You are on page 1of 3

Pengendalian Kimiawi Toxoplasmosis

Pengobatan hanya efektif terhadap bentuk takizoit, tetapi tidak dapat menghilangkan
bentuk kista. Obat-obat yang cukup efektif terhadap Toxoplasma, antara lain
- Pirimetamin (Daraprim, Fansidar) dengan dosis 1 mg/kg berat badan/hari per oral.
Obat ini dapat menyebabkan depresi sumsum tulang, maka barns diberikan asam
folinat 3-10 mg IM/hari . Obat ini diberikan setiap hari selama 2 minggu dan tidak
boleh diberikan kepada wanita llamil karena efek samping teratogenesis.
- Sulfadiasin per oral, dosis dewasa 3-6 g/hari, anak 150 Ing/kg berat badan/hari.
Efek sampingnya gangguan ginjal .
- Spiramisin per oral, dewasa 2-3 g/hari, anak 50 mg/kg berat badan/hari. Efek
samping ringan dan dapat diberikan kepada wanita hamil.
- Kadang-kadang perlu diberikan kortikosteroid, seperti prednison dengan dosis 1-2
mg/kg berat badan/hari per oral, diberikan dua kali Schad selama masa
peradangan, kemudian dosis diturunkan.
Sedangkan pengobatan untuk ternak yang dianjurkan ialah:
- Clindamycin dengan dosis 25-50 mg/kg berat badan per hari dibagi menjadi 2 dosis,
yaitu pagi dale sore diberikan secara per oral. Pengobatan ini diberikan sampai 2
Ininggu setelah gejala klinis hilang.
- Sulfidazine dengan dosis 30 Ing/kg berat badan diberikan per oral setiap 12 jam.
Bersama-sama dengan pemberian pyrimethamine 0,5 mgfKg berat badan, dan untuk
mengurangi gejala samping yang timbul, maka pada waktu menlberi makan perlu
ditambahjolinic acid 5 mg/haf. Dilakukan dengan pemberian kombinasi piremetamin,
sulfadiasin, bersama-sama dengan asam folinat (dosisnya harus diatur agar tidak
terjadi keracunan).
Kemoterapi hanya efektif terhadap parasit yang mengalami proliferasi dan tidak efektif
terhadap pseudocyst.
Piretamin tidak boleh diberikan pada ibu hamil di 3 bulan pertama karena piretamin
bersifat toksik.

Pengendalian Biologi Toxoplasmosis
Untuk memutus mata rantai siklus hidupnya pada ternak maka harus dihindari pencemaran
T. Gondii pada pakan.

Pengendalian Lain Toxoplasmosis
Pencegahan terutama ditujukan kepada wanita hamil dan anak-anak, yaitu dengan
menghindari mengkonsumsi makanan yang mentah dan daging yang kurang masak,
mengurangi kontak dengan hewan piaraan (kucing dan anjing), memakai sarung tangan
bila berkebun, menyingkirkan bak pasir yang fdak terpakai . Tangan harus dicuci
dengan sabun setelah memegang daging atau menangani karkas. Jangan memberikan
daging mentah atau kurang masak kepada kucing atau anjing untuk menghindari infeksi
terhadap kucing dan hewan yang dipelihara di rumah.
Untuk mencegah risiko toksoplasmosis dan infeksi lainnya dari makanan:
- Memasak makanan pada suhu yang aman. Termometer makanan harus biasa
digunakan untuk mengukur suhu internal daging yang masak. Jangan cicipi daging
jika belum matang.
- USDA merekomendasikan sebagai berikut untuk persiapan daging.
o Untuk potongan semua daging (termasuk unggas): masak untuk setidaknya
145F (63C) yang diukur dengan termometer makanan yang ditempatkan di
bagian paling tebal dari daging, kemudian biarkan daging untuk selama tiga
menit sebelum dikonsumsi.
o Untuk dafing giling (termasuk unggas): masak untuk setidaknya 160F (71C),
daging giling bisa dikonsumsi langsung.
o Untuk Semua Unggas (pemotongan utuh dan giling): masak untuk setidaknya
165F (74C), dan untuk semua unggas disarankan untuk membiarkannya
selama 3 menit sebelum di konsumsi.
o Menurut USDA, dibiarkan selama 3 menit dengan maksud sejumlah waktu yang
tersisa pada suhu akhir di makanan, setelah dikeluarkan dari panggangan, oven,
atau sumber panas lainnya. Selama tiga menit setelah daging dikeluarkan dari
sumber panas, suhu tetap konstan atau terus meningkat, yang menghancurkan
patogen.
- Bekukan daging selama beberapa hari di sub-nol (0F) suhu sebelum memasak
untuk mengurangi kemungkinan infeksi.
- Mengupas atau mencuci buah dan sayuran secara menyeluruh sebelum makan.
- Cuci talenan, piring, counter, peralatan, dan tangan dengan air sabun panas setelah
kontak dengan daging mentah, unggas, seafood, atau buah-buahan atau sayuran
yang belum dicuci.


Suharsono. 2010. Toxoplasmosis. (Sumber:http://id.shvoong.com/medicine-and-
health/2054224-oxoplasmosis/#ixzz26w88d2Y0) diakses pada 19 September 2012.

CDC. 2011. Toxoplasmosis Prevention and Control.
(http://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/prevent.html) diakses 19 September 2012

Iskandar, Tolibin. 1999. Tinjauan tentang Toksoplasmosis pada Hewan dan Manusia.
(http://digilib.litbang.deptan.go.id/repository/index.php/repository/download/2273/2308)
diakses 19 September 2012.

You might also like