You are on page 1of 11

PERENCANAAN PENJADWALAN PRODUKSI BATUBARA

JANGKA PENDEK PADA PT. BERAU COAL TBK.




PROPOSAL TUGAS AKHIR







Jonathan Dwirianda Ludong
D621 10 103



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN



MAKASSAR
2013
A. JUDUL
PERENCANAAN PUSHBACK PADA PENAMBANGAN BATUBARA
PT. PESONA KHATULISTIWA NUSANTARA
B. LATAR BELAKANG
Sektor usaha pertambangan khususnya dalam skala besar adalah salah suatu
sektor usaha yang membutuhkan modal yang besar. Kebutuhan modal yang besar itu
menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar kegiatan penambangan yang akan
dilakukannya dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar besarnya dengan
pengembalian modal secepat mungkin. Oleh karena itu, untuk
mewujudkannyadiperlukan perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan
banyak faktor penting sebelum penambangan itu dilaksanakan.Tahap akhir dari suatu
desain perencanaan tambang, dalam hal ini tahap perencanaan produksi adalah suatu
tahap untuk menentukan urutan penambangan setelah melalui proses perencanaan
sebelumnya yang melibatkan beberapa hal antara lain perhitungan cadangan,
geometri, pit limit, dan lain - lain.
Penambangan batubara yang dilakukan PT. Pesona Khatulistiwa
Nusantaradilakukan dengan menerapkan metode penambangan Open Pit. Open Pit
adalah penambangan yang dilakukan dari permukaan yang relatif datar menuju ke
arah bawah (tempat endapan batubara). Bentuk endapan batubara yang berupa
perlapisan (graded seam), penyebaran endapan batubara, distribusi nilai kalori
batubara, serta besarnya nilai striping ratio yang diterapkan merupakan sebagian
faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam merencanakan pentahapan
suatu penambangan (pushback).Perencanaan pushback yang tepat dan akurat akan
membantu perusahaan untuk melakukan penambangan dengan aman dan
memperoleh keuntungan yang maksimal serta pengembalian modal secepat mungkin.

C. TUJUAN PENELITIAN
Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh suatu rancangan pushback
penambangan batubara yang dapat memberikan gambaran perencanaan produksi
yang akurat untuk melakukan penambangan secara aman, efektif dan
menguntungkan.

D. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah mengumpulkan data-data
yang akurat melalui pengamatan langsung terhadap kondisi struktur geologi dan
keadaan topografi serta melakukan penelitian terhadap bentuk perlapisan batubara,
arah perlapisan, distribusi nilai kalori, stripping ratio, geometri lereng, pit limit, dan
lain-lain.Data yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut digunakan sebagai dasar
untuk penentuan perencanaan pushback yang tepat dengan memperhatikan faktor
teknis dan faktor ekonomis.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Mahasiswa
- Memberikan tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan yang belum diperoleh
dari kegiatan perkuliahan.
- Mendorong pengembangan ilmu pengetahuan yang akan memacu inovasi dan
penemuan-penemuan baru.

2. Bagi Perusahaan
- Membantu perusahaan dalam menyelesaikan suatu permasalahan terutama
dalam mendesain urutan penambangan yang optimal sesuai dengan
strippingratio yang ditentukan.

F. DASAR TEORI
1. Desain Pushback
Pushback merupakan bentuk-bentuk penambangan yang menunjukkan
bagaimana suatu pit akan ditambang dari titik awal masuk hingga bentuk akhir pit.
Pushback disebut juga phase, slice, dan stage. Tujuan umum dari (pushback) adalah
untuk membagi seluruh volume yang ada dalam pit ke dalam unit-unit perencanaan
yang lebih kecil sehingga mudah ditangani. Adanya pushback akan memudahkan
perancangan tambang yang amat kompleks menjadi lebih sederhana. Dalam
perancangan pushback, parameter waktu dapat mulai diperhitungkan, karena waktu
merupakan parameter yang sangat berpengaruh.Tahapan-tahapan penambangan yang
dirancang secara baik akan memberikan akses ke semua daerah kerja dan
menyediakan ruang kerja yang cukup untuk operasi peralatan kerja tambang.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Pushback
a. Bentuk dan Kemiringan Perlapisan Batubara
Rencana penambangan batubara yang berbentuk perlapisan (gradded seam)
akan berbeda dengan perencanaan penambangan untuk mineral bijih termasuk dalam
penentuan geometri lerengnya.

