You are on page 1of 10

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manusia dan kejahatan merupakan suatu kesatuan yang takkan terpisah.
Manusia sebagai pelaku kejahatan serta objek dari kejahatan itu sendiri. masyarakat
telah berusaha keras mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai dan norma
yang dianut bersama serta menegakkan keberlakuannya dan penegakkannya, yakni
dengan menjatuhkan sanksi negatif terhadap siapapun yang melanggar atau
menyimpang dari norma tersebut. Namun kenyatannya selalu saja ada individu-
individu yang melakukan penyimpangan dan pelanggaran dengan berbagai motif
dan alasan.
Angka kejahatan di Indonesia kian mengalami peningkatan. Pada 2004
jumlah kejahatan tindak pidana meningkat 23.955 kasus atau 12,2 % dari 196.931
kasus pada 2003 menjadi 220.886 kasus pada 2004. Sedangkan pada 2005,
peningkatan tersebut meningkat lagi sebesar 19,1 % menjadi 263.063 kasus pidana
(Husnayain,2007). Macam kejahatan yang terjadi bervariasi dari kejahatan properti
hingga pembunuhan.
Untuk menangani kasus tersebut, ada kalanya penyidik memerlukan
bantuan dokter terutama saat pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP).
Kejahatan dengan kekerasan sering terjadi perdarahan dan darah dapat ditemukan
pada benda-benda sekitar tempat kejadian. Apabila ditemukannya bercak-bercak
yang diduga suatu bercak darah, salah satu hal yang perlu diperhatikan apakah
bercak tersebut betul-betul darah. Untuk memastikannya bisa dilakukan tes darah
presumptif. Tes darah presumptif biasanya berdasarkan dari perubahan warna yang
terjadi saat suatu reagen berikatan dengan hemoglobin dalam darah.
Tersedia beberapa reagen yang digunakan untuk mengidentifikasi bercak
darah, diantaranya luminol, benzidine, dan phenolphtalein test. Untuk pemeriksaan
awal di tempat kejadian perkara (TKP) tes presumptif dengan reagen-reagen
tersebut cukup merepotkan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu reagen yang mudah
dibawa dan digunakan. Hemastix reagen strip merupakan suatu reagen yang umum
digunakan untuk mendeteksi adanya darah dalam urine. Beberapa investigator
polisi dan laboratorium forensik, termasuk Royal Canadian Mounted Police
(RMCP), menggunakan hemastix sebagai tes skrining darah.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin menelaah kegunaan Hemastix strip
sebagai reagen untuk tes darah presumptif di tempat kejadian perkara (TKP).
Kemudahan dalam mendapatkan reagen akan mempermudah saat olah TKP.

