutkan guru
adalah seorang tenaga profesioanal yang dapat menjadikan murid-murdnya
mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang
dihadapi.
Dari beberapa uraian tersebut tergambar bahwa menjadi seorang guru
tidaklah mudah. Apalagi menjadi guru teladan dan profesional di
sekolah/madrasah. Pada umumnya, untuk menjadi guru teladan terutama di
sekolah/madrasah itu gampang-gampang susah. Sebagi contoh, ada
kecenderungan yang menarik di dunia persekolahan kita, guru yang dielu-
elukan, dipuji dan diberi gelar sebagai guru yang baik adalah guru yang murah
dalam memberi nilai dan gaul dalam arti mau terlibat langsung dengan aktifitas
murid, serta menuruti semua keinginan siswa (Kompas, 10/9/2008).
Definisi Professional

http://sumut.kemenag.go.id/


Istilah profesi sudah cukup dikenal oleh semua pihak, dan senantiasa
melekat pada guru karena tugas guru sesungguhnya merupakan suatu
jabatan professional. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih tepat, berikut
ini akan dikemukakan pengertian profesi dan kemudian akan dikemukakan
pengertian profesi guru. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua
pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian
para pemangkunya.
Professional mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang
orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan
seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya. Guru
adalah seorang yang menyandang gelar profesional dalam bidang pendidikan.
Sebagaimana dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
(pasal 1) dinyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Oleh karena itu guru tercermin
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari baik di
sekolah/madarasah dengan menampilkan sosok guru yang menguasai
berbagai metode, strategi dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari dalam
menghadapi berbagai sikap dan perilaku siswa dengan berbagai macam
karakteristik.

Kompetensi Guru Professional

Menurut Watson Wyatt dalam Ruky (2003: 106) competency merupakan
kombinasi dari keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan perilaku
(attitude) yang dapat diamati dan diterapkan secara kritis untuk suksesnya
sebuah organisasi dan prestasi kerja serta kontribusi pribadi karyawan terhadap
organisasinya. Suparno (2000: 22.) menjelaskan bahwa kata kompetensi
biasanya diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu
http://sumut.kemenag.go.id/


tugas atau sebagai memiliki keterampilan dan kecakapan yang disyaratkan.
Dalam pengertian yang luas di atas bahwa setiap cara yang digunakan dalam
pelajaran yang ditujukan untuk mencapai kompetensi adalah untuk
mengembangkan manusia yang bermutu yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan sebagaimana disyaratkan.
Seiring dengan pengertian di atas Kenezevich (1984: 17), menjelaskan
pengertian kompetensi yaitu kemampuan-kemampuan untuk mencapai tujuan
organisasi. Kemampuan tersebut merupakan hasil dari penggabungan dari
kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa pengetahuan,
keterampilan, kepemimpinan, kecerdasan dan lain-lain yang dimiliki seseorang
untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Lyle M.Spenser, J r dan Signe M.Spenser dalam Ruky
(2003:104.), kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang
mempengaruhi cara berpikir dan bertindak, membuat generalisasi terhadap
segala situasi yang dihadapi, serta bertahan cukup lama dalam diri manusia.
Dari beberapa uraian tentang kompetensi tersebut dapat disimpulkan bahwa
kompetensi atau kemampuan didefenisikan sebagai suatu sifat dasar
seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu
pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Dengan demikian, kompetensi
adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang dapat berupa pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Oleh sebab itu guru professional harus
dapat mengembangkan setiap kompetensi tersebut agar dapat dikatakan
sebagai guru professional sebagaimana tertuang dalam undang-undang
tersebut.
Penutup
http://sumut.kemenag.go.id/


Dari uraian tersebut tergambar bahwa kegagalan guru profesonal yang
selama ini belum memperlihatkan hasil sebagaimana harapan pemerintah
disebabkan karena minat dan motivasi guru yang minim. Guru kurang
mengembangkan profesi yang telah diperolehnya sebagaimana sertifikat yang
dimilikinya. Kurangnya kemampuan guru dalam membaca, menulis, mengikuti
kompetisi akademik, dan hal-hal lain yang dapat mengembangkan profesi guru.
Guru professional sebagaimana dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen (pasal 1) dinyatakan bahwa guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengrahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada
jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan demikian
sebagai guru profesioanl kiranya guru dapat mengembangkan diri melalui
berbagai cara baik dengan membaca, menulis, mengikuti berbagai kompetisi
dan lain sebagainya yang dapat mendukung peningkatan profesi sebagai
pendidik professional.











http://sumut.kemenag.go.id/


Daftar Bacaan

A. Suhaenah Suparno, Membangun Kompetensi Belajar (J akarta:
Direktorat J enderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional, 2000)

Berkualitas Mengubah Visi Menjadi Realitas (J akarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2003),

http://edukasi.kompas.com/read/2009/10/28/12503354/Studi:.Rendah..Kemampuan.
Guru.Ajar kan.Membaca.Pemahaman.

Lyle M. Spenser, J r dan Signe M.Spencer dalam Ruky, Sumber Daya Manusia
Stephen J . Kenezevich, Administration of Public Education (New York: Harper
Collins Publisher, 1984)

Watson Wyatt dalam Ruky, Sumber Daya Manusia Berkualitas Mengubah
Visi Menjadi Realitas (J akarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003)

You might also like