b. Jumlah Cadangan dan Overburden yang Harus Dipindahkan
Jumlah cadangan batubara juga merupakan faktor yang berpengaruh dalam
perencanaan pushback. Jumlah cadangan menentukan umur suatu tambang,
begitupun dengan jumlah material overburden yang harus dipindahkan untuk
mencapai batubara. Pembagian material ini harus direncanakan sebaik mungkin
dengan memperhatikan aspek geologi, teknik serta ekonomi sehingga penambangan
yang akan dilakukan berjalan efektif, aman dan menguntungkan.

c. Striping Ratio (Nisbah Pengupasan)
Nisbah pengupasan merupakan perbandingan antara tonase overburden yang
harus dipindahkan terhadap satu ton batubara yang ditambang. Hasil suatu
perancangan pit akan menentukan jumlah tonase overburden dan batubara yang
mengisi pit. Perbandungan antara overburden dan batubara tersebut akan memberikan
nisbah pengupasan rata-rata suatu pit. Ada dua nisbah pengupasan yang harus
dibedakan:
1. Overall Stripping Ratio (R)
R menyatakan volume overburden yang harus dipindahkan untuk menyingkap
satu volume unit batubara.
Vbatubara
Vbatubara Vpit
R

=

2. Break Even Striping Ratio (BESR)
Untuk menganalisa kemungkinan sistem penambangan yang akan digunakan,
apakah tambang terbuka atau tambang dalam, maka digunakan konsep
Break Even Stripping Ratio (BESR). Tinggi rendahnya nilai BESR dipengaruhi
oleh:
- Nilai kalori batubara yang akan ditambang
- Harga batubara

a. BESR
(1)
(Overall Striping Ratio)
Merupakan perbandingan antara biaya penambangan secara terbuka dengan
biaya penambangan secara bawah tanah.
D
C
B A
BESR =

=
) (
) 1 (

Dimana:
A = Biaya penambangan secara bawah tanah /ton batubara.
B = Biaya penambangan secara terbuka /ton batubara.
C = Biaya pengupasan tanah penutup /ton overburden.

Hal ini berarti hanya bagian endapan yang mempunyai BESR lebih kecil dari D
yang dapat ditambang secra menguntungkan. Jadi D adalah BESR
(1)
tertinggi
yang masih diperbolehkan untuk ditambang secara terbuka.

b. BESR
(2)
(Economic Stripping Ratio)
Merupakan besarnya keuntungan yang diperoleh bila endapan batubara
ditambang secara terbuka.
G
F E
BESR
) (
) 2 (

=
Dimana:
E = Pendapatan /ton batubara
F = Biaya produksi /ton batubara
G = Biaya pengupasan tanah /ton overburden

c. BESR
(3)

Keuntungan maksimum dimasukan dalam pertimbangan BESR sebagai
berikut:
(

+
=
G
G F
E BESR
) 3 (

Dimana:
H = Keuntungan minimum /ton batubara yang diharapkan

d. Ultimate Pit Slope
Merupakan salah satu faktor teknis yang berarti kemiringan atau batas luar tambang
yang masih tetap stabil dan menguntungkan. Ultimate Pit Slope akan berhubungan
dengan geometri lereng yang direncanakan. Hal ini berarti menentukan besarnya
cadangan batubara yang akan ditambang (tonase dan nilai kalorinya) yang akan
memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan batubara tersebut.
Ultimate Pit slope juga akan berpengaruh terhadap eksplorasi lanjut, tahap evaluasi
dan tahap persiapan yang didasarkan pada:
a. BESR (Break Even Striping Ratio) yang diperkenankan
b. Sifat fisik dan mekanik batuan
c. Struktur geologi (sesar, kekar, bidang perlapisan, dan bidang geser)
d. Air tanah, unsur kimia batuan dan waktu yang dibutuhkan.

e. Rancangan Lereng
Jenjang digambarkan dengan kaki lereng (toe), puncak (crest), sudut muka jenjang
(face angle), dan lebar jenjang (bench width). Permukaan bagian atas dari jenjang
satu dengan yang berikutnya dipisahkan oleh jarak (H) yang disebut dengan tinggi
jenjang. Pembentukan dimensi dan bentuk lereng dipengaruhi oleh karakteristik
batuan, bentuk cadangan, stripping ratio maksimum dan ukuran areal tambang.
Sudut muka jenjang dapat bervariasi tergantung jenis batuannya. Pada umumnya
untuk batuan masif sudut lereng antara 55
o
-80
o
sedangkan untuk batuan sedimen
bervariasi antara 50
o
-60
o
dengan tinggi jenjang antara 12 -15 meter. Rancangan
lereng yang baik akan memberikan kondisi kerja yang aman dan efisien.