Rumusan Masalah
Apakah Hemastix strip dapat digunakan sebagai alat dalam tes darah
presumptif?
Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui kemampuan Hemastix strip
sebagai alat dalam tes darah presumptif.
Manfaat Kegiatan
Memberikan informasi ilmiah tentang kemampuan Hemastix strip sebagai
alat dalam test darah presumptif sehingga dapat digunakan sebagai dasar penelitian
lebih lanjut agar dapat dimanfaatkan oleh penyidik dengan lebih mudah.
TINJAUAN PUSTAKA
Tes Darah Presumptif
Presumptive tests for blood utilize a variety of chemicals to identify the
presence of blood through a reaction with the haemoglobin molecule. They are
described as presumptive because there are substances other than haemoglobin
which may cause a false positive reaction, and in forensic settings further testing is
required to confirm the result. These are rapid tests that are used to identify whether
an unknown substance is likely blood and to identify areas of a crime scene that
should be investigated in more detail. The benefit of utilizing these tests is the
rapidity of results and the ease of interpretation (Colotelo,2009). Often at crime
scenes there are stains composed of unknown substances that may be confused with
blood. Identifying whether the substance is indeed blood allows further analyses to
confirm species, and, if necessary, the individual.
Regardless of the taxa being investigated, there are 2 basic concepts that are
important when comparing presumptive tests for blood, namely, sensitivity and
specificity. Sensitivity refers to the lowest dilution of blood that can be detected
(Cox 1991), and is typically tested in a laboratory with blood samples diluted with
distilled water (Tobe et al. 2007). The most sensitive presumptive blood test is
luminol, with a recorded sensitivity of 1:1 000 000 (Proescher & Moody 1939),
allowing the potential detection of a miniscule amount of blood. The majority of
presumptive tests have a sensitivity of 1:100 000 (Tobe et al. 2007), although,
depending on the surface tested and the preparation methods, sensitivity can vary.
For all of the tests outlined in this review, the sensitivity is such that they have the
ability to detect blood that would not be identified by gross macroscopic
examination alone.
Specificity refers to the ability of the chemical to accurately detect blood
and identify substances that may present false positives or false negatives.
Substances that may be visually mistaken for blood, or those that contain oxidizing
agents (such as peroxidases), are tested as potential sources of false positives (Tobe
et al. 2007). Generally, those substances that produce false positives take detectably
longer to react and, therefore, may be eliminated through observational
interpretation (Tobe et al. 2007). There is limited information in the forensic
literature about false negatives, as it is difficult to prove that a false negative
reaction has occurred (Ponce & Pascual 1999). It is thought that reduction
compounds compete for oxygen in oxidation-reduction reactions and are thus
capable of causing false negative reactions.
An ideal presumptive test for blood would produce rapid, robust and
repeatable results which can be quantified, be environmentally safe to use directly
on fish and in natural environments, require little personal protective equipment for
the user, have a low cost, enabling repeated sampling, be easy to use in field
settings without cumbersome equipment, have few interfering compounds.
CATALYTIC COLOR TEST
Catalytic colour tests characterize the largest group of presumptive tests for
blood available to researchers. These tests react with the heme group in blood,
specifically by chemically oxidizing the chromogen, to produce a visible colour
reaction. An oxidizing agent must be added to catalyze the reaction, generally
hydrogen peroxide. A colour change characteristic of the chromogen that appears
within seconds constitutes a positive reaction (Spalding 2006). All of the prescribed
indicators have a reported sensitivity of at least a 1:10 000 dilution of human blood,
but can be as high as 1:100 000 (Tobe et al. 2007). The most commonly known
catalytic colour tests are benzidine, o-toluidine, tetramethylbenzidine,
phenolphthalein, leuchomalachite green, Hemident and Hemastix.
Reagen Tes Darah Presumptif
Berdasarkan uraian di atas, umumnya test darah presumptif menggunakan
prinsip adanya perubahan warna setelah darah ditambahkan dengan suatu reagen.
Reagen yang digunakan bermacam-macam, antara lain benzidine, o-toluidine,
tetramethylbenzidine, phenolphthalein, leuchomalachite green, Hemident dan
Hemastix.
PHENOLPHTHALEIN (KASTLE-MEYER TEST)
The Kastle-Meyer test (phenolphthalein) is one of the most common
presumptive tests used in forensic laboratories. It uses reduced phenolphthalein in
alkaline solution. A positive reaction is denoted by a colour change of colourless to
pink and is immediate (Spalding 2006). This test is one of the most sensitive
catalytic colour tests (1:10000), although false positive reactions have been
documented for substances, including 1 M ascorbic acid (Tobe et al. 2007).
Phenolphthalein is listed by the International Agency for Research on Cancer
(IARC) as a possible carcinogen to humans, and the agency has declared that there
