Professional Documents
Culture Documents
T. Budiman
30 November 2009
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
T. Budiman, S.Si
1 PENDAHULUAN
Pemanfaatan teknologi informasi secara optimal sudah menjadi
kebutuhan dan tuntutan dalam dunia modern ini. Salah satu trend dan
solusi yang sedang didorong pelaksanaannya di Indonesia adalah
pemanfaatan perangkat lunak open source melalui program IGOS
(Indonesia, Go Open Source). Paparan ini dimaksudkan untuk
memberikan pengantar untuk memperkenalkan apa sesungguhnya
yang di maksud dengan istilah open source.
PT Bina Persada Konsultan 2/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
2 Sebenarnya karena kode mesin pun diciptakan manusia, maka manusia tentu dapat juga
memahaminya. Tetapi kode mesin tersebut tidak praktis untuk diurai kembali menjadi
source code dan membutuhkan usaha yang jauh lebih besar untuk melakukannya
ketimbang upaya pembuatan aslinya.
PT Bina Persada Konsultan 3/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
source code aslinya tidak disertakan sebagai bagian dari produk yang
diterima oleh pengguna.
Mengingat source code ini adalah bagian yang berisi pengetahuan dan
inovasi dari perancang aplikasi komputer, maka umumnya source code
ini menjadi komponen yang paling dirahasiakan dan berharga bagi
produsen perangkat lunak. Source code sama halnya seperti resep
rahasia bagi seorang juru masak3.
Perlu ditekankan di sini bahwa free di sini tidak berarti gratis, tetapi
berarti bebas. Kebebasan mengedarkan yang dimaksud termasuk
kegiatan mengedarkan secara komersial (menjual) dan mengedarkan
secara gratis.
3 Lebih istimewanya lagi source code mengandung informasi yang lengkap mengenai
perangkat lunak tersebut. Dalam berbagai bidang yang membutuhkan keterampilan khusus
seperti memasak, bela diri, atau pembuatan barang-barang kerajinan, keterampilan
tersebut tidak dapat diekspresikan secara lengkap dalam bentuk tulisan.
PT Bina Persada Konsultan 4/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Secara lebih formal (walau dalam bahasa yang lebih sulit dipahami),
definisi OSI adalah perangkat lunak yang didistribusikan dengan lisensi
yang memenuhi kriteria4:
PT Bina Persada Konsultan 5/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
PT Bina Persada Konsultan 6/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Hal ini tentu masih terjadi sampai saat ini di dalam dunia akademik di
mana penemuan-penemuan dan hasil riset dipublikasikan di dalam
makalah-makalah, diterbitkan dalam jurnal-jurnal, dan didiskusikan di
dalam seminar-seminar ilmiah.
5 Penemuan mesin cetak dinobatkan sebagai penemuan terpenting di milenia ke-2 oleh Time-
Life
PT Bina Persada Konsultan 7/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Dalam prakteknya, adanya hak atas kekayaan intelektual ini juga tidak
menghentikan adanya kerja sama antar perusahaan yang bergerak
dalam bidang yang sama dalam melakukan inovasi. Sebagai contoh
dalam paruh pertama abad ke-20 asosiasi industri kendaraan bermotor
Amerika Serikat membuat kesepakatan kerja sama di mana mereka
dapat saling menggunakan inovasi yang dipatenkan oleh anggota
lainnya tanpa adanya pembayaran dalam bentuk apapun.
PT Bina Persada Konsultan 8/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
6 Kisah lengkap di Sam Williams, Free as in Freedom: Richard Stallman's Crusade for Free
Software, O'Reilly 2002
PT Bina Persada Konsultan 9/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
perangkat lunak yang bersifat bebas, mulai dari sistem operasi sampai
aplikasi-aplikasi yang digunakan sehari-hari.
Dengan kata lain, pada dasarnya baik istilah Free Software maupun
Open Source Software merujuk pada hal yang sama, namun berbeda
dalam penekanannya.
PT Bina Persada Konsultan 10/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Dalam hal ini jelas bahwa hak cipta berkenaan dengan hak
pemegangnya untuk mengatur dan menetapkan persyaratan bagi
pemindahtanganan sebuah hasil karya. Hak tersebut adalah hak yang
ekslusif, yang artinya hanya Pencipta (atau orang yang diberi wewenang
oleh Pencipta) saja yang boleh menetapkan syarat-syarat
pemindahtanganan tersebut (lisensi).
Sebagai contoh, bila kita membeli sebuah DVD Film maka hasil karya
film tersebut dapat kita peroleh, namun dengan izin hanya untuk
ditonton secara pribadi / non-komersial. Kita tidak diberi hak untuk
memperbanyak dan menjual ulang ke orang lain. Atau memutar film
tersebut dalam bioskop milik kita (untuk itu diperlu izin khusus dengan
harga yang berbeda).
Seperti dapat kita lihat bahwa jenis persyaratan itu bisa lebih dari satu
macam bergantung dari keperluannya dan umumnya berbeda-beda
pula harganya.
Dengan pemahaman ini, dapat kita lihat bahwa konsep open source
tidak bertentangan dengan hukum hak cipta, malah sebaliknya konsep
open source bergantung pada hak cipta. Dalam sebuah paket aplikasi
PT Bina Persada Konsultan 11/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
Di dalam konteks hak cipta tidak ada model lisensi yang lebih baik dari
yang lain. Semua model itu adalah hak Penciptanya dalam
menetapkannya. Baik open source maupun proprietary memiliki konteks
masing-masing di mana mereka dapat lebih baik dibanding dengan
yang lainnya.
Namun dari sisi kita sebagai pengguna, tentunya memiliki lebih banyak
hak lebih baik daripada memiliki sedikit hak, bukan? Tentunya bukan
sekedar hak yang menjadi bahan pertimbangan, tetapi juga nilai
fungsionalitas dan biaya juga harus menjadi faktor pertimbangan.
PT Bina Persada Konsultan 12/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
80%
Prosentase 70%
60%
50%
2005 2006 2007 2008
Tahun
PT Bina Persada Konsultan 13/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
9 Sixth Annual BSA-IDC Global Software Piracy Study 2008. Angka tingkat kerugian tersebut
adalah angka potensial yang diturunkan dari berbagai indikator lain. Amerika Serikat
sebagai negara produsen TIK terbesar di dunia mengalami kerugian terbesar sebesar US$
9143.
PT Bina Persada Konsultan 14/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
calon pembeli lain (C) akan lebih memilih untuk membelinya dari B,
dan bukan dari A. Maka dalam hal ini A kemungkinan hanya berhasil
menjual produknya 1 kali. Bahkan boleh saja B tidak menjualnya,
melainkan membagi-baginya secara gratis di internet. Dalam hal ini nilai
pasar produk tersebut otomatis menjadi nol, dan tidak akan ada
pembeli yang mau membelinya dari perusahaan produsen semula (A)
bila tidak ada nilai tambah yang sanggup diberikan A selain dari
lisensi perangkat lunaknya.
PT Bina Persada Konsultan 15/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
PT Bina Persada Konsultan 16/17
Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal
PT Bina Persada Konsultan 17/17