Gambar 1 Bagian-bagian jenjang
f. Ukuran dan jenis alat yang digunakan sehingga lebar minimum jenjang operasi
dapat ditentukan. Perlu untuk menentukan jenis alat yang digunakan untuk
penggalian, pemuatan serta pengangkutan sehingga lebar jalan dan jenjang dapat
ditentukan untuk lebih memaksimalkan proses penambangan.

Gambar 2Kondisi Penambangan Batubara

Perhitungan lebar jalan angkut harus mempertimbangkan jumlah lajur, yaitu lajur
tunggal untuk jalan satu arah atau lajur ganda untuk jalan dua arah. Dalam
kenyataannya, semakin lebar jalan angkut maka akan semakin baik dimana lalu
lintas pengangkutan semakin baik dan lancar. Sebaliknya, semakin lebar jalan
angkut, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan dan perawatan juga semakin
besar. Misalnya saja untuk lajur ganda, ukuran yang dianjurkan adalah tiga
setengah kali dari lebar alat angkut.

Gambar 3 Lebar Jalan Angkut
G. DATA PENUNJANG
a. Data-data yang berhubungan dengan daerah penelitian, yang meliputi antara lain:
- Data geologi, stratigrafi, topografi
- Data singkapan
- Data penyebaran sumur bor
- Data curah hujan
b. Data-data yang dibutuhkan untuk pengolahan data, yang meliputi :
- Data banyaknya sampel
- Data hasil pemboran
- Data singkapan dan lapisan penutup
- Data geometri lereng
c. Data pendukung
Data-data yang dapat mendukung data-data lapangan guna menganalisa
permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah. Data
pendukung dapat diambil antara lain dari laporan eksplorasi, brosur-brosur dari
perusahaan, data dari instansi terkait dan dari literatur-literatur.


H. ANALISA
Analisa yang dilakukan terhadap data-data yang diambil tersebut diatas yang
diantaranya :
- Analisa geologi, topografi, litologi
- Analisa data hasil pemboran (misalnya : kualitas dan penyebarannya).

I. METODOLOGI PENELITIAN
1. Studi Literatur
Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data
di lapangan, adapun bahan-bahan diperoleh dari instansi yang terkait dengan
penelitian ini dan perpustakaan kampus serta daerah yang mana dapat berupa :
a. Literatur
b. Brosur-brosur
c. Peta dasar, peta geologi, topografi dan litologi

2. Penelitian Langsung di Lapangan
Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
a. Observasi lapangan
Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas
dan kesampaian daerah serta mencocokkan dengan data-data yang
diperoleh.
b. Penentuan titik pengamatan
Yaitu dengan menentukan batas-batas penyebaran lubang bor yang diamati
sesuai dengan data-data yang diperoleh.
c. Cek kembali perumusan masalah
Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa yang telah di
dapat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan.

3. Pengambilan Data
Dalam penelitian ini pengambilan data diperoleh dari :
- Data primer melalui pengamatan di lapangan.
- Data sekunder yakni data yang sudah ada sebelumnya. Data ini dapat
diperoleh dari berbagai referensi ataupun dari penelitian yang telah
dilakukan oleh perusahaan.

4. Pengolahan Data
Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran,
selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau rangkaian perhitungan pada
penyelesaian dalam suatu proses tertentu.

5. Analisis Data
Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya
kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.

6. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua
masalah yang dibahas.

Adapun flow chart dari metodologi penelitian sebagai berikut :



















J. JADWAL KEGIATAN
Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan pada 21 Oktober 14 Desember 2013.
Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Persiapan
2 Studi Literatur
3 Pengamatan di Lapangan
4 Pengambilan Data
5 Pengolahan Data
6 Penyusunan Laporan
7 Seminar



STUDI LITERATUR
PENGAMATAN LAPANGAN
ANALISIS DATA
PENGAMBILAN DATA
PENGOLAHAN DATA
PENYUSUNAN LAPORAN
KESIMPULAN
DATA SEKUNDER
DATA PRIMER
K. DAFTAR PUSTAKA
Hartman, H.L.,Introductory Mining Engineering, John Willey and Sons.
Hustrulid, W and Kuchta, M., 1995. Open Pit Mine Planning & DesignVolume 1,
A.A.Balkema, Rotterdam, Brookfield.
Peurifoy, R.L., 1987, Construction Planning, Equipment and Methods, Second Edition,
Mc Graw Hill, Kogasukha, Ltd, Tokyo, Singapura, Sidney.
Seiffer, S.G.,How To Conduct A Mine Feasibility Study Surface Coal Mines,____
Aryanda, Dadang. 2013. Perencanaan Tambang dan Penambangan Batubara.
http://kampungminers.blogspot.com/2013/03/perencanaan-dan-penambangan-
batubara.html. (diakses tanggal 28 Agustus 2013, pukul 20.21 WITA)

You might also like