is sufficient evidence to support that phenolphthalein is carcinogenic to animals
(IARC 2000). Therefore, there is a potential source of harm to the researcher.
However, safety measures (e.g. wearing personal protective equipment) can be
implemented, which would 12 decrease these risks (Phenolphthalein Material
Safety Data Sheet 2005; www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926469).
HEMIDENT
Hemident was created in 1981 for the purpose of aiding in criminal
investigations (Spalding 2006). The reagent is MacPhails reagent (leuchomalachite
green), which was previously used as a fungal treatment for infected fish until its
carcinogenic nature was revealed (Culp et al. 1999). Hemident is a self-contained
chemical reaction, and so the hazards to the user are limited. The instructions and
all materials needed for correct use of this test are provided by the manufacturer.
The benefit of this test is that the container can be kept and brought back to a
laboratory, where further testing can be done if required (Tobe et al. 2007). Another
highlight is that this test was designed for field use, and so its simplicity and ease of
use are beneficial to fisheries scientists. All that is required for sampling fish mucus
is a swab from a pre-selected area of the fish. The tested sensitivity for Hemident
has been recorded as 1:10 000 for blood (animal or human) (Tobe et al. 2007). With
regards to specificity, there are no reported substances that stimulate a valid false
positive reaction (Tobe et al. 2007).
FLUORESCENCE DAN CHEMILUMINESCENCE
Tes fluorescence dan chemiluminescence adalah tes yang biasanya
dipergunakan pada kondisi kecurigaan terhadap adanya darah yang telah
dibersihkan (Spalding 2006). Tes ini menggunakan bahan kimia cair yang
dipergunakan untuk olah TKP. Larutan kimia disemprotkan pada suatu area, dan,
jika terdapat darah, pola bercak darah akan terlihat melalui cahaya luminescence
atau fluorescence (Spalding, 2006). Cahaya ini dapat dilihat dengan mata telanjang
dan bisa difoto untuk referensi lebih jauh dan untuk kuantifikasi serta lokalisasi
luka.
Fluorescin
Fluorescin pada umumnya digunakan untuk kecurigaan adanya darah pada
area yang luas, akan tetapi telah dibersihkan dan secara mata telanjang tidak
terlihat. Fluorescin bereaksi dengan hemoglobin, hampir sama dengan tes warna
katalitik, tetapi reaksinya berdasarkan produksi cahaya (Tobe et al, 2007).
Fluorescin dipersiapkan dengan direduksi pada larutan alkali, kemudian
disemprotkan pada area yang dicurigai. Kemudian hidrogen peroksida di
ditambahkan untuk mempercepat oksidasi heme. Di bawah sinar ultraviolet (UV)
reaksi ini akan berfluoresensi pada panjang gelombang 520 nm hingga 530 nm dan
dapat difoto. Untuk itu kita akan memerlukan alternate light source (ALS) yang
umumnya diatur pada panjang gelombang 450 nm dan filter kuning. Proses foto
sampel harus dilakukan pada lingkungan dengan pencahayaan rendah atau tanpa
cahaya, sehingga kita harus mengkondisikan TKP agar pencahayaannya rendah
atau tanpa cahaya (Spalding, 2006). Sensitivitas flurescin dilaporkan 1:100.00, dan
terdapat beberapa zat yang bisa menyebabkan positif palsu, termasuk tembaga dan
hipoklorit.
Luminol
Luminol, seperti fluorescin, adalah bahan kimia yang digunakan dalam
metode pendeteksian darah yang menghasilkan cahaya pada reaksi yang positif.
Akan tetapi, cahaya yang diproduksi melalui luminescence, bukan fluorescence,
dan tidak memerlukan ALS (Barni et al, 2007). Reaksi terjadi jika larutan alkali
disemprotkan pada area yang dicurigai, diikuti dengan agen oksidasi. Reaksi dapat
diobservasi pada ruangan tanpa cahaya dan dapat difoto, meskipun hanya bertahan
selama 30 detik (Barni et al, 2007). Luminol diakui sebagai salah satu uji darah
presumtif paling sensitif. Proescher & Moody (1939) mengklaim bahwa luminal
dapat mendeteksi darah pada dilusi 1:10.000.000, meski sensitifitasnya tergantung
pada metode preparasi.
Benzidine
Dulu Benzidine test pada forensic banyak dilakukan oleh Adlers (1904). Tes
Benzidine atau Test Adler lebih sering digunakan dibandingkan dengan tes tunggal
pada identifikasi darah lainnya. Karena merupakan pemeriksaan yang paling baik
yang telah lama dilakukan. Pemeriksaan ini sederhana, sangat sensitif dan cukup
bermakna. Jika ternyata hasilnya negatif maka dianggap tidak perlu untuk
melakukan pemeriksaan lainnya.Cara pemeriksaan reaksi Benzidin: Sepotong
kertas saring digosokkan pada bercak yang dicurigai kemudian diteteskan 1 tetes
H
2
0
2
20% dan 1 tetes reagen Benzidin. Hasil positif pada reaksi Benzidin adalah
bila timbul warna biru gelap pada kertas saring.
Saat ini Benzidine sudah tidak digunakan di Amerika Serikat karena
Benzidine terbukti karsinodenik dan membahayakan kesehatan. (James et al 2014).
Bahkan sejak tahun 1977 di Amerika Serikat disebutkan bahwa pwnggunaan
benzidine pada kepentingan forensik telah dilarang dan diganti dengan
Phenolphtalin karena benzidine berisiko besar untuk menyebabkan kanker buli-
buli.(Steinberg, 1977). Berdasarkan data Enviromental Protection Agencies of US
didapatkan data bahwa secara inhalasi benzidine memiliki risiko karsinogenik pada
konsentrasi melebihi 6.7E-2 per ug/cu.m. Disebutkan bahwa dari 13 kasus kasus
tumor buli-buli, 11 diantaranya adalah kanker buli dan 2 lainnya benign papillomas.
Rata-rata exposure adalah 13,61 tahun dan umur rata-rata penderita adalah 57
tahun.


Sebuah penelitian retrospektif di Shanghai dilakukan di 7 pabrik cat yang
menggunakan bahan baku benzidine. Pnelitian ini melibatkan 354 laki-laki yang
selanjutnya dibagi ke dalam dua grup, yaitu grup presythesis yang diduga sudah
pernah terekspos benzidine dalam jangakan waktu panjang dan grup postsintesis
yang belum pernah terpapar benzidine seblumnya. Penelitian dilakukan selama 1
tahun . Dari grup presintesis didapatkan 15 angka kejadian kanker buli-buli. (Yun et
al, 1990)


Tetramethylbenzidine (TMB)
Tes presumtif untuk darah dengan Tetramethylbenzidine (TMB) adalah tes
katalitik yang memanfaatkan prinsip aktivitas yang mirip peroxidase dari
hemoglobin. Hemoglobin memiliki kemampuan untuk membelah molekul oksigen
dari H
2
O
2
dan mengkatalisasi reaksi dari bentuk tereduksi dari 3.3 5.5
tetramethylbenzidine untuk mengoksidasi produk berwarna biru-hijau.
Leuchomalachite green
Tes presumtif untuk darah denganLeucomalachite green adalah tes yang
memanfaatkan aktivitas mirip peroksidase dari hemoglobin. Hemoglobin memiliki
kemampuan untuk membelah molekul oksigen dari H
2
O
2
dan megkatalisasi reaksi
dari bentuk tereduksi leucomalachite green menjadi produk berwarna biru-hijau.

Yun et al, 1990. Studies on the Relation Between Bladder Cancer and Benzidine or
Its Derived Dyes in Shanghai. BritishJournalofIndustrialMedicine1990;47:544-552

James et al,2014. Forensic Science: An Introduction to Scientific and Investigative
Techniques.
Steinberg,1997. The hazard of benzidine to criminal justice personnel. Law
Enforcement Standards Laboratory, National Institute of Law Enforcement and
Criminal Justice

Tes Hemastix
Hemastix didesain untuk mendeteksi darah pada urin (untuk aplikasi
biomedis dan kedokteran hewan), akan tetapi telah diadaptasi oleh komunitas
forensik untuk mengetes bercak dari sumber yang belum diketahui (Spalding,
2006). Hemastix ini unik dalam aplikasi dan desain. Paket ini berisi strip tes dengan
kertas filter yang memiliki reagen pada salah satu ujungnya. Kertas filter
mengandung reagen tetramethylbenzidine (TMB), bersama dengan bahan kimia
lain yang diperlukan untuk analisis (Tetramethylbenzidine Material Safety Data
Sheet 2005; www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9925220). Hal ini
memudahkan penggunaan dan material yang diperlukan untuk tes ini minimal dan
tersedia dengan mudah
Produsen menyediakan sebuah tingkatan yang berhubungan dengan jumlah
hemoglobin manusia pada setiap sampel berdasarkan gradasi warna, akan tetapi
reaksi yang positif biasanya digambarkan dengan perubahan warna dari kuning ke
hijau (Spalding, 2006). Hemastix telah melaporkan sensitifitas 1:100.000, meskipun
pengguna yang berbeda melaporkan sensitivitas yang berbeda (Tobe et al, 2007).
Juga terdapat beberapa zat yang menyebabkan positif palsu seperti tembaga sulfat
10% dan besi sulfat 10% (Tobe et al, 2007).
Dipstick Urin

Dipstick adalah strip reagen berupa strip plastik tipis yang ditempeli kertas
seluloid yang mengandung bahan kimia tertentu sesuai jenis parameter yang akan
diperiksa. Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya adalah : glukosa,
protein, bilirubin, urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit
esterase.



Cara menggunakannya adalah ambil hanya sebanyak strip yang diperlukan
dari wadah dan segera tutup wadah. Celupkan strip reagen sepenuhnya ke dalam
urin selama dua detik. Hilangkan kelebihan urine dengan menyentuhkan strip di
tepi wadah spesimen atau dengan meletakkan strip di atas secarik kertas tisu.
Perubahan warna diinterpretasikan dengan membandingkannya dengan skala warna
rujukan, yang biasanya ditempel pada botol/wadah reagen strip. Perhatikan waktu
reaksi untuk setiap item. Hasil pembacaan mungkin tidak akurat jika membaca
terlalu cepat atau terlalu lambat, atau jika pencahayaan kurang. Pembacaan dipstick
dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil kesalahan dalam
pembacaan secara visual.
Pemeriksaan dengan carik celup akan memberi hasil positif baik
untuk hematuria, hemoglobinuria, maupun mioglobinuria. Prinsip kerja dipstik urin
sama dengan Hemastix yaitu berdasarkan pada aktivitas pseudoperoxidase
hemoglobin yang mengkatalisis reaksi 3,3 '5, 5'-tetramethylbenzidine dan buffer
peroksida organik, 2,5-dimethylhexane-2 ,5-dihydroperoxide. Warna yang
dihasilkan berkisar dari, kehijauan-kuning ,hijau kebiruan dan biru tua. (Roberts,
James R., 2007)
Roberts, James R, 2007. Urine Dipstick Testing: Everything You Need to Know.
Vol 29-Issue 6:p 24-27

PEMBAHASAN
Blood is probably the most commonly searched body fluid in forensic
casework. Numerous catalytic tests have been developed and used to screen for the
presence of blood. Among them, the luminol, leucomalachite green,
phenolphthalein, and the Hemastix tests have been commonly used. These tests are
based on the catalytic action of hemoglobin on a peroxide substrate, causing it to
react with a number of organic compounds to yield colored eaction products.
However, any biological material that also possesses peroxidase activity, or any
material that hydrolyzes the hydrogen peroxide in these chemical reactions, also
reacts positively using the screening tests. Therefore, these tests are generally
considered as presumptive tests for blood.
Pentingnya tes darah presumptif bagi penyidik dalam olah tempat kejadian
perkara (TKP), membuat penulis ingin mencari alternatif alat yang dapat digunakan
secara lebih efektif dan efisien. Penggunaan reagen strip dapat memudahkan
penyidik dalam tes darah presumptif. Reagen strip yang umum digunakan ialah
Hemastix reagen strip.
The Hemastix_ Reagent strips, manufactured by Bayer HealthCare LLC,
were developed to detect the presence of blood in urine. The test strips contain
diisopropylbenzene dihydroperoxide and 3,3,5,5-tetramethylbenzidine. The test is
based on the peroxidase-like activity of hemoglobin which has the ability to cleave
oxygen molecules from H2O2 and catalyzes the reaction from the reduced colorless
form of 3,3,5,5- tetramethylbenzidine to the oxidized colored form. The resulting
color ranges from orange to green. Very high concentrations of blood may cause
the color development to continue to blue (Poon et al, 2009).
Testing a bloodstain is performed by moistening a cotton swab with distilled
water, touching the swab to the stain and placing the swab directly onto the reagent
tab on the strip. The reagent tab is originally yellow and undergoes a color change
to green or blue-green indicating the presumption of blood.


1. Hydrate a new Q-tip with
sterile water and roll it onto
an area ADJACENT to the
stain.




2. Transfer the Q-tip contents
onto the colored portion of
the hemastix by gently rolling
the cotton portion over the
yellow tab of the hemastix.
Record the color on the data
sheet.


3. If the color remains the same
you have a negative test for
your control. If the color has
changed, there is something
in the fabric causing a
chemical reaction.




4. Hydrate a new Q-tip with
sterile water and roll onto
the stain.


5. Transfer the Q-tip contents
onto the colored portion of
the hemastix by gently rolling
the cotton portion over the
yellow tab of the hemastix.
Record the results on your
data sheet.



6. If blood is present the
colored portion of the
hemastix will turn from
Yellow to a Green color
depending on the amount of
blood present. If the yellow



tab on the hemastix remains
the same it is considered a
negative test. Record the
results.








Tabel 1. Summary of Presumptive Test of Blood and their Applicabilty to Fish
Research (Colotelo, 2009).
Reagen Sensitivitas Harga Tested
on
Fish
Potential
field use
Potential
lab use
Carcinogen Rationale
Benzidine
Phenolphthalein






KESIMPULAN
1. Hemastix reagen strip dapat digunakan sebagai alat dalam tes darah
presumptif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Poon, Hiron., Elliot, Jim., Modler, Jeff., Fregeau, Chantal. 2009. The Use of
Hemastix_ and the Subsequent Lack of DNA Recovery Using the Promega
DNA IQTM System. J Forensic Sci, November 2009, Vol. 54, No. 6.
2. Colotelo, H.A. 2009. Evaluation and Application of Presumptive Tests for
Blood for Fish Epithelial Injury Detectio. Diakses dari

You might also like